Anda di halaman 1dari 35

Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baik adalah SOP yang dapat dengan mudah dipahami dan

dijalankan. SOP yang mudah dipahami dan dijalankan tentunya akan memudahkan semua pegawai
mengerjakannya, sebaliknya SOP yang sulit malah akan membuat pegawai mengalami kesulitan pula.
Untuk membuat SOP yang baik hendaknya suatu perusahaan merujuk pada prinsip-prinsip berikut ini.

1. Prinsip Kemudahan dan Kejelasan


Prinsip ini dimaksudkan agar prosedur-prosedur standar yang akan disusun harus dengan mudah dapat
dipahami dan diterapkan oleh semua pegawai termasuk pegawai baru tanpa mengalami kendala dalam
pelaksanaan tugasnya.

2. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas


Prinsip ini menerapkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pelaksanaan tugas. Prinsip ini mutlak harus
menjadi pedoman dalam penyusunan prosedur kerja. Diharapkan prinsip ini membuat pekerjaan lebih
cepat selesai dan lebih murah.

3. Prinsip Perhatian dan Keselarasan


Prinsip ini bertujuan untuk menyelaraskan prosedur-prosedur yang berkaitan satu dengan lainnya.

4. Prinsip Keterukuran
Prinsip ini menjadi sangat penting dalam SOP karena output dari prosedur-prosedur yang terstandarisasi
mengandung kualitas mutu tertentu yang dapat diukur pencapaian keberhasilannya.

5. Prinsip Dinamis
Prinsip dinamis maksudnya, prosedur-prosedur yang ada dapat dengan mudah disesuaikan dengan
perkembangan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan yang berkembang.

6. Prinsip Berorientasi pada Konsumen


Prosedur-prosedur yang dikembangkan harus mempertimbangkan kebutuhan pengguna sehingga dapat
memberikan kepuasan pada pengguna.

7. Prinsip Kepatuhan dan Kepastian Hukum


Penyusunan SOP harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan peraturan pemerintah yang berlaku, serta
untuk memperoleh kepastian hukum agar dapat ditaati oleh pegawai dan melindungi pegawai jika terjadi
tuntutan hukum.

Prinsip penyusunan standar pelayanan agar dapat diimplementasikan dan menjadi alat sinergis antara
pemberi layanan dengan penerima jasa layanan, maka dalam penyusunan standar pelayanan perlu
menerapkan hal berikut:
1. Konsensus. Standar pelayanan yang diterapkan merupakan komitmen dan hasil kesepakatan antar pimpinan
dan staf unit pelayanan dengan memperhatikan pihak yang berkepentingan, serta mengacu peraturan yang
ada.
2. Sederhana. Standar pelayanan yang ditetapkan memuat aturan-aturan yang bersifat pokok, sehingga mudah
dipahami dan dilaksanakan.
3. Konkret. Prosedur yang distandarkan harus dapat dimengerti dengan mudah dan mudah pula diterapkan oleh
para pegawai.
4. Mudah Diukur. Standar pelayanan yang diterapkan dapat diukur penerapannya.
5. Terbuka. Standar pelayanan yang ditetapkan bersifat terbuka untuk mendapat saran dan masukan untuk
penyempurnaan.
6. Terjangkau. Terjangkau artinya standar pelayanan dapat dilaksanakan secara baik dan benar.
7. Pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban yaitu hal-hal yang diatur dalam standar pelayanan sehingga
dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak yang berkepentingan.
8. Ketepatan waktu. Dalam pencapaian suatu pekerjaan, sangat diperlukan prinsip ketepatan waktu agar
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan waktu yang ditentukan.
9. Kesinambungan. Prinsip kesinambungan memungkinkan prosedur-prosedur yang dibuat diperbarui
mengikuti kebutuhan demi meningkatkan layanan.

10. STANDAR OPERASIONAL


PROSEDUR (SOP)
11. TUJUAN PENYUSUNAN SOP

12.
13. MANFAAT PENYUSUNAN SOP
14.
15. PROSEDUR KERJA
16.
17. PRINSIP – PRINSIP PROSEDUR KERJA

18.
19. AZAS PENYUSUNAN SOP
20.
21. TAHAPAN PENYUSUNAN SOP
22.
23. TIPE SOP

24.
25. FORMAT SOP
26.
27. SIMBOL-SIMBOL SOP

28.
Pengertian Sentralisasi, Desentralisasi, dan Dekonsentrasi

Dalam penyelenggaraan negara yang baik, maka kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah
haruslah tetap terkonrol dan berjalan mulus baik secara kekuasaan maupun relasi. Membahas
mengenai relasi atau hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah mengenai
pelimpahan wewenang biasa kita dengar istilah sentralisasi, desentralisasi, dan dekonsentrasi. Apa
yang dimaksud sentralisasi, desentralisasi, dan sekonsentrasi? Berikut ulasan lengkapnya.

Pengertian Sentralisasi, Desentralisasi, dan Dekonsentrasi Pengertian Sentralisasi, Desentralisasi,


dan Dekonsentrasi Sentralisasi

Pengertian Sentralisasi

Sentralisasi adalah penyerahan kekuasaan serta wewenang pemerintahan sepenuhnya kepada


pemerintah pusat. Pemerintah pusat dimaksud adalah Presiden dan Dewan Kabinet. Kewenangan
yang dimaksud adalah kewenangan politik dan kewenangan administrasi. Kewenangan politik adalah
kewenangan membuat dan memutuskan kebijakan sedangkan kewenangan administrasi adalah
kewenangan melaksanakan kebijakan.

Kelemahan Sistem Sentralisasi Kebijakan dan keputusan-keputusan untuk daerah berada di pusat,
sehingga butuh waktu yang lama untuk melakukan itu. Selain itu, karena semua bentuk
pemerintahan berada di pusat, maka akan memberikan beban kerja yang tinggi karena pekerjaan
rumah tangga yang akan semakin menumpuk.

Contoh Sistem Sentralisasi Lembaga keamanan negara yaitu TNI, melaksanakan perlindungan
terhadap Indonesia memalui tiga titik yaitu udara, darat dan laut. Bank Indonesia yang menjadi
pusat pengaturan segala kebijakan moneter dan fiskal.

Desentralisasi

Pengertian Desentralisas

i Desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari pusat kepada daerah untuk mengatur rumah
tangganya sendiri, namun tidak untuk semua hal, kemananan, hukum dan kebijakan fiskal adalah
beberapa hal yang masih terpusat, namun ada pendelegasian kepada daerah.

Menurut UU Nomor 5 Tahun 1974, desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah dari pusat
kepada daerah.

