Anda di halaman 1dari 24

4.

4 URAIAN MATERI IV: MERENCANA PONDASI JEMBATAN TYPE


ABUTMEN BETON

Pada bahasan pondasi jembatan tipy abutmen dari bahan beton dan jenis bentuk
pondasi jembatan dengan konstruksi ramping terbentuk dari komponen pondasi telapak,
tiang abutment dan kepala jembatan. Bahasan ini mengunakan data yang hanya digunakan
untuk menuntun dalam pembahasan proses perhitungan pondasi jembatan agar dapat
memahami melalui proses tahapan pemecahan masalah.

4.4.1 Spesifikasi Bangunan Abutmen


Perencanaan abutmen jembatan (Abutment), dengan misal data teknis yang
direcanakan adalah sebagai berikut :
Tipe jembatan : Beton
Klasifikasi jalan : kelas III
Lebar jembatan : 5,5meter
Panjang jembatan : 16 meter
Jumlah Gelagar utama : 4 buah
Jarak antar gelagar utama : 1,5 meter
4.4.2 Spesifikasi Konstruksi
Tabel 4. 1 Spesifikasi Konstruksi

No. URAIAN DIMENSI DIMENSI SATUAN


1. Lebar jalan (jalur lalu-lintas) 3.50 M
2. Lebar trotoar (pejalan kaki) 0.75 M
3. Tebal trotoar 0.12 M
4. Tebal slab lantai jembatan 0.20 M
5. Tebal lapisan aspal 0.05 M
6. Tebal genangan air hujan 0.05 M
7. Lebar girder 0.35 M
8. Tinggi balok 0.65 M
9. Jarak balok diafragma 2.00 M
10. Tebal balok diafragma 0.15 M
11. Tinggi tiang sandaran 1.00 M

Gambar 4. 1 Posisi Denah Jembatan


Gambar 4. 2 Potongan Melintang Jembatan (Pot A-A)

Gambar 4. 3 Tampak Samping Jembatan


Gambar 4. 4 Rencana Dimensi Abutment Jembatan

Penyebaran gaya gravitasi dan horisontak berupa gaya luar pada abutmen jembatan

Gambar 4. 5 Gaya Titik Berat Bahan Pondasi Terhadap Titik Ujung Pondasi A
4.4.3 Pembebanan Abutmen Jembatan
Dalam perhitungan beban meliputi:
1. Gaya vertical : Reaksi dari bangunan atas dapat diperoleh melalui gaya yang bekerja
pada struktur jembatan bagain atas terdiri dari:
a) Reaksi dari bangunan atas.
b) Gaya akibat beban sendiri abutment dan tanah
c) Gaya akibat beban hidup.
1. Gaya horizontal : Beban yang bekerja sebagai beban khusus dari pengaruh antara lain:
a) Gaya horisontal akibat gaya rem dan traksi
b) Gaya horisontal akibat gempa bumi
c) Gaya horisontal akibat tekanan tanah aktif
d) Gaya gesek pada tumpuan
e) Gaya turberlin air pada pangkal jembatan

4.4.4 Perhitungan Berat Konstruksi


Perhitungan untuk mendapatkan berat konstruksi upper jembatan terhadap abutmen
sesuai model dari rencana dengan materil dan dimensi serta bagian lainnya yang menyatu
dalam konstruksi dan membebani bagian abutmen
1) Diperoleh beban total bagian atas jembatan sehingga masing masing tumpuan (kanan
dan kiri)
Tabel 4. 2 Berat Konstruksi

