Anda di halaman 1dari 30

Spesifikasi Teknik

SPESIFIKASI TEKNIK
DAFTAR ISI
A. SPESIFIKASI TEKNIK
1. Umum ......................................................................................................... 1
1.1. Spesifikasi Dasar .................................................................................... 1
1.2. Tenaga kerja dan peralatan ................................................................... 2
1.3. Tindakan pengamanan bagi keselamatan .............................................. 2
1.4. Sarana Umum ......................................................................................... 3
1.5. Menghubungi aparat .............................................................................. 3
1.6. Pengukuran dan pematokaan (Seeting out/uitzet)................................... 4
1.7. Pemasangan profil (Bouwplank)............................................................. 4
2. Pekerjaan Tanah............................................................................................. 5
2.1. Umum..................................................................................................... 5
2.1.1. Pekerjaan clearingdan striping/pembersihan dan pengupasan..... 5
2.2. Pekerjaan galian dan timbunan .............................................................. 5
2.2.1. Klasifikasi material galian........................................................... 5
2.2.2. Klasifikasi pekerjaan galian ........................................................ 6
a. Galian tanah (Common Soil) ...................................................... 6
b. Galian Batuan Lapuk (Weathered Rock)…………………......... 7
c. Galian Sedimentasi ………………………………………......... 7
d. Galian Batu Keras (Rock) …………………………………....... 7
2.2.3. Pelaksanaan pekerjaan tanah ....................................................... 8
2.2.4. Tempat pembuangan hasil galian ................................................ 8
2.2.5. Pekerjaan galian batu .................................................................. 8
2.2.6. Penggalian tanah jelek ................................................................ 8
2.2.7. Pembentukan dan perapihan galian saluran ................................ 9
2.2.8. Trimming saluran (Perapihan saluran) ........................................ 9
2.2.9. Pekerjaan timbunan tanah ........................................................... 10
2.2.10. Tambahan untuk penurunan tanah .............................................. 10
2.2.11. Pembentukan dan perapihan timbunan........................................ 10
2.3. Pekerjaan tanah dibangunan .................................................................. 11
2.3.1. Pengeringan pada penggalian (Dewatering)................................ 11
2.3.2. Penggalian pada bangunan .......................................................... 11
Spesifikasi Teknik

2.3.3. Kelebihan penggalian pada bangunan ........................................ 11


2.3.4. Perapihan permukaan galian bangunan ...................................... 11
2.3.5. Penimbunan dan pemadatan tanah .............................................. 11
3. Pekerjaan Batu .............................................................................................. 12
3.1. Pasangan Batu......................................................................................... 12
3.1.1. Umum ......................................................................................... 12
3.1.2. Bahan – Bahan............................................................................. 12
3.1.2.1.......Semen ..............................................................................
............................................................................................13
3.1.2.2......Batu...................................................................................
............................................................................................13
3.1.2.3......Pasir...................................................................................
............................................................................................13
3.1.2.4......Air.....................................................................................
............................................................................................13
3.1.3. Mortar ………………………………………………………..... 13
3.1.4. Siaran dan plesteran .................................................................... 13
3.1.5. Contoh pekerjaan ........................................................................ 14
3.1.6. Pelaksanaan dalam cuaca buruk .................................................. 14
3.2. Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu ................................. 15
3.3. Lobang Pembuangan (Weep Hole/Pipa Drainase)………………......... 15
3.4. Sambungan gerak sederhana .................................................................. 15
3.5. Urugan tanah dibelakang pasangan batu ................................................ 15
4. Pekerjaan lain lain.......................................................................................... 16
5. Penutup.......................................................................................................... 16
Spesifikasi Teknik

SPESIFIKASI TEKNIK

Keterangan :
Spesifikasi teknik disusun oleh tim teknik OPSDA V berdasarkan jenis pekerjaan yang
akan di laksanakan dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/ produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin menggunakan standar nasional;
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumklan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat –syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

1. UMUM
1.1. Spesifikasi Dasar
Kecuali ditentukan lain, bahan dan hasil pekerjaan harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pemasukkan
Surat penawaran. Spesifikasi lain mungkin dapat disubstitusikan atas
ketetapan Direksi.
Tim Pelaksana harus menyediakan dilapangan sekurang – kurangnya satu
salinan : Standar Nasional Indonesia yang ditentukan dalam Spesifikasi atau
Standar lainnya yang disetujui untuk bahan yang disuplai dari hasil-hasil
pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan pada pekerjaan. Standar tersebut
Spesifikasi Teknik

harus tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan dan penggunaan


oleh Direksi.
Bahan dan hasil pekerjaan yang sepenuhnya tidak diperinci atau tidak
dicakup oleh Standar Nasional Indonesi atau Standar lain yang telah
disetujui haruslah bahan dan hasil pekerjaan semacam untuk klas satu.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan
atau dimasukkan untuk digunakan dalam pekerjaan cocok untuk maksud
tersebut dan keputusan Direksi dalam hal ini menentukan.
1.2. Tenaga Kerja dan Peralatan
Tim Pelaksana diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang bertanggung
jawab dan terampil dalam bidang – bidang keahlian yang dibutuhkan oleh
pekerjaan serta dalam jumlah yang memadai untuk menyelesaikan volume
pekerjaan sesuai dengan jadwalnya.
Daftar dari pekerja ini beserta kualifikasinya, terutama tenaga kerja inti,
harus diserahkan kepada Direksi sebelum memulai pekerjaan . Setiap
penambahan, pengurangan, dan penggantian tenaga kerja inti harus
dilaporkan kepada Direksi . Tim Pelaksana juga diwajibkan untuk mengikut
sertakan dan memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
Tim Pelaksana harus menyediakan alat – alat kerja/bantu dalam kondisi
yang baik dalam jumlah yang secukupnya sesuai dengan kebutuhan agar
dapat menyelesaikan pekerjaan pada waktunya. Alat – alat ini harus dibuat
daftarnya dan diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan
sebelum memulai seluruh pekerjaan.
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan dan hambatan ini
menurut Direksi dikarenakan oleh kurangnya tenaga kerja atau peralatan
atau kurang memenuhi syaratnya beberapa pekerja dan perlatan, maka
Direksi berhak memerintahkan Tim Pelaksana untuk menambah atau
mengganti tenaga kerja dan peralatan tersebut.
1.3. Tindakan Pengamanan Bagi Keselamatan
Tim Pelaksana harus menyelenggarakan, membangun tanda – tanda bahaya
dan isyarat – isyarat yang sesuai dan cukup, serta harus mengambil tindakan
pencegahan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan dan keselamatan
Spesifikasi Teknik

umum, Jalan – Jalan yang tertutup bagi lalu lintas harus dilindungi dengan
perintang yang cukup, perintang tersebut harus diberi penerangan atau
lampu dan harus dinyalakan mulai matahari terbenam hingga matahari
terbit.