Pelimpahan wewenang kepada Pemerintahan Daerah, semata- mata untuk mencapai suatu
pemerintahan yang efisien. Pelimpahan wewenang tersebut menghasilkan otonomi. Otonomi itu
sendiri adalah kebebasan masyarakat yang tinggal di daerahnya itu sendiri untuk mengatur dan
mengurus kepentingannya sendiri. Secara sederhana, pelimpahan wewenang pusat kepada daerah
menjadi apa yang disebut desentralisasi dan bentuk penerapannya adalah adanya otonomi tersebut.
Segala hal yang telah pusat berikan, yaitu wewenang dan tanggung jawab yang diserahkan menjadi
tanggung jawab daerah baik politik pelaksanaannya, rencana, pembiayaan, dan pelaksanaan adalah
wewenang dan tanggung jawab daerah itu sendiri. Contoh Sistem Desentralisasi - Dinas Pendidikan
yang mengatur bagaimana pola pendidikan. Dekonsentrasi Dekonsentrasi adalah pelimpahan
wewenang administrasi dari pemerintah pusat kepada pejabat di daerah. Perlu digaris bawahi,
pelimpahan wewenang yang dimaksud adalah hanya sebatas wewenang administrasi, untuk
wewenang politik tetap dipegang oleh pemerintah pusat. Bisa dikatakan dekonsentrasi adalah
perpaduan antara sentralisasi dan desentralisasi.

Contoh Sistem Dekonsentrasi Kantor pelayanan pajak Ok, sangat sederhana bukan
pengertian dari sentralisasi, desentralisasi, dan dekonsentrasi. Semunya mengulas
mengenai pelimpahan wewenang antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Intinya adalah pelimpahan wewenang baik itu politik maupun admisnistrasi. Sekian,
semoga bermanfaat.

kelebihan dan kekurangan Sentralisasi dan


Desentralisasi
KELEBIHANSENTRALISASI:

Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan

Keseragaman manajemen, sejak dalam aspek perencanaan, pengelolaan, evaluasi, hingga model
pengembangan sekolah dan pembelajaran.

Keseragaman pola pembudayaan masyarakat

Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien, karena seluruh aktivitas organisasi terpusat sehingga
pengambilan keputusan lebih mudah.

Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi.

Peningkatan resource sharing (berbagi sumber daya) dan sinergi, dimana sumberdaya dapat dikelola
secara lebih efisien karena dilakukan secara terpusat.

Pengurangan redundancies aset dan fasilitas lain, dalam hal ini satu aset dapat dipergunakan secara
bersama-sama tanpa harus menyediakan aset yang sama untuk pekerjaan yang berbeda-beda.

Perbaikan koordinasi; koordinasi menjadi lebih mudah karena adanya unity of command.

Pemusatan expertise (Keahlian); keahlian dari anggota organisasi dapat dimanfaatkan secara maksimal
karena pimpinan dapat memberi wewenang.

Kebijakan umum organisasi lebih mudah diimplementasikan terhadap keseluruhan.

Menghasilkan strategi yang konsisten dalam organisasi.

Mencegah sub-sub unit menjadi independen.

Memudahkan koordinasi dan kendali manajerial.

Meningkatkan penghematan ekonomi dan mengurangi biaya berlebih.

Mampu meningkatkan spesialisasi.

Mempercepat pembuatan keputusan.[1]

KELEMAHANSENTRALISASI:
Kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah
pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih lama

Melemahnya kebudayaan daerah

Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan kreatifitas.

Melahirkan suatu pemerintah yang otoriter sehingga tidak mengakui akan hak-hak daerah.

Kekayaan nasional, kekayaan daerah telah dieksploitasi untuk kepentingan segelintir elite politik.

Mematikan kemampuan berinovasi yang tidak sesuai dengan pengembangan suatu masyarakat
demokrasi terbuka

Kemungkinan penurunan kecepatan pengambilan keputusan dan kualitas keputusan. Pengambilan


keputusan dengan pendekatan sentralisasi seringkali tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang
sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tersebut.

Demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. Anggota organisasi sulit mengembangkan
potensi dirinya karena tidak ada wahana dan dominasi pimpinan yang terlalu tinggi.

Penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. Organisasi sangat bergantung pada daya
respon sekelompok orang saja.

Peningkatan kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi akan semakin rumit karena banyaknya
masalah pada level unit organisasi yang di bawah.

Perspektif luas, tetapi kurang mendalam. Pimpinan organisasi akan mengambil keputusan berdasarkan
perspektif organisasi secara keseluruhan tapi tidak atau jarang mempertimbangkan implementasinya
akan seperti apa.[2]

Kurangnya kemampuan daya saing yang tinggi di dalam kerja sama. Di dalam suatu masyarakat yang
otoriter dan statis, daya saing tidak mempunyai tempat. Oleh sebab itu, masyarakat akan sangat lamban
perkembangannya. Masyarakat bergerak dengan komando yang melahirkan sikap masa bodoh

KELEBIHANDESENTRALISASI:

Dapat melahirkan sosok manusia yang memiliki kebebasan berpikir,

Mampu memecahkan masalah secara mandiri, bekerja dan hidup dalam kelompok kreatif penuh inisiatif
dan impati,

Memiliki keterampilan interpersonal yang memadai

Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas.

Mengakomodasi terwujudnya prinsip demokrasi.

Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang panjang sehingga dapat meningkatkan efisiensi.

Memberi peluang untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal.

Mengakomodasi kepentingan poloitik.

Mendorong peningkatan kualitas produk yang lebih kompetitif.


Keputusan dan kebijakan yang ada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa campur tangan
pemerintah pusat.

Mendekatkan proses pendidikan kepada rakyat sebagai pemilik pendidikan itu sendiri. Rakyat harus
berpartisipasi di dalam pembentukan social capital tersebut

Mampu memenuhi tujuan politis, yaitu melaksanakan demokratisasi dalam pengelolaan pendidikan.

Mampu membangun partisifasi masyarakat sehingga melahirkan pendidikan yang relevan, karena
pendidikan benar0benar dari oleh dan untuk masyarakat.

Mampu menyelenggarakan pendidikan secara menfasilitasi proses belajar mengajar yang kondusif, yang
pada gilirannya akan meningkatkan kualitas belajar siswa

Memperkuat kongruensi ini, di mana Indonesiadibangun secara kokoh dari kemajemukan daerah dan
suku-bangsanya.

Membuat pembangunan daerah lebih baik, rakyatnya lebih sejahtera, dan karena itu kemudian
diharapkan akan semakin memperkuat negarabangsa Indonesia itu sendiri.

Mencegah separatisme, dan karena itu sukses Otonomi daerah pada gilirannya diharapkan memperkuat
negara-nangsa Indonesia.

Memperkuat demokrasi itu sendiri. Sudah sekitar satu windu otonomi daerah digelindingkan, dan sampai
hari ini masih banyak yang meragukan apakah otonomi daerah dapat memperkuat Indonesia sebagai
sebuah negara-bangsa.

Memperkuat persatuan dan kesatuan , karena Indonesia hari ini Penduduk Negara Republik Indonesia
terbesar nomor empat di dunia.

Menghargai kearifan lokal atau variasi local terbukti penduduk Indonesia yang multikultural[3]

KELEMAHANDESENTRALISASI:

Wewenang itu hanya menguntungkan pihak tertentu atau golongan serta dipergunakan untuk mengeruk
keuntungan para oknum atau pribadi.

Sulit dikontrol oleh pemerinah pusat.

Masa transisi dari sistem sentralisasi ke desintralisasi ke memungkinkan terjadinya perubahan secara
gradual dan tidak memadai serta jadwal pelaksanaan yang tergesa-gesa.

