Anda di halaman 1dari 8

Sentralisasi Versus Desentralisasi

Hill dan Jones serta Cummings (1995), dapat menyebutkan


bahwa bahwa Sentralisasi adalah bentuk kewenangan
pengambilan keputusan dalam organisasi yang ditentukan
oleh pemimpin atau pusat organisasi. Sedangkan Desentralisasi
adalah bentuk kewenangan pengambilan keputusan dalam
organisasi diberikan kepada manajer daerah.
Kelebihan Sentralisasi

 Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien. pengambilan keputusan lebih


mudah.
 Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi. Tidak perlu
jenjang koordinasi yang terlalu jauh
 Satu aset dapat dipergunakan secara bersama-sama, tanpa harus menyediakan
aset yang sama untuk pekerjaan yang berbeda-beda. 
 Koordinasi menjadi lebih mudah karena adanya unity of command.
 Keahlian dari anggota organisasi dapat dimanfaatkan secara maksimal, karena
pimpinan dapat memberi wewenang.
Kelemahan Sentralisasi

 Kemungkinan penurunan kualitas keputusan. Karena kurang


mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh
 Demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. Anggota
organisasi sulit mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada wahana dan
dominasi pimpinan yang terlalu tinggi. 
 Penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. Organisasi sangat
bergantung pada daya respon sekelompok orang saja. 
 Peningkatan kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi akan semakin
rumit karena banyaknya masalah pada level unit organisasi yang di bawah.
Kelebihan Desentralisasi

 Desentralisasi jauh lebih fleksibel daripada pemusatan kekuasaan. Lewat


desentralisasi respon terhadap kebutuhan masyarakat jauh lebih cepat.
 Desentralisasi meningkatkan efektivitas birokrasi. Lebih jauh bahkan
meberikan keuntungan yang besar bagi organisasi partisipatif.
 Desentralisasi meningkatkan inovasi. Khususnya bagi pemerimtah daerah yang
diberi wewenang terutama dalam hal pelayanan publik.
 Desentralisasi menghasilkan etos kerja yang lebih tinggi, memperkuat
komitmen, dan meningkatkan produktivitas.
Kelemahan Desentralisasi

 Membuat struktur pemerintahan menjadi semakin kompleks, sehingga


memperumit koordinasi.
 Keseimbangan antara beragam kepentingan lebih mudah terganggu.
 Berpeluang memunculkan sifat kedaerahan atau kecintaan berlebih terhadap
daerah sendiri.
 Koordinasi yang menjadi semakin sulit, membuat perundingan menjadi bertele-
tele sehingga pengambilan keputusan semakin lama.
 Desentralisasi membutuhkan biaya yang lebih banyak dan sulit mendapatkan
keseragaman.
Departementalisasi

Departmentalisasi pada dasarnya adalah proses pengelompokan dan penamaan


begian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu.

Dalam arti yang lain departementalisasi adalah sebagai upaya membagi-bagikan


pekerjaan secara fungsional yang mempunyai spesifikasi tertentu, sifat dan
batasan wewenang serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam kelompok
kepemimpinan dalam satu kesatuan kelompok aktivitas untuk mencapain suatu
tujuan tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.
 
Pendekatan Dalam Proses Departementalisasi

1. Pendekatan Fungsi, pemasaran, akuntansi, produksi atau keuangan.


2. Pendekatan Produk atau jasa, divisi mesin cuci, lemari es, televisi atau radio.
3. Pendekatan Wilayah, berdasar provinsi atau regional.
4. Pendekatan Langganan, pedagang eceran, industri, pemerintah, militer.
5. Pendekatan Proses atau peralatan, pemotongan, perakitan, packing dan
finishing.
6. Pendekatan Waktu, shift pertama, kedua dst.
7. Pendekatan Pelayanan, kelas bisnis, ekonomi, dll.
8. Pendekatan Alpha-numerical : pelayanan nomor telepon 0 – 999 berada
dalam satu departemen, 1.000–1.999 berada dalam departemen lainnya.
9. Pendekatan Proyek dan matrix, digunakan pada perusahaan konstruksi, dan
perusahaan Konsultan

*)Hampir semua organisasi menggunakan lebih dari satu pendekatan dalam departementasi,
Kesimpulan

 Koordinasi dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menyelaraskan


pelaksanaan tugas maupun kegiatan dalam suatu organisasi.
 Koordinasi sangat penting dalam mengarahkan para bawahan untuk mencapai
tujuan organisasi. 
 Untuk menciptakan koordinasi yang efektif dibutuhkan ciri-ciri/karakteristik
koordinasi sebagai acuan dalam melakukan koordinasi
 Koordinasi yang efektif dalam suatu organisasi (ada perencanaan, ada
kesamaan persepsi, saling menghargai)
 Apapun jenis pilihan (sentralisasi atau desentralisasi) dalam pengelolaan
kewenangan organisasi dan lebih spesifik ke dalam bentuk departementalisasi,
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan organisasi

Anda mungkin juga menyukai