Bersama dengan :
DIVISI LEGAL
TRAINING LEGAL : FIDUSIA & HUBUNGAN INDUSTRIAL
Perjanjian Kredit/
Pengakuan Hutang dgn Jaminan
Fidusia
SMMF
Pembiayaan Multiguna/
Mobil dan Motor
HUKUM PERJANJIAN
DAPAT DIMINTA
SUBYEKTIF
PEMBATALAN
SYARAT KECAKAPAN
1320 KUHPerdata
OBYEK
BATAL DEMI
OBYEKTIF
HUKUM
KAUSA YG HALAL
Pasal 1320
Untuk syahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal.
HUBUNGAN HUKUM PERJANJIAN MULTIGUNA
DEALER
PENJUAL
SMMF PEMBELI
KREDITUR Perjanjian Pokok: KONSUMEN
• Perjanjian Kredit DEBITUR
• Perjanjian Kuasa
Perjanjian Ikutan:
• Perjanjian / Akta Jaminan
Fiducia
HUBUNGAN HUKUM PERJANJIAN KREDIT DAN PENGAKUAN
HUTANG DENGAN JAMINAN SECARA FIDUSIA
PEMBELI
SMMF
KREDITUR KONSUMEN
Perjanjian Pokok:
DEBITUR
• Perjanjian Kredit
• Perjanjian Kuasa
Perjanjian Ikutan:
• Perjanjian / Akta Jaminan
Fiducia
PERJANJIAN POKOK SMMF
• Perjanjian Pokok SMMF terdiri dari 2 perjanjian yaitu perjanjian
hutang-piutang / KREDIT dan perjanjian kuasa atau disebut juga
perjanjian campuran.
• Perjanjian tersebut merupakan perjanjian yang sah berdasarkan
hukum sesuai asas kebebasan berkontrak
• Begitu pula dengan pencantuman judul atau penamaan perjanjian
pokok SMMF yang tertulis “ Perjanjian Pembiayaan Multiguna dan
Pemberian Jaminan Secara Kepercayaan (Fidusia) & Perjanjian
Kredit dan Pengakuan Hutang dengan Pemberian Secara
Kepercayaan (FIDUSIA)
PERJANJIAN POKOK MULTIGUNA
PERJANJIAN KREDIT DAN PENGAKUAN HUTANG DENGAN
JAMINAN SECARA FIDUSIA
PERJANJIAN KUASA SMMF
PERJANJIAN IKUTAN
JAMINAN GADAI
JAMINAN FIDUSIA
DEBITUR KREDITUR
Benda jaminan
Keterangan :
1. Dasar Hukum Fidusia tidak diatur dalam KUH Perdata tetapi prinsipnya lahir karena adanya
mekanisme jaminan gadai, namun karena ketentuan dalam KUH Perdata mengharuskan benda
jaminan gadai berada dalam kekuasaan kreditur itulah yang menyebabkan jaminan gadai dianggap
kurang dapat mengakomodasikan kegiatan usaha masyarakat yang bergantung kepada benda
jaminan tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
2. Lembaga jaminan atas barang bergerak ini telah diakui dalam Pengadilan melalui arrest yang
disebut Bierbrouuwerij Arrest tanggal 25 Januari 1929
3. Saat ini Fidusia telah diatur di dalam Undang – undang No. 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
4. Perjanjian Fidusia ini merupakan perjanjian ikutan (accessoir) dari perjanjian pokok / utang
piutangnya
5. Posisi benda jaminan berada di tangan DEBITUR
DASAR HUKUM PENARIKAN / PENGAMBILLALIHAN
• Dalam Sertifikat Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)
dicantumkan kata-kata "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA".
• Sertifikat Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai
kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
• Apabila debitor cidera janji, Penerima Fidusia mempunyai hak untuk menjual
Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaannya sendiri.
B. BADAN PENYELESAIAN
SENGKETA KONSUMEN (BPSK)
DASAR HUKUM
Dasar Hukum :
- Undang Undang No 8 Tahun 1999
- Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No
350/MPP/KEP/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.
Penyelesaian Sengketa melalui BPSK dibagi kedalam 3 instrumen :
- KONSILIASI
- MEDIASI
- ARBITRASE
KONSILIASI
DISARANKAN
TATA CARA :
DISARANKAN
TATA CARA :
TIDAK
DISARANKAN
TATA CARA :
Para Pihak memilih Arbitor dari anggota BPSK yang berasal dari unsur pelaku usaha dan
konsumen sebagai majelis kemudian Arbitor memilih kembali Arbitor dari Unsur
Pemerintah sebagai Ketua Majelis jadi total ada 3 Arbitor (Unsur Pelaku Usaha, Konsumen
dan Pemerintah)
Ketua Majelis berperan AKTIF dalam memberikan petunjuk kepada para pihak mengenai
upaya hukum yang dilakukan dan terhadap isi dari seluruh berkas perkara.
* FAKTA : Seringkali Majelis Arbitor lebih berpihak kepada KONSUMEN!
