Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM FENOMENA DASAR

UJI TEKAN

Disusun Oleh :

CAHYA DHANI SYAHPUTRA

180401022

LABORATORIUM MEKANIKA TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkanRahmat dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum fenomena dasar dengan judul “Uji Tekan” dengan waktu yang
diberikan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah memberi bantuan segi moril dan materil
2. Bapak Dr.Ir.M.Sabri, M.T., IPM Asean Eng selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Maraghi Muttaqin S.T, M.T selaku Kepala Laboratorium Fenomena
Dasar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ir. Syahrul Abda, M.Sc selaku dosen pembimbing.
5. Laboran laboratorium yang telah membimbing penulis.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan


laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Medan, Desember 2021

Cahya Dhani Syahputra


NIM : 180401022
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv

DAFTAR PERSAMAAN ................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Tujuan Percobaan ....................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 2

2.1 Uji Tekan .................................................................................... 2

2.2 Tegangan dan Regangan ............................................................. 3

2.2.1 Tegangan.................................................................................. 4

2.2.2 Regangan.................................................................................. 7

2.3 Elastisitas .................................................................................... 8

2.4 Sifat Plastis ................................................................................. 9

2.5 Fenomena pada Uji Tekan......................................................... 10

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ....................................................... 12

3.1 Waktu dan Tempat Percobaan ................................................... 12

3.2 Alat-Alat yang Digunakan ........................................................ 12

3.2.1 Spesifikasi Material ................................................................ 12

3.2.2 Spesifikasi Komputer.............................................................. 13

3.2.3 Perangkat Lunak yang Digunakan........................................... 14

3.3 Prosedur Percobaan ................................................................... 15

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA ....................................................... 16

4.1 Hasil Percobaan ........................................................................ 16


iii

4.2 Analisis Data Hasil Percobaan .................................................. 18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 19

5.1 Kesimpulan............................................................................... 19

5.2 Saran ........................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 24


iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Compress Test .................................................................................. 2

Gambar 2.2 Grafik Tegangan dan Regangan Material non Linier ......................... 3

Gambar 2.3 Diagram Tegangan dan Regangan ..................................................... 4

Gambar 2.4 Komponen Tegangan Normal dan Geser dari Tegangan .................... 5

Gambar 2.5 Tegangan Geser Pada Bidang............................................................ 8

Gambar 2.6 Grafik Daerah Elastis ........................................................................ 9

Gambar 2.7 Penekanan dan bentuk tong terjadi akibat gesekan .......................... 10

Gambar 2.8 Pembengkokan pada Spesimen ....................................................... 11

Gambar 2.9 Strain Hardening ............................................................................ 11

Gambar 3.1 Spesifikasi 3Cr13 ............................................................................ 12

Gambar 3.2 Engineering Data 3Cr13 ................................................................. 13

Gambar 3.3 Spesifikasi Laptop Penulis .............................................................. 13

Gambar 3.4 Logo Ansys .................................................................................... 14

Gambar 3.5 Logo Solidworks............................................................................. 14

Gambar 4.1 Hasil Meshing ................................................................................. 16

Gambar 4.2 Total Deformation 3Cr13 ................................................................ 16

Gambar 4.3 Equivalent Elastic Strain 3Cr13 ...................................................... 17

Gambar 4.4 Equivalent Stress 3Cr13 .................................................................. 17

Gambar 4.5 Deformasi Minimum dan Maksimum 3Cr13 ................................... 18

Gambar 4.6 Regangan Minimum dan Maksimum 3Cr13 .................................... 18

Gambar 4.7 Tegangan Maksimum dan Minimum 3Cr13 .................................... 18


v

DAFTAR PERSAMAAN

Rumus 2.1 Tegangan Normal ............................................................................... 6

Rumus 2.2 Tegangan Geser.................................................................................. 6

Rumus 2.3 Regangan Normal............................................................................... 7


