Anda di halaman 1dari 5

UAS MATA KULIAH PENGORGANISASIAN

NAMA : MUHAMAD ALVIANSYAH


NIM : 202210100054

Penjelasan:
a. Kerjakan soal dibawah ini
b. Jawaban (format PDF) dikirimkan via email ke yudhi.indocakti@gmail.com dengan judul file: NIM_NAMA_UASPOG2023
c. Batas waktu pengumpulan pada hari Senin, 10 Juli 2023 pada pukul 23.59 WIB.

 G.R Therry (1986) Menyatakan bahwa “Pengorganisasian adalah proses mengusahakan hubungan-hubungan
yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan hasil
pengorganisasian adalah struktur organisasi”.
 Terdapat beragam bentuk struktur organisasi, diantaranya adalah: (1) Organisasi Lini; (2) Organisasi
Fungsional; (3) Organisasi Matrik dan (4) Organisasi Divisional.

Pertanyaan:
1. Unsur apa saja yang diperlukan dalam menyusun organisasi? Sebut dan jelaskan.
2. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari (1) Organisasi Lini; (2) Organisasi Fungsional; (3) Organisasi Matrik
dan (4) Organisasi Divisional.

Jawaban:

1. Dalam menyusun organisasi, terdapat beberapa unsur yang perlu diperhatikan. Berikut adalah unsur-unsur
penting yang harus dipertimbangkan:
a. Tujuan Organisasi: Setiap organisasi harus memiliki tujuan yang jelas dan terdefinisi dengan baik.
Tujuan ini harus dapat memberikan arah dan fokus pada kegiatan organisasi serta menjadi panduan
dalam pengambilan keputusan.
b. Struktur Organisasi: Struktur organisasi merujuk pada susunan formal hubungan dan tanggung jawab
antara anggota organisasi. Ini melibatkan pembagian tugas, otoritas, dan saluran komunikasi yang jelas.
Struktur organisasi dapat berbentuk hierarki, matriks, fungsional, atau kombinasi dari beberapa bentuk
tersebut.
c. Proses Pengambilan Keputusan: Organisasi harus memiliki proses yang baik untuk mengambil
keputusan. Hal ini melibatkan pengumpulan informasi yang relevan, analisis alternatif, dan evaluasi
dampak dari setiap keputusan yang diambil. Proses pengambilan keputusan yang efektif dan transparan
membantu mencapai tujuan organisasi dengan lebih baik.
d. Sumber Daya: Sumber daya yang mencakup tenaga kerja, keuangan, bahan baku, peralatan, dan
fasilitas fisik lainnya adalah unsur penting dalam menyusun organisasi. Sumber daya ini harus dikelola
dengan efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
e. Budaya Organisasi: Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai, norma, dan kebiasaan yang dipegang
bersama oleh anggota organisasi. Budaya yang kuat dan sejalan dengan tujuan organisasi dapat
memberikan kerangka kerja yang positif untuk kinerja dan kolaborasi yang baik.
f. Komunikasi: Komunikasi yang baik sangat penting dalam organisasi. Anggota organisasi harus dapat
berkomunikasi dengan jelas dan terbuka antara satu sama lain, serta dengan pihak eksternal.
Komunikasi yang efektif membantu memperkuat kerjasama, mempercepat aliran informasi, dan
mengatasi masalah dengan lebih baik.
g. Keterampilan dan Kompetensi: Organisasi harus memiliki anggota yang memiliki keterampilan dan
kompetensi yang sesuai dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Proses perekrutan, pengembangan,
dan pengelolaan kinerja menjadi penting dalam memastikan bahwa organisasi memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas.
h. Keadilan dan Kepemimpinan yang Efektif: Organisasi harus mempromosikan keadilan dalam semua
aspek, termasuk dalam kebijakan penggajian, pengakuan prestasi, dan kesempatan pengembangan
karir. Selain itu, kepemimpinan yang efektif diperlukan untuk memberikan arahan, memotivasi anggota,
dan memfasilitasi kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi.
Menyusun organisasi yang baik melibatkan perhatian yang cermat terhadap semua unsur ini. Masing-masing
unsur saling terkait dan berkontribusi terhadap keseluruhan keberhasilan dan kinerja organisasi.

