Anda di halaman 1dari 14

SYARAT-SYARAT TEKNIS

A. SYARAT-SYARAT UMUM

Pasal 1 Umum.
1. Jenis dan uraian pekerjaan, jenis dan mutu bahan, jumlah dan jenis
peralatan tertentu yang digunakan, jadwal waktu persyaratan teknis
khusus, gambar rencana dan berbagai ketentuan teknis lainnya adalah
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan satu
kesatuan yang tak dapat dipisahkan dengan syarat - syarat teknis ini.
2. Daftar pekerjaan pekerjaan yang dibuat oleh Perencana atau Pengguna
jasa yang tercantum dalam Dokumen pengadaan hanya merupakan
daftar patokan perkiraan bagi Penyedia jasa yang bersangkutan.
Penyedia jasa harus menghitung sendiri kuantitas sesuai gambar dan
hasil peninjauan lapangan.
3. Biaya pengujian/kualitas kontrol dari item pekerjaan yang memerlukan
pengujian (Quality Control) seperti utilitas, dll, tidak boleh ditulis dalam
Daftar Kuantitas dan Harga Penyedia jasa, namun merupakan beban
Penyedia jasa yang telah masuk dalam harga satuan masing-masing
jenis pekerjaan dalam pengajuan penawaran Penyedia jasa.
4. Bilamana hasil pekerjaan tidak memenuhi syarat spesifikasi serta harus
diperbaiki kembali, maka biaya atas perbaikan tersebut menjadi beban
Penyedia jasa termasuk pengetesan ulang/ Quantity Control.
Pasal 2 Mobilisasi
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam kontrak ini akan
tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
sebagaimana disyaratkan dibagian-bagian lain dari dokumen kontrak, dan
secara umum harus memenuhi sbb :
1. Ketentuan mobilisasi untuk semua kontrak.
a. Mobilisasi semua personil pelaksana dan pekerja yang diperlukan
dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam kontrak
b. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asalke tempat
pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digumakan menurut
kontrak ini.
2. Kegiatan demobilisasi untuk semua kontrak
Pembongkaran tempat kerja oleh penyedia jasa pada saat akhir
kontrak, termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari lokasi pekerjaan.Pemindahan bahan dan peralatan
yang sudah tidak dipakai lagi dari lokasi.
3. Periode Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh item pekerjaan yang akan segera dimulai sesuai
jadwal harus diselesaikan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari
terhitung sejak tanggal mulai kerja.

Pasal 3 Jadwal Pelaksanaan


Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan sebagaimana mestinya atas pekerjaan.

1. Pengajuan
a. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dari saat
penandatanganan Kontrak, kecuali ditentukan lain oleh Direksi,
Penyedia jasa harus mengajukan sebuah Jadwal pelaksanaan
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaannya dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dengan detil yang disyaratkan

1
dalam pasal 3.2, dimana detil tersebut harus menunjukan urutan
kegiatan yang diusulkan oleh penyedia jasa dalam melaksanakan
pekerjaan.
b. Setiap akhir bulan penyedia jasa harus melengkapi Jadwal
Pelaksanaan untuk menggambarkan secara akurat kemajuan
pekerjaan (progress) aktual sampai tanggal 25 pada bulan tersebut.
c. Setiap interval mingguan penyedia jasa harus menyerahkan pada
setiap hari senin pagi, jadwal kegiatan mingguan yang menunjukan
lokasi seluruh operasi dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama
minggu tersebut.
d. Jadwal pelaksanaan untuk sub penyedia jasa, bila ada, harus
diserahkan terpisah atau menjadi satu dalam seluruh jadwal
pelaksanaan.

2. Detil jadwal pelaksanaan


a. Jadwal kemajuan pekerjaan
Penyedia jasa harus membuat jadwal kemajuan
pekerjaan(mingguan dan bulanan) dalam bentuk diagram balok
horizontal dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh
kemajuan pekerjaan. Dimana setiap item pekerjaan harus
digambarkan dalam diagram balok yang terpisah dan harus
dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-masing kegiatan
pekerjaan dalam daftar kuantitas dan bahan.Skala waktu dalam
arah horizontal harus dinyatakan berdasarkan satuan minggu dan
bulan.Setiap diagram balok horizontal harus mempunyai ruangan
untuk mencatat kemajuan actual dari setiap pekerjaan
dibandingkan dengan kemajuan rencana.Kurva seluruh kemajuan
pekerjaan harus dapat memberikan gambaran tentang kemajuan
rencana pada setiap akhir minggu terhadap kemajuan pekerjaan
actual.Skala dan format dari jadwal kemajuan pekerjaan harus
sedemikian rupa hingga tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi
dan pemuktahiran mendatang. Ukuran lebar kertas minimum
adalah A3.
b. Analisa Jaringan.
Jika diperlukan oleh Direksi pekerjaan, penyedia jasa harus
menyediakan analisa jaringan yang menunjukan awal dan akhir
setiap tanggal mulainya suatu kegiatan sehingga dapat diperoleh
suatu jadwal jalur kritis dan dapat diperoleh jadwal untuk
menunjukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam seluruh jadwal
pelaksanaan.
c. Jadwal penyediaan bahan
Penyedia jasa harus menyediakan jadwal yang terpisah untuk
rencana pemasukan bahan ke lokasi, bersamaan dengan rencana
tanggal penyerahan contoh-contoh bahan.

