Anda di halaman 1dari 38

1

A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pasal 1 : Umum
1. Persyaratan ini merupakan bagian dari pernyataan teknis ini.
Apabila ada klausul lain dari persyaratan ini yang dituliskan
kembali, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul
yang ada atau menghilangkan klausul-klausul tersebut atau bukan
berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat
umum.
2. Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu
kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatau
bagia pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar
instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan
dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan
saja. Kontraktor Pelaksana harus tetap melaksanakannya sesuai
dengan standard teknis yang berlaku.
Pasal 2 : Gambar-Gambar
1. Gambar-gambar perencana tidak dimaksudkan untuk menunjukkan
semua accessories dan fixture secara terpirinci. Semua baguian
diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara
spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor Pelaksana
sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
2. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak
dari peralatan instalalasi. Sedang pemasangan harus dikerjakan
denan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-gambar
Arsitektur dan struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi
untuk Kontraktor Pelaksana dan detail finishing dari proyek.
2
3. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana harus
mengajukan gambar-gambar kerja dan detail (Shop drawing) yang
harus diajukan kepada Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan
persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Kontraktor
Pelaksana untuk disetujui Konsultan PENGAWAS dianggap bahwa
Kontraktor Pelaksana telah mempelajari situasi dan telah
berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
4. Kontraktor Pelaksana harus membuat catatan-catatan yang
cermat dari penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu
set lengkap gambar (kalkir) dan lima set lengkap blue print sebagai
gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built
drawings harus diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS segera
setelah pekerjaan selesai 100 %.
Pasal 3 : Koordinasi
1. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi dalam melaksanakan
pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan Kontraktor Pelaksana
bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar
pekerjaan yang satu tidak menghalangi/menghambat pekerjaan
lainnya.
Pasal 4 : Daftar Bahan Dan Contoh
1. Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah
Kontraktor Pelaksana menerima pemberitahuan meneruskan
pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Konsultan
PENGAWAS, Kontraktor Pelaksana diharuskan menyerahkan
daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini
harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnyatercantum nama-
nama dan alamat manufacture, katalog dan keterangan-keterangan
lain yang dianggap perlu oleh Konsulatan PENGAWAS . Persetujuan
oleh Konsultan PENGAWAS akan diberikan atas dasar di atas.
3
2. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan-bahan
yang akan dipasang kepada Konsultan PENGAWAS . Semua biaya
yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-
contoh ini adalah menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana .
3. Bahan-bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud
di dalam spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan barn.
Pekerjaan haruslah dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli
dibidangnya masing-masing.
4. Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk mengecek kembali atas
segala ukuran/ kapasitas peralatan (equipment) yang akan
dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Kontraktor Pelaksana ,
harus segera menghubungi Konsultan PENGAWAS untuk
berkonsultasi.
5. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang
sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Konsultan PENGAWAS ,
apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana . Untuk itu pemeliharaan
equipment dan material harus mendapatkan persetujuan dari
Konsulian PENGAWAS .
Pasal 5 : Commision Dan Testing
1. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini harus melakukan
semua testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu
untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang
dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi
persyaratan persyaratan yang berlaku.
2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam
kegiatan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana . Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan
untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik,
juga harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana .
4
Pasal 6 : Peralatan yang disebut Dengan Merk Dan Penggantinya
1. Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain
yang disebut dan dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan
ini, maka Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan sesuai dengan
peralatan/merk tersebut diatas.
2. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-
ketentuan dari Konsultan PENGAWAS, dan Owner
Pasal 7 : Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh
Kontraktor, Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim
ataupun tuntutan yuridis lainnya.
Pasal 8 : Contoh
1. Kontraktor harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-
bahan/material yang akan dipasang disini untuk dimintakan
persetujuan Konsultan PENGAWAS . Semua biaya berkenaan
dengan penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi
tanggungan Kontraktor Pelaksana.
Pasal 9 : Pengetesan
1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan semua pengetesan
seperti yang dipersyaratkan disini dan mendemonstrasikan
cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan
PENGAWAS. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang
perlu untuk percobaan tersebut, merupakan tanggungjawab
Kontraktor Pelaksana .
2. Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi
ini sudah dikirim dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-
ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus
melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-
5
peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan temyata
memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya
dapat diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan berita
acara test lapangan yang disetujui Konsultan PENGAWAS.
Pasal 10 : Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan
1. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu
tahun terhitung dari penyerahan kedua.
2. Selama masa garansi, Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi
ini diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan- kerusakan
dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya tambahan.
3. Selama masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana pekerjaan
instalasi ini masih harus menyediakan tenaga-tenaga yang
diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.
4. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah
dilengkapi dengan bukti-bukti hasil pemeriksaan atas instalasi,
dengan pemyataan baik yang ditandata- ngani bersama oleh
instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan
Konsultan PENGAWAS lapangan serta dilampirkan sertifikat
pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang
berwenang.
5. Jika pada masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana
pekerjaan instalasi tidak melaksanakan atau tidak memenuhi
teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan
selama masa garansi, maka Konsultan PENGAWAS lapangan
berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan
tersebut pada pihak lain atas biaya dari Kontraktor Pelaksana
yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
6. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Kontraktor
Pelaksana harus mengadakan semacam pendidikan dan latihan
selama periode tersebut kepada 3 (tiga) orang calon operator
6
untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi tugas
(customer).
7. Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus
lengkap dengan 5 (lima) set operating maintenance and repair
manual books, sehingga para petugas/operator dapat
mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan.
