Anda di halaman 1dari 77

LAPORAN KAJIAN TEKNIS

SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

BAB V

TINJAUAN DAN HASIL KAJIAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS


DAN METODE PENYELESAINYA

5.1 UMUM

Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian
komunikasi dan mobilitas dalam bangunan. Utilitas Bangunan pada suatu bangunan gedung
diatur oleh Permen PU No. 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung. Tujuan dari Permen PU tersebut adalah agar terselenggaranya fungsi bangunan
gedung yang selamat, sehat, nyaman, dan memberikan kemudahan bagi penghuni dan/atau
pengguna bangunan gedung, serta efisien, serasi, dan selaras dengan lingkungannya.
Utilitas bangunan gedung ditinjau dari beberapa aspek, yaitu :
1. Aspek Mekanikal
2. Aspek Elektrikal
3. Aspek Isyarat Elektronis
4. Aspek Plumbing
Kajian Sertifikasi Laik Fungsi memastikan seluruh sistem yang berada atau
terpasang pada bangunan dalam keadaan baik dan laik. Sistem yang baik adalah sistem yang
handal pada saat digunakan atau difungsikan, tetapi sistem yang baik tidaklah cukup, sistem
harus laik sesuai dengan peraturan dan acuan yang telah diterbitkan oleh pemerintah.

272
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

TABEL CHECK LIST BIDANG MEP

No DATA TEKNIS ASPEK HALAMAN


1 Perhitungan teknis dan gambar rencana detail sistem Mekanikal Halaman 277
transportasi dalam gedung (vertikal atau horisontal)
2 Perhitungan tingkat kebisingan dan getaran yang Mekanikal Halaman 285
berdampak pada lingkungan sekitar termasuk gambar
detail
3 Perhitungan teknis dan gambar detail tata suara /tata Mekanikal Halaman 291
suara evakuasi
4 Perhitungan teknis dan Gambar detail Sistem control Mekanikal Tidak ada
terotomasi
5 Perhitungan teknis dan gambar sistem proteksi Mekanikal Halaman 293
kebakaran
6 Perhitungan Teknis dan gambar sistem penghawaan Mekanikal Halaman 297
ventilasi alami dan buatan
7 Perhitungan teknis dan gambar detail gas medis ,gas Mekanikal Tidak ada
bakar uap panas ,fluida panas
8 Perhitungan teknis dan gambar detail sistem Mekanikal Tidak ada
pneumatic dan hidrolis
9 Gambar teknis sistem jaringan listrik Elektrikal Halaman 311
10 Perhitungan teknis dan gambar sistem proteksi petir Elektrikal Halaman 325

11 Perhitungan teknis dan gambar detail sistem Isyarat Halaman 333


komunikasi internal dan external,sistem data (IT) Elektronis
12 Perhitugan teknis dan gambar rencana sistem Isyarat Halaman 334
keamanan dan control akses Elektronis

273
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

13 Sistem sanitasi plumbing (perhitungan teknis dan Plumbing Halaman 338


gambar detail sistem sanitasi plumbing, meliputi:
pengolahan air bersih, air limbah, air hujan, drainase,
persampahan, sistem pengolahan limbah B3)
14 Spesifikasi teknis (jenis ,tipe dan karakteristik Halaman 346
material yang digunakan ) untuk komponen-
komponen MEP

Tabel 5.1 Daftar Check List Bidang MEP

274
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

5.2 ASPEK MEKANIKAL

Sistem mekanikal bangunan gedung adalah sarana dan prasarana bangunan gedung untuk
mendukung pemenuhan terselenggaranya fungsi bangunan gedung, yang berkerja berdasarkan
prinsip-prinsip hukum mekanikal.
Sistem mekanikal antara lain yaitu:
1. Sistem transportasi vertikal dan horisontal
2. Sistem proteksi kebakaran aktif
3. Sistem penghawaan
4. Kebisingan dan getaran yang berdampak pada lingkungan
5. Perhitungan teknis dan gambar detail tata suara /tata suara evakuasi
Kajian teknis yang dilakukan pada SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja adalah kajian
kelengkapan dokumen teknis, kajian teknis eksisting bangunan, dan pengujian terhadap sistem
mekanikal gedung. Kajian tersebut di dasari dengan peraturan, dan standar yang telah
ditetapkan pemerintah. Adapun peraturannya adalah sebagai berikut.

• SNI 6390-2020 Tentang Tata Udara


• SNI 03-1375-2000 Tentang Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses
Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung
• NFPA-10 Standar Untuk Portable Fire Extinguisher
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.4 Tahun 1980 tentang
Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

Kajian teknis yang dikerjakan pada SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja dilakukan
dengan kajian kelengkapan dokumen teknis dan kajian teknis eksisting bangunan (visual dan
uji-uji jika diperlukan) kajian tersebut meliputi seluruh komponen mekanikal.

275
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

5.2.1 METODE KAJIAN MEKANIKAL

5.2.2 ASPEK TINJAUAN KENDALAN BANGUNAN

Bangunan eksisting yang mengajukan Sertifikasi Laik Fungsi akan dikaji terkait keandalan
bangunan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Pengecekan keandalan bangunan meliputi kesesuaian eksisting bangunan dan dokumen teknis
bangunan dengan cara pengecekan visual pengujian dan perhitungan. Jika pada saat dilakukan
kajian ditemukan permasalahan maka akan dibuatkan rekomendasi perbaikan dan jika terkait
kelengkapan dokumen teknis ada yang belum sesuai maka akan segera dilakukan proses
pelengkapan dokumen teknis.

276
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

5.2.3 URAIAN KAJIAN MEKANIKAL

1. Sistem Transportasi Dalam Gedung Vertikal Dan Horisontal

Bangunan SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja merupakan bangunan


pendidikan yang terdiri dari 2 gedung yaitu gedung SMP dan gedung SMA, untuk gedung
SMP terdiri dari 2 lantai sedangkan untuk gedung SMA terdiri dari 1 lantai.

a. Sistem transportasi vertikal pada bangunan SMP

Sistem trasnportasi vertikal dalam bangunan SMP menggunakan sistem bersifat


manual, Sistem transportasi manual artinya pergerakannya masih mengandalkan
tenaga manusia untuk berpindah antar level lantai salah satunya adalah tangga, pada
bangunan SMP terdapat tangga untuk menghubungkan sirkulasi antara lantai 1
dengan lantai 2.

Gambar 5.1 Sirkulasi vertikal pada bangunan

No Deskripsi Faktual Regulasi (permendiknas Keterangan


No 24 tahun 2007)
1 Lebar tangga 1,8 m 1,8 m Sesuai
2 Optrade 17 cm Maks. 17 cm Sesuai
3 Antride 30 cm 25-30 cm Sesuai
4 Railing tangga Ada Terdapat railing tangga Sesuai
dengan tinggi 90 cm
5 Bordes Ada Tangga yang memiliki Sesuai
lebih dari 16 anak tangga
harus dilengkapi bordes
Kesimpulan Pada kondisi eksisting tangga pada bangunan smp dan
sma takhassus al qur’an boja sesuai dengan peraturan
menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2007
Rekomendasi -
Tabel 5.2 pemeriksaan transportasi vertikal pada bangunan

277
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

b. Sistem transportasi horisontal pada bangunan SMP

Sirkulasi horizontal merupakan jalan atau jalur akses antar ruang dalam satu lantai,
pada bangunan SMP terdapat ruang sirkulasi yang berada pada area depan bangunan.

Gambar 5.2 transportasi horisontal pada bangunan


No. Deskripsi Faktual Regulasi Keterangan
(Permendiknas
Republik
Indonesia nomor
24 Tahun 2007)
1. Lebar dan Pada kondisi eksisting ruang Lebar minimal Sesuai
tinggi ruang sirkulasi memiliki lebar 3 m dan 1,8 m dan tinggi
tinggi 3,95 m minimal 2,5 m

2. Luas area Luas area sirkulasi pada kondisi Luas area Sesuai
2
sirkulasi eksisting adalah 75 m pada lantai 1 sirkulasi min.
dan 75 m2 pada lantai 2 sehingga 30% dari luas
total luas area sirkulasi adalah = 150 total seluruh
2
m ruangan lantai,
setiap ruang pada
kondisi eksisting
terdapat 6
ruangan dengan
luas setiap
ruangnya adalah
63 m2, sehingga

278
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

63 m2 x 6 = 189
= 30% x 189
= 56,7 m2
3. pagar Pada kondisi eksisting terdapat pagar Koridor tanpa sesuai
pengaman pengaman besi dengan ketinggian dinding pada
pada koridor 110 lantai atas
lantai 2 bangunan
bertingkat
dilengkapi pagar
pengaman
dengan tinggi 90-
110 cm

Kesimpulan Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang
dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain
dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada saat
hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di
halaman sekolah. Ruang sirkulasi pada kondisi eksisting sudah sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24 tahun 2007
Rekomendasi -

279
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

c. Sistem transportasi vertikal pada bangunan SMA


Sistem trasnportasi vertikal dalam Tidak terdapat sistem transportasi vertikal pada
bangunan karena bangunan SMA hanya memiliki jumlah 1 lantai
d. Sistem transportasi horisontal pada bangunan SMA

Sirkulasi horizontal merupakan jalan atau jalur akses antar ruang dalam satu lantai,
pada bangunan SMA terdapat ruang sirkulasi yang berada pada area depan
bangunan.