TOTAL
No. Keterangan P L T BJ Jumlah
(t)
1 Lantai kendaraan 25 5,5 0,20 2,4 66
2 Air Hujan 25 5,5 0,03 1 4,1
3 Aspal + overley 25 4 0,1 2,2 22
4 Trotoar 25 0,75 0,1 2,4 2 9
5 Gelagar 25 0,29125 2,4 4 69,9
6 Tiang Sandaran 0,15 0,1 1,0 2,4 26 0,936
7 Pipa sandaran 25 0,0009085 8,79 4 0,798
8 Diafragma 1,13 0,15 0,65 2,4 18 4,759
Wba 177,493
Beban tumpuan kanan dan kiri Wba = 177,493 / 2
Wba = 88,7465 ton
Wba = 887,465 kN
Posisi jarak titik berat gaya terhadap titik kern ( x) dari sisi tepi bidang abutmen arah
melintang, diperoleh

2) Gaya akibat beban sendiri abutment dan tanah


Dengan :
 Lebar abutment : 6 m
 BJ beton : 2,4 ton
 BJ tanah : 1,8 ton

Tabel 4. 3 Perhitungan Gaya Dan Titik Berat Dari Konstruksi Abutmen


Terhadap Titik Berat Konstruksi

No. Ukuran W X (m) W.X Y (m) W.Y


1 0,4 x 0,6 x 6 x 24 34,56 3,2 110,592 7,15 247,104
2 0,6 x 0,65 x 6 x 24 56,16 3,3 185,328 6,52 366,1632
3 4,7 x 1,1 x 6 x 24 823,68 3,05 2512,22 3,6 2965,248
4 0,5 x 0,5 x 2,5 x 6 x 24 90 1,66 149,4 1,16 104,4
5 0,5 x 1,35 x 0,5 x 6 x 24 48,6 4,05 196,83 1,16 56,376
6 1 x 4,95 x 6 x 24 712,8 2,47 1760,616 0,5 356,4
Jumlah 1765,8 4914,99 4095,69
9 1,35 x 5,35 x 6 x 18 780,03 4,27 3330,7281 4,17 3252,7251
10 0,5 x 1,35 x 0,5 x 6 x 18 36 4,5 164,025 1,3 47,385
Jumlah 816,5 3494,7531 3300,1101

3) Letak titik berat abutment dari titik A :



X = = = 2,78 m


Y =

= = 2,31 m
4) Letak titik berat tanah dari titik A :

X = = = 4,28m


Y =

= = 4,04 m

5) Gaya akibat beban hidup


- Beban merata q = 2,2 t/m
- L =25 m

q’ =( ) = 115 ton

6). Beban merata untuk abutment = 0,5 . 115 ton = 57,5 ton
- Beban garis P = 12 ton

k =1+ =1+ = 1,333

p’ =( ) = 33,444 ton =334,44 kN

Beban hidup total pada abutment = 57,5 + 33,444 = 90,944 ton = 909,44 kN
X = 2,75 m

7). Gaya Horisontal


Gaya horisontal akibat gaya rem dan reraksi pada kepala abutmen atau pangkal atas
jembatan. Dapat digambarkan dibawah ini

Gambar 4. 6 Gaya Rem Dan Traksi


Reaksi dapat diperoleh melalui beban hidup dari atas jembatan yang bekerja sebagai
berikut (reaksi Traksi)
Rt = 5 % dari beban hidup
= 5 % * (57,5)
= 2,875 ton
= 28,75 kN
Jarak terhadap titik A, y = 6,20 m

Gaya horisontal akibat gempa bumi, besarnya dipengaruhi akibat beban mati dari
kosntruksi yang bekerja pada abutmen
Besar gaya gempa, diperoleh sebagai berikut
Gh = C * W
Dimana :
Gh = Gaya horisontal akibat gempa
C = 0,15 ( koefisien gempa untuk daerah Jawa Timur )
W = Beban mati dari konstruksi yang ditinjau

Gaya gempa terhadap abutment :