3. Revisi jadwal pelaksanaan


a. Waktu
Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan dalam pasal 3.2
harus dilakukan bilamana kemajuan pekerjaan actual berbeda
kurang dari 10 (sepuluh) persen kemajuan pekerjaan rencana
(kontrak kritis) atau bilamana terdapat perubahan pekerjaan yang
menyolok setelah diterbitkannya addendum kontrak.
b. Laporan
Pada saat penyerahan revisi jadwal pelaksanaan maka penyedia
jasa harus melengkapinya dengan laporan ringkas yang
memberikan alas an-alasan timbulnya revisi.

2
4. Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting).
Pertemuan ini diadakan dalam hal terjadinya keterlambatan kemajuan
pekerjaan fisik oleh penyedia jasa berdasarkan jadwal rencana sesuai
pasal 3.1.a.Dalam hal terjadi keterlambatan kemajuan fisik oleh
penyedia jasa, maka prosedur ini harus diikuti dalam pengambilan
keputusan :
a. Pada periode I (kemajuan rencana fisik pekerjaan 0-70% dari
kontrak), jika terjadinya keterlambatan kemajuan fisik 10%, maka
rapat pembuktian keterlambatan dilaksanakan antara Direksi
Pekerjaan, direksi teknis, konsultan pengawas dan penyedia jasa.
b. Pada periode II (kemajuan rencana fisik pekerjaan 70%-100% dari
kontrak), jika terjadinya keterlambatan kemajuan fisik 5%, maka
rapat pembuktian keterlambatan dilaksanakan antara Direksi
Pekerjaan, direksi teknis pekerjaan, konsultan pengawas dan
penyedia jasa.
Semua kegiatan rapat pembuktian keterlambatan (SCM) harus dibuat
dalam berita acara pembuktian keterlambatan yang ditandatangani
oleh Kuasa pengguna anggaran/PPK, direksi teknis, konsultan
pengawas dan penyedia jasa.

5. Pengajuan Jadwal Pelaksanaan Rencana tersebut serta persetujuan


Direksi pekerjaan, direksi teknis, Konsultan Pengawas, tidak akan
mengurangi atau membebaskan Penyedia jasa dari pertanggung
jawabnya terhadap pekerjaan yang termaksud dalam Kontrak.

Pasal 4 Tempat kerja


1. Bila diperlukan tempat kerja, dan tempat tersebut terletak diluar
daerah yang disediakan Direksi pekerjaan, maka biaya-biaya yang
harus dikeluarkan oleh Penyedia jasa sehubungan dengan itu seperti
ganti rugi / sewa dan lain-lain sudah harus diperhitungkan dalam
penawaran.
2. Penyedia jasa harus mengusahakan tempat-tempat, penempatan alat-
alat, penempatan gudang-gudang, kantor dan keperluan lain-lain yang
perlu untuk melaksanakan pekerjaan, atas biaya penyedia jasa. Lokasi
untuk itu harus mendapatkan ijin/persetujuan Direksi pekerjaan.
3. Pada akhir pekerjaan atau sebelumnya sesuai petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas, Penyedia jasa harus segera membongkar,
memindahkan alat-alat, konstruksi penolong, atau bentuk-bentuk lain
yang sudah tidak digunakan agar bekas tempat kerja tersebut bersih
kembali. Pembiayaan untuk hal-hal tersebut tidak diadakan tersendiri,
tetapi harus sudah tergabung dalam penawaran Penyedia jasa.
4. Pengamanan Lalu Lintas :
- Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan selama
pekerjaan berlangsung, Penyedia jasa harus membuat pengamanan,
antara lain : rambu-rambu, papan-papan petunjuk, lampu-lampu
merah pada malam harus dan penjagaan secukupnya ditempat
pekerjaan tersebut.
- Penyedia jasa harus mengatur pekerjaan sedemikian rupa sehingga
tidak menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Jika lalu lintas terpaksa harus lewat diats galian, Penyedia jasa harus
menyediakan plat baja atau jembatan sementara sesuai dengan
petunjuk Direksi.