Gambar 5.3 transportasi horisontal pada bangunan

No. Deskripsi faktual Regulasi Keterangan


(Permendiknas
Republik
Indonesia nomor
24 Tahun 2007)
1. Lebar dan Pada kondisi eksisting ruang Lebar minimal 1,8 sesuai
tinggi ruang sirkulasi memiliki lebar 4,8 m dan m dan tinggi
tinggi 2,8 m minimal 2,5 m

2. Luas area Luas area sirkulasi pada kondisi Luas area sirkulasi Sesuai
2
sirkulasi eksisting adalah 91,2 m min. 30% dari luas
total seluruh
ruangan lantai,
setiap ruang pada
kondisi eksisting
luas keseluruhan

280
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

ruangnya adalah
2
68,4 m , sehingga
= 30% x 68,4
= 20,52 m2
Kesimpulan Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang
dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada
saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut
berlangsung di halaman sekolah. Ruang sirkulasi pada kondisi eksisting sudah
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24 tahun 2007
Rekomendasi -

e. Sarana evakuasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 186 Tahun 1999 tentang unit
penanggulangan kebakaran. Ketentuan Teknis :
- Laju alir : 40 orang/menit.
- Durasi evakuasi :
Hunian Resiko Bahaya Kebakaran Ringan : 2 menit.
Hunian Resiko Bahaya Kebakaran Sedang : 2.5 menit.
Hunian Resiko Bahaya Kebakaran Berat : 3 menit.
- Lebar jalur akses evakuasi minimal : 21 inch atau 54 cm

Karena tidak ada material yang mudah terbakar maka bangunan tersebut dikatakan
hunian yang resiko bahaya kebakarannya bersifat ringan.

Nama bangunan Data okupansi pada bangunan

SMP Bangunan terdiri dari 5 ruang kelas dan pada setiap kelasnya
terdapat 19 orang dalam ruangan yaitu 18 murid dan 1
pengajar
SMA Bangunan terdiri dari 4 ruang dan pada setiap kelasnya
terdapat 8 orang

➢ Jalur Emergency
Ruang Kelas SMP
Jalur akses evakuasi yang dibutuhkan untuk mengevakuasi orang sebanyak 19 orang
dalam waktu 2 menit adalah :

281
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
= 𝑥 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎 𝐾𝑒𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑅𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

19
= 40 𝑥 2 = 0,95

Jumlah jalur akses evakuasi yang dibutuhkan ≤ kondisi eksisting

Syarat 0,95 ≥ 1 Pintu (OK)


Ruang kelas memiliki 1 buah pintu sebagai jalur akses evakuasi dengan lebar 130
cm atau 51 Inch

Syarat 21 inch ≤ 51 Inch (OK)

Ruang Laboratorium

Jalur akses evakuasi yang dibutuhkan untuk mengevakuasi orang sebanyak 19 orang
dalam waktu 2 menit adalah :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
= 𝑥 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎 𝐾𝑒𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑅𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

19
= 40 𝑥 2 = 0,95

Jumlah jalur akses evakuasi yang dibutuhkan ≤ kondisi eksisting


Syarat 0,95 ≥ 1 Pintu (OK)
Ruang kelas memiliki 1 buah pintu sebagai jalur akses evakuasi dengan lebar 130
cm atau 51 Inch

Syarat 21 inch ≤ 51 Inch (OK)

Area Tangga SMP

Pada kondisi eksisting lantai 2 terdapat 3 kelas sehingga jumlah orang pada lantai 2
adalah 57 orang, lebar tangga pada kondisi eksisting adalah 180 cm lebar jalur akses
untuk mengevakuasi 20 orang dengan jangka waktu 2 menit adalah 54 cm, sehingga
yang dibutuhkan untuk mengevakuasi 57 orang dalam jangka waktu 2 menit yoitu
lebar 160 cm

Lebar tangga yang dibutuhkan ≤ kondisi eksisting


160 cm ≥ 180 cm (OK)

282
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Ruang Kelas SMA

Jalur akses evakuasi yang dibutuhkan untuk mengevakuasi orang sebanyak 19 orang
dalam waktu 2 menit adalah :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
= 𝑥 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎 𝐾𝑒𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑅𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

19
= 40 𝑥 2 = 0,95

Jumlah jalur akses evakuasi yang dibutuhkan ≤ kondisi eksisting


Syarat 0,95 ≥ 1 Pintu (OK)
Ruang kelas memiliki 1 buah pintu sebagai jalur akses evakuasi dengan lebar 130
cm atau 51 Inch

Syarat 21 inch ≤ 51 Inch (OK)

➢ Jalur Evakuasi dan titik kumpul

Pada kondisi eksisting bangunan SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja tidak
tersedia jalur evakuasi dan signage titik kumpul sehingga direkomendasikan untuk
pengadaan signage jalur evakusi dan titik kumpul. Berikut rekomendasi layout
penempatan signage titik kumpul dan jalur evakuasi :

283
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Gambar 5.4 Rekomendasi Jalur Evakuasi

Berdasarkan Permen PUPR No.14 Tahun 2017 titik kumpul harus memenuhi
persyaratan teknis di antaranya:
• Titik berkumpul dapat berupa jalan atau ruang terbuka.
• Memiliki akses menuju ke tempat yang lebih aman, tidak menghalangi dan mudah
dijangkau oleh kendaraan atau tim medis.
Dari area terjauh bangunan sampai ke titik kumpul didapatkan 27,7 meter yaitu dari
ujung banggunan SMA sampai ke titik kumpul yang telah direkomendasikan,
perhitungan durasi evakuasi dari titik terjauh sebagai berikut :
27,7 m : 1,4 m/s = 19,7 detik = 0,3 menit
Durasi evakuasi untuk resiko bahaya kebakaran ringan 2 menit.
0,3 menit ≤ 2 menit (OK )

Kesimpulan Pada kondisi eksisting durasi evakuasi pada SMP dan SMA
Takhassus Al Qur’an Boja dari titik terjauh sudah sesuai dengan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 186 Tahun 1999, tetapi belum
terdapat signage jalur evakuasi dan titik kumpul

rekomendasi Pembuatan signage jalur evakuasi dan titik kumpul.

284
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

2. Perhitungan Tingkat Kebisingan Dan Getaran Yang Berdampak Pada Lingkungan


Sekitar
a. Getaran
Menteri Negara Lingkungan Hidup dalam surat keputusannya mencantumkan
bahwa getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan setimbang terhadap
suatu titik acuan, sedangkan yang dimaksud dengan getaran mekanik adalah getaran
yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia (Kep.MENLH No:KEP-
49/MENLH/11/1996). Pendapat tersebut ditegaskan dalam buku saku Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dari Sucofindo (2002) yang menyatakan bahwa getaran ialah
gerakan ossilatory/bolak-balik suatu massa melalui keadaan setimbang terhadap suatu
titik tertentu. Salah satu sumber getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh
kendaraan. Di kota-kota besar, getaran yang terjadi di jalan raya merupakan salah
satu dampak yang disebabkan oleh aktivitas lalu lintas yang semakin meningkat.
Tingkat getaran tersebut diantaranya terjadi karena adanya kenaikan jumlah kendaraan
berat dan kondisi jalan yang semakin memburuk sehingga menyebabkan kerusakan pada
bangunan yang ada disekitar jalan (Osama Unaidi, 2008).

Akses jalan pada SMP dan SMA takhassus al qur’an boja memiliki lebar 5
meter dan pada sisi timur jalan terdapat drainase yang memisahkan jalan dengan
bangunan SMP dan SMA takhassus al qur’an boja, jalan tersebut termasuk jalan kolektor.

Tabel kondisi lingkungan

Akses jalan Saluran/Drainase Kondisi Bangunan Sekitar


Samping Jalan
• Lebar 5 meter Tersedia memiliki lebar 40 Tidak terlihat adanya
• Perkerasan beton cm keretakan pada bangunan
• Tidak terjadi lendutan sekitar SMP dan SMA
pada permukaan jalan takhassus al qur’an boja
(khususnya pada alur
yang dilintasi roda
kendaraan)

285
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Berdasarkan Jurnal Pengaruh Getaran Dan Karakteristik Lalu Lintas Terhadap Bangunan
(Studi Kasus Jalan Raya Semarang – Kendal antara Km. 10+000 dan Km. 10+500)
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa dengan kecepatan kendaraan yang hampir sama (50
km/jam), lebar drainase jalan akan mempunyai pengaruh terhadap getaran. Semakin lebar
drainase jalan, getaran akan semakin berkurang. Apabila berdirinya bangunan semakin jauh
terhadap tepi jalan maka getaran yang dirasakan semakin mengecil.

KESIMPULAN

Bangunan SMP dan SMA takhassus al qur’an boja pada analisa menggunakan SAP 2000
sudah memperhitungkan beban gempa dari hasil analisa tersebut bangunan aman terhadap
gempa, getaran yang terjadi akibat kendaraan yang melintas tidak berpengaruh
pada struktur bangunan SMP dan SMA takhassus al qur’an boja karena geteran
yang terjadi lebih kecil dari getaran yang digunakan pada analisis gempa SAP2000.
Dan sudah terdapat redaman berupa drainase pada depan bangunan yang dapat meredam
getaran secara signifikan yang di timbulkan dari kendaraan.

