Anda di halaman 1dari 46

KEBIJAKAN NASIONAL

PEMENUHAN PERSYARATAN
BANGUNAN GEDUNG HIJAU

Oleh: Dr. Wahyu Sujatmiko, ST. MT


Perekayasa Madya Kementerian PUPR

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
DIREKTORAT BINA TEKNIK PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN
Dreamscape 2

LATAR BELAKANG

BANGUNAN GEDUNG HIJAU


12%
Bangunan Gedung Menggunakan
12% dari total persediaan air
30% bersih

Pembangunan gedung
40%
menghabiskan lebih dari 1/3
sumber daya di dunia Bangunan Gedung menghasilkan
untuk 40% dari total emisi gas rumah kaca
konstruksinya

Kualitas udara dalam bangunan gedung


40% 5x biasanya mengandung polutan 5x lebih
banyak daripada udara luar
Bangunan Gedung menggunakan
40% dari total energi global
TAHAP PENYELENGGARAAN BGH
Oleh: Pemilik
Laporan akhir yang memuat
Tahap Pemrograman dan/atau penyedia
dokumentasi, rekomendasi, dan
jasa yang
kriteria teknis
kompeten

Tahap Perencanaan Oleh: Penyedia jasa


Teknis perencana yang Dokumen perencanaan teknis
kompeten

• Bangunan gedung hijau;


Oleh: Penyedia jasa • Laporan akhir
Tahap Pelaksanaan pelaksanaan • Dokumen perizinan;
Konstruksi konstruksi yang • Dokumen permohonan Kelaikan Fungsi
kompeten
BGH

• Dokumen rencana pemeliharaan,


Oleh: Pemilik dan/atau pemeriksaan berkala, dan perawatan
Tahap Pemanfaatan
penyedia jasa yang serta laporan periodik;
rkompeten • Panduan praktis penggunaan BGH;
• Dokumentasi kegiatan

Oleh: Penyedia jasa


Tahap Pembongkaran pembongkaran yang Laporan akhir
kompeten
02 OUTLINE RAPERMEN
DAN DISKUSI

BAB IV TATA CARA PEMERIKSAAN KINERJA BANGUNAN


GEDUNG HIJAU
Bagian Kesatu Umum

Bagian Kedua Pemeriksaan Kinerja Tahap Perencanaan Teknis

Bagian Ketiga Pemeriksaan Kinerja Tahap Pelaksanaan Konstruksi

Bagian Keempat Pemeriksaan Kinerja Tahap Pemanfaatan

Bagian Kelima Pemeriksaan Kinerja Tahap Pembongkaran

Catatan Revisi Oleh Asesor SE 86 Dit BPB dan Dit PS


tertera pada file Excel terpisah
Persyaratan 1. Kesesuaian tapak
2. Penentuan objek BG yang akan
Tahap Pemrograman ditetapkan
3. Kinerja BGH sesuai dengan tingkat
kebutuhan
4. Metode Penyelenggaraan BGH
5. Kelayakan BGH

Persyaratan 1. Pengelolaan Tapak


Tahap Perencanaan 2. Efisiensi Energi
3. Efisiensi Air
4. Kualitas Udara dan Kenyamanan
Dalam Ruang
5. Pengendalian Penggunaan Material
6. Pengelolaan Sampah
7. Pengelolaan air limbah

Persyaratan 1. Proses Konstruksi Hijau


2. Praktik Perilaku Hijau
Tahap Pelaksanaan Konstruksi 3. Rantai Pasok Hijau
Permen PUPR No 02/PRT/M/2015

Persyaratan
1. Organisasi dan Tata Kelola
Tahap Pemanfaatan/ pemanfaatan BGH
Pelestarian 2. Standar operasional dan Prosedur
Pelaksanaan pemanfaatan
3. Penyusunan panduan penggunaan
BGH untuk penghuni/ pengguna

Persyaratan 1. Prosedur Pembongkaran


Tahap Pembongkaran 2. Pemulihan tapak dan Peningkatan
Kualitas
8
DAFTAR SIMAK RAPERMEN
9 Bab –89 Pasal tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau
Kategori BGH: FORMAT DAFTAR SIMAK
a. Wajib (W)
b. Disarankan (S)
Parameter
Ordo BGH:
a. BG Baru (W&S)
Kriteria Point
b. BG Yang Sudah Ada (W&S)
Tersedia
c. H2M (S)
d. Kawasan (S) Sub-kriteria