Kurang jelasnya pembatasan rinci kewenangan antara pemerintah pusat, propinsi dan daerah.

Kemampuan keuangan daerah yang terbatas.

Sumber daya manusia yang belum memadai.

Kapasitas manajemen daerah yang belum memadai.

Restrukturisasi kelembagaan daerah yang belum matang.

Pemerintah pusat secara psikologis kurang siap untuk kehilangan otoritasnya.

Meningkatnya kesenjangan anggaran pendidikan antara daerah,antar sekolah antar individu warga
masyarakat.
Keterbatasan kemampuan keuangan daerah dan masyarakat (orang tua) menjadikan jumlah anggaran
belanja sekolah akan menurundari waktu sebelumnya,sehingga akan menurunkan motivasi dan
kreatifitas tenaga kependidikan di sekolahuntuk melakukan pembaruan.

Biaya administrasi di sekolah meningkat karena prioritas anggarandi alokasikan untuk menutup biaya
administrasi, dan sisanya baru didistribusikan ke sekolah.

Kebijakan pemerintah daerah yang tidak memperioritaskan pendidikan, secara kumulatif berpotendsi
akan menurunkan pendidikan.

Penggunaan otoritas masyarakat yang belum tentu memahamisepenuhnya permasalahandan


pengelolaan pendidikan yang pada akhirnya akan menurunkan mutu pendidikan.

Kesenjangan sumber daya pendidikan yang tajam di karenakan perbedaan potensi daerah yang berbeda-
beda. Mengakibatkan kesenjangan mutu pendidikan serta melahirkan kecemburuan sosial.

Terjadinya pemindahan borok-borok pengelolaan pendidikan dari pusat ke daerah.

Permasalahan keterlambatan di terbitkanya PP tentang pembagian urusan.

Pemerintah engan dalam mendelegasikan kewenangan kepada daerah, hal ini terlihat dari masih adanya
balai pelaksanaan teknis pusat di daerah yang di bentuk oleh departemen teknis, pelaksanaan
pembiayaanya bersumber dari pusat yang konsekuensinya berkurang inovasi dan kreatifitas di daerah
dalam melaksanakan kewenanganya.

Sistem hukum dan pembuktian terbalik masih absurd atau kabur sehinga muncul keraguan satuan kerja
dalam melaksanakan program atau kegiatan di daerah.

Belum optimalnya pengelolahan sumber daya yang berakibat pada rendahnya PAD, hal ini berimplikasi
pada rendahnya Rasio PAD terhadap APBD.

Belum optimalnya penerapan sangsi dan penghargaan bagi sumber daya manusia aparatur di daerah.

Pemekaran ego bagaimana berbagi bagi kekuasaan atau orang mendapat bagian kekuasaan di daerah
mencoba memekarkan daerah yang akan menghabiskan APBN negara.

Korupsi pemindahan ladang korupsi dari pusat kedaerah.

Konflik vertikel dan herizontan, misalnya dalam pelaksanaan pilkada .

Munculnya pilkada langsung yang banyak menghabiskan dana dan rawan konflik. Ongkos yang di bayar
untuk pilkada (Ongkos Demokrasi) sangat mahal di Indonesia adalah konsekuensi pelaksanaan otonomi
daerah.

Definisi dan Tugas Manajer Perusahaan


<!-- Begin: KlikSaya.com --> [removed] [removed] <!-- End: KlikSaya.com -->
Manajer Perusahaan – Suatu negara memiliki seorang presiden, maka dalam peusahaan ada yang benama
menajer. inilah salah satu ciri perusahaa, yakni memiliki seseorang yang berlaku sebaga pemimpin (dalam
arti luas) yang menghandle jalannya kegiatan dalam perusahaan. Peranan seorang manajer dalam suatu
perusahaan sangatlah penting karena keberadaan seorang manajer menjadi motivator bagi karyawan-
karyawannya dan salah satu ujung tombak dari keberhasilan suatu organisasi. Posisi manajer menjadi
sangat krusial dan diharapkan mempunyai peranan dalam meningkatkan serta menjaga keseimbangan
dalam suatu organisasi.

DEFINISI MANAJER PERUSAHAAN


Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan
mereka guna mencapai sasaran organisasi. Menurut Malayu S. Hasibuan, Manajer adalah sumberdaya
pokok serta titik sentral setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan. Manajer harus
mengutamakan tugas, tanggungjawab, dan membina hubungan yang harmonis baik dengan atasan maupun
dengan bawahan.

Manajer perusahaan adalah seorang yang memiliki tanggung jawab yang besar untuk seluruh bagian pada
suatu perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya dan harus mempunyai wawasan yang luas. Manajer
memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai beberapa sektor yang dipegangnya.
Pada perusahaan yang berskala kecil mungkin cukup diperlukan satu orang manajer umum, sedangkan
pada perusahaan atau organisasi yang berkaliber besar biasanya memiliki beberapa orang manajer umum
yang bertanggung-jawab pada area tugas yang berbeda-beda.
Tingkatan manajer
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer
tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana
jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini adalah tingkatan manajer
mulai dari bawah ke atas :

 Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen
operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi
karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia
(supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
 Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada
di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya.
Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik,
atau manajer divisi.
 Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas
merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan.
Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO
(Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan
bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan
pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek
lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.

TUGAS MANAJER PERUSAHAAN


Salah satu tugas atau peran seorang majaner yaitu harus bisa mengatasi konflik yang ada dalam suatu
organisasi yang dipimpinnya sehingga setiap konflik itu dapat diselesaikan dengan baik dan tidak ada yang
merasa dirugikan. Posisi manajer menjadi sangat krusial bila Direktur atau Deputy dan diharapkan
mempunyai peranan dalam meningkatkan serta menjaga keseimbangan dalam suatu organisasi. Seorang
manajer dalam melakukan tugasnya menjamin ketersediaan, keakuratan, ketepatan, dan keamanan
informasi serta pengaturan organisasi yang baik serta dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi, sekaligus meningkatkan eksistensi organisasi di tengah-tengah lingkungannya.
Keberhasilan menjalankan tugas ini mensyaratkan manajer mempunyai kemampuan multi disiplin, seperti
dalam bidang : teknologi, bisnis, manajemen, serta kepemimpinan.
Menurut Malayu S. Hasibuan tugas-tugas manajer adalah:

1. Managerial cycle atau siklus pengambilan keputusan, membuat rencana, menyusun


organisasi, pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan pelaporan.
2. Memotivasi, artinya seorang manajer harus dapat mendorong para bawahannyauntuk
bekerja giat dan membina para bawahan dengan baik dan harmonis.
3. Manajer harus berusaha memenuhi kebutuhan para bawahannya.
4. Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya
mendapatkan kepuasan dalam pekerjaanya.
5. Manajer harus berusaha agar para bawahannya bersedia memikul tanggung jawab.
6. Manajer harusmembina bawahannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.
7. Manajer harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen secara baik.
8. Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak luar.

Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang
dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam
tiga kelompok yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang
bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan
penghubung. Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan
penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan,
meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.