286
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

b. Kebisingan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun


2007 Halaman 7 bahwa Kebisingan, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 94/MENKLH/1992 tentang Baku Mutu Kebisingan. didapatkan data sebagai
berikut :

Hasil Pengukuran Kebisingan SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja sebagai berikut:
Hasil Pemeriksaan Kebisingan pada
SMP Takhassus Al-Qur’an Boja

Waktu pengujian Tanggal 08 Januari 2023 jam 11.00 wib


No Nama Ruang Regulasi Peralatan Hasil Peralatan Hasil Ket.
dBA
Tidak Aktif dBA Aktif
1 Ruang Kelas Maksimal 55 45,5 Tidak ada - Sesuai
dBA peralatan yang
menimbulkan
kebisingan

Ruang Kelas 7A
48,2 Tidak ada - Sesuai
peralatan yang
menimbulkan
kebisingan

Ruang Kelas 7B

287
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

53,7 Tidak ada - Sesuai


peralatan yang
menimbulkan
kebisingan

Ruang Kelas 8A
52,3 Tidak ada - Sesuai
peralatan yang
menimbulkan
kebisingan

Ruang Kelas 8B
47,4 Tidak ada - Sesuai
peralatan yang
menimbulkan
kebisingan
Ruang Kelas 8C
2 Ruang Maksimal 55 51,9 52,3 Sesuai
Laboratorium dBA

3 Ruang Sirkulasi Maksimal 55 52,3 Tidak ada - Sesuai


dBA peralatan yang
menimbulkan
kebisingan

4 Toilet / Jamban Maksimal 55 48 Tidak ada - Sesuai


dBA peralatan yang
menimbulkan
kebisingan

Kesimpulan Dari hasil pemeriksaan kebisingan ruangan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
Rekomendasi -
Tabel 5.3 Tabel Pemeriksaan Pengukuran Kebisingan SMP

288
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Hasil Pemeriksaan Kebisingan pada


SMA Takhassus Al Qur’an Boja

Waktu pengujian Tanggal 08 Januari 2023 jam 11.00 wib


No Nama Regulasi Peralatan Hasil Peralatan Hasil Ket.
dBA
Ruang Tidak Aktif dBA Aktif
1 Ruang Maksimal 53,7 Tidak ada - Sesuai
Kelas 55 dBA peralatan
yang
menimbulkan
kebisingan
Ruang Kelas 1
49,8 Tidak ada - Sesuai
peralatan
yang
menimbulkan
kebisingan

Ruang Kelas 2
52,3 Tidak ada - Sesuai
peralatan
yang
menimbulkan
kebisingan

Ruang Kelas 3
48,0 Tidak ada - Sesuai
peralatan
yang
menimbulkan
kebisingan

Ruang Kelas 4

289
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

51,3 Tidak ada - Sesuai


peralatan
yang
menimbulkan
kebisingan

Ruang Kelas 5
2 Ruang Maksimal 51,9 52,3 Sesuai
Laboratoriu 55 dBA
m

3 Ruang Maksimal 47,5 Tidak ada - Sesuai


Sirkulasi 55dBA peralatan
yang
menimbulkan
kebisingan

4 Toilet / Maksimal 48 Tidak ada - Sesuai


Jamban 55 dBA peralatan
yang
menimbulkan
kebisingan
Kesimpulan Dari hasil pemeriksaan kebisingan ruangan sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
Rekomendasi -

Tabel 5.4 Tabel Pemeriksaan Pengukuran Kebisingan SMA

290
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

3. Sistem Tata Suara /Tata Suara Evakuasi


Pada kondisi eksisting tidak terdapat alarm darurat untuk menginformasikan keadaan darurat
direkomendasikan pengadaan alarm darurat dengan daya amplifer 200 watt sebagai sistem tata
suara evakuasi pada bangunan.berikut layout alarm darurat.

291
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Gambar 5.5 Rekomendasi Alarm Darurat

Kesimpulan Pada kondisi eksisting SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an


Boja belum terdapat alarm darurat.
rekomendasi Direkomendasikan untuk pemasangan alarm darurat sesuai
dengan denah rekomendasi alarm darurat.

292
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

4. Perhitungan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.4 Tahun 1980 tentang
Pemasangan dan Pemeliharaan APAR pasal 4 yang berisi bahwa setiap alat pemadam api
ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan. Jumlah APAR sesuai dengan
aturan yang berlaku, Permen, SNI, dan NFPA-10. Jarak APAR satu dengan APAR lainnya
adalah 15 meter. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan
jenis dan penggolongan kebakaran.Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengan
lainnya atau kelompok satu dengan lainnya yaitu 15 meter.atau dapat disimpulkan setiap luasan
225 m² terproteksi oleh satu tabung APAR, selanjutnya mengacu Luas Perlindungan APAR
Sbb:
Berdasarkan perlindungan peraturan diatas 15 m, sehingga r = 7.5 m
Luas Perlindungan per APAR = π r2
= 3,14 x 7,52
= 176,6 (di ambil 200)
KEBUTUHAN APAR
Kebutuhan APAR pada bangunan SMP Lt 1
= 310 m2 / 200
= 1,55 Unit (Dibulatkan 2)
Kebutuhan APAR pada bangunan SMP Lt 2
= 293 m2 /200
= 1,46 Unit (Dibulatkan 2)
Kebutuhan APAR pada bangunan SMP Lt 2
= 159,6 m2 /200
= 0,79 Unit (Dibulatkan 2)
Direkomendasikan menggunakan APAR foam dan CO2
Kebutuhan APAR SMP Jumlah
Lantai 1 2
Lantai 2 2

Kebutuhan APAR SMA Jumlah


Lantai 1 1

293
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Pelaksanaan pemasangan APAR harus disesuaikan dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. 04 Tahun 1980 yaitu tinggi pemasangan APAR 1,2 m, tinggi tanda
APAR 125 cm, ukuran tanda untuk pemasangan APAR pada dinding yaitu segitiga sama sisi
dengan sisi 35 cm, huruf cm dan panah 7,5 cm atau ukuran tanda pada tiang kolom yaitu lebar
ban 20 cm pada sekitar kolom, serta jarak tiap APAR tidak boleh melebihi 15 m. Terdapat
beberapa APAR beberapa label yang berisi tentang informasi yang diperlukan seperti tanggal
kadaluwarsa APAR, jenis APAR, merk APAR, kapasitas APAR pada bagian luar tabung.
Menurut Soedarto (1984), pada bagian luar tabung alat pemadam kebakaran harus dilengkapi
label berisi informasi yang diperlukan sebab kekeliruan atau tidak terdapat informasi pada
APAR dapat berakibat fatal saat dipakai. Oleh karena itu penyediaan APAR harus dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 04 Tahun 1980.

Berikut jenis APAR yang direkomendasikan :

Jenis APAR CO2 Alat pemadam api CO2 bersifat clean agent membuat APAR ini aman untuk
digunakan di ruangan penuh dengan alat elektronik. APAR media CO2 juga aman digunakan
untuk memproteksi ruangan dengan benda sensitif seperti di laboratorium atau ruang arsip.

APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia yang dapat membentuk
busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang disembur keluar akan menutupi bahan
yang terbakar sehingga Oksigen tidak dapat masuk untuk proses kebakaran. APAR Jenis Busa
AFFF ini efektif untuk memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat non-logam
seperti Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A) serta kebakaran yang
dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak, Alkohol, Solvent dan
lain sebagainya (Kebakaran Jenis B)

294
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

295
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Gambar 5.6 Denah Rekomendasi Sistem Proteksi Kebakaran

Kesimpulan Pada kondisi eksisting SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja belum
terdapat sistem proteksi kebakaran.

rekomendasi Direkomendasikan untuk pengadaan 2 jenis APAR yang berbeda yaitu


APAR jenis CO2 dan APAR jenis busa dengan jumlah sesuai dengan
perhitungan kebutuhan APAR dan perletakan APAR diletakan pada area
yang mudah terlihat dengan ketinggian 1,2 m sampai 1,25 m sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 04 Tahun 1980.

296
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

5. Sistem Penghawaan Dan Gambar Detail

Berdasarkan Standar Kenyamanan Temperatur Menurut SNI 03-6572-2001


didapatkan persyaratan sebagai berikut :

Sehingga pada pengujian kenyamanan penghawaan ruangan pada bangunan mengacu pada
SNI 03-6572-2001 dengan temperatur maksimal adalah 27,1 °C. Dan Standar kenyamanan
untuk daerah tropis menurut SNI 03-6572- 2001, kelembaban udara relatif yang dianjurkan
antara 40% ~ 50%, tetapi untuk ruangan yang jumlah orangnya padat seperti ruang kelas,
kelembaban udara relatif masih diperbolehkan berkisar antara 55%~ 60%. Dari aspek
analisis kelembaban ini, maka nilainya memenuhi standar kenyamanan.

Dilansir dari kendalkab.bps.go.id yang tercantum dalam Kabupaten Kendal


dalam Angka 2022, pengamatan unsur iklim menurut bulan di stasiun klimatologi
Semarang, 2021, wilayah Kabupaten Kendal memiliki suhu rata-rata sekitar 26,5 – 28,9oC
dengan suhu minimum 20,8oC dan suhu maksimum 36oC. Selain itu Kabupaten Kendal
memiliki rata-rata kelembaban sekitar 70-92% dengan kelembaban minimum 42 dan
kelembaban maksimum 98%.