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekuatan tekan adalah kapasitas dari suatu bahan atau struktur dalam
menahan beban yang akan mengurangi ukurannya. Kekuatan tekan dapat diukur
dengan memasukkannya ke dalam kurva tegangan-regangan dari data yang
didapatkan dari mesin uji. Beberapa bahan akan patah pada batas tekan, beberapa
mengalami deformasi yang tidak dapat dikembalikan.
Deformasi tertentu dapat dianggap sebagai batas kekuatan tekan, meski
belum patah, terutama pada bahan yang tidak dapat kembali ke kondisi semula
(irreversible). Pengetahuan mengenai kekuatan tekan merupakan kunci dalam
mendesain sebuah struktur. Kekuatan tekan dapat diukur dengan mesin uji
universal. Pengujian kekuatan tekan, seperti halnya pengujian kekuatan tarik,
dipengaruhi oleh kondisi pengujian (penyiapan spesimen, kondisi kelembaban
dan temperatur ruang uji, dan sebagainya). Umumnya, pengujian tekan ini
dilakukan pada logam yang bersifat getas, karena bahan uji yang demikian
memiliki titik hancur yang terlihat jelas saat dilakukan pengujian tekan.

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari pengujian compress test ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara pengujian tekan suatu material.


2. Mengetahui mechanical property dari 3Cr13.
3. Mengetahui kemampuan material 3Cr13 terhadap beban yang diberikan.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uji Tekan


Uji tekan adalah suatu alat uji mekanik yang berguna untuk mengukur dan
mengetahui kekuatan benda terhadap gaya tekan. Uji tekan ini memiliki kinerja
yang bagus dan berkualitas untuk mengetahui kekuatan benda. Pada umumnya uji
tekan ini digunakan pada logam yang bersifat getas, karena alat uji tekan ini
memiliki titik hancur yang terlihat jelas di saat melakukan pengujian benda
tersebut.[1]
Keragaman fungsi dan dimensional uji tekan ini menjadikan beragam
ragam syarat mekanis yang perlu di penuhi karena akan beragam pula gaya dan
arah gaya yang akan di uji kekuatan benda tersebut. Pada beberapa alat yang akan
di uji yang di buat panjang, dia akan melengkung jika di uji dengan alat uji tekan.
Uji tekan ini memiliki alat yang canggih, berat dan tenaga yang kuat serta
kualitas dan kinerja yang menjanjikan untuk para pengguna alat uji tekan
tersebut. Sebesar apapun benda yang akan di uji tekannya dengan alat uji tekan
ini kita bisa mengetahui kekuatan suatu benda tersebut. Uji tekan akan
memberikan hasil pengukuran kekuatan benda tersebut mengenai besar
pengukuran yang di uji terhadap bahan yang akan di uji sehingga standarisasi
yang di inginkan akan tercapai sempurna. [2]

Gambar 2.1 Compress Test[3]


3

2.2 Tegangan dan Regangan


Hukum Hooke menyatakan bahwa untuk sebagian besar jenis bahan
yangdiberikan beban selama tidak melampaui batas elastisitas, dengan deformasi
akan sepadan dengan beban atau lebih sering dinyatakan dengan kata tegangan
sepadan dengan regangan. Konsep lain yang dikembangkan dari kurva tegangan–
regangan adalah batas elastis yaitu batas tegangan – regangan yang tidak kembali
ke bentuk semula. Diagram tegangan – regangan mulai terlihat dari awal
pengujian sampai bahan uji patah atau rusak.[4]
Sebuah batang lurus yang dikenai beban tarik akan mengalami perubahan
panjang yang disertai pengurangan luas penampang batang. Perubahan panjang
ini disebut juga dengan regangan teknik (Ɛ), yang didefinisikan sebagai
perubahan panjang yang terjadi (ΔL) terhadap panjang batang mula-mula (L0).
Tegangan yang dihasilkan pada proses ini disebut dengan tegangan teknik (σ),
dimana didefinisikan sebagai nilai pembebanan yang terjadi (F) pada suatu luas
penampang awal (A0). Teori tersebut diatas dapat dituliskan dalam persamaan
σeng = F/A0, dan Ɛ = ΔL/L0, dimana ΔL = (L1 – L0). L1 merupakan panjang
akhir batang pada suatu pengujian tarik, sebelum beban dihilangkan kembali. [5]
Tegangan sebenarnya (σtrue) didefinisikan sebagai nilai beban yang
diberikan terhadap luas penampang batang (A) yang berubah akibat tarikan.
Sementara regangan sebenarnya (Ɛtrue) didefinisikan sebagai logaritmik
perubahan panjang batang akhir terhadap panjang awal batang. Kedua istilah
tersebut dapat dituliskan dalam bentuk persamaan σtrue = F/A , dan Ɛtrue =
ln(L1/L0).