LANGKAH – LANGKAH
PENYELESAIAN SENGKETA DI BPSK
1. Bawalah Surat Panggilan BPSK dan Fotocopy Berkas Perjanjian termasuk lampiran dan
surat – surat yang merupakan bagian dari perjanjian.
2.Jika Para Pihak Sudah Lengkap (Konsumen, SMMF dan BPSK), kemudian nyatakanlah
dengan Tegas Hak Anda “Untuk Memilih” Instrumen Penyelesaian dengan Konsiliasi atau
Mediasi, Tidak diperkenankan memilih dengan “Arbitrase”.
3. Pastikan didalam Formulir Tersebut Redaksionalnya tertulis dengan jelas dan terang
mengenai kesepakatan menggunakan perundingan dengan Konsiliasi / Mediasi.
4.Dalam Konsiliasi / Mediasi siapkan posisi tawar cabang yang kira2 memungkinkan dalam
poin poin konsiliasi / mediasi. Namun Jika tidak ada tetaplah memilih kedua instrumen
tersebut walaupun nanti akan dibuatkan berita acara mediasi / konsiliasi yang isinya
“Sepakat untuk tidak Sepakat”
5. Berita Acara Mediasi/Konsiliasi akan diberikan kepada SMMF.
6.Seringkali BPSK menyimpang dari aturan dengan menerapkan Arbitrase tanpa
persetujuan para pihak, jika hal itu terjadi SMMF dapat mengajukan penolakan secara
tertulis kepada BPSK dengan tembusan ke PN Setempat.
7.Jika sudah menerima salinan putusan BPSK segeralah di scan dan di email ke
Legal karena jangka waktu pengajuan keberatan hanya 14 HARI KERJA.
SKEMA UPAYA HUKUM ATAS PUTUSAN ARBITRASE BPSK
BPSK PN PN
PENGAJUAN MEMORI PEMERIKSAAN
PUTUSAN ARBITRASE KEBERATAN ATAS MEMORI KEBERATAN
BPSK PUTUSAN BPSK KE PN DAN JAWABAN DARI
SETEMPAT TERMOHON
I II III
PN MA MA
PN MEMBERIKAN
ATAS PUTUSAN PN PENINJAUAN KEMBALI
PUTUSAN MENOLAK /
DIAJUKAN KASASI KE KE MAHKAMAH
MENERIMA MEMORI
MAHKAMAH AGUNG AGUNG
KEBERATAN
IV V VI
HUKUM PIDANA
SIAPA YG BERHAK MELAPOR PERBUATAN/PERISTIWA PIDANA
PENYAMPAIAN LAPORAN KEPADA (Ps. 5, 7 & 108 KUHAP) :
Penyelidik, atau Setiap Pejabat Polri (Ps. 4 &5)
Penyidik, atau Pejabat Polri & PNS yg diberi wewenang (Ps.6 s/d 9)
Penyidik Pembantu Penyidik Pembantu diangkat Kapolri (Ps.10 & 11)
ORANG YG BERHAK:
- MENGALAMI, dst KEPOLISIAN :
MERUPAKAN “HAK”. - LP KE UNIT SPK.
DPT & ATAU TDK DILAKUKAN - PENYAMPAIAN LP :
Polsek;
Polres/Polretas/Polwil;
Orang yg wajib : Polda;
- Mengetahui, dst. Mabes Polri
- Pegawai Negeri, dst
Merupakan “Kewajiban”.
TAHAPAN PELAPORAN KEPOLISIAN
PROSES LAPORAN TP
PERTAMA : KEPOLISIAN :
-Menyiapkan Kronologis
Unit SPK
-Membuat LO
-Menentukan Tuntutan TP Sentra Pelayanan Kepolisian
KRONOLOGIS :
A. Pada saat Debitur menunggak Tim Support melakukan kunjungan ke
alamat domisili nasabah, ketika dikunjungi nasabah dapat ditemui
namun nasabah menyatakan tidak pernah melakukan kredit atas unit
tersebut, tidak pernah bertemu dengan CMO/petugas survey.
Bagaimana Analisa Kasus tsb ?
ANGSURAN
SMMF KONSUMEN
BPKB & FAKTUR
Form SAP yang diisi oleh CMO
tidak benar karena debitur
tidak pernah terdaftar di
alamat tsb
CASH = CREDIT
DEALER
ANGSURAN
SMMF KONSUMEN
BPKB & FAKTUR
Debitur menyatakan tidak
pernah memberikan DP, karena
merasa beli Tunai / Full Cash
CONTOH KASUS 1
Suatu ketika kolektor cabang melihat mobil Honda CRV yang dibiayai oleh PT SMMF melintas
di jalan raya di depan kantor cabang, karena diketahui nasabah / debitur atas mobil tersebut
telah menunggak 5 bulan maka dengan segera kolektor cabang melakukan penarikan /
pengambilalihan unit mobil tersebu, dan dengan sangat terpaksa nasabah menyerahkan mobil
tersebut dan dibuatkan Berita Acara Serah Terima Kendaraan (BAST)
2 hari kemudian, Kepala Cabang mendapatkan panggilan polisi atas dugaan tindak pidana
perampasan / pemerasan dengan ancaman atas penarikan mobil tersebut di atas.
PERTANYAAN :
DALAM BAP (BERITA ACARA PEMERIKSAAN) PENYIDIK MENANYAKAN ATAS DASAR
APA PT.SMMF MELAKUKAN PENARIKAN UNIT ? SIAPA YANG MEMBERI PERINTAH?....
PERTANYAAN :
sebutkan tindak pidana apa yang dilakukan oleh kolektor A dan alat – alat bukti apa
saja yang perlu dipersiapkan cabang dalam rangka membuat laporan polisi…….
Nasabah atas nama Bapak Jumbo menerima fasilitas pembiayaan atas sebuah mobil Innova
berdasarkan Perjanjian Multiguna No 11145743, namun ternyata pada angsuran ke-3
mengalami penunggakan pembayaran, tim cabang segera melakukan penagihan dan ketika
di konfirmasi ke alamat terkait, ternyata diketahui di alamat tersebut tidak pernah ditempati
oleh orang bernama Bapak Jumbo, bahkan rumah tersebut sudah tidak ditempati selama 10
tahun.
PERTANYAAN :
Bagaimanakah analisa kasus tersebut diatas? Apakah terdapat unsur tindak pidana?
PERTANYAAN
Berdasarkan kronologis diatas, apakah dapat diduga terdapat unsur tindak pidana ? Apa saja yang
dapat menjadi alat – alat bukti ?
• Jadi, PKWT dibuat untuk maksimal 3 (tiga) tahun dan apabila suatu
PKWT dibuat melebihi waktu tersebut demi hukum menjadi PKWTT
atau dengan kata lain karyawan tersebut menjadi karyawan permanen.
PERJANJIAN MASA TRAINING
“Pengusaha dilarang
membayar upah dibawah Jangka waktu paling lama
upah minimum yang 3 bln, dan apabila setelah
berlaku.” 3 bulan masih bekerja
secara terus menerus
selama 2th maka demi
Perjanjian kerja untuk hukum pekerja dianggap
waktu tidak tertentu dapat diterima sebagai
mensyaratkan masa karyawan tetap.*pasal 15
percobaan paling lama 3 UU Ketenagakerjaan
(tiga) bulan.”
MUSYAWARAH
BERHASIL GAGAL
BIPARTIT
DISNAKER MENAWARKAN
INSTRUMEN PENYELESAIAN
DAFTAR PHI
DIMINTAKAN
EKSEKUSI KE PHI BERHASIL GAGAL
ANJURAN
DITERIMA TERTULIS DITOLAK PHI
MEKANISME PERUNDINGAN
MEDIATOR/KONSILIATOR
SEPAKAT PERJANJIAN
BERSAMA
MEDIATOR/
KONSILIATOR
DIDAFTARKAN
KASASI
MAHKAMAH
PHI
AGUNG
BIPARTIT GAGAL
(30 Hari)
PIHAK YG TIDAK
TERIMA DPT
MENGGUGAT
PEKERJA PENGUSAHA
TIDAK ANJURAN
SEPAKAT TERTULIS
MEKANISME MEDIASI
• Mediasi dilaksanakan paling lama 30 hari terhitung sejak menerima pelimpahan penyelsaian
perselisihan.
• Mediator dapat memanggil saksi atau saksi ahli untuk hadir pada sidang mediasi guna didengat
keterangannya.
• Bila terjadi kesepakatan, di buat perjanjian bersama yang di tandatangani oleh para pihak dengan
disaksikan mediator kemudian didaftarkan di PHI pada PN setempat.
• Jika tidak sepakat dibuat Anjuran Tertulis.
• Mediator harus sudah mengeluarkan anjuran tertulis selambat lambatnya 10 hari setelah sidang
mediasi dilaksanakan.
• Pihak – pihak yang berselisih harus sudah menyampaikan tanggapan atau jawaban secara tertulis atas
anjuran mediator selambat lambatnya 10 hari setelah anjuran mediator diterima.
• Apabila tidak memberikan tanggapan secara tertulis dianggap menolak anjuran.
• Para pihak yang menolak anjuran mediator dapat melakukan gugatan ke PHI.
PHK karena pengusaha melanggar ketentuan sesuai keputusan 2x Ketentuan pasal 1x ketentuan Pasal 156
9 lembaga penyelesaian hubungan industrial (Pasal 169) 156 ayat 2 ayat 3 1x ketentuan Pasal 156 ayat 4 -
cuti tahunan yang belum diambil, biaya
transportasi,hal lain sesuai PKB,PP dan
10 PHK karena perkerja melakukan kesalahan berat - - Perjanjian Kerja -
PROSEDUR PENANGANAN PERSELISIHAN DI CABANG
Mengingat tidak semua pekerja / karyawan dapat membuat laporan tertulis, BM dapat
memfasilitasi dengan berperan untuk :