Gambar 5.7 Suhu dan Kelembaban Kabupaten Kendal yang tercantum dalam Kabupaten
Kendal dalam Angka 2022

297
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

• Pemeriksaan suhu

Hasil Pemeriksaan Suhu


SMP Takhassus Al Qur’an Boja

Waktu pengujian Tanggal 08 Januari 2023 Jam 10.47


No Nama Suhu Rata- Penghawaan Hasil Penghawaan Hasil Keterang
an
Ruang Rata Kab. Alami Buatan
Kendal
1 Ruang 26,5 – 29,9°C Pada kondisi - Tidak
Kelas 28,9oC eksisting tidak Sesuai
terdapat
penghawaan
Ruang Kelas
buatan
7A
26,5 – 29,4°C Pada kondisi - Tidak
28,9oC eksisting tidak Sesuai
terdapat
penghawaan
buatan
Ruang Kelas
7B
26,5 – 28,5°C Pada kondisi - Sesuai
28,9oC eksisting tidak
terdapat
penghawaan
buatan

Ruang Kelas
8A
26,5 – 29,5°C Pada kondisi - Tidak
28,9oC eksisting tidak Sesuai
terdapat

Ruang Kelas penghawaan

8B buatan

298
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

26,5 – 29,5°C Pada kondisi - Tidak


28,9oC eksisting tidak Sesuai
terdapat
penghawaan

Ruang Kelas buatan

8C
2 Ruang 26,5 – 27,7°C Pada kondisi - Sesuai
Laboratoriu 28,9oC eksisting tidak
m terdapat
penghawaan
buatan
3 Ruang 26,5 – 29,9°C Pada kondisi - Tidak
Sirkulasi 28,9oC eksisting tidak Sesuai
terdapat
penghawaan
buatan
SMP
4 Toilet / 26,5 – 28,4°C Pada kondisi - Sesuai
Jamban 28,9oC eksisting tidak
terdapat
penghawaan
buatan

Kesimpulan Pada kondisi eksisting hanya pada ruangan laboratorium, ruang kelas 8A, dan jamban
yang sudah sesuai dengan kenyamanan penghawaan. Dari hasil pemeriksaan suhu
ruangan lainya pada bangunan SMP Takhassus Al Qur’an Boja tidak memenuhi
standar menurut acuan suhu rata-rata Kab. Kendal.
Rekomendasi Pengkondisian udara dengan menggunakan sistem penghawaan alami seperti
menambah bukaan/ventilasi berupa jendela.
Tabel 5.5 Pemeriksaan Suhu SMP

299
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Hasil Pemeriksaan Suhu


SMA Takhassus Al Qur’an Boja

Waktu pengujian Tanggal 08 Januari 2023 Jam 10.47


No Nama Suhu Penghawaan Hasil Penghawaan Hasil Ketera
Rata-Rata ngan
Ruang Alami Buatan
Kab.
Kendal
1 Ruang 26,5 – 28,5°C Pada kondisi - Sesuai
Kelas 28,9oC eksisting tidak
terdapat
penghawaan
buatan
Ruang Kelas
1
26,5 – 31,3°C Pada kondisi - Tidak
28,9oC eksisting tidak Sesuai
terdapat
penghawaan
buatan

Ruang Kelas
2
26,5 – 29,5°C Pada kondisi - Tidak
o
28,9 C eksisting tidak Sesuai
terdapat
penghawaan
Ruang Kelas buatan
3
26,5 – 29,5°C Pada kondisi - Tidak
o
28,9 C eksisting tidak Sesuai
terdapat
penghawaan
Ruang Kelas buatan
4

300
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

26,5 – 29,5°C Pada kondisi - Tidak


28,9oC eksisting tidak Sesuai
terdapat
penghawaan
Ruang Kelas buatan
5
2 Ruang 26,5 – 27,7°C Pada kondisi - Sesuai
Laboratoriu 28,9oC eksisting tidak
m terdapat
penghawaan
buatan
3 Ruang 26,5 – 30,3°C Pada kondisi - Tidak
Sirkulasi 28,9oC eksisting tidak Sesuai
terdapat
penghawaan
buatan

4 Toilet / 26,5 – 28,4°C Pada kondisi - Sesuai


Jamban 28,9oC eksisting tidak
terdapat
penghawaan
buatan
Kesimpulan Pada kondisi eksisting hanya pada ruangan laboratorium, ruang kelas 1, dan jamban
yang sudah sesuai dengan kenyamanan penghawaan. Dari hasil pemeriksaan suhu
ruangan lainya pada bangunan SMA Takhassus Al Qur’an Boja tidak memenuhi
standar menurut acuan suhu rata-rata Kab. Kendal.
Rekomendasi Pengkondisian udara dengan menggunakan sistem penghawaan alami seperti
menambah bukaan/ventilasi berupa jendela.
Tabel 5.6 Pemeriksaan Suhu SMA

301
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

• Pemeriksaan Kelembaban

Hasil Pemeriksaan Kelembaban Kelembaban


SMP Takhassus Al Qur’an Boja

Waktu Tanggal 08 Januari 2023 Jam 10.47


pengujian
No Nama Kelembab Penghawaan Hasil Penghawaan Hasil Keteran
gan
Ruang an Rata- Alami Buatan
Rata Kab.
Kendal
1 Ruang 70-92% 74 % Pada kondisi - Sesuai
Kelas eksisting tidak
terdapat
Ruang Kelas penghawaan buatan
7A
70-92% 77 % Pada kondisi - Sesuai
eksisting tidak
terdapat
penghawaan buatan
Ruang Kelas
7B
70-92% 79 % Pada kondisi - Sesuai
eksisting tidak
terdapat
penghawaan buatan

Ruang Kelas
8A

70-92% 76 % Pada kondisi - Sesuai


eksisting tidak
terdapat
Ruang Kelas penghawaan buatan
8B

302
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

70-92% 76 % Pada kondisi - Sesuai


eksisting tidak
terdapat
penghawaan buatan
Ruang Kelas
8C

2 Ruang 70-92% 78 % Pada kondisi - Sesuai


Laborat eksisting tidak
orium terdapat
penghawaan buatan
3 Ruang 70-92% 71 % Pada kondisi - Sesuai
Sirkulas eksisting tidak
i terdapat
penghawaan buatan

4 Toilet / 70-92% 77 % Pada kondisi - Sesuai


Jamban eksisting tidak
terdapat
penghawaan buatan

Kesimpulan Pada kondisi eksisting ruangan pada bangunan SMP memenuhi standar
kelembaban dengan acuan kelembaban rata-rata Kab. Kendal.
Rekomendasi -
Tabel 5.7 Pemeriksaan Kelembaban SMP

303
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Hasil Pemeriksaan Kelembaban


SMA Takhassus Al Qur’an Boja

Waktu pengujian Tanggal 08 Januari 2023 Jam 10.47


No Nama Kelemba Penghawaan Hasil Penghawaan Hasil Keteran
gan
Ruang ban Alami Buatan
Rata-
Rata
Kab.
Kendal
1 Ruang 70-92% 79% Pada kondisi - Sesuai
Kelas eksisting tidak
terdapat
penghawaan
buatan
Ruang Kelas
1
70-92% 73% Pada kondisi - Sesuai
eksisting tidak
terdapat
penghawaan
buatan

Ruang Kelas
2
70-92% 76% Pada kondisi - Sesuai
eksisting tidak
terdapat
penghawaan
Ruang Kelas buatan
3

304
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

70-92% 76% Pada kondisi - Sesuai


eksisting tidak
terdapat
penghawaan
Ruang Kelas buatan
4
70-92% 76% Pada kondisi - Sesuai
eksisting tidak
terdapat
penghawaan
Ruang Kelas buatan
5
2 Ruang 70-92% 78% Pada kondisi - Sesuai
Laborator eksisting tidak
ium terdapat
penghawaan
buatan
3 Ruang 70-92% 72% Pada kondisi - Sesuai
Sirkulasi eksisting tidak
terdapat
penghawaan
buatan

4 Toilet / 70-92% 77 % Pada kondisi - Sesuai


Jamban eksisting tidak
terdapat
penghawaan
buatan
Kesimpulan Pada kondisi eksisting ruangan pada bangunan SMA memenuhi standar
kelembaban dengan acuan kelembaban rata-rata Kab. Kendal.
Rekomendasi -
Tabel 5.8 Hasil Pemeriksaan Kelembaban SMA

305
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

a. Sistem Penghawaan Alami

SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja memiliki penghawaan alami dari pintu depan
bukaan jendela dan roster untuk sirkulasi udara secara alami, diperlukan kecepatan aliran
udara dan kadar udara yang cukup dalam ruangan, yang dipengaruhi oleh geometri ruang
dan luas bukaan.persyaratan ini bermaksud untuk memberikan oksigen yang cukup untuk
pernafasan dalam bangunan, serta untuk mencegah kenaikan kadar kandungan
karbondioksida dan bau dalam ruangan. sebuah ruang harus memiliki ventilasi tidak
kurang dari 5% dari luas lantai ruangan dan jendela 20% dari luas lantai ruangan, syarat-
syarat minimum dalam SNI Departemen Pekerjaan Umum seperti inilah untuk memenuhi
fungsi bukaan untuk kesehatan.

Gambar 5.8 Sistem Penghawaan Alami Eksisting


No Nama Ruang Luas Luas Jendela dan Pintu Luas Ventilasi Keterangan
Ruang Faktual Regulasi Faktual Regulasi
Min. 20 Min. 5%
% luas luas lantai
lantai
1 Ruang kelas 7A 63m2 Jendela 12,6 m2 Terdapat 3,15 m2 Tidak
1,2x1,3 4 roster Sesuai
2
=1,56m 0,5 x 1,3
Terdapat 2 =0,65 m2
jendela 0,65 x4
1,56 x 2 =2,6 m2
=3,12 m2
Pintu
1,3 x 2,1
=2,73 m2
3,12+2,73m2
=5,58 m2

306
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Ruang kelas 7B 63m2 Jendela 12,6 m2 Terdapat 3,15 m2 Tidak


1,2x1,3 4 roster Sesuai
2
=1,56m 0,5 x 1,3
Terdapat 2 =0,65 m2
jendela 0,65 x4
1,56 x 2 =2,6 m2
=3,12 m2
Pintu
1,3 x 2,1
=2,73 m2
3,12+2,73m2
=5,58 m2
Ruang kelas 8A 63m2 Jendela 12,6 m2 Terdapat 3,15 m2 Tidak
1,2x1,3 4 roster Sesuai
2
=1,56m 0,5 x 1,3
Terdapat 2 =0,65 m2
jendela 0,65 x4
1,56 x 2 =2,6 m2
=3,12 m2
Pintu
1,3 x 2,1
=2,73 m2
3,12+2,73m2
=5,58 m2
Ruang kelas 8B 63m2 Jendela 12,6 m2 Terdapat 3,15 m2 Tidak
1,2x1,3 4 roster Sesuai
=1,56m2 0,5 x 1,3
Terdapat 2 =0,65 m2
jendela 0,65 x4
1,56 x 2 =2,6 m2
=3,12 m2
Pintu
1,3 x 2,1
=2,73 m2
3,12+2,73m2
=5,58 m2
Ruang kelas 8C 63m2 Jendela 12,6 m2 Terdapat 3,15 m2 Tidak
1,2x1,3 4 roster Sesuai
=1,56m2 0,5 x 1,3
Terdapat 2 =0,65 m2
jendela 0,65 x4
1,56 x 2 =2,6 m2

