BARANG/JASA 1
Mulai Berlaku Edisi
III
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka menciptakan ketertiban, kenyamanan dan keamanan dalam bekerja serta
mengakomodasi perkembangan perusahaan dan perubahan lingkungan perusahaan,
maka perlu penyediaan sarana dan prasarana yang memadai sesuai kebutuhan
perusahaan.
B. DEFINISI
C. TUJUAN
1. Memberikan kejelasan mengenai tugas, tanggung jawab, hak dan kewenangan dari
para pengguna, pelaksana dan penyedia Barang/Jasa dalam proses pengadaan
Barang/Jasa bagi perusahaan.
2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa yang transparan dan
tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku.
3. Menjamin diperolehnya Barang/Jasa yang dibutuhkan perusahaan dengan kualitas
yang baik dan harga yang dapat dipertanggungjawabkan.
D. LANDASAN HUKUM
4. Anggaran Dasar PT (Persero) Asuransi Kredit Indonesia Nomor 2 Tahun 1971 yang
dimuat dalam Akta Notaris Prabowo Achmad Kadijono SH, yang telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Akta Notaris Hadijah SH. Nomor: 23 tanggal 16
Januari 2013 dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, sesuai Surat Nomor: AHU-AH.01.10-03240
tanggal 5 Februari 2013.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Kegiatan Hal
BARANG/JASA 9
Mulai Berlaku Edisi
III
BAB II
KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA
A. UMUM
a. Norma tertulis atau norma pengadaan yang bersifat operasional yang pada
umumnya telah dirumuskan dan dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan yaitu berupa undang-undang, peraturan, pedoman atau petunjuk
pengadaan barang/jasa.
b. Norma tidak tertulis pada umumnya bersifat ideal, norma ideal pengadaan
tersirat dalam pengertian tentang hakikat, filosofis, etika dan profesionalisme
dalam pengadaan Barang/Jasa.
a. Usulan Anggaran
4. Cara/Metode Pengadaan
a. Swakelola
Kegiatan yang sifat pekerjaannya merupakan pemeliharaan/perbaikan yang
pekerjaan tersebut tidak memerlukan perhitungan dan keahlian khusus.
1) Pelaksana dan Kegiatan Pengadaan dengan cara Swakelola
a) Kantor Pusat
(1) Deputy Division Head (DDH) Pemeliharaan & Rumah Tangga
untuk kegiatan pemeliharaan gedung kantor/rumah
dinas/kendaraan dinas, pemeliharaan perabot kantor,
pemeliharaan mesin kantor dan sebagainya.
(2) DDH Sekretariat untuk kegiatan pemeliharaan arsip.
b) Kantor Cabang adalah Area Managing Director (AMD) dengan
kegiatan sebagaimana butir (1) dan (2) diatas sesuai dengan
batasan nilai kewenangan.
2) Batasan Nilai
Batasan Nilai untuk pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola diatur
sebagai berikut :
a) Kantor Pusat : s.d Rp. 40.000.000,-
b) Kantor Cabang Kelas I : s.d Rp. 35.000.000,-
c) Kantor Cabang Kelas II : s.d Rp. 30.000.000,-
d) Kantor Cabang Kelas III : s.d Rp. 20.000.000,-
e) Kantor Cabang Kelas IV : s.d Rp. 10.000.000,-
3) Kewenangan Persetujuan
Pejabat yang mempunyai wewenang memberikan persetujuan diatur
sebagai berikut :
a) Kantor Pusat : Deputy Division Head (DDH) Pemeliharaan & Rumah
Tangga/DDH Sekretariat sesuai kegiatan.
b) Kantor Cabang :
- Area Managing Director (AMD) untuk Kantor Cabang tidak
merangkap Korwil
- Vice AMD untuk Kantor Cabang yang merangkap Korwil.
b. Pembelian Langsung
a) Kantor Pusat
(1) Division Head (DH) SDM/DDH Pengadaan Barang & Jasa/DDH
Pemeliharaan & Rumah Tangga yaitu untuk kegiatan
pengadaan barang/jasa yang nilainya berdasarkan harga
pasar, seperti antara lain : Alat Tulis Kantor (ATK), bahan
bakar minyak (BBM), service dan penggantian suku cadang
kendaraan dinas, peralatan/utilitas kantor, komputer dan
perlengkapannya, premi asuransi umum.
