Anda di halaman 1dari 8

METODE PEKERJAAN

SUB KATEGORI FUNCTIONAL OVERLAY 60 MM (1 LAPIS


AC-WC L RATA-RATA 60 MM), KATEGORI PEKERJAAN
PERKERASAN LENTUR

PT. BUMI KARSA


2022

1
1.1. LASTON LAPIS AUS ASBUTON BERBUTIR (AC-WC ASB BERBUTIR)
❖ URAIAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata, lapis
fondasi, lapis antara atau lapis aus campuran beraspal panas yang terdiri dari agregat
dan aspal modifikasi asbuton yang dicampur secara panas di atas lapis fondasi atau
permukaan jalan yang memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang yang
ditunjukkan dalam Gambar. Semua campuran dirancang dalam spesifikasi ini untuk
menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga
udara, stabilitas, kelenturan, dan keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana.
Penggunaan jenis Asbuton sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar ataupun
dokumen kontrak. Persentase pemakaian Asbuton Butir B 5/20 dibatasi dari 2% sampai
dengan 3%, sedangkan Asbuton Butir B 50/30 dibatasi dari 7% sampai dengan 10%
masingmasing terhadap berat total campuran beraspal panas dengan Aspal Pen.60-70
berdasarkan percobaan laboratorium dan lapangan sebagaimana tertuang dalam
Rumus Campuran Kerja (JMF) serta dengan memperhatikan penyerapan agregat yang
digunakan.

❖ VOLUME PEKERJAAN
Estimasi volume pekerjaan adalah ........... Ton

❖ TENAGA
1. Pekerja
2. Mandor

❖ PERALATAN
1. Wheel Loader
2. Asphalt Mixing Plant
3. Generator Set
4. Dump Truck
5. Asphalt Finisher
6. Tandem Roller
7. P.Tire Roller
8. Alat Bantu

❖ BAHAN / MATERIAL
1. Agregat Kasar
Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan ayakan No.4 (4,75
mm) yang dilakukan secara basah dan harus bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau
bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel
berikut;

2
2. Filler/Abu batu (AASHTO M303-89(2014)
3. Aspal pen 60/70

4. Asbuton
Asbuton butir Tipe B 5/20 atau B 50/30 harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:
Ketentuan Asbuton Butir

3
❖ JADWAL PELAKSANAAN
Jadwal Pelaksanaan untuk Pekerjaan ini adalah 2 bulan sesuai dengan Dokumen Jadwal
Pelaksanaan yang diajukan bersama dengan Dokumen Penawaran ini.

❖ METODE PELAKSANAAN
Urutan Pelaksanaan:
1. Pengarahan/Persiapan Rambu2 ( K3 ) & Traffic Management
2. Identifikasi bahaya dan resiko yang akan timbul dalam pelaksanaan pekerjaan
3. Pengajuan request kepada Konsultan Pengawas dan Direksi sebelum melakukan
pekerjaan.
4. Pembersihan lokasi pekerjaan
5. Pengukuran dan pembuatan garis bantu
6. Penyiapan material aspal, aggregat dan bahan pengisi tambahan (filler added)
serta peralatan kerja
7. Pembuatan dan produksi campuran di Plant sesuai dengan proporsi yang telah
dirumuskan dalam campuran kerja (JMF) yang telah disetujui oleh Konsultan dan
direksi dengan temperatur yang tidak melampaui suhu maksimum yang disyaratkan.
• Proses pencampuran Asbuton B 5/20 dengan cara basah dilaksanakan dengan
tahapan agregat dipanaskan di dalam dryer dan ditimbang sesuai proporsi
masing-masing, kemudian dimasukkan ke dalam pugmill. Agregat tersebut
dicampur selama 10 detik kemudian ditambahkan aspal dan dicampur selama
20 detik. Asbuton B 5/20 dari silofiller dimasukkan ke pugmill sesuai proporsinya dan
dicampur dengan agregat dan aspal selama 15 detik.
• Proses pencampuran Asbuton B 50/30 dengan cara kering dilakukan dengan
tahapan agregat dipanaskan di dalam dryer dan ditimbang sesuai proporsi
masing-masing. Kemudian Asbuton B 50/30 dimasukkan ke dalam timbangan
agregat sesuai proporsi melalui feeder system. Agregat dan Asbuton B 50/30
dimasukkan ke dalam pugmill dan dicampur selama 20 detik, kemudian
dimasukkan aspal dan dicampur sekitar 20 detik
8. Pengangkutan ke lokasi pekerjaan dengan Dump Truck
9. Penghamparan Campuran dengan Asphalt Finisher
10. Pemadatan dengan Tandem Roller dan Tire Roller
Tahapan Persiapan
1. Persiapan pelaksanaan K3 Seluruh Area yang mencangkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

4
2. Menyerahkan contoh bahan yang disetujui penggunaannya kepada direksi
Pekerjaan untuk disimpan selama periode kontrak sebagai pedoman atau rujukan.
3. Menyerahkan kepada direksi, bahan aspal yang diusulkan berikut keterangan asal
sumbernya, data-data pengujian sifat-sifatnya baik sebelum maupun sesudah
pengujian, kehilangan berat aspal sesuai prosedur diisyaratkan.
4. Menyerahkan kepada direksi pekerjaan data-data hasil pengujian seluruh bahan
secara tertulis serta laporan tertulis setiap pemasokan aspal beserta data sifat-sifat
bahan sesuai yang diisyaratkan.
5. Menyerahkan kepada direksi, rumus perbandingan campuran beserta data-data
hasil pengujian yang mendukung sesuai dengan yang disyaratkan secara tertulis.
6. Sebelum pekerjaan pengaspalan dimulai, harus dilaksanakan percobaan
pemadatan (trial compaction).
7. Penyiapan Gambar Kerja dan instalasi Titik bantu pekerjaan
8. Dilaksanakan stake out yaitu pemasangan patok-patok di center line badan
landasan. Dari Patok center line off set posisi tepi inner perkerasan aspal dan posisi
tepi luar perkerasan aspal. Kemudian dilakukan joint survey dengan Konsultan
pengawas.
9. Persiapan peralatan kerja yang harus dalam kondisi siap beroperasi dan alat-alat
bantu harus bersih dari material bitumen yang melekat. Tersedia selalu penutup atau
terpal, untuk keadaan darurat seperti hujan, angin dingin.
10. Melakukan pengecekan dan penyiapan tenaga kerja/personil.
11. Pengecekan cuaca apakah memenuhi syarat untuk dilaksanakan pengaspalan.
Tahapan Pelaksanaan
1. Pencampuran material sesuai dengan JMF yang telah disepakati sebelumnya
menggunakan Asphalt Mixing Plant (AMP) dengan suhu hingga 160°C yang dibantu
dengan wheel loader.
2. Pengangkutan aspal dengan Dump Truck. Setiap Dump Truck harus ditimbang
setelah dimuati dan harus ada catatan mengenai berat kotor, berat bersih, berat
kendaraan, dan waktu operasi pengangkutan.
3. Melakukan pengecekan suhu aspal sebelum melakukan penghamparan, adapun
ketentuan temperatur pencampuran dan pemadatan sebagai berikut:

4. Hotmix dihampar pada permukaan yang telah disetujui. Permukaan yang akan
dihampar harus dibersihkan sebelum penghamparan dari bahan yang lepas
dengan menggunakan sapu mekanis yang disetujui direksi pekerjaan dibantu
dengan cara manual bila diperlukan.
5. Setelah lahan pengaspalan siap dan telah disetujui Konsultan Pengawas dilakukan
pengaspalan dengan urutan sebagai berikut :
o Dibuat garis lurus dari kapur, pertama garis lurus untuk screed plate, kedua garis
kapur untuk rantai Waktu pengaspalan harus lurus dengan garis kapur yang ada.

5
Material aspal beton boleh dihampar setelah mendapat persetujuan dari teknisi
laboratorium dan Konsultan Pengawas.
o Harus diperhatikan kelurusan Asphalt Finisher menurut garis kapur yang ada. Jika
sudah jalan, ternyata aspal lebih tebal dari yang dibutuhkan, maka thickness
harus dicek lagi sampai didapat tebal yang dibutuhkan, baru diberi tanda pada
garis yang ada untuk pekerjaan selanjutnya.
o Sebelum memulai penghamparan sepatu (screed) alat penghampar harus
dipanaskan. Campuran aspal dihampar dan diratakan sesuai dengan
kelandaian, elevasi, serta bentuk penampang melintang yang disyaratkan.
o Penghamparan dimulai dari elevasi permukaan yang lebih rendah menuju
elevasi permukaan yang lebih tinggi.
o Waktu Dump Truck satu sudah selesai, dan ternyata aspal di dalam hopper akan
habis, maka hopper cepat ditutup, untuk menjatuhkan aspal yang dipinggir
hopper. Kemudian dibuka lagi dan baru Dump Truck yang kedua, demikian
seterusnya.
o Dump Truck tidak boleh membentur Asphalt Finisher dan Asphalt Finisher yang
boleh membentur dan mendorong Dump Truck pada saat pengisian. Crawler
atau roda Asphalt Finisher tidak boleh menginjak ceceran campuran.
o Waktu bekerja hopper harus selalu penuh, jika Dump Truck terlambat terpaksa
Asphalt Finisher berhenti dan maju beberapa meter untuk dipadatkan. Setelah
Dump Truck datang, Asphalt Finisher mundur lagi untuk meneruskan
kelanjutannya. Temperatur sisa campuran aspal yang belum dihampar dijaga
agar tidak kurang dari temperatur yang disyaratkan. siklus pengisian aspal dari
Dump Truck ke Asphalt Finisher tidak boleh terlambat.
o Alat penghampar dioperasikan dengan kecepatan yang disetujui oleh direksi
pekerjaan dan dijaga agar tetap stabil selama penghamparan dan
pembentukan.
o Bila terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka alat
penghampar dihentikan dan dijalankan lagi setelah diketahui penyebab dari
terjadinya hal tersebut serta dilakukan perbaikan.
o Sambungan longitudinal pada satu lapisan harus menggeser dari sambungan
pada lapisan dibawahnya kira-kira 15 cm. Namun sambungan pada lapisan
teratas harus pada sumbu (center line) mempunyai lebih dari 2 lajur, kecuali
ditentukan lain.
6. Setelah campuran aspal dihampar, maka harus dipadatkan dengan digilas.
Penggilasan harus 3 tahap sebagai berikut :
o Penggilasan awal (break down rolling) → Tandem Roller
o Penggilasan sekunder (intermediate rolling) → P. Tyre Roller
o Penggilasan akhir (finishing rolling) → Tandem Roller
7. Penggilasan awal atau pemadatan awal dengan Tandem Roller pada suhu hotmix
yang diperlihatkan pada tabel sebelumnya, untuk itu harus dijaga suhu hotmix dari
Plant dan saat perjalanan dari AMP ke lokasi penghamparan.
8. Pertama-tama penggilasan dilakukan pada sambungan melintang yang telah
dipasang kasau, dengan ketebalan yang diperlukan untuk menahan campuran
aspal akibat penggilasan. Bila sambungan melintang dibuat untuk menyambung
lajur yang dikerjakan sebelumnya maka lintasan awal harus dilakukan sepanjang
sambungan memanjang untuk jarak yang pendek.
9. Penggilasan dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian dari tepi
luar. Penggilasan dilanjutkan sejajar dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah
sumbu jalan. Pada super elevasi tikungan penggilasan dimulai dari tempat yang
rendah ke tempat yang tinggi, lintasan berurutan harus saling tumpang tindih
(overlap) minimum setengah lebar roda dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh

6
berakhir pada titik yang kurang dari meter dari lintasan sebelumnya. Pemadatan
bagian tepi jalan harus dilakukan sampai daerah diluar pengaspalan selebar 3 – 5
cm.
10. Penggilasan pada sambungan memanjang dimulai dengan menggilas lajur yang
telah dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari lebar roda penggilas yang
menggilas tepi sambungan yang belum dipadatkan. Selanjutnya alat pemadat
digeser sedikit demi sedikit melewati sambungan sampai diperoleh sambungan
yang dipadatkan dengan rapi.
11. Perapihan, Pembersihan serta Pengendalian Mutu dan Pemeriksaan hasil pekerjaan

❖ ILUSTRASI PEKERJAAN

❖ TABEL TAHAPAN PEKERJAAN


Periode Pelaksanaan (Hari)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Dst
Laston lapis Aus Asbuton
1 Penyiapan Shop Drawing
2 Pengajuan Ijin Pelaksanaan
3 Penyiapan Manajemen Safety K3
4 Penyiapan Tenaga Kerja & Alat
5 Penyiapan Material
6 Pembuatan Campura Kerja (IMF)
7 Trial Mix
8 Pencampuran di Plant (AMP)
9 Pengangkutan ke lokasi Pekerjaan
10 Penghamparan Campuran
11 Pemadatan
12 Perapihan, Pembersihan serta Pemeriksaan Hasil Pekerjaan

7
❖ BAGAN ALIR PEKERJAAN

Anda mungkin juga menyukai