Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ASAS DESENTRALISASI”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori-Teori Pemerintahan

Dosen Pembimbing: Herman, S.Sos.,M.Si

Disusun oleh:

KELOMPOK 5

• TRY RAHAYU (21111144)


• DEA ANANDA (21111167)
• MUSPIRA (21111175)
• ASWAR (21111138)
• ASRUL (21111142)

STIA PRIMA BONE


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
tugas mata kuliah teori-teori pemerintahan.

Selama penyusunan makalah ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala
tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu selama penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Maka dengan kerendahan hati, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Harapan penulis semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu
pengetahuan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumuan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3


A. Mengetahui Pengertian Desentralisasi .................................................... 3
B. Mengetahui Perbedaan Sentralisasi dan Desentralisasi ......................... 3
C. Mengetahui Tujuan Asas Desentralisasi ................................................. 4
D. Mengetahui Apa Saja Asas Desentralisasi.............................................. 4
E. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Desentralisasi......................... 4
F. Mengetahui Contoh Penerapan Sistem Desentralisasi ........................... 6
G. Mengetahui Desentralisasi dalam Bidang Fiskal ................................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8


A. Kesimpulan........................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

ii
BAB I

PENFAHULUAN

A. Latar Belakang
Prinsip desentralisasi adalah otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah
diberikan kewenangan mengatur dan mengurus semua urusan pemerintahan di
luar yang menjadi urusan pemerintah. Daerah memiliki kewenangan membuat
kebijakan daerah untuk memberikan pelayanan, peningkatan partisipasi,
prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan
kesejahteraan rakyat.
Kebijakan otonomi daerah dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, secara eksplisit memberikan otonomi yang
luas kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai
kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah. Pemerintah daerah
harus mengoptimalkan pembangunan daerah yang berorientasi kepada
kepentingan masyarakat.
Melalui UU No. 32/2004, pemerintah daerah dan masyarakat di daerah
lebih diberdayakan sekaligus diberi tanggung jawab yang lebih besaruntuk
mempercepat laju pembangunan daerah. Pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesiamenitikberatkan pada levelkabupaten/kota dirasakan sudah cukup
tepat dengan pertimbangan untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat.
Namun penekanan utama otonomi daerah di tingkat kabupaten dan kota
yang lebih kompleks, seperti besarnya jumlah penduduk maupun luasnya
cakupan (converge) pelayanan. Masalah yang muncul antara lain, jauhnya
jarak (orbitasi) dan sulitnya akses (accesibility) masyarakat terhadap
pelayanan pemerintah kabupaten/kota. Hal ini menjadikantujuan
penyelenggaraan otonomi menjadi semu ketika tercipta akses masyarakat yang
rendah terhadap pelayanan pemimpinnya di daerah. Selama berlangsungnya
penyelengaraan otonomi daerah, terdapat dua pendekatan pembangunan
pelayanan terhadap masyarakat, pertama pendekatan“kewilayahan” seperti

1
wilayah propinsi, kabupaten maupun kota, kecamatan dan kelurahan. Kedua,
pendekatan “sektoral”, seperti sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Desentralisasi?
2. Apa Perbedaan Sentralisasi dan Desentralisasi?
3. Apa Tujuan Asas Desentralisasi?
4. Apa Saja Asas Desentralisasi?
5. Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan Desentralisasi?
6. Bagaimana Contoh Penerapan Sistem Desentralisasi?
7. Bagaimana Desentralisasi dalam Bidang Fiskal?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Desentralisasi
2. Mengetahui Perbedaan Sentralisasi dan Desentralisasi
3. Mengetahui Tujuan Asas Desentralisasi
4. Mengetahui Apa Saja Asas Desentralisasi
5. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Desentralisasi
6. Mengetahui Contoh Penerapan Sistem Desentralisasi
7. Mengetahui Desentralisasi dalam Bidang Fiskal

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Desentralisasi
Desentralisasi adalah suatu bentuk pemberian kewenangan kepada unit-
unit atau pengelola-pengelola dengan tingkat kewenangan yang lebih rendah di
dalam suatu struktur organisasi.

Sedangkan berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004,


desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam
sistem negara kesatuan Republik Indonesia.

B. Perbedaan Sentralisasi dan Desentralisasi


Desentralisasi dan sentralisasi, keduanya merupakan metode
pengelolaan kewenangan dalam suatu organisasi. Namun, baik keduanya
merupakan metode yang berbeda.
Jika desentralisasi memberikan kewenangan dari manajemen teratas
kepada manajemen bawah, sentralisasi merupakan pengelolaan kewenangan
secara terpusat.
Lebih lengkapnya, berikut ini pengertian dan perbedaan antara
sentraliasi dan desentralisasi:
a. Sentralisasi: Memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil
pengelola atau yang berada di posisi teratas dalam suatu struktur organisasi.
Dalam bernegara, sentralisasi adalah pengaturan kewenangan dari
pemerintah daerah kepada pemerintah pusat untuk mengurusi urusan rumah
tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam
kerangka negara kesaturan Republik Indonesia.
b. Desentralisasi: Penberian kewenangan dari pengelola teratas dalam suatu
struktur organisasi kepada pengelola-pengelola yang lebih rendah. Dalam
bernegara, desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

3
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri dalam sistem negara kesaturan Republik
Indonesia.