2) Batasan Nilai
3) Kewenangan Persetujuan
4) Pengecualian
Untuk pengadaan barang/jasa yang sifat pembayarannya berlangganan
atau yang mempunyai tarif standar/pasti, yang ditetapkan
Pemerintah/Badan lainnya serta dilakukan tanpa Surat Perjanjian Kerja,
maka proses pengadaan dan pembayarannya mengabaikan ketentuan
batasan nilai Pembelian Langsung sebagaimana diatur dalam ketentuan
butir 1) s/d 3) diatas, yaitu listrik, PAM, telepon, pajak/retribusi.
c. Pemilihan Langsung
2) Batasan Nilai
Batasan Nilai untuk Pengadaan Barang/Jasa secara Pemilihan Langsung
diatur sebagai berikut :
a) Kantor Pusat : diatas Rp. 100 juta s.d Rp. 5 milyar
b) Kantor Cabang Kelas I : diatas Rp. 75 juta s.d Rp. 500 juta
c) Kantor Cabang Kelas II : diatas Rp. 50 juta s.d Rp. 400 juta
d) Kantor Cabang Kelas III : diatas Rp. 30 juta s.d Rp. 300 juta
e) Kantor Cabang Kelas IV : diatas Rp. 20 juta s.d Rp. 200 juta
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Kegiatan Hal
BARANG/JASA 18
Mulai Berlaku Edisi
III
3) Kewenangan Persetujuan
Pejabat yang mempunyai kewenangan memberikan persetujuan diatur
sebagai berikut :
a) Kantor Pusat :
(1) DDH Pengadaan Barang & Jasa/DDH Sekretariat untuk nilai
diatas Rp. 100.000.000,- s.d Rp. 400.000.000,-
(2) DH SDM/Sekretaris Perusahaan untuk nilai diatas
Rp 400.000.000,- s.d Rp 700.000.000,-
(3) Direktur Umum untuk nilai diatas Rp 700.000.000,-
s.d Rp 1.000.000.000,-
(4) Direktur Utama (melalui Direktur Umum) untuk nilai diatas
Rp 1.000.000.000,- s.d Rp 2.000.000.000,-
(5) Direksi untuk nilai diatas Rp. 2.000.000.000,-
s.d Rp. 5.000.000.000,-
b) Kantor Cabang adalah AMD dengan kewenangan sesuai dengan
batasan nilai dari masing-masing Kelas Kantor Cabang.
d. Pelelangan
2) Batasan Nilai
Batasan Nilai Pengadaan Barang/Jasa secara Lelang adalah untuk
pengadaan Barang/Jasa dengan nilai diatas Rp. 5.000.000.000,-
3) Kewenangan Persetujuan
Pejabat yang berwenang menyetujui dilakukan Pengadaan secara
Lelang adalah Direksi melalui Direktur Umum.
e. Penunjukan Langsung
2) Batasan Nilai
Nilai pengadaan Barang/Jasa secara Penunjukan Langsung tidak
dibatasi.
3) Kewenangan Persetujuan
Pejabat yang mempunyai kewenangan memberikan persetujuan
Penunjukan Langsung diatur sebagai berikut :
a) Kantor Pusat :
(1) Direktur Utama melalui Direktur Umum untuk Pengadaan
Barang/Jasa sebagaimana angka 1) huruf a) sampai
dengan k)
(2) DH SDM untuk Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana angka
1) huruf l) sampai dengan o)
(3) Sekretaris Perusahaan untuk Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana angka 1) huruf p)
b) Kantor Cabang :
(1) AMD untuk perpanjangan sewa gedung kantor/rumah
dinas/kendaraan dinas dengan kenaikan harga sampai dengan
10% dari harga sebelumnya.
(2) Dalam hal perpanjangan sewa gedung kantor/rumah
dinas/kendaraan dinas dengan kenaikan harga diatas 10% sd
50%, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari DH
SDM Kantor Pusat.
