PENGERTIAN
Sentralisasi
Sentralisasi berasal dari bahasa inggris yang berakar dari kata Centre yang
artinya adalah pusat atau tengah. Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada
sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi.
Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi
daerah.
1. Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien. Seluruh aktivitas organisasi terpusat
sehingga pengambilan keputusan lebih mudah.
2. Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi. Tidak perlu jenjang
koordinasi yang terlalu jauh antara unit pengambilan keputusan dan yang akan
melaksanakan atau terpengaruh oleh pengambilan keputusan tersebut.
3. Peningkatan resource sharing dan sinergi. Sumberdaya dapat dikelola secara lebih
efisien karena dilakukan secara terpusat.
4. Pengurangan redundancies aset dan fasilitas lain. Satu aset dapat dipergunakan secara
bersama-sama tanpa harus menyediakan aset yang sama untuk pekerjaan yang berbeda-
beda.
5. Perbaikan koordinasi. Koordinasi menjadi lebih mudah karena adanya unity of command.
6. Pemusatan expertise. Keahlian dari anggota organisasi dapat dimanfaatkan secara
maksimal karena pimpinan dapat memberi wewenang
Kelemahan Sentralisasi
1. Kemungkinan penurunan kecepatan pengambilan keputusan dan kualitas keputusan.
Pengambilan keputusan dengan pendekatan sentralisasi seringkali tidak
mempertimbangkan faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan tersebut.
2. Demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. Anggota organisasi sulit
mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada wahana dan dominasi pimpinan yang
terlalu tinggi.
3. Penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. Organisasi sangat
bergantung pada daya respon sekelompok orang saja.
4. Peningkatan kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi akan semakin rumit
karena banyaknya masalah pada level uniit organisasi yang di bawah.
5. Perspektif luas, tetapi kurang mendalam. Pimpinan organisasi akan mengambil keputusan
berdasarkan perspektif organisasi secara keseluruhan tapi tidak atau jarang
mempertimbangkan implementasinya akan seperti apa.
Kelebihan Desentralisasi
1. Jenjang manajemen lebih sedikit (flat)
2. Birokrasi berkurang. Pengambilan keputusan akan berada pada unit yang sekaligus
melaksanakan.
3. Lebih responsif terhadap perubahan. Unit organisasi akan lebih mudah menghadapi
situasi terkini karena pengambilan keputusan ada pada unit desentralisasian.
4. Lebih mendorong kreativitas dan pengembangan ide baru. Unit-unit organisasi yang ada
akan berupaya mengembangkan potensi dirinya.
5. Motivasi karyawan lebih tinggi. Anggota organisasi akan mempunyai rasa memiliki
organisasi yang tinggi dan termotivasi untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja
unit organisasinya.
6. Keterlibatan karyawan lebih besar. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa
partisipasi yang lebih tinggi akan meningkatkan kinerja organisasi.
7. Kapabilitas organisasional meningkat. Kecakapan organisasi akan lebih meningkat
karena tersedianya sumber daya manusia yang terlatih dan teruji dalam memimpin
organisasi.
Kelemahan Desentralisasi
1. Manajer pada tingkat yang lebih rendah dapat membuat keputusan yang tidak sejalan
dengan strategi umum perusahaan
2. Dapat terjadi kurangnya koordinasi antar manajer
3. Manajer pada level yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan
perusahaan secara keseluruhan
4. Dalam organisasi terdesentralisasi, agak sulit untuk menyebarkan gagasan inovatif secara
efektif
TUJUAN DESENTRALISASI
Adapun mengenai tujuan dari desentralisasi yang berdasarkan kepada landasan filosofis bagi
penyelenggaraan pemerintah daerah sebagaimana yang dimaksud oleh The Liang Gie (Jose
Riwu Kaho, 2001 Hal 8 ) adalah
1. Dilihat dari sudut politik sebagai permainan kekuasaan desentralisasi dimaksud untuk
mencegah penumpukan kekuasaan di suatu daerah.
2. Dalam bidang Politik, dsentralisasi dianggap sebagai pendemokrasian, dgalam rangka
menarik minat rakyat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan (pendidikan Politik).
3. Dari persfektif teknik organisatoris pemerintah desentralisasi dimaksud unutk mencapai
efensiensi.
4. Dari sudut kultur desentralisasi diharapkan perhatian sepenuh nya ditumpahkan kepada
daerah, seperti, geografi, ekonomi, politk, kondisi masyarakat, kultur.
5. Diharapkan pemerintah daerah lebih memfokuskan pembangunan di daerah tersebut.
Desentralisasi
Segi Ekonomi
Dari segi ekonomi banyak sekali keuntungan dari penerapan sistem desentralisasi
ini dimana pemerintahan daerah akan mudah untuk mengelola sumber daya alam yang
dimilikinya, dengan demikian apabila sumber daya alam yang dimiliki telah dikelola
secara maksimal maka pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat akan meningkat.
Seperti yang diberitakan pada majalah Tempo Januari 2003 “Desentralisasi: Menuju
Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Berbasis Komunitas Lokal”.
Tetapi, penerapan sistem ini membukan peluang yang sebesar-besarnya bagi
pejabat daerah (pejabat yang tidak benar) untuk melalukan praktek KKN. Seperti yang
dimuat pada majalah Tempo Kamis 4 November 2004 ( www.tempointeraktif.com ) “
Desentralisasi Korupsi Melalui Otonomi Daerah”.
“Setelah Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, resmi menjadi tersangka korupsi
pembelian genset senilai Rp 30 miliar, lalu giliran Gubernur Sumatera Barat Zainal Bakar
resmi sebagai tersangka kasus korupsi anggaran dewan dalam APBD 2002 sebesar Rp
6,4 miliar, oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat. Dua kasus korupsi menyangkut
gubernur ini, masih ditambah hujan kasus korupsi yang menyangkut puluhan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di berbagai wilayah di Indonesia, dengan modus mirip:
menyelewengkan APBD”.
Segi Sosial Budaya
Dengan diadakannya desentralisasi, akan memperkuat ikatan sosial budaya pada
suatu daerah. Karena dengan diterapkannya sistem desentralisasi ini pemerintahan daerah
akan dengan mudah untuk mengembangkan kebudayaan yang dimiliki oleh daerah
tersebut. Bahkan kebudayaan tersebut dapat dikembangkan dan di perkenalkan kepada
daerah lain. Yang nantinya merupakan salah satu potensi daerah tersebut.
Sedangkan dampak negatif dari desentralisasi pada segi sosial budaya adalah
masing- masing daerah berlomba-lomba untuk menonjolkan kebudayaannya masing-
masing. Sehingga, secara tidak langsung ikut melunturkan kesatuan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia itu sendiri.