Peringkat BGH:
a. Utama
b. Madya Acuan
c. Pratama

Tahapan BGH:
a. Pemrograman;
b. Perencanaan teknis;
c. Pelaksanaan konstruksi;
d. Pemanfaatan; dan
e. Pembongkaran.
Contoh Daftar Simak Total point tersedia = 163
SE Dirjen Cipta Karya No.86/2016
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bangunan
Gedung Hijau
Form Penilaian Total
Kategori 7
Kriteria 28
Sub-Kriteria 69
Poin 167

Bangunan Gedung Hijau (BGH) adalah bangunan


Gedung yang :
1. Memenuhi semua peraturan persyaratan teknis tentang
bangunan Gedung, dan
2. Ditambah dengan : harus selaras dan serasi dengan ramah
lingkungan hidup (nilai green - hijau)
SE Dirjen Cipta Karya No.86/2016
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bangunan
Gedung Hijau

• 7 Kategori Persyaratan Teknis Perencanaan


• 28 kriteria • Pengelolaan Tapak
a. orientasi bangunan;
• Efisiensi Air
a. Sumber Air: menghindari
• Pengendalian
PenggunaanMaterial
b. pengolahan tapak; pemakaian air tanah, penyediaan a. Pengendalian material
c. Pengelolaan lahan terkontaminasiB3 air mandiri dan penampungan air berbahaya
hujan; b. penggunaan material
d. RTH Privat: penambahan area hijau
10% dari luas lantai dasar; b. Pemakaian Air: Kompoisisi 90% dari bersertifikat ramah
sumber primer dan 10 % mandiri; lingkungan (eco
e. Penyediaan Jalur Pedestrian labelling);
c.Water Fixtures: maksimun sesuai
f. Pengelolaan tapak basemen tabel;
g. Penyediaan lahan parkir
h. Sistem pencahayaan ruang luar atau
halaman • Kualitas Udara dan Kenyamanan • Pengelolaan Sampah
i. Pembangunan BG di atas dan/atau Dalam Ruang a. Penerapan prinsip 3R
dibawah tanah, air dan/atau a. Pelarangan merokok; b. sistem pengelolaan dan
prasarana/sarana umum b. Pengendalian CO2 dan CO: pengolahan sampah
ventilasi mekanis dan pemasangan terpadu
alat monitor c. sistem Pencatatan
• Efisiensi Energi timbulan sampah;
c. Pengendalian Refrigran
a. Selubung bangunan: OTTV dan RTTV =
35 W/m2
b. Penyediaan Sistem Ventilasi dan
c. Pengkondisian Udara • Pengelolaan air limbah
a. penyediaan fasilitas pengelolaan limbah padat dan limbah cair
d. Sistem Pencahayaan sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota;
e. Sistem Transportasi dalam ruang b. daur ulang air yang berasal dari air limbah;
2
f. Sistem Kelistrikan
SE Dirjen Cipta Karya No.86/2016
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bangunan
Gedung Hijau
Tahap Perencanaan
NO. KATEGORI KRITERIA SUB-KRITERIA POINT %

1. PENGELOLAAN TAPAK 9 21 41 24,5%

2. EFISIENSI ENERGI 6 14 40 24,0%

3. EFISIENSI AIR 3 9 25 15,0%

4. KWALITAS UDARA & 3 5 19 11,3%


KENYAMANAN
RUANG

5. PENGGUN 2 10 18 10,8%
AAN
MATERIAL
6. PENGELOLAAN SAMPAH 3 5 10 6,0%

7. PENGELOLAAN 2 5 14 8,4%
AIR LIMBAH
TOTAL 28 69 167 100%
SE Dirjen Cipta Karya No.86/2016
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bangunan
Gedung Hijau
3 Jenis Kriteria
Dokumen
No. Jenis Diskripsi Contoh Kriteria
Pembuktian

• OTTV
Kwantitatif & Ada benchmark Gambar &
A
Perhitungan numerik perhitungan
• Pencahayaan
• Ruang Terbuka Hijau

- Gambar • Pencahayaan Ruang


Benchmark berupa pembuktian Luar atau Halaman
B Kwalitatif
narasi bukan numerik - RKS • Material ramah
- Brosur, catalog lingkungan
Contoh surat
Kwalitatif & Benchmark : perlu surat • Dilarang Merokok
C pernyataan/
Komitmen pernyataan /komitmen
komitmen • Pengelolaan sampah
SE Dirjen Cipta Karya No.86/2016
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bangunan
Gedung Hijau

TAHAP Penilaian Kinerja Tahap Perencanaan, sebagai alat untuk menilai rencana teknis bangunan
PERENCANAAN yang telah memenuhi persyaratan teknis untuk diterbitkan IMB.
TEKNIS Penilaian Kinerja tahap perencanaan terdiri dari 7 aspek dan 69 persyaratan dengan
total nilai 167 poin yaitu:

Pengelolaan Efisiensi Efisiensi KualitasUdara Material Ramah Pengelolaan Pengelolaan


Tapak Energi Air Dalam Ruang Lingkungan Sampah Limbah

21 14 9 5 10 5 5
Persyaratan Persyaratan Persyaratan Persyaratan Persyaratan Persyaratan Persyaratan

41 40 25 19 18 10 14
poin poin poin p oi n poin ppooinn poin
SE Dirjen Cipta Karya No.86/2016
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bangunan
Gedung Hijau

Tahap pelaksanaan konstruksi adalah rangkaian pembangunan/pelaksanaan konstruksi


TAHAP
PELAKSANAAN fisik bangunan gedung hijau berdasarkan dokumen perencanaan teknis bangunan yang
KONSTRUKSI memuat persyaratan-persyaratan teknis guna mencapai kinerja yang diinginkan.
Persyaratan pada tahap pelaksanaan konstruksi bangunan gedung hijau terdiri atas:

Proses
Konstruksi Praktik Perilaku Rantai Pasok
HIjau Hijau Hijau

32
Persyaratan
12 10
Persyaratan Persyaratan

56
poin
21
poin
23
poin
SE Dirjen Cipta Karya No.86/2016
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bangunan
Gedung Hijau
Tahap pemanfaatan pertama adalah rangkaian kegiatan penggunaan bangunan gedung
TAHAP
hijau sesuai dengan fungsinya setelah kegiatan pelaksanaan kontruksi dilakukan sesuai
PEMANFAATAN
dengan pemenuhan persyaratan teknis dan target kinerja yang dibuktikan dengan SLF
dan penilaian kinerja masa konstruksi.

Organisasi dan Standar operasionaldan Penyusunan panduan


Tata Kelola Prosedur Pelaksanaan penggunaan BGHuntuk
pemanfaatan BGH pemanfaatan penghuni/pengguna

8
Persyaratan
94 3
Persyaratan Persyaratan

17
poin
183poin
5
poin
Average Savings
of Green
Buildings
WASTE
BERAPA PERSEN SAVING?
COST
WATER SAVINGS
USE 50-90%
CARBON SAVINGS
SAVINGS 30-50%
35%
ENERGY
SAVINGS
30%

Source:
CapitalE

Sumber: Rana Yusuf Nasir, Pembekalan BGH Dit PS 2020


BREEAM LEED Green Mark GREENSHIP
Pass 30 % Certified 37 % Certified 36 % Bronze 35 %
Good 45 % Silver 46 % Gold 54 % Silver 46 %
Very Good 55 % Gold 55 % Gold Plus 61 % Gold 57 %
Excellent 70 % Platinum 72 % Platinum 65 % Platinum 73 %
110 points 140 points 101 points

SE Dirjen CK 86/2016
Pratama 70 % 117
Madya 75 % 126
Utama 85 % 142

167 points

Apakah peringkat sertifikasi tidak memberatkan?


Dalam SE 86 belum ada penetapan baseline untuk
kuantitikasi penghematan yang dicapai

Meningkatkan kinerja bangunan


Sustainable Building

BGH – Versi2

BGH – Versi1

Baseline
Pratama Utama Pratama Utama
Madya Madya

Sumber: Rana Yusuf Nasir, Pembekalan BGH Dit PS 2020


02 OUTLINE RAPERMEN
DAN DISKUSI

BAB V PEMERINGKATAN BANGUNAN GEDUNG HIJAU

BAB VI SERTIFIKASI BANGUNAN GEDUNG HIJAU


1. Bangunan Gedung Hijau Utama
2. Bangunan Gedung Hijau Madya
3. Bangunan Gedung Hijau Pratama
Tahapan Sertifikasi apakah ada
perubahan dalam PP?

PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG HIJAU


TAHAPAN PERSYARATAN OUTPUT

1. Kesesuaian tapak Dokumen Pemrograman,


TAHAP PEMROGRAMAN 2. Penentuan objek BG yang akan ditetapkan • rekomendasi teknis,
SE 86/DC/ Oleh: Pemilik dan/atau Penyedia
Jasa yang Kompeten
3.
4.
Kinerja BGH sesuai dengan tingkat kebutuhan
Metode Penyelenggaraan BGH
• Pendanaan
• kriteria teknis (acuan KAK Perencanaan
CK/2016 5. Kelayakan BGH Teknis)