Wa = 1765,8kN
Gha = 0,15 * 1765,8
= 264,87 kN jarak dihitung dari titik A . Y = 2,31m
Gaya gempa terhadap bangunan atas :
Wba = 887,465kN
Gba = 0,15 * 887,465
= 133,11 kN Jarak dihitung dari titik A maka y = 6,2 m
Gaya gempa terhadap tanah di atas abutment
Wt = 816,5 kN
Gt = 0,15 * 816,5
= 122,475kN Jarak dihitung dari titik A maka y = 4,04m
8) Gaya horisontal akibat tekanan tanah aktif

Gambar 4. 7 Tekan Tanah Aktif Dari Samping Abutmen

Karakteristik material yang ditimbunkan dari sisi dalam abutmen, sbb


Berat jenis tanah urugan (γ) = 1,8 t/m3
Sudut geser tanah urugan (Ø) = 30ᵒ
Menurut PPJJR 1987 ps 1.4 akibat muatan lalu lintas diperhitungkan sebagai beban
merata senilai dengan tekanan tanah setinggi 60 cm, sehingga beban merata di atas
abutment , dapat diperoleh:
q1 = 0.6 * 1,8
= 1,08 t/m2
= 10,8 kN/m2
Akibat berat pelat injak, aspal, dan lapis pondasi :
q2 = (0,2 * 2,4) + (0,05 * 2,2) + (0,30 * 2)
= 1,19 t/m2
= 11,9 kN/m2
Beban merata total :
q = q1 + q2
= 1,08 + 1,19
= 2,27 t/m2
= 22,7 kN/m2
Koefisien tekanan tanah :

Ka = tg2[ ]= tg2[ ]= 0,33


Gaya yang bekerja per meter lebar tekanan tanah aktif :
Ta1 = q x Ka x H = 22,7 x 0,33 x 7,45 = 55,807 kN/m
Ta2 = 0,5 x γ x Ka x H2 = 0,5 x 18 x 0,33 x 7,452 = 164,842 kN/m
Ta tot = 220,649 kN/m

Berat total tekanan tanah sepanjang 6 m = 220,649x 6 = 1323,894kN

Titik berat dari titik A, (y) = =2,8 m

Gaya gesek pada tumpuan


Gaya gesek pada tumpuan akibat bahan beton dan bahan tumpuan dapat dirumuskan :
Gg = fs * Wba
Dimana :
Gg = gaya gesek antara tumpuan dengan beton/baja
fs = koefisien gesek ( f = 0,15 – 0,18 )
Wba = berat konstruksi atas = 887,465kN

Gambar 4. 8 Gaya Gesek Pada Tumpuan

Dari rumusan diatas diperoleh besarnya gaya gesek pada tumpuan :


Gg = 0,15 * 887,465= 133,11 kN
Jarak terhadap titik A, sejauh y = 6,2 m
4.4.5 Kombinasi Pembebanan
Kestabilan konstruksi harus ditinjau berdasarkan komposisi pembebanandan gaya
yang mungkin akan terjadi. Menurut PPJJR – SKBI – 1987, tegangan atau gaya yang
digunakan dalam pemeriksaan kekuatan konstruksi yang bersangkutan dikalikan
terhadap tegangan ijin atau tegangan batas yang telah ditentukan dalam satuan prosen.
Kombinasi pembebanan pada perencanaan abutment sesuai dengan aturan yang
tercantum dalam PPJJR hal. 21 adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 4 Kombinasi Pembebanan

No. Kombinasi pembebanan Tegangan yang dipakai terhadap tegangan ijin


1 M + H + Ta 100 %
2 M + Ta + Gg 125 %
3 Kombi I + Gg 140 %
4 Mh +Gh + Gg 150 %
Keterangan :
Gg = gaya gesek tumpuan bergerak
Gh = gaya horizontal akibat gempa bumi
H = beban hidup dengan koefisien kejut
M = beban mati
Rt = gaya rem dan traksi
Ta = gaya tekanan tanah
Jika dilakukan formulasi sesuai dengan kelompok pembebanan, maka masing
kondisi dapat diperoleh sebagai berikut

