Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Hukum Pemerintahan Daerah
( A)
Disusun Oleh :
Fadilla Mariska Putri
E0014139
Rizky Mentari
E0014355
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Daerah
adalah
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
oleh
pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Asas-asas untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah, pada dasarnya ada
4 yaitu Sentralisasi yaitu sistem pemerintahan di mana segala kekuasaan dipusatkan
di pemerintah pusat; Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia; Dekonsentrasi yaitu
pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan Tugas
Pembantuan yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari
pemerintah propinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
Konsekuensi dari pasal 18 UUD 1945 yang menghendaki adanya pelaksanaan
otonomi daerah, pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan asas desentralisasi dan
dekonsentrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Dalam UUD 1945
Pasal 18 mengharuskan kepada pemerintah untuk melaksanakan politik desentralisasi
dibidang ketatanegaraan. Oleh karena itu, kami sebagai penulis memilih judul
Penerapan Asas Desentralisasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Di
Indonesia untuk dibahas lebih lanjut.
2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Asas Desentralisasi?
2. Bagaimana Penerapan Prinsip Desentralisasi Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Di Indonesia?
3. Bagaimana Hubungan Antara Desentralisasi Dan Good Governance?
4. Apa Kelebihan Dan Kelemahan Asas Desentralisasi?
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Asas Desentralisasi
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerapan Prinsip Desentralisasi Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Di Indonesia
3. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Desentralisasi Dan Good Governance
4. Untuk Mengetahui Kelebihan Dan Kelemahan Asas Desentralisasi
BAB II
PEMBAHASAN
1 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2000. Hukum Tata Negara Republik Indonesia. Penerbit PT
Rineka Cipta : Jakarta.
2 World Bank, June 2001, Decentralization and Governance: Does Decentralization Improve Public Service
Delivery in Prem-Notes No. 55. Diakses dari:http://hazni.blog.esaunggul.ac.id Pada Tanggal: 3 April 2016
dan negatif. Dari hasil kajian dan penelitian menemukan bukti bahwa desentralisasi
berhasil mendorong terwujudnya tiga kondisi penting, yaitu: meningkatnya
kepedulian dan penghargaan terhadap partisipasi masyarakat dalam proses politik di
tingkat lokal;
b)
pemberian layanan serta merasakan adanya tekanan yang berat dari masyarakat agar
mereka meningkatkan kualitas pelayanan publik; dan
c)
kesepakatan
umum
bahwa
desentralisasi
sangat
diperlukan
untuk
mempromosikan sosok pemerintahan yang lebih baik, lebih efektif, dan lebih
demokratis(good
governance). Baik
di
Negara
maju
maupun
berkembang,
desentralisasi merupakan salah satu elemen kunci terhadap agenda reformasi yang
dijalankan di negara yang bersangkutan.
Sebagai sebuah reformasi, desentralisasi tidak akan dapat berhasil tanpa diikuti oleh
langkah-langkah lanjutannya. Dengan kata lain, desentralisasi harus disikapi dan
ditindaklanjuti
dengan
reformasi
birokrasi
sebagau
unsur
penyelenggara
desentralisasi. Dalam kaitan ini, reformasi birokrasi diarahkan pada terciptanya tata
kelola pemerintahan yang baik pada masa yang akan datang. Untuk itu, diperlukan
adanya area perubahan yang berfungsi sebagai tolok ukur keberhasilan reformasi.
Adapun area perubahan dalam reformasi birokrasi tersebut adalah:
a)
Kelembagaan. Perubahan yang ingin diwujudkan pada area ini adalah organisasi
Ketatalaksanaan. Hasil nyata yang ingin diraih pada area ini adalah
terbangunnya sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur,
dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance.
d)
SDM Aparatur. Hasil yang ingin dicapai adalah pegawai yang berintegritas,
adalah
suatu
kualitas
dan
efektifitas
keseluruhan
3 Dr. Sedarmayanti, Dra., M.Pd, Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka
Otonomi Daerah, Mandar Maju, Bandung, hal 4
dari
dalam memerangi KKN, sehingga tercipta pemerintahan yang bersih dan mampu
menyediakan servicessebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat.
Good governace yang dimaksud adalah proses penyelenggaraan negara dalam
melaksanakan public
terbaiknya
disebut good
governance (kepemerintahan
yang
sedangkan
baik).
pratek
Agar good
keterlibatan
semua
pihak
yakni
pemerintah
dan
masyarakat. Good
governance yang efektif menuntut adanya aligment (koordinasi) yang baik dan
integritas, profesional serta etos kerja dan moral yang tinggi. Dengan demikian
penerapan konsep good governancedalam penyelenggaraan kekuasaan pemerintah
Negara merupakan tantangan tersendiri.[4]
Secara sederhana, sejumlah pihak menerjemahkan governance sebagai tata
pemerintahan. Tata pemerintahan disini bukan hanya dalam pengertian struktur dan
manajemen lembaga yang disebut eksekutif, karena pemerintah (goverment) hanyalah
salah satu dari tiga aktor besar yang membentuk lembaga yang disebut governance.
