Anda di halaman 1dari 14

NAMA : ENDANG PUSPORINI

NPM : 2212030004
MATAKULIAH : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK (TUGAS 1)

JAWABAN TUGAS HAL 23


1. Pengelolaan keuangan daerah diatur dalam peraturan berikut ini, kecuali
(B.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015)
2. Kewenangan daerah otonom dalam bidang keuangan daerah meliputi berikut
ini, kecuali ( C. Penetapan kebijakan fiskal dan moneter )
3. Berikut unsur-unsur yang terdapat dalam pengertian keuangan daerah menurut
PP 12/2019, kecuali: (C. Dinilai dengan satuan uang)
4. Berikut ini merupakan asas-asas pengelolaan keuangan daerah, kecuali:
(E. Taat kepada peraturan, manfaat untuk masyarakat)
5. Berikut ini fungsi APBD sebagai wujud pengelolaan keuangan daerah, kecuali:
(A. Otorisasi)
6. Pengelolaan keuangan daerah (APBD) dijadikan dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada suatu periode atau tahun anggaran yang
bersangkutan, merupakan fungsi : (A. Otorisasi )
7. Kebijakan pengelolaan keuangan daerah harus diarahkan untuk terjadinya
pemerataan pendapatan dan sumber daya daerah sehingga hasil pembangunan
daerah dapat dirasakan lebih merata menuju masyarakat yang adil dan makmur
: ( D. Alokasi )
8. Berikut merupakan tujuan APBD sebagai wujud pengelolaan keuangan daerah,
kecuali (D. Meningkatkan pendapatan melalui pinjaman )
9. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah adalah ( E. Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) )
10. Berikut adalah kewenangan kepala daerah terkait pengelolaan keuangan
daerah, kecuali : (B. Menetapkan Perda APBD )
JAWABAN ESAY !
1. Ditinjau dari segi proses, pengertian pengelolaan keuangan daerah mengandung
beberapa unsur. Rangkaikan unsur-unsur tersebut dengan kalimat (redaksi)
Anda sendiri sehingga membentuk suatu definisi!
JAWAB: pengelolaan keuangan daerah Pengelolaan keuangan daerah merupakan
suatu proses yang melibatkan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan,
dan evaluasi segala aspek keuangan yang terkait dengan pemerintahan daerah. Dalam
proses ini, pemerintah daerah merencanakan pendapatan yang akan diperoleh,
mengalokasikan dana untuk berbagai kebutuhan masyarakat, mengawasi penggunaan
anggaran dengan cermat, serta mengevaluasi hasil pencapaian dan kinerja keuangan
secara berkala. Keseluruhan proses ini bertujuan untuk mencapai tujuan
pembangunan, pelayanan publik, dan kesejahteraan masyarakat di tingkat lokal.
2. Jelaskan perbedaan desentralisasi dan otonomi daerah!
JAWAB : Desentralisasi dan otonomi daerah adalah dua konsep yang berbeda dalam
konteks pemerintahan lokal, meskipun keduanya berkaitan dengan penyerahan
wewenang kepada pemerintahan daerah. Berikut adalah perbedaan antara
desentralisasi dan otonomi daerah
a. Desentralisasi
Desentralisasi merujuk pada penyerahan wewenang atau keputusan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah atau tingkat yang lebih rendah dalam
suatu negara atau unit-unit pemerintahan yang lebih rendah seperti provinsi,
kabupaten, atau kota, hal Ini melibatkan transfer tanggung jawab dalam
pengambilan keputusan, pengelolaan sumber daya, dan pelaksanaan program-
program pemerintah kepada tingkat pemerintahan yang lebih rendah dengan
Tujuan desentralisasi adalah untuk meningkatkan efisiensi, responsivitas, dan
pelayanan kepada masyarakat dengan mendekatkan pengambilan keputusan
kepada warga setempat, hal ini dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dalam penyediaan layanan publik. Meskipun ada pemindahan
wewenang kekuasaan pemerintah pusat masih memiliki wewenang tertentu dalam
pengambilan keputusan dan pengawasan terhadap pemerintah daerah. Pemerintah
daerah mendapatkan lebih banyak otonomi dalam menjalankan tugas-tugas
tertentu, tetapi tetap berada di bawah pengawasan pemerintah pusat
Contohnya adalah Desentralisasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk,
termasuk desentralisasi fiskal (transfer dana), desentralisasi administratif
(pemindahan tugas administratif), dan desentralisasi kebijakan (pengambilan
keputusan lokal dalam beberapa aspek kebijakan).
b. Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah konsep yang memberikan kewenangan yang lebih
besar kepada pemerintah daerah dalam hal pengambilan keputusan dan pengaturan