Tabel 4. 5 Kombinasi Pembebanan Kondisi I

Beban Gaya (kN) Jarakketitik A Momen


Jenis Bagian V H X y MV MH
M Wa 1765,8 2,78 4908,924
Wt 816,5 4,28 3494,62
Wba 887,465 2,75 2440,529
H 909,44 2,75 2500,96
Ta 1323,89 2,8 3706,89
Beban Nominal 4379,205 1323,89 13345,03 3706,89
BebanIjin 4379,205 1323,89 13345,03 3706,89
Tabel 4. 6 Kombinasi Pembebanan Kondisi II

Beban Gaya (kN) Jarakketitik A Momen


Jenis Bagian V H X y MV MH
M Wa 1765,8 2,78 4908,924
Wt 816,5 4,28 3494,62
Wba 887,465 2,75 2440,529
Gg 133,11 6,2 825,28
Ta 1323,89 2,8 3706,89
Beban Nominal 3469,765 1457 10844,07 4532,17
BebanIjin 4337,206 1821,25 13555,09 5665,22

Tabel 4. 7 Kombinasi Pembebanan Kondisi III

Beban Gaya (kN) Jarakketitik A Momen


Jenis Bagian V X y MV MH
Komb I 4379,205 1323,89 13345,03 3706,892
Gg 133,11 6,2 825,282
Beban Nominal 4379,205 1457 13345,03 4532,17
BebanIjin 6130,887 2039,8 18683,05 6345,04

Tabel 4. 8 Kombinasi Pembebanan Kondisi IV

Beban Gaya (kN) Jarakketitik A Momen


Jenis Bagian V H X y MV MH
M Wa 1765,8 2,78 4908,924
Wt 816,5 4,28 3494,62
Wba 887,465 2,75 2440,529
Gg 133,11 6,2 825,28
Gh Ga 264,87 2,31 611,85
Gt 122,48 4,04 494,82
Gba 133,11 6,2 825,28
Beban Nominal 3469,765 653,57 10844,07 2757,23
BebanIjin 5204,648 980,355 16266,11 4135,849
4.4.6. Perencanaan Pondasi Jembatan Tipy Abutmen
Direncanakan menggunakan pondasi bagian bawah dari tipy plat telapak dengan
kedalaman 2 meter dari elevasi dasar sungai karena dari hasil penyelidikan boring yang
dilakukan sampai mencapai kedalaman 7 meter, mulai kedalaman 2 meter sudah
dijumpai tanah keras dengan nilai SPT > 60.
Kestabilan konstruksi diperiksa terhadap kombinasi pembebanan yang paling
maksimum pada tiap kombinasi. Dari empat kombinasi pembebanan paling maksium
yaitu pada kombinasi pembebanan kondisi III, diperoleh beban sebb :
V = 6130,887kN
H = 2039,8kN
Mv = 18683,05kNm
Mh = 6345,04Nm

Perhitungan kapasitas plat Abutment.


Kapasitas pondasi plat telapak dapat dihitung dengan rumusan:
σmak = ( )+( )+( )

Gambar 4. 9 Dimensi Pondasi Telapak Abutmen


Gaya luar akan bekerja pada titik berat pondasi, dengan melakukan pengecekan terhadap
momen tahan dan inersia dari penampang pondasi telapak
V = 6130,887kN
Mh = 6345,04kNm
A = 6 x 4,95 = 29,7 m2
Ix = 1/12 x 63 x 4,95 = 89,1m4
Iy = 1/12 x 6 x 4,653 = 60,64 m4
Tegangan yang timbul
σmak = ( )+( )+( )

= 206,42 + 627,8 + 352,50


= 1186,72 kN/m2
σmin = 206,42-627,8-352,5 = - 75.8 kN/m2

Perhitungan daya dukung tanah :


Dari data tanah diperoleh dari sempel tanah di loksi pondasi abutmen, nilai N SPT = 60
Geser dari tanah φ= 35o , dicoba dengan formula diperoleh
Menurut Mayerhoeff :
σ ult = 40 x 60
= 2400 t/m2
σ safe = 2400/3 n angka keamanan dari 2.5 -3
= 800 t/m2
= 8000 kN/m2
σ safe > σ maks = 1186,72kN/m2…………………….(Aman)
Kestabilan terhadap guling

SF = = = 2,94> 2 ..................................................... (Aman )

Kesetabilan Terhadap Geser


Nilai adhesi bahan pondasi beton dengan kepadatan tanah Kenyal, C = 46-62 kN/m2

SF = ∑
= = 2,77> 2.............( Aman )

Kestabilan terhadap eksentrisitas (e) dan daya dukung tanah


Tegangan tanah yang terjadi :

e = B/2 -

= 4,95/2 -

e = 0,46< B/6 = 0,83 ..................................................................( Aman )

σ= -( )

-( )

= 206,42 * (1 ± 0,55 )
Tegangan dari sisi bawah tanah terhadap kemampuan luasn pondasi diperoleh sbb:
σ mak = 1186,72 + 319,95 = 1506,67 kN/m2< 8000kN/m2........(Aman)
σ min = 1186,72 - 319,95= 866,77 kN/m2< 8000 kN/m2..........(Aman)
Hasil tegangan yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 4. 10 Rencana Gaya Pada Pondasi

4.4.7 Penulangan Jembatan Abutment


Penulangan kepala abutment

Gambar 4. 11 Titik Berat Terhadap O


Tabel 4. 9 Perhitungan Momen Kepala Abutment

Lengan terhadap Momen terhadap O


No. Ukuran dan Gaya W (ton)
O (m) (tm)
1 Beban roda 10 0,1 1
ΣML 1
2 0,6 x 0,4 x 6 x 2,4 3,456 0,15 0,518
3 0,65 x 0,6x 6 x 2,4 5,616 0,25 1,404
19.072 ΣMD 1,9

Penulangan yang diperlukan pada abutment, didasarkan dari mutu beton dan baja
fy = 400 Mpa
f`c = 30 Mpa
b = 1000 mm diambil per pias panjang
h = 800 mm ketebalan abutmen
d’ = 40 mm selimut beton dan setengah tulangan dan beugel
d = 800 – 40 – 25.0,5 = 747,5 mm
Perhitungan kombinasi Momen sebagai berikut
Mu = 1,2 x MD + 1,6 x ML
= 1,2 x 1,9 + 1,6 x 1
= 3,88 tm
= 3,88x 107
Mn = Mu / Ø
= 3,88x 107/ 0,8
= 48,5 x 106

Rn =

= 0,086

ρ perlu = { √ ( )}

= { √ ( )}

= 0,0002156

ρ min = = = 0,0035

ρmin < ρperlu


maka digunakan ρ min = 0,0035
 Tulangan utama
As = ρ minx b x d
= 0,0035 x 1000 x 747,5
= 2616,25 mm2
Digunakan tulangan D22 – 125 ( As = 3041 mm2 )
 Tulangan bagi
Tulangan bagi diambil 20% As = 20% 2805 = 561 mm2
Dipakai tulangan Ø12 – 200 (As =565 mm2)

Gambar 4. 12 Penulangan Bagian Kepala Abutment

4.4.8 Penulangan Badan Jembatan Type Abutment


Penulangan badan abutment ditinjau terhadap momen yang terjadi didasar badan
abutment.
Direncanakan kemampuan material dari bahan terpakai beton dan baja :
fy= 400 Mpa
f’c = 30 Mpa
h = 1000 mm
b = 1000 mm
d’ = 1000 – 40 – 0,5 x 25 – 12 = 938 mm