1.4. Sarana Umum


Bila jalan – jalan dan sarana umum lainnya (air, listrik, telepon, dan lain-lain)
yang ada memotong atau berhubungan dengan tempat pekerjaan, Tim
Pelaksana harus mendapatkan persetujuan secara tertulis dari yang
berwenang , terhadap usulan pekerjaan sementara taau pekerjaan tetap yang
akan mempengaruhi pekerjaan pelayanan umum tersebut.
Bangunan kepentingan umum diatas baik mungkin atau tidak terlihat
didalam gambar, tetapi Tim Pelaksana harus harus bertanggungjawab untuk
keamanan dan kelangsungan fungsi dari jalan dan sarana umum tersebut
selama pelaksanaan pekerjaan.
1.5. Menghubungi Aparat
Tim Pelaksana sebelum memulai pekerjaan, bersama Direksi harus
menghubungi terlebih dahulu para Kepala Desa/Ketua P3A/Aparat Desa
lainnya yang berwenang dari wilayah kerjanya untuk memberitahukan
kehadiran dan menjelaskan semua rencana kerjanya sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan didaerah tersebut. Hal ini perlu mengingat, terutama
untuk bangunan irigasi atau yang lainnya adalah menyangkut langsung
kepentingan warga desa tersebut sehingga dapat bekerjasama dengan
penduduk yang terkena dampat langsung dengan adanya pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
1.6. Pengukuran dan Pematokan (Setting out /Uitzet)
Sebelum memulai pekerjaan , pembuatan Pasangan Batu atau bangunan –
bangunan, atau yang lainnya , Tim Pelaksana terlebih dahulu harus
mengadakan pengukuran /Uitzet dengan pengawasan Direksi. Alat yang
dipakai dalam pengukuran ini minimal adalah alat waterphas atau yang
sejenisnya. Pengikatan dalam pengukuran ini dilakukan terhadap patok-
patok tertentu yang berfungsi sebagai titik tetap yang lokasinya akan
ditunjukan oleh Direksi. Data ketinggian dan detail penjelasan tentang titik
Spesifikasi Teknik

tetap ini dapat diperoleh dengan mengajukan permintaan tertulis kepada


Direksi .
Hasil pengukuran uitzet ini, berupa data dan gambar sket pengukuran,
harus diserahkan kepada Direksi hasil ini akan diperiksa, dan apabila
terdapat kesalahan, baik itu pada pengukuran, perhitungan, maupun
penggambaran, maka tim pelaksana harus memperbaikinya sampai betul
dan mendapat persetujuan Direksi.
Hasil pengukuran uitzet yang benar akan dipakai untuk menentukan trase
Pasangan Batu, tempat bangunan air atau bangunan lainnya . Oleh karena itu
Tim Pelaksana tidak diperbolehkan memulai suatu pekerjaan sebelum posisi,
ukuran – ukurannya dan ketinggiannya disetujui oleh Direksi.
Pematokan pada as trase Pasangan Batu dalam pengukuran ini harus
dilakukan pada setiap interval 50 meter dan pada setiap belokan dengan
menggunakan patok kayu. Pematokan pada lokasi bangunan – bangunan air
harus dilakukan dengan menggunakan patok Kayu.
Jika pada waktu pengukuran/uitzet trase Pasangan Batu dijumpai ketidak
sesuaian antara gambar dengan keadaan lapangan maka Tim Pelaksana
harus secepatnya melapor kepada Direksi untuk mendapat penyelesaiannya.
1.7. Pemasangan Profil (Bouwplank)
Pada setiap pembuatan Pasangan Batu dan bangunan, Tim Pelaksana
diwajibkan memasang bouwplank/profil dan mencantumkan elevasi serta
nama bangunannya.
Pemasangan bouwplank/profil harus berdasarkan peil elevasi ketinggian
dari patok pengukuran dan pemasangannya dapat dilaksnakan apabila
pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari
Direksi.
Bouwplank harus dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata,
Pemasangan bouwplank harus didahului dengan pengukuran yang
menggunakan alat ukur . Pemasangannya harus cukup kuat. Kebenarannya
dari pemasangan bouwplank akan diperiksa oleh Direksi. Setelah
pemeriksaan ini selesai dan hasilnya benar, barulah pekerjaan Pasangan Batu
atau bangunan dapat dimulai. Semua biaya pembuatan bouwplank sudah
termasuk dalam biaya tidak langsung didalam daftar kuantitas dan harga.
Spesifikasi Teknik

2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Umum
2.1.1. Pekerjaan Clearing dan Striping/Pembersihan dan Pengupasan.
Tim Pelaksana harus membersihkan lokasi/lapangan kerja Pasangan Batu
dan bangunan yang akan dikerjakan dari kotoran – kotoran, semak,
rerumputan, semak belukar, dan semua rintangan permukaan kecuali
bagunan – bangunan.
Kotoran – kotoran, humus, rerumputan, dan rintangan – rintangan
permukaan lainnya dibersihkan dengan cara stripping dengan ketebalan
seperlunya agar permukaan tanah bersih dari kotoran. Untuk pembersihan
Pasangan Batu, terutama bagian Pasangan Batu yang akan yang akan
ditimbun pembersihan harus dengan cara stripping minimal 15 cm . Pohon –
pohon harus dibongkar sampai keakar – akarnya . Lobang – lobang bekas
akar harus diisi dengan tanah dan kemudian dipadatkan.
Hasil – hasil dari pembersihan (reumputan, semak belukar, pepohonan,
tonggak-tonggak dan sampah lainnya) harus dibajar sampai habis dilokasi
yang aman, dijaga dan tidak membahayakan/merugikan lingkungan
sekitarnya. Sisa pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang
menyala/membara harus ditanam dan diurug kembali secara rapi. Tim
Pelaksana wajib menanggung segala resiko yang diakibatkan kesalahan oleh
pelaksanaan pembakaran.
2.2. Pekerjaan Galian dan Timbunan
2.2.1. Klasifikasi Material Galian
Dalam rangka membantu dan mengidentifikasi material hasil galian dan
jenis – jenis pekerjaan galian, maka perlu dibuat suatu pedoman umum
tentang tingkat pelapukan suatu jenis batuan setempat, Klasifikasi tingkat
pelapukan batuan dibuat berdasarkan kondisi struktur dan massa batuan.
Spesifikasi Teknik

Struktur batuan didefinisikan sebagi bagian batuan yang homogen dan


terbentuk diantara retakan, bidang dasar, patahan serta kerusakan lain
pada sebuah massa batuan.
Massa batuan didefinisikan sebagai seluruh batuan termasuk semua
retakan, bidang dasar, patahan maupun kerusakan lain termasuk satu
atau lebih substansi batuan lain.
Klasifikasi tingkat pelapukan massa batuan tidak hanya tergantung pada
sifat dan komposisi struktur batuan , tetapi munculnya ciri-ciri dan
kerapatan retakan .
Berdasarkan Internmational Society of Rock Mechanics (ISRM) ini
diperlihatkan 6 (enam) tingkat pelapuhan dan akan diterapkan pada
pekerjaan ini.
Batuan dengan tingkat pelapukan I dan II adalah bahan batu seperti yang
umunya dikenal didalam bidang engineering. Tingkat pelapukan V dan VI
adalah material tanah biasa (comon soil) sedangkang tingkat III dan IV
merupakan bentuk transisi antara tanah dan batu . Bentuk transisi ini
dalam lingkup terbatas dilapangan sering disebut sebagai “cadas muda”
yang selanjutnya disebut batuan lapuk atau weathered rock.
Gradasi tingkat pelapukan III sampai IV seringkali kurang jelas namun
batasan ini umumnya nampak jelas pada perubahan batuan lapuk
(weathered rock) dengan batuan segar.
2.2.2. Klasifikasi Pekerjaan Galian
Untuk tujuan pengukuran volume dan pembayaran, pekerjaan galian harus
dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan methode yang ditetapkan
sebagai berikut :
a. Galian Tanah (Common Soil)
Pekerjaan galian tanah biasa adalah berupa penggalian pada seluruh
jenis tanah residual tanah yang berupa residual soil dan bukan
klasifikasi batuan lapuk ataupun batu. Galian tanah biasa dapat
dilakukan dengan segala jenis paralatan mekanis tanpa memerlukan
proses drilling, blasting, ripping atau breaking.
Jenis material yang termasuk didalam kategori tanah (Common Soil)
adalah batuan dengan tingkat pelapukan V dan VI. Jenis material ini
Spesifikasi Teknik

diantaranya meliputi semua residual soil yang umumnya disebut


“tanah” tanah liat (Clay), lanau (Silt), pasir, kerikil, cobble, deposit
alami sirtu sampai kedalaman 3,0 meter dan boulder lepas yang volume
butirannya kurang dari 1m3
Perlu dicatat bahwa pekerjaan pengupasan lapisan top soil (Stripping)
ada yang dibayar terpisah hanya berlaku untuk pekerjaan stripping
pada bagian tanah dasar tepat dibawah timbunan badan Pasangan Batu.
b. Galian Batuan Lapuk (Weathered Rock)
Pekerjaan galian pada batuan lapuk adalah berupa penggalian pada
massa batuan dengan tingkat pelapukan III dan IV seperti halnya bahan
pasir dan batu (Sirtu) yang telah mengalami proses konsolidasi dan
sementasi, cadas . Material ini umumnya tidak dapat digali begitu saja
dengan peralatan mekanis tanpa digaruk (ripping) terlebih dahulu
dengan bulldozer sekelas Caterpillar D-8 dilengkapi single shank
ripper, excavator yang setara atau alat sejenis.
c. Galian Sedimentasi.
Pekerjaan galian sedimentasi adalah pekerjaan pada semua jenis tanah
sedimen / endapan yang diakibatkan oleh Longsoran – longsoran pada
dinding Pasangan Batu / sungai dikarenakan kondisi dinding tidak
stabil dan karena erosi melebar , material endapan terdiri dari koral ,
batuan kecil tanah dan bahan organik lainnya .
Galian sedimentasi dapat dilakukan dengan semua jenis alat dan dapat
dilaksanakan secara manual oleh tenaga manusia, karena sifat dari
material endapan tersebut adalah material lepas .
d. Galian Batu Keras (rock)
Pekerjaan galian pada batuan keras adalah berupa penggalian pada
massa batuan dengan tingkat pelapukan I dan II Jenis material ini tidak
dapat digaruk (ripping) dengan bulldozer sekelas Caterpillar D-8
dilengkapi, ripper, atau alat sejenis.
Massa batuan dengan tingkat pelapukan I dan II hanya dapat dipotong
dengan drilling dan blasting, drilling & Wedging atau barringt atau
menggunakan rock breaker. Apabila digunakan Rock Breaker,
Spesifikasi Teknik

umumnya produktifitas cukup dan menimbulkan suara nyaring akibat


benturan antara ujung breaker dengan batuan keras.
Boulder atau potongan batuan keras yang volume butirannya lebih
besar dari 1 m3 dapat dikategorikan sebagai batu keras.
2.2.3. Pelaksanaan Pekerjaan Tanah
Seluruh pekerjaan tanah harus dilaksnakan menurut ukuran dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan
ketinggian lain, sebagaiman diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang
betrdasarkan atau menurut ketinggian tanah, atau jarak terusan harus
ditunjukan kepada Direksi terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam
perencanaan adalah “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan
dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
Tim Pelaksana harus bertanggungjawab akibat penggalian lebih (Over
excavation) dan Tim Pelaksana wajib menimbun dan memadatkan kembali
sesuai dengan garis rencana atau pengarahan Direksi. Biaya atas
penggalian lebih dan penimbunan kembali akibat kesalahan penggalian
merupakan tanggungjawab Tim Pelaksana.
Klasifikasi jenis tanah yang digali adalah galian tanah biasa (Common Soil)
dan batuan lapuk (Weathered rock). Hasil galian yang layak untuk bahan
timbunan harus diangkut ketempat penimbunan sementara (Stock Pile)
disepanjang Pasangan Batu yang akan ditimbun atau tempat lain sesuai
dengan pengarahan Direksi. Hasil galian yang tidak layak untuk bahan
timbunan harus dibuang ketempat pembuangan (Spoil Bank) yang telah
ditentukan.
Penentuan jenis tanah galian akan ditentukan sesuai dengan kenyataan
dilapangan dan dibuat berita acara yang ditanda tangani oleh Direksi,
Konsultan dan Tim Pelaksana.
Pembayaran pekerjaan galian tanah dihitung dalam satuan meter kubik
tanah tergali sesuai dengan rencana.
2.2.4. Tempat Pembuangan Hasil Galian
Tempat pembuangan hasil galian ( Spoil bank) dapat dilaksanakan minimal
disisi luar kaki tanggul Pasangan Batu, tidak merusak/merugikan
Spesifikasi Teknik

lingkungan dalam jangka pendek maupun panjang dan tidak merusak


rencana tata letak areal irigasi yang telah direncanakan.
Penentuan dan pengadaan tempat pembuangan hasil galian merupakan
tanggung jawab langsung Tim Pelaksana dengan persetujuan Direksi.
Tidak ada biaya khusus dalam penentuan dan pengadaan tempat
pembuangan hasil galian. Semua biaya yang menyangkut tempat
pembuangan sudah termasuk dalam biaya tidak langsung dalam daftar
kuantitas dan harga.
2.2.5. Pekerjaan Galian Batu
Didalam daftar kuantitas pekerjaan hanya dikenal pekerjaan galian tanah,
galian batuan lapuk dan galian batu. Untuk maksud ini , batu digambarkan
sebagai bahan yang tidak dapat digali oleh Excavator, tetapi dengan harus
cara manual atau dengan peledakan atau dengan alat Hit Breaker-boulders
atau batu untuk maksud pembayaran galian.
Keputusan Direksi dalam penetapan kriteria ini pada suatu lokasi
pekerjaan dianggap final.
Pembayaran pekerjaan galian batu dihitung dalam satuan meter kubik batu
tergali sesuai dengan rencana.
2.2.6. Penggalian Tanah Jelek
Jika ditemukan material yang jelek didasar galian atau pondasi atau
tanggul, Tim Pelaksana harus memindahkan dan membuangnya ketempat
yang disetujui oleh Direksi dan Tim Pelaksana harus mengisi galian
tersebut dengan bahan – bahan yang disetujui oleh Direksi.
Jika Tim Pelaksana menjumpai sesuatu bahan yang menurut pendapatnya
mungkin tidak baik, Tim Pelaksana segera memberitahu secara tertulis
kepada Direksi untuk segera diputuskan apakah bahan tersebut perlu
dibuang atau tidak.
Bila material jelek yang ditemukan oleh Tim Pelaksana merupakan kondisi
tanah asli maka penggalian dan penggantian matrila akan dihitung
berdasarkan macam kerja yang dilakukan oleh Tim Pelaksana yang
disetujui oleh Direksi, namun apabila kondisi material jelek ini akibat
kesalahan metode kerja yang dilakukan oleh Tim Pelaksana, maka semua
Spesifikasi Teknik

biaya penggalian dan penggantian material merupakan tanggung jawab


Tim Pelaksana.
2.2.7. Pembentukan, Perapihan Galian
Apabila pekerjaan galian sudah selesai maka harus diikuti dengan
pembentukan dan perapiohan galian sesuai dengan garis rencana .
Pekerjaan galian dianggap sudah selesai dan layak dibayar jika sudah
dibetuk dan dirapikan
Biaya pekerjaan pembentukan dan perapihan galian diluar bidang yang
akan diPasangan Batu beton sudah termasuk didalam harga satuan
pekerjaan galian itu sendiri.
2.2.8. Pekerjaan Timbunan Tanah
Didalam pekerjaan timbunan tanah acak (Random fill) dikenal 3 (tiga) item
pekerjaan timbunan, yaitu pekerjaan timbunan dari hasil galian, timbunan
dari hasil galian dilain bidang kerja yang disimpan di stockpile selanjutnya
disebut timbunan dari stockpile, dan timbunan dari borrow area,
selanjutnya disebut timbunan borrow.
Bila tidak ada instruksi dari Direksi, maka dalam hal pekerjaan timbunan
didalam satu ruas pekerjaan yang telah ditentukan oleh Direksi, Tim
Pelaksana wajib menggunakan telebih dahulu material timbunan yang
berasal dari hasil galian, apabila material timbunan dari hasil galian sudah
habis maka digunakan material timbuanan yang disimpak di stock pile
dilain bidang kerja, dan bila dari stockpile sudah habis baru menggunakan
material yang didatangkan dari borrow area yang telah disetujui oleh
Direkai. Panjang bidang pekerjaan diperkirakan sekitar 1.000 (seribu)
meter atau diputuskan lain dalam rapat awal (pre award meeting) dari
Direksi.
Semua material timbunan baik dari hasil galian atau dari stockpile ataupun
dari borrow area harus memenuhi syarat kualitas dan bebas dari bahan-
bahan organik seperti tonggak – tonggak kayu, semak belukar,
rerumputan, akar – akaran atau sejenisnya, disamping itu juga harus bebas
dari bongkahan batu cadas dengan diameter lebih dari 15 cm atau bahan –
bahan lain yang oleh Direksi dianggap akan membahayakan konstruksi.
Spesifikasi Teknik

Material timbunan yang diijinkan adalah material yang mempunyai sifat


dan gradasi sesuai dengan contoh uji laboratorium. Bila kadar air material
ditempat pengambilan lebih rendah dari kadar air optimum, maka harus
dilakukan pembasahan material timbunan dilokasi pengambilan atau
tempat dimana material timbunan dihampar sebelum dipadatkan.
Sebelum mulai menimbun permukaan tanah harus digaruk sampai
kedalam yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak
sampai kedalaman 0,15 meter, dan kadar air dari tanah yang digaruk harus
selalu dijaga secara baik . Bila oleh karena suatu sebab pelaksanaan
penghamparan dan pemadatan terhenti , permukaan dari timbunan harus
digaruk kembali dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum pelaksanaan
pemadatan dilanjutkan.
Pemadatan harus menggunakan alat pemadat bergetar (vibro compactor),
han tamping atau peralatan lain yang disetujui Direksi sehingga
menghasilkan kepadatan tidak kurang dari 95 % (sembilan puluh lima
persen) pemadatan kering dari uji Pemadatan Standart Proctor di
laboratorium. Kandungan air harus dijaga terus sesuai hasil uji ini. Apabila
menurut pendapat Direksi hasil pemadatan kering yang dilaksnakan sesuai
dengan keadaan lapangan lebih kecil dari 95 % (sembilan puluh lima
persen) dari pemadatan kering, Selanjutnya Direksi atas persetujuannya
dapat menerima tidak kuran dari 90 % ( sembilan puluh persen) dari
pemadatan kering maksimum untuk pemadatan khusus pada timbunan
ini.
Penimbunan harus dilakukan lapis – perlapis dengan ketebalan maksimum
hamparan material sebelum dipadatkan 30 cm . Penghamparan dan
pemadatan material pada sisi kemitringan luar atau atau dalam supaya
dilebihan minimal 30 cm dari garis rencana agar pada saat setelah
perapihan didapat kepadatan yang sama seluruh bidang rencana. Bila
dianggap perlu, Direksi bisa meminta kepada Tim Pelaksana antuk
melaksnakan pemadatan khusus ditempat – tempat tertentu tanpa
mengubah harga satuan.
Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk Pasangan Batu diatas tanah asli
harus rapat air, dan tidak boleh ada rembesan sesudah diisi dengan debit
Spesifikasi Teknik

maksimum . Bila terjadi kebocoran atau rembesan pada tanah timbunan


yang dianggap membahayakan oleh Direksi, maka Tim Pelaksana wajib
memperbaikinya tanpa biaya penggantian.
Untuk mendapatkan acuan kerja lapangan diperlukan uji coba (trial test)
timbunan dengan menggunakan peralatan yang akan digunakan Tim
Pelaksana dilapangan . Uji percobaan ini harus disaksikan oleh Direksi dan
dibuat berita acaranya. Selanjutnya test kepadatan dilakukan per 50 meter
panjang Pasangan Batu perlapis timbunan
Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian ditempat asal
material, pengangkutan, penghamparan, penyiraman (bila perlu),
pemadatan dan test kepadatan, dihitung dalam meter kubik timbunan
terlaksana sesuai garis rencana atau sesuai perintah Direksi.
2.2.9. Tambahan Untuk Penurunan Tanah
Tim Pelaksana harus memperhitungkan tambahan timbunan untuk
mengawasi penurunan akibat beban sendiri (settlement) atau penurunan
akibat proses berlangsungnya pekerjaan sedemikian rupa sehingga lebar
dan ukuran permukaan yang telah selesai pada akhir masa pemeliharaan
harus sesuai dengan tinggi, dan ukuran yang terdapat dalam gambar atau
sesuai dengan perintah Direksi.
2.2.10. Pembentukan dan Perapihan Timbunan
Apabila pekerjaan pemadatan timbunan sudah selesai mmaka harus diikuti
dengan pembentukan dan perapihan timbunan sesuai garis rencana atau
sesuai dengan perintah Direksi. Pekerjaan timbunan dianggap sudah
selesai dan layak dibayar jika sudah dibentuk dan dirapikan.
Biaya pekerjaan pembentukan dan perapihan timbunan harus sudah
diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan
2.3. Pekerjaan Tanah Dibangunan
2.3.1. Pengeringan pada Penggalian (Dewatering)
Sebelum dilaksanakan pekerjaan bangunan yang membutuhkan
pengeringan (dewatering) dengan alat pompa, Tim Pelaksana harus
mengajukan rencana kerja lengkap yang memuat metode, tahap-tahap
pekerjaan dan kebutuhan waktu pengeringan dan dimintakan persetujuan
Direksi paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum pelaksanaan
Spesifikasi Teknik

pembangunan. Tim Pelaksana harus menjaga agar galian bebas dari air
selama masa pembangunan dan menjamin adanya peralatan pompa yang
cukup dan siap dioperasikan dilapangan setiap waktu guna menghindari
terputusnya komunitas pengeringan air.
Pembayaran dewatering dilakukan dalam satuan jam operasi pompa sesuai
dengan rencana kerja yang telah disetujui oleh Direksi. Bila dalam
pelaksanaan pekerjaan ternyata kebutuhan waktu dewatering lebih lama
dari rencana, maka kelebihan waktu operasi dewatering merupakan
tanggung jawab Tim Pelaksana dan tidak ada pembayaran untuk kasus ini ,
kecuali jika ada alasan lain diluar rencana kerja yang bisa diterima dan
disetujui oleh Direksi secara tertulis .
Pembayaran dewatering sudah termasuk pembuatan tanggul penutup atau
dinding penahan lain sesuai dengan metode yang diusulkan dan disetujui
Direksi.
2.3.2. Penggalian Pada Bangunan
Penggalian harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga pekerja
mempunyai ruang kerja yang cukup dan aman dari longsoran ataupun
gangguan lain disekitarnya. Bila Tim Pelaksana sudah mengerjakan sesuai
dengan garis rencana galian, tetapi kenyataan dilapangan dirasa tidak
aman atau masih ada hal-hal yang masih mengganggu maka Tim
Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis kepada Direksi untuk
dicarikan cara penyelesaiannya.
Tanah dari hasill galian yang memenuhi syarat sebagai tanah isian (back
filling) harus ditempatkan pada tempat yang baik dan tidak terganggu
selama berlangsungnya pekerjaan.
Pembayaran galian untuk bangunan dihitung dalam satuan meter kubik
tanah atau batu tergali sesuai dengan garis rencana atau sesuai dengan
perintah Direksi.

2.3.3. Kelebihan Penggalian Pada Bangunan.


Penggalian yang melebihi batas garis rencana atau sebagaimana yang
diperintahkan Direksi, maka Tim Pelaksana harus mengisi atau menambal
Spesifikasi Teknik

kembali dengan tanah isian dipadatkan sebagaimana kondisi semula atau


sesuai atas perintah Direksi atas biaya Tim Pelaksana.
2.3.4. Perapihan Permukaan Galian Bangunan
Setiap permukaan galian harus dirapikan dengan cara manual atau alat lain
yang disetujui oleh direskai, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari
bangunan atau timbunan yang berhubungan langsung dengan tanah asli
bisa berhubungan dengan baik. Apabila tanah dasar pondasi atau bagian
lain yang dianggap peka oleh Direksi rusak akibat berlangsungnya
pekerjaan maka Tim Pelaksana wajib memperbaiki sesuai dengan petunjuk
Direksi atas biaya Tim Pelaksana.
2.3.5. Penimbunan dan Pemadatan Tanah.
Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan dilakukan setelah
umur bangunan sudah dinilai cukup oleh Direksi. Pelaksanaan harus
dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan alat yang diijinkan oleh
Direksi. Penimbunan dilaksanakan secara lapis perlapis dengan ketebalan
hampar sesuai dengan spesifikasi alat yang digunakan . Bila tidak ada
instruksi lain dari Direksi maka Tim Pelaksana wajib menggunakan tanah
hasil galian untuk penimbunan tanah isian . Bila material tanah hasil galian
bangunan tidak cukup, maka Tim Pelaksana dibolehkan menggunakan
material timbunan dari luar (borrow area) atas ijin Direksi.
Segala kerusakan bangunan yang diakibatkan oleh kesalahan atau
kekurang hati-hatian selama berlangsungnya pekerjaan merupakan
tanggung jawab Tim Pelaksana., dan Tim Pelaksana wajib memperbaiki
atau membongkar dan membangun kembali sesuai perintah Direksi atas
biaya Tim Pelaksana.Pembayaran penimbunan dan pemadatan tanah isian
dihitung dalam satuan meter kubik penimbunan terlaksana sesuai dengan
garis rencana atau sesuai dengan perintah Direksi.

3. PEKERJAAN BATU
3.1. Pasangan Batu
3.1.1. Umum
Spesifikasi Teknik

Pasangan batu pada umumnya digunakan sebagai pondasi atau dinding


bangunan yang menahan beban vertikal atau horizontal relatif tidak terlalu
besar , biasanya juga digunakan sebagai dinding atau pelindung Pasangan
Batu yang ada disepanjang tebing. Pasangan batu merupakan satu
kesatuan yang kuat (tidak mudah lepas) dari susunan batu kali/gunung
atau batu kali yang diatur sedemikian rupa dengan perekat dan mengisi
rongga antar batu berupa mortar . Pengisisan mortar dibagian belakang
dinding / Pasangan Batu pasangan batu harus rata dengan permukaan
batu sesuai dengan rencana. Pasangan batu harus mempunyai sifat kedap
air . tidak bocor bila pasangan batu digunakan sebagai penahan air,
misalnya sebagai dinding Pasangan Batu, bak penampung air atau lainnya.
Pembayaran pekerjaan pasangan batu berdasarkan satuan meter kubik
pasangan batu yang dikerjakan sesuai gambar dan spesifikasi.
3.1.2. Bahan – Bahan
3.1.2.1. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus semen pada Portland Cement
dari perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum memenuhi
Standar Nasional Indonesia NI-8 dan Pasal 3.2.NI-2 PBI 71 atau ASTM
C150 atau standar lain yang di akui oleh Pemerintah Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan dengan tiap pesanan atau
lainnya yang diperintahkan oleh Direksi. Tipe semen yang lain dapat
digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Tim Pelaksana harus menyediakan contoh semen yang berada digudang
lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan Direksi untuk dites.
Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau
seluruhnya harus ditolak dan Tim Pelaksana harus memindahkan keluar
daerah pekerjaan.

3.1.2.2. Batu
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan batu yang ditunjukkan dalam
gambar rencana seperti pasangan batu , pasangan batu kosong , bronjong
dan lainnya. Haruslah batu yang bersih dan keras (berat jenis > 2,40),
Spesifikasi Teknik

tahan lama dan homogen. Ukuran batu berkisar antara 20 cm hingga 30


cm atau menurut persetujuan Direksi. Batu harus bersih dari campuran
czat besi , noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidak sempurnaan
lainnya . Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh
Direksi . Paling lama satu jam sebelum dipasang batu harus dibasahi.
3.1.2.3. Pasir
Kwalitas pasir yang digunakan untuk pasangan batu harus sama dengan
yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu :
a. Berat Jenis antara 2,50 ~ 2,65
b. Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
c. Kadar lumpur lebih kecil dar 5 %
Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir, Penambahan bahan
lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut
pendapat Direksi, pasir yang ada tidak memnuhi gradasinya .
Kandungan maksimum terhadap lempung , lahan dan debu tidak boleh
lebih 3 % (tiga persen) perbandingan berat ketika ditest dengan ASTM
nolume 04.02.
Dengan batas tersebut diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang
baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar
yang baik
3.1.2.4. Air
Air yang dipakai untuk membuat , merawat beton dan membuat adukan
beton harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal
9 Standar Nasional Indonesia NI-3 PUBI serta pada waktu pemakaian , air
harus terhindar dari bahan yang bisa mengotori air dalam jumlah berapa
saja yang dapat :
a. Memperngaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen yang
melebihi dari 30 menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan
kubus lebih dari 20 % apabila dites sesuai Standar ASHTO T 26.
b.Mencegah tercapainya kekuatan kubus percobaan yang ditentukan
dalam 28 hari untuk beton klas tertentu.
c. Menghasilkan perubahan warna atau kembang garam diatas
permukaan semen yang sedang mengeras.
Spesifikasi Teknik

d.Menunjukan reaksi alkali bahan batuan. Air harus bebas dari


hidrokarbon dan larutan bubuk dari 500 bagian untuk tiap juta bagian
suspens dalam berat. Tim Pelaksana harus mengadakan percobaan
bagian air yang diusulkannya untuk dipakai dan harus menyerahkan
catatan – catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk
persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan beton pada pekerjaan
tetap. Tim Pelaksana harus membuat percobaan yang teratur dari air
beton dan adukan dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh
Direksi dan harus memberi kepada Direksi salinan catatan dari tiap
hasil percobaan.
3.1.3. Mortar
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan Pasir dengan
perbandingan 1:3 , 1:4 dan 1:5 seperti yang disebutkan dalam gambar
rencana untuk masing – masing pekerjaan.
Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat semen dan berat
pasir dalam kondisi jenuh kering permukaan (saturated surface dry).
Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari
Direksi. Maka mortar yang dimaksud adalah perbandingan 1 : 4, secara
khusus untuk 1 m3 pasangan batu dengan perbandingan 1:3 berat semen
adalah sekitar 200 Kg, pasangan batu kali 1 : 4 berat semen adalah 160 Kg
dan pasangan b atu 1:5 berat semen adalah 138,5 Kg
Untuk menghasilkan campuran yang betul – betul merata, maka campuran
bahan mortar harus menggunakan mesin pencampur (mixer). Kapasitas
minimum mesin pencampur bahan mortar adalah bahwa dalam satu kali
pencampuran bisa menampung 1 (satu) zak semen 50 Kg ditambah bahan
lainnya sesuai dengan perbandingan. Dalam satu kali pencampuran
mortar. Tim Pelaksana tidak diijinkan menggunakan bahan semen kurang
dari 1 (satu) zak semen 50 Kg. Pengadukan mortar dalam mesin
pencampur paling tidak dilakukan selama 2 menit . Mortar harus dicampur
sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan mortar yang tidak dipakai
selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali dari mortar tidak
diperkenankan. Tempat penampungan mortar hasil pengadukan harus
Spesifikasi Teknik

terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain yang tidak
mempengaruhi kualitas mortar selama dalam penampungan.
3.1.4. Siaran dan Plesteran
Pasangan batu pada permukaan yang terlihat (exposed) harus menyatukan
batu – batu yang dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk
tiap – tipa meter persegi. Pekerjaan ini harus naik secara bersama – sama
dengan pasangan bagian dalam agar supaya batu pengikat dapat dipasang
sebaik – baiknya . Batu untuk permukaan harus terpilih dan diletakkan
dengan hati – hati sehingga tebalnya mortar tidak kurang dari pada rata –
rata 1 cm . Semua pekerjaan batu pada permukaan yang terlihat harus
disiar atau diplester sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan
pengarahan Direksi.
Mortar untuk siaran berupa campuran 1PC : 2 Pasir lolos saringan no.8
dengan permukaan siaran diaci . pekerjaan siaran dapat dibagi atas :
a. Siar tenggelam masuk kedalam 1 cm.
b. Siar rata (rata dengan permukaan batu)
c. Siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm)
Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari
Direksi maka siaran yang dimaksud adalah Siaran timbul.
Mortar Plesteran berupa campuran semen dan pasir lolos saringan no. 8
dengan tebal 1 ~ 2 cm dengan perbedaan macam pekerjaan plesteran
sebagai berikut :
a. Mortar 1PC : 2 Pasir dengan permukaan diaci
b. Mortar 1PC : 3 Pasir dengan permukaan diaci
c. Mortar 1PC : 4 Pasir dengan permukaan tanpa diaci
d. Mortar 1PC : 5 Pasir dengan permukaan tanpa diaci
Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dario
Direksi maka plesteran yang dimaksud adalah 1PC : 3 Pasir dengan
permukaan diaci.
Sebelum pekerjaan siaran dan plesteran dimulai semua bidang permukaan
batu dan sambungan diantara batu harus dibersihkan dari kotoran dan sisa
– sisa mortar lepas.
Spesifikasi Teknik

Pembersihan dilakukan dengan menggunakan sikat kawat hingga


permukaan mortar menjadi kasar dan setelah itu disiram sampai semua
kotoran dan sisa mortar lepas bersih dari permukaan.
Pembayaran pekerjaan siarat atau plesteran dihitung dalam satuan meter
persegi atau plesteran yang dikerjakan sesuai dengan gambar.
3.1.5. Contoh Pekerjaan
Pada permulaan pekerjaan pasangan batu, Tim Pelaksana harus membuat
contoh pasangan batu sehingga mutu dan wujudnya disetujui oleh Direksi.
Semua pekerjaan harus mengacu pada contoh dengan kualitas yang sama
atau lebih baik dari contoh yang disetujui.
Contoh harus dibuat pada setiap lokais bangunan dan pembuatannya
dihadiri oleh Direksi. Contoh ini merupakan salah satu bagian dari
konstruksi.
3.1.6. Pelaksanaan Dalam Cuaca Buruk
Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak
menguntungkan dan dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah
selesai, kontraktor harus memenuhi persyaratan yang sama seperti yang
ditentukan untuk beton.
Pekerjaan pasangan batu tidak bioleh dilaksanakan pada waktu hujan
deras atau hujan yang cukup lama sehingga mengakibatkan mortar larut ,
kecuali jika menggunakan atap pelindung tahan air . Mortar yang telah
dipasang dan larut karena hujan deras dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan. Pelaksanaan pada cuaca terik
juga harus menggunakan atap pelindung sinar matahari agar mortar tidak
mengering terlalu cepat yang berakibat retaknya pasangan batu , siaran
atau plesteran.
Pasangan batu yang dikerjakan pada cuaca yang terik harus diikuti dengan
perawatan (curing) dengan cara menyiram secara rutin, atau menutup
dengan karung basah atau bahan lain , paling tidak 3 hari terus menerus.
Tidak ada pembayaran khusus untuk pembuatan atap pelindung dan
perawatan pasangan batu , karena hal ini sudah termasuk biaya tak
langsung yang ada didalam daftar kuantitas dan harga.
3.2. Saringan Kerikil dengan Pembagian Butir Tertentu
Spesifikasi Teknik

Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu harus terdiri dari bahan
yang mengandung silikat, bersih, keras dan tahan lama serta bebas dari
lapisan yang melekat seperti tanah liat.
Bahan itu tidak mengandung besi belerang , batu bara, mika atau batu
lempung dan bahan – bahan lainnya yang berpori atau rapuh yang menurut
pendapat Direksi akan mengurangi kekuatan dari saringan bila kena air atau
bahan – bahan lain.
Kerikil harus terdiri dari butiran bulat dan harus mempunyai pembagian
butir sedemikian sehingga memenuhi syarat – syarat dibawah ini :
a. Yang berukuran 50 % berada diantara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia
lindungi.
b. Keseragaman harus sama dengan bahan yang ia lindungi, dimana yang
dimaksud dengan “Keseragaman” ialah perbandingan antara yang
berukuran 60 % dengan yang berukuran X % dari suatu bahan seperti
ditentukan dalam pasal ini adalah ukuran lubang ayakan yang
meloloskan x persen dari contoh bahan yang diayak.
c. Tim Pelaksana harus mengadakan pengujian terhadap pembagian butir
jika Direksi membutuhkannya untuk meyakinkan bahwa syarat – syarat
spesifikasi tetap diikuti.
3.3. Lobang Pembuangan ( Weep Hole/Pipa Drainase)
Tembok penahan , Pasangan Batu miring dan tembok kepala harus
dilengkapi dengan pipa peresapan yang berfungsi untuk mengeluarkan air
tanah. Pipa peresapan harus dibuat dari pipa PVC sepanjang tebal pasangan
batu ditambah 5 cm dengan diameter sikitar 40 mm dan paling tidak 1 (satu)
buah untuk setiap 2 (dua) m2 permukaan atau sesuai dengan pengarahan
Direksi . Setiap ujung pemasukan pipa PVC harus dilengkapi dengan
saringan seperti dalam gambar . Saringan terbuat dari alpisan ijuk yang
membungkus lubang pipa dan dikelilingi kerikil dan pasir serta pada bagian
terluar ditutup dengan ijuk.
Pembayaran pekerjaan pipa peresapan dilakukan dalam satuan buah atau
meter panjang yang dikerjakan sesuai dengan yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga.
3.4. Sambungan Gerak Sederhana
Spesifikasi Teknik

Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar sambungan gerak


sederhana harus dibuat/dipasang pada bagian pasangan batu yang tidak
direncanakan untuk maksud tahan air. Umumnya sambungan sambungan
sederhana disambungkan bilamana terdapat satu penyambungan dengan
bangunan lama yang akan mempunyai tingkat penurunan (settlement) yang
berbeda.
Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan
batu yang terdiri dari batu berfungsi sebagai filter dibelakang pasangan batu
pada sambungan, setinggi sambungan tadi.
Filter ini hanya terdiri dari batu dan kerikil terpilih dan baik untuk menahan
hilangnya atau hanyutnya bahan filter . serta ada bagian luar harus diberi
lapisan penutup ijuk setebal 3 cm atau gantex sive membrane yang diijinkan.
3.5. Urugan Tanah dibelakang Pasangan batu
Sebelum mengurug bagian belakangnya, pasangan batu harus sudah
diyakini tidak bocor dan mortar sudah rata permukaan batu sesuai gambar
rencana.pengurugan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan
Direksi. Untuk urugan dari bahan material lolos air (pasir kasar dan gravel)
pemadatan dilakukan dengan cara menggenangi urugan sampai jenuh dan
memadatkannya dengan pemadatan tangan (hand tamping) jika air sudah
kering, bila bahan urugan berupa tanah acak (random fill) , maka pemadatan
harus dilakukan dengan pemadatan tangan (hand tamping) sampai
kepadatan 90 % standar procton.
Pembayaran urugan dibalik pasangan batu dibayar dalam satuan meter
kubik urugan yang dikerjakan sesuai dengan gambar rencana.
3.6. Bronjong dan Matras
Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar,tim pelaksana harus membuat
bronjong kawat dan menempatkannya dalam keadaan seperti diuraikan
dibawah ini, termasuk penyiapan permukaan tanahnya. Batu-batu untuk
bronjong harus seperti yang ditentukan dalam lokasi pekerjaan dengan
ukuran tidak kurang dari 15 cm dan tidak lebih dari 25 cm. Batu yang
dipakai dipilih berbentuk bulat.
Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemisah bagian dalam
dengan bahan kawat dan bentuk anyaman yang sama. Batas pemisah
Spesifikasi Teknik

ditempatkan sedemikian membentuk matras berukuran 2 m x 0,60 m.


Hubungan antara bronjong atau matras harus terikat erat dengan kawat
pada ujung-ujungnya sehingga menjadi satu kesatuan. Bronjong untuk
penahan tanah harus ditempatkan bagian yang bersinggungan dengan tanah
diberi lapisan filter kerikir, geotextile atau lapisan ijuk. Pengerjaan bronjong
harus sesuai dengan standar nasional Indonesia PBUI- 1982. Apabila
bronjong ditempatkan pada lapisan saringan maka harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong harus diikat kawat
dengan erat-erat pada bronjong yang berdampingan sepanjang tepinya.
Ukuran dari bronjong seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau
diperintahkan oleh Direksi, dengan anyaman bentuk segi enam beraturan
yang jarak sisi-sisinya 13 – 15 cm, serta sisi anyaman yang dililit harus terdiri
dari 3 lilitan. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, maka ukuran kawat yang
digunakan adalah berdiameter 4 mm.

4. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan,


tenaga kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan
selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini. Kecuali
ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan
standard pengecatan minimal 2 (dua) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

4.1. STRANDAR/RUJUKAN

• Steel Structure Painting Council (SSPC).

• Swedish Standard Institution (SIS).

• British Standar (BS).

• Petunjuk Pelaksanaan dari pabrik pembuat cat yang digunakan.

4.2. PROSEDUR UMUM

4.2.1 Data Teknis dan Kartu Warna

Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang
akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.
Spesifikasi Teknik

Semua warna ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan akan ditertibkan secara
terpisah dalam suatu Skema Warna.

4.2.2 Pengiriman dan Penyimpanan

Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam
kemasan tertutup, bertanda merk dagang dan mencantumkan identitas cat yang
ada di dalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum
pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu
pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.

Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan
mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara acak
dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh
contoh yang benar-benar dapat mewakili.

Untuk pengujian Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di
atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300 mm x
300 mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1
(satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan, guna memberikan kemungkinan
untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi
syarat setelah dikerjakan.

Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

4.3 Umum

Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih
jelas menunjukkan nama/merk dagang, nomor formula atau spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik
dan nama pabrik pembuat, yang kesemuanya harus masih abash pada saat
pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan
pada daftar cat.

Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merk
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
Spesifikasi Teknik

Untuk menetapkan suatu standard kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang
dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Vinilex,
atau yang setara.

4.3.1 Cat Dasar

Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau yang setara :

• Alkali Resisting Primer/Alkali Resistant Sealer untuk permukaan plesteran, beton,


gypsum dan semen berserat.

• Alumunium Wood Primer Undercoat untuk permukaan kayu lapis.

• Quick-Drying Metal Primer Chromate/Zinc Chroate Primer untuk permukaan lapis


besi/baja.

4.3.2 Cat Akhir

Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau yang setara :

• Acrylic Emulsion/Vinyl Acrylic Emulsion untuk permukaan interior plesteran, beton,


gypsum dan panel semen berserat. Setara Vinilex

• Acrylic Emulsion/Vinyl Acrylic Emulsion khusus untuk permukaan eksterior


plesteran, beton dan panel semen berserat. Setara Weather shield dari Vinilex.

• Synthetic Ename/Synthetic Super Gloss untuk permukaan kayu dan besi/baja. Setara
Vinilex.

• Solinen untuk kuda-kuda dan rangka atap.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 Umum

• Semua peralatan gantungan dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan


polesan mesin, plat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat harus dilepas,
ditutupi atau dilindungi, sebelum pelaksanaan persiapan permukaan dan
pengecatan dimulai.
Spesifikasi Teknik

• Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.

• Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan


permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan
dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun
rendah dan mempunyai titik nyala di atas 38o  C.

• Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga


debu dan pencemar lain yang berasa dari proses pembersihan tersebut tidak jatuh
di atas permukaan cat yang baru dan basah.

5.1.1 Permukaan Plesteran dan Beton

Permukaan plesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang


waktu 4 (empat) minggu untuk mongering di udara terbuka. Semua pekerjaan
plesteran atau semen yang dicat harus

dipotong dengan tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan plesteran


sekelilingnya.

Permukaan plesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan


bunga garam kering, bubuk besi kapur, debu, lumpur lemak minyak, aspal,
adukan yang berlebihan dan tetesan- tetesan adukan.

Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran dibasahi


secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal
ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan
mempersiapkan selang waktu dari saat penyemproten hingga air dapat diserap.

5.2.1 SELANG WAKTU ANTARA PERSIAPAN PERMUKAAN DAN


PENGECATAN

Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat


harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disyaratkan,
secepat mungkin setelah persiapan- persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan
bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang
sudah disiapkan di atas.
Spesifikasi Teknik

5.2 PELAKSANAAN PENGECATAN

5.2.1 Umum

• Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan
tekstur. Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan
ketebalan yang sama.

• Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk


bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bias diperoleh ketebalan lapisan yang
sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.

• Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan


yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus diberi lapisan cat dasar
terlebih dahulu.

5.2.2 Proses Pengecatan

Harus diberi selang waktu yang cukup diantara pengecatan yang berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, sesuai dengan
keadaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.

Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimall (dalam keadaan cat


kering), sesuai ketentuan berikut :

• Permukaan interior plesteran, beton, gypsum dan panel semen berserat.

− Cat dasar : 2 (dua) lapis Alkali Resisting Primer/Alkali Sealer Resistant.

− Cat akhir : 2 (dua) lapis Vinyl Acrylic Emulsion/Acrylic Emulsion

• Permukaan eksterior plesteran, beton dan panel semen berserat.

− Cat dasar : 2 (dua) lapis Alkali Resisting Primer/Alkali Sealer Resistant.

− Cat akhir : 2 (dua) lapis Vinyl Acrylic Emulsion/Acrylic Emulsion

• Tebal lapisan cat

Tebal lapisan cat dalam keadaan kering harus sesuai dengan standard dari pabrik
pembuat cat yang dipilih untuk digunakan.
Spesifikasi Teknik

5.2.3 Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran

• Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,


membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.

• Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatannya.

• Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati
petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat cat dan tidak melibihi jumlah 0,5
liter zat pengenceran yang baik untuk 4 liter cat.

• Pemaikan zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab Kontraktor


untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di
bawahnya).

5.2.4 Metode Pengecatan

• Cat dasar untuk permukaan beton, plesteran dan panel semen berserat
diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.

• Cat dasar untuk permukaan kayu lapis diberikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya dengan kuas atau rol.

5.3 PEMASANGAN KEMBALI BARANG-BARANG YANG DILEPAS

Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas


harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

6. Batu Kosong (Rip-Rap)


Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama dengan berat jenis
tidak kurang dari 2.4. Tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran bentuk kira-
kira sama dengan ukuran 20 – 30 cm untuk slop protection dan minimal 40
cm untuk penahan pada bendung dan pekerjaan sungai lainnya. Pekerjaan
lindungan dengan rip-rap termasuk pula penyediaan lapisan filter kerikil
pasir seperti ditunjukkan dalam gambar.
7. PEKERJAAN LAIN – LAIN
Spesifikasi Teknik

a. Semua jenis bahan yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan


yang sudah ditentukan pada spesifikasi teknik ini atau ada ketentuan lain
yang lazim digunakan dan atas persetujuan dari direksi.
b. Semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan ini dan belum
tercantum dalam spesifikasi teknis ini akan ditentukan kemudian dengan
mempertimbangkan kondisi lapangan yang ada pada masing – masing
lokasi pekerjaan .
c. Selama masa pemeliharaan Tim Pelaksana wajib merawat ,
mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang timbul sebelum
penyerahan pekerjaan kedua (terakhir) dilaksnaakan maka pekerjaan
harus benar –benar sempurna.

8. PENUTUP
Hal–hal yang belum jelas didalam spesifikasi ini akan ditentukan kemudian
dalam penjelasan pelaksanaan dari Direksi Teknis yang ditempatkan dilokasi
pekerjaan. Spesifikasi teknis ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pekerjaan Perbaikan Pasangan Batu, Bangunan, Jaringan Irigasi dll.

Anda mungkin juga menyukai