3
Pasal 5 Kantor Lapangan untuk Penyedia jasa, Direksi, Konsultan Pengawas dan
fasilitasnya, Bangsal Kerja dan Gudang Bahan (Apabila diperlukan).
1. Penyedia jasa harus menyediakan kantorlapangan untuk stafnya,
direksi pekerjaan, konsultan pengawas, termasuk fasilitas kantor.
2. Penyedia jasa harus menyediakan gudang untuk penyimpanan material
yang cukup memenuhi syarat-syarat agar material-material yang
tersimpan tidak lekas rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam
kebakaran.
3. Penyedia jasa harus menyediakan Los-los Kerja untuk para pekerja
yang dilengkapi dengan obat-obatan serta memenuhi syarat-syarat
kesehatan.
4. Penyedia jasa harus mengadakan penjagaan keamanan, personil
maupun material selama pekerjaan berlangsung.
Pembiayaan untuk hal-hal tersebut (pasal 5.1 s/d 5.4) di atas tidak
diadakan tersendiri, tetapi harus sudah tergabung dalam penawaran
Penyedia jasa.

Pasal 6 Bahan
1. Sebelum mengadakan pemesanan atau memasukan bahan ke lokasi,
penyedia jasa harus menyerahkan contoh dari setiap jenis bahan
bersama dengan pasal ketentuan bahan dalam spesifikasi kepada
Direksi pekerjaan/konsultan pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
2. Untuk bahan-bahan fabrikasi yang akan digunakan, maka sertifikat
pabrik (mill certificate) bahan tersebut harus diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan awal.Direksi pekerjaan akan
memberikan persetujuan tertulis kepada penyedia jasa untuk
melakukan pemesanan bahan.Selanjutnya bahan yang telah sampai
dilokasi harus diperiksa ulang dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan.
3. Jika mutu bahan yang masuk ke lokasi pekerjaan tidak sesuai dengan
mutu bahan yang sebelumnya telah disetujui, maka bahan tersebut
harus ditolak dan harus disingkirkan dari lapangan dalam waktu 48
jam, kecuali mendapat persetujuan lain dari Direksi Pekerjaan
4. Bahan harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin dan
terpelihara serta siap digunakan untuk pekerjaan. Bahan yang disimpan
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga selalu siap pakai, dan
mudah diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tempat penyimpanan bahan
harus bebas dari tanaman dan sampah, bebas dari genangan air dan
permukaannya harus lebih tinggi dari sekitarnya.Bahan yang langsung
ditempatkan diatas tanah tidak boleh digunakan untuk pekerjaan,
kecuali jika permukaan tanah tersebut sudah disiapkan sebelumnya dan
diberi lapis permukaan yang terbuat dari pasir atau kerikil setebal 10
cm, atau sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi pekerjaan.
Pembiayaan yang timbul akibatpelaksanaan pasal6.1 s/d 6.4 di atas harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran Penyedia jasa.

Pasal 7 Peralatan
1. Penyedia jasa harus mengajukan daftar terperinci tentang perlatan-
peralatan yang akan digunakan disertai data-data kemampuan alat-alat
tersebut.
2. Penyedia jasa wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada
waktunya akan dipergunakan.
3. Kerusakan alat peralatan tersebut segera diperbaiki / diganti, dan tidak
dapat dipakai sebagai alasan kelambatan pekerjaan.

4
Pasal 8 Survei Lapangan
Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah tanggal penyerahan lapangan,
penyedia jasa harus melakukan suatu survey lapangan yang lengkap, dan
menyiapkan laporan hasil survey lapangan, paling lambat 10 (sepuluh) hari
setelah tanggal penyerahan lapangan, untuk menentukan kesesuaian
antara gambar rencana dan kondisi lapangan actual, bersama dengan
konsultan perencana, konsultan pengawas dan Direksi pekerjaan.Jika
dipandang perlu menurut Direksi pekerjaan maka penyedia jasa harus
memasang patok(bench mark/BM) pada lokasi tertentu.Biaya survey
lapangan harus sudah diperhitungkan dalam penawaran Penyedia jasa.