307
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

=3,12 m2
Pintu
1,3 x 2,1
=2,73 m2
3,12+2,73m2
=5,58 m2
Ruang kelas SMA 54,4 Jendela 12,6 m2 Terdapat 3,15 m2 Tidak
2
m 1,2x1,3 2 roster Sesuai
2
=1,56m 0,5 x 1,3
Terdapat 3 =0,65 m2
jendela 0,65 x2
1,56 x 3 =1,3 m2
=4,68 m2
Pintu 4 buah
0,8 x 2,1
=1,68 m2 x 4
=6,72
6,72+4,68m2
=11,4 m2
2 Ruang 63 m2 Jendela 12,6 m2 Terdapat 3,15 m2 Sesuai
Laboratorium 1,2x1,3 8 roster
=1,56m2 0,5 x 1,3
Terdapat 2 =0,65 m2
jendela 0,65 x8
1,56 x 2 =5,2 m2
=3,12 m2
Pintu
1,3 x 2,1
=2,73 m2
3,12+2,73m2
=5,58 m2
3 Toilet 3,92 Pintu 0,724 - - Sesuai
m2 0,6 x2,1
=1,26
Kesimpulan Dari perhitungan analisa standar minimum luas bukaan berdasarkan SNI
Departemen Pekerjaan Umum pada bangunan SMP dan SMA Takhassus Al
Qur’an Boja terdapat ruang yang luas bukaannya tidak memenuhi standar
minimum luas bukaan dalam SNI Departemen Pekerjaan Umum.
Rekomendasi Direkomendasikan untuk pengkondisian udara pada ruangan dengan
penambahan jendela atau roster pada ruangan yang tidak memenuhi.

Tabel 5.9 Luasan bukaan bangunan SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja
308
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

5.3 ASPEK ELEKTRIKAL

Sistem elektrikal bangunan gedung adalah sarana dan prasarana bangunan gedung untuk
mendukung pemenuhan terselenggaranya fungsi bangunan gedung, yang berkerja berdasarkan
prinsip-prinsip hukum elektrikal. Sistem elektrikal yang antara lain yaitu:
1. Sistem Proteksi Petir
2. Sistem Instalasi Listrik Utama
4. Sistem Pencahayaan
5. Pengukuran Sistem Elektrikal
Kajian teknis yang dilakukan pada bangunan SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja
adalah kajian kelengkapan dokumen teknis, kajian teknis eksisting bangunan, dan pengujian
terhadap sistem elektrikal gedung. Dasar hukum yang digunakan pada kajian ini antara lain.

- Standard Nasional Indonesia SNI 04-0225-2000 Tentang Persyaratan Umum Instalasi


Listrik (PUIL – 2000).
- Standard Nasional Indonesia SNI 04-0225-2011 Tentang Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL – 2011).
- Standard Nasional Indonesia SNI 03-7015-2004 Proteksi Petir
- Standard Nasional Indonesia SNI 04-7018-2004 Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat dan
Siaga.

309
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

5.3.1 METODE KAJIAN ELEKTRIKAL

5.3.2 ASPEK TINJAUAN KENDALAN BANGUNAN

Salah satu tujuan dilakukan tinjauan keandalan bangunan Gedung adalah untuk menjamin
ketertiban hukum dalam penyelenggaraan bangunan Gedung yang andal, fungsional,
seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungan sekitar. Penilaian keandalan bangunan
Gedung juga ditunjukan untuk melihat kelaikan Gedung sebelum dimanfaatkan sehingga
dapat mencegah kerusakan dan mencegah bahaya jatuhnya korban jiwa. Penilaian ini
berdasarkan komponen elektrikal .

310
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

5.3.3 URAIAN ASPEK ELEKTRIKAL

1. Sistem Jaringan Listrik

a. Instalasi Listrik Pada Bangunan

Listrik SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja yakni bersumber dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN). Sumber listrik dari PLN yang tersambung pada SMP dan SMA
Takhassus Al Qur’an Boja saat ini adalah 5500 VA.

Gambar 5.9 Meteran Listrik

Gambar 5.10 Diagram wiring bangunan SMP

311
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Gambar 5.11 Diagram wiring bangunan SMA

312
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Gambar 5.12 Denah instalasi listrik bangunan SMP

Gambar 5.13 Denah instalasi listrik bangunan SMA

313
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

b. Pencahayaan Pada Bangunan

Penerangan pada bangunan SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja menggunakan
lampu LED. Kondisi lampu yang terdapat pada SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an
Boja dalam kondisi baik. Pengukuran lux dan penggunaan sistem pencahayaan pada
bangunan Sekolah saat ini sudah baik. Penggunaan lampu dengan tipe LED sudah
diterapkan pada SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja 100%, kondisi instalasi kabel
listrik yang menuju titik lampu dalam keadaan baik. Secara umum pencahayaan pada
SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja dalam keadaan baik.

Gambar 5.14 Pencahayaan bangunan SMP Takhassus Al Qur’an Boja

Gambar 5.15 Pencahayaan bangunan SMA Takhassus Al Qur’an Boja

314
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Bangunan SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja untuk pengujian sistem
pencahayaan mengacu pada SNI 03-6572-2001 dengan standar sebagai berikut :

Gambar 5.16 Standar Pencahayaan SNI 02-6572-2001

315
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Pemeriksaan pencahayaan
Hasil Pemeriksaan Pencahayaan
SMP Takhassus Al Qur’an Boja

Waktu Pengujian Tanggal 08 Januari 2023 jam 10.45 wib


No Nama Regulasi Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Hasil Keterang
an
Ruang Lampu Mati Lampu
Nyala
1 Ruang kelas 250 Lux 379 488 Sesuai
7A Lux Lux

2 Ruang kelas 250 Lux 230 317 Sesuai


7B Lux Lux

3 Ruang kelas 250 Lux 257 309 Sesuai


8A Lux Lux

4 Ruang kelas 250 Lux 217 429 Sesuai


8B Lux Lux

5 Ruang kelas 250 Lux 356 378 Sesuai


8C Lux Lux

6 Ruang 500 Lux 652 846 Sesuai


Laboratorium Lux Lux

316
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

7 Ruang 250 Lux 1721 3269 Sesuai


Sirkulasi Lux Lux
SMP

8 Toilet 250 Lux 62 320 Sesuai


Lux Lux

Kesimpulan Pengujian dilakukan pada waktu siang hari. Lampu dalam keadaan mati
dan dinyalakan. Dari hasil pemeriksaan pencahayaan ruangan pada
bangunan SMP Takhassus Al Qur’an Boja sesuai dengan SNI 03-6572-
2001
Rekomendasi -

317
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Hasil Pemeriksaan Pencahayaan


SMA Takhasus Al Qur’an Boja

Waktu Pengujian Tanggal 08 Januari 2023 jam 10.45 wib


No Nama Regulasi Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Hasil Keterangan
Ruang Lampu Mati Lampu
Nyala
1 Ruang kelas 250 Lux 114 343 Sesuai
1 Lux Lux

2 Ruang kelas 250 Lux 193 247 Sesuai


2 Lux Lux

3 Ruang kelas 250 Lux 379 488 Sesuai


3 Lux Lux

4 Ruang kelas 250 Lux 193 299 Sesuai


4 Lux Lux

5 Ruang kelas 250 Lux 161 323 Sesuai


5 Lux Lux

2 Ruang 500 Lux 652 846 Sesuai


Laboratorium Lux Lux

318
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

3 Ruang 250 Lux 198 290 Sesuai


Lux Lux
Sirkulasi
SMA

4 Toilet 250 Lux 62 320 Sesuai


Lux Lux

Kesimpulan Pengujian dilakukan pada waktu siang hari. Lampu dalam keadaan mati dan
dinyalakan. Dari hasil pemeriksaan pencahayaan ruangan pada bangunan
SMA Takhassus Al Qur’an Boja sesuai dengan SNI 03-6572-2001
Rekomendasi -

Tabel 5.10 Hasil Pemeriksaan Pencahayaan

319
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

b. Pengukuran sistem elektrikal

Listrik SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja yakni bersumber dari Perusahaan Listrik
Negara (PLN). Sumber listrik dari PLN yang tersambung pada SMP dan SMA Takhassus Al
Qur’an Boja saat ini adalah 5500 VA, penyambungan dan kerapihan instalasi dalam kondisi
baik. Dilakukan pengujian thermography test menggunakan infra red thermography sebagai
berikut:

THERMOGRAPHY TEST
Equipment SMP Takhassus Al Qur’an Boja
Location
Date 10 November 2022 Jam 13.58
TES RESULTS
Sp 1 25,4 oC
Sp 2 26,2 oC
Sp 3 25,4 oC

Standardization `PUIL 2011, IEC 60364-3 ,Electrical Installation Instrument of


Buildings Part 3 ,IEC 721 : Classification of Environmental Conditions.
Ambient 26,2 oC
Temperature
Referance Ambient Temperature +10 oC
Max.temperature
Measured 41 oC - 50.1 oC (Shown on Indication page)
Temperature
Equipments
Condition Note :
Good = Rising Temperature (RT)< 10 oC

320
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Enough = Rising Temperature (RT)> 10 oC < 20 oC