Pasal 11 : Laporan
1. Laporan Harian
Kontraktor Pelaksana wajib membuat "Laporan Harian" dan
"Laporan Mingguan" yang memberikan gambaran dari kegiatan-
kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan
tersebut dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi:
1. Kegiatan Fisik.
2. Catalan dan perintah Konsultan PENGAWAS yang
disampaikan baik secara lisan maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak)
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah / kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana
laporan tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas
pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan.
Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan
diserahkan pada Konsultan PENGAWAS untuk
diketahui/disetujui.
2. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan PENGAWAS
dalam rangkap 5 (lima) mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian
7
tegangan).
2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus
disaksikan oleh Konsultan PENGAWAS pekerjaan ini.
Pasal 12 : Penanggung Jawab Pelaksana
1. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor
Pelaksana harus menempatkan seorang penanggung jawab
pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu
berada di lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari
Kontraktor Pelaksana dan mempunyai kemampuan memberikan
keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi-instmksi dari Konsultan
PENGAWAS.
2. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan
selama jam kerja dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan,
atau pada pada saat yang dikehendaki ohh Konsultan
PENGAWAS petunjuk, dan perintah PENGAWAS di dalam
pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Pembomg
melalui penanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Pasal 13 : Perubahan , Penambahan Dan Pengurangan Pekerjaan
1. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar
rencana yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan PENGAWAS
dan Owner
2. Dalam merubah gambar rencana lersebut, Kontraktor
Pelaksana harus menyerahkan gambar perubahan yang
dimaksud Konsultan PENGAWAS PENGAWAS lapangan dalam
rangkap lima untuk disetujui.
8
3. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain
sebagainya, harus diajukan oleh Kontraktor Pelaksana kepada
Konsultan PENGAWAS secara tertulis. Perubahan-perubahan
material dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan
tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan
PENGAWAS.
Pasal 15 : Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
1. Kontraktor Pelaksana tembok, lantai, dinding dan sebagainya
yang dilakukan dalam rangka pemasangan instalasi ini maupun
pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk
pekerjaan Kontraktor Pelaksana instalasi ini.
2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin
tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
3. Pengelasan, pemgeboran dan sebagainya pada konstmksi
bangunan hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh
izin/persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
Pasal 16 : Pekerjaan Listrik
1. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah
seluruh sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini
dapat bekerja dengan sempuma dan aman.
2. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat
penyerahan pertama (serah terima pekerjaan pertama),
instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik.
Pasal 17 : Pemeriksaan Routines
1. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan
pemeliharaan dan pemeriksaan routine.
9
2. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut,
harus dilaksanakan tidak kurang dari dua minggu sekali.
B. PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL
Pasal 1 : Umum
1. Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan,
peralatan dan tenaga kerja, pemasangan , pengujian perbaikan
selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator,
sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan
baik dan benar.
Pasal 2 : Lingkup Pekerjaan
- Lingkup pekerjaan sistem elektrikal :
1. Pengadaan dan pemasangan dan penyambungan instalasi
kabel utama dari panel distribusi menuju ke ruang panel
disetiap lantai, lengkap dengan seluruh instalasinya
termasuk armature, saklar dan stop kontak.
2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type
dan ukuran kabel tegangan rendah sesuai dengan gambar
rencana.
3. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel
tegangan rendah dan panel kapasitor sesuai dengan gambar
rencana.
4. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak, meliputi:
a. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur
lampu dan jenis lampu sesuai gambar rencana.
b. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak
biasa, stop kontak daya dan stop kontak khusus.
c. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, grid
switch dan saklar tukar.
10
d. Pengadaan dan pemasangan berbagai cable ladder, cable
tray dan cable trunking.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi
pelindung kabel serta berbagai accessories lainnya
seperti : box untuk saklar dan stop kontak, junction
box, fleksibel conduit, bends/elbows, socket dan lain-
lain.
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel
instalasi penerangan dan stop kontak.
5. Pekerjaan sistem penerangan luar (Outdoor Lighting)
a. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan luar
lengkap dengan tiang, pondasi, armature dan
accessories lainnya.
b. Pengadaan dan pemasangan lampu jalan lengkap dengan
tiang, pondasi, armature dan accessories lainnya.
c. Pengadaan dan penerangan lampu facade lengkap dengan
tiang armature dan accessories lainnya.
d. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar
lengkap dengan conduit, pelindung kabel dan accessories
lainnya.
6. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem
pentanahan lengkap dengan box kontrol, elektroda
pentanahan dan accessories lainnya.
7. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem
penangkal petir lengkap dengan accessories lainnya.
8. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang
sistem ini agar dapat beroperasi dengan baik (seperti
pekerjaan bak kontrol, kabel rack, support equipment dan
accessories lainnya.
11
Pasal 2 : Koordinasi
1. Adalah bukan tujuan spesifikasi ini atau gambar-gambar
rencana untuk menggambarkan secara detail tentang semua
masalah dari peralatan-peralatan, dan sambungan-
sambungannya. Kontraktor Pelaksana harus melengkapi dan
memasang selumh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan.
2. Gambar-gambar rencana hanya menunjukkan secara umum
tentang posisi dari peralatan-peralatan, pemipaan, ducting dan
lain-lain. Kontraktor Pelaksana harus mengadakan perubahan-
perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan kondisi-
kondisi bangunan tanpa tambahan-tambahan biaya.
3. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak
ditunjukkan pada gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan
dipasang.
Pasal 3 : Standar-Standar
Sebagai dasar perencanaan mengikuti standard dan peraturan
yang berlaku :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi tahun 2000.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tahun 1978 tentang
Peraturan Instalasi Listrik (PIL) dan tentang Syarat-syarat
Penyambungan Listrik (SPL).
c. Standard Industri Indonesia (SII) dan Standard Nasional
Indonesia (SNI).
d. Standard PLN dalam wilayah daerah setempat.
e. Keputusan Dirjen Cipta Karya DPU dan SNI tentang standard
penerangan buatan.
f. Petunjuk pengajuan rencana instalasi dan pelengkapan
bangunan.
g. Standard negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC,
VDE, DIN, NEMA, JIS, NFPA, dan lain-lain.