Menjadi seorang manajer memang bukan perkara mudah,perlu betahun-tahun pengalaman dan jam terbang
serta bidang keilmuan yang mencukupi yang bisa menjadikan ia pantas disebut dan diangkat menjadi
seorang manajer. seorang manajer harus mampu untuk mengatasi masalah dan mampu untuk meramalkan
kejadian yang akan terjadi bila sebuah keputusan diambil. Di dalam suatu perusahaan tidak memiliki
manajer maka bisa dipastikan bahwa perusahaan tersebut akan bangkrut karena proses manajemen dalam
perusahaan tersebut tidak berjalan,walaupun simber daya alat dan infrastrukturnya legkap namun apabila
tidak ada yang mengatur maka hal itu tidak akan ada artinya oleh karena itu peran manajer sangatlah vital.

Seorang manajer harus memahami identitas dan khususnya karakter dari bawahanya,misalnya kemampuan
komunikasinya,keagresifan dalam bertanya,kadar emosi bawahanya,dan pengetahuan tentang suatu
masalah,hal ini menjadi penting karena untuk memperkecil distorsi informasi ketika majnajer akan
mendengarkan dan merespon usulan atau apresiasi yang disampaikan oleh bawahanya
Seorang manajer harus memahami apa yang disampaikan bawahan termasuk dalam hal isi dan tujuan
penyampaian aspirasi,dengan semakin paham maka komunikasi akan semakin lancar sehingga tidak akan
ada multitafsir yang akan menggaburkan komunikasi

Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia


Fungsi operasional dalam Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan basic
(dasar) pelaksanaan proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan
organisasi/perusahaan. Fungsi operasional tersebut terbagi 5 (lima), secara singkat
sebagai berikut:

1. Fungsi Pengadaan
adalah proses penarikan ,seleksi,penempatan,orientasi,dan induksi untuk
mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan. ( the right man in
the right place).
2. Fungsi Pengembangan
adalah proses peningkatan ketrampilan teknis,teoritis,konseptual, dan moral
karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan latihan yang
diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa
depan.
3. Fungsi Kompensasi
adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak lansung berbentuk uang atau
barang kepada karyawan sebagai imbal jasa (output) yang diberikannya kepada
perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan
tanggung jawab karyawan tersebut.
4. Fungsi Pengintegrasian
adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan
karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi dan saling
menguntungkan.Dimana Pengintegrasian adalah hal yang penting dan sulit
dalam MSDM, karena mempersatukan dua aspirasi/kepentingan yang bertolak
belakang antara karyawan dan perusahaan.
5. Fungsi Pemeliharaan
adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan
loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang. Pemeliharaan yang
baik dilakukan dengan program K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) .

6. MANAJERIAL

7. 6 JUL
8. Fungsi manajemen sumber daya manusia secara umum dibedakan menjadi fungsi
manajerial dan fungsi operasional. Fungsi manajerial seperti perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), controlling
(pengendalian/pengawasan). Sedangkan fungsi operational seperti procurement
(pengadaan tenaga kerja), development (pengembangan), kompensasi (compensation),
integration (integrasi), maintenance (pemeliharaan), dan fungsi sepantion (pemutusan
hubungan kerja).
9. FUNGSI MANAJERIAL
10. Fungsi manajerial yang terdiri dari :
11. Perencanaan
12. Bagi manajemen sumber daya manusia, perencanaan berarti penentuan terlebih dahulu
suatu program manajemen sumber daya manusia yang akan membantu mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
13. Pengorganisasian
14. Organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Bagi seorang manajer sumber
daya manusia, membentuk suatu organisasi haruslah dengan merencanakan hubungan
antara pekerjaan dan factor-faktor fisik, hubungan antara sesama kelompok dan
hubungan antara pimpinan secara keseluruhan.
15. Pengarahan
16. Fungsi ini meliputi bagaimana cara melaksanakan pekerjaan atau bagaimana
mengusahakan agar pekerja mau bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh
perusahaan.
17. Pengawasan
18. Pengawasan adalah suatu fungsi manajemen yang menyangkut masalah pengaturan
terhadap berbagai kegiatan sesuai dengan rencana manajemen sumber daya manusia
yang dirumuskan.
19. FUNGSI OPERASIONAL
20. Fungsi Operasional terdiri dari:
21. Pengadaan
22. Fungsi pengadaan meliputi penetuan program penarikan karyawan baik jumlah, jenis,
maupun mutu atau kualitas karyawan serta seleksi dan penempatannya.
23. Pengembangan karyawan
24. Fungsi pengembangan karyawan adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
karyawan melalui pelatihan atau pendidikan yang dilakukan untuk melaksanakan
kegiatan tertentu.
25. Kompensasi
26. Fungsi kompensasi berhubungan dengan pemberian imbalan atau penghargaan yang adil
dan layak bagi kehidupan manusia dan diberikan kepada karyawan atas jasa atau
pekerjaan yang telah diberikan untuk mencapai tujuan organisasi.
27. Pengintegrasian
28. Funsi pengintegrasian berhubungan dengan penyesuain keinginan individual karyawan
dengan keinginan organisasi serta masyarakat.
29. Pemeliharaan
30. Fungsi pemeliharaan berhubungan dengan usaha untuk mempertahankan dan
meningkatkan kondisi para karyawan dan pemeliharaan sifat yang menyenangkan.
31. Pemutusan hubungan kerja
32. Fungsi pemutusan hubungan kerja berhubungan dengan pemisahan karyawan dari
organisasi untuk mengembalikan sesuatu kepada masyarakat yang dapat berbentuk
pensiun, pemberhentian, pemecatan, atau penempatan diluar perusahaan.

Konsep Manajemen dan Penjelasannya

Konsep Manajemen

Konsep Manajemen
Konsep Manajemen - manajemen bersifat universat, tidak ada satu kesepakatan
tentang batasan, banyak definisi yang bisa dijadikan dasar sesuai dengan tujuan
masing masing. Namun beberapa ahli berpandangan sama mengenai Konsep
Manajemen. Sejara garis besar, banyak yang setuju bahwa konsep manajemen bisa
dilihat dari 4 sudut pandang. Apa saja yang menjadi konsep dasar manajemen ?

Manajemen Sebagai Suatu Ilmu

Manajemen sebagai suatu science atau ilmu pengetahuan yang berupaya secara
sistematis dalam memahami dan mempelajari bagaimana masing masing manusia
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dan membuat sistem ini bisa memberikan
manfaat untuk kemanusiaan.