Pasal 9 Tanggung Jawab Penyedia jasa


1. Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah
mendapat persetujuan Direksi, tidak berarti membebaskan Penyedia
jasa atas tanggung jawabnya kepada pekerjaan sesuai dengan isi
Kontrak.
2. Tenaga-tenaga kerja yang digunakan harus tenaga-tenaga yang ahli /
terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku serta petunjuk-petunjuk Direksi.
3. Penyedia jasa harus mengusahakan atas tanggungannya, langkah-
langkah dan peralatan yang perlu untuk melindungi pekerja-pekerja
dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak
diharapkan
4. Penyedia jasa harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang
diperlukan Direksi untuk tujuan memperlancar pekerjaan serta
menjamin kualitas pekerjaan.
5. Penyedia jasa harus selalu membuat laporan-laporan tertulis hal-ikhwal
yang terjadi dalam rangka pelaksanaan Kegiatan kepada Direksi secara
periodik.
6. Foto Kegiatan awal (0%)dan setiap tahapan untuk pengajuan
permintaan pembayaran, segera diserahkan kepada Direksi setelah /
bila pada lokasi yang dimaksud prosentase pekerjaan telah mencapai
tahapan tersebut.
7. Sebelum melakukan serah terima pertama, Penyedia jasa harus
membuat Dokumen Rekaman Akhir, yang memuat rekaman akurat dari
semua pelaksanaan termasuk perubahan yang terjadi dalam dokumen
kontrak dan merupakan informasi nyata menyangkut semua aspek
pekerjaan, baik yang tertanam maupun yang terlihat, untuk
memungkinkan modifikasi rancangan dikemudian hari dapat
dilaksanakan dengan efisien.
Dokumen rekaman akhir terdiri dari :
a. Gambar terlaksana, termasuk gambar perubahan, detail yang tidak
terdapat pada gambar rencana, detil posisi utilitas dan instalasinya,
dll, yang disetujui oleh Direksi pekerjaan, direksi teknis, konsultan
pengawas.
b. Petunjuk penggunaan (bila ada)
c. Petunjuk pemeliharaan, bila diperlukan
d. Laporan harian, mingguan, bulanan dan buku direksi.
e. Dokumen lainnya yang memuat rekaman perubahan selama
pelaksanaan pekerjaan.
Untuk Dokumen rekaman akhir yang diterima, Direksi pekerjaan
memberikan tanda terima tertulis.

5
Pasal 10 Perintah untuk Pelaksanaan
1. Penyedia jasa harus menyediakan tenaga pengawas yang siap setiap
saat dilokasi selama pelaksanaan pekerjaan.Apabila Direksi bermaksud
untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk itu
dapat ditulis dalam buku Direksi, yang disediakan oleh Penyedia jasa,
dan petunjuk tersebut harus diikuti dan dilaksanakan oleh Pelaksana
atau orang-orang yang ditunjuk / dikuasakan oleh Penyedia jasa.
2. Dalam keadaan apa pun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan
yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan
Direksi. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas atas macam pekerjaan
yang akan dilaksanakan kepada Direksi harus disampaikan paling
lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut, sehingga
ada waktu yang memungkinkan Direksi mengadakan pemeriksaan.

Pasal 11 Perubahan Pekerjaan


1. Perubahan-perubahan atas pekerjaan dapat terjadi karena diprakarsai
baik oleh Direksi pekerjaan maupun oleh penyedia jasa, dan harus
disepakati serta ditandatangani oleh kedua belah pihak yang dituangkan
dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan. Apabila perubahan pekerjaan
tersebut mengakibatkan perubahan harga kontrak, atau perubahan
jangka waktu kontrak maka perubahan tersebut harus dinegosiasikan
dan dituangkan dalam Addendum Kontrak.
2. Pengajuan usulan perubahan pekerjaan harus tertulis dan dilengkapi
dengan alasan perubahan dan uraian detil perubahan.
3. Berita Acara Perubahan Pekerjaan harus ditandatangani oleh Direksi
Pekerjaan, Direksi teknis, Konsultan Pengawas dan penyedia jasa. Berita
acara ini harus dilengkapi dengan :
a. Uraian detil perubahan termasuk harga.
b. Gambar perubahan/revisi
c. Spesifikasitambahan (bila diperlukan)
d. Apabila terdapat harga satuan yang baru, diluar harga satuan pada
penawaran penyedia jasa, maka penyedia jasa harus melampirkan
data pendukung yang lengkap untuk dievaluasi oleh Direksi
pekerjaan. Harga satuan baru tersebut kemudian dinegosiasikan
dan disepakati oleh kedua pihak.
e. Jadwal pelaksanaan akibat perubahan pekerjaan tersebut.

Pasal 12 Penundaan lingkup pekerjaan


Apabila terjadi suatu keadaan dimana pekerjaan tidak dapat dilaksanakan
sekaligus secara utuh, maka konstruksi yang telah dilaksanakan harus
dibuat aman dan stabil terhadap beban yang mungkin ada. Guna
memperlancar tahap pelaksanaan yang selanjutnya, maka Penyedia jasa
harus juga mempelajari kemungkinan adanya sambungan dengan
konstruksi yang akan datang tersebut. Penyedia jasa harus menyediakan
sarana penyambungan dengan konstruksi selanjutnya (termasuk stek-stek,
angkur-angkur dan lain-lain) dan sarana tersebut harus dilindungi terhadap
kerusakan yang mungkin terjadi sebelum pelaksanaan selanjutnya dimulai.

Pasal 13 Penyesuaian dokumen


Pada waktu pelaksanaan Penyedia jasa harus menyesuaikan kembali
dokumen-dokumen pelaksanaannya dengan dokumen perencanaan,
termasuk antara lain gambar, kualitas, sistem dan jenis konstruksi, dengan
petunjuk dan persetujuan Direksi pekerjaan.

