Anda di halaman 1dari 7

Robohnya Balkon Gedung Tower 2 BEI (Bursa Efek Indonesia): 222

Kronologis Kejadian
1. Pada hari Senin tanggal 15 Januari 2018, BEI menerima kunjungan rombongan
mahasiswa.
2. Mahasiswa tengah berkumpul pada satu titik di selasar yang berbentuk cantilever di
mezzanine pada area lobi tower 2 (dua).
3. Tepat pada pukul 11:56:41 WIB selasar tersebut mengalami kegagalan bangunan yang
mengakibatkan 77 korban luka.

Gambar 1Tampak Melintang Selasar Tower 1 yang Setipikal dengan Selasar Tower 2
Gambar 2 Tampak Memanjang Selasar Tower 1 yang Setipikal dengan Selasar Tower 2

Gambar 3 Kondisi Sebelum Kegagalan Bangunan


Gambar 4 Kondisi Saat Kegagalan Bangunan, Sling Terputus dari Suspended Bagian Atas

Gambar 5 Kondisi Pasca Ambruknya Selasar BEI

Data Teknis Bangunan Gedung BEI Tower 2


1. Nama Gedung : Bursa Efek Indonesia Tower 2
2. Alamat : Jl. Thamrin No.53 Gondongdia, Jakarta Pusat
3. Luas Bangunan : 25.280 m2
4. Tahun Pembangunan : 1997
5. Status SLF : Berlaku hingga 25 Januari 2018
6. Pengecekan Terakhir : Mei 2017
7. Jumlah Lantai : 32
8. Fungsi Bangunan : Perkantoran
9. Struktur Utana : Beton Bertulang

Keterangan Dari Pengelola


a. Bangunan tiba-tiba runtuh terdengar suara dentuman yang berasal dari jatuhnya
lantai mezanin.
b. Pemeliharaan mezanin hanya berupa ME (Mekanikal dan Elektrikal) dan kebersihan,
tidak ada pemeliharaan struktur.
c. Mezanin bukan merupakan bangunan tambahan, melainkan sudah termasuk dari
awal gambar perencanaan gedung.

Hasil Pemeriksaan

Gambar 6 Sketsa Beban yang Diterima Selasar Saat Kejadian

Penyebab:
a. Konsentrasi beban terkumpul pada salah satu titik selasar mengakibatkan salah satu
penggantung terlepas dari kedudukannya di atas dan memicu penggantung lainnya
turut lepas.
b. Beban momen yang terjadi tidak mampu dipikul oleh tumpuan pada dinding vertikal
dan memicu kegagalan bangunan.

Kesimpulan
1. Sling putus dari suspended bagian atas
2. Penjepit sling terlepas
3. Baut yang terpasang kurang kencang
4. Baut patah
5. Korosi yang mengakibatkan [enurunan kekuatan sling, baut, dan penjepit suspended
bagian atas
6. Robeknya pertemuan baja dengan beton kolom dan/atau balok

Rekomendasi Tindak Lanjut


1. Perlunya dilakukan maintanance berkala termasuk pada bagian pemeliharaan struktur
2. Perlunya dilakukan pengajian lebih lanjut mengenai dokumen pembangunan degung
3. Perlunya dilakukan simulasi ulang tentang rekonstruksi pembebanan untuk menilai
kemampuan struktur dalam memikul bahan yang terjadi dan kemudian
mengomparasikannya terhadap beban rencana
4. Perlunya pengecekan kembali terhadap desain gedung, khususnya pada bagian
selasar BEI

Sumber:
LAPORAN KAJIAN TEKNIS PENDAHULUAN KEGAGALAN BANGUNAN GEDUNG TOWER II GEDUNG
BURSA EFEK INDONESIA

Pedoman Undang-Undang
Keselamatan sebagai salah satu aspek keandalan dalam persyaratan teknis bangunan gedung
harus dipenuhi untuk menghindari resiko dari kegagalan bangunan gedung.