Bad = Rising Temperature (RT)> 20 oC < 50 oC
Critical = Rising Temperature (RT)> 50 oC
Rekomendasi
• Pengecekan pada busbar atau kabel yang disesuaikan dengan kebutuhan beban di
SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja
• Pemantauan secara berkala perlu dilakukan terhadap pembebanan ,temperature
baut-baut terminal dan sambungan sambungan pada kabel MCB.
• 3.Perlu diupayakan suhu peralatan dalam panel tidak lebih dari ambient temperature
+10 oC
• 4.Kebersihan harus dijaga agar tidak terjadi endapan debu atau kotoran pada panel
Tabel 5.11 Hasil Themography Test Report SMP

THERMOGRAPHY TEST
Equipment SMA Takhassus Al Qur’an Boja
Location
Date 10 November 2022 Jam 13.58
TES RESULTS
Sp 1 29,1 oC

Standardization `PUIL 2011, IEC 60364-3 ,Electrical Installation Instrument of


Buildings Part 3 ,IEC 721 : Classification of Environmental Conditions.
Ambient 29,1 oC
Temperature
Referance Ambient Temperature +10 oC
Max.temperature

321
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Measured 41 oC - 50.1 oC (Shown on Indication page)


Temperature
Equipments
Condition Note :
Good = Rising Temperature (RT)< 10 oC
Enough = Rising Temperature (RT)> 10 oC < 20 oC
Bad = Rising Temperature (RT)> 20 oC < 50 oC
Critical = Rising Temperature (RT)> 50 oC
Rekomendasi
• Pengecekan pada busbar atau kabel yang disesuaikan dengan kebutuhan beban di
SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja
• Pemantauan secara berkala perlu dilakukan terhadap pembebanan ,temperature
baut-baut terminal dan sambungan sambungan pada kabel MCB.
• 3.Perlu diupayakan suhu peralatan dalam panel tidak lebih dari ambient temperature
+10 oC
• 4.Kebersihan harus dijaga agar tidak terjadi endapan debu atau kotoran pada panel
Tabel 5.12 Hasil Themography Test Report SMA
Pada factor pembebanan kita juga menganalisa dan menghitung terkait ratting proteksi pada
SDP sebagai berikut

Perhitungan Ratting Proteksi Utama dan KHA penghantar utama

Kapisitas Daya Listrik Terpasang (s) = 5500VA

Ifl = S/380 x √3

= 5500/380 x √3

=25 A

Ratting CB = 115% x Ifl

= 115 % x 25

= 28,75 A

Sesuai dengan standar tengangan yang ditentukan oleh PLN (SPLN), perancangan jaringan
dibuat agar jatuh tegangan di ujung diterima 10%. Tegangan jatuh pada jaringan

322
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

disebabkan adanya rugi tegangan akibat hambatan listrik (R) dan reaktansi (X). Jatuh tegangan
phasor Vd pada suatu penghantar yang mempunyai impedansi (Z) dan membawa arus (I): dapat
dijabarkan dengan rumus :

Vd=I.Z
Dalam pembahasan ini yang dimaksudkan dengan jatuh tegangan (∆V) adalah selisih antara
tegangan kirim (Vk) dengan tegangan terima (VT), maka jatuh tegangan dapat didefinisikan
adalah :
∆V = ( Vk ) – (VT )
Karena adanya resistansi pada penghantar maka tegangan yang diterima konsumen (Vr) akan
lebih kecil dari tegangan kirim (Vs), sehingga tegangan jatuh (Vdrop) merupakan selisih antara
tegangan pada pangkal pengiriman (sending end) dan tegangan pada ujung penerimaan
(receiving end) tenaga listrik. Tegangan jatuh relatip dinamakan regulasi tegangan V R (voltage
regulation) dan dinyatakan oleh rumus :

Dimana :
Vs = tegangan pada pangkal pengiriman
Vr = tegangan pada ujung penerimaan
Untuk menghitung jatuh tegangan, diperhitungkan reaktansinya, maupun faktor dayanya yang
tidak sama dengan satu, maka berikut ini akan diuraikan cara perhitunganya. Dalam
penyederhanaan perhitungan, diasumsikan beban–bebannya merupakan beban fasa tiga yang
seimbang dan faktor dayanya (Cos φ) antara 0,6 s/d 0,85. tegangan dapat dihitung berdasarkan
rumus pendekatan hubungan sebagai berikut :
(∆V ) = I ( R . cos φ + X . sin φ ) L
Dimana :
I = Arus beban ( Ampere )
R = Tahanan rangkaian ( Ohm )
X = Reaktansi rangkaian ( Ohm )

Selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap kuat hantar arus pada penghantar yang digunakan
pada instalasi tersebut. Atau kita gunakan Tabel Sebagai Berikut

Penggunaan kabel penghantar pada panel SDP yang akan didistribusikan menuju instalasi
seluruhnya saat ini dalam kondisi baik ,jika dikemudian hari dilakukan penambahan beban

323
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

listrik ,maka perlu dilakukan kajian ulang terlebih dahulu terkait kemampuan penghantar
terhadap penambahan beban listrik tersebut.penambahan tanpa dilakukan kajian dapat
menyebabkan beban lebih pada instalasi listrik yang kemungkinan bisa mengakibatkan
kebakaran listrik .

Gambar 5.17 Standar PLN ukuran kabel minimal vs Ampere

Gambar 5.18 Standar penggunaan kabel berdasarkan SNI 0225-2011/Amd-1:2013


324
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

2. Sistem Proteksi Petir

Gambar 5.19 Sistem proteksi petir pada bangunan SMP

Bangunan SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an terdapat sistem proteksi terhadap petir analisa
sistem proteksi petir konvensional sebagai berikut :
Data – Data Bangunan

a. Bangunan sekolah
b. Konstruksi beton
c. Bahan dinding samping terdiri dari pasangan bata merah
d. Tinggi bangunan 9,65 meter + 0,3 (penangkal petir )= 9,95 m
e. Luasan Bangunan 310 m2 lantai 1 293 m 2 lantai 2 pada kondisi eksisting
f. Jumlah hari guruh per tahun untuk Kecamatan Kendal memiliki IKL rata-rata
setiap tahun sebesar 60
g. Daerah tersebut terletak di ketinggian ± 10 meter dari permukaan laut

Data Perlindungan Petir Tegak

Jenis perlindungan petir yang digunakan adalah jenis konvensional, Perangkat sederhana yang
lazimnya hanya menunggu datangnya petir untuk menyambar ujung penangkal. Prinsip
kerjanya menangkap petir secara pasif. Berbentuk seperti tiang dan membutuhkan kabel
konduktor. Karena bersifat pasif, bangunan dengan area yang luas kerap menggunakan
beberapa penangkal sekaligus pada puncak atapnya. Bisa dipasang dan diaplikasikan di mana
saja. Lebih ideal untuk bangunan dengan area sempit, seperti rumah tinggal.

325
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

1. Menentukan titik tombak dan jalur kabel penghantar akan terpasang

Karena penangkal petir konvensional bersifat pasif maka dibutuhkan beberapa buah
tombak splitzen penangkal petir agar dapat melindungi seluruh area obyek, pastikan ”
diletakan pada posisi tertinggi dengan jarak maksimal 6 meter antar tombak dengan catatan
posisi antar tombak sama tinggi “Begitu juga dengan kabel penghantar gunakan rute
terdekat antara tombak dengan grounding system karena ” bentang penghantar semakin
pendek maka tahanan penghantar akan semakin kecil “.gunakan bahan non konduktif untuk
melapisi kabel penghantar (isolator) seperti karet pada klem atau pipa pvc untuk
membungkus kabel penghantar yang terbuat dari bahan konduktif agar tidak terjadi induksi
pada bangunan.

2. Memasang Grounding Sytem

pembuatan grounding system dilakukan dengan cara melakukan pengeboran pada tanah
dengan kedalaman minimal 6 meter dan maksimal 12 meter, jangan pernah hanya
menancapkan batang elektroda dengan cara dipukul sehingga hanya dapat menyentuh
kedalaman hanya 1 – 4 meter karena di kedalaman tersebut tidak terdapat kandungan
mineral yang dibutuhkan untuk meredam energi utama muatan listrik yang sangat besar
pada petir.Pengeboran grounding system dilakukan dengan menggunakan alat pengeboran
manual berupa rangkaian pipa besi yang disambungkan dengan ujung pipa terdapat mata
pisau terbuat dari baja dan dilakukan oleh 2 – 3 orang dengan masing-masing orang
memegang kunci pipa (kunci inggris) agar memiliki kekuatan untuk menghujamkan alat
pengeboran dan dapat menembus tanah, jangan lupa menggunakan selang air yang cukup
kuat dengan tekanan air sangat tinggi agar dapat membantu “menembak” tanah lalu
dikeluarkan melalui pipa besi alat pengeboran.Pada kedalaman 6 – 12 meter mulai
perhatikan warna dan bentuk tanah yang keluar dari pipa besi alat pengeboran, ketika mulai
keluar ” tanah berbentuk lendir tercampur kerikil pasir berwarna putih “ hentikan
pengeboran karena pada kandungan tanah tersebut terdapat kandungan mineral yang
dibutuhkan untuk proses peredaman energi petir.Langkah selanjutnya adalah membuat
rangkaian batang elektroda grounding system yang terdiri dari electroda copper bonded
stick rod (batang tembaga) dengan kabel penghantar tembaga telanjang (BC / Bare Copper)
dengan cara membuka satu persatu lilitan kawat pada kabel lalu dililitkan pada batang
tembaga hingga terlilit dengan rapih dan kuat. Cara ini lebih efektif dibandingkan hanya
menggunakan klem cincin karena rangkaian kabel penghantar menyatu seutuhnya dengan

326
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

batang elektroda.Setelah selesai membuat rangkaian perlahan angkat alat pengeboran lalu
masukan secara perlahan batang elektroda yang telah tersambung dengan kabel penghantar,
pastikan menyentuh dasar tanah hasil pengeboran lalu angkat alat pengeboran dan tanah
akan kembali merapat dengan sendirinya.

