No. 638/ND/X/7/2020
Sesuai Pasal 11 Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penerapan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB) Nomor 49
Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) dalam Masa Transisi, diatur bahwa penilaian
dan penetapan angka kredit atas kegiatan tugas JFP yang dilaksanakan mulai 1 Januari 2019 mengacu
pada Peraturan MenpanRB Nomor 49 Tahun 2018 tentang JFP. Dalam rangka memberikan
kejelasan/kesamaan perlakuan dalam penilaian dan penetapan angka kredit atas butir kegiatan JFP
pada periode transisi sampai dengan ditetapkannya peraturan pelaksanaan/teknis JFP, terlampir kami
sampaikan panduan penilaian dan penetapan angka kredit JFP sebagai acuan/panduan bagi Tim Penilai
Angka Kredit JFP baik di Pusat maupun Perwakilan. Panduan/kebijakan dimaksud diperuntukkan pula
bagi Para Pejabat Fungsional Pemeriksa (PFP) dan Pejabat yang Berwenang Mengusulkan Angka Kredit
(Pejabat Pengusul) dalam pengajuan/penyusunan Daftar Usulan Penilaian dan Penetapan Angka Kredit
(DUPAK) JFP.
Demikian nota dinas ini agar dapat menjadi perhatian dalam pelaksanaan penilaian dan
penetapan angka kredit JFP. Informasi dan penjelasan lebih lanjut atas panduan penilaian dan
penetapan angka kredit JFP dapat disampaikan melalui surat elektronik dengan alamat
jfp.sdm@bpk.go.id.
Sekretaris Jenderal
Bahtiar Arif
NIP 197005051990031001
Tembusan Yth.:
1. Wakil Ketua
2. Kepala Ditama Revbang
3. Tortama KN I – VII
4. Tortama Investigasi
5. Para Kepala BPK Perwakilan Provinsi
6. Para Pejabat Fungsional Pemeriksa
Lampiran Nota Dinas Sekretaris Jenderal
Nomor 638/ND/X/7/2020 tanggal 2 Juli 2020
Seri 01 2020
DAFTAR ISI
Halaman
A. Pendidikan .………………………..…………………………..…………………………..……………… 1
1. Mengikuti pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar Ijazah ……………….... 1
B. Diklat …………………………..…………………………..…………………………..……………………. 2
1. Mengikuti diklat Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) ……………..……………………….. 2
2. Mengikuti diklat fungsional/teknis yang mendukung tugas Pemeriksa …………….. 2
3. Mengikuti diklat dan sertifikasi jenjang jabatan ……………..………………………………… 3
4. Mengikuti diklat Prajabatan ……………..……………………………………………………………... 4
C. Pemeriksaan .………………………..…………………………..…………………………..…………… 4
1. Panduan umum dalam penilaian angka kredit subunsur pemeriksaan ……………… 4
2. Penyusunan Rencana Kegiatan Pemeriksaan (RKP) …………………………………………. 5
3. Pemeriksaan pendahuluan/interim ……………………..…………………………..……………… 6
4. Pemeriksaan Terinci .………………………..…………………………..…………………………..…….. 9
5. Pelaporan Informasi Rahasia …..…………………………..…………………………..……………… 13
6. Pemberian keterangan sebagai Ahli/Saksi Fakta …..…………………………..……………... 14
7. Pemeriksaan Banparpol .………………………..…………………………..…………………………… 14
8. Melakukan review silang . .………………………..…………………………..…………………………. 15
9. Evaluasi laporan hasil pemeriksaan Kantor Akuntan Publik (KAP) …………………... 15
10. Pembahasan atas Hasil Pengawasan Intern ……………………………………………………... 16
11. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) …………………………………….. 17
12. Pemantauan Kerugian Negara/Daerah …………………………………….................................. 17
13. Penyusunan bahan perumusan pendapat BPK ……………………………………................... 19
14. Penyusunan bahan penjelasan BPK ……………………………………......................................... 19
15. Kegiatan Pemeriksaan pada Satker Penunjang ……………………………………................... 20
16. Kegiatan pemeriksaan pada Satker Auditorat Pengelolaan Pemeriksaan (APP) … 20
Halaman
4. Mengikuti program magang/job attachment di lembaga pemeriksaan setingkat
BPK di negara lain …………………………………………..................................................................... 23
5. Mengikuti pelatihan internal (inhouse training), pemaparan (expose) perangkat
lunak pemeriksaan, dan knowledge transfer forum ……………………………………………. 23
6. Mengikuti seminar/lokakarya di bidang pemeriksaan ……………………………………… 24
7. Bentuk kegiatan pengembangan kompetensi di bidang pemeriksaan lainnya …… 26
8. Kegiatan pengembangan kompetensi di bidang pemeriksaan secara daring ……….. 27
9. Melaksanakan studi banding di bidang pemeriksaan ……………………………………….. 27
10. Memperoleh sertifikat profesi yang berkaitan dengan bidang pemeriksaan ……… 28
F. Lain-Lain …………………………………………….……………………………………………………… 33
1. Penilaian angka kredit sebelum diangkat menjadi PNS …………………………………….. 33
2. Penilaian angka kredit untuk pengangkatan JFP ………………………………………………. 34
A. Pendidikan
1) 50 angka kredit pada unsur utama sebagai tambahan nilai angka kredit subunsur
pendidikan formal.
2) 10 angka kredit pada unsur penunjang sebagai kegiatan perolehan ijazah/gelar
pendidikan lainnya.
B. Diklat
a. Diklat JFP merupakan diklat yang dipersyaratkan kepada CPNS atau PNS yang akan
diangkat dalam JFP pada jenjang jabatan Pemeriksa Ahli Pertama. Keikutsertaan dalam
diklat Jabatan Fungsional Pemeriksa Ahli Pertama (JFPAP) merupakan satu kesatuan
dengan diklat JFP.
b. Pemeriksa yang telah mengikuti dan lulus diklat JFP diberikan angka kredit sebesar 6.
c. Bukti pengajuan angka kredit berupa Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP).
C. Pemeriksaan
3. Pemeriksaan pendahuluan/interim
a. Kegiatan pemeriksaan pendahuluan/interim pada suatu objek pemeriksaan (entitas)
diberikan angka kredit sesuai jenjang JFP dalam satu rangkaian kegiatan baik perencanaan,
pelaksanaan, maupun pelaporan pemeriksaan pendahuluan/interim yaitu sebagai berikut:
1) Pemeriksa Ahli Utama, pemeriksa yang ditugaskan sebagai PJ/PM diberikan angka
kredit pada butir kegiatan JFP berikut:
a) Mengarahkan pengumpulan data dan informasi sebesar 0,4;
b) Me-review dan menyetujui P2 pendahuluan dari Pemeriksa Ahli Madya sebesar 0,4;
c) Mengarahkan pemeriksaan pendahuluan sebesar 0,1; dan
d) Me-review dan menyetujui Laporan Pemeriksaan Pendahuluan dari Pemeriksa Ahli
Madya sebesar 0,64.
2) Pemeriksa Ahli Madya, pemeriksa yang ditugaskan sebagai PT diberikan angka kredit
pada butir kegiatan JFP berikut:
a) Me-review konsep P2 pendahuluan dari Pemeriksa Ahli Muda sebesar 0,3;
b) Melaksanakan supervisi pemeriksaan pendahuluan sebesar 0,03;
c) Me-review KKP pemeriksaan pendahuluan yang telah di-review Pemeriksa Ahli Muda
sebesar 0,45; dan
d) Me-review konsep Laporan Pemeriksaan Pendahuluan dari Pemeriksa Ahli Muda
sebesar 0,45.
3) Pemeriksa Ahli Muda, pemeriksa yang ditugaskan sebagai KT diberikan angka kredit
pada butir kegiatan JFP berikut:
a) Menyusun konsep P2 pendahuluan sebesar 0,16;
b) Mengesahkan PKP pemeriksaan pendahuluan sebesar 0,16;
c) Memimpin pemeriksaan pendahuluan sebesar 0,02;
d) Me-review KKP pemeriksaan pendahuluan sebesar 0,36; dan
e) Menyusun konsep Laporan Pemeriksaan Pendahuluan sebesar 0,56.
4) Pemeriksa Ahli Pertama, pemeriksa yang ditugaskan sebagai AT diberikan angka kredit
pada butir kegiatan JFP berikut:
a) Melaksanakan administrasi penyusunan P2 AKN/P2 Perwakilan sebesar 0,1;
b) Menyusun PKP pemeriksaan pendahuluan sebesar 0,17;
Kepala BPK Perwakilan Provinsi Maluku menugaskan satu Tim Pemeriksa yang terdiri atas:
No. Nama Jabatan Waktu
1. Bambang (Pemeriksa Ahli Utama) PJ 5 hari
2. Budi (Pemeriksa Ahli Madya) PT 10 hari
3. Aji (Pemeriksa Ahli Muda) KT 30 hari
4. Rani (Pemeriksa Ahli Pertama) AT 30 hari
5. Adang (Pemeriksa Ahli Pertama) AT 30 hari
6. Bagus (Pemeriksa Ahli Pertama) AT 30 hari
untuk melakukan serangkaian kegiatan dalam rangka Pemeriksaan Interim atas Laporan
Keuangan Pemerintah Kota Tidore TA 2020, yang meliputi kegiatan penyusunan program,
pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan pendahuluan.
Atas penugasan tersebut, masing-masing pemeriksa dapat diberikan angka kredit sebagai
berikut:
1. Pemeriksa Ahli Utama
a. Mengarahkan pengumpulan data dan informasi sebesar 0,4;
b. Me-review dan menyetujui P2 pendahuluan dari Pemeriksa Ahli Madya sebesar 0,4;
c. Mengarahkan pemeriksaan pendahuluan sebesar 3,15 (0,1 x 6,3 x 5 hari); dan
d. Me-review dan menyetujui Laporan Pemeriksaan Pendahuluan dari Pemeriksa Ahli
Madya sebesar 0,64.
2. Pemeriksa Ahli Madya
a. Me-review konsep P2 pendahuluan dari Pemeriksa Ahli Muda sebesar 0,3;
b. Melaksanakan supervisi pemeriksaan pendahuluan sebesar 1,89 (0,03 x 6,3 x 10 hari);
c. Me-review KKP pemeriksaan pendahuluan yang telah di-review Pemeriksa Ahli Muda
sebesar 0,45; dan
d. Me-review konsep Laporan Pemeriksaan Pendahuluan dari Pemeriksa Ahli Muda
sebesar 0,45.
3. Pemeriksa Ahli Muda
a. Menyusun konsep P2 pendahuluan sebesar 0,16;
b. Mengesahkan PKP pemeriksaan pendahuluan sebesar 0,16;
c. Memimpin pemeriksaan pendahuluan sebesar 3,78 (0,02 x 6,3 x 30 hari);
d. Me-review KKP pemeriksaan pendahuluan sebesar 0,36; dan
e. Menyusun konsep Laporan Pemeriksaan Pendahuluan sebesar 0,56.
4. Pemeriksa Ahli Pertama
a. Melaksanakan administrasi penyusunan P2 AKN/P2 Perwakilan sebesar 0,1;
b. Menyusun PKP pemeriksaan pendahuluan sebesar 0,17;
c. Melaksanakan pemeriksaan pendahuluan sebesar 1,89 (0,01 x 6,3 x 30 hari);
d. Menyusun KKP pemeriksaan pendahuluan sebesar 0,21; dan
e. Melaksanakan administrasi dalam penyusunan LHP 0,18.
Jika terjadi kasus tugas limpah, misal dalam penugasan tersebut yang ditugaskan sebagai PT
adalah Pemeriksa Ahli Muda dan salah satu yang ditugaskan sebagai AT adalah Pemeriksa Ahli
Muda, maka pemberian angka kreditnya sebagai berikut:
1. Pemeriksa Ahli Muda yang ditugaskan sebagai PT (Tugas Limpah di atas jenjang
jabatannya)
a. Me-review konsep P2 pendahuluan dari Pemeriksa Ahli Muda sebesar 0,24 (80% x 0,3);
b. Melaksanakan supervisi pemeriksaan pendahuluan sebesar 1,512 (80% x 0,03 x 6,3 x
10 hari);
c. Me-review KKP pemeriksaan pendahuluan yang telah di-review Pemeriksa Ahli Muda
sebesar 0,36 (80% x 0,45); dan
4. Pemeriksaan Terinci
a. Kegiatan pemeriksaan terinci pada suatu objek pemeriksaan (entitas) diberikan angka
kredit sesuai jenjang JFP dalam satu rangkaian kegiatan baik perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan, dan penilaian kinerja pemeriksaan terinci yaitu sebagai berikut:
1) Pemeriksa Ahli Utama, pemeriksa yang ditugaskan sebagai PJ/ PM diberikan angka
kredit pada butir kegiatan JFP berikut:
a) Me-review dan menyetujui P2 dari Pemeriksa Ahli Madya sebesar 0,4;
b) Mengendalikan mutu pemeriksaan terinci sebesar 0,1;
c) Me-review kesesuaian konsep LHP dengan SPKN sebesar 0,32;
d) Me-review dan menyetujui LHP sebesar 0,2;
e) Me-review usulan konsep rekomendasi BPK sebesar 0,32;
f) Me-review dan menyetujui konsep bahan IHPS dari Pemeriksa Ahli Madya sebesar
0,48; dan
g) Menilai kinerja Pemeriksa Ahli Madya sebesar 0,32.
2) Pemeriksa Ahli Madya, pemeriksa yang ditugaskan sebagai PT diberikan angka kredit
pada butir kegiatan JFP berikut:
a) Me-review konsep P2 dari Pemeriksa Ahli Muda sebesar 0,36;
b) Mengendalikan teknis pemeriksaan terinci sebesar 0,03;
c) Me-review KKP pemeriksaan terinci yang telah di-review Pemeriksa Ahli Muda
sebesar 0,45;
d) Menganalisis dan me-review konsep LHP sebesar 0,39;
e) Me-review konsep LHP dari segi unsur temuan dan kaidah bahasa pelaporan sebesar
0,45;
f) Me-review usulan konsep rekomendasi BPK dari Pemeriksa Ahli Muda sebesar 0,36;
g) Melakukan pembahasan atas usulan konsep rekomendasi BPK sebesar 0,3;
h) Membuat surat keluar sebesar 0,24;
i) Me-review konsep bahan penyusunan IHPS dari Pemeriksa Ahli Muda sebesar 0,36;
j) Menilai kinerja Pemeriksa Ahli Muda sebesar 0,24.
3) Pemeriksa Ahli Muda, pemeriksa yang ditugaskan sebagai KT diberikan angka kredit
pada butir kegiatan JFP berikut:
a) Menyusun konsep P2 sebesar 0,4;
untuk melakukan serangkaian kegiatan dalam rangka Pemeriksaan Kinerja atas Efektifitas
Pengelolaan Kegiatan Inovasi di Kemenristekdikti TA 2020, yang meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan penilaian kinerja pemeriksaan.
Atas penugasan tersebut, masing-masing pemeriksa dapat diberikan angka kredit sebagai
berikut:
1. Pemeriksa Ahli Utama
a. Me-review dan menyetujui P2 dari Pemeriksa Ahli Madya sebesar 0,4;
b. Mengendalikan mutu pemeriksaan terinci sebesar 6,3 (0,1 x 6,3 x 10 hari);
c. Me-review kesesuaian konsep LHP dengan SPKN sebesar 0,32;
Jika terjadi kasus tugas limpah, misal dalam penugasan tersebut yang ditugaskan sebagai PT
adalah Pemeriksa Ahli Muda dan salah satu yang ditugaskan sebagai AT adalah Pemeriksa Ahli
Muda, maka pemberian angka kreditnya sebagai berikut:
1. Pemeriksa Ahli Muda yang ditugaskan sebagai PT (Tugas Limpah di atas jenjang
jabatannya)
a. Me-review konsep P2 dari Pemeriksa Ahli Muda sebesar 0,288 (80% x 0,36);
b. Mengendalikan teknis pemeriksaan terinci sebesar 3,024 (80% x 0,03 x 6,3 x 20 hari);
c. Me-review KKP pemeriksaan terinci yang telah di-review Pemeriksa Ahli Muda sebesar
0,36 (80% x 0,45);
d. Menganalisis dan me-review konsep LHP sebesar 0,319 (80% x 0,39);
e. Me-review konsep LHP dari segi unsur temuan dan kaidah bahasa pelaporan sebesar
0,36 (80% x 0,45);
f. Me-review usulan konsep rekomendasi BPK dari Pemeriksa Ahli Muda sebesar 0,288
(80% x 0,36);
g. Melakukan pembahasan atas usulan konsep rekomendasi BPK sebesar 0,24 (80% x
0,3);
h. Membuat surat keluar sebesar 0,192 (80% x 0,24);
i. Mereviu konsep bahan penyusunan IHPS dari Pemeriksa Ahli Muda sebesar 0,288 (80%
x 0,36); dan
j. Menilai kinerja Pemeriksa Ahli Muda sebesar 0,192 (80% x 0,24).
2. Pemeriksa Ahli Muda yang ditugaskan sebagai AT (Tugas limpah di bawah jenjang
jabatannya)
a. Melaksanakan administrasi penyusunan P2 sebesar 0,1;
b. Menyusun PKP pemeriksaan terinci sebesar 0,17;
c. Melaksanakan pemeriksaan terinci sebesar 3,15 (0,01 x 6,3 x 50 hari);
d. Menyusun KKP pemeriksaan terinci sebesar 0,21;
e. Melaksanakan administrasi penyusunan LHP sebesar 0,18;
f. Menyiapkan bahan dan data penyusunan LHP sebesar 0,14; dan
g. Menyiapkan bahan penyusunan IHPS sebesar 0,21.
a. Pemberian Keterangan Ahli merupakan proses pemberian keterangan oleh orang yang
kompeten (ahli) untuk pemeriksaan yang dilakukan di hadapan penyidik atau hakim
(proses di pengadilan) terkait kerugian negara/daerah yang diperoleh berdasarkan hasil
penghitungan kerugian negara/daerah dan akan menjadi salah satu alat bukti yang
digunakan untuk meyakinkan hakim, selain Laporan Hasil Pemeriksaan untuk
Penghitungan Kerugian Negara/Daerah.
b. Kegiatan memberikan keterangan sebagai Ahli/Saksi Fakta kepada Penyidik merupakan
bagian dari pelaksanaan pemeriksaan investigatif dalam rangka Penghitungan Kerugian
Negara (PKN).
c. Pemeriksa yang ditugaskan untuk memberikan keterangan sebagai Ahli/Saksi Fakta
kepada Penyidik diberikan angka kredit untuk setiap penugasan.
d. Bukti kegiatan berupa ST dan SKPP.
7. Pemeriksaan Banparpol
a. Pemeriksaan atas pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran Dana Bantuan
Keuangan Partai Politik, selanjutnya disebut Pemeriksaan Banparpol, merupakan PDTT
dalam bentuk Pemeriksaan Kepatuhan yang bertujuan untuk menilai apakah
pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran dana Banparpol yang bersumber dari
APBN/APBD telah sesuai (patuh) dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Penugasan pemeriksaan Banparpol pada suatu objek pemeriksaan (entitas) diberikan
angka kredit sesuai jenjang JFP dalam satu rangkaian kegiatan yaitu sebagai berikut:
1) Pemeriksa Ahli Utama, pemeriksa yang ditugaskan sebagai PJ/PM diberikan angka
kredit pada butir kegiatan JFP berikut:
a) Mengendalikan mutu pemeriksaan terinci sebesar 0,1;
b) Me-review kesesuaian konsep LHP dengan SPKN sebesar 0,32;
c) Me-review dan menyetujui LHP sebesar 0,2; dan
d) Menilai kinerja Pemeriksa Ahli Madya sebesar 0,32.
2) Pemeriksa Ahli Madya, pemeriksa yang ditugaskan sebagai PT diberikan angka kredit
pada butir kegiatan JFP berikut:
a) Mengendalikan teknis pemeriksaan terinci sebesar 0,03;
b) Me-review KKP pemeriksaan terinci yang telah di-review Pemeriksa Ahli Muda
sebesar 0,45;
c) Menganalisis dan me-review konsep LHP sebesar 0,39;
d) Me-review konsep LHP dari segi unsur temuan dan kaidah bahasa pelaporan sebesar
0,45;
e) Membuat surat keluar sebesar 0,24; dan
f) Menilai kinerja Pemeriksa Ahli Muda sebesar 0,24.
3) Pemeriksa Ahli Muda, pemeriksa yang ditugaskan sebagai KT diberikan angka kredit
pada butir kegiatan JFP berikut:
a) Mengesahkan PKP pemeriksaan terinci sebesar 0,16;
b) Memimpin pemeriksaan terinci sebesar 0,02;
c) Me-review KKP pemeriksaan terinci sebesar 0,36;
d) Menyajikan kelogisan substansi dalam konsep LHP sebesar 0,52;
e) Menyusun konsep LHP sesuai unsur-unsur temuan seperti kondisi, kriteria, sebab
dan akibat sebesar 0,4;
f) Menyiapkan konsep surat keluar sebesar 0,14; dan
g) Membuat penilaian Pemeriksa Ahli Pertama dalam pelaksanaan pemeriksaan 0,16.
4) Pemeriksa Ahli Pertama, pemeriksa yang ditugaskan sebagai AT diberikan angka kredit
pada butir kegiatan JFP berikut:
a) Menyusun PKP pemeriksaan terinci sebesar 0,17;
b) Melaksanakan pemeriksaan terinci sebesar 0,01;
c) Menyusun KKP pemeriksaan terinci sebesar 0,21;
d) Melaksanakan administrasi penyusunan LHP sebesar 0,18; dan
e) Menyiapkan bahan dan data penyusunan LHP sebesar 0,14.
c. Bukti kegiatan berupa ST dan SKPP. Jika ST tersebut merupakan ST Pemeriksaan Banparpol
pada beberapa entitas, maka pembagian tugas bagi Pemeriksa untuk setiap entitas harus
dicantumkan dalam SKPP.
(Referensi: Keputusan BPK Nomor 10/K/I-XIII.2/8/2017 tentang Panduan Pemeriksaan Atas
Laporan Pertanggungjawaban Banparpol)
pelaksanaan pemeriksaan oleh Akuntan Publik dengan Standar. Tim Evaluasi merupakan
PFP yang terdiri dari Pengendali Mutu, Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan Anggota Tim.
Kegiatan evaluasi dilakukan di Kantor BPK, Kantor KAP, dan apabila diperlukan ke
BUMN/D, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara terkait, untuk
melakukan pengujian kepatuhan KAP terhadap Standar dan kebijakan BPK lainnya.
(Referensi Pedoman Manajemen Penunjang Pemeriksaan/PMPP Bab IV).
b. Kegiatan evaluasi laporan hasil pemeriksaan KAP diberikan angka kredit sesuai jenjang
JFP pada butir kegiatan JFP sebagai berikut:
1) Pemeriksa Ahli Muda, melaksanakan evaluasi laporan hasil pelaksanaan Pemeriksaan
KAP dengan angka kredit sebesar 0,22;
2) Pemeriksa Ahli Madya, menyusun laporan evaluasi atas hasil pelaksanaan
Pemeriksaan KAP dengan angka kredit sebesar 0,45;
3) Pemeriksa Ahli Utama, me-review laporan evaluasi atas hasil pelaksanaan Pemeriksaan
KAP dengan angka kredit sebesar 0,68.
Bagi Pemeriksa Ahli Pertama yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan evaluasi KAP
dapat diberikan angka kredit Tugas Limpah Pemeriksa Ahli Muda sebesar 0,176 (80% x
0,22).
c. Apabila terdapat kegiatan evaluasi KAP yang pelaksanaannya memerlukan pengumpulan
data, analisis, dan evaluasi di kantor KAP, lokasi entitas, dan/atau pihak terkait lainnya,
maka dapat diberikan angka kredit sebagaimana angka kredit untuk tahap pelaksanaan
pemeriksaan terinci (berdasarkan jumlah jam pelaksanaan/mandays), dengan rincian
butir kegiatan JFP sebagai berikut:
1) Mengendalikan mutu pemeriksaan terinci sebesar 0,1 bagi Pemeriksa Ahli Utama;
2) Mengendalikan teknis pemeriksaan terinci sebesar 0,03 bagi Pemeriksa Ahli Madya;
3) Memimpin pemeriksaan terinci sebesar 0,02 bagi Pemeriksa Ahli Muda; dan
4) Melaksanakan tugas-tugas dalam pelaksanaan pemeriksaan terinci sebesar 0,01 bagi
Pemeriksa Ahli Pertama.
d. Bukti kegiatan berupa ST dari Pemberi Tugas yang berwenang sesuai PMPP dan SKPP.
D. Pengembangan Profesi
c. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk tim sesuai penugasan dari Pimpinan
Satker. Setiap pemeriksa yang terlibat dapat diberikan angka kredit sebagaimana
dimaksud pada butir a.
d. Pemberian penugasan merupakan kewenangan dan tanggung jawab dari Pimpinan Satker
dengan tetap memperhatikan aspek kewajaran dan beban kerjanya.
e. Pengajuan angka kredit harus didukung:
1) ST/SP2 dari Pimpinan Satker.
2) Laporan kegiatan dapat berupa bukti permintaan masukan dan bukti/dokumen
pemberian masukan, dan/atau bukti pendukung lainnya yang relevan.
Pemberian angka kredit untuk kegiatan ini dibatasi paling banyak dua kali kegiatan dalam
sehari dan tidak boleh bersamaan dengan kegiatan pengembangan kompetensi lainnya,
seperti diklat, seminar, workshop, studi banding, dsb.
f. Bukti kegiatan berupa:
1) ST dari Pemberi Tugas/Surat Perintah Penugasan (SP2) dari Pimpinan Satker/Surat
Penugasan lainnya yang relevan;
2) Daftar hadir peserta yang dibubuhi pengesahan/tanda tangan dari Kepala Subbagian
Administrasi SDM pada AKN/AUI atau Kepala Subbagian SDM pada BPK Perwakilan
atau Pejabat yang menangani SDM di lingkup Satker; dan
3) Materi pelatihan internal (inhouse training), pemaparan (expose) perangkat lunak
pemeriksaan, dan knowledge transfer forum dalam bentuk tampilan/slide paparan
sebagaimana mestinya.
g. Kegiatan pelatihan internal (inhouse training), pemaparan (expose) perangkat lunak
pemeriksaan, dan knowledge transfer forum tidak dapat dilaksanakan bersamaan dengan
Pemeriksaan Terinci dan Pemeriksaan Pendahuluan baik pada Pemeriksaan Laporan
Keuangan, Kinerja, PDTT Investigasi, maupun PDTT Noninvestigasi, serta Penugasan
pemeriksaan lainnya yang angka kreditnya diberikan/dihitung setiap jam pelaksanaan
kegiatan. Dalam kondisi tertentu, Pemberi Tugas dapat memberikan persetujuan untuk
mengikuti kegiatan bersamaan dengan pelaksanaan pemeriksaan dimaksud dengan tetap
memperhatikan kewajaran penugasan dan beban kerjanya. Persetujuan tersebut
dibuktikan dengan Surat Tugas (ST)/Instruksi Dinas (ID) dari Pemberi Tugas.
h. Kegiatan pelatihan internal (inhouse training), pemaparan (expose) perangkat lunak
pemeriksaan, dan knowledge transfer forum yang dilaksanakan pada hari libur tidak
diberikan angka kredit.
i. Pemberian penugasan merupakan tanggung jawab dan wewenang Pemberi
Tugas/Pimpinan Satker dengan tetap memperhatikan aspek kewajaran dan beban
kerjanya.
Pemberian angka kredit kegiatan ini dibatasi paling banyak satu kali kegiatan dalam sehari
dan tidak boleh bersamaan dengan kegiatan pengembangan kompetensi lainnya.
g. Kegiatan studi banding pada suatu objek/institusi hanya diberikan angka kredit satu kali,
meskipun didukung lebih dari satu laporan studi banding.
h. Pemberian penugasan merupakan tanggung jawab dan wewenang Pemberi
Tugas/Pimpinan Satker dengan tetap memperhatikan aspek kewajaran dan beban
kerjanya.
i. Bukti kegiatan berupa:
1) ST dari Pimpinan Satker; dan
2) Laporan hasil studi banding, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) telah disahkan oleh Pemberi Tugas;
b) paling sedikit memuat latar belakang, maksud dan tujuan, analisis, dan simpulan
hasil studi banding; dan
c) dilengkapi dengan foto/dokumentasi kegiatan, daftar hadir, dan bukti kunjungan
yang ditandatangani oleh Pejabat berwenang di instansi/objek studi banding.
E. Penunjang
1. Pengajar/ instruktur/ narasumber pada unit diklat di BPK atau Instansi lain
a. Pengajar/Instruktur/Narasumber adalah orang yang ditugaskan untuk memberikan
pengajaran sekaligus memberikan latihan atau bimbingan dan memberikan informasi
yang bermanfaat kepada peserta yang diajarkan di Badiklat atau lembaga lain di luar
Badiklat PKN. Kegiatan menjadi coach/mentor/penguji dalam diklat dapat disetarakan
dengan pengajar/instruktur/narasumber diklat.
b. Angka kredit diberikan sebesar 0,04 per jam mengajar untuk setiap individu yang
memperoleh penugasan mengajar diklat.
c. Bukti kegiatan berupa:
1) ST/SP2 dari Pimpinan Satker
2) Surat keterangan mengajar dari Penyelenggara dan jadwal mengajar yang salah
satunya berisi keterangan jumlah jam mengajar diklat.
d. Standar jam mengajar diklat mengacu pada ketentuan di bidang penyelenggaraan diklat.
Penilaian angka kredit atas mengajar diklat yang diselenggarakan oleh penyelenggara di
luar Badan Diklat PKN harus terlebih dahulu memperoleh pengesahan dan penyetaraan
jam mengajar diklat dari Badan Diklat PKN.
e. Kegiatan tugas perbantuan mengajar/mengampu perkuliahan di bidang pemeriksaan
pada Perguruan Tinggi/Universitas dapat disetarakan dengan kegiatan mengajar diklat
sepanjang didukung dengan bukti-bukti sebagai berikut:
1) Surat Permintaan Perbantuan Mengajar dari Perguruan Tinggi/Universitas;
2) Surat Rekomendasi dari atasan setingkat Pejabat Pimpinan Tinggi Madya; dan
3) Surat Penunjukan Mengajar dari Perguruan Tinggi/Universitas.
Pemberian angka kredit didasarkan pada jumlah konversi Satuan Kredit Semester (SKS)
ke dalam jam mengajar diklat.
12. Pendamping konsultan dan/atau pimpinan, pejabat BPK terkait dengan pengembangan
pemeriksaan dan/atau kelembagaan
a. Pendamping konsultan dan/atau Pimpinan, Pejabat BPK terkait dengan pengembangan
pemeriksaan adalah kegiatan mendampingi konsultan dan/atau Pimpinan, Pejabat BPK
terkait dengan pengembangan pemeriksaan, termasuk kegiatan menyiapkan materi-
materi/bahan-bahan yang dibutuhkan oleh konsultan dan/atau Pimpinan, Pejabat BPK.
b. Angka kredit diberikan sebesar 0,02 untuk setiap penugasan/kegiatan
pendampingan/penyiapan bahan per individu.
c. Kegiatan menghadiri Raker, Rakor, Rakornis, dan kegiatan semisalnya dapat diberikan
angka kredit setara dengan kegiatan pendampingan.
d. Bukti kegiatan berupa ST/SP2 dari Pimpinan Satker dan laporan kegiatan.
F. Lain-Lain