Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

EKONOMI INSTUSIONAL

Disusun oleh :
Mario Helbert Kalew Wangko (20031104141)

UNIVERITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
2023

1. Apa yang anda ketahui tentang kebijakan desentralisasi? berserta contoh


2. Apa dasar,tujuan motovasi, kebijakan desentralisasi? berserta contoh
3. Dampak kebijakan desentralisasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan
pengrataan pembangunan berserta contoh

Jawaban
1. Kebijakan Desentralisasi di Indonesia dalam Perspektif Teori Ekonomi
Kelembagaan

Menurut beberapa literatur teori desentralisasi, kebijakan desentralisasi dan


otonomi daerah di negara berkembang termasuk Indonesia telah
menggunakan tiga tipe teori desentralisasi yaitu desentralisasi
politik:,desentralisasi administratif, dan desentralisasi fiskal (Litvack dan
Seddon, 1999 dan Shah, 1998). Desentralisasi politik didefinisikan sebagai
mekanisme yang mana pemerintah pusat memberikan kekuasaannya kepada
pemerintah daerah, yang sering disebut' otonomi daerah. Desentralisasi
administratif adalah penyerahan wewenang administratif dari pusat kepada
pemerintah daerah. Ada tiga bentuk, yaitu dekonsentrasi, delegasi, dan
devolusi. Dekonsentrasi adalah pemberian tanggung jawab pemerintah pusat
untuk beberapa pelayanan kepada pemerintah daerahnya. Demikian pula
delegasi dan devolusi berhubungan dengan perimbangan kepentingan pusat
dan daerah. Desentralisasi fiskal merupakan penambahan tanggung jawab
keuangan dan kemampuan pemerintah daerah. Selain itu, tujuan dari
kebijakan desentralisasi dan otonomi Daerah adalah menciptakan pemerintah
daerah yang demokratis, transparan, meningkatkan kapasitas administrasi,
dan lebih mandiri dan mampu di dalam pengelolaan fiskal.

Dalam sebelas tahun terakhir ini kita telah menyaksikan suatu periode yang
mana kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia banyak
menghasilkan bukti positif maupun negatif. Selain memberikan dampak
positif, kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia tidak hanya
meningkatkan transparansi informasi namun juga telah memunculkan
peluang dominasi kontrol elit lokal yang menghasilkan informasi yang tidak
utuh (asymmetric information), yang pada gilirannya menimbulkan
inefisiensi kelembagaan (institution inefficiency). Lemahnya pengawasan
dan penegakan kelembagaan (lack of enforcement) merupakan hal yang
krusial dalam hubungan pelaku desentralisasi dan otonomi daerah.
Perubahan kelembagaan desentralisasi dan otonomi daerah telah
mengakibatkan ketidakjelasan siapa yang menjadi pemberi kewenangan
(principal) dan siapa yang diberi kewenangan atau yang mewakili (agent),
sehingga terjadilah ketidakharmonisan kelembagaan serta menciptakan
kemacetan (bottleneck) bagi terselenggaranya tata kelola yang baik (Jaya,
2005).

Beberapa contoh desentralisasi dalam aspek kehidupan sehari-hari adalah


sebagai berikut.

Desentralisasi Politik
Desentralisasi politik membutuhkan reformasi konstitusi atau Undang-
Undang, pengembangan partai politik, pembentukan unit politik lokal,
hingga dorongan dari kelompok kepentingan publik yang efektif.

Salah satu contoh nyata dari desentralisasi politik yaitu penyerahan beberapa
tugas dari lembaga teratas ke lembaga di bawahnya, contohnya pemerintah
daerah yang membantu tugas pemerintah pusat agar pekerjaan lebih efisien
dengan cakupan yang lebih meluas.

2. Tujuan umum pengelolaan dengan kebijakan desentralisasi ini adalah untuk


meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam pencapaian tujuan
organisasi. Tidak hanya itu, pemberian kewenangan dari atas ke bawah ini
juga diharapkan dapat membentuk delegasi yang mampu mengambil
keputusan secara mandiri.
Kelebihan dan Kekurangan Desentralisasi
Penerapan pengelolaan secara desentralisasi diyakini memiliki kelebihan dan
kekurangannya tersendiri.

Berikut ini kelebihan menerapkan asas desentralisasi dalam pemerintahan:

1. Meningkatkan Efektivitas

Penerapan asas desentralisasi dapat meningkatkan efektivitas dalam


penyelenggaraan pemerintahan di semua daerah. Jadi, pemerintahd daerah
tidak perlu menunggu arahan langsung dari pemerintah pusat untuk
menangani atau mengatasi masalah tertentu.

2. Memperpendek Birokrasi

Proses birokrasi dapat berjalan lebih singkat, serta dapat memangkas


tahapan-tahapan prosedural sehingga sistem pemerintahan dapat berjalan
lebih efisien.
3. Meringangkan Pemerintah Pusat

Pemberian wewenang kepada pemerintah daerah dapat meringankan


pekerjaan pemerintah pusat dalam berbagai hal.

4. Kemajuan Daerah dapat Merata

Dengan menerapkan asas desentralisasi, pemerintah daerah dapat lebih


memerhatikan kemajuan daerahnya masing-masing. Diharapkan daerah-
daerah tertinggal dapat lebih diperhatikan serta lebih berkembang.

Contoh Penerapan Kebijakan Desentralisasi


Ada beberapa bidang di Indonesia yang menerapkan kebijakan
desentralisasi, apa saja?

1. Desentralisasi Pemerintahan Daerah

Saat ini, Indonesia menganut desentralisasi dari pemerintah pusat ke


pemerintah daerah, yang mana pemerintah pusat memberikan kewenangan
kepada pemerintah daerah untuk mengurus daerah otonomnya sendiri, sesuai
dengan sistem negara yang berlaku.

Dengan berlakunya sistem desentralisasi ini, diharapkan dapat membuka


peluang dan wadah yang semakin luas bagi partisipasi masyarakat untuk
turut terlibat dalam berdemokrasi.

2. Desentralisasi Fiskal

Bidang fiskal juga menganut sistem manajemen desentralisasi, yaitu


penyerahan wewenang fiskal dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah dalam hal mengatur keuangan daerah dan pemungutan pajak, di luar
pajak pusat.

3. Selain kelebihan, berikut ini adalah dampak dari penerapan kebijakan


desentralisasi dalam pemerintahan dan ekonomi beserta contohnya

1. Mengurangi Peran Pemerintah Pusat

Karena sudah dikelola oleh pemerintah daerah, peran pemerintah pusat dapat
berkurang dalam penyelenggaraan pemerintahan.
2. Mendorong Pemahaman Kedaerahan

Asas desentralisasi dapat memicu paham keaderahaan yang kuat dan ini
dapat mengancam keutuhan nasional.

3. Perbedaan Kebijakan Tiap Daerah

Anda mungkin juga menyukai