(3) Kenaikan harga diatas 50% harus mendapat persetujuan dari
Direktur Umum
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Kegiatan Hal
BARANG/JASA 21
Mulai Berlaku Edisi
III
f. Pengadaan Langsung
BAB III
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA
A. PERSIAPAN PENGADAAN
Proses penyusunan DRT dilakukan oleh Divisi SDM dengan melakukan langkah
berikut :
b. Penetapan merek
Apabila usulan pengadaan sudah menunjuk suatu merek/produk atau rekanan
tertentu, maka usulan harus dilengkapi dengan analisa dan spesifikasi teknis
lengkap (hasil beauty contest), yang merupakan dukungan terhadap alasan
penunjukan merek tersebut.
Analisa dan spesifikasi teknis dibuat oleh unit kerja pengguna (user) dengan
persetujuan Direktur Bidang Terkait dan apabila dibutuhkan dapat
menggunakan konsultan eksternal.
Pelaksanaan penilaian teknis atau analisa spesifikasi (Beauty Contest) dilakukan oleh
masing-masing unit kerja pengguna/user apabila pengadaan barang/jasa yang akan
diadakan menunjuk pada rekanan atau merek atau produk tertentu.
1. Wewenang Persetujuan
a. DH SDM/Sekretaris Perusahaan sampai dengan Rp.500.000.000,-
b. Direktur Umum di atas Rp 500.000.000,- s.d Rp 1.500.000.000,-
c. Direktur Utama melalui Direktur Umum di atas Rp 1.500.000.000,- s.d
Rp. 3.000.000.000,-
d. Direksi diatas Rp. 3.000.000.000,-
2. Penetapan Merek atau Produk Tertentu
a. Untuk Penetapan Merek atau Produk Tertentu, dilaksanakan oleh seluruh Unit
Kerja kecuali Satuan Pengawasan Intern (SPI), Divisi SDM dan Divisi
Keuangan & Akuntansi. SPI, Divisi SDM dan Divisi Keuangan & Akuntansi
dapat melaksanakan penetapan merek atau produk tertentu apabila
merupakan unit kerja yang membutuhkan/user.
Jika diperlukan, maka dapat melibatkan Konsultan Eksternal.
b. Proses Pelaksanaan :
1) Penentuan pihak Principal wakil dari masing-masing merek/produk
2) Undangan dan Permintaan Proposal Teknis
3) Penerimaan dokumen Proposal Teknis
4) Penilaian teknis atau analisa spesifikasi atau pengujian teknis (dengan
merek/produk lain) :
a) Faktor penilaian, antara lain : spesifikasi teknis, kewajaran harga,
cost and benefit analysis, ketersediaan barang, garansi/service,
after sales services, referensi, pengalaman (bila diperlukan), dan
lain-lain
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Kegiatan Hal
BARANG/JASA 26
Mulai Berlaku Edisi
III
BAB IV
A. UMUM
a. Swakelola
b. Pembelian Langsung
c. Pemilihan Langsung
d. Pelelangan
e. Penunjukan Langsung
f. Pengadaan Langsung
B. TAHAPAN PELAKSANAAN
1. Swakelola
a. Pooling Staf Bagian Pemeliharaan & Rumah Tangga/Pooling Staf Bagian
Sekretariat di Kantor Pusat/Deputy AMD di Kantor Cabang mengajukan usulan
kegiatan dan biaya kepada DDH Pengadaan Barang & Jasa/DDH Bagian
Pemeliharaan & Rumah Tangga/DDH Bagian Sekretariat / AMD.
b. Persetujuan Pejabat sesuai butir a.
c. Pooling Staf Bagian Pemeliharaan & Rumah Tangga/Pooling Staf Bagian
Sekretariat di Kantor Pusat/Deputy AMD di Kantor Cabang melakukan proses
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang tercantum didalam
persetujuan/lembar disposisi.
d. Pertanggungjawaban berupa bukti pembelian bahan material, tanda terima
honor/upah kerja di atas kuitansi bermaterai cukup dan atau tanda terima
uang makan dan uang transport.
