Anda di halaman 1dari 229

BAB IV

PERHITUNGAN STRUKTUR

4.1 Perencanaan Struktur Atap


Pada perencanaan atap ini menggunakan struktur baja dengan bentuk atap
perisai. Dimana pada rangka atap limasan terdiri dari kuda-kuda penuh, setengah kuda-
kuda, kuda-kuda trapesium, dan setengah kuda-kuda trapesium. Perhiytungan
didasarkan pada panjang bentang kuda-kuda. Dalam perhitungan perencanaan struktur
atap ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pembebanan (beban mati, beban hidup,
beban angin), kemudian berlanjut pada pendimensian rangka batang kuda-kuda
tersebut, cek kekuatan, dan yang terakhir perhitungan sambungan antar rangka batang
kuda - kuda itu. Adapun permodelan struktur atap untuk lebih jelasnya terilustrasi dalam
gambar berikut :

Gambar 4.1 Prespektif Rangka Kuda-Kuda


Sumber : Data Analisis, 2019

Gambar 4.2 Rencana Atap


Sumber : Data Pribadi, 2019

99
100

Gambar 4.3 Rencana Kuda – Kuda Utama


Sumber : Data Pribadi, 2019

Gambar 4.4 Rencana Kuda-Kuda 1


Sumber : Data Pribadi, 2019

Gambar 4.5 Rencana Kuda-Kuda 2


Sumber : Data Pribadi, 2019

Gambar 4.6 Rencana Jurai


Sumber : Data Pribadi, 2019
101

4.1.1 Pedoman Perhitungan Atap


Dalam perencanaan atap, adapun pedoman yang dipakai, sebagai berikut :
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, PPPURG
1987.
2. Perencanaan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, SNI 1727:2013.
3. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI
1729:2015.

4.1.2 Dasar Perencanaan


Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah
sebagai berikut :

Gambar 4.7 Rencana Kuda – Kuda Utama


Sumber : Data Pribadi, 2019

1. Panjang kuda –kuda : 17 m


2. Jarak antar Gording (L1) : 1,23 m
3. Jarak antar kuda-kuda (L2) : 4 m
4. Jenis penutup atap : Genteng
5. Berat penutup atap : 50 Kg/m2
6. Bahan penutup atap : Baja double L
7. Bahan Gording : Baja lipped channels
8. Kemiringan atap : 300
9. Alat Sambung : Baut ASTM A325
10. Mutu baja : Bj 37
102

4.1.3 Perhitungan Beban


a. Beban Mati
Berat sendiri gording = 6,63 kg/m
Berat penutup atap = berat jenis atap x L1
= 50 kg/m2 x 1,23 m
= 61,5 kg/m
Berat sagrod = 10% x (berat sendiri gording)
= 10% x (6,63 kg/m)
= 0,663 kg/m
Total beban mati = berat gording + berat atap + berat sagrod
= 6,63 kg/m + 61,5 kg/m + 0,663 kg/m
= 68,793 kg/m

b. Beban Plafond
Berdasarkan PPPURG 1987
Beban pelafond = 11 kg/m2
Beban penggantung = 7 kg.m2

c. Beban Hidup
Beban pekerja = 100 kg

d. Beban Hujan
Berdasarkan Pasal 8.3 SNI 1727:2013,
Beban hujan = 0,0098 x (ds + dh)
= 0,0098 x (25mm)
= 0,245 kN/m2 = 24,5 kg/m2

e. Beban Angin
Beban angin struktur bangunan ditentukan sebagai berikut :
Beban angina harus diambil dengan prosedur sesuai SNI 03-2847:2013
Pasal 26.1.2.1. berdasarkan Pasal berikut ditetapkan prosedur pengaruh
untuk pemilihan perhitungan beban angina pada tugas akhir ini. Prosedur
pengaruh ini diperuntuknan untuk semua ketinggian bangunan.
103

Prosedur pengaruh disyaratkan dalam Pasal 27


Berikut langkah – langkah untuk menentukan beban angina pada SPBAU
Bangunan Gedung dari Semua Ketinggian :
Langkah 1 : Tentukan kategori risiko bangunan gedung atau struktur
lain, lihat Tabel 1.5-1
Sesuai persyaratan yang ada bangunan gedung tergolong
kategori risiko II
Langkah 2 : Tentukan kecepatan angin dasar, V, untuk kategori risiko
yang sesuai
V = 6,6 m/s (dataonline.bmkg.go.id/data_iklim)
Langkah 3 : Tentukan parameter beban angin :
a. Faktor arah angin, Kd, lihat Pasal 26.6 dan Tabel 26.6-1
Kd = 0,85
b. Kategori eksposur B, C, atau D, lihat Pasal 26.7
Eksposur B (daerah perkotaan dan pinggiran kota)
c. Faktor topografi, Kzt, lihat Pasal 26.8 dan Tabel 26.8-1
Kzt = 1,0 (Pasal 26.8.2)
d. Klasifikasi ketertutupan, lihat Pasal 26.10
Bangunan tergolong tertutup
e. Faktor efek tiupan angin, G, lihat Pasal 26.9
G = 0,85 (Pasal 26.9.1)
f. Koefisien tekanan internal, (GCpi) lihat Pasal 26.11 dan Tabel 26.11-
1
GCpi = + 0,18 ; - 0,18
Langkah 4 : Tentukan koefisien eksposur tekanan velositas Kz atau Kh,
Tabel 27.3.1
Kz = 0,96
Dimana :
z = 27,85 m
zg = 365,8 m
α =7
4,6 < 27.85 < 365,8 (dalam meter)
Maka
104

2
 z α
K Z = 2,01 x  
 zg 
2
 27,85  7
K Z = 2,01 x  
 365,8 
KZ = 0,96
Langkah 5 : Tentukan tekanan velositas, qz atau qh persamaan 27.3-1
qz = 21,69 N/m2
Dimana
qz = 0,613 x Kz x Kzt x Kd x V2
qz = 0,613 x (0,96) x (1,0) x (0,85) x (6,6)2
qz = 21,79 N/m2
Langkah 6 : Tentukan koefisien tekanan, Cp atau CN
Sebelum menentukan beban angin ketika datang dan pergi, terlebih
dahulu tentukan nilai Cp (koefisien tekan atap). Sesuai pada SNI
1727:2013 Pasal 27.4.1, Cp angin datang dan angin pergi ditentukan dari
2 (dua) komponen, yaitu : sudut (θ) dan h/L.

Tabel 4.1 Koefisien Tekanan Atap (Cp)

Sumber : SNI 1727:2013

Atap ini memiliki sudut (θ) sebesar 300 dan h/L sebesar 1,225.
Karena nilai h/L lebih dari 1 dan sudut (θ) sebesar 300, sehingga
didapatkan untuk Cp sisi angin datang, bagian atas sebesar -0,3
105

sedangkan bagian bawah didapat 0,2. Untuk Cp sisi angin pergi didapat -
0,6.
Langkah 7 : Hitung tekanan angin, P, dari persamaan 27.4-1
Dengan demikian untuk menentukan sisi angin datang (Windward)
sebagai berikut.
P1 = qGCp atas – q(GCpi)
= 21,79 x 0,85 x (-0,3) – 21,79 x (0,18)
= - 9,48 N/m2
P2 = qGCp bawah – q(GCpi)
= 21,79 x 0,85 x (0,2) – 21,79 x (- 0,18)
= 7,63 N/m2
Nilai P untuk angin datang merupakan nilai terbesar antara P1 dan P2
sehingga didapatkan nilai P sebesar 7,63 N/m2. Untuk sisi angin pergi
(Leeward).
P1 = qGCp atas – q(GCpi)
= 21,79 x 0,85 x (-0,6) – 21,79 x (0,18)
= - 15,04 N/m2
P2 = qGCp bawah – q(GCpi)
= 21,79 x 0,85 x (-0,6) – 21,79 x (- 0,18)
= - 7,19 N/m2
Nilai P untuk angin pergi merupakan nilai terkecil antara P1 dan P2
sehingga didapatkan nilai P sebesar – 15,04 N/m2. Tetapi, menurut SNI
1727:2013 Pasal 27.1.5 terdapat minimum beban angin sebesar 0,38
kN/m2 untuk windward dan leeward.

4.1.4 Perhitungan Dimensi Gording


Struktur gording pada atap ini menggunakan profil baja lipped channel
dengan dimensi 150.65.20.2,8, dan data sebagai berikut :
106

Gambar 4.8 Profil Lipped Channel 150.65.20.2,8


Sumber : Tabel Katalog Gunung Garuda

Data profil gording Lipped Channel 150.65.20.2,8 :


cy = 21,2 mm
H 
Zx = H x t x  + B 
4 
 150 
= 150 x 2,8 x  + 65 
 4 
= 43050 mm3
 
Zy =  H x  c y −  + (c y − t )2 + (B − c y )2  x t
t
  2 
 2
= 150 x  21,2 −
2,8 
 + (21, 2 − 2,8 ) + (65 − 21, 2 )  x 2,8
2

  2  
= 14636 mm3
Sx = 39400 mm3
Sy = 11000 mm3
Ix = 2950000 mm4
Iy = 480000 mm4

Tabel 4.2 Pembebanan pada Gording


BEBAN MATI
Beban Gording 6.63 kg/m
Sagrod + wind breaser 0.663 kg/m
Beban Atap 61.5 kg/m
68.793 kg/m
107

BEBAN HIDUP
100 kg
BEBAN ANGIN
Leeward 46.740 kg/m
Windward 46.740 kg/m
BEBAN HUJAN
30.135 kg/m
Sumber : Data Analisis, 2019

Gambar 4.9 Pembebanan Pada Gording


Sumber : Data Pribadi, 2019

Asumsi : perletakan sendi – sendi


Karena sumbu X-X merupakan sumbu lemah, maka digunakan trekstang untuk
memperpendek bentang gording searah sumbu X-X dengan jarak = ½ x jarak antar
kuda –kuda.
Dipasang 1 trekstang pada tengah bentang, maka :
Lx = ½ x jarak kuda-kuda = 2 m (dipasang 1 trekstang pada tengah bentang)
Ly = 4 meter

1. Akibat beban mati


q = 68,793 kg/m
qx = q x cos 300 = 68,793 x cos 300 = 59,576 kg/m
qy = q x sin 300 = 68,793 x sin 300 = 34,386 kg/m
1 2 1
Mx = x q x x L y = x 59,576 x 4 2 = 119,152 kg.m
8 8
1 2 1
My = x q y x L x = x 34,386 x 2 2 = 17,193 kg.m
8 8
108

2. Akibat beban hidup


P = 100 kg
Px = P x cos 300 = 100 x cos 300 = 86,602 kg
Py = P x sin 300 = 100 x sin 300 = 50 kg
1 1
Mx = x Px x L y = x 86,602 x 4 = 86,602 kg.m
4 4
1 1
My = x Py x L x = x 50 x 2 = 25 kg.m
4 4
3. Akibat beban angin
Karena beban angin bekerja tegak lurus sumbu x sehingga hanya ada Mx.
qx = 46.740 kg/m
1 2 1
Mx = x q x x L y = x 46,740 x 4 2 = 93,48 kg.m
8 8
4. Akibat beban hujan
q = 30,135 kg/m
qx = q x cos 300 = 30,135 x cos 300 = 26,098 kg/m
qy = q x sin 300 = 30,135 x sin 300 = 15,067 kg/m
1 2 1
Mx = x q x x L y = x 26,098 x 4 2 = 52,196 kg.m
8 8
1 2 1
My = x q y x L x = x 15,067 x 2 2 = 7,533 kg.m
8 8

Tabel 4.3 Beban Dan Momen Yang Terdistribusi Pada Gording


Beban Terdistribusi (q) Momen
Jenis Beban q qx (kg/m) qy (kg/m) Mx (kg.m) My (kg.m)
Mati 68.793 59.576 34.386 119.152 17.193
Hujan 30.135 26.098 15.067 52.196 7.533
Windward 46.740 46.740 0.000 93.480 0.000
Leeward 46.740 46.740 0.000 93.480 0.000
Point (P) Momen
Jenis Beban P Px (kg) Py (kg) Mx (kg.m) My (kg.m)
Hidup 100 86.602 50 86.602 25
Sumber : Data Analisis, 2019
109

Table 4.4 Kombinasi Beban

No. Kombinasi Beban Mux (kg.m) Muy (kg.m)

1 U = 1,4D 166.813 24.070


U = 1,2D + 0,5Lr 186.283 33.132
2
U = 1,2D + 0,5R 169.080 24.398
U = 1,2D + 1,6R + 0,5W 273.236 32.684
U = 1,2D + 1,6R - 0,5W 179.756 32.684
3
U = 1,2D + 1,6Lr + 0,5W 328.286 60.632
U = 1,2D + 1,6Lr -0,5W 234.806 60.632
U = 1,2D + 1,0W + 0,5R 262.560 24.398
U = 1,2D - 1,0W + 0,5R 75.600 24.398
4
U = 1,2D + 1,0W + 0,5Lr 279.763 33.132
U = 1,2D - 1,0W + 0,5Lr 92.803 33.132
U = 0,9D + 1,0W 200.717 15.474
5
U = 0,9D - 1,0W 13.757 15.474
Maks 328.286 60.632
Sumber : Data Analisis, 2019

Nilai Mux dan Muy diambil yang terbesar dari keseluruhan kombinasi beban.
Kemudian, cek klasifikasi penampang sesuai dengan SNI 1729:2015 Tabel
B4.1b. pada kasus ini yang sesuai adalah kasus 10 dan 15.