1.Pengelolaan Tapak
TAHAP PERENCANAAN 2.Efisiensi Energi
3. Efisiensi Air Dokumen
5 Tahap TEKNIS
Oleh: Penyedia jasa perencana
4. Kualitas Udara dan Kenyamanan Dalam Ruang
5. Pengendalian Penggunaan Material
perencanaan
teknis
Izin Mendirikan
Bangunan (IMB)

Sertifikasi yang kompeten 6. Pengelolaan Sampah


7. Pengelolaan air limbah

TAHAP PELAKSANAAN • Bangunan gedung hijau;


KONSTRUKSI 1. Proses KonstruksiHijau • Laporan akhir Sertifikat Laik
Oleh: Penyedia jasa 2. Praktik Perilaku Hijau • Dokumen perizinan; Fungsi (SLF)
pelaksanaan konstruksi yang 3. Rantai Pasok Hijau • Dokumen permohonan Sertifikat BGH
kompeten Kelaikan Fungsi BGH

1. Organisasi dan Tata Kelola pemanfaatan BGH • Panduan OM BGH;


TAHAP PEMANFAATAN 2. Standar operasional dan Prosedur • Dokumen pemeliharaan, Sertifikat Laik
Oleh: Pemilik dan/atau Pelaksanaan pemanfaatan pemeriksaan berkala, Fungsi (SLFn)
penyedia jasa yang kompeten 3. Penyusunan panduan penggunaan BGH dan perawatan serta Sertifikat BGHn
untuk penghuni/ pengguna laporan periodik;

TAHAP
PEMBONGKARAN 1. Prosedur Pembongkaran • Rencana Pembongkaran
Dokumen Laporan
Oleh: Pemilik dan/atau 2. Pemulihan tapak dan Peningkatan Kualitas (RTB)
penyedia jasa yang kompeten
UNDANG-UNDANG NO 28
TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG

pasal 3:
Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk
mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan
sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan
selaras dengan lingkungannya

BANGUNAN BERKELANJUTAN
Dreamscape 4

PERMEN PUPR NO. .. /2021


tentang
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN

Jalan dan Bangunan Sumber Kawasan


Perumahan
Jembatan Gedung Daya Air Permukiman
PERMEN PUPR No.02/2015 Tentang
Bangunan Gedung Hijau

BANGUNAN GEDUNG HIJAU ADALAH:

“bangunan gedung yang memenuhi persyaratan bangunan gedung


dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam
penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya
melalui penerapan prinsip bangunan gedung hijau sesuai
dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan
penyelenggaraannya”.
Dreamscape 2

DASAR HUKUM

BANGUNAN GEDUNG HIJAU


Dreamscape 3

Dasar Hukum
1. UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
2. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
3. PP No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.28/2002;
Dreamscape 2

PEMENUHAN PERSYARATAN

BANGUNAN GEDUNG HIJAU


WAJIB ( MANDATORY)
BG YANG DIKENAKAN PERSYARATAN
BANGUNAN GEDUNG HIJAU
 BG kelas 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 dengan kompleksitas sederhana atau
khusus, ketingian bangunan gedung tinggi atau sedang;

 BG kelas 6, 7, 8, 9a, dan 9b dengan kompleksitas gedung sampai DISARANKAN (RECOMMENDED)


dengan 2 lantai, luas total lantai >5000 m2.

 BG yang mengonsumsi energi, air dan sumber daya lain dalam


jumlah sangat besar dan memiliki potensi penghematan cukup
signifikan;
 BG kelas 1, 2, dan 3 dengan kompleksitas tidak
 BG yang ditetapkan pemerintah kab/kota atau pemerintah
sederhana, ketingian bangunan gedung hunian tinggi
provinsi untuk DKI Jakarta berdasarkan urgensi dan kondisi di
daerah. atau sedang, termasuk hunian yang memiliki besmen;

 BG kelas 8, 9a, dan 9b dengan kompleksitas sederhana,


ketinggian sampai dengan 2 lantai, luas total lantai 500
SUKARELA (VOLUNTARY) - 5000 m2.

 BG yang mengonsumsi energi, air dan sumber daya lain


 BG kelas 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 dengan kompleksitas sederhana;
dalam jumlah cukup besar dan memiliki potensi
penghematan;
 BG kelas 1, 2 dan 3 dengan kompleksitas sederhana;
 BG yang ditetapkan pemerintah kab/kota atau
 H2M dengan kompleksitas sederhana; pemerintah provinsi untuk DKI Jakarta berdasarkan
urgensi dan kondisi di daerah.
 BG yang ditetapkan pemerintah kab/kota atau pemerintah
provinsi untuk DKI Jakarta berdasarkan urgensi dan kondisi di
daerah.
TAHAP PENYELENGGARAAN BGH