Gambar 4. 13 Gaya Terhadap Titik O


Tabel 4. 10 Gaya Dan Titik Berat Terhadap O

No. Ukuran W X (m) W.X Y (m) W.Y


1 0,4 x 0,6 x 6 x 24 34,56 0,15 5,184 5,65 195,264
2 0,6 x 0,65 x 6 x 24 56,16 0,25 14,04 5,02 281,9232
3 4,7 x 1,1 x 6 x 24 823,68 0 0,00 2,67 2199,2256
Jumlah 914,4 19,224 2676,41
4 5,35 x 1,35 x 6 x 18 780,03 4,27 3330,7281 4,17 3252,7251
Jumlah 780,0 3330,7281 3252,7251

Letak titik berat abutment dari titik 0 :


∑ ∑
Y = X =
∑ ∑

= =

= 2,92 m =0.02 m

Letak titik berat tanah dari titik 0 :


∑ ∑
Y = X =
∑ ∑

= =

= 4,17 m = 4,2 m
Berikut ditinjau kembali beberapa kombinasi pembebanan pada abutment
Terhadap titik O., dari perhitungan diperoleh :
Gg = 133.11kN y = 4,7 m
H = 909,44Kn x = 0,25 m
Rt = 28,75kN y = 4,7 m
Gaya gempa terhadap abutment :
Wa = 914,4kN
Gha = 0,15 * 914,4
= 137,16 kN y = 2,92m
Gaya gempa terhadap bangunan atas :
Wba = 887,465 kN
Gba = 0,15 * 887,465
= 133,11 kN y = 4,7 m
Gaya gempa terhadap tanah di atas abutment
Wt = 780kN
Gt = 0,15 * 780
= 117 kN y = 4,17m
Gaya yang bekerja per meter lebar tekanan tanah aktif :
Ta1 = q x Ka x H = 22,7 x 0,33 x 6 = 44,946 kN/m
Ta2 = 0,5 x γ x Ka x H2 = 0,5 x 18 x 0,33 x 62 = 106,92 kN/m
Ta tot = 151,866 kN/m
Berat total tekanan tanah sepanjang 6 m = 151,866 x 6 = 911,196kN

Titik berat dari titik O, (y) = = 1,35m

Ta = 898,296 kN jarak terhadap titik O, y = 1,35 m

Tabel 4. 11 Kombinasi Pembeban I

Beban Gaya (kN) Jarakketitik O Momen


Jenis Bagian V H x y MV MH
M Wa 914,4 0,02 18,288
Wt 780 4,2 3276
Wba 887,465 0,275 244,0529
H 909,44 0,275 250,096
Ta 911,196 1,35 1230,11
Beban Nominal 3491,305 911,196 3788,437 1230,11
BebanIjin 3491,305 911,196 3788,437 1230,11

Tabel 4. 12 Kombinasi Pembeban II

Beban Gaya (kN) Jarakketitik O Momen


Jenis Bagian V H x y MV MH
M Wa 914,4 0,02 18,288
Wt 780 4,2 3276
Wba 887,465 0,275 244,0529
Gg 133,11 4,7 625,62
Ta 911,196 1,35 1230,11
Beban Nominal 2581,865 1044,306 3538,341 1855,73
BebanIjin 3227,331 1305,383 4422,926 2319,66
Tabel 4. 13 Kombinasi Pembeban III

Beban Gaya (kN) Jarakketitik O Momen


Jenis Bagian V H x y MV MH
Komb I 3491,305 911,196 3788,437 1230,115
Gg 133,11 4,7 625,617
Beban Nominal 3491,305 1044,306 3788,437 1855,73
BebanIjin 4887,827 1462,028 5303,812 2598,02

Tabel 4. 14 Kombinasi Pembebanan IV

Beban Gaya (kN) Jarakketitik O Momen


Jenis Bagian V H x y MV MH
M Wa 914,4 0,02 18,288
Wt 780 4,2 3276
Wba 887,465 0,275 244,0529
Gg 133,11 4,7 625,62
Gh Ga 137,16 2,92 400,51
Gt 117 4,17 487,89
Gba 133,11 4,7 625,62
Beban Nominal 2581,865 520,38 3538,341 2139,63
BebanIjin 3872,798 780,57 5307,511 3209,447