C. Tujuan Asas Desentralisasi


Tujuan umum pengelolaan dengan asas desentralisasi ini adalah untuk
meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam pencapaian tujuan organisasi.
Tidak hanya itu, pemberian kewenangan dari atas ke bawah ini juga diharapkan
dapat membentuk delegasi yang mampu mengambil keputusan secara mandiri.

D. Apa Saja Asas Desentralisasi


Asas desentralisasi dibagi menjadi empat hal, di antaranya:
1. Desentralisasi sebagai penyerahan kewenangan dan kekuasaan.
2. Desentralisasi sebagai pelimpahan kekuasaan dan kewenangan.
3. Desentralisasi sebagai pembagian, penyebaran, perencanaan, pemberian
kekuasaan dan wewenang.
4. Desentralisasi sebagai sarana dalam pembagian dan pembentukan dalam
pemerintahan.
Secara umum, pendelegasian wewenang dalam desentrallisasi
berlangsung antara pihak di posisi tertinggi dalam suatu struktur organisasi
dengan pihak-pihak yang berada di bawahnya. Misalnya, antara lembaga
otonom di pusat dengan lembaga otonom daerah.

E. Kelebihan dan Kekurangan Desentralisasi


Penerapan pengelolaan secara desentralisasi diyakini memiliki kelebihan
dan kekurangannya tersendiri.
Berikut ini kelebihan menerapkan asas desentralisasi dalam pemerintahan:
1. Meningkatkan Efektivitas

Penerapan asas desentralisasi dapat meningkatkan efektivitas dalam


penyelenggaraan pemerintahan di semua daerah. Jadi, pemerintahd daerah

4
tidak perlu menunggu arahan langsung dari pemerintah pusat untuk
menangani atau mengatasi masalah tertentu.

2. Memperpendek Birokrasi

Proses birokrasi dapat berjalan lebih singkat, serta dapat memangkas


tahapan-tahapan prosedural sehingga sistem pemerintahan dapat berjalan
lebih efisien.

3. Meringangkan Pemerintah Pusat

Pemberian wewenang kepada pemerintah daerah dapat meringankan


pekerjaan pemerintah pusat dalam berbagai hal.

4. Kemajuan Daerah dapat Merata

Dengan menerapkan asas desentralisasi, pemerintah daerah dapat lebih


memerhatikan kemajuan daerahnya masing-masing. Diharapkan daerah-
daerah tertinggal dapat lebih diperhatikan serta lebih berkembang.

Selain kelebihan, berikut ini adalah kekurangan dari penerapan asas


desentralisasi dalam pemerintahan:

1. Mengurangi Peran Pemerintah Pusat

Karena sudah dikelola oleh pemerintah daerah, peran pemerintah pusat dapat
berkurang dalam penyelenggaraan pemerintahan.

2. Mendorong Pemahaman Kedaerahan

Asas desentralisasi dapat memicu paham keaderahaan yang kuat dan ini
dapat mengancam keutuhan nasional.

5
3. Perbedaan Kebijakan Tiap Daerah

Karena memegang wewenang sendiri, tiap-tiap pemerintah daerah dapat


memiliki kebijakannya tersendiri dan berbeda dengan daerah lainnya.

F. Contoh Penerapan Sistem Desentralisasi


Ada beberapa bidang di Indonesia yang menerapkan sistem
desentralisasi, apa saja?

1. Desentralisasi Pemerintahan Daerah

Saat ini, Indonesia menganut desentralisasi dari pemerintah pusat ke


pemerintah daerah, yang mana pemerintah pusat memberikan kewenangan
kepada pemerintah daerah untuk mengurus daerah otonomnya sendiri, sesuai
dengan sistem negara yang berlaku.

Dengan berlakunya sistem desentralisasi ini, diharapkan dapat membuka


peluang dan wadah yang semakin luas bagi partisipasi masyarakat untuk
turut terlibat dalam berdemokrasi.

2. Desentralisasi Fiskal

Bidang fiskal juga menganut sistem manajemen desentralisasi, yaitu


penyerahan wewenang fiskal dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah dalam hal mengatur keuangan daerah dan pemungutan pajak, di luar
pajak pusat.

G. Desentralisasi dalam Bidang Fiskal


Di Indonesia sendiri, bidang fiskal menganut sistem desentralisasi secara
resmi sejak tahun 2001 hingga kini. Pemerintah pusat melimpahkan wewenang
kepada pemerintah daerah dalam hal pengelolaan keuangan daerah serta
pungutan pajak.

6
Dengan penerapan asas ini, diharapkan dapat lebih menyukseskan
pembangunan daerah serta meningkatkan kualitas layanan publik pada tiap
daerah. Tidak hanya itu, desentralisasi fiskal diharapkan dapat menjaga
kesinambungan kebijakan fiskal secara makro.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip desentralisasi adalah otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah
diberikan kewenangan mengatur dan mengurus semua urusan pemerintahan di
luar yangmenjadi urusan pemerintah. Daerah memiliki kewenangan membuat
kebijakan daerahuntuk memberikan pelayanan, peningkatan partisipasi,
prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan
kesejahteraan rakyat.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/asas-
desentralisasi#:~:text=Pengertian%20Desentralisasi&text=Sedangkan%20b
erdasarkan%20Pasal%201%20Undang,sistem%20negara%20kesatuan%20
Republik%20Indonesia.

https://www.academia.edu/7634466/MAKALAH_DESENTRALISASI

Anda mungkin juga menyukai