Sember : SNI 1729:2015


110

Kasus 10, uji terhadap sayap


B 65
λ = = = 23,214 mm
t 2,8

E
λp = 0,38
fy

= 10,969 mm
E
λr = 1,0
fy

= 28,867 mm
Kasus 10 menyatakan bahwa penampang sayap tak kompak (λp < λ < λr)
Kasus 15, uji terhadap web
H 150
λ = = = 53,571 mm
tw 2,8

E
λp = 3,76
fy

= 108,542 mm
E
λr = 5,70
fy

= 164,545 mm
Kasus 15 menyatakan bahwa penampang web kompak (λ < λp)
Dengan demikian dapat ditentukan kekuatan lentur nominal (Mn) sesuai SNI
1729:2015 pasal F6 mengenai tekuk sayap tekan untuk penampang dengan
sayap nonkompak.
  λ − λp 
Mnx = (z x x fy ) − [(z x x fy ) − (0,7 x fy x S x )] x  
  λr − λp 
 
  23,214 − 10,969  
= (43050 x 240 ) − [(43050 x 240 ) − (0,7 x 240 x 39400 )] x   
  28,867 - 10,969  

= 7791871 N.mm = 779 kg.m


  λ − λ p  
Mny = (z y x fy ) − [(z y x fy ) − (0,7 x fy x S y )] x  
 λ − λ 
 r p 

  23,214 − 10,969 
= (14636 x 240 ) − [(14636 x 240 ) − (0,7 x 240 x 11000 )] x   
  28,867 - 10,969 
111

= 2373769 N.mm = 237 kg.m


Cek kekuatan gording terhadap persyaratan cek lentur dua arah
M ux M uy
+ ≤1
φ M nx φ M ny

328,286 60,632
+ ≤1
0,9 x (779) 0,9 x (237)

0,753 < 1
Sehingga,

Tabel 4.6 Cek Kekuatan Gording


Cek Kekuatan Gording (kg.m)
Mnx 779 > 328,286 Mux
Mny 237 > 60,632 Muy
Cek Lentur 2 Arah
0,753 < 1 (Aman)
Sumber : Data Analisis, 2019

Lakukan pengecekan lendutan dengan beban yang ditinjau merupakan beban


mati, dan beban hidup.
Sumbu X

5  q x x L y 4  1  Px x L y 3 
∆x = x + x 
384  E x I y  48  E x I y 

5  59,576 .10-3 x 4000 4  1  86,602 . 101 x 40003 


= x + x 
384  2.10 5 x 48.10 4  48  2.105 x 48.10 4 

= 3,271 mm
Sumbu Y

5  q y x L x 4  1  Py x L x 3 
∆y = x + x 
384  E x I x  48  E x I x 
   

5  34,386 .10 -3 x 2000 4  1  50 . 10 1 x 2000 3 


= x + x 
384  2.10 5 x 295.10 4  48  2.10 5 x 295.10 4 

= 0,161 mm
2 2
∆total = ∆x + ∆y

= 3,2712 + 0,1612
112

= 3,297 mm

Kontrol :
L
∆ijin = ≥ ∆total
240
4000
∆ijin = ≥ ∆total = 3,297 mm
240
∆ijin = 16,667 mm > ∆total = 3,297 mm (AMAN)

Selanjutnya pengecekan terhadap tahanan geser berdasarkan SNI 1729:2015


pasal G2.
Aw = H x tw = 150 x 2,8 = 420 mm2
h/tw = 53,571 mm < 260 mm, sehingga kv = 5

kv x E 5 x 200000
1,10 = 1,10 = 71,005 mm, h/tw < 71,005 mm,
fy 240

maka Cv = 1
Vn = 0,6 x fy x Aw x Cv = 0,6 x 240 x 420 x 1 = 423360 N
ϕVn = 0,9 x Vn = 0,9 x 423360 = 381024 N
Beban terhadap sumbu x,

Table 4.7 Beban Geser


Jenis Beban Vux (kg) Vux (N)
Mati 119.152 1168.881
Hujan 52.196 512.043
Angin 93.480 917.039
Hidup 43.301 424.783
Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.8 Kombinasi Beban Geser

No. Kombinasi Beban Vux (N)

1 U = 1,4D 1636.434
U = 1,2D + 0,5Lr 1615.049
2
U = 1,2D + 0,5R 1658.679
113

U = 1,2D + 1,6R + 0,5W 2680.445


U = 1,2D + 1,6R - 0,5W 1763.406
3
U = 1,2D + 1,6Lr + 0,5W 2540.829
U = 1,2D + 1,6Lr - 0,5W 1623.790
U = 1,2D + 1,0W + 0,5R 2575.718
U = 1,2D - 1,0W + 0,5R 741.640
4
U = 1,2D + 1,0W + 0,5Lr 2532.088
U = 1,2D - 1,0W + 0,5Lr 698.010
U = 0,9D + 1,0W 1969.032
5
U = 0,9D - 1,0W 134.954
Maks 2680.445
Sumber : Data Analisis, 2019

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tahanan geser dalam


batasan aman (ϕVn = 381024 N > Vu = 2680,445 N).

Dari perhitungan diatas menyatakan bahwa desain penampang Lipped


Channel 150.65.20.2,8 telah lulus uji kekuatan gording, lentur dua arah,
lendutan, serta tahanan geser. Sehingga, aman untuk digunakan.

4.1.5 Perhitungan Dimensi Sagrod


TD = q x sin θ x L2
= 68,793 x sin (300) x 4
= 137,586 kg
TL = P x sin θ
= 100 x sin (300)
= 50 kg
Tu = 1,2 TD + 1,6 TL
= 1,2 x (137,586) + 1,6 x (50)
= 245,103 kg = 2404,462 N
Tu
Ab =
0,75 x (0,75 x Fu )

2404,462
=
0,75 x (0,75 x 370 )

= 11,553 mm2
114

Ab 11,553
d = = = 3,835 mm
1 1
xπ xπ
4 4
perhitungan ini menyatakan bahwa ukuran sagrod pada kasus ini hanya
dengan berdiameter 3,835 mm sudah aman. Tetapi yang ada dipasaran
berdiameter 12 mm dengan demikian digunakan sagrod berukuran 12 mm. untuk
tipenya ditinjau dari panjang gording maka digunkan tipe SR-01-03.

Tabel 4.9 Tipe Sagrod

Sumber : Tabel katalog baja Gunung Garuda

4.1.6 Perencanaan Kuda – kuda


Pada perencanaan kuda – kuda, tahapan dalm perencanaan meliputi : data –
data teknis, pembebanan kuda – kuda, dan kontrol kekuatan profil pada kuda –
kuda.
4.1.6.1 Data – data perencanaan
1. Bentang kuda-kuda = 17 m
2. Jarak kuda-kuda =4m
3. Sudut kemiringan = 300
4. Jarak gording = 1,23 m
5. Penutup atap = Genteng
6. Sambungan = baut
(Asumsi)
7. Berat gording = 6,63 kg/m
115

(Tabel katalog baja Gunung Garuda)


8. Mutu baja = BJ 370
9. Tegangan leleh (fy) = 240 Mpa
10. Tegangan Ultimit (fu) = 370 Mpa
11. Peregangan minimum = 20%
(Tabel 5.3, SNI 03-1729-2002, hal 11)
12. Berat penutup atap genteng = 50 kg/m2
(PPPURG 1987, hal 6)
13. Berat per Unit Volume = 7850 kg/m3
(Tabel 1, PPPURG 1987, hal 5)
14. Beban Hidup pada Gording = 100 kg
(Pasal 2.1.2.2, PPPURG 1987, hal 7)
15. Beban angina = 38 kg/m2
(Sesuai dengan perhitungan bab sebelumnya)

4.1.6.2 Pembebanan Kuda – kuda

Gambar 4.10 Posisi Pendistribusian Beban


Sumber : Data Pribadi, 2019

1. Pembebanan akibat beban hidup (Lr)


Beban hidup merupakan beban terpusat. Dimana beban yang bekerja
yaitu beban pekerja sebesar 100 kg pada saat pekerjaan atap
dilaksanakan. Namun karena beban air hujan lebih besar dari beban
pekerja, sehingga dipakai beban air hujan.
Berdasarkan Pasal 8.3 SNI 1727:2013,
Beban hujan = 0,0098 x (ds + dh)
116

= 0,0098 x (25mm)
= 0,245 kN/m2 = 24,5 kg/m2
P1 = Beban hujan x L1 x L2 x 0,5
= 24,5 x 1,23 x 4 x 0,5
= 60,27 kg = 602,7 N
P2 = Beban hujan x L1 x L2 x 1
= 24,5 x 1,23 x 4 x 1
= 120,54 kg = 1205,4 N
P3 = Beban hujan x L1 x L2 x 1
= 24,5 x 1,23 x 4 x 1
= 120,54 kg = 1205,4 N

Gambar 4.11 Input Beban Hidup


Sumber : Data Analisis, 2019

2. Pembebanan akibat beban mati (D)


a. Beban akibat gording = 6,63 kg/m
P1 = Beban gording x L2 x 1
= 6,63 x 4 x 1
= 26,52 kg = 265,2 N
P2 = Beban gording x L2 x 1
= 6,63 x 4 x 1
= 26,52 kg = 265,2 N
P3 = Beban gording x L2 x 2
= 6,63 x 4 x 2
= 53,04 kg = 530,4 N
b. Beban akibat penutup atap genteng = 50 kg/m2
P1 = Beban penutup atap x L1 x L2 x 0,5
117

= 50 x 1,23 x 4 x 0,5
= 123 kg = 1230 N
P2 = Beban penutup atap x L1 x L2 x 1
= 50 x 1,23 x 4 x 1
= 246 kg = 2460 N
P3 = Beban penutup atap x L1 x L2 x 1
= 50 x 1,23 x 4 x 1
= 246 kg = 2460 N
c. Beban akibat sagrod
P1 = 10% x (P1 beban gording)
= 10% x (265,2)
= 26,52 N
P2 = 10% x (P2 beban gording)
= 10% x (265,2)
= 26,52 N
P3 = 10% x (P3 beban gording)
=10% x (530,4)
= 53,04 N
Sehingga,
P1 = P1 beban gording + P1 beban penutup atap + P1 sagrod
= 265,2 + 1230 + 26,52
= 1521,72 N
P2 = P2 beban gording + P2 beban penutup atap + P2 sagrod
= 265,2 + 2460 + 26,52
= 2751,72 N
P3 = P3 beban gording + P3 beban penutup atap + P3 sagrod
= 530,4 + 2460 + 53,04
= 3043,44 N
118

Gambar 4.12 Input Beban Mati


Sumber : Data Analisis, 2019

3. Pembebanan akibat angin (W)


Beban angin tekan dan hisap = 38 kg/m2
P1 = Beban angin x L1 x L2 x 0,5
= 38 x 1,23 x 4 x 0,5
= 93,48 kg = 934,8 N
P2 = Beban angin x L1 x L2 x 1
= 38 x 1,23 x 4 x 1
= 186,96 kg = 1869,6 N

P3 = Beban angin x L1 x L2 x 0,5


= 38 x 1,23 x 4 0,5
= 93,48 kg = 934,8 N

Gambar 4.13 Input Beban Angin


Sumber : Data Analisis, 2019

4. Pembebanan akibat berat pelafond


Beban pelafond dan penggantung = 18 kg/m2
119

Beban plafond x Jarak kuda − kuda x Panjang kuda − kuda


BP =
Jumlah buhul
18 x 4 x 17
=
16
= 76,5 kg = 765 N
P1 = BP x 0.5
= 765 x 0.5
= 382,5 N
P2 = BP = 765 N

Gambar 4.14 Input Beban Plafond


Sumber : Data Analisis, 2019

5. Beban akibat berat sendiri kuda-kuda


Adalah beban permanen yang timbul sebagai akibat dari profil baja itu
sendiri. Dimana pada perhitunga di SAP 2000 sudah terhitung secara
otomatis. Dalam perencanaan ini menggunakan profil baja Double
Angel Shape.

4.1.6.3 Kombinasi Beban


Output gaya batang yang diperoleh dikombinasikan dengan
kombinasi pembebanan DFBK.

Tabel 4.10 Kombinasi Pembebanan

No. Kombinasi Beban DFBK

1 U = 1,4D
2 U = 1,2D + 0,5R
3 U = 1,2D + 1,6R + 0,5W
120

4 U = 1,2D + 1,6R - 0,5W


5 U = 1,2D + 1,0W + 0,5R
6 U = 1,2D - 1,0W + 0,5R
7 U = 0,9D + 1,0W
8 U = 0,9D - 1,0W
Sumber : Data Analisis, 2019

Berikut adalah output gaya kombinasi pembebanan (beban terfaktor)


menggunakan SAP 2000.