urusan dalam wilayah mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam
berbagai aspek pemerintahan, termasuk pengelolaan keuangan, perencanaan
pembangunan, dan pengaturan pelayanan publik. Dengan Tujuan untuk
memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah untuk mengembangkan
kebijakan dan program yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
kawasan mereka sendiri. Pemerintah daerah memiliki lebih banyak kontrol dalam
aspek-aspek tertentu tanpa campur tangan yang berlebihan dari pemerintah pusat
dan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan,
mengakomodasi kebutuhan lokal yang beragam, dan meningkatkan efisiensi dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Contohnya adalah Pemerintah daerah yang
memiliki otonomi daerah dapat membuat peraturan daerah, menentukan kebijakan
pajak lokal, serta mengelola sumber daya alam dan ekonomi dalam wilayah
mereka sesuai dengan hukum yang berlaku, Seperti Penetapan peraturan daerah
yang mengatur tata kelola pemerintahan setempat, sistem hukum adat, atau
penentuan bahasa resmi di tingkat daerah.
Jadi perbedaan antara desentralisasi dengan otonomi daerah adalah
desentralisasi adalah tentang pembagian wewenang antara pemerintah pusat dan
pemerintah lokal, sementara otonomi daerah lebih fokus pada tingkat kemandirian
yang diberikan kepada pemerintah lokal untuk mengelola urusan mereka sendiri.
Dalam banyak kasus, kedua konsep ini dapat berjalan bersamaan dalam sistem
pemerintahan untuk mencapai tujuan pengambilan keputusan yang lebih baik,
efisiensi, dan responsivitas dalam pelayanan publik.
3. Jelaskan kelebihan dan kelemahan desentralisasi !
Desentralisasi adalah suatu sistem atau proses di mana keputusan, wewenang, atau
kontrol tersebar secara merata atau terdistribusi di berbagai tingkat atau unit dalam
sebuah organisasi atau sistem. Kelebihan dan kelemahan desentralisasi dapat
bervariasi tergantung pada konteks dan bagaimana sistem tersebut diterapkan. Berikut
adalah beberapa kelebihan dan kelemahan umum dari desentralisasi:
a. Kelebihan Desentralisasi
 Responsif terhadap Lokalitas: Desentralisasi memungkinkan unit-unit
yang lebih kecil atau cabang-cabang organisasi untuk lebih responsif
terhadap kebutuhan dan perubahan yang spesifik pada tingkat lokal. Ini
dapat meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan adaptabilitas dan
kepekaan terhadap kebutuhan dan preferensi setempat.
 Pengambilan Keputusan yang Lebih Cepat
Dalam struktur yang terdesentralisasi, keputusan dapat diambil lebih cepat
karena tidak perlu menunggu persetujuan atau arahan dari pusat. Hal ini
memungkinkan organisasi untuk merespons perubahan pasar atau peluang
dengan lebih cepat.
 Pengembangan Keterampilan dan Kepemimpinan
Desentralisasi memberikan kesempatan kepada unit-unit yang lebih kecil
untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan pengambilan
keputusan. Hal ini dapat menciptakan pengalaman berharga bagi karyawan
dan memotivasi mereka untuk berkinerja lebih baik
 Mengurangi Beban Pusat
Dengan memindahkan sebagian besar tanggung jawab ke tingkat yang
lebih rendah, pusat atau markas besar organisasi dapat mengurangi beban
administratif dan pengambilan keputusan, sehingga fokus lebih pada
strategi jangka panjang.
b. Kekurangan Desentralisasi
 Kemampuan Beradaptasi Lebih Cepat: Sistem desentralisasi
memungkinkan entitas lokal untuk merespons perubahan dan tantangan
dengan lebih cepat dan lebih efektif. Mereka dapat mengambil keputusan
yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mereka.
 Koordinasi yang Sulit: Terlalu banyak desentralisasi dapat menghasilkan
koordinasi yang sulit di antara unit-unit yang berbeda. Informasi mungkin
sulit disatukan, dan hal ini dapat menghambat efisiensi operasional dan
pengambilan keputusan yang konsisten.
 Ketidakseragaman: Unit-unit yang berbeda dalam sistem yang
terdesentralisasi dapat mengadopsi praktik dan standar yang berbeda, yang
dapat menghasilkan ketidakseragaman dalam produk, layanan, atau proses.
 Kesulitan dalam Mengendalikan Kualitas: Kontrol kualitas dapat
menjadi lebih sulit dalam sistem yang terdesentralisasi karena kontrol
langsung dari pusat terbatas. Hal ini dapat memengaruhi kualitas produk
atau layanan.