2. Berikut penjelasan kelebihan dan kekurangan bentuk bentuk struktur organisasi


a. Organisasi Lini
Kelebihan:
 Klaritas dalam Tanggung Jawab: Struktur organisasi lini memberikan kejelasan dalam pembagian
tugas dan tanggung jawab. Setiap karyawan tahu secara jelas apa yang diharapkan dari mereka dan
kepada siapa mereka harus melapor.
 Keputusan Cepat: Dalam struktur organisasi lini, otoritas pengambilan keputusan terpusat pada satu
individu atau pemimpin yang memiliki kekuasaan tertinggi. Hal ini memungkinkan pengambilan
keputusan yang cepat dan efisien tanpa terlalu banyak hambatan atau proses konsultasi yang rumit.
 Komunikasi yang Mudah: Dalam struktur lini, komunikasi terjadi secara langsung antara atasan dan
bawahan, tanpa harus melewati banyak tingkat hirarki. Hal ini memungkinkan aliran informasi yang
lebih cepat dan lebih akurat dalam organisasi.
 Struktur Sederhana: Struktur organisasi lini relatif sederhana dan mudah dipahami. Hal ini
memudahkan karyawan dalam memahami hubungan dan saluran komunikasi dalam organisasi,
serta memungkinkan fleksibilitas dan adaptasi yang lebih baik terhadap perubahan.
Kekurangan:
 Beban Kerja yang Berlebihan: Dalam struktur lini, atasan memiliki tanggung jawab dan wewenang
yang besar. Hal ini dapat menyebabkan beban kerja yang berlebihan bagi atasan, karena mereka
harus mengawasi dan mengelola banyak bawahan secara langsung. Dalam beberapa kasus, hal ini
dapat menghambat efisiensi dan kualitas pengambilan keputusan.
 Terlalu Sentralistik: Struktur lini cenderung bersifat sentralistik, dengan otoritas dan kekuasaan
terpusat pada satu individu atau beberapa atasan. Hal ini dapat menghambat partisipasi dan
kreativitas karyawan, karena keputusan dan arahan hanya berasal dari sedikit orang.
 Kurangnya Koordinasi Antar Departemen: Dalam struktur lini, fokus utama adalah pada garis hirarki
vertikal. Ini dapat menyebabkan kurangnya koordinasi dan komunikasi antara departemen yang
berbeda. Kolaborasi dan kerjasama lintas departemen menjadi lebih sulit, sehingga menghambat
sinergi organisasi secara keseluruhan.
 Keterbatasan Skala: Struktur organisasi lini lebih cocok untuk organisasi yang relatif kecil dan
sederhana. Ketika organisasi tumbuh dan kompleksitasnya meningkat, struktur lini mungkin tidak
dapat menangani dengan efektif. Hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam pengelolaan dan
koordinasi yang lebih rumit.