Gambar 2.2 Grafik Tegangan dan Regangan Material non Linier[6]


Hubungan tegangan-regangan untuk nilai regangan yang cukup kecil
adalah linier. Hubungan linier antara pertambahan panjang dan gaya aksial yang
4

menyebabkannya, hal ini dinyatakan oleh Robert Hooke, yang disebut Hukum
Hooke. Robert Hooke (1689), telah mengamati sebuah fenomena hubungan
antara tegangan dan regangan pada daerah elastis suatu material tertentu dan
menyimpulkan bahwa dalam batas-batas tertentu tegangan pada suatu material
ialah proporsional terhadap regangan yang dihasilkan. Teori ini kemudian lebih
dikenal dengan istilah hukum Hooke. Namun teori ini hanya berlaku pada batas
elastis material, dimana besarnya tegangan akan berbanding lurus terhadap
pertambahan regangan yang terjadi, dan bila beban dihilangkan, maka sifat ini
akan menyebabkan material kembali kedalam bentuk dan dimensi aslinya. [6]
Modulus elastisitas yaitu rasio unit tegangan terhadap unit regangan,
sering disebut Modulus Young, Nilai modulus elastisitas setiap bahan berbeda-
beda. Unit regangan merupakan bilangan tanpa dimensi (rasio dua satuan
panjang), maka modulus elastisitas mempunyai satuan yang sama dengan
tegangan, yaitu N/m2, modulus elastisitas dalam tekanan mendekati sama dengan
modulus elastisitas dalam tarikan.[7]

Gambar 2.3 Diagram Tegangan dan Regangan[7]


2.2.1 Tegangan
Salah satu masalah fundamental dalam mechanical engineering adalah
menentukan pengaruh beban pada komponen mesin atau peralatan. Hal ini sangat
esensial dalam perancangan mesin karena tanpa diketahuinya intensitas gaya di
dalam elemen mesin, maka pemilihan dimensi, material, dan parameter lainnya
tidak dapat dilakukan. Intensitas gaya dalam pada suatu benda didefinisikan
sebagai tegangan (stress).[7]
Tegangan merupakan intensitas gaya dalam pada elemen struktur sebagai
reaksi terjadinya deformasi yang timbul akibat bekerjanya beban luar, pada
5

umumnya intensitas gaya ini berarah miring pada bidang potongan. Dalam
praktek keteknikan intensitas gaya tersebut diuraikan menjadi tegak lurus dan
sejajar dengan irisan yang sedang dianalisis. Penguraian intensitas gaya ini dapat
dilihat pada Gambar 2.4, sehingga menghasilkan tegangan normal dan geser.

Gambar 2.4 Komponen Tegangan Normal dan Geser dari Tegangan[4]


Konsep paling dasar dalam mekanika bahan adalah tegangan dan
regangan. Konsep ini dapat diilustrasikan dalam bentuk yang paling mendasar
dengan meninjau sebuah batang prismatis yang mengalami gaya aksial.Batang
prismatis adalah sebuah elemen struktur lurus yang mempunyai penampang
konstan di seluruh panjangnya, dan gaya aksial adalah beban yang mempunyai
arah yang sama dengan sumbu elemen, sehingga mengakibatkan terjadinya tarik
atau tekan pada batang.[6]
Kondisi tarik atau tekan terjadi pada struktur, misalnya pada elemen di
rangka batang di jembatan, dan kondisi tekan terjadi pada strukur, yaitu pada
elemen kolom di Gedung.Untuk keseimbangan statis besarnya gaya-gaya harus
sama. Gaya-gaya diarahkan menjauhi batang, maka batang disebut ditarik,
sedangkan gayagaya diarahkan pada batang, maka batang disebut ditekan.
Aksi pasangan gaya-gaya tarik atau tekan, hambatan internal terbentuk di
dalam bahan dan karakteristiknya dapat dilihat pada potongan melintang di
sepanjang batang. Intensitas gaya (gaya per satuan luas) disebut tegangan dan
diberi notasi σ (sigma).
Jadi gaya aksial P yang bekerja pada penampang adalah resultan dari
teganagan yang terdistribusi kontinu. Dengan mengasumsikan bahwa tegangan
terbagi rata di seluruh potongan penampang, kita dapat melihat bahwa
resultannya harus sama dengan intensitas σ dikalikan dengan luas penampang A
dari batang tersebut.[6]
6

Tegangan normal merupakan intensitas gaya yang bekerja tegak lurus


terhadap potongan tampang melintang, apabila tegangan normal tersebut bekerja
ke arah luar dari penampang maka disebut sebagai tegangan tarik dengan tanda
positif, sedangkan tegangan yang menuju potongan tampang disebut tegangan
tekan dengan tanda negatif. Besarnya tegangan normal dihitung menurut
Persamaan:
𝑃
𝜎=
𝐴

Rumus 2.1 Tegangan Normal[4]


Tegangan geser bekerja di sepanjang atau sejajar bidang. Tegangan geser
merupakan tegangan yang bekerja dalam arah tangensial terhadap permukaan
bahan, Tegangan geser dinotasikan dengan τ, yaitu gaya gesek dibagi luasan,
dengan satuan N/m2 atau N/mm2.Tegangan geser merupakan intensitas gaya yang
bekerja sejajar dengan potongan tampang melintang yang dapat dihitung dengan
Persamaan berikut :

𝑃
𝜏=
𝐴
Rumus 2.2 Tegangan Geser[4]
Contoh nyata bekerjanya tegangan normal dan geser dapat dilihat pada
batang baja bekerja tegangan normal positif pada baja sedangkan pada
sambungan baut bekerja tegangan geser pada baut.
Aksi tegangan geser, misalnya terjadi pada sambungan dengan baut
dengan menggunakan plat pengapit, dimana akibat aksi beban yang bekerja pada
batang dan plat pengapit akan cendrung menggeser baut, dan kecendrungan ini
ditahan oleh tegangan geser pada baut, bentuk sambungan dengan baut.
Diagram benda menunjukkan bahwa ada kecendrungan untuk menggeser
baut, terlihat juga bahwa gaya geser V bekerja pada permukaan potongan dari
baut. Pada gambar di atas ada dua bidang geser (mn dan pq), sehingga baut
dikatakan mengalami geser ganda (dua irisan). Dalam geser ganda, masing-
masing gaya geser sama dengan setengah dari beban total yang disalurkan oleh
baut, artinya Fs = V = P/2. [4]
7

Agar elemen berada dalam keseimbangan dalam arah x, maka gaya geser
total di muka atas harus diimbangi oleh gaya geser yang sama besar tetapi
berlawanan arah di muka bawah. Oleh karena luas muka atas dan bawah sama,
maka tegangan geser di kdua muka tersebut sama.

Gambar 2.5 Tegangan Geser Pada Bidang[7]


2.2.2 Regangan
Deformasi yang terjadi pada elemen batang yang menerima beban luar
tergantung pada ukuran awal penampang, sehingga lebih tepat jika dinyatakan
dalam bentuk regangan yang merupakan nilai banding perubahan dimensi per
satuan ukuran terhadap dimensi awalnya, regangan dapat juga didefinisikan
sebagai ekspresi non-dimensional dari deformasi. [8]
1. Regangan Normal
Suatu batang lurus akan mengalami perubahan panjang apabila dibebani
secara aksial, yaitu menjadi panjang jika mengalami tarik dan menjadi pendek
jika mengalami tekan.Berdasarkan dimensi panjang elemen batang (L0) yang
menerima beban tarik sebesar P, akan terjadi perpanjangan sebesar ∆L pada
elemen batang. Besaran regangan normal dapat dinyatakan dalam bentuk
Persamaan berikut :

Rumus 2.3 Regangan Normal[4]


Seperti halnya dalam penandaan arah gaya, regangan juga diberi tanda
positif jika terjadi gaya tarik yang menyebabkan bertambahnya dimensi batang,
sebaliknya digunakan tanda negatif jika diberikan gaya tekan yang menyebabkan
berkurangnya dimensi batang dibandingkan ukuran semula.
Jadi Perpanjangan per unit panjang disebut regangan normal, dinyatakan
tidak berdimensi, artinya regangan tidak mempunyai satuan. Regangan ε disebut
8

regangan normal karena regangan ini berkaitan dengan tegangan normal. Jika
batang mengalami tarik, maka regangannya disebut regangan tarik, yang
menunjukkan perpanjangan bahan. Demikian juga halnya jika batang mengalami
tekan, maka regangannya disebut regangan tekan, dan batang tersebut memendek.
Regangan tarik biasanya bertanda positif dan regangan tekan bertanda negatif.[4]
2. Regangan Geser
Tegangan geser yang bekerja pada suatu elemen bahan yang diserta
regangan geser, dimana tegangan geser tidak mempunyai kecendrungan untuk
memperpanjang atau memperpendek elemen, dengan kata lain panjang sisi tidak
berubah.Tegangan geser menyebabkan perubahan bentuk elemen, dimana elemen
semula berbentuk persegi panjang, berubah bentuk atau terdeformasi menjadi
miring, sehingga sudut antara muka samping berubah.
Jadi perubahan sudut pada bagian pokok elemen empat persegi panjang
awal disebut sebagai regangan geser, dan merupakan sudut yang dinyatakan
dalam derajat atau radian dan dinotasikan dengan γ.Regangan ini timbul akibat
bekerjanya gaya geser pada elemen batang.

Gambar 2.5 Regangan Geser[7]

2.3 Elastisitas
Hukum Hooke dan Elastisitas merupakan 2 hal yang saling berkaitan
untuk memahami arti dan kata elastic, banyak orang menganalogikan benda
tersebut terbuat dari keras. Meskipun pada dasarnya tidak semua benda ataupun
bahan baku, atau material memiliki sifat elastic.Jika karet gelang ditarik maka
panjangnya akan terus bertambah seiring dengan gaya tarik yang ditetapkan. [9]
Hal ini terjadi karena bahan material karet memiliki elastisitas yang sangat
tinggi. Namun ada kalanya jika suatu benda karet bila ditarik secara terus
9

menerus, maka karet tersebut akan putus, karena tidak semua benda memiliki
Infinity Tensile Test dimana melewati titik akan retak.
Ketika menggunakan atau menggambarkan elastisitas dari dua bahan, baik
modulus dan batas elastic harus diperhitungkan. Karet biasanya memiliki
elastsiitas rendah dan cenderung untuk menjauh dan tampak lebih elastis daripada
logam (modulus tinggi dan batas elastic rendah) dalam kehidupan sehari hari.[6]
Deformasi plastis merupakan deformasi atau pertambahan bentuk yang
terjadi pada benda secara permanen walaupun beban yang bekerja di tanbahkan.
Bila suatu beban yang bekerja pada benda di tiadakan maka di formasi elastis
silang sehingga tersisa deformasi plastis.

Gambar 2.6 Grafik Daerah Elastis[7]


2.4 Sifat Plastis
Plastisitas menyatakan kemampuan bahan untuk mengalamisejumlah
deformasi plastis yang permanent ,tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan sifat
ini sering disebut sebagai keuletan (ductility). Tegangan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan deformasi plastis akan bertambah besar dengan bertambahnya
regangan plastis.[1]
Pengalaman memperlihatkan bahwa semua bahan padat dapat diubah
bentuknya apabila mengalami pembebanan luar.Selanjutnya didapatkan bahwa
sampai dengan batas (limited loads) tertentu benda padat akan memperoleh
kembali ukuran aslinya bilamana beban ditiadakan.Hal ini dikenal dengan
perlakuan elastic.Batas atas yang dikeanl dengan perlakuan elastic. Batas atas
yang kalau dilampaui menyebabkan bahan tidak dapat kembali ke bentuk semula
dinamkan perlakuan elastic.
10

Secara umum pengukuran keuletan dilakukan untuk mendapatkan elongasi


dimana suatu logam dapat berdeformasi tanpa terjadi patah dalam proses
pembentukan logam.Untuk petunjuk mengetahui kemampuan logam untuk
mengatur secara plastis sebelum mengalami patah.Deformasi plastis artinya
perubahan benda yang tidak dapat kembali seperti semua,suatu logam yang diberi
gaya akan terdeformasi jika masih diatas batas-batas elastisnya suatu bahan akan
kembali ke bentk semulanya tapi jika gaya tersebut menyebabkan deformasi
samapai titik luluh disinilah dimulainya deformasi plastis pengaruh pada
strukturnya yaitu pada tinjauan mikro deformasi plastis menyebabkan lepasnya
ikatan atom suatu bahan dengan atom lainnya tetapi ada juga atom yang tergeser
terus-menerus sehingga menyebabkan dislokasi dan jika bergeser terus menerus
sehingga menyebabkan sampai keujung kristal dan terjadinya slip.[4]