 Resiko Ketidakpatuhan: Unit-unit yang lebih kecil dalam sistem yang
terdesentralisasi mungkin cenderung untuk bertindak secara independen
dan melanggar kebijakan atau peraturan perusahaan. Ini dapat
meningkatkan risiko ketidakpatuhan hukum atau etika.
 Biaya Pengelolaan yang Tinggi: Desentralisasi bisa mengakibatkan biaya
manajemen yang tinggi, terutama jika setiap unit memiliki infrastruktur
administratif dan manajemen sendiri. Hal ini dapat mengurangi efisiensi
organisasi secara keseluruhan.
4. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara urusan pemerintahan wajib dan
urusan pemerintahan pilihan!
a. Persamaan antara Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan
Pilihan:
1) Kewenangan Pemerintah: Baik urusan pemerintahan wajib maupun urusan
pemerintahan pilihan adalah bagian dari kewenangan pemerintah dalam
mengelola berbagai aspek kehidupan masyarakat.
2) Pendanaan: Kedua jenis urusan ini memerlukan pendanaan untuk operasi dan
pelaksanaannya. Pemerintah biasanya mengalokasikan anggaran untuk
mendukung kegiatan di kedua kategori ini.
3) Regulasi: Pemerintah memiliki peran dalam mengatur dan mengawasi baik
urusan pemerintahan wajib maupun pilihan untuk memastikan bahwa standar
dan aturan yang berlaku dipatuhi.
b. Perbedaan antara Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan
Pilihan:
1) Kewajiban Hukum: Urusan pemerintahan wajib adalah urusan yang harus
dikelola oleh pemerintah sesuai dengan hukum dan konstitusi. Pemerintah
memiliki kewajiban hukum untuk menyediakan layanan dan mengelola urusan
ini. Contoh urusan pemerintahan wajib termasuk pertahanan, keamanan, dan
keadilan. Urusan pemerintahan pilihan, di sisi lain, adalah urusan yang
dianggap penting tetapi tidak memiliki kewajiban hukum untuk dikelola oleh
pemerintah. Pemerintah dapat memilih untuk terlibat atau tidak dalam urusan
pemerintahan pilihan sesuai dengan prioritas dan sumber daya yang tersedia.
2) Prioritas dan Disresi: Urusan pemerintahan wajib memiliki prioritas yang
lebih tinggi dan harus diberikan perhatian utama oleh pemerintah. Pada
kontrast, urusan pemerintahan pilihan merupakan pilihan atau disresi
pemerintah. Pemerintah memiliki kebebasan untuk menentukan sejauh mana
mereka ingin terlibat dalam urusan ini dan sejauh mana mereka ingin
mengalokasikan sumber daya untuk mendukungnya.
3) Pendanaan yang Tetap dengan Pendanaan Variabel: Urusan pemerintahan
wajib seringkali memiliki pendanaan yang tetap atau mendapatkan prioritas
dalam alokasi anggaran karena sifat kewajiban hukumnya. Urusan
pemerintahan pilihan, di sisi lain, mungkin lebih bergantung pada
disponibilitas anggaran yang berubah-ubah dan kebijakan pemerintah yang
berubah-ubah. Contoh: Contoh urusan pemerintahan wajib termasuk
pertahanan nasional, penegakan hukum, dan administrasi peradilan. Contoh
urusan pemerintahan pilihan termasuk seni dan budaya, olahraga, dan
lingkungan hidup. Urusan pemerintahan pilihan sering kali lebih bervariasi
dan berkaitan dengan kebijakan sosial dan budaya.
4) Penerima Manfaat: Urusan pemerintahan wajib seringkali berdampak
langsung pada keamanan, keadilan, dan hak asasi manusia. Urusan
pemerintahan pilihan seringkali berdampak pada kualitas hidup, kebahagiaan,
dan kegiatan budaya masyarakat. Perbedaan ini mencerminkan
pengelompokan yang berbeda dalam pengelolaan urusan pemerintahan dan
memberikan pandangan tentang bagaimana pemerintah mengatur dan
mengalokasikan sumber daya untuk memenuhi berbagai kebutuhan
masyarakat.
5. Jelaskan minimal lima asas-asas umum pengelolaan keuangan daerah!
Ada dua asas umum pengelolaan keuangan daerah, yaitu (1) yang menekankan
pada sifat, cara-cara, dan tanggung jawab dari pengelola yang melaksanakan
pengelolaan keuangan daerah, dan (2) asas integrasi
a. Asas yang menekankan pada sifat, cara-cara, dan tanggung jawab dari
pengelola yang melaksanakan pengelolaan keuangan daerah
Pasal 4 Ayat 1 PP No. 58 Tahun 2005 menyatakan bahwa keungan daerah
dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, tranparan, dan bertaggung jawab dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, dan manfaatuntuk masyarakat. Sedangkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah menjabarkan Asas Umum Pengelolaan Keuangan dengan
menambahkan uraian sebagai berikut:
 Taat pada peraturan perundang-undangan adalah bahwa pengelolaan
keuangan daerah harus berpedoman pada peraturan perundang-
undangan.
 Efektif merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah
ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil.
 Efisien merupakan pencapaian keluaran yang maksimum dengan
masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai
keluaran tertentu.
 Ekonomis merupakan pemerolehan masukan dengan kualitas dan
kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah.
 Transparan merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan
masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi
seluas-luasnya tentang keuangan daerah.
 Bertanggung jawab merupakan perwujudan kewajiban seseorang untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya
dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
 Keadilan adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan
pendanaannya dan/atau keseimbangan distribusi hak dan kewajiban
berdasarkan pertimbangan yang obyektif.
 Kepatutan adalah tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan
wajar dan proporsional.
 Manfaat untuk masyarakat adalah bahwa keuangan daerah diutamakan
untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
b. Asas integrasi
Dalam pasal 4 ayat (2) PP No. 58 Tahun 2005 dinyatakan bahwa pengelolaan
keuangan dilaksanakan dalam suatu system yang terintegrasi yang di
wujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan pearturan
daerah. Bahwa pengelolaan keuangan daerah merupaan suatu system adalah
sangat jelas. ystem pengelolaan keuangan menyangkut berbagai subsistem
dalam perencanaan, penetapan (APBD), pelaksanaan, pengendalian,
pencatatan, pengawasan, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Subsistem
yang satu berhubungan dengan astu atau beberapa subsistem yang terpadu
(terintegrasi) yang diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang
mengaturnya Asas integrasi dapat pula dilihat dari struktur APBD yakni
bahwa APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari anggaran
pendapatan, anggaran belanja, anggaran pembiayaan.
6. Jelaskan fungsi pengelolaan keuangan daerah!
Pengelolaan keuangan daerah adalah proses perencanaan, pengelolaan, dan
pengawasan terhadap sumber daya keuangan yang dimiliki dan dikelola oleh
pemerintah daerah, seperti provinsi, kabupaten, dan kota. Fungsi pengelolaan
keuangan daerah sangat penting dalam mendukung tujuan pemerintah daerah dan
kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari pengelolaan
keuangan daerah:
a. Perencanaan Anggaran: Pengelolaan keuangan daerah dimulai dengan perencanaan
anggaran, di mana pemerintah daerah merumuskan rencana pengeluaran dan
pendapatan untuk satu periode tertentu (biasanya satu tahun). Perencanaan ini harus
mempertimbangkan kebutuhan dan prioritas masyarakat serta sumber daya yang
tersedia.
b. Pengumpulan Pendapatan: Salah satu fungsi penting pengelolaan keuangan daerah
adalah mengumpulkan pendapatan, baik dari pajak, retribusi, transfer dari pemerintah
pusat, maupun sumber pendapatan lainnya. Pengelolaan pendapatan mencakup
pengenalan dan penagihan pajak, penerimaan pungutan, dan pengaturan pendapatan
lainnya.
c. Pengeluaran Publik: Pengelolaan keuangan daerah juga melibatkan alokasi dan
penggunaan dana publik untuk berbagai tujuan. Ini termasuk pembayaran gaji
pegawai, pembangunan infrastruktur, penyediaan layanan sosial seperti pendidikan
dan kesehatan, serta berbagai program dan proyek pemerintah yang lainnya.
d. Pengawasan dan Pengendalian: Fungsi pengawasan dan pengendalian sangat
penting untuk memastikan bahwa keuangan daerah dikelola dengan baik dan efisien.
Ini melibatkan audit internal dan eksternal, pemantauan pengeluaran, serta tindakan
pengendalian untuk menghindari penyalahgunaan dan penyelewengan dana.
e. Pelaporan dan Transparansi: Pemerintah daerah harus memberikan laporan
keuangan yang jelas dan transparan kepada publik. Ini mencakup penyampaian
informasi tentang pendapatan, belanja, utang, serta pencapaian dalam mencapai tujuan
dan target yang telah ditetapkan.
f. Manajemen Utang: Fungsi ini melibatkan manajemen utang pemerintah daerah,
termasuk perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan utang. Pemerintah daerah harus
memastikan bahwa utang yang diambil adalah dalam batas yang dapat diatasi dan
dapat memberikan manfaat jangka panjang.
g. Pengelolaan Investasi dan Aset: Pemerintah daerah memiliki berbagai aset seperti
tanah, bangunan, dan infrastruktur yang perlu dikelola dengan baik. Ini mencakup
perencanaan investasi untuk pemeliharaan dan pengembangan aset tersebut.
h. Pemberian Subsidi: Pemerintah daerah mungkin memberikan subsidi kepada sektor-
sektor tertentu atau kepada masyarakat yang membutuhkan. Pengelolaan subsidi harus
dilakukan dengan cermat agar tidak mengganggu stabilitas keuangan daerah.
i. Pengelolaan Cadangan (Reserve Management): Pengelolaan keuangan daerah juga
melibatkan pembentukan dan pengelolaan cadangan keuangan yang dapat digunakan
dalam situasi darurat atau untuk mengatasi ketidakpastian ekonomi.
Fungsi-fungsi ini bekerja bersama-sama untuk memastikan bahwa keuangan
pemerintah daerah dikelola dengan baik, efisien, dan sesuai dengan tujuan pemerintah
daerah serta kepentingan masyarakat. Pengelolaan keuangan daerah yang baik
mendukung pembangunan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan stabilitas keuangan
dalam wilayah tersebut.
7. Jelaskan tujuan pengelolaan keuangan daerah!
Tujuan pengelolaan keuangan daerah adalah untuk mencapai efektivitas,
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya keuangan
pemerintah daerah. Pengelolaan keuangan daerah bertujuan untuk memastikan bahwa
dana publik digunakan dengan baik untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial,
dan infrastruktur, serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah
tujuan-tujuan utama dari pengelolaan keuangan daerah:
a. Mendukung Pelayanan Publik yang Berkualitas: Salah satu tujuan utama
pengelolaan keuangan daerah adalah memastikan bahwa dana publik digunakan untuk
menyediakan pelayanan publik yang berkualitas kepada masyarakat, seperti
pendidikan, perawatan kesehatan, infrastruktur, dan layanan lainnya.
b. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya: Pengelolaan keuangan daerah bertujuan untuk
mencapai efisiensi dalam penggunaan sumber daya keuangan, yaitu mengalokasikan
dana dengan cara yang paling produktif dan hemat biaya.
c. Keterbukaan dan Transparansi: Tujuan lain adalah menciptakan keterbukaan dan
transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah. Ini berarti memungkinkan akses
publik yang lebih besar terhadap informasi keuangan dan kebijakan keuangan,
sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan mencegah praktik korupsi.
d. Pengendalian Pengeluaran: Pengelolaan keuangan daerah bertujuan untuk
memastikan pengendalian pengeluaran yang efektif, termasuk pemantauan, evaluasi,
dan pengawasan yang ketat terhadap belanja pemerintah daerah.
e. Pemenuhan Kewajiban Hukum: Pemerintah daerah memiliki kewajiban hukum
untuk mengelola keuangan mereka dengan baik sesuai dengan peraturan dan undang-
undang yang berlaku. Salah satu tujuan pengelolaan keuangan daerah adalah untuk
memastikan pemenuhan kewajiban ini.
f. Keadilan dalam Distribusi Dana: Pengelolaan keuangan daerah juga bertujuan
untuk memastikan bahwa distribusi dana publik dilakukan secara adil, sehingga tidak
ada ketidaksetaraan yang tidak adil di antara berbagai kelompok masyarakat atau
wilayah.
g. Keberlanjutan Keuangan: Pengelolaan keuangan daerah bertujuan untuk menjaga
keberlanjutan keuangan pemerintah daerah dalam jangka panjang. Ini mencakup
manajemen utang yang bertanggung jawab dan perencanaan anggaran yang
mempertimbangkan kebutuhan masa depan.
h. Pengembangan Ekonomi Lokal: Pemerintah daerah dapat menggunakan
pengelolaan keuangan untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal, termasuk
investasi dalam infrastruktur dan program ekonomi yang dapat menciptakan lapangan
kerja dan pertumbuhan ekonomi.
i. Pemeliharaan Stabilitas Keuangan: Pengelolaan keuangan daerah bertujuan untuk
mempertahankan stabilitas keuangan pemerintah daerah dan menghindari krisis
keuangan yang dapat mengganggu pelayanan publik dan pertumbuhan ekonomi.
Tujuan-tujuan ini mencerminkan pentingnya pengelolaan keuangan daerah
yang baik dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan, pelayanan publik
yang berkualitas, dan kesejahteraan masyarakat di tingkat lokal.
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kewenangan pengelolaan keuangan
daerah!
Kewenangan pengelolaan keuangan daerah mengacu pada hak dan tanggung
jawab yang dimiliki oleh pemerintah daerah, seperti provinsi, kabupaten, atau kota,
dalam mengelola sumber daya keuangannya sendiri. Kewenangan ini mencakup
kemampuan untuk mengumpulkan, mengalokasikan, dan mengelola dana publik di
dalam lingkup wilayah pemerintah daerah, seperti provinsi, kabupaten, atau kota.
Kewenangan ini mencerminkan tingkat otonomi atau independensi yang dimiliki oleh
pemerintah daerah dalam mengelola aspek keuangannya.
Kewenangan pengelolaan keuangan daerah seringkali diatur oleh konstitusi
dan peraturan pemerintah yang berlaku. Tingkat kewenangan dapat bervariasi antara
berbagai tingkat pemerintah daerah dan antar negara atau wilayah, tergantung pada
struktur pemerintahan dan peraturan yang berlaku. Penting untuk dicatat bahwa
kewenangan pengelolaan keuangan daerah harus dijalankan dengan itikad baik dan
mematuhi hukum dan etika yang berlaku untuk memastikan penggunaan yang efektif,
efisien, dan transparan dari sumber daya keuangan publik.
9. Jelaskan perbedaan tugas Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran!
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran adalah dua peran penting
dalam pengelolaan keuangan pemerintah atau organisasi. Mereka memiliki tanggung
jawab yang berbeda dalam mengelola sumber daya keuangan. Berikut adalah
perbedaan antara tugas Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran:
a. Bendahara Penerimaan:
1) Tanggung Jawab Utama: Bendahara Penerimaan bertanggung
jawab atas penerimaan dana atau pendapatan yang masuk ke
pemerintah atau organisasi. Tugas utamanya adalah mengelola dan
mencatat semua penerimaan yang diterima.
2) Sumber Dana: Bendahara Penerimaan terutama berurusan dengan
dana yang diterima dari berbagai sumber, seperti pajak, retribusi,
pendapatan dari penjualan barang atau jasa, hibah, atau sumber
pendapatan lainnya.
3) Pencatatan Penerimaan: Mereka bertugas mencatat semua
penerimaan dengan teliti, mencatatnya dalam sistem akuntansi yang
sesuai, dan memastikan bahwa setiap transaksi penerimaan tercatat
dengan benar.
4) Penyimpanan dan Penitipan Dana: Bendahara Penerimaan juga
bertanggung jawab atas penyimpanan dana yang diterima dengan
aman, serta menitipkannya di bank atau tempat penyimpanan yang
ditentukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
5) Pelaporan Penerimaan: Mereka harus menyusun laporan
penerimaan yang terperinci dan memberikan informasi yang akurat
tentang jumlah pendapatan yang telah diterima.
b. Bendahara Pengeluaran:
1) Tanggung Jawab Utama: Bendahara Pengeluaran bertanggung
jawab atas pengeluaran dana atau belanja yang dilakukan oleh
pemerintah atau organisasi. Tugas utamanya adalah mengelola dan
mencatat semua pengeluaran.
2) Sumber Dana: Bendahara Pengeluaran bekerja dengan dana yang
digunakan untuk membayar berbagai jenis pengeluaran, seperti gaji
pegawai, pembelian barang atau jasa, investasi, dan lainnya.
3) Pencatatan Pengeluaran: Mereka bertugas mencatat semua
pengeluaran dengan teliti, mencatatnya dalam sistem akuntansi yang
sesuai, dan memastikan bahwa setiap transaksi pengeluaran tercatat
dengan benar.
4) Kontrol dan Otorisasi: Bendahara Pengeluaran juga berperan
dalam mengendalikan pengeluaran dengan memastikan bahwa setiap
pembayaran sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan dan telah
mendapatkan otorisasi yang diperlukan.
5) Penyimpanan dan Pencairan Dana: Mereka juga dapat
bertanggung jawab atas penyimpanan dan pencairan dana yang
digunakan untuk membayar pengeluaran sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
6) Pelaporan Pengeluaran: Bendahara Pengeluaran harus menyusun
laporan pengeluaran yang terperinci dan memberikan informasi yang
akurat tentang jumlah pengeluaran yang telah dilakukan. Dengan
peran yang berbeda ini, Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran bekerja sama untuk memastikan pengelolaan keuangan
yang efisien, akurat, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam
suatu entitas pemerintah atau organisasi.
10. Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah mempunyai
tugas-tugas koordinasi. Jelaskan tugas-tugas sekretaris daerah dalam
koordinasi!

Sekretaris Daerah (Sekda) adalah pejabat tinggi di tingkat pemerintahan


daerah yang bertanggung jawab atas koordinasi dan pengelolaan administrasi
pemerintahan daerah. Dalam perannya sebagai koordinator pengelolaan keuangan
daerah, Sekda memiliki beberapa tugas utama yang berkaitan dengan koordinasi,
termasuk:

a. Koordinasi Perencanaan Keuangan Daerah:

 Sekda membantu dalam perencanaan keuangan daerah dengan


mengoordinasikan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang
berkaitan dengan anggaran.

b. Koordinasi Penyusunan Anggaran:

 Sekda berperan dalam mengkoordinasikan penyusunan anggaran pemerintah


daerah, termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ini
melibatkan berbagai unit dan instansi di pemerintahan daerah, dan Sekda
memastikan bahwa semua elemen anggaran sesuai dengan prioritas dan
kebijakan yang telah ditetapkan.

c. Koordinasi Pelaksanaan Anggaran:

 Sekda harus memastikan bahwa anggaran yang telah disetujui dalam APBD
dieksekusi dengan efisien dan sesuai dengan rencana. Ini termasuk mengawasi
pelaksanaan program-program dan proyek-proyek yang menggunakan dana
dari anggaran daerah.

d. Monitoring dan Evaluasi Keuangan Daerah:

 Sekda bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan monitoring dan evaluasi


terhadap pelaksanaan keuangan daerah. Hal ini mencakup pemantauan
terhadap penerimaan dan pengeluaran daerah serta kinerja unit-unit
pemerintah daerah dalam mencapai target anggaran.
e. Pelaporan Keuangan:
 Sekda harus mengkoordinasikan penyusunan laporan keuangan pemerintah
daerah, termasuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD). Laporan-laporan ini penting untuk akuntabilitas
keuangan daerah.
f. Koordinasi dengan Instansi Terkait:
 Sekda harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai instansi
terkait, seperti Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD),
Inspektorat, dan DPRD, untuk memastikan keselarasan dalam pengelolaan
keuangan daerah.
g. Penyusunan Kebijakan Keuangan:
 Sekda juga dapat memberikan masukan dan saran kepada kepala daerah atau
DPRD terkait kebijakan-kebijakan keuangan daerah yang perlu diambil untuk
mendukung pembangunan dan pelayanan publik yang lebih baik.

Peran Sekda dalam koordinasi pengelolaan keuangan daerah sangat


penting untuk menjaga transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam
penggunaan dana publik di tingkat pemerintahan daerah. Dengan melakukan
tugas-tugas tersebut, Sekda berkontribusi pada pencapaian tujuan
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut

******------******

Anda mungkin juga menyukai