b. Organisasi Fungsional
Kelebihan:
 Keahlian yang Spesifik: Dalam struktur organisasi fungsional, setiap departemen atau unit fungsional
berfokus pada tugas dan tanggung jawab yang terkait langsung dengan keahlian khusus mereka.
Hal ini memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan keahlian dan pengetahuan yang mendalam
dalam setiap fungsi tertentu, dan dapat menghasilkan kualitas kerja yang tinggi.
 Pengembangan Keahlian: Struktur fungsional memungkinkan karyawan untuk fokus pada bidang
keahlian mereka. Dengan demikian, mereka dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan
yang lebih mendalam dalam fungsi spesifik mereka. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas
kerja, inovasi, dan efisiensi dalam organisasi.
 Koordinasi yang Baik dalam Fungsional: Struktur organisasi fungsional memfasilitasi koordinasi yang
baik dalam setiap unit fungsional. Karyawan dalam departemen yang sama bekerja bersama dalam
suatu fungsi yang spesifik, memungkinkan aliran informasi yang cepat, kolaborasi yang efektif, dan
pembagian kerja yang jelas.
 Biaya yang Lebih Efisien: Struktur fungsional memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan
keahlian yang ada secara efisien. Pemusatan sumber daya pada fungsi-fungsi tertentu dapat
mengurangi biaya, karena tidak ada duplikasi tugas atau sumber daya yang tidak efisien.
Kekurangan:
 Koordinasi Antar Departemen yang Terbatas: Salah satu kelemahan struktur organisasi fungsional
adalah kurangnya koordinasi dan komunikasi antar departemen atau unit fungsional. Karyawan
cenderung fokus pada pekerjaan mereka dalam fungsi masing-masing, sehingga menyebabkan
kurangnya sinergi antara departemen dan potensi konflik kepentingan.
 Keterbatasan dalam Pengambilan Keputusan: Dalam struktur fungsional, keputusan sering kali
diambil oleh manajer atau kepala departemen masing-masing. Hal ini dapat menyebabkan
pengambilan keputusan yang lambat, karena keputusan perlu melalui beberapa tingkat hierarki.
Selain itu, keputusan yang diambil mungkin lebih mementingkan kepentingan departemen masing-
masing daripada kepentingan organisasi secara keseluruhan.
 Kurangnya Fleksibilitas: Struktur organisasi fungsional cenderung kurang fleksibel dalam
menghadapi perubahan atau tantangan yang cepat. Koordinasi yang kompleks dan pembagian kerja
yang terfokus pada fungsi tertentu dapat menghambat adaptasi yang cepat terhadap perubahan
lingkungan atau peluang baru.
 Kurangnya Orientasi pada Pelanggan: Dalam struktur fungsional, fokus utama sering kali pada fungsi
internal dan tidak langsung pada pelanggan. Hal ini dapat menghambat responsivitas terhadap
kebutuhan dan harapan pelanggan, karena departemen lebih fokus pada memenuhi tujuan
fungsional mereka daripada melayani pelanggan secara langsung.

c. Organisasi Matrik
Kelebihan:
 Fleksibilitas dan Responsivitas: Struktur organisasi matriks memungkinkan fleksibilitas dan
responsivitas yang tinggi terhadap perubahan lingkungan atau proyek. Tim dapat dengan mudah
disusun dan dirombak sesuai dengan kebutuhan proyek atau tugas tertentu, sehingga
memungkinkan penyesuaian yang cepat.
 Kombinasi Keahlian: Dalam struktur matriks, anggota tim memiliki keahlian fungsional yang kuat dan
keahlian khusus dalam proyek atau produk tertentu. Hal ini memungkinkan penggabungan keahlian
dan pengetahuan yang beragam, meningkatkan kualitas kerja dan kemampuan inovasi.
 Kolaborasi dan Koordinasi yang Lebih Baik: Dalam struktur matriks, anggota tim bekerja secara
terpadu dan saling berkolaborasi antara fungsi-fungsi yang berbeda. Hal ini meningkatkan koordinasi
dan komunikasi antara departemen dan memungkinkan pemecahan masalah yang lebih baik melalui
perspektif yang beragam.
 Peningkatan Motivasi dan Pertanggungjawaban: Dalam struktur matriks, anggota tim memiliki
tanggung jawab ganda kepada manajer fungsional dan manajer proyek. Hal ini dapat meningkatkan
motivasi dan komitmen anggota tim, karena mereka merasa memiliki peran yang lebih signifikan dan
bertanggung jawab atas keberhasilan proyek atau produk.
Kekurangan:
 Konflik Prioritas: Salah satu kelemahan utama struktur matriks adalah potensi terjadinya konflik
prioritas antara manajer fungsional dan manajer proyek. Karyawan mungkin menghadapi tekanan
ganda dan memperdebatkan prioritas tugas antara departemen fungsional dan tugas proyek yang
mereka tangani.
 Rumit dan Sulit Dikelola: Struktur matriks dapat menjadi kompleks dan memerlukan manajemen
yang baik untuk menjaga keseimbangan antara dimensi fungsional dan proyek. Pengaturan kerja
dan komunikasi yang jelas harus diatur untuk memastikan efektivitas dan keefisienan operasional.
 Biaya yang Lebih Tinggi: Struktur matriks cenderung memerlukan sumber daya yang lebih besar dan
biaya yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan untuk mempertahankan tim yang
berdedikasi untuk proyek atau produk tertentu, serta dukungan fungsional yang tetap.
 Perlu Komunikasi dan Manajemen Konflik yang Efektif: Struktur matriks memerlukan komunikasi
yang kuat dan manajemen konflik yang efektif. Konflik yang tidak ditangani dengan baik antara
manajer fungsional dan manajer proyek dapat menyebabkan ketegangan dan hambatan yang
merugikan keberhasilan proyek atau produk.