Oleh: Pemilik dan/atau


Tahap Pemrograman Laporan akhir yang memuat dokumentasi,
penyedia jasa yang
rekomendasi, dan kriteria teknis
kompeten

Tahap Perencanaan Teknis Oleh: Penyedia jasa perencana


yang kompeten
Dokumen perencanaan teknis

• Bangunan gedung hijau;


Oleh: Penyedia jasa • Laporan akhir
Tahap Pelaksanaan Konstruksi pelaksanaan konstruksi yang • Dokumen perizinan;
kompeten • Dokumen permohonan Kelaikan Fungsi BGH

• Dokumen rencana pemeliharaan, pemeriksaan berkala,


Tahap Pemanfaatan Oleh: Pemilik dan/atau dan perawatan serta laporan periodik;
penyedia jasa yang rkompeten • Panduan praktis penggunaan BGH;
• Dokumentasi kegiatan

Tahap Pembongkaran Oleh: Penyedia jasa Laporan akhir


pembongkaran yang kompeten
Penyelenggaraan BGH
Penerbitan Sertifikat dan Plakat BGH

Perencanaan Pelaksanaan konstruksi Pemanfaatan (n) Pembongkaran

Dilakukan evaluasi per


Pemeriksaan SLF 5 tahun

Persetujuan rencana
Penerbitan IMB SLF1 SLFn teknis pembongkaran
(RTB)

Penilaian BGH Penilaian audit Laporan pembongkaran


penilaian BGH
Tahap konstruksi BGH BGH

SERTIFIKAT BGH SERTIFIKAT BGH SERTIFIKAT BGH


PLAKAT BGH PLAKAT BGH PLAKAT BGH SURAT KETERANGAN

Pendataan (BGH)
Persyaratan 1. Kesesuaian tapak
Tahap Pemrograman 2. Penentuan objek BG yang akan ditetapkan
3. Kinerja BGH sesuai dengan tingkat kebutuhan
4. Metode Penyelenggaraan BGH
5. Kelayakan BGH

Persyaratan 1. Pengelolaan Tapak


Tahap Perencanaan 2. Efisiensi Energi
3. Efisiensi Air
4. Kualitas Udara dan Kenyamanan Dalam Ruang
5. Pengendalian Penggunaan Material
6. Pengelolaan Sampah
7. Pengelolaan air lPBGah
Persyaratan 1. Proses Konstruksi Hijau
2. Praktik Perilaku Hijau
Tahap Pelaksanaan Konstruksi
3. Rantai Pasok Hijau
Persyaratan 1. Organisasi dan Tata Kelola pemanfaatan BGH
Tahap Pemanfaatan 2. Standar operasional dan Prosedur Pelaksanaan
pemanfaatan
3. Penyusunan panduan penggunaan BGH untuk penghuni/
pengguna

Persyaratan
1. Prosedur Pembongkaran
Tahap Pembongkaran 2. Pemulihan tapak dan Peningkatan Kualitas
Konstruksi

No Persyaratan POIN Deskripsi Poin


A Proses Konstruksi Hijau

• Metoda Pelaksanaan Konstruksi Hijau 4

• Pengoptimalan Penggunaan Peralatan 5

• Penerapan Manajemen Pengelolaan Limbah Konstruksi 13

• Konservasi Air pada Pelaksanaan 20

• Konservasi Energi pada Pelaksanaan Konstruksi 14


B
Praktek Perilaku Hijau

• Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 9

• Penerapan Perilaku Ramah Lingkungan 12


C
Rantai Pasok Hijau
• Penggunaan Material Konstruksi 10

• Pemilihan Pemasok Material dan Alat 9

• Konservasi Energi dalam Rantai Pasok 4


TOTAL 100
32

Persyaratan Teknis Perencanaan

• Pengelolaan Tapak • Efisiensi Air • Pengendalian


a. orientasi bangunan; a. Sumber Air: menghindari Penggunaan Material
b. pengolahan tapak; pemakaian air tanah, penyediaan a. Pengendalian material
c. Pengelolaan lahan terkontaminasi air mandiri dan penampungan berbahaya
B3 air hujan; b. penggunaan material
d. RTH Privat: penambahan area hijau b. Pemakaian Air: Kompoisisi 90% bersertifikat ramah
10% dari luas lantai dasar; dari sumber primer dan 10 % lingkungan (eco
mandiri; labelling);
e. Penyediaan Jalur Pedestrian
c. Water Fixtures: maksimun sesuai
f. Pengelolaan tapak basemen
tabel;
g. Penyediaan lahan parkir
h. Sistem pencahayaan ruang luar atau • Kualitas Udara dan Kenyamanan • Pengelolaan Sampah
halaman Dalam Ruang a. Penerapan prinsip 3R
i. Pembangunan BG di atas dan/atau a. Pelarangan merokok; b. sistem pengelolaan
dibawah tanah, air dan/atau b. Pengendalian CO2 dan CO: dan pengolahan
prasarana/sarana umum ventilasi mekanis dan sampah terpadu
pemasangan alat monitor c. sistem Pencatatan
• Efisiensi Energi tPBGulan sampah;
c. Pengendalian Refrigran
a. Selubung bangunan: OTTV dan
RTTV = 35 W/m2
b. Penyediaan Sistem Ventilasi dan
• Pengelolaan air lPBGah
c. Pengkondisian Udara
a. penyediaan fasilitas pengelolaan lPBGah padat dan lPBGah
d. Sistem Pencahayaan
cair sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota;
e. Sistem Transportasi dalam ruang
b. daur ulang air yang berasal dari air lPBGah;
f. Sistem Kelistrikan
PERSYARATAN PENGELOLAAN TAPAK

Orientasi Bangunan
- Perancangan dengan memaksimalkan pencahayaan alami, dan
meminimalkan rambatan radiasi panas ke bangunan
- Orientasi dan bentuk massa bangunan disesuaikan dengan bentuk lahan,
jalan, bangunan sekitar, dan pergerakan matahari tiap tahun.

Pengelolaan Lahan Terkontaminasi LPBGah B3


- Memperbaiki lahan terkontaminasi dan mengurangi tekanan kebutuhan
lahan.
“Peraturan menteri lingkungan hidup no 33 Tahun 2009 tentang tata cara
mengenai pemulihan lahan terkontaminasi lPBGah bahan berbahaya dan
beracun ”
“Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang pengelolaan lPBGah
Pemilihan Tapak berbahaya dan beracun ”
- Menghindari pembangunan pada tapak yang tidak semestinya
- Pembangunan harus sesuai dengan peruntukan lahan yang diatur dalam ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang berlaku.

Penyediaan Jalur Pedestrian


Penyediaan jalur pedestrian dilakukan untuk mencapai jaringan transportasi
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat
umum, menuju ruang publik, dan menuju persil/kaplingnya sesuai dengan tata
- Penambahan luasan RTH yang ditambah minimal 10 % dari luas lantai dasar yang dipersyaratkan.
cara, persyaratan, ukuran dan detail peraturan terkait
- Penambahan RTH dapat berupa taman pada atap bangunan (roof garden) , taman di teras bangunan,
“Peraturan Menteri PU No.30 Tahun 2006 tentang persyaratan teknis fasilitas
dan/atau taman vertikal.
dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungannya ”
“Peraturan Menteri PU No.36 Taun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungannya”
“Peraturan Menteri PU No. 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan,
Pengelolaan Tapak :
Penyediaan, dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana jaringan pejalan kaki di
Pengelolaan tapak ditujukan untuk mengurangi dampak negatif penggunaan lahan dalam proses
kawasan perkotaan”
pelaksanaan konstruksi bangunan gedung hijau terhadap lingkungan disekitarnya.

1
ORIENTASI BANGUNAN
PERSYARATAN EFISIENSI ENERGI
Selubung Bangunan
Efisiensi penggunaan energi dengan pertPBGangan nilai akumulasi RTTV dan
OTTV maksimal 35 Watt/m2
“SNI 6389 tentang Konservasi Energi untuk Selubung Bangunan”

Sistem Ventilasi
Sistem ventilasi pada bangunan harus sesuai dengan luasan ventilasi minimum
yang dipersyaratkan
“SNI 6572 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian
udara”

Sistem Pengkondisian Udara


Sistem pengkondisian udara harus memenuhi nilai efisiensi minimum dari
peralatan tata udara yang dipersyaratkan
“SNI 6390 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara”

Sistem Pencahayaan
- Pemanfaatan pencahayaan alami semaksimal mungkin
- Perencanaan sistem pencahayaan buatan tidak boleh melebihi daya listrik
maksimum/m2
- Penggunaan dimmer dan/atau sensor photoelectric
- Luas area maksimum 30 m2 untuk satu sakelar.
“SNI 2396 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami”
“SNI 6197 tentang Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Buatan”