12
Pasal 4 : Pekerjaan Terkait
Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan
pekerjaan ini adalah :
a. Penerangan dan stop kontak
b. Sistem Pembumian
c. Daftar merk/produk material
Pasal 5 : Gambar-Gambar Kerja Dan Petunjuk Instalasi
a. Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan, sebelum instalasi di
pasang hal-hal sebagai berikut :
1. Gambar kerja (Shop Drawing) yang menunjukkan secara
detail tentang pemasangan (instalasi) peralatan-peralatan
serta hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain.
2. Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi
elevasi, pengkabelan serta detail-detail pemasangan
peralatan pada posisinya atau pada mangannya.
3. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat
peralatan.
4. Brosur-brosur/katalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran
peralatan (mesin-mesin) berat, cara-cara pemasangan dan
persyaratannya, serta wiring diagram dari peralatan-
peralatan utama.
b. Kontraktor Pelaksana juga diharuskan membuat gambar kerja
pada bagian-bagian tertentu yang dianggap perlu dan
ditunjukkan oleh Konsultan PENGAWAS.
Pasal 6 : Gambar Instalasi Terpasang Dan Petunjuk Operasi
1. Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat dan menyerahkan
gambar- gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) yang
telah disetujui Konsultan PENGAWAS, kepada Pemberi tugas
sebanyak 3 set yang terdiri dari 1 set transparent dan 2 set
13
cetak bim. Bila pekerjaan telah selesai dan paling lambat 30
hari kalender setelah serah terima pertama.
2. Kontraktor Pelaksana juga harus menyerahkan 3 set buku yang
berisi petunjuk operasi dan perawatan dari selumh instalasi,
dan peralatan kepada Pemberi tugas paling lambat 30 hari
kalender setelah serah terima pertama.
3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab untuk mendidik
operator yang ditunjuk Pemberi tugas, sampai yang
bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan
seluruh sistem dengan baik.
Pasal 7 : Masa Pemeliharaan Dan Garansi
1. Setelah serah terima kedua Kontraktor Pelaksana/Supplier
harus memberikan garansi terhadap peralatan-peralatan yang
dipasang serta mengadakan service / pemeliharaan selama
masa yang ditentukan yaitu:
a. Garansi selama 1 tahun
b. Pemeliharaan selama 6 bulan.
2. Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana diwajibkan :
a. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan
pekerjaan.
b. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara
berkala sesuai dengan persyaratan pabrik.
c. Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas,
sehingga petugas tersebut mahir dalam menjalankan dan
merawat peralatan-peralatan yang dipasang.
Pasal 8 : Pendidikan Dan Latihan
1. Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang
operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copy
operating/maintenance dan repair manual, segala sesuatunya
14
atas biaya Kontraktor Pelaksana.
Pasal 9 : Persyaratan Bahan Dan Material
a. Umum
1. Semua material yang disupply dan dipasang oleh Kontraktor
Pelaksana harus baru dan material tersebut harus cocok
untuk dipasang di daerah tropis.
2. Material-material haruslah dari produk dengan kualitas
baik dan dari produksi yang terbaru. Untuk material-
material yang disebut dibawah ini, maka Pemilik harus
menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru
dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari
dealer/agen/pabrik.
a. Peralatan panel : switch, circuit breaker, meter dan
kontaktor serta relay protection.
b. Peralatan lampu : Armature, bola lampu, ballast, dan
kapasitor.
c. Peralatan instalasi : Stop kontak, saklar, junction box,
dan lain-lain.
d. Kabel.
b. Daftar Material
1. Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor
Pelaksana wajib mengisi daftar material yang menyebutkan
: merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender.
2. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang-barang produksi.
c. Penyebutan Merk/Produk Pabrik
1. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar
disebutkan beberapa merk tertentu atau kelas mutu
(quality performance) dari material atau komponen
tertentu terutama untuk material-material Listrik utama,
15
maka Kontraktor Pelaksana wajib melakukan didalam
penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang
disebutkan itu.
2. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa
material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat
diadakan oleh Kontraktor Pelaksana, yang diakibatkan oleh
sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima Owner,
Konsultan PENGAWAS dan Perencana, maka dapat
dipikirkan penggantian merk/type dengan suatu sanksi
tertentu kepada Kontraktor Pelaksana.
d. Daftar Merk/Produk Material
1. Panel TR : EGA, TSA, Simetri, Sier, Guna Era,
Altrak.
2. -Kabel TR : Kabel indo, Kabel Metal, Supreme, IKI
Sumindo.
-Kabel TR-FRC : Radox, Kabel Metal Eicuflamex,
Pyrotenax, Sumitomo, Fuji, Nelson, Pirelli.
3. Capasitor Bank : Nokia, Merlin Gerin, ABB, Siemens, AEG,
Lifasa.
4. Komponen Panel Tegangan Rendah :
a. ACB, MCCB, MCB : ABB, Siemens, Merlin Gerin, AEG,
Mitsubishi.
b. Diazed Fuse : AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi,
MG.
c. Trafo Arus : AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi,
SEG, MG.
d. Peralatan Meter :
- Volmeter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- Ampermeter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- CosQ-meter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- Frekwensi Meter : AEG, Siemens, ABB,
16
Mitsubishi, MG.
