2018
http://bsn.go.id/main/berita/detail/9946/siaran-pers-demi-keselamatan-penumpang-bsn-tetapkan-sni-
perkeretaapian#.XGEjt_W-nIU
Kereta api merupakan jenis moda transportasi yang diminati banyak orang di Indonesia.
Selain dari sisi waktu bisa diandalkan ketepatannya, pelayanan yang diberikan juga semakin
baik. Namun demikian, kereta api pun memiliki resiko kecelakaan, seperti moda transportasi
lainnya. Teknologi yang berkembang pesat diharapkan dapat meningkatkan mutu, efisiensi
dan keselamatan dari penumpang, pekerja, sarana dan prasarana perkeretaapian. Sejalan
dengan itulah dan untuk melindungi keselamatan pengguna kereta api, Badan Standardisasi
Nasional (BSN) melalui Komite Teknis 45-01 : Sarana Perkeretaapian dan Komite Teknis
45-02 : Prasarana Perkeretaapian, telah menyusun 2 standar terbaru tentang perkeretaapian,
yaitu SNI IEC 62278:2002 Aplikasi Perkeretaapian-Spesifikasi dan Demonstrasi RAMS
(Reliability, Availability, Maintainability dan Safety) sesuai dengan keputusan Kepala BSN,
Nomor: 532/KEP/BSN/12/2018 dan SNI 8633:2018 Spesifikasi Balas, Sub Balas, dan
Lapisan Dasar (Sub Grade) untuk jalur kereta api sesuai dengan keputusan Kepala BSN,
Nomor: 411/KEP/BSN/12/2018.
Standar ini, lanjutnya, akan mendorong kerjasama antara pelaku usaha perkeretaapian dan
industri pendukung perkeretaapian, di dalam berbagai strategi pengadaan, untuk mencapai
kombinasi yang optimal antara RMAS dan biaya untuk aplikasi perkeretaapian. “Proses yang
ditetapkan di dalam SNI memiliki asumsi bahwa pelaku usaha perkeretaapian dan industri
pendukung perkeretaapian memiliki kebijakan tingkat-bisnis yang mengatur kualitas, kinerja
dan keamanan,” ujar Kristianto.
Sementara itu, SNI 8633:2018 itu sendiri menetapkan fungsi, data teknik dan persyaratan
teknik lainnya pada balas, sub balas dan lapis dasar untuk jalur kereta api.
Menurut Kristianto, pengertian balas berdasarkan SNI adalah batu pecah yang keras, bersudut
tajam (angular) yang terletak di bawah dan di antara bantalan untuk meneruskan dan
menyebarkan beban dari bantalan ke sub balas. “Lebih mudahnya dalam pengertian umum,
balas adalah bagian dari badan jalan kereta api tempat penempatan bantalan rel. Balas
ditempatkan di antara, di bawah, dan di sekitar jalur hingga drainase di kanan-kiri rel, balas
berfungsi untuk menyalurkan beban kereta api kepada bantalan serta agar tumbuhan tidak
tumbuh di badan jalan yang dapat mengganggu struktur jalur kereta api,”ujar Kristianto.
SNI 8653:2018 mempersyaratkan mutu material pembentuk balas yang meliputi parameter
berat isi, berat jenis, kuat tekan rata-rata, kandungan partikel pipih, keausan, ketahanan cuaca,
kemampuan menyerap air, serta kandungan tanah, lumpur dan organik.
Adapun sub balas menurut SNI adalah lapisan penyaring (filter) berupa campuran kerikil atau
kumpulan agregat pecah dan pasir, terletak antara lapis dasar dan lapisan balas yang
berfungsi meneruskan dan menyebarkan beban dari balas ke lapis dasar serta dapat
mengalirkan air dengan baik.
Syarat mutu material pembentuk sub balas meliputi parameter kandungan tanah, gradasi batu
pecah, berat jenis, dan berat isi.
Lapis dasar (subgrade) menurut SNI adalah lapisan tanah yang berada di bawah lapisan sub
balas dengan kapasitas daya dukung yang kuat untuk menahan beban kereta api secara aman.
“Dengan adanya 2 SNI tersebut diharapkan bisa segera diterapkan para pemangku
kepentingan perkeretaapian di Indonesia mengingat angkutan penumpang dan barang ini,
sangat menyangkut keselamatan. Semoga di tahun 2019 ini, 16 usulan Program Nasional
Perumusan Standar (PNPS) dapat terealisasi untuk mendukung keselamatan di bidang
perkeretaapian,”ujar Kristianto.
Kontak Person :
Direktur Pengembangan Standar Mekanika, Energi,
Elektroteknika, Transportasi, danTeknologi Informasi BSN
Yustinus Kristianto W.
HP. 0815 8859 521
Email : kris@bsn.go.id