EKONOMI INSTUSIONAL
Disusun oleh :
Mario Helbert Kalew Wangko (20031104141)
Jawaban
1. Kebijakan Desentralisasi di Indonesia dalam Perspektif Teori Ekonomi
Kelembagaan
Dalam sebelas tahun terakhir ini kita telah menyaksikan suatu periode yang
mana kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia banyak
menghasilkan bukti positif maupun negatif. Selain memberikan dampak
positif, kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia tidak hanya
meningkatkan transparansi informasi namun juga telah memunculkan
peluang dominasi kontrol elit lokal yang menghasilkan informasi yang tidak
utuh (asymmetric information), yang pada gilirannya menimbulkan
inefisiensi kelembagaan (institution inefficiency). Lemahnya pengawasan
dan penegakan kelembagaan (lack of enforcement) merupakan hal yang
krusial dalam hubungan pelaku desentralisasi dan otonomi daerah.
Perubahan kelembagaan desentralisasi dan otonomi daerah telah
mengakibatkan ketidakjelasan siapa yang menjadi pemberi kewenangan
(principal) dan siapa yang diberi kewenangan atau yang mewakili (agent),
sehingga terjadilah ketidakharmonisan kelembagaan serta menciptakan
kemacetan (bottleneck) bagi terselenggaranya tata kelola yang baik (Jaya,
2005).
Desentralisasi Politik
Desentralisasi politik membutuhkan reformasi konstitusi atau Undang-
Undang, pengembangan partai politik, pembentukan unit politik lokal,
hingga dorongan dari kelompok kepentingan publik yang efektif.
Salah satu contoh nyata dari desentralisasi politik yaitu penyerahan beberapa
tugas dari lembaga teratas ke lembaga di bawahnya, contohnya pemerintah
daerah yang membantu tugas pemerintah pusat agar pekerjaan lebih efisien
dengan cakupan yang lebih meluas.
1. Meningkatkan Efektivitas
2. Memperpendek Birokrasi
2. Desentralisasi Fiskal
Karena sudah dikelola oleh pemerintah daerah, peran pemerintah pusat dapat
berkurang dalam penyelenggaraan pemerintahan.
2. Mendorong Pemahaman Kedaerahan
Asas desentralisasi dapat memicu paham keaderahaan yang kuat dan ini
dapat mengancam keutuhan nasional.