Dari beberapa kombinasi di atas diperoleh Mh maksimal yaitu pada kombinasi


pembebanan IV sebesar :
Mh = 1462,028kNm
= 1462028 Nm
MU’ = 1,6 x Mh ( SKSNI – T – 15 – 1991 – 03 )
= 1,6 x1462028
= 2339244,8 Nm

Mu = = = 389874,13 Nm = 38987413 Nmm

Kebutuhan penulangan diperoleh


Mn = Mu / Ø
= 38987413/ 0,8
= 48,7 x 106
Rn =

=
= 0,055

ρ perlu = { √ ( )}

= { √ ( )}

= 0,0000623

ρ min = = = 0,0035

ρmin < ρperlu


maka digunakan ρ min = 0,0035

Tulangan utama pada badan abutment


As = ρ minx b x d
= 0,0035 x 1000 x 938
= 3283 mm2
Digunakan tulangan D22 – 100 ( As = 3801 mm2 )
Tulangan tekan dipakai sama.simetris
Tulangan pembangi arah melintang penampang
Tulangan bagi diambil 20% As = 20% 3801= 760,2 mm2
Dipakai tulangan D13 – 150 (As =885 mm2)
Dipakai tulangan praktis Ø12-300 ( 646 mm2 )

Gambar 4. 14 Tulangan Bagian Badan Abutmen


4.4.9 Penulangan Pondasi

Gambar 4. 15 Pembebanan pondasi


Dari perhitungan eksentrisitas dan tegangan tanah yang terjadi :
Σmak = 1506,67 kN/m2
σ min = 866,77kN/m2
W1 = 0,5 x 2,5 x 0,5 x 24 x 6 = 90kN
W2 = 2,5 x 1 x 24 x 6 = 360kN
Gaya lintang pada potongan A –A :
Dari diagram kontak PQS
TR = 2,5 m
PQ = 4,95 m
SQ = 360 - 90 = 270kN/m2

= →SR = x 270 = 136,2kN/m2

RU = 250 – 136,2= 113,8kN/m2


Gaya lintang :
P1 = 2,5 x 6 x 113,8 = 1707kN
P2 = 0,5 x 2,5 x 6 x 113,8= 853,5kN
Momen pada potongan A – A :
M = P1 x 0,5 x 2,5 + P2 x 2/3 x 2,5 – W1x 0,833 – W2 x 1,25
= 1707 x 0,5 x 2,5 + 853,5x 2/3 x 2,5 – 90 x 0,833 – 360 x 1,25
= 3017,055kNm
Direncanakan penampang : b = 1000 mm
h = 1000 mm
d’ = 1000 – 40 – 0,5 x 20 = 950 mm
Perhitungan penulangan :
u = M/6 = 3017,055 /6
= 502,84kNm
= 5,0284x 108Nmm
Mn = Mu / Ø
= 5,0284 x 108/ 0,8
= 62,85 x 107

Rn =

= 0,69

ρ perlu = { √ ( )}

= { √ ( )}

= 0,0017

ρ min = = = 0,0035

ρmin < ρperlu


maka digunakan ρ min = 0,0035
Tulangan utama
A = ρ min.b.d. = 0,0035 x 1000 x 950 = 3325 mm2
Dipakai tulangan Ø22 – 100 (As = 3801 mm2)
Tulangan pembagi
Tulangan bagi diambil 20% A = 20% x 3801 = 760,2 mm2
Dipakai tulangan Ø16 – 250 (As = 804 mm2)
Dipakai tulangan geser praktis Ø12-300 ( 646 mm2)
Gambar 4. 16 Penulangan Bagian Pondasi

Gambar 4. 17 Penulangan Pondasi Type Abutmen

Anda mungkin juga menyukai