6
Pasal 14 Pekerjaan Pembersihan.
1. Selama periode pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa harus melakukan
pembersihan secara teratur pada seluruh lokasi pekerjaan sehingga
bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran, dan sampah, yang
diakibatkan oleh kegiatan pelaksanaan. Pada saat selesainya pekerjaan,
semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah,
perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan. Seluruh
permukaan terekspos yang Nampak harus dibersihan dan pekerjaan
diterima oleh Direksi pekerjaan dalam keadaaan siap pakai.
2. Penyedia jasa tidak diperkenankan mengubur sampah dan sisa bahan
bangunan dilokasi pekerjaan tanpa persetujuan dari Direksi pekerjaan.
3. Bilamana dianggap perlu, penyedia jasa harus menyemprot bahan dan
sampah yang kering dengan air untuk mencegah debu, dll beterbangan.
4. Penyedia jasa harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan
sampah ditempat yang telah ditentukan atau diijinkan oleh peraturan
pusat maupun daerah, terutama peraturan tentang pencemaran
lingkungan.
Biaya pekerjaan pembersihan harus sudah diperhitungkan dalam penawaran
Penyedia jasa

B. STANDAR YANG BERLAKU

1. Bilamana bahan atau pengerjaan yang disyaratkan oleh spesifikasi ini


harus memenuhi atau melebihi peraturan atau standar yang disebutkan,
maka penyedia jasa harus menyediakan bahan dan pengerjaan yang
demikian.
2. Peraturan dan standar yang disebutkan ini, akan menetapkan ketentuan
mutu untuk berbagai jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, dan cara
pengujian untuk menentukan mutu yang disayaratkan dapat dicapai.
3. Dalam pengadaan seluruh jenis bahan yang digunakan dalam pekerjaan
ini, penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk memeriksa dengan
detil ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam peraturan dan standar
yang disebutkan, dan memeriksa bahwa bahan-bahan yang digunakan
dalam pekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang
disyaratkan.
4. Direksi pekerjaan berhak untuk menolak hasil pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan minimum yang disyaratkan. Direksi pekerjaan juga
berhak, dan tanpa merugikan pihak lain, untuk menerima hasil pekerjaan
yang tidak memenuhi ketentuan dengan mengadakan penyesuaian
terhadap harga satuan atau nilai pekerjaan tersebut.
5. Bilamana disyaratkan dalam dokumen kontrak atau diminta
6. secara tertulis oleh Direksi pekerjaan, maka penyedia jasa harus
bertanggung jawab untuk menyerahkan kepada Direksi pekerjaan seluruh
bukti yang menyatakan bahwa bahan atau pengerjaan atau keduanya,
memenuhi atau melebihi ketentuan yang terdapat dalam peraturan dan
standar yang disebutkan.
7. Penggunaan standar yang tercantum dalam spesifikasi ini mencakup,
tetapi tidak terbatas pada, standar yang dirumuskan oleh badan-badan
dan organisasi-organisasi berikut :
SII (Standar Industri Indonesia)
SNI (Standar Nasional Indonesia)
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar
yang tersebut diatas, maupun standar-standar Nasional lainnya, maka
diperlakukan standar-standar Internasional yang berlaku atas pekerjaan-
pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar persyaratan
teknis dari negara-negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.

7
- AASHTO (American Association of State Highway and
Transportations Officials)
- ASTM (American Society for Testing and Materials)
- AISC (American Institude of Steel Construction)
- ACI (American Concrete Institude)
- ANSI (American National Standard Institude)
- AWS (American Welding Society Inc.)
- CRSI (Concrete Reinforcing Steel Institude)
- NEC (National Electrical Code)
- BS (British Standards)
Tanggal pada saat penerbitan Dokumen Kontrak harus diambil sebagai
patokan tanggal untuk penerbitan standar terbaru, kecuali bilamana
disebutkan tanggal penerbitan tertentu.

C. MEREK-MEREK DAGANG

Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang
disebutkan dalam Persyaratan Teknis ini ditunjukkan untuk maksud-maksud perbandingan
terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya, dan hendaknya tidak
diartikan sebagai persyaratan (merek) yang mengikat. Penyedia jasa boleh mengusulkan
merek-merek lainnya yang setaraf dalam mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya
setelah mendapat persetujuan Konsultan.

