Anda di halaman 1dari 4

LAMPIRAN 1PERHITUNGAN BEBANAN ANGIN

Data
Jarak portal (a) = 6 m
Jarak purlin (b) = 1.5 m
Luas area beban (c) a x b = 9 m2

Beban
Atap (d) = 0.0392 kN/m2 (Atap Spandek 0.35 mm)
Lr (e ) = 1 kN
R (f) 0.0098x20 = 0.196 kN/m2

Input beban pada purlin akibat :


Atap (d x c) / a = 0.0588 kN/m2
Lr (e ) = 1 kN
R (f x c) / a = 0.294 kN/m2

Beban angin pada bangunan gedung: SPGAU (prosedur amplop)


SNI 1727:2020, Hal.167
Tipe bangunan gedung
Pasal ini digunakan untuk menentukan beban angin SPGAU pada bangunan gedung
bertingkat rendah dengan menggunakan Prosedur Amplop.
- Bagian 1 diterapkan pada semua bangunan gedung bertingkat rendah, beban angin
yang bekerja pada dinding perlu dipisahkan sebagai angin datang, angin pergi, dan sisi
dinding bangunan gedung memperoleh besarnya gaya internal yang sesuai untuk
komponen struktur SPGAU.
- Bagian 2 diterapkan pada kelas khusus bangunan bertingkat rendah yang didesain
sebagai bangunan gedung diafragma sederhana tertutup seperti ditetapkan dalam
Pasal 26.2.

Bangunan gedung, bertingkat rendah (SNI 1727:2020, Hal 101)

Bangunan gedung tertutup atau tertutup sebagian yang memenuhi kondisi berikut:
1. Tinggi atap rata-rata h sama dengan atau kurang dari 60 ft (18 m).
2. Tinggi atap rata-rata h tidak melebihi dimensi horizontal yang terkecil.

Pasal 26 - Persyaratan Umum: Penggunaan untuk menentukan parameter


dasar dalam penentuan beban angin pada SPGAU dan K&K. Parameterparameter
dasar tersebut adalah:
 Kecepatan angin dasar, V, lihat Pasal 26.5 untuk definisi dan Buku Peta Angin
Indonesia sesuai dengan kategori risiko bangunan gedung dan struktur lainnya.
 Faktor arah angin, Kd, lihat Pasal 26.6
 Eksposur, lihat Pasal 26.7
 Faktor topografi, Kzt, lihat Pasal 26.8
 Faktor elevasi permukaan tanah, Ke, lihat Pasal 26.9
 Tekanan kecepatan, lihat Pasal 26.10
 Faktor pengaruh hembusan angin, lihat Pasal 26.11
 Klasifikasi ketertutupan, lihat Pasal 26.12
 Koefisien tekanan internal, (GCpi), lihat Pasal 26.13
Beban angin desain minimum (SNI 1727:2020, Hal 174)
Beban angin yang digunakan pada desain SPGAU untuk bangunan gedung tertutup
atau tertutup sebagian tidak boleh lebih kecil dari 16 lb/ft2 (0,77 kN/m 2) dikalikan dengan
luas dinding bangunan gedung dan 8 lb/ft2 (0,38 kN/m 2) dikalikan dengan luas atap
bangunan gedung terproyeksi ke bidang vertikal tegak lurus terhadap arah angin yang
diasumsikan.
Maka, Beban Angin
- Beban angin = 0.77 kN/m2
- minimal = 78.49 kg/m2
Diambil,
- Beban angin = 1 kN/m2
2
- rencana = 101.94 kg/m

Kecepatan Angin
√ (beban angin x 16) kg/m = 40.39 m/detik
= 90.34 mph
= 145.39 km/h

Faktor Arah Angin (Kd)

Kategori kekasaran permukaan (Pasal 26.7.2, Hal. 112)

Kekasaran permukaan tanah dalam setiap sektor 45° harus ditentukan untuk suatu
jarak lawan angin dari situs sebagaimana ditentukan dalam Pasal 26.7.3 dari kategori
yang didefinisikan dalam teks berikut, untuk tujuan menetapkan suatu kategori
eksposur seperti yang didefinisikan dalam Pasal 26.7. 3.
- Kekasaran Permukaan B: Daerah perkotaan dan pinggiran kota, daerah berhutan,
atau daerah lain dengan penghalang berjarak dekat seukuran tempat tinggal
keluargatunggal atau lebih besar dalam jumlah banyak.
- Kekasaran Permukaan C: Dataran terbuka dengan penghalang tersebar yang memiliki
tinggi umumnya kurang dari 30 ft (9,1m). Kategori ini mencakup daerah terbuka datar
dan padang rumput.
- Kekasaran Permukaan D: Permukaan datar, area tanpa halangan dan permukaan air.
Kategori ini termasuk hamparan lumpur halus.
Kategori eksposur (Pasal 26.7.3, Hal. 112)
- Eksposur B: Untuk bangunan gedung atau struktur lain dengan tinggi atap rata-rata
kurang dari atau sama dengan 30 ft (9,1m), Eksposur B berlaku bilamana kekasaran
permukaan tanah, sebagaimana ditentukan oleh Kekasaran Permukaan B, berlaku di
arah melawan angin untuk jarak yang lebih besar dari 1.500 ft (457m). Untuk bangunan
gedung atau struktur lain dengan tinggi atap rata-rata lebih besar dari 30 ft (9,1m),
- Eksposur B berlaku bilamana Kekasaran Permukaan B berada dalam arah melawan
angin untuk jarak lebih besar dari 2.600 ft (792 m) atau 20 kali tinggi bangunan atau
struktur, pilih yang terbesar.
- Eksposur C: Eksposur C berlaku untuk semua kasus di mana Eksposur B atau
- Eksposur D tidak berlaku.
- Eksposur D: Eksposur D berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah, sebagaimana
ditentukan oleh Kekasaran Permukaan D, berlaku di arah melawan angin untuk jarak
yang lebih besar dari 5.000 ft (1.524m) atau 20 kali tinggi bangunan gedung atau tinggi
struktur, pilih yang terbesar. Eksposur D juga berlaku bilamana kekasaran permukaan
tanah dekat dari situs dalam arah melawan angin adalah B atau C, dan situs yang
berada dalam jarak 600 ft (183 m) atau 20 kali tinggi bangunan gedung atau tinggi
struktur, pilih yang terbesar, dari kondisi Eksposur D sebagaimana ditentukan dalam
kalimat sebelumnya.

Untuk situs yang terletak di zona transisi antara kategori eksposur, kategori dengan
gaya angin terbesar harus digunakan.
PENGECUALIAN Eksposur menengah di antara kategori-kategori sebelumnya boleh digunakan di zona transisi,
asalkan itu ditentukan oleh metode analisis rasional yang dijelaskandalam literatur yang diakui.

Faktor Topografi
Efek peningkatan kecepatan angin harus dimasukkan dalam perhitungan beban angin
desain dengan menggunakan faktor Kzt:

dengan K1, K2, dan K3 diberikan dalam Gambar 26.8-1.


Jika kondisi situs dan lokasi bangunan gedung dan struktur lain tidak memenuhi semua
kondisi yang disyaratkan dalam Pasal 26.8.1, maka Kzt = 1,0.

Faktor Pengaruh Hembusan Angin


Faktor efek hembusan angin
Faktor efek hembusan angin untuk suatu bangunan gedung dan struktur lain yang kaku
boleh diambil sebesar 0,85.

Koefisien Tekanan Eksternal (Cp)


koefisien tekanan eksternal, (GCpf ), untuk bangunan gedung
tertutup dan tertutup sebagian dinding dan atap bertingkat rendah

PENGECUALIAN: Bangunan gedung satu tingkat dengan h kurang dari atau sama dengan 30 ft (9,1 m),
bangunan gedung dua tingkat atau kurang terdiri dari konstruksi rangka ringan, dan bangunan gedung dua
tingkat atau kurang didesain dengan diafragma fleksibel tidak perlu didesain untuk kasus beban torsi.

Anda mungkin juga menyukai