2. Pembelian Langsung
a. Pengadaan Barang/Jasa sampai dengan Rp. 50.000.000,-.
1) Pooling Staf Bagian Pengadaan Barang & Jasa/Pooling Staf Bagian
Sekretariat di Kantor Pusat/Deputy AMD di Kantor Cabang mengajukan
usulan kegiatan dan biaya dari Unit-Unit Kerja kepada DDH Pengadaan
Barang & Jasa/DDH Bagian Sekretariat/AMD.
2) Persetujuan Pejabat sesuai angka 1) diatas.
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang tercantum didalam
persetujuan/lembar disposisi.
4) Pertanggungjawaban yang harus disampaikan berupa kuitansi atau
bukti pembayaran lainnya bermaterai cukup dan tanda terima pekerjaan
dan/atau tanda terima penyerahan ke Unit Kerja pengguna (user).
Pembayaran diusahakan melalui transfer.
b. Pengadaan Barang/Jasa dengan nilai diatas Rp. 50.000.000,- s/d
Rp. 100.000.000,-
1) DDH Bagian Pengadaan Barang & Jasa/DDH Bagian Sekretariat di
Kantor Pusat/Deputy AMD di Kantor Cabang mengajukan usulan
kegiatan dan biaya dari Unit-Unit Kerja kepada DH SDM/Sekretaris
Perusahan/AMD.
2) Persetujuan Pejabat sesuai angka 1) diatas.
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang tercantum didalam
persetujuan/lembar disposisi.
4) Pertanggungjawaban yang harus disampaikan berupa kuitansi atau
bukti pembayaran lainnya bermaterai cukup dan tanda terima pekerjaan
dan/atau tanda terima penyerahan ke Unit Kerja pengguna (user).
Pembayaran diusahakan melalui transfer.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Kegiatan Hal
BARANG/JASA 30
Mulai Berlaku Edisi
III
3. Pemilihan Langsung
a. Pengecekan spesifikasi teknis, plafon biaya dan perkiraan harga serta calon
rekanan pada Daftar Rekanan Terpilih (DRT).
b. Penerbitan Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) kepada minimal 2
(dua) Rekanan dan meminta pada Rekanan untuk mengajukan penawaran
harga atas Barang/Jasa yang diperlukan.
SPPH harus mencantumkan ketentuan mengenai persyaratan administrasi dan
persyaratan teknis:
1) Persyaratan administrasi, terdiri dari:
a) Surat Penawaran Harga (SPH) yg memuat:
(1) Nomor dan tanggal SPPH sebagai dasar pengajuan
penawaran harus bertanggal dan ditandatangani oleh
pimpinan perusahaan Rekanan atau kuasanya.
(2) Harga satuan dan harga keseluruhan termasuk Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
(3) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
4. Pelelangan
a. Penyusunan Jadual
Jumlah waktu kegiatan dalam Pelelangan adalah :
No. KEGIATAN Jangka Waktu
b) Dokumen Teknis
Kelengkapan dokumen teknis menyesuaikan dengan persyaratan
yang telah ditentukan oleh User atau Panitia sesuai kebutuhan.
6) Pihak yang dilarang ikut sebagai Peserta/Penjamin dalam penawaran
antara lain:
a) Pegawai Negeri, Pegawai BUMN/BUMD dan Pegawai Bank Milik
Pemerintah/Daerah.
b) Perusahaan yang dinyatakan pailit
c) Perusahaan yang pengikutsertaannya akan bertentangan dengan
tugasnya (conflict of interest)
d) Perusahaan yang di Black List oleh PT Askrindo.
7) Tata cara penawaran yang dipakai adalah sistem 1(satu) sampul :
c. Pengumuman Lelang
j. Peninjauan Lapangan
1) Peninjauan perusahaan dilakukan terhadap Calon Pemenang I, untuk
mengetahui kondisi kantor, tenaga administrasi, peralatan dan
keterangan lain yang disampaikan dalam dokumen penawaran.