D. DATA UMUM LAPANGAN KERJA

1. Titik Ukur
Seluruh titik ukur sehubungan dengan kerjaan ini didasarkan pada ukuran setempat,
yaitu titik-titik ukur yang ada dilapangan proyek seperti yang disetujui oleh Konsultan.
2. Data Fisik
Data-data sehubungan dengan ketinggian-ketinggian tanah yang ada, tinggi muka air
tanah, dan lain-lain yang diterakan pada gambar-gambar dimaksudkan sebagai
informasi umum bagi Penyedia jasa dalam Melaksanakan Pekerjaan.
Keterangan sifat-sifat tanah serta ketinggian tanah yang diperlihatkan dalam gambar-
gambar hendaknya tidak dianggap sebagai hal yang pasti atas dasar penyusunan harga
penawaran.Untuk itu penyedia jasa melihat dan memeriksa sendiri keadaan tanah
ditempat pekerjaan.
Penawaran yang diserahkan kepada Penyedia jasa, harus sudah meliputi semua biaya
untuk pelaksanaannya sesuai dengan ketinggian-ketinggian dan sifat-sifat yang
ditentukan pada gambar-gambar atau hasil peninjauan ketempat pekerjaan.
Setelah dibuat kontrak tidak dibenarkan adanya ganti rugi yang diakibatkan karena
kesalahan taksiran tentang jarak angkut, kubikasi dan macam tanah.

E. SPESIFIKASI DAN TATA CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Bila tidak disebutkan lain maka spesifikasi dan tatacara ini berlaku untuk :
PEKERJAAN REHABILITASI JALAN KOMPLEKS DINAS PERIKANAN DAN
KELAUTAN (BP3i)

I. PEKERJAAN

I.1. PENGUKURAN
1. Ukuran serta ketentuan tinggi duga ( Peil ) akan ditentukan bersama-sama oleh
Perencana, Direksi, Pengawas, Penyedia jasa di Lapangan.
2. Pengukuran-pengukuran / pematokan-pematokan harus dilaksanakan dengan alat-alat
ukur, Waterpass, Theodolit dan lain-lain yang mempunyai kesalahan sangat kecil.
3. Pengukuran dengan pegas, galah, tali dan lain-lain tidak dibolehkan.

8
4. Penyedia jasa wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, serta juru-
juru ukur yang diperlukan oleh Direksi untuk pengecekan hasil ukur.
5. Apabila terdapat tanda-tanda yang rusak harus segera diganti yang baru dan
mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan pengawas.
6. Pelaksana pekerjaan diwajibkan mengecek ukuran-ukuran/ peil-peil / patok-patok /
detail-detail yang ada pada gambar yang diberikan, apakah sesuai atau ada
penyimpangan dengan Gambar Rencana. Apabila dilapangan terdapat kejanggalan,
pelaksana pekerjaan secara tertuils, Penyedia jasa harus mengajukan 3 (tiga) gambar
penampang dari daerah yang dipatok itu, untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Apabila melalaikan mengenai hal tersebut diatas, segala resiko adalah tanggung jawab
pelaksana ( Penyedia jasa ).

I.2. PEMBERSIHAN
Penyedia jasa harus membersihkan dan menyingkirkan semua semak-semak, rumput-
rumput didalam daerah pekerjaan termasuk membongkar pasangan paving lama yang ada
setelah mendapat petunjuk dan persetujuan tertulis dari Pengawas/Pemberi Tugas.
Dalam Pembersihan ini semua tunggul-tunggul dan akar-akar harus dimusnakan dan
disingkirkan sehingga nantinya daapt diyakini semak-semak dan rumput-rumput tidak akan
tumbuh kembali. Sedangkan benda-benda berharga yang dianggap perlu oleh Pengawas /
Pemberi Tugas untuk diamankan/dipertahankan keutuhannya harus dijaga dan dihindari
dari kerusakan.
Lobang-lobang bekas penyingkiran tunggul-tunggul dan akar-akar harus diisi kembali atau
ditimbun dengan bahan-bahan yang cocok dan memnuhi syarat kemudian dipadatkan
kembali.
Sampah-sampah dan bahan-bahan lain yang tidak akan dipergunakan harus dibakar dalam
daerah yang lapang sehingga selama pembakaran tidak akan merusak pohon-pohon yang
ada disekitarnya.

I.3. DASAR PEMBAYARAN


Biaya untuk pekerjaan tapak tidak terpisah, tetapi telah diperhitungkan dalam penawaran
penyedia jasa.

II. PEKERJAAN TANAH

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1.Galian
Bagian ini meliputi semua pekerjaan penggalian, penanganan, pembersihan dari tanah
berlumpur yang akan mengganggu proses pembuatan pondasi atau dinding penahan
tanah.
Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman yang
perlu sesuai yang dipersyaratkan atau diperlihatkan pada gambar atau ditunjukan oleh
Direksi pekerjaan. Penggalian mencakup pemindahan/pembuangan tanah serta batu-batu
dan bahan lain yang dijumpai dalam pengerjaannya.
Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan
dalam gambar-gambar maka penggalian harus diperdalam, diperbesar atau diubah sampai
disetujui oleh Konsultan Pengawas, maka kelebihan diatas harus ditimbun kembali dengan
pasir yang dipadatkan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada Pengguna jasa.
Pada pekerjaan penggalian untuk mencapai/membentuk permukaan tanah rencana maka
Penyedia jasa mengusahakan dan meyakini bahwa pekerjaan galian tersebut tidak
merusak/mengganggu bangunan atau konstruksi yang ada.