Tabel 4.11 Kombinasi Beban Pada Batang Bawah


P (kN)
Bagian No. Batang
DL Lr W Cb1 Cb2 Cb3 Cb4 Cb5 Cb6 Cb7 Cb8 Max Max Min Min
1 52.62 15.66 24.29 73.67 70.98 100.35 76.06 95.26 46.69 71.65 23.07 100.35 15.66
2 55.01 16.37 25.40 77.01 74.20 104.90 79.51 99.59 48.80 74.90 24.11 104.90 16.37
3 70.02 20.79 32.24 98.02 94.41 133.40 101.16 126.65 62.17 95.26 30.78 133.40 20.79
4 74.05 21.93 34.02 103.67 99.83 140.97 106.95 133.85 65.81 100.67 32.63 140.97 21.93
5 73.51 21.73 33.70 102.92 99.08 139.83 106.13 132.78 65.38 99.86 32.46 139.83 21.73
6 70.62 20.83 32.31 98.87 95.16 134.23 101.92 127.47 62.85 95.87 31.25 134.23 20.83
7 66.35 19.54 30.30 92.89 89.39 126.03 95.73 119.69 59.08 90.02 29.41 126.03 19.54
Bawah

8 61.19 17.99 27.90 85.66 82.42 116.16 88.26 110.32 54.52 82.97 27.17 116.16 17.99
140.97 1.62
9 61.19 17.99 21.70 85.66 82.42 113.06 91.36 104.12 60.72 76.77 33.37 113.06 17.99
10 66.35 19.54 18.18 92.89 89.39 119.97 101.79 107.57 71.20 77.90 41.53 119.97 18.18
11 70.62 20.83 14.69 98.87 95.16 125.42 110.73 109.85 80.47 78.25 48.87 125.42 14.69
12 73.51 21.73 11.23 102.92 99.08 128.60 117.36 110.31 87.85 77.40 54.93 128.60 11.23
13 74.05 21.93 7.85 103.67 99.83 127.88 120.03 107.68 91.98 74.50 58.80 127.88 7.85
14 70.02 20.79 4.61 98.02 94.41 119.58 114.98 99.02 89.81 67.62 58.41 119.58 4.61
15 55.01 16.37 1.69 77.01 74.20 93.05 91.36 75.89 72.50 51.20 47.81 93.05 1.69
16 52.62 15.66 1.62 73.67 70.98 89.01 87.39 72.60 69.36 48.98 45.74 89.01 1.62

Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.12 Kombinasi Beban Pada Batang Atas


P (kN)
Bagian No. Batang
DL Lr W Cb1 Cb2 Cb3 Cb4 Cb5 Cb6 Cb7 Cb8 Max Max Min Min
46 -60.81 -18.08 0.94 -85.13 -82.01 -101.43 -102.36 -81.07 -82.94 -53.79 -55.66 0.94 -102.36
47 -77.38 -22.95 -8.49 -108.33 -104.33 -133.83 -125.34 -112.82 -95.84 -78.13 -61.15 -8.49 -133.83
48 -81.84 -24.22 -12.33 -114.57 -110.31 -143.12 -130.79 -122.64 -97.99 -85.98 -61.32 -12.33 -143.12
49 -81.24 -23.99 -13.85 -113.74 -109.49 -142.80 -128.96 -123.33 -95.64 -86.96 -59.27 -13.85 -142.80
50 -78.05 -23.01 -14.18 -109.27 -105.16 -137.56 -123.37 -119.34 -90.98 -84.42 -56.06 -14.18 -137.56
51 -73.33 -21.57 -13.83 -102.66 -98.78 -129.43 -115.60 -112.61 -84.95 -79.83 -52.17 -13.83 -129.43
52 -67.63 -19.87 -13.05 -94.69 -91.09 -119.47 -106.42 -104.14 -78.04 -73.92 -47.82 -13.05 -119.47
53 -61.26 -17.97 -11.98 -85.77 -82.50 -108.25 -96.27 -94.48 -70.52 -67.11 -43.16 -11.98 -108.25
Atas

0.94 -143.12
54 -61.26 -17.97 -13.85 -85.77 -82.50 -109.19 -95.34 -96.35 -68.65 -68.98 -41.29 -13.85 -109.19
55 -67.63 -19.87 -11.81 -94.69 -91.09 -118.85 -107.04 -102.90 -79.28 -72.68 -49.06 -11.81 -118.85
56 -73.33 -21.57 -9.80 -102.66 -98.78 -127.41 -117.62 -108.58 -88.99 -75.79 -56.20 -9.80 -127.41
57 -78.05 -23.01 -7.81 -109.27 -105.16 -134.37 -126.56 -112.96 -97.35 -78.05 -62.44 -7.81 -134.37
58 -81.24 -23.99 -5.86 -113.74 -109.49 -138.81 -132.95 -115.35 -103.62 -78.98 -67.25 -5.86 -138.81
59 -81.84 -24.22 -4.00 -114.57 -110.31 -138.95 -134.96 -114.31 -106.32 -77.65 -69.66 -4.00 -138.95
60 -77.38 -22.95 -2.28 -108.33 -104.33 -130.72 -128.44 -106.61 -102.05 -71.92 -67.36 -2.28 -130.72
61 -60.81 -18.08 -0.94 -85.13 -82.01 -102.36 -101.43 -82.94 -81.07 -55.66 -53.79 -0.94 -102.36

Sumber : Data Analisis, 2019


121

Tabel 4.13 Kombinasi Beban Pada Batang Vertikal


P (kN)
Bagian No. Batang
DL Lr W Cb1 Cb2 Cb3 Cb4 Cb5 Cb6 Cb7 Cb8 Max Max Min Min
17 -15.18 -4.79 -7.43 -21.25 -20.61 -29.59 -22.16 -28.03 -13.18 -21.09 -6.24 -4.79 -29.59
19 -7.34 -2.44 -3.78 -10.27 -10.02 -14.59 -10.81 -13.80 -6.25 -10.38 -2.83 -2.44 -14.59
21 -2.32 -0.93 -1.45 -3.25 -3.25 -5.00 -3.56 -4.70 -1.81 -3.54 -0.64 -0.64 -5.00
23 1.54 0.22 0.34 2.15 1.95 2.37 2.02 2.29 1.61 1.72 1.04 2.37 0.22
25 4.82 1.19 1.85 6.74 6.37 8.61 6.76 8.22 4.53 6.18 2.48 8.61 1.19
27 7.77 2.06 3.20 10.88 10.36 14.22 11.02 13.55 7.16 10.19 3.80 14.22 2.06
Vertikal

29 10.53 2.87 4.44 14.74 14.07 19.44 15.00 18.51 9.62 13.92 5.03 19.44 2.87
31 57.84 16.76 12.91 80.97 77.79 102.69 89.77 90.70 64.87 64.97 39.14 102.69 102.69 12.91 -29.59
33 10.53 2.87 -6.52 14.74 14.07 13.96 20.48 7.55 20.58 2.96 15.99 20.58 -6.52
35 7.77 2.06 -5.56 10.88 10.36 9.84 15.40 4.80 15.92 1.43 12.55 15.92 -5.56
37 4.82 1.19 -4.60 6.74 6.37 5.39 9.99 1.78 10.97 -0.26 8.93 10.97 -4.60
39 1.54 0.22 -3.63 2.15 1.95 0.38 4.01 -1.67 5.58 -2.24 5.01 5.58 -3.63
41 -2.32 -0.93 -2.64 -3.25 -3.25 -5.60 -2.96 -5.89 -0.62 -4.73 0.55 0.55 -5.89
43 -7.34 -2.44 -1.61 -10.27 -10.02 -13.51 -11.90 -11.63 -8.42 -8.21 -5.00 -1.61 -13.51
45 -15.18 -4.79 -0.50 -21.25 -20.61 -26.12 -25.63 -21.10 -20.11 -14.16 -13.17 -0.50 -26.12

Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.14 Kombinasi Beban Pada Batang Diagonal


P (kN)
Bagian No. Batang
DL Lr W Cb1 Cb2 Cb3 Cb4 Cb5 Cb6 Cb7 Cb8 Max Max Min Min
18 14.87 4.37 6.78 20.81 20.02 28.22 21.44 26.81 13.24 20.16 6.60 28.22 4.37
20 4.37 1.25 1.94 6.12 5.87 8.21 6.28 7.81 3.93 5.87 2.00 8.21 1.25
22 -0.69 -0.25 -0.39 -0.97 -0.96 -1.43 -1.04 -1.35 -0.57 -1.02 -0.23 -0.23 -1.43
24 -4.12 -1.27 -1.96 -5.77 -5.58 -7.95 -5.99 -7.54 -3.62 -5.67 -1.75 -1.27 -7.95
26 -6.94 -2.09 -3.24 -9.71 -9.37 -13.29 -10.05 -12.61 -6.13 -9.49 -3.00 -2.09 -13.29
28 -9.49 -2.83 -4.39 -13.29 -12.81 -18.11 -13.72 -17.19 -8.42 -12.93 -4.15 -2.83 -18.11
Diagonal

30 -11.92 -3.53 -5.47 -16.69 -16.07 -22.68 -17.21 -21.54 -10.60 -16.20 -5.26 -3.53 -22.68
28.22 -23.58
32 -11.92 -3.53 7.27 -16.69 -16.07 -16.32 -23.58 -8.80 -23.34 -3.46 -18.00 7.27 -23.58
34 -9.49 -2.83 6.44 -13.29 -12.81 -12.70 -19.14 -6.37 -19.24 -2.11 -14.98 6.44 -19.24
36 -6.94 -2.09 5.64 -9.71 -9.37 -8.85 -14.49 -3.74 -15.01 -0.61 -11.88 5.64 -15.01
38 -4.12 -1.27 4.88 -5.77 -5.58 -4.53 -9.41 -0.70 -10.46 1.17 -8.59 4.88 -10.46
40 -0.69 -0.25 4.17 -0.97 -0.96 0.85 -3.32 3.22 -5.13 3.55 -4.80 4.17 -5.13
42 4.37 1.25 3.53 6.12 5.87 9.01 5.48 9.40 2.34 7.47 0.40 9.40 0.40
44 14.87 4.37 2.89 20.81 20.02 26.28 23.39 22.91 17.14 16.27 10.49 26.28 2.89

Sumber : Data Analisis, 2019

4.1.6.4 Perhitungan Dimensi Batang Tarik


Berdasarkan hasil pemodelan dengan menggunakan program SAP
2000, didapatkan gaya terfaktor maksimum tarik. Berikut adalah gaya
aksial batang pada rangka kuda – kuda atap.

Tabel 4.15 Beban Maksimum Batang Tarik


Batang Nomor Batang P (kN)
Bawah 4 140,97
Vertikal 31 102,69
Sumber : Data Analisis, 2019
122

Berikut adalah spesifikasi mutu baja yang digunakan serta data


yang digunakan untuk perhitungan pemodelan ketahanan nominal masing
– masing batang :
a. Mutu baja
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
E = 200000 MPa
b. Faktor ketahanan terhadap leleh, ϕ = 0,90
c. Faktor ketahanan terhadap fraktur, ϕ = 0,75
d. Faktor ketahanan terhadap tekan, ϕ = 0,85
e. Profil yang digunkan
Batang bawah 2L 75.75.6
Batang vertikal L 75.75.6

Table 4.16 Data Profil Baja Untuk Batang Tarik


Data profil rafter L 75.75.6
H 75 mm
B 75 mm
T 6 mm
Ag 872,7mm2
Rmin 23 mm
x-bar 20,6 mm
Jarak sisi baut terluar ke
120 mm
as baut terakhir
Jarak sisi terluar ke as
40 mm
baut pertama
Sumber : Tabel Katalog Baja Gunung Garuda

Gambar 4.15 Detail Profil Baja Siku


Sumber : Tabel Katalog Baja Gunung Garuda
123

Gambar 4.16 Asumsi Sambungan Baut


Sumber : Data Pribadi, 2019

A. Perhitungan Batang Bawah (2L 75.75.6) No. Batang 1, 2, 3, 4, 5,


6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16.
a) Pemeriksaan leleh tarik pada penampang bruto bawah
ϕPn = ϕ x 2Ag x fy
= 0,9 x (2 x 872,7) x 240
= 377006,4 N
= 377,006 kN
Sehingga, ϕPn (377,006 kN) > Pu (140,97 kN). Profil yang
digunakan cukup menahan kondisi leleh.

b) Pemeriksaaan keruntuhan tarik pada penampang bruto


Terlebih dahulu tentukan kasus awal untuk menentukan besar U
(faktor shear lag) pada tabel 3.2 SNI-1729-2015. Sehingga
dapat ditentukan :
Kasus Awal U = 0,5

x
Kasus 2 U = 1- ( )
80
20,6
U = 1- ( )
80
U = 0,7425
Kasus 8 U = 0,8
Sehingga, U yang dipilih merupakan U maksimum dari kasus –
kasus di atas, yakni U = 0,8.
Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan
SNI 1729:2015 pasal B4.3,
124

An1 = A g − n x (d h + 2) x t

= (2 x 872,7) – 4 x (16 + 2) x 6
= 1313,4 mm2
An2 = 0,85 x 2A g

= 0,85 x (2 x 872,7)
= 1483,59 mm2
Nilai An yangdigunakan adalah yang terkecil maka An = 1313,4
mm2.
Ae = An x U
= 1313,4 x 0,8
= 1050,72 mm2
ϕPn = ϕ x Fu x Ae
= 0,75 x 370 x 1050,72
= 291574,8 N
= 291,574 kN
Sehingga, ϕPn (291,574 kN) > Pu (140,97 kN). Profil yang
digunakan cukup menahan keruntuhan tarik.

c) Pemeriksaan keruntuhan geser blok


Pemeriksaan ini didasari SNI 1729:2015 Pasal J4.3,
L = jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 120 mm
H = jarak sisi terluar ke as pertama = 40 mm
Agv = (L x tp) x 2
= (120 x 6) x 2 = 1440 mm2
Anv = {L – [1,5 x (dh + 2)]} x tp x 2
= {120 – [1,5 x (16 + 2)]} x 6 x 2 = 1116 mm2
Ant = {H – [0,5 x (dh + 2)]} x tp x 2
= {40 - [0.5 x (16 + 2)]} x 6 x 2 = 372 mm2
Rn1 = (0,6 x Fu x Anv) + (Ubs x Fu x Ant)
= (0,6 x 370 x 1116) + (1 x 370 x 372) = 385392 N
Rn2 = (0,6 x Fy x Agv) + (Ubs x Fu x Ant)
= (0,6 x 240 x 1440) + (1 x 370 x 372) = 345000 N
Rn = min (Rn1, Rn2) = 345000 N = 345 kN
125

ϕRn = 0,75 x Rn = 0,75 x 345 = 258,75 kN

Sehingga, ϕPn (258,75 kN) > Pu (140,97 kN). Profil yang


digunakan cukup menahan keruntuhan geser blok.