- Relay-relay pengaman : Telemecanique, Omron,
Siemens, AEG, SEG.
e. Timer switch dilengkapi back-up power battery atau
spring kapasitas min. 72 hours : Legrand, Siemens,
Theben.
f. Peralatan Accessories : Ex Eropa, Japan.
g. Surge arrester/Lightning Arrester : OBO
Better-man, Dehn.
5. Komponen Lampu :
a. Tube lamp : ex. Phillips, General Electric (GE),
Osram, National.
b. Lampu Mercury : ex. Phillips, General Electric (GE),
Osram, National
d. Capacitor : ex. Phillips, Notocon, National,
Siemens, Bosch.
e. Ballast Type Low Loss : ex. Phillips, ATCO (Low
Loss).
f. Fitting : ex. Phillips, BJB, Vosloh.
g. Starter : ex. Phillips, BJB, Vosloh.
6. Stop Kontak/Switch : ex. Clipsal, Legrand, ABB, Berker,
National.
7. Saklar : ex. Nasional
8. Conduit Instalasi : ex. EGA, Clipsal.
9. Armature Lampu TL : ex. Phillips, Artolite,
Spectra, Siemens, Lucolite.
10. Armature Lampu Down Light : ex. Artolite, Lucolite,
Siemens, Spectra.
13. Rak Kabel : ex. Nobi, Dhemar, Three
stars, Interack, Metosu.
14. Grounding System : ex. Cadweld, Poly Phase,
Term oweld, Ex-Local
dengan conductivity Cu >
99,9.
17
15. Fire Resistance kabel : ex. Radox, Eicuflamex,
Wilson, Fuji, Pirelli.
C. PANEL TEGANGAN RENDAH
Pasal 1 : Persyaratan Bahan Dan Material
1. Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan,
penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi dan tenaga ahli.
2. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di
dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-
tambahan lainnya.
Pasal 2 : Persyaratan Bahan Dan Material
1. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua
komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan dalam
gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada
220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan
harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEMA
dan sebagainya.
2. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup
(Metal enclosed), free standing untuk pasangan dalam (indoor
use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
a. Panel Genset
b. LVMDP
c. LV-SDP
3. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup
(metal enclosed). Wall mounting untuk pasangan dalam (indoor
use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
a. Panel-panel pencahayaan dan stop kontak
b. Panel-panel daya plumbing
c. Panel-panel daya air conditioning
d. Panel-panel lain.
18
4. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup
(metal enclosed} untuk pasangan luar (Outdoor Use) lengkap
dengan semua komponen-komponen yang ada :
a. LP-OL (semua yang tercantum dalam gambar rencana).
5. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi
teknis ini, tetapi tercantum dalam mgambar rencana.
Pasal 3 : Karakteristik Panel
a. Tegangan kerja : 400 volt
b. Tegangan uji : 3.000 volt
c. Tegangan uji impulse : 20.000 volt
d. Frekwensi : 50 Hz
Pasal 4 : Konstruksi Panel
1. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan
aman oleh petugas, misalnya seperti pengoperasian sakelar
daya (MCCB), pemutus tenaga (CB), pemasangan kembali
indikator-indikator, pengecekan tegangan, pengecekan
gangguan dan sebagainya.
2. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang
digunakan untuk pemasangan peralatan-peralatan atau
penyambungan-penyambungan. Setiap lemari hanya dapat
dibuka bila semua peralatan bertegangan dalam lemari
tersebut telah off /mati.
3. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem
pengamanan/interiock harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan
operasi yang dibuat oleh petugas.
4. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari
2,00 mm dan diberi penguat besi siku atau besi kanal dengan
ukuran standard, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas
dengan mudah dan masing-masing terpisah satu sama lain
dengan alat pemisah.
19
5. Tiap kubikel terdiri dari bagian sebagai berikut :
a. Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup
yang dapat dilepaskan dengan baut setelah switchgear
dimatikan.
b. Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka,
yang dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan
sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian
dalam ruangan tersebut telah off/mati.
c. Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus
disesuaikan ketinggiannya.
6. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut:
a. Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
b. Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted
setelah pengelasan, kemudian secepatnya harus dilindungi
terhadap karat dengan cara galvanisasi atau "Chromium
Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".
c. Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven
wama abu-abu atau wama lain yang disetujui Direksi.
7. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini
Circuit Breaker (MCB) dengan breaking capacity minimal 8 -10
KA simetris.
8. Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuits
Breaker (MCCB) atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan
yang diberikan pada gambar rencana dengan breaking capacity
seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
9. Circuit Breaker harus dari type automatic trip dengan
kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit.Main CB
dari setiap panel harus dilengkapi dengan shunt trip terminals
dan kabel control harus tahan api.
10. Panel/Cubicle harus dilengkapi dengan Relay pengaman
terhadap kesalahan hubungan ketanah (Earth/GroundFoult
Relay), dan kelengkapan Relay pengaman lainnya (Over Current
Relay, Over Voltage Relay dan lain-lain)seperti terdapat pada
gambar.
20
11. Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian
bawah/atas dan mempunyai kemampuan hantar arus kontinu
minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere
frame main pemutus dayanya.
12. Busbars dari bahan tembaga mumi dengan minimum
konduktivitas 99,99 .
Busbars harus dicat sesuai code wama dalam PUIL 2000;
a. Phasa : Merah, kuning, hitam
b. Netral : Biru
c. Ground : Hijau - Kuning.
13. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran
maupun dengan kumparan contactor harus sesuai untuk
tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan bekerja kontinu pada 10
tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempuma
pada 85 tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari
Telemekanik dan yang setaraf.
14. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal
berikut:
a. Fungsi peralatan dalam panel
b. Posisi terbuka atau tertutup
c. Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
d. Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.
15. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan
sertifikat pengujian yang diakui oleh PLN (LMK):
a. Test kekuatan tegangan impuls
b. Test kenaikan temperatur
c. Test kekuatan hubung singkat
d. Test untuk alat-alat pengaman
e. Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang
dimaksud
f. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-
handel
g. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat
21
interlock
h. Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.
D. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH
Pasal 1 : Umum
1. Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-
macam ukuran dan type yang sesuai dengan gambar rencana
(NYY,NYFGBY,FRC,NYM,NYA,06/1 KV) kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.
Pasal 2 : Instalasi Dan Pemasangan Kabel
a. Bahan
1. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus
memenuhi peraturan PUIL 2000/LMK. Semua kabel/ kawat
harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
2. Semua kawat dengan panampang 6 mm2 keatas haruslah
terbuat secara disiplin (stranded). Instalasi ini tidak boleh
memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm2 kecuali
untuk pemakaian remote control.
3. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari
type :
a. Untuk instalasi penerangan adalah NYM/NYA dengan
conduit Hight Impact PCV.
b. Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, FRC dan penerangan
taman dengan menggunakan kabel NYFGbY.
c. Untuk kabel-kabel dari diesel genset menuju ke LVMDP
menggunakan kabel jenis NYY.
d. Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel-panel
hydrant, pressurization fan, panel lift menggunakan kabel
jenis FRC.
22
e. Untuk FRC digunakan merk : Radox, Eicuflamex, Wilson,
Fuji, Pirelli.Pyrotenax.
4. Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok,
jalan, beton, ail) harus berada di dalam conduit Galvanis yang
disesuaikan dengan ukurannya.
b. "Splice" / Pencabangan
1. Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-
sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali
pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai
(accessible).
2. Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara
mekanis dan harus teguh secara electric, dengan cara-cara
"Solderless Connector". Jenis kabel tekanan, jenis
compression atau soldered.
3. Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada
konductor-konduktor dengan baik, sehingga semua konductor
tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan
dan tidak bisa lepas oleh getaran.
4. Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel
ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang
terbuat dari temaga yang diisolasi dengan porselen atau
bakelite ataupun PVC, yang diametemya disesuaikan dengan
diameter kabel.
c. Bahan Isolasi
1. Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain
seperti karet, PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case,
compostion dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk
penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus
dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran
perwakilan Pemerintah dan atau Manufacturer.
2. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-
kotak penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction
23
box dan lain-lain). Kontraktor Pelaksana harus memberikan
brosur - brosur mengenai cara- cara penyambungan yang
dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana.
3. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan wama-wama atau
nama-namanya masing-masing, dan harus diadakan pengetesan
tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan
PENGAWAS.
4. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi dengan
timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dan
ukuran yang sesuai.
5. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan
pipa PVC / protolen yang khusus untuk listrik.
6. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila periu untuk
menjaga nilai isolasi tertentu.
7. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus
diikuti, misal temperatur-temperatur pengecoran dan semua
lobang-lobang udara harus dibuka selama pengecoran.
8. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka,
maka harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm .....
minimal 2,5 mm.
d. Saluran Penghantar dalam Bangunan
1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan
ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) ditanam dalam
beton.
2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling
gantung saluran penghantar (conduit) dipasang diatas kabel
tray dan diletakkan di atas ceiling dengan tidak membebani
ceiling.
3. Untuk instalasi saluran penghantar diuar bangunan,
dipergunakan saluaran beton, kecuali untuk penerangan taman,
dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai
standansasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk
24
belokan-belokan.
4. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit
minimum 5/8" diametemya. Setiap pencabangan ataupun
pengambilan keluar harus menggunakan junction box yang
sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan
terminal strip di dalam junction box.
5. Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Jerman
Eropa, tutup blank plate stainless steel, type "star point".
6. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box
harus dilengkapi dengan "Socket/lock nut", sehingga pipa
tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain,
maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai
sampai dengan 2 m harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa
harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
e. Pemasangan Kabel dalam Tanah
1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi
dengan batas merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam
80 cm.
3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan
dilapisi pipa Galvanized.
4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan
pipa galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC
type AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari
pipa gas, air dan lain-lain.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah
harus bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi
kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain
sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali
setebal 10 cm. Kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi
bata dan akhimya ditutup dengan tanah urug.
6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara
langsung, harus mempergunakan peralatan khusus untuk
penyambungan kabel dalam tanah.
25
7. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking
yang jelas pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Agar
memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan
menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul.
Pasal 3 : Pengujian Testing
1. Factory Test
a. Pengetesan Individuil
Pengetesan mi dilakukan pada setiap potong kabel dan
terdiri dari pengetesan sebagai berikut:
- Pengetesan ukuran tahanan hantaran
- Pengetesan dielektrik
- Pengukuran loss factor
b. Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang
akan dipakai. Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai
berikut:
- Test tegangan impuls
- Mekanikal test
- Pengukuran loss factor pada bermacam-macam
temperature
- Pengetesan dielektrik
- Pengetesan perambatan (Creep Test)
2. Site Test
1. Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel
ditanam, penyambungan-penyambungan dan pemasangan
kotak akhir, maka dilakukan pengetesan
dielektrik/insulation test.
2. Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah
harus jelas dan tidak dapat dihapus.
26
E. PENERANGAN DAN KOTAK KONTAK
Pasal 1 : Lampu Dan Armaturenya
1. Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang
dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-gambar
elektrikal.
a. Semua armatur lampu harus mempunyai terminal
pentanahan (grounding).
b. Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya
harus dikompensasi dengan "power factor correction
capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan temperatur
dan beban mekanis dari diffuser itu sendiri.
c. Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai
bahan tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantulan
yang sangat tinggi.
d. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan
terminal block harus cukup besar dan dibuat sedemikian
rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu
sendiri.
e. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempuma.
Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-
klemn tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast
atau kapasitor.
f. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat
dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir
dengan oven wama putih.
g. Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan
brass insert harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas
kimia serta cover dari clear polycarbonate harus tahan
terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.
h. Pelat sisi dari armatur lampu tipe Recessed Mounted atau
Surface Mounted harus mempunyai ketebalan minimum 0,7
mm.
27
i. Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula
dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu
lampu fluorescent).
j. Untuk lampu TL yang di-dimmer, ballast harus dari jenis
"High-Frequency Electronic light regulating ballast", yang
dapat men-dimmer lampu-lampu fluorescent TL, dan harus
pula dipergunakan single electronic ballast (satu elektronik
ballast untuk satu lampu fluorescent).
k. Tabung Fluorescent harus dari type TLD, untuk area kantor
dan lain-lain. Dengan jenis wama lampu 54 cool day light,
sedangkan untuk area kolam ikan dengan jenis wama lampu
33
l. Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser,
dimana dudukan hrrus dari bahan aluminium silicon aloy
atau dari moulded plastic. Diffuser harus dari bahan gelas
susu atau satin etached opal plastic. Armatur down ligh
tersebut harus tahan terhadap bahan kimia maupun gas
kimia.
m. Konstruksi armatur Down Light harus kuat untuk dipasang
dengan lampu HPL-N 250 W maupun PL-9 W/SL-18 W.
n. Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa
nylon untuk mencegah masuknya serangga. Diffuser
terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan memakai
paku sekrup.
o. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar
rencana dan desain Arsitek.
Pasal 2 : Kotak Kontak Biasa
1. Kotak kontak dinding yang dipakai adalah Kotak kontak satu
phasa, Rating 250 Volt, 16 Ampere, untuk pemasangan di
dinding.
2. Kotak kontak 1 (satu) phasa dilengkapi dengan saklar dan pilot
lamp untuk pemasangan rata dengan dinding dengan rating 250
volt, 16 Ampere.
28
3. Bahan dari Cover Plate.
4. Kotak kontak yang dipakai adalah Kotak kontak satu phasa
untuk pemasangan rata dinding dengan ketinggian 30 cm/80 cm
di atas lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan. Harus di pasang mengikuti item e.
Pasal 3 : Kotak Kontak Khusus
1. Kotak kontak khusus yang dipakai adalah Kotak kontak tiga
phasa dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan . Rating 3 Phasa, 415 Volt, 16 A, 32 A dan 63 A
yang dilengkapi MCB dan switch.
Pasal 4 : Saklar Dinding
1. Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe
rocker, dengan rating 250 Volt 10 ampere dari tipe single gang,
double gangs atau multiple gangs (grid switches), saklar hotel
single gang atau double gangs dipasang dengan ketinggian 1,20
m atau ditentukan lain.
Pasal 5 : Isolating Switches
1. Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi
dengan indicating lamp. Rating isolating switch harus lebih
tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya. Rating
tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, fasa 415 Volt.
2. Switches harus dipasang pada box mengikuti item g.
Pasal 6 : Box Untuk Saklar Dan Kotak Kontak
1. Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan
kedalaman tidak kurang dari 35 mm.
2. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar
atau Kotak kontak dinding terpasang pada box harus
menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang mengembang
29
tidak diperbolehkan.
Pasal 7 : Kabel Instalasi
1. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi Kotak
kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti
atau lebih (NYA, NYM, NYY).
2. Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode
wama insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000
sebagai berikut:
a. Fasa R : merah
b. Fasa S : kuning
c. Fasa T : hitam
d. Netral : biru
e. Grounding : hijau/kuning
Pasal 8 : Pipa Instalasi Pelindung Kabel
a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa
PVC kelas AW atau GIP. Pipa, elbow, socket, junction box,
clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan
lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara
kotak sambung Qunction box) dan armature lampu.
c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan Kotak kontak
dengan pipa PVC khusus untuk power high impact conduit-heavy
gange, minimum diameter 19 - 25 mm.
d. Seluruh instalasi rigid conduit dilengkapi dengan coupling
spacer bar saddle, adaptor female and male thread, male and
female bushe, locknut dan perlengkapan lainnya.
e. Conduite khusus harus harus digunakan type Explosion Proof,
Class IP - 65.
30
Pasal 9 : Rak Kabel
1. Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan
jenis cable ladder yang terbuat dari plat Mild Steel dengan
finishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh Zink Eromate harus
tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.
Pasal 10 : Testing / Pengujian
1. Testing dilakukan dengan disaksikan oleh PENGAWAS lapangan
yang disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi
:
a. Test ketahanan isolasi
b. Test kekuatan tegangan impuls
c. Test kenaikan temperatur
d. Continuity test.
F. SISTEM PEMBUMIAN
Pasal 1 : Power House Building
1. Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus diketanahkan
secara baik, dengan cara menghubungkannya kepada rel/copper
plate pembumian yang telah tersedia di power house yaitu
semua frame besi, pintu besi, tangki minyak, panel-panel,
housing generator, housing transfbrmator, housing dari
peralatan metal lainnya.
2. Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak (pintu-
pintu) dilakukan dengan pita tembaga fleksibel, yang harus
dilindungi dari gangguan mekanis.
3. Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus
dilakukan dengan baut dari campuran tembaga. Electroda
pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus
ditanam minimal sedalam 6 m , sehingga dapat dicapai tahanan
pembumian maksimal 2 Ohm.
31
Pasal 2 : Gedung Gedung Lainya
1. Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal
(panel-panel, housing peralatan, cable rack, pintu-pintu besi,
tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda
pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah
(individual).
2. Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter
1" dan harus ditanam minimal sedalam 6 m , sehingga dapat
dicapai tahanan pembumian maksimal 2 Ohm.
3. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat
dibuat hubungan pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti
standard-standard yang berlaku dalam PUIL 2000.
4. Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai
berikut:
Penampang Konduktor
daya yang digunakan
(mm2)
Penampang Konduktor
pembumian
(mm2)
< = 10 mm2
16 mm2
35 mm2
70 mm2
120 mm2
> = 150 mm2
6 mm2
10 mm2
16 mm2
50 mm2
70 mm2
95 mm2
G. PEKERJAAN ELEKTRONIK
1. U m u m.
a. Pekerjaan sistem Electronic meliputi pengadaan semua bahan,
peralatan dan tenaga kerja, pemasangan, pengujian, perbaikan
selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator, sehingga
seluruh sistem-sistem electronic seperti Telepon. Sitem Fire Alarm.
Sound Sistem, dapat beroperasi dengan sempurna.
32
b. Peralatan ini harus mendapat surat dukungan teknis dari pabrik
pembuatan.
c. Surat Jaminan ketersediaan spare part minimal 5 tahun.
d. Surat bebas Y 2 K.
- Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Sistem Elektronic :
A. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan Medium distribution panel
(MDF) serta Box panel pada setiap lantai atau lemari kontrol untuk
peralatan utama untuk seluruh sistem Elektronic .
B. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel seluruh sistem
Elektronic, mengunakan kabel yang sesuai dengan gambar rencana.
C. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan perangkat kontrol, dan
perangkat informasi sesuai dengan gambar rencana untuk seluruh
sistem elektronic.
D. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan terminal-terminal box
kotak-kotak sambung pada keseluruhan lantai sesuai dengan gambar
rencana.
E. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan
tegangan DC lengkap dengan Junction Box. Box kontrol, Elektroda
pembumian dan accessories lainnya.
F. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang elektronic
ini dapat beroperasi dengan baik ( seperti pekerjaan Connection
Cable, kabel rack, support equitment dan accesories lainnya).
3. Standard dan Referensi
Standard dan Referensi yang digunakan disini adalah sesuai dengan
standard
A. Peraturan Pemerintah/Pemerintah Daerah tentang pemasangan
Instalasi Komunikasi dalam Gedung.
33
B. Peraturan PT. TELKOM tentang syarat-syarat penyambungan Telepon.
C. Peraturan Pemerintah/Pemerintah Daerah tentang Pemasangan
Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran dalam Gedung.
D. Peraturan Departemen Pekerjaan Umum SKBI - 3.4.53.1987 UDC :
699.81 : 614.84 tentang pemasangan sistem Deteksi dan Alarm
Kebakaran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah
dan Gedung.
E. Peraturan pemerintah/Pemerintah Daerah tentang pemasangan
Instalasi Sound System dalam Gedung.
Juga dijadikan standard pegangan antara lain :
b. Standard CCITT.
c. Standard NF.PA
d. Standard yang dikeluarkan oleh pabrik
4. Pengujian dan Pemeriksaan.
Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan
bahwa bekerjanya seluruh pekerjaan elektronik telah selesai dipasang,
memang benar-benar telah memenuhi persyaratan ini.
Kontraktor harus menyediakan, atas tanggungan sendiri, semua peralatan
dan personil yang perlu untuk melakukan percobaan.
5. G a r a n s i.
Semua pekerjaan, bahan dan perlengkapan harus digaransikan selama 12
(dua belas) bulan. Semua perlengkapan, bahan dan pekerjaan yang tidak
baik harus secepatnya diganti atau diperbaiki oleh Kontraktor, tampa
biaya tambahan dengan material merk / type yang sama.
34
I. PEKERJAAN INSTALASI TELEPON
- Lingkup Pekerjaan.
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi telpon ini, antara lain :
A. Pengadaan serta pemasangan Central PABX minimal 1.300 ports
perlengkapan-perlengkapannya yaitu : Load acid Battery 48/24V/70AH,
Rectifier, distribution frame, Attendent Consile AC 4 + Handset, Modem
Remote maintenance, Wams Module (Interface ke LAN untuk Existing
Maintenant Terminal)
B. Pengadaan serta pemasangan sistem saluran-saluran pesawat cabang.
C. Pengadaan serta pemasangan saluran penghubung kejaringan saluran
langganan PT. Telkom.
D. Mengadakan tes/triel-run penyeluruh, sehingga sistem telepon tersebut
dapat berfungsi dengan tepat dan benar.
E. Mengurus izin dan pengujian penyambungan sistem telepon tersebut
dengan PT. Telkom sebanyak 17line.
F. Menyelenggarakan pemeliharaan sistem, termasuk penyediaan
spare-parts, selama sekurang-kurangnya 12 (dua belas) bulan.
G. Grounding sistem untuk TB-T, serta grounding sistem untuk PABX itu
sendiri.
H. Semua peralatan telepon harus satu merk dengan pesawatnya.
I. Kontraktor harus melampirkan surat dukungan teknis dari
Agen/Distributor.
J. Surat jaminan ketersediaan spare part minimal 5 tahun.
- Syarat-syarat Pelaksanaan.
35
A. Kontraktor harus menyakinkan pemberi tugas, bahwa pekerjaan
dilaksanakan oleh tenaga - tenaga yang berpengalaman dan mengikuti
syarat-syarat PT.TELKOM.
B. Kontraktor harus menjamin bahwa pemasangan akan disahkan oleh
PT.TELKOM sehingga penyambungan saluran dari perumtel sampai
dibangunan tidak menemui kesulitan baik prosedur teknis maupun non
teknis.
C. Selama pemasangan instalasi kontraktor harus menempatkan seorang
tenaga ahli yang mengawasi pelaksanaan.