1.2. Timbunan
Bagian ini meliputi pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau
bahan berbutir yang disetujui untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis
kelandaian dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui. Timbunan

9
yang dimaksud disini adalah timbunan biasa dan timbunan pilihan.Timbunan pilihan
digunakan sebagai lapis penopang untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar.

2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
2.1. Timbunan
SNI 03-3422-1994 : Metode pengujian analisa ukuran berbutir tanah dengan
alat hydrometer.
SNI 03-1967-1990 : Metode pengujian batas cair dengan alat casagrande
SNI 03-1966-1989 : Metode pengujian batas plastis
SNI 03-1742-1989 : Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah
SNI 03-1743-1989 : Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah
SNI 03-2828-1992 : Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat
konus posir
SNI 03-1744-1989 : Metode pengujian CBR laboratorium

3.BAHAN-BAHAN
3.1. Timbunan Biasa
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian
tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi pekerjaan sebagai bahan
yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen. Bahan yang
dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan
sebagai CH menurut”unified atau Casagrande Soil Classification system”.Bila
penggunaan tanah berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus
hanya digunakan pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali
yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang besar.Sebagai
tambahan timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus
memiliki CBR tidak kurang dari 6% setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100%
kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-
1989.Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, tidak
boleh digunakan sebagai bahan timbunan.Nilai aktif adalah perbandingan antara
Indeks Plastisitas/PI (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-
3422-1989).

3.2. Timbunan pilihan


Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau baru yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan tanah biasa
dan sebagai tambahannya harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari
maksud penggunaannya seperti yang diperintahkan atau disetujui oleh Direksi
pekerjaan. Dalam segala hal seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan
SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-
1989.

4.PELAKSANAAN
4.1. Penimbunan dan penimbunan kembali
Penimbunan dan penimbunan kembali harus dilaksanakan didaerah-daerah ataupun
bagian-bagian pekerjaan, serta mengikuti ukuran-ukuran ketinggian, kemiringan-
kemiringan dan bentuk-bentuk seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar.
Penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan
maksimum 20 cm gembur.Padatkan sesuai dengan tingkat kepadatan yang
diisyaratkan.
Penimbunan dan timbun kembali, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas,
harus dari bahan galian pekerjaan ini.

10
Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan
atau bahan lain yang dapat merusak pekerjaan.

4.2. Perlindungan terhadap air


Selama pekerjaan berlangsung Penyedia jasa harus dengan semua cara disetujui
Konsultan Pengawas, menjamin agar tidak terjadi genangan air yang dapat
mengganggu/merusak semua pekerjaan galian atau urugan.

4.3. Penghamparan dan pemadatan


a. Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang.
b. Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar
dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal
lapisan yang disyaratkan dalam pasal 4.4.g dan h ini.
c. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat
mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
d. Tanah timbunan umunya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan
disebarkan.Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan tidak diperkenankan,
terutama selama musim hujan.
e. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadatan yang memadai dan disetujui direksi.
f. Timbunan harus dipadatkan sedemikian rupa sehingga setiap areal akan
menerimajumlah usaha pemadatan yang sama.Bilamana memungkinkan, lalu lintas
alat-alat lonstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang
dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha
pemadatan dari lalu lintas tersebut.
g. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasarharus
dipadatkan sampai 95% dari kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-
1742-1989.
h. Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang di bawah elevasi tanah
dasarharus dipadatkan sampai 100% dari kepadatan kering maksimum sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
i. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan
sesuai dengan SNI 03-2828-1989 atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan.Bila hasil
pengujian menunjukan kepadatan yang kurang dari yang disyaratkan, mkaa
penyedia jasa harus memperbaikinya.

5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


5.1. Galian
Dasar perhitungan untuk galian adalah gambar penampang melintang profil tanah asli
sebelum digali dan gambar pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian dan
elevasi yang tercantum dalam gambar atau diterima..Untuk galian saluran, pondasi
menerus atau galian untuk pematangan lahan, metode perhitungan haruslah metode
luas ujung rata-rata, menggunakan penampang melintang (yang dapat dibagi dalam
banyak segmen) dengan jarak antar penampang tidak lebih dari 25 m.

