Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Desentralisasi

Mengutip dari Wikipedia, desentralisasi adalah suatu bentuk pemberian kewenangan

kepada unit-unit atau pengelola-pengelola dengan tingkat kewenangan yang lebih

rendah di dalam suatu struktur organisasi.

Sedangkan berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004,

desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam sistem negara

kesatuan Republik Indonesia.

Perbedaan Sentralisasi dan Desentralisasi

Desentralisasi dan sentralisasi, keduanya merupakan metode pengelolaan

kewenangan dalam suatu organisasi. Namun, baik keduanya merupakan metode

yang berbeda.

Jika desentralisasi memberikan kewenangan dari manajemen teratas kepada

manajemen bawah, sentralisasi merupakan pengelolaan kewenangan secara

terpusat.

Lebih lengkapnya, berikut ini pengertian dan perbedaan antara sentraliasi dan

desentralisasi:

 Sentralisasi: Memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil pengelola atau

yang berada di posisi teratas dalam suatu struktur organisasi. Dalam bernegara,

sentralisasi adalah pengaturan kewenangan dari pemerintah daerah kepada

pemerintah pusat untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan


prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesaturan Republik

Indonesia.

 Desentralisasi: Penberian kewenangan dari pengelola teratas dalam suatu struktur

organisasi kepada pengelola-pengelola yang lebih rendah. Dalam bernegara,

desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat

kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri

dalam sistem negara kesaturan Republik Indonesia.

Tujuan Asas Desentralisasi

Tujuan umum pengelolaan dengan asas desentralisasi ini adalah untuk

meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam pencapaian tujuan organisasi.

Tidak hanya itu, pemberian kewenangan dari atas ke bawah ini juga diharapkan

dapat membentuk delegasi yang mampu mengambil keputusan secara mandiri.

Apa Saja Asas Desentralisasi?

Asas desentralisasi dibagi menjadi empat hal, di antaranya:

1. Desentralisasi sebagai penyerahan kewenangan dan kekuasaan.

2. Desentralisasi sebagai pelimpahan kekuasaan dan kewenangan.

3. Desentralisasi sebagai pembagian, penyebaran, perencanaan, pemberian kekuasaan

dan wewenang.

4. Desentralisasi sebagai sarana dalam pembagian dan pembentukan dalam

pemerintahan.

Secara umum, pendelegasian wewenang dalam desentrallisasi berlangsung antara

pihak di posisi tertinggi dalam suatu struktur organisasi dengan pihak-pihak yang

berada di bawahnya. Misalnya, antara lembaga otonom di pusat dengan lembaga

otonom daerah.
Kelebihan dan Kekurangan Desentralisasi

Penerapan pengelolaan secara desentralisasi diyakini memiliki kelebihan dan

kekurangannya tersendiri.

Berikut ini kelebihan menerapkan asas desentralisasi dalam pemerintahan:

1. Meningkatkan Efektivitas

Penerapan asas desentralisasi dapat meningkatkan efektivitas dalam

penyelenggaraan pemerintahan di semua daerah. Jadi, pemerintahd daerah tidak

perlu menunggu arahan langsung dari pemerintah pusat untuk menangani atau

mengatasi masalah tertentu.

2. Memperpendek Birokrasi

Proses birokrasi dapat berjalan lebih singkat, serta dapat memangkas tahapan-

tahapan prosedural sehingga sistem pemerintahan dapat berjalan lebih efisien.

3. Meringangkan Pemerintah Pusat

Pemberian wewenang kepada pemerintah daerah dapat meringankan pekerjaan

pemerintah pusat dalam berbagai hal.

4. Kemajuan Daerah dapat Merata

Dengan menerapkan asas desentralisasi, pemerintah daerah dapat lebih

memerhatikan kemajuan daerahnya masing-masing. Diharapkan daerah-daerah

tertinggal dapat lebih diperhatikan serta lebih berkembang.


Selain kelebihan, berikut ini adalah kekurangan dari penerapan asas desentralisasi

dalam pemerintahan:

1. Mengurangi Peran Pemerintah Pusat

Karena sudah dikelola oleh pemerintah daerah, peran pemerintah pusat dapat

berkurang dalam penyelenggaraan pemerintahan.

2. Mendorong Pemahaman Kedaerahan

Asas desentralisasi dapat memicu paham keaderahaan yang kuat dan ini dapat

mengancam keutuhan nasional.