D. Kontraktor harus menganti kembali material-material yang rusak/cacat
sehingga syarat phisik dengan baik dapat dipenuhi.
E. Kontraktor harus membersihkan kembali sisa pekerjaan berupa potongan
kayu, kabel, metal, bekas bobokan baik pada tembok/ beton maupun pada
lantai, serta memperbaiki finishing seperti keadaan semula.
F. Kontraktor harus mengadakan testing dan start-up dimana segala
keperluan untuk ini adalah tanggung jawab dari Kontraktor.
J. SISTEM DATA ( TEKNOLOGI INFORMASI )
a. Lingkup pekerjaan.
1. Pengadaan dan pemasangan, pengetesan dan commissioning terhadap
system pekerjaan data.
2. Pengadaan dan pemasangan peralatan utama teknologi informasi /data .
3. Umum.
a. Seluruh pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan standard
pabrik.
b. kontraktor harus memastikan bahwa seluruh area instalasi
aman dan mengaju kepada Occupational safety and Helth
Administrasi ( OSHA ).
c. Kontraktor harus memberi label pada setiap kabel dan
mengikatnya sesuai dengan standar industri.
d. Kontraktor harus menguji kabel yang dipasang dan memberi
catatan jika terdapat kelaian dan segera memperbaikinya.
e. kontraktor harus mempersiapkan alat untuk pemasangan maupun
untuk pengujian.
36
f. kontraktor tidak dibenarkan mengabungkan kebel distribusi data
dan telepon didalam conduit listrik. jaminan
pemborong harus memberikan jaminan selama 25 tahun terhadap
peralatan, 5 tahun jaminan operasional seperti yang diterangkan dalan
dokumen ini semenjak penyerahan.
Principle menjamin produk yang trinstal, mencover atau memenuhi draft
final Cat.6
4. Pengetesan Instalasi
Harus dilakukan pengujian terhadap instalasi jaringan untuk menjamin
bahwa system akan bekerja sesuai dengan spesifikasinya. Pengetesan
jaringan kawat tembaga berikut ini adalah minimal pengujian jaringan
kawat tembaga yang diperlukan.
a. 100% uji hantar dan polaritas
b. 100% uji pengkabelan horizontal dengan Cable Flux Gigabit Tester
TSB-67 level II Cat. 6 termasuk pengujian NEXT dari ujung bawah
c. 1 lembar laporan termasuk tertulis untuk setiap pengujian dan
disimpan dalam CD
Berikut set-up yang diperlukan untuk pengujian jaringan kabel tembaga
: tester di tempatkan pada ujung kabel outlet atau peralatan dan test
lead.
5. Dokumentasi
Dokumentasi instalasi terpasang harus dipersiapkan sebagai berikut :
a. jalur kabel pada gambar ditandai dengan warna merah
b. denah lantai
c. jaringan instalasi kabel lengkap dengan ukuran
d. diagram sytem cabinet
e. frame layout system jaringan instalasi
f. sitem jaringan instalasi sesuai dengan sertifikasi
g. berita acar pengetesan
h. uraian jadwal pemeliharaan
i. buku petunjuk operasi
j. laporan pengetesan jaringan kabel
k. induksi antar pasangan kabel tembaga ITC rendah
l. hard copy yang di approved oleh principle
m. soft copy yang di approved oleh principle
n. menyerahkan spesifikasi teknis, part number (technical catalogue)
o. menyerahkan gambar instalasi terpasang (As built drawing)
37
K. INSTALASI ANTI PETIR
Pasal 1 : Spesifikasi
1. Material yang dipakai adalah Penangkal Petir Konvensional
(Tongkat Franklin).
2. Ujung tongkat penangkap petir dipasang dalam jarak minimal 5
m atau sesuai dengan Gambar Bestek.
3. Dipasang 2 buah spitzen pada atap bangunan dengan saluran
turun kebawah (down conductor) menggunakan kabel BC 50
mm2.
4. Saluran untuk down conductor dipasang pada klem penyangga
seperti gambar rancangan pelaksanaan dengan jarak klem 50
cm antara satu dengan yang lain.
5. Kabel konduktor yang turun melalui ruang dimana terdapat
aktifitas manusia harus dilindungi dengan pembungkus pipa PVC
diameter 1 dan diklem sendiri pada pipa pelindung tersebut
agar tidak membebani kabel down konduktor.
6. Pada tempat dimana dipasang pipa pertanahan (ground rod)
ditancapkan, harus dibuatkan bak control dengan ukuran sesuai
dengan rancangan Kontraktor Pelaksana, bak control harus
dibuat diluar lantai bangunan.
2. Saluran BC dari bak control ke tepi bangunan harus dilindungi
dengan pipa galvanis diameter , bak control tersebut harus
diberi tutup.
3. Saluran BC yang dipasang vertikal pada tembok bagian tepi
luar bangunan harus dilindungi dengan pipa PVC 1 setinggi
2,50 meter dari lantai.
4. Saluran BC untuk down conductor ditarik sepanjang kolom
beton bangunan dengan cara ditanam pada plesteran beton
38
dengan dilindungi pipa PVC AW 1, saluran ini tidak boleh ada
sambungan dalam pipa.
5. Saluran BC untuk seluruh system pertanahan ini tidak
diperbolehkan ada sambungan pada tempat yang tidak
semestinya.
6. Electroda tanah menggunakan elektroda pipa dengan pipa
galvanis 1/1/2 dengan kawat BC 50 mm2 minimal sedalam 6 m
atau harus mencapai titik air.
7. Besarnya tahanan sebar elektroda tanah tersebut tidak boleh
lebih dari 2 Ohm.

Anda mungkin juga menyukai