Disusun oleh :
1. Hamdan Haris (Desentralisasi)
2. Jumadil (Otonomi Daerah)
3. Idris Buyung (Otonomi Daerah)
FAKULTAS USULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK
JURUSAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Samata,
15 Mei 2013
PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada Era Globalisasi saat ini semakin banyak bentuk-bentuk
kekuasaan yang di terapkan di indonesia, guna untuk mengetahui salah
satu bentuk kekuasaan yang di terapkan di negara ini yakni
Desentralisasi dan Otonomi daerah sehingga kita sebagai warga
negara lebih jeli dalam melihat atau mengkritisi kebijakan-kebijakan
yang akan di keluarkan oleh pemegang kekuasaan.
B. Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini, penulis merumuskan beberapa
masalah yang berkaitan dengan :
DESENTRALISASI
1. Istilah dan Pengertian Desentralisasi
2. Tujuan Desentralisasi
3. Bentuk Desentralisasi
4. Konsep dan Teori Desentralisasi
5. Kelebihan dan Kekurangan Desentralisasi
OTONOMI DAERAH
1. Pengertian Otonomi daerah
2. Visi Otonomi daerah
3. Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah
4. Struktur Pemerintahan yang di harapkan dari Otonomi
Daerah
5. Pembagian kewenangan Pusat dan Daerah
BAB II
PEMBAHASAN
DESENTRALISASI
1. Istilah dan Pengertian Disentralisasi
Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian
yang berarti penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri
berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara
kesatuan
Republik
Indonesia
Dalam
kaitannya
dengan
sistem
pemerintahan
karena
dengan
adanya
desentralisasi
rakyat
bertanggung
Daerah
jawab
untuk
terhadap
penyelenggaraan pemerintahan.
Penyusunan program-program untuk perbaikan sosial ekonomi pada
tingkat local sehingga dapat lebih realistis.
Sedangkan
tujuan
desentralisasi
menurut
smith(1985)
dari
sudut
pandang
kepentingan
pemerintah
pusat
dengan
pemerintah daerah.
3. Empat bentuk Desentralisasi
Dekonsentrasi wewenang administratif
Delegasi kepada penguasa otorita
Devolusi kepada pemerintah daerah
Pemindahan fungsi dari pemerintah kepada swasta
Sentralisasi
pelayanan
dan
pembinaan
kepada
rakyat
tidak
mungkin dilakukan dari pusat saja. Oleh karena itu, wilayah Negara dibagi
atas daerah besar dan daerah kecil. Untuk keperluan tersebut, diperlukan
asas dalam mengelola daerah yang meliputi :
Desentralisasi pelayanan rakyat /public. Adapun filsafat yang dianut
adalah: Pemerintah Daerah ada karena ada rakyat yang harus dilayani.
Desentralisasi merupakan power sharing(otonomi formal dan otonomi
material). Otonomi daerah bertujuan memudahkan pelayanan kepada
rakyat. Oleh karena itu, outputnya hendaknya berupa pemenuhan bahan
kebutuhan
pokok
rakyat-public
goods-dan
peraturan
daerah-public
samping
system
desentralisasi
dan
dekonsentrasi
yang
saat
ini
telah
menjadi
azas
penyelenggaraan
peningkatan
pemerintahan
(yang
efisiensi
dan
merupakan
efektivitas
pendekatan
penyelenggaraan
model
efisiensi
model
partisipasi/participatory
model).
Dalam
konteks
kita
telah
memiliki
(tujuh)
Undang-Undang
yang
mengatur
pusat.
Kekurangan dari sistem ini adalah pada daerah khusus, euforia yang
berlebihan dimana wewenang itu hanya menguntungkan pihak tertentu
atau golongan serta dipergunakan untuk mengeruk keuntungan para
oknum atau pribadi. Hal ini terjadi karena sulit dikontrol oleh pemerinah
pusat
Dampak positif dan Negatif Disentralisasi
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum (DAU)
Dana Alokasi Khusus
Pinjaman Daerah
Otonomi Daerah
1. Pengertian Otonomi Daerah
Pengertian atau Definisi Otonomi Daerah Otonomi Daerah adalah
kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (pasal 1 huruf
(h) UU NOMOR 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah).
Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (pasal 1 huruf (i) UU NOMOR 22 tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah).
memungkinkan
berlangsungnya
penyelenggaraan
Menciptkan
kemampuan
masyarakat
untukmerespon
yang
memilih
desentralisasi
memandang
bahwa
dengan
pendekatan
yang
lebih
sesuai.