d. Organisasi Divisional
Kelebihan:
 Fokus yang Lebih Spesifik: Setiap divisi dalam struktur divisional memiliki tanggung jawab yang jelas
dan fokus yang lebih spesifik pada produk, pasar, atau wilayah tertentu. Hal ini memungkinkan divisi-
divisi tersebut untuk menjadi lebih ahli dan responsif terhadap kebutuhan dan preferensi pelanggan
dalam area yang mereka layani.
 Peningkatan Kecepatan Keputusan: Karena setiap divisi beroperasi secara mandiri, keputusan dapat
diambil dengan cepat tanpa memerlukan persetujuan atau konsultasi yang rumit. Hal ini
memungkinkan divisi-divisi untuk merespons perubahan pasar atau peluang dengan lebih efisien
dan adaptif.
 Pendekatan Manajemen yang Lebih Terfokus: Dalam struktur divisional, manajer dan tim di setiap
divisi fokus pada keberhasilan dan pertumbuhan divisi mereka sendiri. Ini menciptakan semangat
kewirausahaan dan tanggung jawab yang tinggi dalam mencapai tujuan divisi, serta meningkatkan
inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan produk atau layanan yang lebih baik.
 Peningkatan Efisiensi Operasional: Setiap divisi dalam struktur divisional memiliki semua fungsi
pendukung yang diperlukan untuk menjalankan bisnis mereka, termasuk produksi, pemasaran, dan
keuangan. Ini memungkinkan divisi-divisi tersebut untuk beroperasi dengan lebih efisien,
mengoptimalkan sumber daya dan mengurangi ketergantungan pada departemen atau fungsi lain
dalam organisasi.
Kekurangan:
 Duplikasi Sumber Daya dan Biaya: Dalam struktur divisional, setiap divisi memiliki departemen dan
fungsi pendukung mereka sendiri, seperti pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Hal ini
dapat menyebabkan duplikasi sumber daya dan biaya yang lebih tinggi, karena setiap divisi harus
mempertahankan tim dan fasilitas sendiri.
 Kurangnya Koordinasi Antar Divisi: Karena setiap divisi beroperasi secara mandiri, koordinasi antara
divisi-divisi tersebut dapat menjadi tantangan. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara divisi-
divisi dapat menghambat sinergi antara mereka, dan menghambat pertukaran informasi dan
kolaborasi yang efektif.
 Kurangnya Pemanfaatan Skala: Struktur divisional mungkin tidak memanfaatkan skala atau
keuntungan sinergi yang bisa didapatkan dari operasi bersama. Setiap divisi berfokus pada
keberhasilan divisi mereka sendiri, yang dapat mengurangi kesempatan untuk berbagi sumber daya,
pengetahuan, atau praktik terbaik antara divisi-divisi.
 Potensi Persaingan Internal: Dalam struktur divisional, divisi-divisi beroperasi secara mandiri dan
mungkin memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda. Hal ini dapat menciptakan persaingan
internal antara divisi-divisi, baik dalam hal sumber daya, peluang, atau pengakuan. Persaingan ini
dapat menghambat kerjasama dan tujuan organisasi secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai