Oleh:
M. FAJRIANSYAH
4204191256
2023
LEMBAR PENGESAHAN
i
Nama Mahasiswa : M. Fajriansyah
Nim : 4204191256
Abstrak
ii
Nama Mahasiswa : M. Fajriansyah
Nim : 4204191256
Abstract
Along with its service life, the existing wharf experienced some structural
element damage caused by environmental conditions and operational loads. The
structural damage that occurs is damage to the concrete structure (broken,
cracked, and peeling). Therefore, a study was carried out with the aim of
determining the feasibility of the existing wharf structure from a structural
perspective. Where the structural evaluation uses the NDT (Non-Destructive Test)
method which is a test method without damaging the structural elements tested
using the Dial Detactor and Visual Test using the BMS 1992 (Bridge
Management System) method. From the results of the visual test on the slab
elements in the field, it was found that the condition value was 3 where there was
severe damage in the form of spalling and honeycomb so that the reinforcement
was exposed and corroded. In field testing using a Dial Gauge, it is known that the
deflection conditions that occur on the slab elements are 3.98 mm with a truck
load of 10 tons. The amount of deflection obtained using the abaqus application
with a load of 10 tons is 2.73 mm. The overview used in this study is an insight
for future software application from the concept of the finite element method as an
analysis, while the model to be used should be calibrated with good experimental
data so that it will provide the right modeling parameters to be used later.
iii
KATA PENGANTAR
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat terselesaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
M. FAJRIANSYAH
NIM. 4204191256
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
Abstrak ................................................................................................................... ii
Abstract ................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar belakang masalah ............................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4 Batasan Penelitian .................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
v
2.6 Non-Destructive Test (NDT) .................................................................. 23
2.6.1 Dial Gauge ...................................................................................... 23
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4.15 Lendutan Pada Slab Normal ............................................................ 47
Gambar 4.16 Grafik Beban dan Lendutan Existing Pada Abaqus ........................ 48
viii
DAFTAR TABEL
ix
1 BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu sejak kenaikan harga bahan bakar solar tahun 2022, biaya yang
dibutuhkan untuk melakukan penyebrangan menggunakan kapal ferry juga
meningkat. Hal ini berdampak pada meningkatnya minat masyarakat untuk
menggunakan opsi penyebrangan dengan menggunakan roro, sehingga aktifitas
penyeberangan pada pelabuhan Dermaga Pelabuhan Sei Selari yang berada di
sungai pakning dan Dermaga Pelabuhan Air Putih yang berada di Bengkalis pun
juga semakin padat dan mengakibatkan terhambatnya waktu keberangkatan
penyeberangan. Maka dari itu perlu diiperhatikan terhadap struktur dermaga yang
ada di pelabuhan karena banyak terdapat kerusakan pada elemen struktur dermaga
ini.
2. Penelitian ini hanya melakukan pengujian pada elemen slab dari dermaga
pelabuhan penyeberangan Sei selari.
3
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
yaitu satu seminggu sebanyak 2
kapal, panjang dermaga 192 m dan
panjang kapal yaitu 226 m, sehingga
tidak perlu penambahan panjang
darmaga dan kebutuhan ruang
terminal dermaga penumpang
pelabuhan belawan untuk 5 tahun
yang akan datang perlu adanya
penambahan luasan yang semula
1338 m² menjadi 5855,58 m²,
kemudian untuk kebutuhan areal
parkir kendaraann antar/jemput
memerlukan penambahan luasan
karena luas yang semula 6087 m²
menjadi 8947 m².
7
dan proteksi beton dengan
spesifikasi material mastic coat.
2.2 Pelabuhan
Pelabuhan merupakan suatu wilayah yang terdiri atas daratan, perairan
dengan batas tertentu sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pemerintah dan
kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai tempat untuk bersandar kapal,
berlabuhnya kapal, naik atau turunnya penumpang dan bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda (KM Nomor 52
Tahun 2004)
1. Mata rantai (link) yaitu pelabuhan merupakan salah satu mata rantai proses
transportasi dari tempat asal barang ke tempat tujuan.
8
3. Pintu gerbang (gateway) yaitu pelabuhan sebagai pintu gerbang suatu
negara, dimana setiap kapal yang berkunjung harus mematuhi peraturan
dan prosedur yang berlaku di daerah dimana pelabuhan tersebut berada.
1. Pelabuhan Umum
2. Pelabuhan Khusus
11
2.3.3 Ditinjau Dari Segi Pengusahaannya
Ditinjau dari segi pengusahanya pelabuhan dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Pelabuhan laut
2. Pelabuhan pantai
12
2.3.5 Ditinjau dari segi penggunaannya
1. Pelabuhan ikan
2. Pelabuhan minyak
3. Pelabuhan barang
4. Pelabuhan penumpang
13
Pelabuhan penumpang tidak jauh berbeda dengan pelabuhan barang.
Pelabuhan barang dibelakang terdapat gudang-gudang sedangkan untuk
pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segala
kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan kebutuhan orang bepergian.
Untuk kelancaran keluar masuknya penumpang dan barang, sebaiknya jalan
masuk dan keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan
menggunakan jembatan langsung kekapal sedang barang-barang melalui
dermaga.
5. Pelabuhan campuran
6. Pelabuhan militer
2.4 Dermaga
Dermaga adalah satu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat
dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar dan muat barang dan tempat
untuk menaik-turunkan penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan
ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Dalam
mempertimbangkan ukuran dermaga, harus didasarkan pada ukuran-ukuran
minimal sehingga kapal dapat bertambat atau meninggalkan dermaga
14
maupunbmelakukan bongkar muat barang dapat dilakukan dengan aman, cepat
dan lancar. (Bambang Triadmodjo).
Pada dermaga dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang
dari dan ke atas kapal. Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan
bakar untuk kapal, air minum, air bersih, saluran untuk air kotor/limbah yang akan
diproses lebih lanjut di pelabuhan. Hal yang perlu diingat bahwa dimensi dermaga
didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada
dermaga tersebut. Jenis - jenis dermaga berdasarkan jenis barang yang dilayani:
15
5. Dermaga marina, adalah dermaga yang digunakan untuk kapal pesiar,
speed boat.
6. Dermaga kapal ikan, adalah dermaga yang digunakan oleh kapal ikan.
1. Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat berimpit
dengan garis pantai atau agak menjorok kelaut dan dapat juga berfungsi
sebagai penahan tanah yang ada dibelakangnya. Wharf dibangun apabila
garis kedalaman laut hampir merata dan sejajar dengan garis pantai.
Dermaga dengan tipe ini biasanya digunakan untuk pelabuhan barang
potongan atau peti kemas dimana dibutuhkan suatu halaman terbuka yang
cukup luas untuk menjamin kelancaran angkutan barang.
2. Pier adalah dermaga yang berada pada garis pantai dan posisinya tegak
lurus dengan garis pantai (berbentuk jari-jari). Berbeda dengan wharf yang
digunakan untuk merapat pada sisinya, pier bisa digunakan pada satu sisi
atau dua sisinya sehingga dapat digunakan untu merapat lebih banyak
kapal.
16
Gambar 2.2 Dermaga tipe Pier
17
Dermaga quay wall ini terdiri dari struktur yang sejajar pantai, berupa
tembok yang berdiri di atas pantai, dan dapat dibangun dengan beberapa
pendekatan konstruksi diantaranya sheet pile baja/beton, caisson beton atau
open filled structure. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan quay wall, yaitu :
a. Dermaga quay wall adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan relatif
berhimpit dengan pantai (kemiringan pantai curam).
e. Posisi breasting berfungsi utama sebagai sarana sandar kapal, tapi juga
dapat berfungsi sebagai sarana tambat kapal jika dipasang bollard,
sedangkan mooring dolphin berfungsi menahan kapal sehingga tetap
berada pada posisi sandar.
20
Structure - apakah struktur dalam keadaan berbahaya atau tidak
Nilai kondisi dari tiap elemen bangunan akan dijumlahkan dan akan
didapatkan nilai kondisi secara keseluruhan antara 0 sampai dengan 5. Nilai
tersebut dapat dijadikan patokan untuk tahap penyelidikan lebih lanjut.
Selanjutnya, nilai kondisi dari pemeriksaan setiap elemen-elemen jembatan
dideskripsikan sesuai dengan Tabel 2.2
21
Tabel 2.2 Deskripsi nilai kondisi jembatan
2 Rusak Ringan
3 Rusak
4 Rusak Kritis
5 Runtuh/tidak berfungsi
Elemen jembatan yang runtuh dan tidakberfungsi lagi nilai kondisinya pasti
berada di angka 5. Kondisi ini memerlukan perbaikan besar ataubahkan
penggantian jembatan seluruhnya.
22
2.6 Non-Destructive Test (NDT)
Non Destructive Test atau biasa disingkat NDT merupakan suatu teknik
pengujian pada suatu material tanpa harus merusak objek yang diujinya.
Pengujian ini biasanya lebih banyak dipilih karena potensi kerusakan yang
ditimbulkan pada saat proses pengujian sangat minim. Metode NDT umumnya
bergantung pada penggunaan radiasi elektromagnetik, suara dan konversi sinyal
lainnya untuk memeriksa berbagai macam barang (logam dan non-logam) untuk
mendapatkan propertis fisik dari benda yang di uji (kekuatan, kepadatan,
konfigurasi dan lain sebagainya). Pengujian Non Destructive dapat diterapkan
pada struktur lama dan baru. Untuk struktur yang baru, prinsip utama cenderung
untuk pengendalian kualitas atau jika dirasa adanya keraguan tentang kualitas
bahan atau konstruksi. Lain hal nya dengan struktur lama, bisa jadi setelah sekian
tahun pembangunan ada masalah terhadap struktur yang dirasakan oleh penghuni
bangunan saat berada di lokasi, atau dikarenakan penyebab kerusakan pada
bangunan lainnya seperti adanya gempa bumi, cuaca buruk berkepanjangan,
kondisi tanah, ataupun umur bangunan itu sendiri.
23
Gambar 2.4 Alat Dial Gauge
24
3 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.2 Waktu
Waktu penelitian ini akan dilakukan setelah disahkan proposal skripsi ini.
25
1. Dial Gauge
2. Perahu karet
26
Sumber : Dokumentasi Skripsi 2023
3. Kabel Ties
4. Kayu Lat
Kayu lat pada penelitian ini digunakan untuk kedudukan perletakan alat
Dial Gauge.
28
3.2.2 Media
Media yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini yaitu :
1. Pengolah Kata
2. Pengolah angka
3. Aplikasi Abaqus
29
3.3 Diagram Alur Penelitian
30
3.4 Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini, dilakukan beberapa tahapan seperti :
Tahap awal dalam penelitian ini yaitu melakukan inspeksi visual pada
struktur dermaga yang diteliti menggunakan alat bantu Smartphone. Alat
bantu smartphone ini digunakan untuk mempermudah dalam melakukan
inspeksi secara visual.
31
4 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai Keterangan
Nilai Kriteria
Kondisi
Struktur Berbahaya 1 √
(S) Tidak Berbahaya 0
Kerusakan Parah 1 √
(R) Tidak Parah 0
Kuantitas Lebih dari 50% 1 √
(K) Kurang dari 50% 0
Elemen tidak berfungsi 1
Fungsi (F)
Elemen masih berfungsi 0 √
Mempengaruhi elemen lain 1
Pengaruh
(P) Tidak mempengaruhi elemen
0 √
lain
Nilai
Kondisi NK = S+R+K+F+P 0-5 3
(NK)
32
Gambar 4.1 Kondisi Visual Slab
Dari hasil bacaan alat Dial Gauge didapat nilai lendutan yang terjadi
dilapangan sebesar 3,98 mm dengan muatan 10 Ton. Berikut hasil dari pengujian
menggunakan alat Dial Gauge :
33
Gambar 4.2 Hasil bacaan Dial Gauge
1. Mutu material
Beton
Mutu beton yang digunakan dalam analisis ini berupa data core drill hasil
pengujian slab di lapangan yang dilakukan oleh dinas perhubungan yaitu
28,005 f’c (Mpa)
Baja Tulangan
Mutu baja tulangan pada permodelan analisis yaitu BJTP 24 (fy = 240
MPa).
2. Dimensi Permodelan
36
Gambar 4.6 Memodelkan Part slab
2. Tulangan Memanjang
Pilih create part, Name: Part-Tulangan, Modeling Space: 3D,
Type: Deformable, Shape: Wire, Planar, Approximate Size: 2000, dan
klik continue. Lalu masukkan dimensi tulangan memanjang yang
dimodelkan.
37
Gambar 4.7 Memodelkan Part Tulangan Memanjang
b. Property Module
1. Slab Beton
Pilih create material, Name: Material-Beton, selanjutnya:
Dilation Viscosity
Eccentricity fb0/fc0 K
Angle Parameter
11 0
25.4224 0.002
24.3913 0.0023
23.178 0.0025
3.12 0
0.2342 0.0011
39
Gambar 4.8 Mendefinisikan property Slab Beton
2. Baja Tulangan
Pilih create material, Name: Material-Baja, selanjutnya:
1.) Pilih Mechanical, Elasticity, Elastic, masukkan nilai Young’s Modulus
dan Poisson’s Ratio baja
2.) Pilih Mechanical, Plasticity, Plastic, masukkan nilai Yield Stress dan
Plastic Strain baja.
3.) Pilih Create Section, Name: Section-Baja Tulangan, Category: Beam,
Type: Truss, Material: Material-Baja, masukkan nilai Cross-sectional
area, klik OK
4.) Pilih Assign Section, seleksi baja tulangan, klik Done, Section:
Material-Baja, klik OK.
40
Gambar 4.9 Mendefinisikan Property Tulangan Memanjang Baja
c. Assembly Module
1.) Pilih Create Instance, pilih part sengkang dan tulangan memanjang,
klik OK
2.) Pilih Rotate Instance, seleksi tulangan memanjang, klik Done, pilih 2
titik pada arah sumbu Y, Angle of Rotation: 90°, klik OK
3.) Pilih Translate Instance, seleksi tulangan memanjang, klik Done, klik
pada titik ujung tulangan memanjang, masukkan koordinat X, Y, Z,
klik OK
4.) Pilih Linear Pattern, seleksi tulangan memanjang, klik Done,
masukkan jarak antar tulangan dan jumlah tulangan memanjang, klik
OK
5.) Pilih Translate Instance, seleksi sengkang, pilih titik acuan pada
sengkang, masukkan nilai X, Y, Z sesuai jarak yang dibutuhkan, klik
OK
41
6.) Pilih Linear Pattern, seleksi sengkang, klik Done, masukkan jarak
antar sengkang dan jumlah sengkang, klik OK
7.) Pilih Create Instance, pilih part-Slab klik OK
8.) Pilih Translate Instance, seleksi balok, pilih titik acuan pada balok,
masukkan nilai X, Y, Z pada koordinat 0,0,0.
d. Step Module
1.) Pilih Create Step, Name: Step-1, Procedure: General (Static, General)
klik continue, Automatic Stabilization: Specify dissipated energy
fraction, Maximum number of increments: 100000, Increment size
(Initial: 0.01, Minimum: 1E-020, Maximum: 0.1), klik OK.
2.) Pilih Field Output Manager, klik Edit, tambahkan Output Variables:
Failure/Fracture, klik DAMAGEC dan DAMAGET, klik OK
State/Field/User, klik STATUS dan STATUSXFEM, klik OK.