Pemberlakuan
berkembang
ditemukan
bahwa
dengan
sistem
memperlebar disparitas antara daerah yang satu dengan daerah yang lain
dan juga cendrung dapat meningkatkan korupsi.
Otonomi daerah ......>>> dilaksanakan dengan tujuan untuk mempercepat
pelaksanaan pembangunan, meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan
rakyat di daerah Provinsi, Kab/Kota di seluruh Indonesia.
Adapun Kekurangan dan kelebihan adanya sistem otonomi daerah
diantaranya :
A.
Kelebihan/keuntungan :
1.
2.
Dengan
dilaksanakannya
Otoda
maka
pembangunan
didaerah
4.
Kekurangan/kerugian :
1.
2.
3.
4.
5.
Dan lain-lain
Kekurangan
yang
mendasar
pada
sistem
otonomi
daerah
sebaiknya
otonomi
daerah
diterapkan
dengan
Dasar Hukum Otonomi Daerah berpijak pada dasar Perundangundangan yang kuat, yakni
1.
Dasar
1945
merupakan
landasan
yang
kuat
untuk
Ketetapan
MPR-RITap
MPR-RI
No.
XV/MPR/1998
tentang
Sumber
Daya
Nasional
yang
berkeadilan,
erta
pemberdayaan
masyarakat,
menumbuhkan
prakarsa
dan
kewenangan
berdasarkan
asas
konsentrasi
dan
2.
Daerah
yang
dekonsentrasi
dibentuk
adalah
berdasarkan
daerah
asas
propinsi,
desentralisasi
sedangkan daerah
dan
yang
4.
b.
Pelaksanaan
Otonomi
Daerah Berdasar
pada
UU
Penyelenggaraan
Otonomi
Daerah
dilaksanakan
dengan
3.
4.
5.
6.
Kawasan khusus yang dibina oleh Pemerintah atau pihak lain seperti
Badan Otorita, Kawasan Pelabuan, Kawasan Pertambangan, Kawasan
Kehutanan,
Kawasan
Perkotaan
Baru,
Kawasan
Wisata
dan
maupun
fungsi
anggaran
atas
penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
8.
kedudukannya
memelaksanakan
sebagai
kewenangan
Wilayah
Administrasi
pemerintahan
tertentu
untuk
yang
Hal
itu
terlihat
jelas
dalam
aturan-aturan
mengenai
pada
dekonsentrasi.
Kepala
daerah
hanyalah
3.
4.
5.
6.
terjadi
kevakuman
dalam
pengaturan
penyelenggaraan
pemerintah
daerah
dan
menggantikannya
dengan
peran
UU No. 22 tahun 1999 Pada masa ini terjadi lagi perubahan yang
menjadikan
pemerintah
penyelenggaraan
daerah
pemerintahan
sebagai
dan
titik
sentral
dalam
pembangunan
dengan
2.
Kewenangan
perencanaan
bidang
nasional
lain
tersebut
dan
meliputi
kebijakan
pengendalian pembangunan
tentang
nasional
dan
lembaga
perekonomian
negara,
pembinaan
dan
serta
teknologi
tinggi
yang
strategis,
konservasi,
dan
standardisasi nasional.
3.
desentralisasi
harus
disertai dengan
penyerahan
dan
5.
6.
Kewenangan
Propinsi
sebagai
Daerah
Otonom
termasuk
juga
dilaksanakan Daerah
Kewenangan
Propinsi
sebagai
Wilayah
Administrasi
mencakup
dan
bertanggung
jawab
memelihara
kelestarian
pengendalian
pembangunan
nasional
secara
makro,
dana
dan
Setiap
mempertanggungjawabkannya
penugasan
ditetapkan
perundang-undangan.
BAB III
PENUTUP
dengan
kepada
peraturan
A.
KESIMPULAN
Sejak
proklamasi
kemerdekaan
hingga
sekarang
system
Untuk
terciptanya
efisiensi-efektifitas
penyelenggraan
pemerinntahan
2.
3.
B.
Stabilitas politik;
Kesetaraan politik
Akuntabilitas publik.
SARAN
Dalam
rangka
melancarkan
pelaksanaan
pembangunan
yang
jawab
daerah
yang
dan
dapat
menjamin
dilaksanakan
perkembangan
bersama-san\ma
dan
dengan
DAFTAR PUSTAKA