2.5 Fenomena pada Uji Tekan


Fenomena-fenomena yang ada pada uji tekan[10] :
1. Barelling
Barelling adalah salah satu fenomena yang terjadi pada uji tekan dimana
terjadi perubahan bentuk dimensi karena gesekan.
Fenomena yang terjadi pada pengujian tekan pada prinsipnya tergantung
dari diameter dan tinggi spesimen yang dilakukan pengujian. Misalkan diameter
spesimen adalah “d”, dan tinggi spesimen adalah “h”, maka ,Untuk perbandingan
h : d lebih kecil dari 3 : 2, maka fenomena yang terjadi adalah barelling. Adapun
contoh gambar dari fenomena barelling ini dapat kita lihat sebagai berikut :

Gambar 2.7 Penekanan dan bentuk tong terjadi akibat gesekan[10]


11

2. Buckling
Buckling adalah terjadinya pembengkokan pada material setelah diberi
beban tekan.

Gambar 2.8 Pembengkokan pada Spesimen[10]


Fenomena yang terjadi pada pengujian tekan pada prinsipnya tergantung
dari diameter dan tinggi spesimen yang dilakukan pengujian. Misalkan diameter
spesimen adalah “d”, dan tinggi spesimen adalah “h”, maka :Untuk perbandingan
h : d lebih besar dari 3 : 2, maka fenomena yang terjadi adalah Buckling. [10]
Ciri-ciri setelah di bucklingUkuran tidak sebanding (hi<h0), Spesimen sudah
bengkok / tidak sesumbu
3. Strain Hardening
Yaitu pengerasan material / spesimen akibat penumpukkan dislokasi
padabatas butir.

Gambar 2.9 Strain Hardening[10]


12

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat Percobaan

Praktikum Compress Test ini dilakukan pada

Waktu : Selasa , 9 November 2021

Tempat : Software Ansys Workbench 2021

3.2 Alat-Alat yang Digunakan

3.2.1 Spesifikasi Material


Spesimen yang digunakan pada Tensile Test adalah 3Cr13 . Berikut
merupakan spesifikasi dan data dari spesimen.

Gambar 3.1 Spesifikasi 3Cr13


13

Gambar 3.2 Engineering Data 3Cr13

3.2.2 Spesifikasi Komputer


Berikut merupakan spesifikasi laptop atau penulis yang dipakai oleh
penulis

Gambar 3.4 Spesifikasi Laptop Penulis


14

3.2.3 Perangkat Lunak yang Digunakan

Penggunaan software computer dalam analisa Compression Test berguna


untukmengetahui titik terlemah pada suatu bahan tanpa harus menggunakan alat
dan bahan yang akan ditarik namun cukup dengan aplikasi software yang
menampilkan bahan dalam bentuk 3D kita dapat melihat titik terlemah pada
material. Software Ansys merupakan salah satu dari Computer Aided Engineering
(CAE) software berbasis elemen hingga atau FEA.Penggunaannya mencakup
simulasi struktur , dinamika fluida , akustik dan elektromagnetik.

Gambar 3.5 Logo Ansys


Software Solidwork bisa digunakan untuk memgambarkan geometry
,assembly part , animasi pada assembly dan bisa juga melakukan simulasi.

Gambar 3.6 Logo Solidworks


15

3.3 Prosedur Percobaan

Berikut merupakan prosedur percobaan pada Compress Testadalah :

1. Siapkan Software Solidwork dan Ansys


2. Gambarkan spesimen (geometry) di aplikasi solidwork dan save file
tersebut
3. Mengatur Engineering Data spesimen di aplikasi ansys, masukkan data
3Cr13.
4. Sesudah gambar dan memasukkan data , pada aplikasi ansys import
geometry yang sudah digambar di software solidwork.
5. Pada bagian setup , atur meshing sesuai dengan keinginan penulis , pada
analysis setting masukkan fixed support dan Force sebesar 2000N pada
spesimen tersebut.
6. Pada solution ,insert Total Deformation , Equivalent Stress dan Strain.
Tunggu simulasi selesai.
16

BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA

4.1 Hasil Percobaan

Berikut merupakan hasil meshing dengan menggunakan element size 1 mm


pada spesimen 3Cr13.

Gambar 4.1 Hasil Meshing

a. Total Deformation
Total Deformation adalah deformasi yangdapat melihat semua hasil
deformasi yang terkait dengan geometry yang dirancang (spesimen) dalam tiga
koordinat (X, Y, dan Z).

Gambar 4.2 Total Deformation 3Cr13


17

b. Equivalent Elastic Strain


Equivalent Elastic Strain didefinisikan sebagai batas nilai regangan
dimana benda akan memantul dan kembali ke bentuk semula setelah beban
dihilangkan.