Sistem Transportasi dalam Gedung


Sistem transportasi dalam gedung harus memperhatikan konsumsi energi yang
dibutuhkan, sistem manajemen lalu lintas vertikal, daya tampung penumpang
dan waktu tempuh yang diperlukan
“SNI 6573 tentang Tata Cara Penerapan Sistem Transportasi Vertikal Gedung”
Efisiensi Penggunaan Energi :
Efisiensi penggunaan energi ditujukan untuk mencapai Sistem Kelistrikan
tingkat energi yang optimal sesuai fungsi bangunan Perencanaan sistem kelistrikan untuk menghindari potensi pemborosan energi
gedung dan mengurangi dampak negatif terhadap melalui:
- Pengelompokan beban listrik
lingkungan serta mengurangi biaya-biaya yang terkait - Pemasangan alat ukur energi listrik atau kWh meter
penggunaan energi yang berlebihan. “SNI 6573 tentang Tata Cara Penerapan Sistem Transportasi Vertikal Gedung”
DESAIN PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN
Alami Artifisial

Sumber: www.google.co.id
PERSYARATAN EFISIENSI AIR
Sumber Air
- Menghindari pemakaiaan air tanah
- Penyediaan air secara mandiri untuk kebutuhan sekunder melalui air daur
ulang, air hujan, dan air kondensasi dari unit pengkondisian udara
- Volume sistem penampungan air hujan paling sedikit 0.05 x luas lantai dasar
“SNI 7065 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing”

Pemakaiaan Air
- Pemasangan alat ukur penggunaan air (submeter) untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan air
- Pemakaiaan sumber air primer yang berasal dari penyedia jasa dan air tanah
maksimum 90% dari total kebutuhan air.

Penggunaan Water Fixture


- Penggunaan water fixture harus memiliki kapasitas penghematan air yang
diperhitungkan minimum sesuai ketentuan.
“SNI 7065 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing (perlu update)”

Pengelolaan Air LPBGah


- Air lPBGah domestik harus diolah dengan instalasi pengolahan air lPBGah
sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota
- Air lPBGah (grey water) dapat digunakan kembali dengan sistem daur ulang
air
- Air lPBGah yang hendak dibuang ke saluran pembuangan kota harus
memenuhi standar baku mutu yang berlaku;
“Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu
Air LPBGah Domestik”
Efisiensi Penggunaan Air:
Efisiensi penggunaan air dimaksudkan untuk mengurangi
kebutuhan air bersih pada bangunan gedung dan beban
air lPBGah yang dihasilkan dari bangunan gedung
terhadap lingkungan.
PERSYARATAN KUALITAS UDARA RUANGAN
Pelarangan Merokok
- Larangan merokok pada seluruh bangunan gedung dilakukan dengan cara
menyediakan rambu dilarang merokok untuk untuk seluruh bagian
bangunan gedung termasuk area pintu masuk, jendela hidup dan area area
masuknya udara segar dari luar ke dalam bangunan gedung dengan radius
minimum 10 m

Pengendalian Karbondioksida (CO2) dan Karbonmonoksida


(CO)
- Melengkapi setiap ruangan yang berpotensi menerima akumulasi
konsentrasi CO2 dan/atau CO dengan alarm dan sistem ventilasi mekanis
yang beroperasi otomatis apabila nilai konsentrasi CO2 dan CO melewati
ambang batas aman, yaitu 5000 ppm untuk CO2 dan 26 ppm untuk CO
“SNI 0232 tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Zar Kimia d Udara Tempat Kerja”

Pengendalian Penggunaan Refrigran


- Penggunaan refrigran tata udara yang digunakan harus mengandung
material aman dan tidak berbahaya dan tidak mengandung Chloro Fluoro
Carbon (CFC)

Pengendalian Penggunaan Material


- Pengendalian penggunaan material untuk mengurangi jumlah zat pencemar
yang menPBGulkan bau, iritasi, dan berbahaya terhadap kenyamanan
pengguna bangunan.
- Zat pencemar sebagaimana dimaksud biasa ditemukan pada pewarna,
pelapis, perekat, kayu olahan, furnitur, kertas pelapis dinding, penutup atap
seperti methilene chloride, arsenick, asbestos, hexavalent chromium, N-
Kualitas Udara Dalam Ruang: hexane, trichloroethylene, formaldehyde, TDCP/TCEP, phthalates
Perencanaan kualitas udara dalam ruang pada
bangunan gedung hijau dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas udara dalam ruang yang
mendukung kenyamanan dan kesehatan pengguna
bangunan gedung hijau.
PERSYARATAN PENGENDALIAN PENGGUNAAN MATERIAL

Pengendalian Penggunan Material :


Pengendalian penggunan material dimaksudkan
untuk mengurangi jumlah zat pencemar yang
menPBGulkan bau, iritasi, dan berbahaya terhadap
kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan.

Pengendalian Penggunaan Material Berbahaya


Pengendalian terhadap pemakaian material yang
mengandung bahan berbahaya yang biasa ditemukan
pada pewarna, pelapis, perekat, kayu olahan, furnitur,
kertas pelapis dinding, penutup atap.