Dua aktor lain adalah private sector (sektor swasta) dan civil society (masyarakat).[5]
Oleh karena itu, memahami governance merupakan bentuk pemahaman
bagaimana integrasi peran antara pemerintah (birokrasi), sektor swasta dan
masyarakat dalam suatu aturan main yang disepakati bersama. Lembaga pemerintah
harus mampu menciptakan lingkungan ekonomi, politik, sosial budaya, hukum dan
keamanan yang kondusif. Sektor swasta berperan aktif dalam menumbuhkan kegiatan
perekonomian yang akan memperluas lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan,
sedangkan masyarakat harus mampu berinteraksi secara aktif dengan berbagai macam
aktifitas perekonomian, sosial dan politik termasuk bagaimana melakukan kontrol
terhadap jalannya aktifitas-aktifitas tersebut.
Dalam kaitannya dengan otonomi daerah, prinsip good governace dalam
praktinya adalah dengan menerapkan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang
4 Dr. Sedarmayanti, Dra., M.Pd, 2003. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka
Otonomi Daerah, Mandar Maju, Bandung, hal 2.
5 Nimatul Huda, S.H., M. Hum., 2009, Hukum Pemerintahan Daerah, Nusa Media, Bandung, hal 13
baik dalam setiap pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan serta tindakan
yang dilakukan oleh birokrasi pemerintahan daerah dalam melaksanakan fungsi
pelayanan publik. Dalam hal ini, warga masyarakat daerah ddorong untuk
berpartsipasi secara konstruktif dalam pengambilan kebjakan di daerah. Selain itu,
penegakan hukum dilaksanakan guna mendukung otonomi daerah dalam konsepsi
NKRI, dan juga para pengambil kebijakan di daerah bertanggung jawab kepada
publik dalam menentukan arah kebijakan daerah sehingga tidak ada lembaga publik
apapun di daerah yang tidak berada dalam jangkauan pengawasan public.[6]
United Nations Development Programme (UNDP) mendifinisikan good
governance sebagai hubungan yang sinergis dan konstruktif diantara Negara, sektor
swasta dan masyarakat. Berdasarkan definisi tersebut UNDP kemudian mengajukan
karakteristikgood governance yang saling memperkuatdan tidak dapat berdiri sendiri,
sebagai berikut:
a)
keputusan
b)
Rule of Law, yang berarti kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa
d)
Responsiveness, pertanggungjawaban
e)
berbeda untuk memperoleh pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas
f)
g)
Accountability
h)
Strategic vision[7]
6 Hari Sabarno, 2007. Memandu Otonomi Daerah, Menjaga Kesatuan Bangsa, Sinar Grafika, Jakarta,
hal 18
7Dr. Sedarmayanti, Dra., M.Pd, 2003. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam
Rangka Otonomi Daerah, Mandar Maju, Bandung, hal 8
yakni karena wilayah Indonesia sangat luas dari Sabang sampai Meraoke dan wilayah
NKRI berbentuk kepulauan, jika penerapan prinsip sentralisasi dipaksakan maka
pemerintahan tidak berjalan dengan baik, selain itu, banyak wilayah NKRI terletak di
daerah terpencil (remote area) yang tentunya membutuhkan perhatian pemerintah
yang bersifat kedaerahan secara langsung.
Dalam hal ini kelebihan sistem desentralisasi dapat di simpulkan, bahwa:
a)
rakyatnya lebih sejahtera, dan karena itu kemudian diharapkan akan semakin
memperkuat negarabangsa Indonesia itu sendiri.
c)
Desentalisasi adalah konsep untuk mencegah separatisme, dan karena itu sukses
demokrasi itu sendiri. Sudah sekitar beberapa lama ini otonomi daerah dijalankan, dan
sampai hari ini masih banyak yang meragukan apakah otonomi daerah dapat
memperkuat Indonesia sebagai sebuah negara-bangsa.
e)
atau variasi local terbukti penduduk Indonesia yang multicultural, terdiri dari banyak
etnis di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang terpapar diatas, maka penulis hendak mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Asas Desentralisasi adalah asas yang menyatakan penyerahan sejumlah urusan
pemerintahan dari pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah tingkat yang
lebih tinggi kepada pemerintah daerah tingkat yang lebih rendah, sehingga
menjadi urusan yang diserahkan tadi sepenuhnya menjadi tanggung jawab daerah
tersebut, baik mengenai politik kebijaksanaan, perencanaan dan pelaksanaannya
maupun mengenai segi-segi pembiayaan. Perangkat pelaksanaannya adalah
perangkat daerah sendiri.