Dengan terpenuhinya kondisi leleh, fraktur, dan geser


blok seperti yang dibuktikan pada perhitungan di atas, maka
profil yang digunakan yaitu 2L 75.75.6 memenuhi persyaratan
pembebanan untuk profil batang bawah dan komponen struktur
tarik di atas ditentukan oleh kekuatan geser blok. Kekuatan
tarik desain menurut DFBK yakni sebesar 258,75 kN.

B. Perhitungan Batang Vertikal (L 75.75.6) No. Batang 23, 25, 27,


29, 31, 33, 35, 37, 39 dan 41.
a) Pemeriksaan leleh tarik pada penampang bruto bawah
ϕPn = ϕ x Ag x fy
= 0,9 x 872,7 x 240
= 188503,2 N
= 188,503 kN
Sehingga, ϕPn (188,503 kN) > Pu (102,69 kN). Profil yang
digunakan cukup menahan kondisi leleh.

b) Pemeriksaaan keruntuhan tarik pada penampang bruto


Terlebih dahulu tentukan kasus awal untuk menentukan besar U
(faktor shear lag) pada tabel 3.2 SNI-1729-2015. Sehingga
dapat ditentukan :
Kasus Awal U = 0,5

x
Kasus 2 U = 1- ( )
80
20,6
U = 1- ( )
80
U = 0,7425
Kasus 8 U = 0,8
126

Sehingga, U yang dipilih merupakan U maksimum dari kasus –


kasus di atas, yakni U = 0,8.
Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan
SNI 1729:2015 pasal B4.3,
An1 = A g − n x (d h + 2) x t

= 872,7 – 2 x (16 + 2) x 6
= 656,7 mm2
An2 = 0,85 x A g

= 0,85 x 872,7
= 741,795 mm2
Nilai An yang digunakan adalah yang terkecil maka An = 656,7
mm2.
Ae = An x U
= 656,7 x 0,8
= 525,36 mm2
ϕPn = ϕ x Fu x Ae
= 0,75 x 370 x 525,36
= 145787,4 N
= 145,787 kN

Sehingga, ϕPn (145,787 kN) > Pu (102,69 kN). Profil yang


digunakan cukup menahan keruntuhan tarik.

c) Pemeriksaan keruntuhan geser blok


Pemeriksaan ini didasari SNI 1729:2015 Pasal J4.3,
L = jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 120 mm
H = jarak sisi terluar ke as pertama = 40 mm
Agv = (L x tp)
= (120 x 6) = 720 mm2
Anv = {L – [1,5 x (dh + 2)]} x tp
= {120 – [1,5 x (16 + 2)]} x 6 = 558 mm2
Ant = {H – [0,5 x (dh + 2)]} x tp
= {40 - [0.5 x (16 + 2)]} x 6 = 186 mm2
127

Rn1 = (0,6 x Fu x Anv) + (Ubs x Fu x Ant)


= (0,6 x 370 x 558) + (1 x 370 x 186) = 192696 N
Rn2 = (0,6 x Fy x Agv) + (Ubs x Fu x Ant)
= (0,6 x 240 x 720) + (1 x 370 x 186) = 149172 N
Rn = min (Rn1, Rn2) = 149172 N = 149,172 kN
ϕRn = 0,75 x Rn = 0,75 x 149,172 = 111,879 kN
Sehingga, ϕPn (111,879 kN) > Pu (102,69 kN). Profil yang
digunakan cukup menahan keruntuhan geser blok.

Dengan terpenuhinya kondisi leleh, fraktur, dan geser


blok seperti yang dibuktikan pada perhitungan di atas, maka
profil yang digunakan yaitu L 75.75.6 memenuhi persyaratan
pembebanan untuk profil batang vertikal dan komponen struktur
tarik di atas ditentukan oleh kekuatan geser blok. Kekuatan
tarik desain menurut DFBK yakni sebesar 111,879 kN.

4.1.6.5 Perhitungan Dimensi Batang Tekan


Berdasarkan hasil pemodelan dengan menggunakan program SAP
2000, didapatkan gaya terfaktor maksimum tekan. Berikut adalah gaya
aksial batang pada rangka kuda – kuda atap.

Tabel 4.17 Beban Maksimum Batang Tekan


Batang Nomor Batang P (kN)
Atas 48 -143,12
Vertikal 17 -29,59
Diagonal 32 -23,58
Sumber : Data analisis, 2019

Berikut adalah spesifikasi mutu baja yang digunakan serta data


yang digunakan untuk perhitungan pemodelan ketahanan nominal masing
– masing batang :
a. Mutu baja
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
128

E = 200000 MPa
b. Faktor ketahanan terhadap leleh, ϕ = 0,90
c. Faktor ketahanan terhadap fraktur, ϕ = 0,75
d. Faktor ketahanan terhadap tekan, ϕ = 0,85
e. Profil yang digunkan
Batang atas 2L 75.75.6
Batang vertikal L 75.75.6
Batang diagonal L 75.75.6

Table 4.18 Data Profil Baja Untuk Batang Tekan


Data profil rafter L 75.75.6
H 75 mm
B 75 mm
T 6 mm
Ag 872,7mm2
Rmin 23 mm
x-bar 20,6 mm
Jarak sisi baut terluar ke
120 mm
as baut terakhir
Jarak sisi terluar ke as
40 mm
baut pertama
Sumber : Tabel Katalog Baja Gunung Garuda

Gambar 4.17 Detail Profil Baja Siku


Sumber : Tabel Katalog Baja Gunung Garuda

A. Perhitungan Batang Atas (2L 75.75.6) No. Batang 46, 47, 48, 49,
50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60 dan 61.
a) Akibat Tekuk Lentur
129

Terlebih dahulu periksa terhadap batasan lamda r sesuai dengan


SNI 1729:2015 tabel B4.1a mengenai rasio tebal terhadap lebar
elemen tekan komponen struktur yang menahan tekan aksial dan
didapatkan untuk kasus ini sesuai dengan kasus 3.

Table 4.19 Rasio Tebal Terhadap Lebar Elemen Tekan


Komponen Struktur yang Menahan Tekan Aksial

Sumber : SNI 1729:2015

B
Syarat : ≤ 0,45 E
Fy
t
75
< 0,45 200000
240
→ 12,5 ≤ 12,990 Sehingga profil yang
6
digunakan masih aman terhadap tekuk lokal.

b) Menentukan rasio kelangsingan (KL/r)


K = 1, sendi – sendi
Ixo = 461000 mm4
Iyo = 461000 mm4
Ag = Ag x 2
= 872,7 x 2
= 1745,4 mm2
Ix = { I xo + [ A g x (CoG x ) 2 ]} x 2

= { 461000 + [ 1745,4 x (0) 2 ]} x 2


= 922000 mm4
1
Iy = { I yo + [ A g x (CoG y + tebal pelat) 2 ]} x 2
2
130

1
= { 461000 + [1745,4 x (20,6 + x 10) 2 ]} x 2
2

= 3209730,7 mm4

Ix
rx =
Ag

922000
=
1745,4
= 22,984 mm

Iy
ry =
Ag

3209730,7
=
1745,4
= 42,883 mm
KL 1 x 1226
=
rx 22,984
= 53,341 MPa
KL 1 x 1226
=
ry 42,883

= 28,589 MPa
KL/r (rasio kelangsingan efektif) diatas sudah memenuhi
syarat SNI 1729:2015 pasal E2 mengenai panjang efektif
yang menyatakan bahwa KL/r < 200.

c) Menghitung tegangan tekuk Euler, Fe


π2 x E
Fe = 2
 KL 
 
r
 x 

π 2 x 200000
=
(53,341)2
= 693,757 Mpa
131

d) Menghitung tegangan kritis, Fcr

E 200000
4,71 x = 4,71 x
Fy 240

= 135,966 MPa

E KL
4,71 x (135,966 MPa) > (53,341 MPa)
Fy rx

Sehingga,
 Fy

Fcr = 0,658 Fe  x Fy
 

 240

= 0,658 693,757
 x 240
 
= 207,648 MPa

e) Menghitung tekuk torsi

Gambar 4.18 Potongan SNI 1729 Pasal E6


Sumber : SNI 1729:2015
132

Berdasarkan SNI 1729:2015 Pasal E6 ditentukan,


ri = 23 mm
Jarak gording
α = , diasumsikan memiliki 2 konektor.
3
1230
α =
3
KL/r maks
α = 410 mm < αmaks = 3ri x = 920,132 mm
4K
(OK)
α
= 17,826 mm < 40 mm
ri
Maka,
 KL   KL 
  = 
 r m  r  y

E
= 28,589 MPa < 4,71 x (135,966 MPa)
Fy

Sehingga,
π2 x E
Fe = 2
 KL 
 
 r 
 y 
π 2 x 200000
=
(28,589)2
= 2415,082 MPa
 Fy

Fcry = 0,658 Fe  x Fy
 

 240

= 0,658 2415,082
 x 240
 
= 230,222 MPa
x0 =0
tp
y0 = Cy -
2
6
= 20,6 -
2
133

= 17,6 mm
I xo + I yo
+ x 0 + y0
2 2
ṝ02 =
Ag

461000 + 461000
= + 0 2 + 17,6 2
1745,4
= 838,006 mm2
 x0 2 + y 0 2 
H = 1−  
 r2 
 0 
 0 2 + 17,6 2 
= 1 −  
 838,006 
= 0,630
1
J = ∑ 3 bt 3

1  1 
=  x 75 x 6 3  +  x (75 − 6) x 6 3 
3  3 
= 10368 mm4

F GxJ
crz = 2
A g x r0

77200 x 10368
=
1745,4 x 838,006
= 547,230 MPa
Dengan demikian dapat ditentukan,

 Fcry + Fcrz   4 x F cry x Fcrz x H 


Fcr =   x 1 − 1 − 
 2H
 
  (Fcry + F crz )2


 
=  230,222 + 547,230  x 1 − 1 − 4 x 230,222 x 547,230 x 0,630 
 2 x 0,630   (230,222 + 547,230)2


= 191,884 MPa
Kemudian menentukan nilai Fcr terendah dari tekuk lentur dan
tekuk lentur torsi, sehingga didapatkan Fcr = 191,884 MPa
ϕPn = ϕ x Fcr x Ag
= 0,9 x 191,884 x 1745,4
= 301422,9 N
134

= 301,423 kN

Sehingga, ϕPn (301,423 kN) > Pu (143,12 kN). Profil


yang digunakan cukup menahan tekan. Dengan terpenuhinya
kondisi tekuk lentur dan tekuk torsi seperti yang dibuktikan
pada perhitungan di atas, maka profil yang digunakan yaitu 2L
75.75.6 memenuhi persyaratan pembebanan untuk profil batang
atas.

B. Perhitungan Batang Vertikal (L 75.75.6) No. Batang 17, 19, 21,


41, 43, dan 45 & Perhitungan Batang Diagonal (L 75.75.6) No.
Batang 22, 24, 26, 28, 30, 32, 34, 36, 38, dan 40.
a) Akibat Tekuk Lentur
Terlebih dahulu periksa terhadap batasan lamda r sesuai dengan
SNI 1729:2015 tabel B4.1a mengenai rasio tebal terhadap lebar
elemen tekan komponen struktur yang menahan tekan aksial dan
didapatkan untuk kasus ini sesuai dengan kasus 3.