3. Perbedaan Kebijakan Tiap Daerah

Karena memegang wewenang sendiri, tiap-tiap pemerintah daerah dapat memiliki

kebijakannya tersendiri dan berbeda dengan daerah lainnya.

Contoh Penerapan Sistem Desentralisasi

Ada beberapa bidang di Indonesia yang menerapkan sistem desentralisasi, apa

saja?

1. Desentralisasi Pemerintahan Daerah

Saat ini, Indonesia menganut desentralisasi dari pemerintah pusat ke pemerintah

daerah, yang mana pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada pemerintah

daerah untuk mengurus daerah otonomnya sendiri, sesuai dengan sistem negara

yang berlaku.
Dengan berlakunya sistem desentralisasi ini, diharapkan dapat membuka peluang

dan wadah yang semakin luas bagi partisipasi masyarakat untuk turut terlibat dalam

berdemokrasi.

2. Desentralisasi Fiskal

Bidang fiskal juga menganut sistem manajemen desentralisasi, yaitu penyerahan

wewenang fiskal dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam hal

mengatur keuangan daerah dan pemungutan pajak, di luar pajak pusat.

Desentralisasi dalam Bidang Fiskal

Di Indonesia sendiri, bidang fiskal menganut sistem desentralisasi secara resmi sejak

tahun 2001 hingga kini. Pemerintah pusat melimpahkan wewenang kepada

pemerintah daerah dalam hal pengelolaan keuangan daerah serta pungutan pajak.

Dengan penerapan asas ini, diharapkan dapat lebih menyukseskan pembangunan

daerah serta meningkatkan kualitas layanan publik pada tiap daerah. Tidak hanya itu,

desentralisasi fiskal diharapkan dapat menjaga kesinambungan kebijakan fiskal

secara makro.
Pengertian Sentralisasi
Dijelaskan dalam e-Jurnal berjudul Dinamika Sentralisasi dan Desentralisasi di
Indonesia oleh Rira Nuradhawati, sentralisasi adalah memusatkan seluruh
wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada
suatu struktur organisasi. Kata sentralisasi sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu
"centre" yang artinya adalah pusat atau tengah.

Dengan begitu segala keputusan, tanggung jawab, dan wewenang dalam sebuah
organisasi atau pemerintah dikendalikan seluruhnya oleh pemimpin. Di Indonesia,
sentralisasi banyak digunakan dalam pemerintahan lama sebelum adanya otonomi
daerah.

Hadirnya sentralisasi di dalam organisasi atau pemerintahan membuat sejumlah


orang yang memiliki jabatan tertinggi di dalamnya memiliki wewenang besar. Mereka
juga bisa mengeluarkan keputusan dan kebijakan sesuai undang-undang yang
disepakati bersama.

Kelebihan Sentralisasi
Dalam penerapannya, ada sejumlah kelebihan yang didapat jika menggunakan
sistem sentralisasi. Dijelaskan dalam e-Jurnal berjudul Dinamika Sentralisasi dan
Desentralisasi di Indonesia oleh Rira Nuradhawati, berikut kelebihan sentralisasi:

1. Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien sebab seluruh aktivitas organisasi
terpusat, sehingga pengambilan keputusan jauh lebih mudah.
2. Perencanaan dan pengembangan organisasi jadi lebih terintegrasi. Tidak perlu
adanya jenjang koordinasi yang terlalu jauh antara unit pengambilan keputusan dan
yang akan melaksanakan atau terpengaruh oleh pengambilan keputusan tersebut.
3. Peningkatan resource sharing dan sinergi, jadi sumber daya dapat dikelola secara
lebih efektif dan efisien karena dilakukan lebih terpusat dalam sistem pemerintah
atau organisasi
4. Pengurangan redundancies aset dan fasilitas lain. Dalam hal ini, satu aset dapat
digunakan secara bersama-sama tanpa harus menyediakan aset yang sama untuk
pekerjaan atau divisi yang berbeda-beda.
5. Penerapan sentralisasi membuat koordinasi antar anggota jadi lebih mudah karena
terdapat unity of command.
6. Adanya pemusatan expertise, di mana keahlian anggota dalam sistem organisasi
atau pemerintahan bisa dimanfaatkan secara maksimal karena pimpinan dapat
memberi wewenang.