2. Dari sisi kemanfaatan, desentralisasi dapat lebih tepat meningkatkan efisiensi dan
daya tanggap pemerintah melalui pemenuhan layanan publik yang lebih sesuai
dengan preferensi rakyat. Selain itu, desentralisasi dapat membangkitkan
semangat kompetisi dan inovasi antar pemerintah daerah untuk mencapai
kepuasan masyarakat yang lebih tinggi. Namun disisi lain, kualitas pelayanan
publik sering menjadi korban karena transfer kewenangan sering disalahartikan
atau disalahgunakan oleh elit local yang relatif kurang memenuhi standar
kompetensi yang dibutuhkan.
3. Good Governance (kepemerintahan yan baik) merupakan isu sentral yang paling
mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar
yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk melaksanakan
penyelenggaraan pemerintah yang baik adalah sejalan dengan meningkatnya
tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat, selain adanya pengaruh
globalisasi . Pola lama penyelenggaraan pemerintahan, kini sudah tidak sesuai lagi
dengan tatanan masyarakat yang sudah berubah. Oleh kareana itu, tuntutan ini
merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh pemerintah
dengan melakukan perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan
pemerintah yang baik.
4. Indonesia sebagai sebuah negara-bangsa akan kuat bila dibangun di atas sistem
yang kongruen, keterkaitan secara sistemik antara komponen-komponen yang
berada di dalamnya, termasuk hubungan antara pusat dan daerah. Secara
sederhana, sebenarnya ada beberapa alasan penerapan prinsip desentralisasi dirasa
lebih efektif, yakni karena wilayah Indonesia sangat luas dari Sabang sampai
Meraoke dan wilayah NKRI berbentuk kepulauan, jika penerapan prinsip
sentralisasi dipaksakan maka pemerintahan tidak berjalan dengan baik, selain itu,
banyak wilayah NKRI terletak di daerah terpencil (remote area) yang tentunya
membutuhkan perhatian pemerintah yang bersifat kedaerahan secara langsung.
2. Saran
Saran yang dapat penulis berikan yakni:
1. Sudah seharusnya pemerintah pusat mengadakan pengawasan, pembinanaan,
pengembangan dan atau pelatihan-pelatihan khusus dalam rangka peningkatan
SDM pemerintah daerah, sehingga oknum-oknum yang duduk dalam organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2000. Hukum Tata Negara Republik Indonesia.
Penerbit PT Rineka Cipta : Jakarta.
Dr. Sedarmayanti, Dra., M.Pd, 2003. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam
Rangka Otonomi Daerah, Mandar Maju, Bandung.
Huda, Nimatul, 2009. Hukum Pemerintahan Daerah, Nusa Media, Bandung..
Sabarno, Hari, 2007. Memandu Otonomi Daerah, Menjaga Kesatuan Bangsa, Sinar Grafika,
Jakarta.
Internet :
World Bank, June 2001, Decentralization and Governance: Does Decentralization Improve
Public
Service
Delivery
in Prem-Notes
No.
55.
Diakses
[1] C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2000. Hukum Tata Negara Republik Indonesia. Penerbit PT Rineka
Cipta : Jakarta.
[2] World Bank, June 2001, Decentralization and Governance: Does Decentralization Improve Public Service
Delivery in Prem-Notes No. 55. Diakses dari:http://hazni.blog.esaunggul.ac.id Pada Tanggal: 3 April 2016
[4]Dr. Sedarmayanti, Dra., M.Pd, Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi
Daerah, Mandar Maju, Bandung, hal 4
[3] Dr. Sedarmayanti, Dra., M.Pd, Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi
Daerah, Mandar
Maju,
Bandung,
hal
4Dr.
Sedarmayanti,
Dra.,
M.Pd,
2003. Good
Governance
(Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah, Mandar Maju, Bandung, hal 2.
[4] Nimatul Huda, S.H., M. Hum., 2009, Hukum Pemerintahan Daerah, Nusa Media, Bandung, hal 13
[5] Hari Sabarno, 2007. Memandu Otonomi Daerah, Menjaga Kesatuan Bangsa, Sinar Grafika, Jakarta, hal 18
[6] Dr. Sedarmayanti, Dra., M.Pd, 2003. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka
Otonomi Daerah, Mandar Maju, Bandung, hal 8