Table 4.20 Rasio Tebal Terhadap Lebar Elemen Tekan


Komponen Struktur Yang Menahan Tekan Aksial

Sumber : SNI 1729:2015

B
Syarat : ≤ 0,45 E
Fy
t
75
< 0,45 200000
240
→ 12,5 ≤ 12,990 Sehingga profil yang
6
digunakan masih aman terhadap tekuk lokal. Dan
135

dikarenakan single siku, bila b/t < 20 maka hanya perlu


memperhitungkan dari aspek tekuk lentur saja.

b) Menentukan rasio kelangsingan (KL/r)


K = 1, sendi – sendi
rx = ry = 23 mm
sesuai dengan SNI 1729:2015 Pasal E5.1, sehingga :
L 613
= = 26,652 < 80
rx 23

Maka,
KL L
= 72 + 0,75 x
r rx

613
= 72 + 0,75 x
23

= 91,989
Maka rasio kelangsingan yang digunakan sebesar 91,989

c) Menghitung tegangan tekuk Euler, Fe


π2 x E
Fe = 2
 KL 
 
 rx 
π 2 x 200000
=
(91,989 )2
= 233,269 Mpa

d) Menghitung tegangan kritis, Fcr

E 200000
4,71 x = 4,71 x
Fy 240

= 135,966 MPa

E KL
4,71 x (135,966 MPa) > (91,989 MPa)
Fy r

Sehingga,
136

 Fy

Fcr = 0,658 Fe  x Fy
 
 240 

= 0,658 233,269  x 240


 
 

= 156,024 MPa
ϕPn = ϕ x Fcr x Ag
= 0,9 x 156,024 x 872,7
= 122545,930 N
= 122,545 kN
Sehingga, ϕPn (122,545 kN) > Pu (29,59 kN). Profil yang
digunakan cukup menahan gaya tekan.

4.1.6.6 Perhitungan Sambungan Baut


Profil baut yang digunakan untuk struktur atap ini adalah baut tanpa ulir,
berikut adalah spesfikasi baut yang digunkan :

Tabel 4.21 Data Baut


Data Baut
Diameter Baut 16 mm
Diamter Lubang 18 mm
Mutu A325
fy 240 MPa
fup 370 MPa
fub 825 MPa
r1 0,4
Sumber : Data Analisis, 2019

a. Tahanan Baut (tanpa ulir) Single Siku


fub = 825 MPa (ASTM A325)
Bidang Geser = 1
• Geser
ϕRn = ϕ x m x r1 x fub x Ab
= 0,75 x 1 x 0,4 x 825 x (0,25 x π x 162)
= 49737,6 N/baut
= 49,737 kN/baut
137

• Tumpu
ϕRn = ϕ x 2,4 x db x tp x fup
= 0,75 x 2,4 x 16 x 6 x 370
= 63936 N/baut
= 63,936 kN/baut
Tahanan yang digunakan untuk baut yang dipasang pada profil batang
single siku sebesar 49,737 kN.

b. Tahanan Baut (tanpa ulir) Double Siku


fub = 825 MPa (ASTM A325)
Bidang Geser = 2
• Geser
ϕRn = ϕ x m x r1 x fub x Ab
= 0,75 x 2 x 0,4 x 825 x (0,25 x π x 162)
= 99475,2 N/baut
= 99,475 kN/baut
• Tumpu
ϕRn = ϕ x 2,4 x db x tp x fup
= 0,75 x 2,4 x 16 x 10 x 370
= 106560 N/baut
= 106,560 kN/baut
Tahanan yang digunakan untuk baut yang dipasang pada profil batang
double siku sebesar 99,475 kN.

Cek kebutuhan baut setiap batang dengan syarat minimal baut di setiap
batang adalah 2 baut.
138

Tabel 4.22 Kebutuhan Baut Batang Bawah


No. P (kN) Baut
Bagian Dominan φRn
Batang Max Max Min Min Hasil Bulat
1.00 100.35 15.66 1.01 2
2.00 104.90 16.37 1.05 2
3.00 133.40 20.79 1.34 2
4.00 140.97 21.93 1.42 2
5.00 139.83 21.73 1.41 2
6.00 134.23 20.83 1.35 2
7.00 126.03 19.54 1.27 2
Bawah

8.00 116.16 17.99 1.17 2


140.97 1.62 TARIK 99.48
9.00 113.06 17.99 1.14 2
10.00 119.97 18.18 1.21 2
11.00 125.42 14.69 1.26 2
12.00 128.60 11.23 1.29 2
13.00 127.88 7.85 1.29 2
14.00 119.58 4.61 1.20 2
15.00 93.05 1.69 0.94 2
16.00 89.01 1.62 0.89 2
Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.23 Kebutuhan Baut Batang Atas


No. P (kN) Baut
Bagian Dominan φRn
Batang Max Max Min Min Hasil Bulat
46.00 0.94 -102.36 -1.03 2
47 -8.49 -133.83 -1.35 2
48 -12.33 -143.12 -1.44 2
49 -13.85 -142.80 -1.44 2
50 -14.18 -137.56 -1.38 2
51 -13.83 -129.43 -1.30 2
52 -13.05 -119.47 -1.20 2
53 -11.98 -108.25 -1.09 2
Atas

0.94 -143.12 TEKAN 99.48


54 -13.85 -109.19 -1.10 2
55 -11.81 -118.85 -1.19 2
56 -9.80 -127.41 -1.28 2
57 -7.81 -134.37 -1.35 2
58 -5.86 -138.81 -1.40 2
59 -4.00 -138.95 -1.40 2
60 -2.28 -130.72 -1.31 2
61 -0.94 -102.36 -1.03 2
Sumber : Data Analisis, 2019
139

Tabel 4.24 Kebutuhan Baut Batang Vertikal


No. P (kN) Baut
Bagian Dominan φRn
Batang Max Max Min Min Hasil Bulat
17 -4.79 -29.59 -0.59 2
19 -2.44 -14.59 -0.29 2
21 -0.64 -5.00 -0.10 2
23 2.37 0.22 0.05 2
25 8.61 1.19 0.17 2
27 14.22 2.06 0.29 2
Vertikal

29 19.44 2.87 0.39 2


31 102.69 102.69 12.91 -29.59 TARIK 49.74 2.06 3
33 20.58 -6.52 0.41 2
35 15.92 -5.56 0.32 2
37 10.97 -4.60 0.22 2
39 5.58 -3.63 0.11 2
41 0.55 -5.89 -0.12 2
43 -1.61 -13.51 -0.27 2
45 -0.50 -26.12 -0.53 2
Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.25 Kebutuhan Baut Batang Diagonal


No. P (kN) Baut
Bagian Dominan φRn
Batang Max Max Min Min Hasil Bulat
18 28.22 4.37 0.57 2
20 8.21 1.25 0.17 2
22 -0.23 -1.43 -0.03 2
24 -1.27 -7.95 -0.16 2
26 -2.09 -13.29 -0.27 2
28 -2.83 -18.11 -0.36 2
Diagonal

30 -3.53 -22.68 -0.46 2


28.22 -23.58 TEKAN 49.74
32 7.27 -23.58 -0.47 2
34 6.44 -19.24 -0.39 2
36 5.64 -15.01 -0.30 2
38 4.88 -10.46 -0.21 2
40 4.17 -5.13 -0.10 2
42 9.40 0.40 0.19 2
44 26.28 2.89 0.53 2
Sumber : Data Analisis, 2019
140

c. Jarak Antar Baut

Gambar 4.19 Jarak Antar Baut


Sumber : Data Pribadi, 2019

Syarat :
3db < S < 15 tp / 200 mm
1,5 db < S1 < (4tp + 100 mm) / 200 mm
3 x 19 < S < 15 x 10
57 < S < 150 S = 80 mm
1.5 x 19 < S1 < (4 x 10 + 100)
28.5 < S1 < 140 S1 = 40 mm

4.1.6.7 Perhitungan Angkur dan Base Plate


Berikut adalah data reaksi tumpuan dan displacement yang didapatkan dari
model struktur dengan menggunakan program SAP 2000.

Tabel 4.26 Reaksi Tumpuan & Kombinasi


Gaya pada Tumpuan

Kombinasi Gaya
Ruv Ruh
(N)
Cb1 45414.08 -7.097E-09
Cb2 43747.95 -6.831E-09
Cb3 54355.48 -12952.96
Cb4 54355.47 12952.96
Cb5 43747.96 -25905.92
Cb6 43747.95 25905.92
Cb7 29194.77 -25905.92
Cb8 29194.76 25905.92
Nilai Maks 54355.48 25905.92

Sumber : Data Analisis, 2019


141

Pu = Ruv maks = 54355,48 N


Vu = Ruh maks = 25905,92 N
Penetapan ukuran base plate dengan pengecekan syarat dibawah ini :
Pu ≤ φcPp
Dengan :
φc = 0,6
A2
Pp = 0,85 x f' c x A 1 x
A1

= 0,85 x 30 x B x N x 2
Maka,
φc x Pp = Pu
0,6 x 0,85 x 30 x B x N x 2 = Pu
Pu
(B x N) perlu =
0,6 x 0,85 x 30 MPa x 2
54355,48
=
0,6 x 0,85 x 30 MPa x 2
= 1776,323 mm2
Diperoleh ukuran base plate perlu sebesar 1776,323 mm2, maka
ukuran base plate pake harus memenuhi syarat > (B x N) perlu, seperti
di bawah ini :
B = 300 mm
N = 300 mm
B x N = 300 x 300 = 90000 mm2
Dengan menggunakan ukuran base plate (300 mm x 300 mm) = 90000
mm2 > 1776,323 mm2, sehingga desain base plate sudah aman.

Kemudian dalam menentukan jumlah angkur, terlebih dahulu lakukan


pengecekan bahwa Vu ≤ φ x fv x Ab x n
Dengan :
φ = 0,75
fv = 0,6 x 240 = 144 MPa, dengan menggunakan angkur A307
dengan diameter 16 mm
n = jumlah angkur
142

Maka,
Vu ≤ φ x fv x Ab x n
25905,92 N = 0,75 x 144 MPa x (0,25 x π x 162) x n
25905,92
n =
0,75 x 144 x (0,25 x π x 16 2 )
= 1,193 unit
Minimum penggunaan angkur dalam struktur adalah 2 unit, sehingga
dipasang 4 unit angkur A307 dengan diameter 16 mm.

Gambar 4.20 Tampak Atas Base Plate


Sumber : Data Pribadi, 2019

Menentukan ukuran tebal base plate yaitu dengan langkah di bawah


ini :
Pu
Syaratnya yaitu t perlu > 1,49 x c x dengan :
B x N x fy
C = 110 (dipilih maksimum jarak tepi penampang siku ganda ke tepi
base plate)
Pu = 54355,48 N
Fy = 240 MPa
B = 300 mm
N = 300 mm
143

Maka,
Pu
t perlu > 1,49 x c x
B x N x fy

54355,48
t perlu = 1,49 x 110 x
300 x 300 x 240
= 8,222 mm, sehingga dipilih t pakai sebesar 10 mm.
144

4.2 Perencanaan Plat Lantai dan Plat Atap

Gambar 4.21 Rencana Plat Lantai


Sumber : Data Analisis, 2019

4.2.1 Pedoman Perhitungan Plat


Dalam perencanaan plat lantai, pedoman yang dipakai adalah sebagai berikut :
1. SNI 2847 – 2013, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung.
2. PPIUG 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung.
3. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971).