Penggunaan Material Bersertifikat Ramah


Lingkungan (eco labeling)
• Penggunaan material bersertifikat eco-label; atau
• Penggunaan material bangunan lokal
PERSYARATAN PENGELOLAAN SAMPAH
Pengelolaan Sampah:
Pengelolaan sampah dimaksudkan untuk meningkatkan
kesehatan pengguna, aman bagi lingkungan dan perubahan
perilaku pengguna bangunan gedung hijau serta mengurangi
beban tPBGulan sampah kota.

Penerapan prinsip 3R
- Penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) ;
- Penerapan Sistem Penanganan Sampah:
• Penyediaan fasilitas pemilahan sampah;
• penyediaan fasilitas pengumpulan sampah; dan
• Penyediaan fasilitas pengolahan sampah
- Penerapan sistem pencatatan tPBGulan sampah

“Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan


Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga”

“Permen PU Nomor 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan


Prasaranan dan saranana Persampahan dalam Penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga”
PERSYARATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Pengelolaan Air LPBGah


Pengelolaan air LPBGah dimaksudkan untuk mengurangi
beban air lPBGah yang dihasilkan dari bangunan gedung
terhadap lingkungan dan mencegah tPBGulnya
penurunan kualitas lingkungan di sekitar bangunan
gedung hijau.

Penyediaan Fasilitas Pengelolaan Libah Padat dan


LPBGah Cair Sebelum dibuang ke Saluran
Pembuangan Kota
• BG yang terletak di daerah pelayanan sistem jaringan air
lPBGah kota wajib memanfaatkan jaringan tersebut.
• BG yang tidak terletak di daerah pelayanan sistem jaringan
air lPBGah wajib memiliki fasilitas pengelolaan lPBGah padat
dan lPBGah cair.
• Fasilitas pengelolaan air lPBGah dilakukan untuk air lPBGah
domestik (black water) sebelum dibuang ke saluran
pembuangan kota.

Daur Ulang Air yang Berasal dari Air LPBGah (Grey


Water)
- Daur ulang air lPBGah hingga mencapai baku mutu sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan dan pemanfaatan
kembali sebagai air sekunder.
Dreamscape 2

TATA CARA PENILAIAN KINERJA

BANGUNAN GEDUNG HIJAU


Borang Penilaian Tahap Perencanaan

Persentase
No Persyaratan POIN
Penilaian

A Pengelolaan Tapak 41 25%

B Efisiensi Penggunaan Energi 40 24%

C Efisiensi Penggunaan Air 25 15%

D Kualitas Udara dalam Ruang 19 11%

E Penggunaan Material Ramah Lingkungan 18 11%

F Pengelolaan Sampah 10 6%

G Pengelolaan Air LPBGah 14 8%

TOTAL 167 100%


Borang Penilaian Tahap Pelaksanaan Konstruksi

Persentase
No Persyaratan POIN
Penilaian
A Proses Konstruksi Hijau
1. Metoda Pelaksanaan Konstruksi Hijau 4
2. Pengoptimalan Penggunaan Peralatan 5
56%
3. Penerapan Manajemen Pengelolaan LPBGah Konstruksi 13
4. Konservasi Air pada Pelaksanaan 20
5. Konservasi Energi pada Pelaksanaan Konstruksi 14
B Praktek Perilaku Hijau
1. Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
9 21%
Kerja
2. Penerapan Perilaku Ramah Lingkungan 12
C Rantai Pasok Hijau
1. Penggunaan Material Konstruksi 10
23%
2. Pemilihan Pemasok Material dan Alat 9
3. Konservasi Energi dalam Rantai Pasok 4
TOTAL 100 100%
Borang Penilaian Tahap Pemanfaatan

Persentase
No Persyaratan POIN
Penilaian
A Organisasi dan Tata Kelola BGH 17 8%

B Standar Operasional Dan Prosedur (SOP) Pemanfaatan

1. Evaluasi Pasca Penghunian 8

2. Menindaklanjuti hasil evaluasi 8

3. Kesesuaian Target Kinerja

a. Pengelolaan Tapak 41

b. Efisiensi Penggunaan Energi 40 89%

c. Efisiensi Penggunaan Air 25

d. Kualitas Udara dalam Ruang 19

e. Penggunaan Material Ramah Lingkungan 18

f. Pengelolaan Sampah 10

g. Pengelolaan Air LPBGah 14

C Panduan Penggunaan BGH untuk Penghuni/ Pengguna 5 2%

TOTAL 205 100%


Dreamscape 2

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai