ASPAL
PEMBEKALAN SERTIFIKASI HPJI
TENAGA AHLI PELAKSANA DAN TENAGA AHLI
PENGAWAS
Januari 2008
DPP HPJI
PEKERJAAN PERKERASAN
ASPAL
1. LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS
PEREKAT
2. BURTU DAN BURDA
3. CAMPURAN ASPAL PANAS
4. LASBUTAG DAN LATASBUSIR
5. CAMPURAN ASPAL DINGIN
6. LAPIS PERATA PENETRASI MAKADAM
1. MATERIAL
2. CAMPURAN
3. PERALATAN
4. PELAKSANAAN
5. PENGENDALIAN MUTU
6. REHABILITASI PERKERASAN JALAN (belum
termasuk dalam Spesifikasi Umum)
2. PERALATAN
a. umum
penyapu mekanis, kompresor, peralatan
untuk memanaskan bahan aspal, peralatan
penyebar kelebihan aspal
b. Asphalt Distributor
- kendaraan beroda ban angin, bermesin
penggerak sendiri
- sistem tangki aspal, pemanasan,
pemompaan dan penyemprotan sesuai
ketentuan Institute of Petroleum Inggris
- bahan aspal panas dapat disemprotkan
secara merata
3. PELAKSANAAN
a. Penyiapan permukaan
- Permukaan harus kering atau mendekati
kering.
- Kerusakan perkerasan yang ada harus
diperbaiki terlebih dahulu.
- Apabila dilaksanakan pada perkerasan
baru, perkerasan tsb harus sudah
dikerjakan sepenuhnya.
- Debu dan kotoran lain harus dibersihkan
terlebih dahulu dengan sikat mekanis atau
kompresor.
- Tonjolan benda-benda asing lain harus
disingkirkan.
c. Pelaksanaan penyemprotan
- Masih dimungkinkan lalu lintas satu lajur
- Batas yang disemprot diukur dan ditandai
- Ada bagian yang tumpang tindih selebar 20 cm
sepanjang sisi lajur yang bersebelahan
- Lokasi awal dan akhir penyemprotan dilindung
dengan bahan yang kedap
- Bahan aspal yang disemprot harus merata di
seluruh permukaan
- Tempat yang disemprot prime coat yang
menunjukkan bahan aspal berlebih ditutup
dengan bahan penyerap sesudah 4 jam
penyemprotan
- Lapis berikutnya dihampar setelah prime coat meresap sepenuhnya,
lalu lintas dapat diijinkan lewat setelah 4 jam penghamparan.
- Penghamparan lapis aspal berikut diatas tack coat dilakukan
sebelum hilang kelengketannya
ASPHLAT DISTRIBUTOR
4. PENGENDALIAN MUTU
a. Contoh aspal dan sertifikatnya pda setiap
pengangkutan
b. 2 liter contoh aspal diambil dari distributor/
asphalt sprayer saat awal dan akhir
penyemprotan
c. Distributor aspal diperiksa dan diuji
* sebelum pelaksaan pekerjaan
* setiap 6 bulan atau penyemprotan 150.000 lt
d. Pelapisan menutup seluruh permukaan yang
disemprot, tanpa ada bagian yang beralur
atau
kelebihan aspal.
e. Agregat penutup/ blotter harus mendapat
persetujuan.
2. ASPAL
a. aspal semen pen 80/100 atau pen 60/70
diencerkan dengan minjak tanah sesuai
suhu udara
perb. minyak tnh suhu penyempr
pen 80/100 pen 60/70
20,0 11 13 157
22,5 9
11 162
25
7
9
167
27,5 5
7
172
Untuk kepraktisan diambil 60/70 + 10 pph kerosin
Untuk pen 80/100 + 8 pph kerosin
Bahan aspal tidak boleh dipanaskan pada suhu
penyemprotan lebih dari 10 jam
b. dalam hal tertentu dapat digunakan bahan
anti
pengelupas (anti-stripping agent)
2. PERALATAN
a. Distributor Aspal
tangki tersekat sempurna, penurunan suhu
tidak
melampaui 2,5 C per jam
b. Alat Pemadat
roda karet, lebar tidak kurang dari 1,5 m,
mempunyai mesin penggerak sendiri
c. Alat Penghampar
* mesin penebar agregat dengan penggerak 4
roda (four wheel drive belt spreader)
* truk penghampar (2 buah)
d. Sapu ijuk kasar dan sikat mekanis
PENYEMPROTAN ASPAL
PENGHAMPARAN AGREGAT
PENUTUP
PENGGILASAN AGREGAT
PENUTUP
3. PELAKSANAAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. kotoran dan bahan yang tidak dikehendaki
pada permukaan yang akan dilabur harus
dibersihkan dengan alat penyapu mekanik
atau kompresor, permukaan harus kering
b. lubang-lubang diperbaiki/ditambal,
tonjolan-tonjolan diratakan
c. prmukaan jalan lama tanpa penutup aspal
terlebih dahulu diberi lapis resap pengikat
secara merata dan dibiarkan kering
seluruhnya paling sedikit 48 jam
TAKARAN PENYEMPROTAN
ASPAL
R = (0,138 X ALD + e) X Tf
R = takaran penyemprotan liter/m2
ALD = ukuran rata-rata terkecil (mm)
E = jumlah aspal yg diperlukan mengisi
tektur permukaan jalan lama.
Tf = angka faktor yg tergantung pada
volume lalu lintas.
4. PENGENDALIAN MUTU
a. contoh aspal dan sertifikat pada tiap
pengangkutan aspal ke lapangan
b. 2 liter aspal yang akan dihampar diambil dari
distributor, saat awal dan saat menjelang akhir
c. pengujian mutu bahan agregat, satu contoh
tiap
75 m3 agregat
d. Distributor aspal harus diperiksa dan diuji :
* sebelum mulai pekerjaan
* setiap 6 bulan atau 150000 liter
* kerusakan atau modifikasi
PEMELIHARAAN PEKERJAAN YANG TELAH DITERIMA
Jenis Pengujian
Metode
Persyaratan
Pen 40
Pen 60
40 - 59
60 - 79
1.
SNI 06-2456-1991
2.
3.
4.
5.
6
7.
8.
9.
10.
Titik Lembek, C
Titik Nyala, C
Daktilitas 25 C, cm
Berat jenis
Kelarutan dalam Trichlor Ethylen, % berat
Penurunan Berat (dengan TFOT), % berat
Penetrasi setelah penurunan berat, % asli
Daktilitas setelah penurunan berat, % asli
Uji noda aspal
- Standar Naptha
- Naptha Xylene
- Hephtane Xylene
SNI 06-2434-1991 51 - 63
48 - 58
SNI 06-2433-1991 Min. 200 Min. 200
SNI 06-2432-1991 Min. 100 Min. 100
SNI 06-2441-1991 Min. 1,0 Min. 1,0
RSNI M -04-2004
Min. 99
Min. 99
SNI 06-2440-1991 Maks. 0,8 Max. 0,8
SNI 06-2456-1991 Min. 58
Min. 54
SNI 06-2432-1991
Min. 50
SNI 03-6885-2002 Negatif
Negatif
11
Kadar paraffin, %
SNI 03-3639-2002
Maks. 2
Maks. 2
Catatan :
Apabila uji noda aspal disyaratkan, Direksi Teknik dapat menentukan salah satu pelarut
yang akan digunakan.
10
11
Jenis Pengujian
Metode
Persyaratan
Plastomer
Elastomer
50 - 75
Penetrasi, 25 C; 100 gr; 5 dctik; 0,1 SNI 06-2456-1991 50 - 70
mm
TitikLembek,C
SNI 06-2434-1991 Min. 56
Min. 54
SNI 06-2433-1991 Min. 232
Min. 232
Titik Nyala, C
Berat jenis
SNI 06-2441-1991 Min. 1,0
Min. 1,0
0
Kekentalan pada 135 C, cSt
SNI 06-6721-2002 150-1500
Max.2000
Stabilitas Penyimpanan pada 163 C SNI 06-2434-1991 Homogen*
Max. 2
selama 48 jam, Perbedaan Titik
o
Lembek; C
Kelarutan dalam Trichlor Ethylen, % RSNI M-04-2004
Min. 99
Min. 99
berat
Penurunan Berat (dengan RTFOT), SNI 06-2440-1991 Max. 1,0
Max. 1,0
berat
Perbedaan
Penetrasi
setelah
RTFOT, terhadap asli
SNI 06-2456-1991 Max 10
Max 10
- Kenaikan penetrasi, 0,1 mm
Max
20
Max 20
- Penurunan penetrasi, 0,1 mm
Perbedaan Titik Lembek setelah
RTFOT, terhadap asli
SNI 06-2434-1991 Max 6,5
Max 6,5
- Kenaikan titik lembek,C
Max
2
Max 2
- Penurunan titik lembek,C
Elastic recovery residu RTFOT, %
AASHTO T301-95
Min. 45
Catatan * : Pada permukaan tidak terjadi lapisan (kulit), kerut dan tidak terjadi
endapan.
Jenis Pengujian
Metode
1.
SNI 06-24561991
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
SNI 06-24341991
Titik Nyala, C
SNI 06-24331991
Daktilitas; 25 C, cm
SNI 06-24321991
Berat jenis
SNI 06-24411991
Kelarutan dalam Trichlor Ethylen, % RSNI M-04-2004
berat
Penurunan Berat (dengan TFOT), % SNI 06-2440berat
1991
Penetrasi setelah kehilangan berat, % SNI 06-2456asli
1991
Daktilitas setelah TFOT, % asli
SNI 06-24321991
Mineral Lolos Saringan No. 100, %
SNI 03-19681990
Persyaratan
Aspal
Bitumen
Dimodifikasi
Asbuton
Asbuton
Modifikasi
40 - 55
40-60
Min. 55
Min. 55
Min. 225
Min. 225
Min. 50
Min. 100
Min. 1,0
Min. 1,0
Min. 90
Min. 99
Max. 2
Max. 1
Min. 55
Min. 65
Min. 50
Min. 50
Min. 90*
Jenis Pengujian
Penetrasi, 25 C; 100 gr; 5 dctik; 0,1 mm
Titik Lembek, C
Titik Nyala,C
o
Daktilitas; 25 C, cm
Berat jenis
Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % berat
Penurunan Berat (dengan TFOT), %berat
Penetrasi setelah penurunan berat, % asli
Daktilitas setelah penurunan berat, % asli
Metode
Persyaratan
SNI 06-2456-1991
SNI 06-2434-1991
SNI 06-2433-1991
SNI 06-2432-1991
SNI 06-2441-1991
RSNI M-04-2004
SNI 06-2440-1991
SNI 06-2456-1991
SNI 06-2432-1991
50 - 70
Min. 55
Min. 225
Min. 100
Min. 1,0
Min. 99
Max. 0,8
Min. 60
Min. 50
Standar
Nilai
SNI 03-3407-
Maks. 12 %
1994
SNI 03-2417-
Maks. 40 %
1991
Kelekatan agregat terhadap aspal
SNI 03-2439-
Min. 95 %
1991
Angularitas
SNI 03-6877-
95/90(*)
2002
Partikel pipih dan lonjong (**)
ASTM D-4791
Maks.10 %
SNI 03-4142-
Maks. 1
1996
Pengujian
Nilai Setara Pasir
Material Lolos Saringan No. 200
Standar
SNI 03-4428-1997
SNI 03-4142-1996
Nilai
Min. 50 %
Maks. 8 %
Angularitas
SNI 03-6877-2002
Min 45 %
37,5
25
19
12,5
3/8
9,5
No.4
No.8
4,75
2,36
No.16
No.30
No.20
0
1,18
0,600
0,075
Latasir (SS)
Kelas
Kelas
A
B
100
100
90 100
Maks.90
Base
100
90 100
Maks.90
100
90 100
75 - 85
100
90 100
65 100
100
90 100
50 1
72
35 1
55
28 58
23 49
19 45
35 - 60
6 - 12
15 - 35
2-9
4 - 10
4-8
37
Maks.90
100
10 15
8 - 13
DAERAH LARANGAN
No.4
No.8
No.16
No.30
No.50
4,75
2,36
1,18
0,600
0,300
39,1
25,6 - 31,6
19,1 - 23,1
15,5
34,6
22,3 - 28,3
16,7 - 20,7
13,7
39,5
26,8 - 30,8
18,1 - 24,1
13,6 - 17,6
11,4
GRAFIK BTDC
GRADASI CONTINOUS
% PASSING
Trial Blend 3
Trial Blend 1
Trial Blend 2
0.075
2.36
19.0
36
2. . PERALATAN
a. Asphalt Mixing Plant
b. Wheel Loader
c. Dump Truck :
- bak terbuat dari logam yang rapat bersih,
disemprot sedikit air sabun atau larutan kapur
- bak ditutup rapat untuk menjamin suhu
campuran
d. Asphalt Finisher
Penghampar mekanis bermesin sendiri , mampu
menghampar, membentuk sesuai kelandaian dan
penampang melintang.
e. Three Wheel Roller
f. Pneumatic Tire Roller
g. Tandem Roller
Berat statis ketiga alat pemadat tidak kurang dari 6
ton
3. TOLERANSI DIMENSI
a. Tebal Lapisan
- Dipantau dengan benda uji inti ( core ), 2 pada
arah melintang dengan jarak 200m. Toleransi
tebal 3mm/tebal 3cm dan 5mm/ tebal lebih
dari 3cm.
- Tebal aktual rata rata semua benda uji inti per
ruas.
b. Kerataan Permukaan
- Diperiksa dengan mistar lurus panjang 3m
- Perbedaan tiap 2 titik pada setiap penampang
melintang tudak melampaui 5 mm dari elevasi
- Ketidakrataan arah sumbu memanjang tidak
boleh melampaui 5mm.
4. PELAKSANAAN
1. CAMPURAN
a. Komposisi campuran:
Campuran terdiri atas agregat dan
aspal.
Filler ditambahkan apabila
diperlukan.
b. Jenis Campuran :
* Latasir
* Lataston ( L. Permukaan, L. Pondasi)
* Laston ( Lapis Aspal Beton ) :
- Lapis Aus ( AC/WC )
- Lapis Pengikat ( AC/BC )
e. Alat pengering
Berputar dan mampu mengeringkan dan memanaskan
agregat
sampai suhu yang dipersyaratkan.
f. Ayakan ( Saringan )
Mampu mengayak seluruh agregatsampai ukuran dan porsi
yang disyaratkan
g. Penampung panas ( Hot Bin)
Kapasitas cukup , jumlah bin minimum 3 bh, sehingga
menjamin penyimpanan yang terpisah untuk masing-masing
fraksi. Tidak termasuk bahan pengisi
h. Unit pengendali aspal
Jenis penimbangan dan jenis meteran harus handal untuk
memperoleh jumlah aspal yang tepat
i. Pengukur suhu
- thermometer berlapis baja, dipasang di tempat mengalirnya
pasokan aspal
- instalasi juga dilengkapi dengan thermometer
AMP D0UBLEBAREL
4. PENGHAMPARAN
a. Penyiapan permukaan
- Permukaan yang rusak, tidak stabil harus diperbaiki terlebih
dahulu.