4.2.2 Data Perencanaan Plat


1. Tebal plat (h) = 12 cm
2. Selimut beton (p) = 20 mm
3. Tulangan rencana (Ø) = 10 mm
4. Mutu baja (fy) = 240 MPa
5. Mutu beton (f’c) = 30 MPa

4.2.3 Pembebanan pada Plat


A. Plat Atap
Beban mati (DL) :
1. Berta sendiri = 0,12 x 2400 = 288 Kg/m2
145

2. Berat Aspal = 30 kg/m2


3. Berat plafond dan penggantung = 18 Kg/m2
4. Instalasi listrik = 40 Kg/m2
5. Instalasi pemipaan = 25 Kg/m2
Total = 401 Kg/m2

Beban hidup (LL) = 100 Kg/m2

Kombinasi beban = 1,2 DL + 1,6 LL


= (1,2 x 401) + (1,6 x 100) = 641,200 Kg/m2
B. Plat Lantai
Beban mati (DL) :
1. Berta sendiri = 0,12 x 2400 = 288 Kg/m2
2. Berat spesi lantai = 21 Kg/m2
3. Penutup lantai = 24 Kg/m2
4. Berat plafond dan penggantung = 18 Kg/m2
5. Instalasi listrik = 40 Kg/m2
6. Instalasi pemipaan = 25 Kg/m2
Total = 416 Kg/m2

Beban hidup (LL) = 250 Kg/m2

Kombinasi beban = 1,2 DL + 1,6 LL


= (1,2 x 416) + (1,6 x 250) = 899,200 Kg/m2
146

4.2.4 Perencanaan Plat Lantai


4.2.4.1 Perencanaan Plat Lantai 2

D K O

J J N

H I L M H H H H H G

A B E E E E E E E E E B

B E E E E E E E E E E B

C F F F F F F F F F F C

B E E E E E E E E E E B

A B E E B B B B B B B A

B B

P P

Gambar 4.22 Denah Rencana Plat Lantai 2


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

1. Hitungan Momen pada Plat Lantai


Perhitungan momen pada plat ditentukan pada perletakan plat yang diatur dalam
PBI 1971.
a. Plat lantai tipe A

Ly 400
= = 1,1 (Two Way Slab)
Lx 350
147

Tabel 4.27 Koefisien Momen Plat Tipe A

Sumber : PBI 1971

Mlx = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 899,2 x (3,52) x 33 = 363,50 Kg-m


Mly = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 899,2 x (3,52) x 28 = 308,43 Kg-m
Mtx = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 899,2 x (3,52) x 77 = 848,17 Kg-m
Mty = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 899,2 x (3,52) x 72 = 793,09 Kg-m

2. Perencanaan Penulangan Plat Lantai


Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 x Ø
= 120 – 20 – 0,5 x 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 x Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 x 10 = 85 mm

Menentukan besarnya nilai β1


 f' c - 28 
β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
= 0,85 – 0,005   = 0,848
 7 

Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan maksimum


1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240
148

0,85 x β x f' c  600 


ρbalance =  600 + fy 
fy  
0,85 x 0,848 x 30  600 
=  600 + 240  = 0,0644
240  
ρmaks = 0,75 x ρbalance = 0,75 x 0,0644 = 0,0483

Penulangan lapangan arah X


Mu = 363,50 Kg-m = 363,50 . 104 N-mm
Mu 363,50 . 10 4
Mn = = = 3635016 N-mm
φ 0,9

 Mn   363,50 x 10 
4
Rn = 2  =  2 
= 0,448 MPa
 b x d   1000 x 95 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,448) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0,00188
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dx
= 0,00583 x 1000 x 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan lapangan arah Y


Mu = 308.43 Kg-m = 308.43 . 104 N-mm
Mu 308,43. 10 4
Mn = = = 3084256 N-mm
φ 0,9
149

 Mn   308,43 x 10 
4
Rn = 2  =  2 
= 0,474 MPa
 b x d   1000 x 85 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,474) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0,00200
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dy
= 0,00583 x 1000 x 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,319 mm
496
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan tumpuan arah X


Mu = 848.17 Kg-m = 848.17 . 104 N-mm
Mu 848,17 . 10 4
Mn = = = 8481704 N-mm
φ 0,9

 Mn   848,17 x 10 
4
Rn = 2  =  2 
= 1.044 MPa
 b x d   1000 x 95 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (1,044) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0.00444
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
150

Ast = ρmin x b x dx
= 0,00583 x 1000 x 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan tumpuan arah Y


Mu = 793.09 Kg-m = 793.09 . 104 N-mm
Mu 793,09. 10 4
Mn = = = 8812160.00 N-mm
φ 0,9

 Mn   793,09 x 10 
4
Rn = 2  =  2 
= 1,220 MPa
 b x d   1000 x 85 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (1,220) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0.00521
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dy
= 0,00583 x 1000 x 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,319 mm
496
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

*Note : dengan cara yang sama untuk perhitungan tipe plat yang lain dapat dilihat
pada tabel diwah ini.
Tabel 4.28 Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai 2
Tipe Ly Lx QD QL Qu Mu Mn b d' f'c fy As Digunakan As Aktual
Ly/Lx x Ø Rn m ρ ρ min ρ max ρ pakai
Pelat (m) (m) (Kg/m²) (Kg/m²) (Kg/m²) Kg-m N-mm N-mm (mm) (mm) MPa MPa mm² Tulangan mm²

Mlx 4 3.5 1.1 33 416 250 899.2 363.50 3635016 4038906.67 0.9 1000 95 30 240 0.448 9.412 0.00188 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.5 1.1 28 416 250 899.2 308.43 3084256 3426951.11 0.9 1000 85 30 240 0.474 9.412 0.00200 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
A
Mtx 4 3.5 1.1 77 416 250 899.2 848.17 8481704 9424115.56 0.9 1000 95 30 240 1.044 9.412 0.00444 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.5 1.1 72 416 250 899.2 793.09 7930944 8812160.00 0.9 1000 85 30 240 1.220 9.412 0.00521 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3.5 1.1 29 416 250 899.2 319.44 3194408 3549342.22 0.9 1000 95 30 240 0.393 9.412 0.00165 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.5 1.1 20 416 250 899.2 220.30 2203040 2447822.22 0.9 1000 85 30 240 0.339 9.412 0.00142 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
B
Mtx 4 3.5 1.1 66 416 250 899.2 727.00 7270032 8077813.33 0.9 1000 95 30 240 0.895 9.412 0.00380 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.5 1.1 57 416 250 899.2 627.87 6278664 6976293.33 0.9 1000 85 30 240 0.966 9.412 0.00410 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3 1.3 35 416 250 899.2 283.25 2832480 3147200.00 0.9 1000 95 30 240 0.349 9.412 0.00146 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3 1.3 18 416 250 899.2 145.67 1456704 1618560.00 0.9 1000 85 30 240 0.224 9.412 0.00094 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
C
Mtx 4 3 1.3 74 416 250 899.2 598.87 5988672 6654080.00 0.9 1000 95 30 240 0.737 9.412 0.00312 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3 1.3 57 416 250 899.2 461.29 4612896 5125440.00 0.9 1000 85 30 240 0.709 9.412 0.00300 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4.6 4 1.2 38 416 250 899.2 546.71 5467136 6074595.56 0.9 1000 95 30 240 0.673 9.412 0.00284 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4.6 4 1.2 28 416 250 899.2 402.84 4028416 4476017.78 0.9 1000 85 30 240 0.620 9.412 0.00261 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
D
Mtx 4.6 4 1.2 81 416 250 899.2 1165.36 11653632 12948480.00 0.9 1000 95 30 240 1.435 9.412 0.00616 0.0058 0.0483 0.00616 585 Ø 10 - 125 628
Mty 4.6 4 1.2 74 416 250 899.2 1064.65 10646528 11829475.56 0.9 1000 85 30 240 1.637 9.412 0.00706 0.0058 0.0483 0.00706 600 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3.5 1.1 25 416 250 899.2 275.38 2753800 3059777.78 0.9 1000 95 30 240 0.339 9.412 0.00142 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.5 1.1 21 416 250 899.2 231.32 2313192 2570213.33 0.9 1000 85 30 240 0.356 9.412 0.00149 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
E
Mtx 4 3.5 1.1 59 416 250 899.2 649.90 6498968 7221075.56 0.9 1000 95 30 240 0.800 9.412 0.00339 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.5 1.1 54 416 250 899.2 594.82 5948208 6609120.00 0.9 1000 85 30 240 0.915 9.412 0.00388 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3 1.3 31 416 250 899.2 250.88 2508768 2787520.00 0.9 1000 95 30 240 0.309 9.412 0.00129 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3 1.3 19 416 250 899.2 153.76 1537632 1708480.00 0.9 1000 85 30 240 0.236 9.412 0.00099 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
F
Mtx 4 3 1.3 69 416 250 899.2 558.40 5584032 6204480.00 0.9 1000 95 30 240 0.687 9.412 0.00290 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3 1.3 57 416 250 899.2 461.29 4612896 5125440.00 0.9 1000 85 30 240 0.709 9.412 0.00300 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

151
Mlx 4 4 1.0 28 416 250 899.2 402.84 4028416 4476017.78 0.9 1000 95 30 240 0.496 9.412 0.00209 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 4 1.0 28 416 250 899.2 402.84 4028416 4476017.78 0.9 1000 85 30 240 0.620 9.412 0.00261 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
G
Mtx 4 4 1.0 68 416 250 899.2 978.33 9783296 10870328.89 0.9 1000 95 30 240 1.204 9.412 0.00514 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 4 1.0 68 416 250 899.2 978.33 9783296 10870328.89 0.9 1000 85 30 240 1.505 9.412 0.00647 0.0058 0.0483 0.00647 550 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 4 1.0 21 416 250 899.2 302.13 3021312 3357013.33 0.9 1000 95 30 240 0.372 9.412 0.00156 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 4 1.0 26 416 250 899.2 374.07 3740672 4156302.22 0.9 1000 85 30 240 0.575 9.412 0.00242 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
H
Mtx 4 4 1.0 55 416 250 899.2 791.30 7912960 8792177.78 0.9 1000 95 30 240 0.974 9.412 0.00414 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 4 1.0 60 416 250 899.2 863.23 8632320 9591466.67 0.9 1000 85 30 240 1.328 9.412 0.00568 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 4 1.0 21 416 250 899.2 302.13 3021312 3357013.33 0.9 1000 95 30 240 0.372 9.412 0.00156 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 4 1.0 21 416 250 899.2 302.13 3021312 3357013.33 0.9 1000 85 30 240 0.465 9.412 0.00195 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
I
Mtx 4 4 1.0 52 416 250 899.2 748.13 7481344 8312604.44 0.9 1000 95 30 240 0.921 9.412 0.00391 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 4 1.0 52 416 250 899.2 748.13 7481344 8312604.44 0.9 1000 85 30 240 1.151 9.412 0.00491 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3 1.3 35 416 250 899.2 283.25 2832480 3147200.00 0.9 1000 95 30 240 0.349 9.412 0.00146 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3 1.3 18 416 250 899.2 145.67 1456704 1618560.00 0.9 1000 85 30 240 0.224 9.412 0.00094 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
J
Mtx 4 3 1.3 74 416 250 899.2 598.87 5988672 6654080.00 0.9 1000 95 30 240 0.737 9.412 0.00312 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3 1.3 57 416 250 899.2 461.29 4612896 5125440.00 0.9 1000 85 30 240 0.709 9.412 0.00300 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4.6 4 1.2 32 416 250 899.2 460.39 4603904 5115448.89 0.9 1000 95 30 240 0.567 9.412 0.00239 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4.6 4 1.2 19 416 250 899.2 273.36 2733568 3037297.78 0.9 1000 85 30 240 0.420 9.412 0.00177 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
K
Mtx 4.6 4 1.2 71 416 250 899.2 1021.49 10214912 11349902.22 0.9 1000 95 30 240 1.258 9.412 0.00538 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4.6 4 1.2 57 416 250 899.2 820.07 8200704 9111893.33 0.9 1000 85 30 240 1.261 9.412 0.00539 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4.9 4 1.2 31 416 250 899.2 446.00 4460032 4955591.11 0.9 1000 95 30 240 0.549 9.412 0.00231 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4.9 4 1.2 28 416 250 899.2 402.84 4028416 4476017.78 0.9 1000 85 30 240 0.620 9.412 0.00261 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
L
Mtx 4.9 4 1.2 74 416 250 899.2 1064.65 10646528 11829475.56 0.9 1000 95 30 240 1.311 9.412 0.00561 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4.9 4 1.2 69 416 250 899.2 992.72 9927168 11030186.67 0.9 1000 85 30 240 1.527 9.412 0.00656 0.0058 0.0483 0.00656 558 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3.1 1.3 31 416 250 899.2 267.88 2678807 2976451.91 0.9 1000 95 30 240 0.330 9.412 0.00138 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.1 1.3 19 416 250 899.2 164.18 1641849 1824276.98 0.9 1000 85 30 240 0.252 9.412 0.00106 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
M
Mtx 4 3.1 1.3 69 416 250 899.2 596.25 5962505 6625005.87 0.9 1000 95 30 240 0.734 9.412 0.00310 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.1 1.3 57 416 250 899.2 492.55 4925548 5472830.93 0.9 1000 85 30 240 0.757 9.412 0.00320 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

152
Mlx 3.1 3 1.0 37 416 250 899.2 299.43 2994336 3327040.00 0.9 1000 95 30 240 0.369 9.412 0.00155 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 3.1 3 1.0 31 416 250 899.2 250.88 2508768 2787520.00 0.9 1000 85 30 240 0.386 9.412 0.00162 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
N
Mtx 3.1 3 1.0 84 416 250 899.2 679.80 6797952 7553280.00 0.9 1000 95 30 240 0.837 9.412 0.00355 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 3.1 3 1.0 0 416 250 899.2 0.00 0 0.00 0.9 1000 85 30 240 0.000 9.412 0.00000 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 2.7 1.5 53 416 250 899.2 347.42 3474239 3860265.60 0.9 1000 95 30 240 0.428 9.412 0.00180 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 2.7 1.5 24 416 250 899.2 157.32 1573240 1748044.80 0.9 1000 85 30 240 0.242 9.412 0.00101 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
O
Mtx 4 2.7 1.5 111 416 250 899.2 727.62 7276236 8084707.20 0.9 1000 95 30 240 0.896 9.412 0.00380 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 2.7 1.5 0 416 250 899.2 0.00 0 0.00 0.9 1000 85 30 240 0.000 9.412 0.00000 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3.5 1.1 29 401 100 641.2 227.79 2277863 2530958.89 0.9 1000 95 30 240 0.280 9.412 0.00117 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.5 1.1 20 401 100 641.2 157.09 1570940 1745488.89 0.9 1000 85 30 240 0.242 9.412 0.00101 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
P
Mtx 4 3.5 1.1 66 401 100 641.2 518.41 5184102 5760113.33 0.9 1000 95 30 240 0.638 9.412 0.00269 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.5 1.1 57 401 100 641.2 447.72 4477179 4974643.33 0.9 1000 85 30 240 0.689 9.412 0.00291 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Sumber : Data Analisis, 2019

153
154

4.2.4.2 Perencanaan Plat Lantai 3

D K O

J J N

H I L M H H H H H G

A B E E E E E E E E E B

B E E E E E E E E E E B

C F F F F F F F F F F C

B E E E E E E E E E E B

A B E E B B B B B B B A

P P

Gambar 4.23 Denah Rencana Plat Lantai 3


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

1. Hitungan Momen pada Plat Lantai


Perhitungan momen pada plat ditentukan pada perletakan plat yang diatur dalam
PBI 1971.
a. Plat lantai tipe B

Ly 400
= = 1,1 (Two Way Slab)
Lx 350
155

Tabel 4.29 Koefisien Momen Plat Tipe B

Sumber : PBI 1971

Mlx = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 899,2 x (3,52) x 29 = 319,44 Kg-m


Mly = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 899,2 x (3,52) x 20 = 220,30 Kg-m
Mtx = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 899,2 x (3,52) x 66 = 727,00 Kg-m
Mty = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 899,2 x (3,52) x 57 = 627.87 Kg-m

2. Perencanaan Penulangan Plat Lantai


Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 x Ø
= 120 – 20 – 0,5 x 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 x Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 x 10 = 85 mm

Menentukan besarnya nilai β1


 f' c - 28 
β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
= 0,85 – 0,005   = 0,848
 7 

Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan maksimum


1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240
156

0,85 x β x f' c  600 


ρbalance =  600 + fy 
fy  
0,85 x 0,848 x 30  600 
=  600 + 240  = 0,0644
240  
ρmaks = 0,75 x ρbalance = 0,75 x 0,0644 = 0,0483

Penulangan lapangan arah X


Mu = 319,44 Kg-m = 319,44 . 104 N-mm
Mu 319,44 . 10 4
Mn = = = 3549342,22 N-mm
φ 0,9

 Mn   319,44 x 10 
4
Rn = 2 
= 2 
= 0,393 MPa
 b x d   1000 x 95 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,393) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0,00165
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dx
= 0,00583 x 1000 x 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan lapangan arah Y


Mu = 220,30 Kg-m = 220,30 . 104 N-mm
Mu 220,30 . 104
Mn = = = 2447822,22 N-mm
φ 0,9
157

 Mn   220,30 x 10 
4
Rn = 2 
= 2 
= 0,339 MPa
 b x d   1000 x 85 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,339 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0.00142
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dy
= 0,00583 x 1000 x 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,319 mm
496
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan tumpuan arah X


Mu = 727,00 Kg-m = 727,00 . 104 N-mm
Mu 727,00 . 10 4
Mn = = = 8077813,33 N-mm
φ 0,9

 Mn   727,00 x 10 
4
Rn = 2  =  2 
= 0,895 MPa
 b x d   1000 x 95 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,895) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0,00380
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
158

Ast = ρmin x b x dx
= 0,00583 x 1000 x 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan tumpuan arah Y


Mu = 627,87 Kg-m = 627,87 . 104 N-mm
Mu 627,87. 10 4
Mn = = = 6976293,33 N-mm
φ 0,9

 Mn   627,87 x 10 
4
Rn = 2 
= 2 
= 0,966 MPa
 b x d   1000 x 85 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,966 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0.00410
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dy
= 0,00583 x 1000 x 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,319 mm
496
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

*Note : dengan cara yang sama untuk perhitungan tipe plat yang lain dapat dilihat
pada tabel diwah ini.
Tabel 4.30 Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai 3
Tipe Ly Lx QD QL Qu Mu Mn b d' f'c fy As Digunakan As Aktual
Ly/Lx x Ø Rn m ρ ρ min ρ max ρ pakai
Pelat (m) (m) (Kg/m²) (Kg/m²) (Kg/m²) Kg-m N-mm N-mm (mm) (mm) MPa MPa mm² Tulangan mm²

Mlx 4 3.5 1.1 33 416 250 899.2 363.50 3635016 4038906.67 0.9 1000 95 30 240 0.448 9.412 0.00188 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.5 1.1 28 416 250 899.2 308.43 3084256 3426951.11 0.9 1000 85 30 240 0.474 9.412 0.00200 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
A
Mtx 4 3.5 1.1 77 416 250 899.2 848.17 8481704 9424115.56 0.9 1000 95 30 240 1.044 9.412 0.00444 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.5 1.1 72 416 250 899.2 793.09 7930944 8812160.00 0.9 1000 85 30 240 1.220 9.412 0.00521 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3.5 1.1 29 416 250 899.2 319.44 3194408 3549342.22 0.9 1000 95 30 240 0.393 9.412 0.00165 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.5 1.1 20 416 250 899.2 220.30 2203040 2447822.22 0.9 1000 85 30 240 0.339 9.412 0.00142 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
B
Mtx 4 3.5 1.1 66 416 250 899.2 727.00 7270032 8077813.33 0.9 1000 95 30 240 0.895 9.412 0.00380 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.5 1.1 57 416 250 899.2 627.87 6278664 6976293.33 0.9 1000 85 30 240 0.966 9.412 0.00410 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3 1.3 35 416 250 899.2 283.25 2832480 3147200.00 0.9 1000 95 30 240 0.349 9.412 0.00146 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3 1.3 18 416 250 899.2 145.67 1456704 1618560.00 0.9 1000 85 30 240 0.224 9.412 0.00094 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
C
Mtx 4 3 1.3 74 416 250 899.2 598.87 5988672 6654080.00 0.9 1000 95 30 240 0.737 9.412 0.00312 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3 1.3 57 416 250 899.2 461.29 4612896 5125440.00 0.9 1000 85 30 240 0.709 9.412 0.00300 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4.6 4 1.2 38 416 250 899.2 546.71 5467136 6074595.56 0.9 1000 95 30 240 0.673 9.412 0.00284 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4.6 4 1.2 28 416 250 899.2 402.84 4028416 4476017.78 0.9 1000 85 30 240 0.620 9.412 0.00261 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
D
Mtx 4.6 4 1.2 81 416 250 899.2 1165.36 11653632 12948480.00 0.9 1000 95 30 240 1.435 9.412 0.00616 0.0058 0.0483 0.00616 585 Ø 10 - 125 628
Mty 4.6 4 1.2 74 416 250 899.2 1064.65 10646528 11829475.56 0.9 1000 85 30 240 1.637 9.412 0.00706 0.0058 0.0483 0.00706 600 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3.5 1.1 25 416 250 899.2 275.38 2753800 3059777.78 0.9 1000 95 30 240 0.339 9.412 0.00142 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.5 1.1 21 416 250 899.2 231.32 2313192 2570213.33 0.9 1000 85 30 240 0.356 9.412 0.00149 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
E
Mtx 4 3.5 1.1 59 416 250 899.2 649.90 6498968 7221075.56 0.9 1000 95 30 240 0.800 9.412 0.00339 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.5 1.1 54 416 250 899.2 594.82 5948208 6609120.00 0.9 1000 85 30 240 0.915 9.412 0.00388 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3 1.3 31 416 250 899.2 250.88 2508768 2787520.00 0.9 1000 95 30 240 0.309 9.412 0.00129 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3 1.3 19 416 250 899.2 153.76 1537632 1708480.00 0.9 1000 85 30 240 0.236 9.412 0.00099 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
F
Mtx 4 3 1.3 69 416 250 899.2 558.40 5584032 6204480.00 0.9 1000 95 30 240 0.687 9.412 0.00290 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3 1.3 57 416 250 899.2 461.29 4612896 5125440.00 0.9 1000 85 30 240 0.709 9.412 0.00300 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

159
Mlx 4 4 1.0 28 401 100 641.2 287.26 2872576 3191751.11 0.9 1000 95 30 240 0.354 9.412 0.00148 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 4 1.0 28 401 100 641.2 287.26 2872576 3191751.11 0.9 1000 85 30 240 0.442 9.412 0.00186 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
G
Mtx 4 4 1.0 68 401 100 641.2 697.63 6976256 7751395.56 0.9 1000 95 30 240 0.859 9.412 0.00364 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 4 1.0 68 401 100 641.2 697.63 6976256 7751395.56 0.9 1000 85 30 240 1.073 9.412 0.00457 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 4 1.0 21 401 100 641.2 215.44 2154432 2393813.33 0.9 1000 95 30 240 0.265 9.412 0.00111 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 4 1.0 26 401 100 641.2 266.74 2667392 2963768.89 0.9 1000 85 30 240 0.410 9.412 0.00172 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
H
Mtx 4 4 1.0 55 401 100 641.2 564.26 5642560 6269511.11 0.9 1000 95 30 240 0.695 9.412 0.00294 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 4 1.0 60 401 100 641.2 615.55 6155520 6839466.67 0.9 1000 85 30 240 0.947 9.412 0.00402 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 4 1.0 21 416 250 899.2 302.13 3021312 3357013.33 0.9 1000 95 30 240 0.372 9.412 0.00156 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 4 1.0 21 416 250 899.2 302.13 3021312 3357013.33 0.9 1000 85 30 240 0.465 9.412 0.00195 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
I
Mtx 4 4 1.0 52 416 250 899.2 748.13 7481344 8312604.44 0.9 1000 95 30 240 0.921 9.412 0.00391 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 4 1.0 52 416 250 899.2 748.13 7481344 8312604.44 0.9 1000 85 30 240 1.151 9.412 0.00491 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3 1.3 35 416 250 899.2 283.25 2832480 3147200.00 0.9 1000 95 30 240 0.349 9.412 0.00146 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3 1.3 18 416 250 899.2 145.67 1456704 1618560.00 0.9 1000 85 30 240 0.224 9.412 0.00094 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
J
Mtx 4 3 1.3 74 416 250 899.2 598.87 5988672 6654080.00 0.9 1000 95 30 240 0.737 9.412 0.00312 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3 1.3 57 416 250 899.2 461.29 4612896 5125440.00 0.9 1000 85 30 240 0.709 9.412 0.00300 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4.6 4 1.2 32 416 250 899.2 460.39 4603904 5115448.89 0.9 1000 95 30 240 0.567 9.412 0.00239 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4.6 4 1.2 19 416 250 899.2 273.36 2733568 3037297.78 0.9 1000 85 30 240 0.420 9.412 0.00177 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
K
Mtx 4.6 4 1.2 71 416 250 899.2 1021.49 10214912 11349902.22 0.9 1000 95 30 240 1.258 9.412 0.00538 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4.6 4 1.2 57 416 250 899.2 820.07 8200704 9111893.33 0.9 1000 85 30 240 1.261 9.412 0.00539 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4.9 4 1.2 31 416 250 899.2 446.00 4460032 4955591.11 0.9 1000 95 30 240 0.549 9.412 0.00231 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4.9 4 1.2 28 416 250 899.2 402.84 4028416 4476017.78 0.9 1000 85 30 240 0.620 9.412 0.00261 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
L
Mtx 4.9 4 1.2 74 416 250 899.2 1064.65 10646528 11829475.56 0.9 1000 95 30 240 1.311 9.412 0.00561 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4.9 4 1.2 69 416 250 899.2 992.72 9927168 11030186.67 0.9 1000 85 30 240 1.527 9.412 0.00656 0.0058 0.0483 0.00656 558 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3.1 1.3 31 416 250 899.2 267.88 2678807 2976451.91 0.9 1000 95 30 240 0.330 9.412 0.00138 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.1 1.3 19 416 250 899.2 164.18 1641849 1824276.98 0.9 1000 85 30 240 0.252 9.412 0.00106 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
M
Mtx 4 3.1 1.3 69 416 250 899.2 596.25 5962505 6625005.87 0.9 1000 95 30 240 0.734 9.412 0.00310 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.1 1.3 57 416 250 899.2 492.55 4925548 5472830.93 0.9 1000 85 30 240 0.757 9.412 0.00320 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