Lebih lanjut Luther Gullich seorang ahli manajemen mengemukakan bahwa


manajemen merupakan suatu bidang pengarahan yang berupaya untuk bisa memahami
bagaimana dan mengapa orang bekerja secara bersama sama untuk mencapai sebuah
tujuan. Manajemen sebagai sebuah ilmu pengetahuan telah lama dipelajari dan telah
menjadi sebuah teori. Gejala gejala dalam manajemen telah diteliti menggunakan
metode metode penelitian ilmiah yang bisa dirumuskan dalam prinsip prinsip yang
diwadahi dalam sebuah teori. Manajemen sebagai ilmu digunakan untuk menjelaskan
dan menerangkan berbagai fenomema fenomena yang ada sehingga bisa memberi
arahan kepada manajer terhadap apa yang seharusnya mereka kerjakan
Manajemen Sebagai Seni

Manajemen sebagai seni merupakan sebuah upaya nyata untuk mendatangkan hasil
maupun manfaat yang maksimal dengan usaha yang seminimal mungkin yang bisa
dilakukan. Pun dengan pencapaian kesejahteraan serta kebahagiaan yang maksimal
bagi para pimpinan organisasi maupun bawahan dan memberikan bentuk pelayanan
yang terbaik kepada masyarakat, pasar, ataupun pihak yang dibutuhkan

Henry M Boettinger mengemukakan manajemen merupakan sebuah seni dalam suatu


pengambilan keputusan, yang artinya manajemen adalah suatu kemampuan,
keterampilan atau kemahiran dalam menerapkan prinsip prinsip dan teknik dalam
memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki secara bernilai guna dalam rangka
merealisasikan tujuan tujuan yang diinginkan. Konsep manajemen sebagai seni
memandang perlunya kerja sama dengan pihak lain, bagaimaan mengatur dan
memerintahkan orang lain supaya bisa bekerja sama dengan baik dan menguntungkan,
karena pada dasarnya manusia umumnya adalah "managing" atau mengatur. dan
mengatur manusia ada seninya tersendiri agar memperoleh hasil yang maksimal.

Manajemen sebagai Profesi

Manajemen sebagai sebuah profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang dijalankan
orang orang yang mempunyai keahlian serta keterampilan sebagai kader, manajer atau
pimpinan didalam sebuah organiasi tertentu. manajemen diartikan sebuah profesi
dikarenakan manajemen memerlukan keahlian, keterampilan, kemahiran dan skill
tertentu untuk menjalankan aktivitas dalam merealiasikan tujuan yang diinginkan.
Dalam manajemen, semua pekerjaan dijalankan dengan cara yang sangat efektif dan
juga efisien sehingga bisa memaksimalkan segala yang ada. Untuk menjalankannya
perlu sebuah kemampuan yang ahli, dan skill ini bisa merupakan suatu profesi
tersendiri bagi seorang ahli.

Para ahli profesional mendapatkan status dengan cara mencapai sebuah standar
prestasi kerja dan bukan berdasaran kepada faktor diluar itu seperti suku, keturunan,
agama serta kriteria kriteria yang tidak bersangkutan lainnya.

Manajemen sebagai Proses

Dalam upayanya mencapai tujuan, manajemen mempergunakan berbagai aktivitas


yang tidak bisa dipisahkan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain. Prinsip
manajemen sebagai proses lebih mengarah kepada proses dalam mengelola serta
mengatur pelaksanaan sebuah pekerjaan ataupun serangkaian kegiatan yang tujuannya
untuk merealisasikan tujuan. Proses manajemen sendiri terdiri atas beberapa tindakan
seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengendalian yang juga
merupakan fungsi dari manajemen itu sendiri

Pengertian, Konsep Dasar dan Fungsi Manajemen


15 Sep 2013

Tak Berkategori nuwrileardkhiyari 0 Comments

Pengertian Manajemen (Definition of Management)

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang artinya seni melaksanakan dan
mengatur. Menurut Mary Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Ricky W. Griffin : sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :


1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)

Manajemen sebagai suatu proses, dikemukakan tiga buah definisi:


1. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan
mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
2. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu
melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
Manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata
lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut
manajemen.
3. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan.
Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa
manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu.
Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.

Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau
maksud-maksud yang nyata.

Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan
melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer
mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa
saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya
sendiri.

Konsep Dasar Manajemen

Manajemen Sebagai ILMU (1)

Suatu bidang Ilmu Pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami
mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem
kerjasama ini bermanfaat bagi kemanusiaan.

Manajemen Sebagai SENI (2)

Management adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal,
demikian pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal bagi pimpinan maupun pekerja
serta memberikan pelayanan yang sebagaik mungkin kepada masyarakat.

Manajemen sebagai PROFESI (3)

Manajemen sebagai Profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang
yang memiliki keahlian dan ketrampilan sebagai kader, pemimpin atau manajer pada suatu organisasi
atau perusahaan tertentu.

Manajemen sebagai PROSES (4)

Management adalah proses yang khas terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian dimana dalam masing2 bidang tersebut digunakan ilmu pengetahuan
& keahlian yang diikuti secara berurutan dalam usaha mencapai sasaran & tujuan yang telah
ditetapkan.

Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama
Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu
merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.

Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:

Planning

Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit.
Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan
perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk
mencapai sasaran tadi.

Organizing

Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur
untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.

Leading

Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :


1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
4. Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai
tujuan yang ditetapkan.

Directing/Commanding

Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas
masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan
yang telah ditetapkan semula.

Motivating

Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian
inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka
rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.

Coordinating

Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan
berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama
yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Controlling

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen
yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan
semula.

Reporting

Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada
pejabat yang lebih tinggi.

Staffing

Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu
organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap
tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.

Forecasting

Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai


kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.

Konsep dasar Administrasi


dan Manajemen
KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
A. Pengertian Administrasi
Dalam arti luas administrasi diartikan sebagai proses meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi.

Dalam arti sempit, administrasi disebut juga sebagai administrasi sekolah atau ketatausahaan
sekolah. Petugasnya disebut sebagai tenaga administrasi sekolah. Administrasi sekolah
meliputi 12 hal, yaitu 1) administrasi persuratan dan kearsipan (kesekretariatan), 2)
administrasi pendidik dan tenaga kependidikan, 3) administrasi keuangan (termasuk RAPBS
dan perpajakan) dan standarnya, 4) administrasi isi dan standarnya, 5) administrasi proses dan
standarnya, 6) administrasi kesiswaan, 7) standar kompetensi lulusan, 8. administrasi sarana
dan prasarana dan standarnya, 9) administrasi kehumasan dan kerja sama, 10) administrasi
standar pengelolaan (termasuk implementasi manajemen berbasis sekolah) dan standarnya,
11) administrasi standar penilaian pendidikan, 12) administrasi unit produksi sekolah (untuk
SMK Dan MAK)

B. Pengertian Manajemen
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah yang meliputi:
perencanaan program sekolah/madrasah, pelaksanaan program sekolah/madrasah,
kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawas/evaluasi dan sistem informasi
sekolah/madrasah.

C. Perbedaan Administrasi dengan Manajemen


Sebagian ahli berpendapat bahwa administrasi sama artinya dengan manajemen seperti yang
dinyatakan oleh Sutisna (1987) bahwa dalam pemakaiannya secara umum administrasi
diartikan sama dengan manajemen, dan administrator sama dengan manajer.

Namun sebagian ahli lain berpendapat bahwa administrasi berbeda dengan manajemen
seperti yang dikemukakan Sutisna (1987) bahwa di bidang pendidikan, pemerintahan, rumah
sakit, dan kemiliteran, orang umumnya memakai istilah administrasi. Sedangkan di bidang
industri dan perusahaan digunakan istilah manajemen dan manajer. Jadi administrasi lebih
cocok digunakan untuk lembaga-lembaga pemerintah yang bersifat lebih mengutamakan
kepentingan sosial sehingga pelaksananya disebut administrator. Sedangkan manajemen lebih
cocok untuk lembaga-lembaga swasta yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan
komersial sehingga pemimpinnya disebut manajer.