42
e. Interaction Module
1.) Pilih Create Constraint, Name: Beton-Tulangan, Type: Embedded
Region, klik continue, seleksi semua tulangan, klik Done, klik Select
Region, seleksi beton, klik Done, klik OK
2.) Pilih Create Constraint, Name: Beton-Baja Pelat, Type: Tie, klik
continue, klik surface, seleksi permukaan balok yang menyentuh pelat,
klik Done, klik surface, seleksi permukaan pelat yang menyentuh
balok, klik Done, klik OK.
f. Load Module
1.) Pilih Create Boundary Condition, Name: BC-Tumpuan, Step: Initial,
Category: Mechanical, Types for Selected Step:
Displacement/Rotation, klik Continue. Seleksi bagian bawah baja pelat
43
tumpuan, klik Done. Kemudian klik U1 = 0, U2 = 0, UR2 = 0, UR3 =
0, klik OK.
2.) Pilih Create Boundary Condition, Name: BC-Simetri-Z, Step: Initial,
Category: Mechanical, Types for Selected Step:
Displacement/Rotation, klik Continue. Seleksi permukaan bagian
simetri arah z balok, klik Done. Kemudian klik U3 = 0, klik OK.
3.) Pilih Create Boundary Condition, Name: BC-Simetri-X, Step: Initial,
Category: Mechanical, Types for Selected Step:
Displacement/Rotation, klik Continue. Seleksi permukaan bagian
simetri arah x balok, klik Done. Kemudian klik U1 = 0, klik OK.
4.) Pilih Create Load, Name: Load-1, Step: Step-1, Category:
Mechanical, Types for Selected Step: Pressure, klik Continue. Seleksi
permukaan atas baja pelat beban, klik Done. Masukkan nilai beban,
klik OK.
g. Mesh Module
44
1.) Part Slab
a.) Pilih Seed Edges, seleksi daerah yang akan dibuat mesh, klik Done.
Masukkan ukuran mesh atau jumlah mesh, klik OK
b.) Pilih Assign Mesh Control, seleksi Part-Balok, klik Done. Element
Shape: Hex, Technique: Structured, klik OK
c.) Pilih Assign Element Type, seleksi Part-Balok, klik Done. Element
Library: Standard, Geometric Order: Linear, Family: 3D Stress,
klik OK
d.) Pilih Mesh Part, klik Yes.
45
b.) Pilih Assign Element Type, seleksi Part-Tulangan, klik Done.
Element Library: Standard, Geometric Order: Linear, Family:
Trusss, klik OK
c.) Pilih Mesh Part, klik Yes.
h. Job Module
1.) Pilih Create Job, Name: Job-1, Source: Model-1, klik Continue, klik
OK.
2.) Pilih Job-Manager, klik Job-1, klik Submit.
3.) KlikResult
46
Gambar 4.15 Lendutan Pada Slab Normal
47
Gambar 4.16 Grafik Beban dan Lendutan Existing Pada Abaqus
48
5 BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis data dari pengujian
dilapangan dengan hasil permodelan menggunakan abaqus, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Dari hasil pengujian visual test pada bagian elemen slab di lapangan
didapat nilai kondisi yaitu 3 yang dimana terdapat kerusakan berupa
spalling dan honeycomb yang parah sehingga tulangan terekspos dan
korosi.
5.2 Saran
1 Elemen/ struktur slab harus dilakukan perbaikan secepatnya
49
50
6 DAFTAR PUSTAKA
https://www.alatuji.com/article/detail/100/inspeksi-visual-dengan-borescope
https://www.binanusa.co.id/non-destructive-test/
https://hesa.co.id/rebar-scanner-alat-deteksi-besi-dalam-beton/
https://tunas-engineering.co.id/web/article/rebar-scan-test.html
https://www.ilmubeton.com/2018/08/mengenal-hammer-test-palu-beton-
sebagai.htm
51
52