Anda di halaman 1dari 11

SENTRALISASI DAN

DESENTRALISASI

1
BAB I

PENGERTIAN
1.1. Sentralisasi
Sentralisasi berasal dari bahasa inggris yang berakar dari kata

Centre yang artinya adalah pusat atau tengah. Sentralisasi adalah

memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada

di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan

pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.

Secara terminology sentralisasi  :

1.   B.N. Marbun dalam bukunya Kamus Politik mengatakan bahwa

sentralisasi yang paham nya kita kenal dengan sentralisme adalah pola

kenegaraan yang memusatkan seluruh pengambilan keputusan politik

ekonomi, social di satu pusat

2.   Sentralisasi adalah seeluruh wewenang terpusat pada pemerintah

pusat.

Berdasarkan definisi diatas bisa kita interpretasikan bahwa sistem

sentralisasi itu adalah bahwa seluruh decition (keputusan/Kebijakan)

dikeluarkan oleh pusat, daerah tinggal menunggu instruksi dari pusat

untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan

menurut uu. menurut ekonomi manajemen sentralisasi adalah

memusatkan semua wewenang kepada sejumlah kecil manager atau

yang berada di suatu puncak pada sebuah struktur organisasi.

2
sentralisasi banyak digunakan pemerintah sebelum otonomi daerah.

kelemahan sistem sentralisasi adalah dimana sebuah kebijakan dan

keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada

di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal

menjadi lebih lama.

1.2. Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat
keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang pada level
bawah pada suatu suatu organisasi. Desentralisasi juga dapat dikatakan
suatu penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untuk mengatur urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan
prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan
Republik Indonesia.
Dengan adanya desentralisasi maka munculah otonomi bagi suatu
pemerintahan daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam
keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan
kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia,
desentralisasi akhir-akhir ini seringkali dikaitkan dengan sistem
pemerintahan karena dengan adanya desentralisasi sekarang menyebabkan
perubahan paradigma pemerintahan di Indonesia.
Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi menerapkan
sistem pemerintahan sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau
otda yang memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk
mengambil kebijakan yang tadinya diputuskan seluruhnya oleh
pemerintah pusat.

3
BAB II

1. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


1.1. Sentralisasi
Kelebihan sistem ini adalah sebagian keputusan dan kebijakan yang ada
di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa campur tangan pemerintah pusat.
Namun kekurangan dari sistem ini adalah pada daerah khusus, euforia yang
berlebihan dimana wewenang itu hanya menguntungkan pihak tertentu atau
golongan serta dipergunakan untuk mengeruk keuntungan para oknum atau
pribadi. Hal ini terjadi karena sulit dikontrol oleh pemerinah pusat.
Kelemahan sistem sentralisasi adalah dimana sebuah kebijakan dan
keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di
pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih
lama.

1.2. Desentralisasi

Kelebihan sistem ini adalah sebagian keputusan dan kebijakan yang ada
di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa campur tangan pemerintah pusat.
Namun kekurangan dari sistem ini adalah pada daerah khusus, euforia yang
berlebihan dimana wewenang itu hanya menguntungkan pihak tertentu atau
golongan serta dipergunakan untuk mengeruk keuntungan para oknum atau
pribadi. Hal ini terjadi karena sulit dikontrol oleh pemerinah pusat.
Rontoknya nilai-nilai otokrasi Orde Baru telah melahirkan suatu visi yang baru
mengenai kehidupan masyrakat yang lebih sejahtera ialah pengakuan terhadap
hak-hak asasi manusia, hak politik, dan hak asasi masyarakat (civil rights). Kita
ingin membangun suatu masyarakat baru yaitu masyarakat demokrasi yang
mengakui akan kebebasan individu yang bertanggungjawab. Pada masa orde

4
baru hak-hak tersebut dirampas oleh pemerintah. Keadaan ini telah melahirkan
suatu pemerintah yang tersebut dan otoriter sehingga tidak mengakui akan hak-
hak daerah. Kekayaan nasional, kekayaan daerah telah dieksploitasi untuk
kepentingan segelintir elite politik. Kejadian yang terjadi berpuluh tahun telah
melahirkan suatu rasa curiga dan sikap tidak percaya kepada pemerintah.
Lahirlah gerakan separtisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Oleh karena itu, desentralisasi atau otonomi daerah
merupakan salah satu tuntutan era reformasi.
kekurangan dari sistem ini adalah pada daerah khusus, euforia yang berlebihan
dimana wewenang itu hanya menguntungkan pihak tertentu atau golongan serta
dipergunakan untuk mengeruk keuntungan para oknum atau pribadi. Hal ini
terjadi karena sulit dikontrol oleh pemerinah pusat.