2) Peninjauan perusahaan dilakukan terhadap Calon Pemenang II dan III
secara berturut-turut, apabila Calon Pemenang I tidak memenuhi syarat.
3) Hasil peninjauan perusahaan dituangkan dalam Berita Acara Peninjauan
Perusahaan yang ditandatangani oleh Panitia.
k. Penetapan dan Usulan Calon Pemenang
1) Keputusan Calon Pemenang Lelang ditetapkan oleh Panitia Lelang
berdasarkan Berita Acara Pembukaan Penawaran, Penilaian Teknis dan
Berita Acara Peninjauan Perusahaan, yang dituangkan dalam Berita
Acara Penetapan Pemenang.
2) Dalam hal 2 (dua) peserta atau lebih mengajukan harga yang sama
atau memperoleh penilaian teknis dan harga dengan bobot yang sama,
maka Panitia dalam putusannya mempertimbangkan mengenai
kecakapan dan kemampuan dari peserta untuk menyelesaikan
pekerjaannya, yang dicatat dalam Berita Acara.
3) Calon pemenang lelang harus sudah ditetapkan oleh Panitia Lelang
selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah pembukaan
dokumen penawaran atau penyampaian hasil penilaian teknis (jika ada).
4) Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Lelang, selanjutnya
Panitia Lelang melaporkan dan menyampaikan usulan Calon Pemenang
Lelang kepada Direksi melalui Direktur Umum.
l. Penetapan Pemenang dan Pengumuman Pemenang Lelang
1) Berdasarkan usulan Calon Pemenang Lelang dari Panitia Lelang, maka
Direksi menetapkan Pemenang Lelang.
2) Keputusan Direksi tentang penetapan pemenang lelang diumumkan
oleh Panitia kepada para peserta selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja
setelah diterimanya keputusan tersebut.
m. Masa Sanggah
1) Terhadap peserta yang berkeberatan atas penetapan pemenang lelang
diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis
kepada Pejabat yang berwenang selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja
setelah hari pengumuman.
2) Sanggahan hanya dapat diajukan terhadap pelaksanaan prosedur
lelang. Sanggahan diproses dengan syarat :
a) Penyanggah menyerahkan jaminan sanggah banding sebesar 3%
dari Nilai Penawaran Pemenang I Lelang, yang diterbitkan oleh
Bank Pemerintah atau Bank Pembangunan Daerah (BPD).
b) Sanggahan disertai bukti terhadap materi sanggahan.
c) Jaminan sanggah banding dikembalikan kepada Penyanggah jika
sanggahannya terbukti benar secara hukum dan menjadi hak
PT Askrindo jika sanggahannya terbukti tidak benar secara hukum.
d) Jawaban terhadap sanggahan diberikan secara tertulis selambat-
lambatnya dalam waktu 4 (empat) hari kerja setelah diterimanya
sanggahan tersebut.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Kegiatan Hal
BARANG/JASA 40
Mulai Berlaku Edisi
III
n. Penunjukan Pemenang
1) Penunjukan Pemenang hanya dapat dilakukan setelah tidak ada
sanggahan atau penolakan atau masa sanggah sudah berakhir.
2) Peserta yang dinyatakan menang wajib menerima penunjukan tugas
dan jika mengundurkan diri, maka jaminan penawaran peserta yang
bersangkutan menjadi milik PT Askrindo untuk dicairkan dan peserta
tersebut masuk Daftar Black List.
3) Dalam hal Pemenang Pertama Lelang mengundurkan diri, maka
Pemenang urutan selanjutnya secara berturut-turut dapat ditunjuk
untuk melaksanakan pengadaan Barang/Jasa dan terhadap
penawarannya dilakukan Negosiasi Teknis dan Harga, dengan maksimal
harga adalah penawaran Pemenang Pertama.
4) Jika Pemenang Ketiga tidak bersedia ditunjuk sebagai pelaksana
pekerjaan, maka dilakukan Lelang Ulang.
5) Keputusan penunjukkan Pemenang harus dibuat selambat-lambatnya 9
(sembilan) hari kerja setelah masa sanggah berakhir.