Gambar 4.3 Equivalent Elastic Strain 3Cr13

c. Equivalent Stress
Equivalent Stress memungkinkan seseorang untuk melihat tegangan
struktur dengan satu plot. Equivalent Stress dapat digunakan sebagai indikator
skalar untuk menentukan kegagalan material.

Gambar 4.4 Equivalent Stress 3Cr13


18

4.2 Analisis Data Hasil Percobaan


a. Deformasi pada 3Cr13
Deformasi minimum dapat dilihat digambar memiliki nilai sebesar 0 mm,
sedangkan deformasi maksimum memiliki nilai 8,441 x 10-8 mm.

Gambar 4.5 Deformasi Minimum dan Maksimum 3Cr13


b. Regangan pada 3Cr13
Regangan minimum dapat dilihat digambar memiliki nilai sebesar 2,1092
-7
x 10 mm/mm, sedangkan regangan maksimum memiliki nilai sebesar 8,073 x
10-7 mm/mm.

Gambar 4.6 Regangan Minimum dan Maksimum 3Cr13


c. Tegangan pada 3Cr13
Tegangan minimum dapat dilihat digambar memiliki nilai sebesar 95.675
MPa , sedangkan tegangan maksimum memiliki nilai sebesar 3,6652 x 105 MPa.

Gambar 4.7 Tegangan Maksimum dan Minimum 3Cr13


19

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari simulasi percobaan Compress Test ini adalah :

1. Compress Test adalah metode yang digunakan untuk menguji suatu


kekuatan dari material atau bahan dengan cara memberikan beban gaya
yang sesumbu.
2. Nilai rata-rata total deformasi pada 3Cr13 dengan diberi gaya sebesar
2000N adalah 4,2052 x 10-8 mm.
3. Nilai rata-rata regangan pada 3Cr13 dengan diberi gaya sebesar 2000N
adalah 4,2071 x 10 -7 mm/mm.
4. Nilai rata-rata tegangan pada 3Cr13 dengan diberi gaya sebesar 2000N
adalah 1,9096 x 105 mm.
5.2 Saran

Adapun saran dari simulasi percobaan Compress Test ini adalah :

1. Hasil dari simulasi akan lebih bagus atau maksimal bila diatur meshing
yang lebih kecil.
2. Sebaiknya praktikan mencari referensi yang lebih dan mempelajarinya
agar hasil simulasi yang dilakukan benar.
3. Sebaiknya praktikum ini dilakukan secara langsung agar hasilnya lebih
akurat.
20

DAFTAR PUSTAKA

[1] M. K. Fahad, “Stresses and failure in the diametral compression test,” J.


Mater. Sci., vol. 31, no. 14, pp. 3723–3729, 1996, doi:
10.1007/BF00352786.

[2] A. T. Procopio, A. Zavaliangos, and J. C. Cunningham, “Analysis of the


diametrical compression test and the applicability to plastically deforming
materials,” J. Mater. Sci., vol. 38, no. 17, pp. 3629–3639, 2003, doi:
10.1023/A:1025681432260.

[3] S. J. O’Brien, M. J. Pagnani, S. Fealy, S. R. McGlynn, and J. B. Wilson,


“The active compression test: A new and effective test for diagnosing
labral tears and acromioclavicular joint abnormality,” Am. J. Sports Med.,
vol. 26, no. 5, pp. 610–613, 1998, doi: 10.1177/03635465980260050201.

[4] R. C. Hibbeler, Mechanics of Materials. Prentice Hall, 2014.

[5] D. R. Askeland and W. J. Wright, The Science and Engineering of


Materials, Enhanced, SI Edition. Cengage Learning, 2015.

[6] S. Kalpakjian and S. R. Schmid, Manufacturing Processes for Engineering


Materials. Pearson Education, 2017.

[7] S. S. Karmawan, Mekanika bahan: bagian dari mekanika teknik. Penerbit


Universitas Indonesia, Jakarta, 1988.

[8] L. G. Petrosian and V. A. Ambartsumian, Static and Dynamic Analysis of


Engineering Structures: Incorporating the Boundary Element Method.
Wiley, 2020.

[9] Y. Lakhtin and N. Weinstein, Engineering Physical Metallurgy. University


Press of the Pacific, 2000.

[10] L. B. Produk and M. Dengan, “8/10/2019 14. Uji Tekan,” pp. 1–13, 2019.

Anda mungkin juga menyukai