2. TUJUAN DESENTRALISASI
Adapun mengenai tujuan dari desentralisasi yang berdasarkan kepada
landasan filosofis bagi penyelenggaraan pemerintah daerah sebagaimana yang
dimaksud oleh The Liang Gie  (Jose Riwu Kaho, 2001 Hal 8 )  adalah
1. Dilihat dari sudut politik sebagai permainan kekuasaan desentralisasi
dimaksud untuk mencegah penumpukan kekuasaan di suatu daerah.
2. Dalam bidang Politik, dsentralisasi dianggap sebagai pendemokrasian,
dgalam rangka menarik minat rakyat untuk berpartisipasi dalam
pemerintahan (pendidikan Politik).
3. Dari persfektif teknik organisatoris pemerintah desentralisasi
dimaksud unutk mencapai efensiensi.
4. Dari sudut kultur desentralisasi diharapkan perhatian sepenuh nya
ditumpahkan kepada daerah, seperti, geografi, ekonomi, politk,
kondisi masyarakat, kultur.
5. Diharapkan pemerintah daerah lebih memfokuskan pembangunan di
daerah tersebut.

5
3. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
3.1. Sentralisasi
 Segi Ekonomi
Dari segi ekonomi, efek positif yang di berikan oleh sistem
sentralisasi ini adalah perekonomian lebih terarah dan teratur karena
pada sistem ini hanya pusat saja yang mengatur perekonomian.
Sedangkan dampak negatifnya adalah daerah seolah-olah hanya di
jadikan sapi perahan saja dan tidak dibiarkan mengatur kebijakan
perekonomiannya masing- masing sehingga terjadi pemusatan
keuangan pada Pemerintah Pusat.

 Segi Sosial Budaya


Dengan di laksanakannya sistem sentralisasi ini, perbedaan-
perbadaan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia dapat di
persatukan.Sehingga, setiap daerah tidak saling menonjolkan
kebudayaan masing-masing dan lebih menguatkan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika yang di miliki bangsa Indonesia .

 Segi Politik
Dampak positif yang dirasakan di bidang politik sebagai hasil
penerapan sistem sentralisasi adalah pemerintah daerah tidak
harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat
perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan
kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat. Sehingga
keputusan yang dihasilkan dapat terlaksana secara maksimal
karena pemerintah daerah hanya menerima saja.
Sedangkan dampak negatif yang di timbulkan sistem ini adalah
pemerintah pusat begitu dominan dalam menggerakkan seluruh
aktivitas negara. Dominasi pemerintah pusat terhadap pemerintah

6
daerah telah menghilangkan eksistensi daerah sebagai tatanan
pemerintahan lokal yang memiliki keunikan dinamika sosial
budaya tersendiri, keadaan ini dalam jangka waktu yang panjang
mengakibatkan ketergantungan kepada pemerintah pusat yang
pada akhirnya mematikan kreasi dan inisiatif lokal untuk
membangun lokalitasnya.

 Segi Keamanan
Dampak positif yang dirasakan dalam penerapan sentralisasi ini
adalah keamanan lebih terjamin karena pada masa di terapkannya
sistem ini, jarang terjadi konflik antar daerah yang dapat
mengganggu stabilitas keamanan nasional Indonesia. Tetapi,
sentralisasi juga membawa dampak negatif dibidang ini. Seperti
menonjolnya organisasi-organisasi kemiliteran. Sehingga,
organisasi-organisasi militer tersebut mempunyai hak yang lebih
daripada organisasi lain.
Sedangkan dampak negatifnya adalah terjadinya kemandulan
dalam diri daerah karena hanya terus bergantung pada keputusan
yang di berikan oleh pusat. Selain itu, waktu yang dihabiskan
untuk menghasilkan suatu keputusan atau kebijakan memakan
waktu yang lama dan menyebabkan realisasi dari keputusan
tersebut terhambat.