6) Seluruh dokumen dalam proses lelang merupakan dasar dan bagian tak
terpisahkan dari Perjanjian/Kontrak.
7) Apabila Rekanan Pemenang dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
tidak melaksanakan pekerjaan/penyerahan Barang atau mengundurkan
diri setelah menandatangani perjanjian/kontrak, maka Jaminan
Pelaksanaan menjadi milik PT Askrindo.
8) Penunjukan Rekanan selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan.
o. Pembuatan Surat Perintah Kerja (SPK)/Perjanjian Kerjasama
(PKS)/Kontrak
p. Lelang Ulang
Dalam hal pelaksanaan lelang karena alasan tertentu dinyatakan gagal, maka
Panitia Lelang atas persetujuan Pejabat yang berwenang mengadakan lelang
ulang.
q. Lelang Terbatas
5. Penunjukan Langsung
6. Pengadaan Langsung
2. Untuk HPS yang dapat ditetapkan berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh DH
SDM/Sekretaris Perusahaan/DDH Pengadaan Barang & Jasa/DDH Sekretariat (untuk
pengadaan Kantor Pusat), AMD (untuk pengadaan di Kantor Cabang), disusun usulan
HPS oleh pejabat satu level dibawah pejabat tersebut.
3. Batas kewenangan menentukan HPS untuk masing-masing pejabat sebagaimana
pada butir 1 tersebut diatas adalah sesuai dengan ketentuan pada Bab II huruf C
angka 3.
4. HPS ditetapkan dengan menggunakan data dasar dan mempertimbangkan:
(1) Pengadaaan jasa konstruksi
a. Analisis harga satuan pekerjaan yang bersangkutan.
b. Perhitungan biaya oleh Konsultan untuk pengadaan dengan nilai diatas
Rp. 1.000.000.000,-.
c. Harga Kontrak/Perjanjian Kerjasama (PKS) untuk Barang/pekerjaan sejenis
setempat yang pernah dilaksanakan.
d. Harga/tarif Barang/Jasa dikeluarkan oleh pabrikan/agen tunggal atau
lembaga independen.
e. Daftar harga standard/tarif biaya yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang.
2. SPK memuat:
a. Pokok pekerjaan yang harus dilaksanakan.
b. Persyaratan dan spesifikasi teknis
c. Harga yang tetap dan pasti.
d. Tata cara dan syarat-syarat pembayaran.
e. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan/penyerahan Barang.
f. Sanksi dalam hal rekanan tidak memenuhi perjanjian.
g. Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Uang Muka (bila ada), Jaminan Pemeliharaan
(bila perlu).
3. PKS memuat :
a. Pokok pekerjaan yang harus dilaksanakan.
b. Persyaratan dan spesifikasi teknis.
c. Harga yang tetap dan pasti.
d. Tata cara dan syarat-syarat pembayaran.
e. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan/penyerahan Barang.
f. Sanksi dalam hal rekanan tidak memenuhi perjanjian.
g. Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Uang Muka (bila ada), Jaminan Pemeliharaan
(bila perlu).
h. Ketentuan tentang pemotongan Pajak.
i. Penyelesaian Perselisihan.
j. Status Hukum.
1. Evaluasi Kinerja Rekanan dilaksanakan untuk mendapatkan rekanan yang baik dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan pengadaan Barang/Jasa di lingkungan
PT Askrindo (Persero) dan digunakan sebagai bahan pertimbangan penyusunan
Daftar Rekanan Terpilih (DRT).
2. DH SDM di Kantor Pusat dan AMD di Kantor Cabang melakukan evaluasi terhadap
kinerja rekanan setiap tahun.
3. Apabila kinerja Rekanan dinilai kurang baik dalam satu tahun, maka Rekanan yang
bersangkutan tidak dapat menjadi rekanan PT (Persero) Askrindo dan masuk dalam
black list rekanan.
4. Batas waktu untuk melakukan review ulang terhadap Hasil Evaluasi Kinerja Rekanan
yang mendapat nilai kurang dan masuk dalam black list adalah 2 (dua) tahun dan
dapat dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam DRT perusahaan.