3. Memasang Tombak Penangkal Petir

memasang tombak penangkal petir di titik yang telah ditentukan sebelumnya, jangan lupa
untuk menyambungkan ujung finial splitzen pada tombak dengan ujung kabel penghantar
pastikan telah tersambung dengan kuat dan menutupi seluruh ujung finial. Setelah itu
pastikan menyambung ujung finial splitzen dengan pipa besi menggunakan sok teflon
karena terbuat dari bahan non konduktor (isolator) untuk menghindari induksi pada
bangunan. Setelah tersambung pasang tombak dengan menggunakan baut dan fisher yang
telah dibor agar rapih dan kuat, setelah itu gunakan aquaproof atau pelapis anti bocor untuk
menghindari kebocoran pada atap.

4. Memasang Kabel Penangkal Petir

Setelah tombak penangkal petir terpasang rapih dan kuat langkah selanjutnya adalah
finishing dengan memasang jalur kabel penghantar yang telah ditentukan sebelumnya,
jangan lupa untuk melapisi kabel penghantar dengan bahan non konduktif seperti pipa pvc
yang tebal untuk menghindari induksi pada bangunan.Pastikan untuk menghindari lekukan
kabel hingga berbentuk sudut runcing (kurang dari 90˚) karena hal tersebut dapat
menghambat penyaluran arus energi petir yang dapat menyebabkan side flashing sehingga
dapat menimbulkan aliran arus liar pada bangunan.

Resiko Kegagalan Proteksi


Dengan menggunakan persamaan-persamaan yang telah diberikan sebelumnya,
maka akan dihitung kegagalan proteksi berdasarkan data-data yang ada. Dengan memilih
besaran arus minimum (dianjurkan 5 kA) dapat diketahui jarak sumber yang terjadi
dengan memakai persamaan rumus sebagai berikut :
2
rs = 9,4 x 𝐼 3 , dimana I = 52 = 25

rs = 9,4 x ∛25
rs = 9,4 x 2,924
rs = 27,5 meter

327
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Dengan di ketahuinya data-data bangunan maka, dapat diketahui dan dicari batas
dari daerah proteksi dengan menggunakan parameter

rs = jarak sambaran (m),


Xa = jarak perlindungan antar proteksi pelindung petir pada bidang
dan batasan dari daerah perlindungan (m)
H = ketinggian batas perlindungan (m)
2
Xa = √2. 𝐻. 9,4 𝑥 𝐼 3 − 𝐻 2
Xa = √2.9,65 .27,5 − 9,652
Xa = 20,9 meter

Arus maksimum yang dapat menggagalkan proteksi dapat dihitung

2 +𝐻 2
I = [ 𝑋𝑎 ]
3
18,8 . 𝐻
2 +9,65 2
I = [20,9 ]
3
18,8 .9,65
I = 1,8 kA

Dari harga arus maksimum ini dicari kemungkinan untuk mendapatkan serangan
dengan besaran arus akan berkurang atau sama dengan sebuah penghasil kegagalan
didekatkan dengan parameter PIF dimana kemungkinan arus lebih kecil dari 1 kA,
P1 dimana kemungkinan melebihi arus 1 kA.

P1 = 1
1+( 𝐼 )2
25

P1 = 1
1+(1.8)2
25

P1 = 0,99

PIF = (1 - P1)
PIF = (1 - 0,99)
PIF = 0,01

Dari data yang telah ada, diketahui bahwa hari guruh pertahun (IKL) yang terjadi untuk
daerah Kendal adalah 60. Oleh karena itu kerapatan sambaran petir ditentukan dengan
persamaan yang dianjurkan untuk di Indonesia adalah :

No = 0,15 . Td

328
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

No = 0,15 . 60
No = 9 sambaran tahun / km2

Persamaan penarikan sambaran pada permukaan didapat dengan menggunakan


parameter,
a = ukuran lebar pada puncak bangunan (m),
b= ukuran panjang puncak bangunan (m),
h = ketinggian bangunan (m)
S = a . b + 4 . h . (a + b) + 4 . h2
S = ( 12 . 25) + 4 x 9,65 (12+ 25 ) + 4. (9,65)2
S = 2100

Sambaran yang diharap pertahun dapat dicari dengan parameter

NL = sambaran yang diharapkan pertahun (sambaran-tahun),

S = penarikan sambaran pada permukaan (m2),

No = jumlah sambaran petir (sambaran tahun/km2)

NL = S . N o

NL = 2100 . 0,0009

NL = 1,89 sambaran tahun

1
Maka sambaran yang terjadi 1,8,9 = 0,1 tahun

Resiko kegagalan proteksi didapat dengan menggunakan parameter

Pfr = resiko kegagalan perlindungan,


PIF = kemungkinan arus lebih kecil dari 1 (kA) dan
NL = sambaran yang diharapkan pertahun (sambaran tahun)
Pfr = PIF . NL
Pfr = 0,01. 1,89
Pfr = 0,018

1
Sehingga kegagalan proteksi yang terjadi 0,018 = 55 tahun

329
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Hasil Dari Semua Perhitungan Resiko Kegagalan Proteksi Petir Elektrostatis


a. Arus maksimum yang dapat menyebabkan kegagalan adalah I = 1,8 kA
b. Kemungkinan arus kurang atau sama dengan I adalah PIF = 0,01
c. Sambaran yang diharapkan adalah NL = 1,89 sambaran atau, satu sambaran
untuk setiap 0,1 tahun
d. Resiko kegagalan proteksi adalah Pfr = 0,018 sambaran atau, satu kegagalan
proteksi untuk setiap 55 tahun

Gambar 5.20 Gambar Penangkal Petir


Kesimpulan Pada kondisi eksisting SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an
Boja sudah terdapat sistem penangkal petir dengan resiko
kegagalan proteksi petir 55 tahun
rekomendasi -

330
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

5.4 ASPEK ISYARAT ELEKTRONIS

Sistem isyarat elektronis pada bangunan gedung adalah sarana dan prasarana bangunan
gedung untuk mendukung pemenuhan terselenggaranya fungsi bangunan gedung, yang
berkerja berdasarkan prinsip-prinsip isyarat atau sinyal elektronis. Sistem isyarat
elektronis antara lain adalah:
1. Sistem Telepon
2. Sistem LAN
2. Sistem Keamanan CCTV
Kajian teknis yang dilakukan pada bangunan SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja
adalah kajian kelengkapan dokumen teknis, kajian teknis sistem elektronis berdasarkan
kondisi eksisting.

5.4.1 METODE KAJIAN ELEKTRONIS

331
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

5.4.2 ASPEK TINJAUAN KENDALAN BANGUNAN

Salah satu tujuan dilakukan tinjauan keandalan bangunan Gedung adalah untuk
menjamin ketertiban hukum dalam penyelenggaraan bangunan Gedung yang andal,
fungsional, seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungan sekitar. Penilaian keandalan
bangunan Gedung juga ditunjukan untuk melihat kelaikan Gedung sebelum
dimanfaatkan sehingga dapat mencegah kerusakan dan mencegah bahaya jatuhnya
korban jiwa. Penilaian ini berdasarkan komponen elektronis .

5.4.3 URAIAN ASPEK ELEKTRONIS

a. Sistem Telepon
Sistem telepon pada kondisi eksisting menggunakan perangkat telepon seluler untuk
sistem telepon dan komunikasi internal maupun external. Telepon seluler adalah sebuah
perangkat telekomunikasi elektronik yang punya beragam kemampuan, tetapi untuk
kemampuan dasarnya tak berbeda dengan telepon konvensional kelebihan telepon seluler
bisa dibawa kemana-mana dan tidak perlu pula disambungkan ke jaringan listrik.

Gambar 5.21 Sistem Komunikasi

332
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

b. Sistem jaringan LAN

Pada dasarnya LAN memiliki fungsi utama untuk menghubungkan beberapa komputer
dalam suatu jaringan yang akan membuat proses kerja menjadi lebih cepat dan mudah. Pada
bangunan SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja memiliki labotarium komputer
sehingga menggunakan sistem jaringan LAN.

Gambar 5.22 Denah sistem jaringan LAN

333
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

c. Sistem Keamanan CCTV

Sebagai sistem keamanan utama pada SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja
ketersediaan CCTV diperlukan untuk menunjang sistem keamanan sehingga diperlukan
instalasi CCTV (Closed Circuit Television) merupakan kamera yang digunakan untuk
mengintai, mengawasi ataupun merekam keadaan suatau lokasi untuk keperluan keamanan.
Jadi kamera yang terintegrasi tersebut akan melakukan transmisi sinyal dari suatu tempat ke
layar monitor. Pada kondisi eksisting SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja tidak
terdapat sistem keamanan CCTV.

334
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

335
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Gambar 5.23 Denah instalasi CCTV

Kesimpulan Pada kondisi eksisting tidak terdapat CCTV pada bangunan SMP dan SMA
Takhassus Al Qur’an Boja
rekomendasi Direkomendasikan untuk pengadaan CCTV sesuai dengan denah
rekomendasi dan dilakukan perawatan secara berkala untuk memastikan
CCTV dalam keadaan handal guna memastikan pengawasan keamanan.