Kelemahan Sentralisasi
Meski terdapat sejumlah kelebihan, sayangnya penerapan sentralisasi juga memiliki
kelemahan di dalamnya. Seperti yang dijelaskan dalam e-Jurnal berjudul Dinamika
Sentralisasi dan Desentralisasi di Indonesia oleh Rira Nuradhawati, berikut
kekurangan sentralisasi:

1. Terjadinya penurunan dalam hal pengambilan keputusan dan kualitas keputusan,


sebab penerapan sentralisasi kerap kali tidak mempertimbangkan sejumlah faktor
yang berisiko dapat mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut.
2. Terjadinya demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi, sehingga
anggota organisasi sulit mengembangkan potensi dirinya sebab tidak ada wadah
yang disediakan, selain itu akan sulit bagi anggota untuk naik ke tingkat yang lebih
tinggi karena sudah didominasi oleh para pimpinan.
3. Sentralisasi dapat menurunkan respon suatu organisasi maupun pemerintahan
dalam merespons perubahan lingkungan, hal ini disebabkan karena organisasi
sangat bergantung pada daya respon sekelompok orang saja.
4. Pengelolaan organisasi akan semakin rumit karena banyaknya masalah pada level
unit organisasi yang ada di bawah, sehingga dapat menimbulkan kompleksitas
pengelolaan organisasi.
5. Masih banyak sejumlah pimpinan organisasi maupun pemerintahan yang mengambil
keputusan berdasarkan perspektif secara keseluruhan, namun jarang sekali untuk
mempertimbangkan implementasinya seperti apa, sehingga menimbulkan perspektif
yang luas tapi kurang mendalam.

Contoh Sentralisasi
Setelah memahami tentang pengertian, kelebihan, dan kekurangannya, mari kita
simak contoh dari sentralisasi. Contoh ini diharapkan dapat membantu detikers
memahami sentralisasi dalam sistem organisasi maupun pemerintahan.

Sebagai contoh, Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta telah menerapkan aturan
tentang pungutan atau pajak retribusi daerah sesuai yang ditetapkan dalam undang-
undang. Bagi masyarakat yang telat atau tidak membayar pajak, maka dapat
dikenakan denda sesuai aturan yang berlaku.

Contoh lainnya, dalam lembaga keamanan negara yaitu TNI (Tentara Nasional
Indonesia) melaksanakan tugasnya untuk memberikan perlindungan terhadap
seluruh wilayah Tanah Air lewat tiga titik, mulai dari darat (TNI AD), laut (TNI AL),
dan udara (TNI AU).

Contoh terakhir dari sentralisasi adalah didirikannya Bank Indonesia (BI). Selain
mengawasi keuangan dan perbankan di Tanah Air, fungsi BI juga untuk mengatur
seluruh kebijakan moneter dan fiskal di Indonesia.

Perbedaan Sentralisasi dan Desentralisasi


Mungkin sebagian dari detikers masih ada yang bingung, apa sih perbedaan antara
sentralisasi dan desentralisasi? Sebab keduanya saling berkaitan satu sama lain.
Biar nggak salah, simak penjelasan desentralisasi berikut ini.

Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, desentralisasi adalah


penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat ke pemerintah daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus segala urusan pemerintahan dalam sistem
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Dari pasal tersebut detikers dapat mengetahui perbedaan antara sentralisasi dan
desentralisasi. Secara mudahnya, sentralisasi bermakna melimpahkan segala
kekuasan kepada pemerintah pusat, sementara desentralisasi bermakna
melimpahkan kekuasaan kepada pemerintah daerah, mulai dari tingkat provinsi,
kabupaten, maupun kota.

Dijelaskan dalam buku Kewarganegaraan oleh Emy Yunita Rahma Pratiwi, contoh
paling mudah dalam melihat perbedaan sentralisasi dan desentralisasi adalah dalam
hal kewenangannya. Sebagai contoh, dalam hal sentralisasi pemerintah pusat
menangani kebijakan pemberian visa kepada warga negara asing, selain itu
pemerintah pusat juga dapat mengangkat kepala daerah.

Lain halnya dengan desentralisasi, pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk


mengelola pendapatan daerah masing-masing. Selain itu, pemerintah daerah juga
diberikan kewenangan untuk menetapkan pejabat daerah yang bertugas membantu
kepala daerah di tingkat dinas.

Anda mungkin juga menyukai