 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung menyatakan bahwa


persyaratan keselamatan bangunan gedung meliputi persyaratan kemampuan
bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan bangunan
gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung yang merupakan Building Code Indonesia.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan

Isi Pedoman Undang-undang dan Permen PUPR


Pemeriksaan dan pengujian pada proses penerbitan SLF bangunan gedung untuk menilai
pemenuhan persyaratan teknis meliputi:

 Kesesuaian data aktual (terakhir) dengan data dalam dokumen pelaksanaan


konstruksi bangunan gedung termasuk as built drawings, pedoman pengoperasian
dan pemeliharaan/perawatan bangunan gedung, peralatan serta perlengkapan
mekanikal dan elektrikal bangunan gedung (manual), dan dokumen ikatan kerja;
 Pengujian/test di lapangan (on site) dan/atau di laboratorium untuk aspek
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, pada struktur, peralatan,
dan perlengkapan bangunan gedung, serta prasarana bangunan gedung pada komponen
konstruksi atau peralatan yang memerlukan data teknis yang akurat;
Pemeriksaan dan pengujian pada proses perpanjangan SLF bangunan gedung untuk
menilai pemenuhan persyaratan teknis meliputi:

 Kesesuaian data aktual (terakhir) dengan data dalam dokumen laporan hasil
pemeriksaan berkala, laporan pengujian struktur, peralatan, dan perlengkapan
bangunan gedung, serta prasarana bangunan gedung, laporan hasil perbaikan
dan/atau penggantian pada kegiatan perawatan, termasuk adanya perubahan
fungsi bangunan gedung, intensitas, arsitektur bangunan gedung, dan dampak
lingkungan yang ditimbulkan;
 Pengujian/test di lapangan (on site) dan/atau di laboratorium untuk aspek
keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, pada struktur, peralatan
dan perlengkapan bangunan gedung, prasarana bangunan gedung pada struktur,
komponen konstruksi bangunan gedung dan peralatan yang memerlukan data
yang akurat, termasuk adanya perubahan fungsi bangunan gedung, peruntukan
dan intensitas, arsitektur bangunan gedung, serta dampak lingkungan yang
ditimbulkan
Pada pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung untuk perpanjangan SLF bangunan
gedung, pemeriksaan ulang wajib dilakukan dengan prioritas pada persyaratan teknis yang
mutlak untuk pemenuhan persyaratan minimal berfungsinya bangunan gedung meliputi:
Persyaratan keselamatan
1. Lingkup pemeriksaan
a. Pemeriksaan kondisi struktur bangunan gedung; dan
b. Pemeriksaan kondisi komponen bangunan gedung.
2. Metode pemeriksaan
a. Pengamatan visual; dan
b. Pemeriksaan mutu bahan dengan peralatan yang sesuai antara lain:
 ultrasonic untuk beton dan baja tulangan; dan
 core drill dan hammer test untuk beton.
Untuk kondisi bangunan gedung yang berubah fungsi, perubahan beban, dan/atau pasca
bencana, dilakukan:
Analisis model untuk perhitungan beban, gaya, dan kapasitas daya dukung struktur dengan:
a. Analisis statis 2 dimensi, atau 3 dimensi terhadap beban gravitasi untuk bangunan
gedung dengan konfigurasi struktur beraturan, dan tinggi bangunan gedung kurang
dari 40 m;
b. Analisis dinamik untuk bangunan gedung dengan konfigurasi struktur tidak beraturan,
dan bangunan gedung 40 m atau lebih dan uji beban.
Persyaratan kemampuan dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dengan
lingkup dan metode pemeriksaan:
1. Lingkup pemeriksaan:
a. Identifikasi bahaya dan risiko;
b. Sistem proteksi pasif;
c. Sistem proteksi aktif;
d. Sarana jalan keluar; dan
e. Operasional dan pemeliharaan(manajemen penanggulangan kebakaran).
2. Metode pemeriksaan:
a. Daftar simak (check list);
b. Inspeksi visual; dan
c. Kajian keselamatan.

Persyaratan kemampuan dalam mencegah bahaya sambaran petir dengan lingkup dan
metode pemeriksaan:
1. Lingkup pemeriksaan:
a. Pemeriksaan kondisi sistem instalasi penangkal petir; dan
b. Pemeriksaan kondisi komponen instalasi penangkal petir meliputi instalasi eksternal,
dan instalasi internal.
2. Metode pemeriksaan
a. Sesuai dengan tata cara pemeriksaan sistem instalasi penangkal petir

Anda mungkin juga menyukai