- Permukaan dibersihkan dari bahan lepas dengan sapu mekanis
dan dibantu manual bila perlu.
Lapis perekat atau lapis resap pengikat diterapkan spt di depan.
b. Penghamparan dan pembentukan
- Acuan tepi balok kayu dipasang sesuai garis dan ketinggian
- Sepatu alat penghampar dipanaskan, campuran dihampar dan
diratakan sesuai kelandaian, elevasi dan bentuk penampang
melintang.Dimulai dari lajur paling rendah.
- Selama penghamparan dan pembentukan mesin fibrasi
dipanaskan.
- Kecepatan alat diatur hingga tidak menyebabkan retak
permukaan atau koyak.
GEARBOX STREAK
c. Pemadatan
- Suhu campuran/hamparan selalu dipantau.
- Pemadatan awal dg pemadat roda baja, suhu 125-145C.
Pemadatan kedua dg pemadat roda karet, suhu 100-125C.
Pemadatan akhir dg pemadat roda baja, suhu > 95C.
- Pemadatan sejajar sumbu jalan ,dari tepi menuju arah sumbu,
kecuali superelevasi,dimulai dari yang rendah ke arah tinggi.
Lintasan yang berurutan harus tumpang tindih.
- Kecepatan pemadat roda baja maksimum 4 km/jam, roda
karet maksimum 10 km/jam.
- Operasi penggilasan dilaksanakan secara menerus.
- Roda baja dibasahi secukupnya dan roda karet diminyaki
sedikit unutk mencegah lengket.
- Alat berat dan pemadat tidak diijinkan di atas permukaan yg
baru dikerjakan, sampai permukaan dingin.
- Tepi perkerasan dipangkas agar bergaris rapi.
CONTOH TEMPERATUR
PELAKSANAAN
PEMADAT SECONDARY
ROLLING
URUTAN PEMADATAN
d. Sambungan
- Sambungan memanjang diatur
berada di pemisah jalur/lajur.
Sambungan melintang harus lurus
dihampar bertangga, pergeseran min
25 cm.
- Memasang campuran baru disebelah
campuran padat, tepi campuran padat
dipotong tegak lurus.
5. PENGENDALIAN MUTU
a. Ketentuan viskositas aspal dan suhu
campuran
prosedur pelaksanaan
viskositas
1. Pencampuran b.u. Marshall
0,2
2. Pemadatan b.u Marshall
0,4
3. Pencampuran maks di AMP tidak perlu
4. Pencampuran
0,2-0,5
5. Ke alat penghampar
0,5-1,0
6. Pemadatan awal
1-2
7. Pemadatan kedua
2-20
8. Pemadatan akhir
< 20
suhu camp.
155
145
165
145-155
130-150
125-145
100-125
> 90
b. Kepadatan
- Kepadatan campuran aspal tidak boleh kurang dari
97% Kepadatan Standar Kerja ( Job Standard Density
) untuk Laston dan 98% untuk campuran lainnya.
- Pengambilan dan pemadatan benda uji di
laboratorium
sesuai AASHTO 168.
c. Jumlah pengambilan benda uji
- Pengambilan dilakukan di instalasi pencampur atau
lokasi penghamparan.
- Frekwensi minimum pengujian ( lihat transparan )
- 6 cetakan Marshall dibuat tiap hari penghamparan,
dipadatkan pada suhu 145 C dengan 75 tumbukan
masing-masing permukaan , kepadatan ratarata /Marshall Harian.
- Pengambilan benda uji dengan mesin bor diameter
4 atau 6, diperiksa ketebalan,kepadatan dan kadar
aspal ( ekstraksi ).
b.Agregat Kasar
- terdiri atas batu pecah atau kerikil pecah dengan
gradasi
ukuran saringan (mm) % lewat
19 100
12.7
30-100
9,5 0-55
4.75
0-10
0,075
0-1
- bersih, keras, awet dan keausan maksimum 40%
- kelekatan minimum 95 % atau bila tidak
memenuhi dapat ditambahkan bahan aditif
c. Agregat Halus
- terdiri atas satu atau beberapa jenis pasir atau batu
pecah halus atau kombinasinya dengan gradasai
ukuran saringan (mm)
% lewat
Lasbutag Latasbusir
9,5
100
100
4,75
98-100
72-100
2,36
93-100
72-100
0.600
76-100
25-100
0,075
0-8
0-8
- nilai setara pasir minimum 50 %
2. CAMPURAN
a. campuran pada dasarnya terdiri atas agregat
kasar, agregat halus, Asbuton dan bahan
peremaja
b. Kadar aspal dalam campuran merupakan
penjumlahan dari :
* kadar bitumen asbuton
* aspal semen
* minyak berat peremaja
Kadar aspal efektif tidak boleh kurang dari
ketentuan yang disyaratkan
c. Gradasi Mineral Asbuton
- 100% lewat saringan no. 100
- 95% lewat saringan no. 200
3. PERALATAN
a. Umum
- instalasi pencampur aspal jenis takaran
- instalasi pencampur beton jenis takaran
kapasitas 500 kg
- beton molen kapasitas minimum 200 kg
b. Timbangan
- berat agregat ( weigh hopper)
- timbangan bahan peremaja (weigh bucket)
c. Tangki pencampur dan penyimpan bahan
peremaja
d. Pengeringan Asbuton
- drum pengering atau sinar matahari
e. Peralatan pengangkut
f. Peralatan penghampar
- alat penghampar mekanis
- alat penghampar manual
g. Peralatan pemadat
- alat pemadat roda baja bermesin sendiri terdiri
atas alat pemadat tiga roda damn alat
pemadat
dua roda dan,
- alat pemadat roda karet bermesin sendiri,
dilengkapi sikat pembersih roda
- penyemprotan roda dengan air tidak
diperkenankan
4. PELAKSANAAN
1. PEMBUATAN CAMPURAN
a. penyiapan bahan peremaja
b.penyiapan Asbuton
* pemecahan
* pengayakan
* pengeringan
c. penyiapan agregat
d. penyiapan pencampuran:
* pencampuran secara normal
* precoating
e. pemeraman
* minimum 6 hari, tinggi tumpukan maks 2 m
2. PENGHAMPARAN CAMPURAN
a. penyiapan permukaan
- permukaan perkerasan lama dibersihkan,
diberi
tack coat
- permukaan yang rusak diperbaiki terlebih
dahulu
b. penghamparan dan pengerjaan akhir
- pembentukan
- pelaksanaan setengah lebar jalan
- penghamparan dengan mesin
- penghamparan dengan tangan
- penguapan
c. pemadatan
- campuran dihampar, diratakan
- penggilasan terdiri atas 3 operasi:
* penggilasan awal (breakdown) da
* penggilasan kedua (utama ) waktu 1 jam
* penggilasan akhir/ penyelesaian dalam
waktu 2
minggu
d. tatacara pemadatan dan sambungansambungan
pada umumnya sesuai campuran aspal
panas
5. PENGENDALIAN MUTU
1. PEMERIKSAAN PERMUKAAN PERKERASAN
a. mistar lurus panjang 3m , untuk tegak lurus dan
sejajar sumbu jalan
b. pemeriksaan kerataan segera setelah
pemadatan
awal dan setelah pemadatan akhir
2. KETENTUAN PEMADATAN
kepadatan rata-rata tiap kelompok dari 4 buah
pengujian min 97%kepadatan Marshall ( dengan
metode Sand Cone )
3. PENGAMBILAN CONTOH
setiap 100 ton produksi, sesuai pengujian
campuran aspal panas
(cm)
4-5
-
100
95-100
0-5
100
95-100
0-5
100
95-100
0-5
100
95-100
0-5
d. Aspal
- aspal semen pen 80/100 atau pen 60/70
- aspal emulsi CRS1 atau CRS2 ( AASHTO
M208)
- aspal emulsi RS1 atau RS2 (AASHTO M140)
- aspal cair ( Rapid Curing) RC250 atau
RC800
- aspal cair ( Medium Curing) MC250 atau
MC800
8,5
7,5
6,0
5,5
5,2
4,4
2,5
aspal residu
kg/m2
kg/m2
25
25
25
25
25
25
25
3. PERALATAN
a. penumpukan bahan
* dump truck
* loader
b. di lapangan
* mekanis
- penggilas tandem atau roda tiga ( 6-8 ton)
- penggilas roda karet 10-12 ton (jika diperlukan)
- distributor aspal atau hand sprayer
- truk penebar agregat
* manual
- sapu, sikat, sekop, gerobag dorong dll
- ketel aspal
- penggilas seperti cara mekanik
4. PELAKSANAAN
1. PERSIAPAN LAPANGAN
a. profil memanjang dan melintang
b. permukaan bersih, kerusakan diperbaiki
c. permukaan aspal lama diberi Lapis Perekat;
lapis
Pondasi disemprot Lapis Resap Pengikat
2. PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN
a. suhu penyemprotan aspal
- pen 60/70
165 175
- pen 80/100
155-165
- emulsi
ruang, sesuai petunjuk pabrik
- RC/MC 250
80-90
b. metode mekanis
- penghamparan dan pemadatan agregat pokok
* kuantitas agregat sesuai persyaratan dan
permukaan rata
* kecepatanpemadatan awal 3 km/jam
* pemadatan dalam arah memanjang, mulai dari
tepi luar ke arah sumbu
* lintasan tumpang tindih setengah lebar roda
- penyemprotan aspal
* suhu dan takaran sesuai persyaratan dan takaran
- penebaran dan pemadatan agregat pengunci
* agregat pengunci ditebar segera sesudah penyemprotan
* rongga-rongga agregat pokok terisi
* pemadatan sampai agregat pengunci tertanam dan
terkunci
c. metode manual
- penghamparan dan pemadatan agregat pokok
* penebaran dilakukan secara manual
* pemadatan sesuai metode mekanis
- penyemprotan aspal
* menggunakan penyemprot tangan
* takaran penyemprotan sesuai persyaratan dan
merata
- penebaran dan pemadatan agregat pengunci
* dilaksanakan seperti agregat pokok
* takaran sesuai ketentuan
* pemadatan sesuai metode mekanis
5. PENGENDALIAN MUTU
1.BAHAN DAN KECAKAPAN KERJA
a. penyimpanan tiap fraksi terpisah; kebersihan dijaga
b. penyimpanan aspal tidak terjadi kebocoran dan
kemasukan air
c. suhu pemanasan aspal sesuai ketentuan di depan
d. toleransi tebal padat lapisan 1 cm
e. kerataan permukaan selama pemadatan
f. kerataan agregat pokok diukur dengan mistar lurus
panjang 3 , punggung jalan yang ambles tidak lebih
8 mm
g. sambungan memanjang dan melintang
2. LALU LINTAS
lalu lintas lewat setelah 2-4 jam setelah pek. selesai
Rehabilitasi Jalan:
- Overlay / pelapisan ulang (mahal)
Pavement Recycling/Stabilization
Machine Wirtgen WR2500
Pencampuran Foamed
Bitumen dengan recycled
material dalam Mixing
Chamber
Urut-urutan
peralatan:
-Recycling Machine WR2500
-Smooth Drum Compactor
-Water Tank Truck
-Motor Grader
-Tyre Roller Compactor
Foamed Bitumen
Recycled material
sebelum dipadatkan.
INH