D. Defenisi Pendidikan
Defenisi pendidikan sejauh ini belum ada keseragaman formulasi yang dapai dipakai sebagai
pegangan karena masing-masing ahli mengemukakan defenisi yang agak berbeda satu dengan
yang lainnya, tergantung dari konsepsi pendekatannya masing-masing.

Namun ditinjau dari sudut hukum, defenisi pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI


Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat (1) yaitu : ”Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

E. Defenisi Manajemen Pendidikan


Manajemen pendidikan dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya
pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Manajemen pendidikan dapat pula didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber
daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Adapun sumber daya
pendidikan adalah sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang
meliputi 12 hal sebagai mana yang disebut di atas.

Manajemen pendidikan dapat pula diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif, efisien mandiri, dan akuntabel.

F. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan


Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:

1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
menyenangkan dan bermakna (Pakemb)

2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

3) Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya


kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer)

4) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien

5) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan)

6) Teratasinya masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu disebabkan oleh
manajemennya

7) Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel

8) Meningkatkan citra positif pendidikan

G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manajemen Pendidikan


Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang intinya adalah
mempelajari tentang perilaku manusia dalam kegiatannya sebagai subjek dan objek. Secara
filosofis, perilaku manusia terbentuk oleh interaksi antarmanusia, iklim organisasi (konteks
organisasi) dan sistem yang dianut. Ketiga interaksi tersebut, baik secara sendiri-sendiri
maupun secara bersama-sama saling berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Dengan
demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manajemen
pendidikan adalah:

1) interaksi antarmanusia
2) iklim organisasi

3) sistem pendidikan yang dianut (sisdiknas)

4) lingkungan eksternal

H. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan


Gambaran menyeluruh tentang ruang lingkup manajemen pendidikan sebagai proses tampak
pada tabel berikut ini:

Bidang
Tugas Tenaga Sarana Kurikulum
Peserta pendidik dan dan Layanan dan
didik kependidikan Keuangan prasarana Humas khusus pembelajaran

Perencanaan V V V V V V V

Pengorganisasian V V V V V V V

Pengarahan V V V V V V V

Pengendalian V V V V V V V

Secara yuridis, ruang lingkup manajemen pendidikan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
di sekolah mengacu pada Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Sekolah/Madrasah adalah :

1) Rencana program sekolah

2) Pelaksanaan program sekolah

3) Kepemimpinan

4) Pengawasan/evaluasi

5) Sistem informasi manajemen

I. Keterampilan Manajerial dan Tanggung Jawabnya


Keterampilan manajerial untuk setiap tingkatan organisasi meliputi keterampilan konseptual,
sosial dan operasional dengan komposisi yang berbeda-beda. Berikut komposisi keterampilan
manajerial, dikaitkan dengan tingkatannya dalam organisasi:

Level Manager Keterampilan Keterampilan


Konseptual Keterampilan Operasional
Sosial

Top Manager 40% 50% 10%

Middle Manager 25% 50% 25%

Lower Manager 10% 50% 40%

J. Peranan Manajer
Menurut Stoner & Freeman (2000), peranan manajer muncul karena adanya pemberian
otoritas formal berupa surat keputusan kepada seseorang sekaligus dengan status atau
kedudukannya. Untuk melaksanakan otoritas formal dan statusnya, setiap manajer minimal
mempunyai tiga peranan, yaitu:

1) Peranan Interpersonal

Peranan interpersonal meliputi kepala sekolah sebagai:

a) Figure-head (lambang atau simbol)

– mewakili sekolah menghadiri acara-acara seremonial

– menerima tamu, menyampaikan pidato, meninjau ke sekeliling sekolah, mengenal siswa,


dan sebagainya

b) Leader (pemimpin)

– memimpin sekolah mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal

– mengembangkan visi dan melaksanakan visi sekolah

– berperan sebagai coordinator, director, motivator, communicator, delegator, dsb.

c) Liason (penghubung)

– sebagai politisi dan pengelola hubungan sekolah dengan masyarakat

2) Peranan Informasional

Peranan informasional meliputi peranan sebagai:

a) Monitor

– mencari informasi di dalam dan di luar sekolah secara konstan


– orang yang paling banyak memiliki informasi terbaik dibandingkan dengan pendidik dan
tenaga kependidikan

– dijadikan sebagai tempat bertanya oleh pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua
peserta didik, komite sekolah, dewan sekolah, aparat pemerintah dan masyarakat

– mengelola informasi sekolah, pemanfaatan kemajuan teknologi informasi

– pelaksana pemantauan, pengevaluasian dan pelaporan

b) Disseminator

– mendistribusikan informasi yang penting kepada pendidik dan tenaga kependidikan, orang
tua peserta didik, komite sekolah, dewan sekolah, aparat pemerintah dan masyarakat

– memberikan informasi penting yang dibutuhkan oleh pendidik dan tenaga kependidikan,
sehingga mereka dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara profesional

c) Spokesperson

– sebagai diplomat, kepala sekolah harus mampu berbicara dengan penuh diplomasi dan
mampu membuat pendengarnya terpesona dan siap melaksanakan yang ia bicarakan

– sebagai orator yang profesional, kepala sekolah menyampaikan pembicaraannya di depan


pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, komite sekolah, dewan sekolah,
aparat pemerintah dan masyarakat, dalam rangka membangun citra positif mereka terhadap
sekolah

– sebagai pemotivasi atau pengarah

3) Peranan Decisional

a) Enterpreneur

– kreatif dan inovatif dalam mengembangkan sekolah dengan menciptakan produk/jasa


pendidikan

– mampu memasarkan sekolahnya agar diminati masyarakat

– pekerja keras yang memiliki motivasi pantang menyerah

– mampu memanfaatkan dan menciptakan peluang dan berani mengambil resiko

b) Disturbance hander (penangkal kesulitan)


– menanggulangi pemogokan, pembatalan kontral, penampung keluhan, kekurangan bahan,
dan sebagainya.

c) Resources allocator (pengalokasian sumber daya)

– kepada siapa, kapan, untuk apa dan bagaimana sumber daya di alokasikan

d) Negotiator

– Perundingan dengan serikat buruh, klien dan pihak-pihak lain.

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

Oleh : Bayu Pramutoko,SE,MM


Dosen Fakultas Ekonomi Manajemen Univ. Islam Kadiri – Kediri
A. PENGERTIAN ADMINISTRASI

Administrasi pengertian sehari-hari sering disamakan dengan tata usaha, yailu berupa kegiatan
mencatat, mengumpulkan dan menyimpan suatu kegiatan atau hasil kegiatan untuk membantu
pimpinan dalam mengambil keputusan.