336
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

5.5 ASPEK PLUMBING

Sistem plambing pada bangunan gedung adalah sarana dan prasarana bangunan gedung untuk
mendukung pemenuhan terselenggaranya fungsi bangunan gedung, yang merupakan system
pemipaan dan drainasi gedung. Sistem Plambing secara administrative sudah dilengkapi
dengan gambar antara lain adalah:
1. Sistem Penyediaan Air Bersih
2. Sistem Pengelolaan Air Kotor/Limbah (Black Water)
3. Sistem Pengelolaan Air Hujan
Kajian teknis yang dilakukan pada bangunan SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja
adalah kajian kelengkapan dokumen teknis, kajian teknis eksisting bangunan, dan pengujian
terhadap sistem plumbing gedung. Dasar hukum yang digunakan pada kajian ini antara lain.

- SNI 8153-2015 Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung


- SNI 03-7065-2005 Plambing

5.5.1 METODE KAJIAN PLUMBING

337
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

5.5.2 ASPEK TINJAUAN KENDALAN BANGUNAN

Salah satu tujuan dilakukan tinjauan keandalan bangunan Gedung adalah untuk menjamin
ketertiban hukum dalam penyelenggaraan bangunan Gedung yang andal, fungsional,
seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungan sekitar. Penilaian keandalan bangunan Gedung
juga ditunjukan untuk melihat kelaikan Gedung sebelum dimanfaatkan sehingga dapat
mencegah kerusakan dan mencegah bahaya jatuhnya korban jiwa. Penilaian ini berdasarkan
komponen plumbing .

5.5.3 URAIAN ASPEK PLUMBING

1. Sistem Penyediaan Air Bersih


SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja memanfaatkan sumber air bersih yang berasal dari
sumur dangkal. Pada kondisi eksisting SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja saat ini
sistem air bersih yang bersumber dari sumur dangkal sudah dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja . Instalasi air bersih pada SMP dan SMA
Takhassus Al Qur’an Boja dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran.

Gambar 5.24 sumur dangkal

338
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Tabel 5.13 Kriteria Perencanaan Air Bersih

Tabel 5.14 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V (Desa)

339
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Gambar 5.25 Denah air bersih

Kesimpulan Pada kondisi eksisting SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an


Boja menggunakan sumber air bersih yang berasal dari sumur
dangkal. Instalasi air bersih pada SMP dan SMA Takhassus Al
Qur’an Boja dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran.
rekomendasi -

340
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

B. Sistem Pengelolahan Air Kotor /Limbah


Limbah black water air buangan yang berasal dari kloset atau air buangan yang
mengandung kotoran manusia dari alat plumbing ( black water ). Sistem pembuangan
menuju septictank.

Limbah grey water yang berada pada SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an Boja berupa
air bekas cuci tangan dari wastafel maupun air dari kamar mandi yang menuju peresapan
yang disediakan. Berikut layout septictank yang berada pada SMP dan SMA Takhassus Al
Qur’an.

341
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Gambar 5.26 Denah Senitasi Air Kotor


Kesimpulan Pada kondisi eksisting SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an
Boja sudah mempunyai septictank pada bagian depan
sebelah kanan bangunan. Instalasi air kotor pada SMP dan
SMA Takhassus Al Qur’an Boja dalam keadaan baik dan
tidak ada kebocoran.
rekomendasi -

342
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

C. Sistem Pengelolaan Air Hujan


Sistem pengelolaan air hujan dari atap langsung jatuh ke tanah dan menuju saluran drainase
pada samping bangunan.

Gambar 5.27 Pembuangan air hujan

Gambar 5.28 Denah Plumbing Air Hujan

Kesimpulan Pada kondisi eksisting sistem pengelolaan air hujan dari atap
langsung jatuh ke tanah tidak ada drainase air hujan dan sumur
resapan air hujan
rekomendasi Direkomendasikan untuk pembuatan talang/drainase air hujan
dan sumur resapan air hujan.

343
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

D. Sistem Pengelolaan Limbah Organik Dan Anorganik


Pengelolahan sampah yang dilakukan di SMP dan SMA Takhasuss Al Qur’an Boja adalah
dengan cara memilah limbah organik dan anorganik,

1. Limbah Organik

Limbah organik di SMP dan SMA Takhasuss Al Qur’an Boja berupa sisa makanan, dan
sampah kebun (rumput daun dan ranting) pengolahan limbah organik yang dilakukan di
SMP dan SMA takhassus Al Qur’an dengan cara memilah sampah tersebut lalu di ambil
oleh petugas pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup untuk dikelola lebih lanjut
oleh Dinas tersebut.

2. Sampah Anorganik
Limbah anorganik di SMP dan SMA Takhasuss Al Qur’an Boja berupa plastik (bungkus
makanan) dan kertas bekas pengolahan limbah anorganik yang dilakukan di SMP dan
SMA takhassus Al Qur’an dengan cara memilah sampah tersebut lalu di ambil oleh
petugas pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup untuk dikelola lebih lanjut oleh
Dinas tersebut.

E. Sistem Pengelolaan Limbah B3


Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun pada pasal 52 standar penyimpanan sementara limbah B3 sebagai
berikut :

a. Limbah B3 yang disimpan terlindung dari hujan dan tertutup


b. Memiliki lantai kedap air
c. Dilengkapi dengan simbol dan label Limbah B3
d. Limbah B3 dikemas dengan menggunakan kemasan dari bahan logam atau plastik
e. Kemasan mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada di dalam kemasan
f. Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan pada saat
dilakukan pemindahan dan/atau pengangkutan
g. Kondisi kemasan tidak bocor, tidak berkarat, dan tidak rusak.

Pada kondisi eksisting tidak terdapat pembuangan limbah B3 yang terpisah

344
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

Gambar 5.29 Rekomendasi Layout Tempat Pembuangan Sampah dan


Penyimpanan Sementara LB3

Kesimpulan Pada kondisi eksisting SMP dan SMA Takhassus Al Qur’an


Boja belum terdapat pembuangan dan pengelolaan limbah
B3
Rekomendasi Direkomendasikan untuk membuat ruang penyimpanan
sementara Limbah B3 dan berkomitmen untuk pengelolaan
limbah kepada pihak yang memiliki izin sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

345
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

5.6. Spesifikasi Bidang Mep


ASPEK MATERIAL SPESIFIKASI
Mekanikal CCTV (rekomendasi) Rekomendasi Unit 3
(Berwarna)
Mekanikal APAR (rekomendasi) Rekomendasi 5 APAR type
CO2 dan FOAM Sesuai
perhitungan kebutuhan
APAR untuk bangunan SMP
dan SMA Takhassus Al
Qur’an Boja
ELEKTRIKAL Kabel Supply power dari Kabel NYY 4x35 mm2
PLN
ELEKTRIKAL Kabel MCB Kabel NYY 3x2,5 mm2
ELEKTRIKAL Stopkontak 18 Titik pemasangan
stopkontak sesuai dengan
gambar re drawing
ELEKTRIKAL Lampu 29 titik lampu sesuai dengan
gambar re drawing
PLUMBING Pipa Saluran Air Bersih Pipa PVC Diameter ¾ inch
PLUMBING Pipa Saluran Air Limbah Pipa PVC Diameter 4 inch
PLUMBING Pipa saluran Air Hitam Pipa PVC Diameter 4 inch

Tabel 5.15 Spesifikasi MEP

346
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

5.7. HASIL EVALUASI DAN REKOMENDASI ASPEK UTILITAS

No DATA TEKNIS BIDANG KET REKOMENDASI


1 Perhitungan teknis dan gambar rencana MEKANIKAL Tidak Sesuai Pengadaan signage jalur
detail sistem transportasi dalam gedung ( Kondisi eksisting evakuasi dan titiik
(vertikal atau horisontal) tidak tersedia kumpul seperti pada
signage evakuasi gambar denah
dan titik kumpul ) rekomendasi jalur
evakuasi.

2 Perhitungan tingkat kebisingan dan MEKANIKAL Sesuai -


getaran yang berdampak pada
lingkungan sekitar termasuk gambar
detail
3 Perhitungan teknis dan gambar detail MEKANIKAL Tidak Sesuai Pengadaan alarm
tata suara /tata suara evakuasi ( Kondisi eksisting sebagai penanda ketika
tidak tersedia sistem keadaan darurat atau
tata suara evakuasi bahaya.
seperti alarm darurat
)

4 Perhitungan teknis dan gambar sistem MEKANIKAL Tidak Sesuai Jumlah APAR yang
proteksi kebakaran ( Kondisi eksisting dibutuhkan sesuai
tidak tersedia APAR dengan perhitungan
untuk sistem kebutuhan APAR .
proteksi kebakaran)
5 Perhitungan teknis dan gambar sistem MEKANIKAL Tidak Sesuai Direkomendasikan
penghawaan ventilasi alami dan buatan ( tidak terdapat penambahan jendela
sistem penghawaan maupun roster sebagai
buatan ) sistem penghawaan
alami
6 Gambar teknis sistem jaringan listrik ELEKTRIKAL Sesuai -

347
LAPORAN KAJIAN TEKNIS
SMP DAN SMA TAKHASSUS AL QUR’AN BOJA

7 Perhitungan teknis dan gambar detail ELEKTRONIS Sesuai -


sistem komunikasi internal dan external
,sistem data (IT)
8 Perhitugan teknis dan gambar rencana ELEKTRONIS Tidak sesuai Direkomendasikan
sistem keamanan dan control akses pengadaan CCTV
sebagai sistem
keamanan letak
pemasangan CCTV
sesuai dengan layout
rekomendasi
9 Sistem sanitasi plumbing (perhitungan PLUMBING Tidak Sesuai Pemisahan limbah
teknis dan Gambar detail sistem sanitasi organik dan anorganik
plumbing, meliputi: pengolahan air dan menyediakan
bersih, air limbah, air hujan, drainase, penyimpanan limbah B3
persampahan, sistem pengolahan sementara
limbah B3)

Tabel 5.16 Evaluasi Bidang MEP

348

Anda mungkin juga menyukai