5.2. Timbunan
Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
diperlukan, diselesaikan ditempat dan diterima.Volume Satuan pengukuran untuk
pembayaran pekerjaan galian adalah meter kubik.Timbunan untuk pematangan lahan,
metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang
melintang (yang dapat dibagi dalam banyak segmen) dengan jarak antar penampang
tidak lebih dari 25 m.Harga pekerjaan timbunan harus sudah merupakan kompensasi
penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan pemadatan, penyelesaian akhir
dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan ini.

11
II. PEKERJAAN PASANGAN
A. PASANGAN DINDING PENAHAN TANAH

1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pasangan dinding penahan
tanah sesuai dengan gambar dan persyaratan.

2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
SNI-15-2049-2004 : SEMEN PORTLAND
SNI-03-6882-2002 : SPESIFIKASI MORTAR UNTUK PEKERJAAN PASANGAN
SNI-03-6348-2000 : DINDING PENAHAN TANAH

3. BAHAN-BAHAN
Batu
Batu belah yang digunakan adalah batu kali atau batu pecah dengan ukuran 25cm
– 35 cm atau oleh pengawas lapangan dinyatakan setuju baru dilakukan dengan
cara penyusunan batu dilakukan ikatan berdiri. Batu keropos, tipis dan batu
karang, tidak boleh dipakai.
Pasir
Pasir yang akan digunakan harus keras, padat, tidak porous, bersih, bebas dari
tanah atau kotoran
Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 4 pasir

4. PEMASANGAN
Batu belah
Batu dipasang setinggi 10 cm dengan adukan harus dipasang dengan baik dan
rapat dan diisi adukan pada rongga-rongga batu.

Pasangan batu
a. Pekerjaan Pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk
yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan
batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
c. Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ketempatnya hingga
teguh. Aduk harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan
masa yang kuat dan integral dan beberapa sisi luar dan dalam.
d. Batu yang akan dipasang dibasahi, bentuk jadi bidang luar harus sesuai gambar
rencana atau petunjuk ahli. Bila dikehendaki angker baja maka harus dibungkus
campuran batu kali dengan adukan 10 cm mengelilinginya.
e. Pasangan dinyatakan sempurna apabila permukaan bidang yang ditonjolkan
benar-benar rata tegak lurus dan tidak bergelombang. Pengawas dapat
memerintahkan pembongkaran dan dikerjakan kembali apabila pekerjaan tidak
sesuai dengan petunjuk dan gambar pelaksanaan.
f. Sebelum diurug, pondasi batu harus diberap dulu dengan adukan 1 : 3
g. Hubungan antara pondasi batu dasar dengan sloof harus diberi angker besi
diameter 12 mm dengan jarak setiap 1 m’/ sesuai gambar.

B. PASANGAN PAVINGBLOK

1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pasangan pavingstone sesuai
dengan gambar dan persyaratan.

12
2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
SNI-03-0691-1996 : BATA BETON (PAVING BLOCK).

3. BAHAN-BAHAN
Untuk pavingblok digunakan bahan ex. Lokal
- Ketebalan 6-8 cm
- Mutu A, Kekuatan tekan 40 MPA
- Ketahanan aus minimum 0,103 mm/menit
- Warna dan bentuk ditentukan kemudian.

4. PEMASANGAN
1. Lapisan tanah yang akan dipasang
pavingblok harus diratakan dan dipadatkan.
2. Penghamparan sirtu di atas tanah
atau permukaan yang telah diratakan dengan ketebalan 10 cm.
3. Pasir dihampar dengan ketebalan 5
cm, lalu diratakan dan dipadatkan dengan siraman air.
4. Pasang benang untuk elevasi dan
kelurusan.
5. Pavingblok dipasang dengan rapat
dan lurus. Pasir untuk nat segera diisi.
Pada bagian tepi sebelum ditutup dengan kaansteen dipasang paving blok bentuk
segitiga

C. PASANGAN KANSTIN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pasangan Kanstin sesuai
dengan gambar dan persyaratan.

2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
SNI-03-2403-1991 : KANSTIN

3. BAHAN-BAHAN
Untuk Kanstin digunakan bahan ex. Lokal
- Mutu Kekuatan tekan K250 – K400
Warna dan bentuk ditentukan kemudian.

F. HAL-HAL KHUSUS

Untuk hal-hal yang belum diatur dalam Syarat syarat teknis ini, sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pekerjaan Kegiatan ini digunakan :
1. Undang-undang
2. Ketentuan-ketentuan peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen / Instansi yang
bersangkutan.
3. Peraturan Daerah
4. Peraturan dan Standar Nasional Indonesia (SNI)

13
G. PENUTUP

Ketentuan-ketentuan yang belum tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini
akan di atur / ditambah sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan
tanpa mengurangi aturan / ketentuan yang berlaku.

Manado Februari 2017


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN,

JEARY Ch. KUMENDONG, ST


PENATA TINGKAT I
NIP. 19700103 200312 1 005

14

Anda mungkin juga menyukai