3.2. Desentralisasi
 Segi Ekonomi
Dari segi ekonomi banyak sekali keuntungan dari penerapan
sistem desentralisasi ini dimana pemerintahan daerah akan
mudah untuk mengelola sumber daya alam yang dimilikinya,
dengan demikian apabila sumber daya alam yang dimiliki telah

7
dikelola secara maksimal maka pendapatan daerah dan
pendapatan masyarakat akan meningkat. Seperti yang
diberitakan pada majalah Tempo Januari 2003 “Desentralisasi:
Menuju Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Berbasis Komunitas
Lokal”.

Tetapi, penerapan sistem ini membukan peluang yang sebesar-


besarnya bagi pejabat daerah (pejabat yang tidak benar) untuk
melalukan praktek KKN. Seperti yang dimuat pada majalah
Tempo Kamis 4 November 2004 ( www.tempointeraktif.com ) “
Desentralisasi Korupsi Melalui Otonomi Daerah”.

“Setelah Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, resmi menjadi


tersangka korupsi pembelian genset senilai Rp 30 miliar, lalu
giliran Gubernur Sumatera Barat Zainal Bakar resmi sebagai
tersangka kasus korupsi anggaran dewan dalam APBD 2002
sebesar Rp 6,4 miliar, oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat.
Dua kasus korupsi menyangkut gubernur ini, masih ditambah
hujan kasus korupsi yang menyangkut puluhan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah di berbagai wilayah di Indonesia,
dengan modus mirip: menyelewengkan APBD”.

 Segi Sosial Budaya

Dengan diadakannya desentralisasi, akan memperkuat ikatan


sosial budaya pada suatu daerah. Karena dengan diterapkannya
sistem desentralisasi ini pemerintahan daerah akan dengan
mudah untuk mengembangkan kebudayaan yang dimiliki oleh
daerah tersebut. Bahkan kebudayaan tersebut dapat

8
dikembangkan dan di perkenalkan kepada daerah lain. Yang
nantinya merupakan salah satu potensi daerah tersebut.

Sedangkan dampak negatif dari desentralisasi pada segi sosial


budaya adalah masing- masing daerah berlomba-lomba untuk
menonjolkan kebudayaannya masing-masing. Sehingga, secara
tidak langsung ikut melunturkan kesatuan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia itu sendiri.

 Segi Keamanan dan Politik

Dengan diadakannya desentralisasi merupakan suatu upaya


untuk mempertahankan kesatuan Negara Indonesia, karena
dengan diterapkannya kebijaksanaan ini akan bisa meredam
daerah-daerah yang ingin memisahkan diri dengan NKRI,
(daerah-daerah yang merasa kurang puas dengan sistem atau apa
saja yang menyangkut NKRI). Tetapi disatu sisi desentralisasi
berpotensi menyulut konflik antar daerah. Sebagaimana pada
artiket Asian Report 18 juli 2003 ”Mengatur Desentralisasi Dan
Konflik Disulawesi Selatan”

”……………..Indonesia memindahkan kekuasaannya yang luas


ke kabupaten-kabupaten dan kota-kota – tingkat kedua
pemerintahan daerah sesudah provinsi – diikuti dengan
pemindahan fiskal cukup banyak dari pusat. Peraturan yang
mendasari desentralisasi juga memperbolehkan penciptaan
kawasan baru dengan cara pemekaran atau penggabungan unit-
unit administratif yang eksis. Prakteknya, proses yang dikenal
sebagai pemekaran tersebut berarti tidak bergabung tetapi

9
merupakan pemecahan secara administratif dan penciptaan
beberapa provinsi baru serta hampir 100 kabupaten baru.

Dengan beberapa dari kabupaten itu menggambarkan garis etnis


dan meningkatnya ekonomi yang cepat bagi politik daerah, ada
ketakutan akan terjadi konflik baru dalam soal tanah, sumber
daya atau perbatasan dan adanya politisi lokal yang
memanipulasi ketegangan untuk kepentingan personal. Namun
begitu, proses desentralisasi juga telah meningkatkan prospek
pencegahan dan manajemen konflik yang lebih baik melalui
munculnya pemerintahan lokal yang lebih dipercaya……..”

Dibidang politik, dampak positif yang didapat melalui


desentralisasi adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan
yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya
campur tangan dari pemerintahan di pusat. Hal ini menyebabkan
pemerintah daerah lebih aktif dalam mengelola daerahnya.

Tetapi, dampak negatif yang terlihat dari sistem ini adalah


euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya
mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta
digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal
tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di
tingkat pusat.

10
11

Anda mungkin juga menyukai