Penjelasan di atas adalah definisi administrasi dalam arti sempit yang masih banyak ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari. Suatu contoh, sebuah koran/majalah/tabloid membubuhkan alamatnya
dengan “Kantor redaksi Administrasi”. Yang dimaksud oleh lembaga pers di atas lak lain adalah tata
usaha. Definisi administrasi terkadang dipersempit lagi dan disamakan dengan keuangan. Misalnya
seorang pegawai kantor berucap “bereskan dulu urusan administrasimu” yang dimaksud dengan
administrasi oleh si pegawai adalah keuangan. –
Definisi administrasi secara luas adalah :

1. Suatu proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok. negara atau swasta,
militer atau sipil, besar atau kecil dan sebagainya.

2. Perencanaan, pengorganisasian, memberikan komando, koordinasi dan mengadakan


pengawasan.

3. Kegiatan suatu kelompok yang mengadakan kerjasama untuk menyeiesaikan tujuan bersama.

4. Bimbingan. kepemimpinan dan pengawasan daripada usaha-usaha kelompok individu terhadap


tercapainya tujuan bersama.

1. Bekerja menurut tata tertib tata usaha.


2. Keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
B. UNSUR-UNSUR ADMINISTRASI
Tampaknya terjadi kontradeksi dalam pengertian administrasi tersebut, tetapi dari uraian-uraian itu
dapat ditarik kesimpulan makna yang terkandung dalam administrasi, yaitu :
1. Adanya usaha atau aktivitas kelompok manusia yang terdiri dari 2 orang atau lebih.
2. Adanya organisasi atau wadah kerjasama.
3. Adanya perencanaan, bimbingan, kepemimpinan, koordinasi dan pengawasan.
4. Adanya tujuan.
5. Peralatan dan perlengkapan.
C. MACAM-MACAM ADMINISTRASI
Dari segi perkembangannya, administrasi dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu administasi
negara dan niaga.Administrasi negara ialah keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh
aparatur pemerintah dari suatu negara dalam usaha mencapai tujuan negara.

Administrasi niaga ialah keseluruhan kegiatan mulai dari produksi barang dan/atau jasa sampai
tibanya barang atau jasa tersebut di tangan konsumen.

D. DEFINISI MANAJEMEN
Definisi manajemen dapat diartikan sebagai berikut:

1. Ketatalaksanaan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran
tertentu.
2. Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan
melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
3. Segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang dan Menggerakkan fasilitas dalam suatu
usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Memahami berbagai definisi manajemen tersebut dapat ditaril( kesimpulan bahwa pada pokoknya
manajemen adalah suatu proses/kegiatan/usaha pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama
dengan orang lain. Dan dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan inti daripada
administrasi, karena memang manajemen merupakan alat pelaksana utama daripada administrasi.
Dengan perkataan lain dikatakan bahwa administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan hanya
kegiatan-kegiatannya yang dapat dibedakan.

Apabila dilihat dari segi fungsional administrasi mempunyai dua tugas utama, yakni:

1. Menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai.

2. Menentukan kebijaksanaan umum yang mengikat seluruh organisasi.

Sebaliknya manajemen pada hakekatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan-kegiatan yang
perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang
telah ditentukan pada tingkat administrasi. Ungkapan tersebut jelas menunjukan bahwa administrasi
lebih luas dari pada manajemen.

E. HUBUNGAN ANTARA ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN


Sebagaimana telah diuraikan di atas, administrasi adalah proses penyelenggaraan kerja untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Kerja dapat terselenggara dengan baik sehingga tujuan
yang dikehendaki dapat tercapai bila ada orang yang menyelenggarakannya. Dan masalah
orang yang menyelenggarakan kerja untuk mencapai tujuan inilah yang menjadi masalah pokok
daripada manajemen, karena intisari daripada manajemen ialah suatu proses/usaha dari orang-orang
secara bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi administrasi adalah penyelenggaranya dan manajemen adalah orang yang menyelenggarakan
kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelengaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang
secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Keterkaitan di atas dapat dianalogikan—meski tidak seluruhnya tepat—seandainya pembaca akan


membeli buah rambutan. Pertama kali yang terlihat adalah kulit luar yang berwama hijau atau merah.
Jika kulitnya dikupas maka didapati daging rambutan yang berwarna putih kalau dagingnya sudah
dimakan maka akan terlihat intinya yang disebut biji rambutan.

Demikian pula manajemen, maka yang pertama disoroti adalah kulit luamya
yaitu “Admmistnisi” Kedua dagingnya yaitu “manajemen” selanjutnya adalah bijinya
yaitu “kepemimpinan”
F. FUNGSI-FUNGSI ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
Telah diketahui bahwa pada dasamya administrasi berfungsi untuk menentukan tujuan organisasi
dan merumuskan kebijaksanaan umum, sedangkan manajemen berfungsi untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas
kebijaksanaan umum yang telah dirumuskan.

Dalam proses pelaksanaannya, administrasi dan manajemen mempunyai tugas-tugas tertentu yang
harus dilaksanakan sendiri. Tugas-tugas itulah yang biasa disebut/diartikan sebagai fungsi-fungsi
administrasi dan manajemen. Hingga kini para sarjana belum mempunyai kata sepakat yang bulat
tentang fungsi-fungsi administrasi dan manajemen itu, baik ditinjau dari segi klasifikasinya maupun
terminologi yang dipergunakan.

Menurut Prof Dr Sondang P Siagian MA dalam bukunya “Fungsi-fungsi


managerial” dan “Filsafat Administrasi” rimgsi-fungsi administrasi dan manajemen itu ialah :
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pemberian Motivasi (Motivating)
4. Pengawasan (Controling)
5. Penilaian (Evaluating)
Fungsi-fungsi tersebut mutlak harus dijalankan oleh administrasi dan manajemen. Ketidakmampuan
untuk menjalankan fungsi-fungsi itu akan mengakibatkan lambat atau cepat matinya organisasi.

A. Perencanaan (Planning)
Planning dapat didefmisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan
Yang telah ditentukan.

Pengertian tersebut menunjukan bahwa perencanaan merupakan fungsi administrasi dan manajemen
yang pertama. Alasannya ialah bahwa tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka usaha oencapain tujuan. Perencanaan
menjadi fungsi pertama karena ia merupakan dasar dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan
selanjutnya.
Salah satu cara yang paling mudah dikemukakan dalarn penyusunan rencana adalah dengan
mengatakan bahwa perencanaan berarti mencari dan menemukan jawaban terhadap enam
pertanyaan. yaitu :

a. What(Apa) d. How (Bagaimana)

b. Where (Dimana) e. Who (Siapa)

c. When (Kapan) f. Why (Mengapa)

Pertanyaan tersebut menjadi:

1. Apa kegiatan-kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya ?
2. Dimana kegiatan-kegiatan tertentu dijalankan? Pertanyaan ini mencakup letak bangunan
organisasi yang hendak didirikan, tata ruang yang disusun, tempat sumber tenaga kerja.
3. Kapan kegiatan-kegiatan tertentu hendak dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa dalam rencana
hams tergambar sistem prioritas yang dipergunakan, penjadwalan waktu dan hal-hal yang
berhubungan dengan faktor waktu.
4. Bagaimana cara melaksanakan kegiatan-kegiatan ke arah tercapainya tujuan ? Yang dicakup
oleh pertanyaan ini menyangkut soal sistem dan tata kerja, standar yang hams dipenuhi, cara
pembuatan dan penyampaian laporan, cara menyimpan dokumen dan lain-lain.
5. Pertanyaan “siupa” berarti diketemukannya jawaban dalam rencana tentang gambaran
pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab.
6. Secara filosofis, pertanyaan yang terpenting di antara rangkaian pertanyaan ini ialah
pertanyaan“mengapa”. Terpenting karena pertanyaan ini ditunjukan kepada kelima pertanyaan
yang mendahuluinya. Jika kelompok pimpinan dapat memuaskan dirinya atas jawaban-jawaban
yang diperoleh terhadap keenam pertanyaan itu, akan terciptalah suatu rencana yang baik.
B. pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian ialah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
tanggungjawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Definisi tersebut menunjukan bahwa pengorganisasian merupakan langkah pertama ke arah


pelaksanaan rencana yang telah tersusun sebelumnya. Dengan demikian adalah suatu hal yang logis
pula apabila pengorganisasian sebagai fungsi administrasi dan manajemen ditempatkan sebagai
fungsi kedua, mengikuti fungsi perencanaan. Juga terlihat dalam definisi itu bahwa pelaksanaan
fungsi pengorganisasian menghasilkan suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu
kesatuan yang bulat.

Organisasi sebagai alat administrasi dan manajemen terlihat penting apabila diingat bahwa bergerak
tidaknya organisasi ke arah pencapain tujuan sangat tergantung atas kemampuan manusia dalam
organisasi menggerakan organisasi itu ke arah yang telah ditetapkan.

C. Penggerakan (Motivating)
Penggerakan ialah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikan
rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien
dan ekonomis.

“Motivating” secara implisit berarti bahwa pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para
bawahannya dan dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instuksi, nasehat dan koreksi
jika diperlukan.
Pelaksanaan fungsi “Motivating” dalam organisasi dapat dijalankan dengan baik dengan
menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1. Jelaskan tujuan organisasi kepada setiap orang yang ada dalam organisasi.
2. Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut.
3. Usahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi.
4. Tekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
5. Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
6. Berikan penghargaan serta pujian kepada bawahan yang cakap dan teguran serta bimbingan
kepada orang-orang yang kurann mampu bekerja.
7. Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalain organisasi tujuan pribadi orang-orang
tersebut akan tercapai semaksimal-maksimalnya.

D. Pengawasan (Controling)
Pengawasan ialah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi ini jelas terlihat bahwa terdapat hubungan yang
sangat erat antara perencanaan dan pengawasan.

Artinya bahwa perencanaan dan pengawasan merupakan kedua belahan mata uang yang sama.
Jelas bahwa tanpa rencana pengawasan tidak mungkin dilaksanakan karena tidak ada pedoman
untuk melakukan pengawasan itu. Sebaliknya rencana tanpa pengawasan akan berarti timbulnya
penyimpangan-penyimpangan dan atau penyelewengan-penyelewengan yang serius tanpa ada alat
untuk mencegahnya.

Jelaslah kiranya bahwa pengawasan sangat menentukan peranannya dalam usaha pencapaian
tujuan. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pengawasan itu mutlak diperlukan karena manusia
bersifat salah dan khilaf. Dus manusia dalam organisasi perlu diamati, bukan dengan maksud untuk
mencari kesalahannya kemudian menghukumnya, akan tetapi untuk mendidik dan membimbing. Hal
ini kiranya sangat penting untuk diperhatikan karena para pemimpin dalam suatu organisasi sering
lupa bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang ikhlas memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan. Hanya saja setelah kesalahan
diperbuat, adalah menjadi tugas pimpinan untuk memperbaiki kesalahan itu dengan jalan
memberikan bimbingan kepada bawahannya agar ia tidak mengulangi kesalahan yang sama, akan
tetapi berani untuk berbuat kesalahan yang lain.

Jika seorang bawahan selalu diancam dengan hukuman setiap kali ia berbuat kesalahan, maka
bawahan tersebut tidak akan berkembang karena dalam setiap tindakannya ia akan selalu dikuasai
oleh rasa takut. Akibatnya ia tidak akan berani mempunyai prakarsa,
mengambil keputusan dan akhimya akan kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri. Ini tidak boleh
terjadi.

Kendati demikian perlu diperhatikan pula bahwa pernyataan diatas tidak berarti bahwa seorang
pimpinan tidak boleh menghukum bawahannya. Memang seorang pimpinan dapat bertindak punitif
jika seorang bawahan, meskipun telah berulang kali dibimbing, terus menerus berbuat kesalahan
yang sama.

Proses pengawasan pada dasamya dilaksanakan oleh administrasi , manajemen dengan


mempergunakan dua macam teknik, yakni:

1 pengawasan langsung (direct control)


2 pengawasan tidak langsung (indirect control)
Yang dimaksud pengawasan langsung ialah apabila pimpinan organisasi mengadakan sendiri
pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan. Sementara pengawasan tidak langsung
ialah pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh
para bawahan. Laporan itu dapat berbentuk tertulis dan lisan.

Kelemahan daripada pengawasan tidak langsung ialah bahwa sering para bawahan hanya
melaporkan hal-hal yang positif saja Padahal, seorang pimpinan yang baik akan menuntut
bawahannya untuk melaporkan beberapa hal, baik yang bersifat positif maupun negatif Karena kalau
hanya hal-hal yang positif saja yang dilaporkan, pimpinan tidak akan mengetahui keadaan yang
sesungguhnya. Akibatnya dia akan mengambil kesimpulan yang salah. Lebih jauh lagi ia akan
mengambil keputusan yang salah.

Kesimpulannya ialah bahwa pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila hanya
bergantung kepada laporan saja, karena itu pengawasan tidak langsung tidak cukup. Adalah
bijaksana apabila pimpinan organisasi menggabungkan teknik pengawasan langsung dan tidak
langsung dalam melakukan fungsi pengawasan itu.

E. Penilaian (evaluating)
Penilaian adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang telah dicapai
dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hakekat dari penilaian adalah:

•• Penilaian ditujukan kepada satu fase tertentu dalam satu proses setelah fase itu seluruhnya selesai
dikerjakan. Berbeda dengan pengawasan yang ditujukan kepada fase yang masih dalam proses
pelaksanaan.

Penilaian bersifat korektif terhadap fase yang telah selesai dikerjakan. Korektifitas yang menjadi sifat
penilaian itu sangat berguna bukan untuk fase yang telah selesai, akan tetapi untuk fase berikutnya.
Artinya, melalui penilaian harus diketemukan kelemahan-kelemahan sistem yang dipergunakan
dalam fase yang baru saja selesai. Juga harus diketemukan penyimpangan-penyimpangan dan/atau
penyelewengan-penyelewengan yang telah terjadi, tetapi lebih penting lagi, harus diketemukan
sebab-sebab mengapa kelemahan-kelemahan itu timbul, juga harus diketemukan sebab-sebab
mengapa penyimpangan-penyimpangan itu terjadi.

Anda mungkin juga menyukai