160
Mlx 3.1 3 1.0 37 416 250 899.2 299.43 2994336 3327040.00 0.9 1000 95 30 240 0.369 9.412 0.00155 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 3.1 3 1.0 31 416 250 899.2 250.88 2508768 2787520.00 0.9 1000 85 30 240 0.386 9.412 0.00162 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
N
Mtx 3.1 3 1.0 84 416 250 899.2 679.80 6797952 7553280.00 0.9 1000 95 30 240 0.837 9.412 0.00355 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 3.1 3 1.0 0 416 250 899.2 0.00 0 0.00 0.9 1000 85 30 240 0.000 9.412 0.00000 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 2.7 1.5 53 416 250 899.2 347.42 3474239 3860265.60 0.9 1000 95 30 240 0.428 9.412 0.00180 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 2.7 1.5 24 416 250 899.2 157.32 1573240 1748044.80 0.9 1000 85 30 240 0.242 9.412 0.00101 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
O
Mtx 4 2.7 1.5 111 416 250 899.2 727.62 7276236 8084707.20 0.9 1000 95 30 240 0.896 9.412 0.00380 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 2.7 1.5 0 416 250 899.2 0.00 0 0.00 0.9 1000 85 30 240 0.000 9.412 0.00000 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 2.5 1.6 51 416 250 899.2 286.62 2866200 3184666.67 0.9 1000 95 30 240 0.353 9.412 0.00148 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 2.5 1.6 23 416 250 899.2 129.26 1292600 1436222.22 0.9 1000 85 30 240 0.199 9.412 0.00083 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
P
Mtx 4 2.5 1.6 107 416 250 899.2 601.34 6013400 6681555.56 0.9 1000 95 30 240 0.740 9.412 0.00313 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 2.5 1.6 78 416 250 899.2 438.36 4383600 4870666.67 0.9 1000 85 30 240 0.674 9.412 0.00285 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Sumber : Data Analisis, 2019

161
162

4.2.4.3 Perencanaan Plat Lantai 4 dan 5

D K O

J J N

H I L M

A B E E E E B B B B B A

B E E E E E E E E E E B

C F F F F F F F F F F C

B E E E E E E E E E E B

A B E E B B B B B B B A

P P

Gambar 4.24 Denah Rencana Plat Lantai 4 dan 5


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

1. Hitungan Momen pada Plat Lantai


Perhitungan momen pada plat ditentukan pada perletakan plat yang diatur dalam
PBI 1971.
a. Plat lantai tipe C

Ly 400
= = 1,3 (Two Way Slab)
Lx 300
163

Tabel 4.31 Koefisien Momen Plat Tipe C

Sumber : PBI 1971

Mlx = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 899,2 x (32) x 35 = 283,25 Kg-m


Mly = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 899,2 x (32) x 18 = 145,67 Kg-m
Mtx = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 899,2 x (32) x 74 = 598,87 Kg-m
Mty = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 899,2 x (32) x 57 = 461,29 Kg-m

b. Perencanaan Penulangan Plat Lantai


Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 x Ø
= 120 – 20 – 0,5 x 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 x Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 x 10 = 85 mm

Menentukan besarnya nilai β1

 f' c - 28 
β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
= 0,85 – 0,005   = 0,848
 7 

Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan maksimum


1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240
164

0,85 x β x f' c  600 


ρbalance =  600 + fy 
fy  
0,85 x 0,848 x 30  600 
=  600 + 240  = 0,0644
240  
ρmaks = 0,75 x ρbalance = 0,75 x 0,0644 = 0,0483

Penulangan lapangan arah X


Mu = 283,25 Kg-m = 283,25 . 104 N-mm
Mu 283,25 . 10 4
Mn = = = 3147200,00 N-mm
φ 0,9

 Mn   283,25 x 10 
4
Rn = 2  = 
 2
 = 0,349 MPa
 b x d   1000 x 95 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,349) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0,00146
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dx
= 0,00583 x 1000 x 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan lapangan arah Y


Mu = 145,67 Kg-m = 145,67 . 104 N-mm
Mu 145,67 . 10 4
Mn = = = 1618560,00 N-mm
φ 0,9
165

 Mn   145,67 x 10 
4
Rn = 2  = 
 2
 = 0,224 MPa
 b x d   1000 x 85 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,224 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0.00094
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dy
= 0,00583 x 1000 x 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,319 mm
496
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan tumpuan arah X


Mu = 598,87 Kg-m = 598,87 . 104 N-mm
Mu 598,87 . 10 4
Mn = = = 6654080,00 N-mm
φ 0,9

 Mn   598,87 x 10 
4
Rn = 2  = 
 2
 = 0,737 MPa
 b x d   1000 x 95 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,737) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 

= 0,00312
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
166

Ast = ρmin x b x dx
= 0,00583 x 1000 x 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan tumpuan arah Y


Mu = 461,29 Kg-m = 461,29 . 104 N-mm
Mu 461,29. 10 4
Mn = = = 5125440,00 N-mm
φ 0,9

 Mn   461,29 x 10 
4
Rn = 2  = 
 2
 = 0,709 MPa
 b x d   1000 x 85 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,709 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0.00300
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dy
= 0,00583 x 1000 x 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,319 mm
496
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

*Note : dengan cara yang sama untuk perhitungan tipe plat yang lain dapat dilihat
pada tabel diwah ini.
Tabel 4.32 Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai 4 dan 5
Tipe Ly Lx QD QL Qu Mu Mn b d' f'c fy As Digunakan As Aktual
Ly/Lx x Ø Rn m ρ ρ min ρ max ρ pakai
Pelat (m) (m) (Kg/m²) (Kg/m²) (Kg/m²) Kg-m N-mm N-mm (mm) (mm) MPa MPa mm² Tulangan mm²

Mlx 4 3.5 1.1 33 416 250 899.2 363.50 3635016 4038906.67 0.9 1000 95 30 240 0.448 9.412 0.00188 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.5 1.1 28 416 250 899.2 308.43 3084256 3426951.11 0.9 1000 85 30 240 0.474 9.412 0.00200 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
A
Mtx 4 3.5 1.1 77 416 250 899.2 848.17 8481704 9424115.56 0.9 1000 95 30 240 1.044 9.412 0.00444 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.5 1.1 72 416 250 899.2 793.09 7930944 8812160.00 0.9 1000 85 30 240 1.220 9.412 0.00521 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3.5 1.1 29 416 250 899.2 319.44 3194408 3549342.22 0.9 1000 95 30 240 0.393 9.412 0.00165 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.5 1.1 20 416 250 899.2 220.30 2203040 2447822.22 0.9 1000 85 30 240 0.339 9.412 0.00142 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
B
Mtx 4 3.5 1.1 66 416 250 899.2 727.00 7270032 8077813.33 0.9 1000 95 30 240 0.895 9.412 0.00380 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.5 1.1 57 416 250 899.2 627.87 6278664 6976293.33 0.9 1000 85 30 240 0.966 9.412 0.00410 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3 1.3 35 416 250 899.2 283.25 2832480 3147200.00 0.9 1000 95 30 240 0.349 9.412 0.00146 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3 1.3 18 416 250 899.2 145.67 1456704 1618560.00 0.9 1000 85 30 240 0.224 9.412 0.00094 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
C
Mtx 4 3 1.3 74 416 250 899.2 598.87 5988672 6654080.00 0.9 1000 95 30 240 0.737 9.412 0.00312 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3 1.3 57 416 250 899.2 461.29 4612896 5125440.00 0.9 1000 85 30 240 0.709 9.412 0.00300 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4.6 4 1.2 38 416 250 899.2 546.71 5467136 6074595.56 0.9 1000 95 30 240 0.673 9.412 0.00284 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4.6 4 1.2 28 416 250 899.2 402.84 4028416 4476017.78 0.9 1000 85 30 240 0.620 9.412 0.00261 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
D
Mtx 4.6 4 1.2 81 416 250 899.2 1165.36 11653632 12948480.00 0.9 1000 95 30 240 1.435 9.412 0.00616 0.0058 0.0483 0.00616 585 Ø 10 - 125 628
Mty 4.6 4 1.2 74 416 250 899.2 1064.65 10646528 11829475.56 0.9 1000 85 30 240 1.637 9.412 0.00706 0.0058 0.0483 0.00706 600 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3.5 1.1 25 416 250 899.2 275.38 2753800 3059777.78 0.9 1000 95 30 240 0.339 9.412 0.00142 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.5 1.1 21 416 250 899.2 231.32 2313192 2570213.33 0.9 1000 85 30 240 0.356 9.412 0.00149 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
E
Mtx 4 3.5 1.1 59 416 250 899.2 649.90 6498968 7221075.56 0.9 1000 95 30 240 0.800 9.412 0.00339 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.5 1.1 54 416 250 899.2 594.82 5948208 6609120.00 0.9 1000 85 30 240 0.915 9.412 0.00388 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3 1.3 31 416 250 899.2 250.88 2508768 2787520.00 0.9 1000 95 30 240 0.309 9.412 0.00129 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3 1.3 19 416 250 899.2 153.76 1537632 1708480.00 0.9 1000 85 30 240 0.236 9.412 0.00099 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
F
Mtx 4 3 1.3 69 416 250 899.2 558.40 5584032 6204480.00 0.9 1000 95 30 240 0.687 9.412 0.00290 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3 1.3 57 416 250 899.2 461.29 4612896 5125440.00 0.9 1000 85 30 240 0.709 9.412 0.00300 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

167
Mlx 4 4 1.0 21 416 250 899.2 302.13 3021312 3357013.33 0.9 1000 95 30 240 0.372 9.412 0.00156 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 4 1.0 26 416 250 899.2 374.07 3740672 4156302.22 0.9 1000 85 30 240 0.575 9.412 0.00242 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
H
Mtx 4 4 1.0 55 416 250 899.2 791.30 7912960 8792177.78 0.9 1000 95 30 240 0.974 9.412 0.00414 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 4 1.0 60 416 250 899.2 863.23 8632320 9591466.67 0.9 1000 85 30 240 1.328 9.412 0.00568 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 4 1.0 21 416 250 899.2 302.13 3021312 3357013.33 0.9 1000 95 30 240 0.372 9.412 0.00156 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 4 1.0 21 416 250 899.2 302.13 3021312 3357013.33 0.9 1000 85 30 240 0.465 9.412 0.00195 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
I
Mtx 4 4 1.0 52 416 250 899.2 748.13 7481344 8312604.44 0.9 1000 95 30 240 0.921 9.412 0.00391 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 4 1.0 52 416 250 899.2 748.13 7481344 8312604.44 0.9 1000 85 30 240 1.151 9.412 0.00491 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3 1.3 35 416 250 899.2 283.25 2832480 3147200.00 0.9 1000 95 30 240 0.349 9.412 0.00146 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3 1.3 18 416 250 899.2 145.67 1456704 1618560.00 0.9 1000 85 30 240 0.224 9.412 0.00094 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
J
Mtx 4 3 1.3 74 416 250 899.2 598.87 5988672 6654080.00 0.9 1000 95 30 240 0.737 9.412 0.00312 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3 1.3 57 416 250 899.2 461.29 4612896 5125440.00 0.9 1000 85 30 240 0.709 9.412 0.00300 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4.6 4 1.2 32 416 250 899.2 460.39 4603904 5115448.89 0.9 1000 95 30 240 0.567 9.412 0.00239 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4.6 4 1.2 19 416 250 899.2 273.36 2733568 3037297.78 0.9 1000 85 30 240 0.420 9.412 0.00177 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
K
Mtx 4.6 4 1.2 71 416 250 899.2 1021.49 10214912 11349902.22 0.9 1000 95 30 240 1.258 9.412 0.00538 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4.6 4 1.2 57 416 250 899.2 820.07 8200704 9111893.33 0.9 1000 85 30 240 1.261 9.412 0.00539 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4.9 4 1.2 31 416 250 899.2 446.00 4460032 4955591.11 0.9 1000 95 30 240 0.549 9.412 0.00231 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4.9 4 1.2 28 416 250 899.2 402.84 4028416 4476017.78 0.9 1000 85 30 240 0.620 9.412 0.00261 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
L
Mtx 4.9 4 1.2 74 416 250 899.2 1064.65 10646528 11829475.56 0.9 1000 95 30 240 1.311 9.412 0.00561 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4.9 4 1.2 69 416 250 899.2 992.72 9927168 11030186.67 0.9 1000 85 30 240 1.527 9.412 0.00656 0.0058 0.0483 0.00656 558 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3.1 1.3 36 416 250 899.2 311.09 3110872 3456524.80 0.9 1000 95 30 240 0.383 9.412 0.00161 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.1 1.3 28 416 250 899.2 241.96 2419567 2688408.18 0.9 1000 85 30 240 0.372 9.412 0.00156 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
M
Mtx 4 3.1 1.3 82 416 250 899.2 708.59 7085876 7873195.38 0.9 1000 95 30 240 0.872 9.412 0.00370 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.1 1.3 72 416 250 899.2 622.17 6221745 6913049.60 0.9 1000 85 30 240 0.957 9.412 0.00406 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 3.1 3 1.0 37 416 250 899.2 299.43 2994336 3327040.00 0.9 1000 95 30 240 0.369 9.412 0.00155 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 3.1 3 1.0 31 416 250 899.2 250.88 2508768 2787520.00 0.9 1000 85 30 240 0.386 9.412 0.00162 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
N
Mtx 3.1 3 1.0 84 416 250 899.2 679.80 6797952 7553280.00 0.9 1000 95 30 240 0.837 9.412 0.00355 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 3.1 3 1.0 0 416 250 899.2 0.00 0 0.00 0.9 1000 85 30 240 0.000 9.412 0.00000 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

168
Mlx 4 2.7 1.5 53 416 250 899.2 347.42 3474239 3860265.60 0.9 1000 95 30 240 0.428 9.412 0.00180 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 2.7 1.5 24 416 250 899.2 157.32 1573240 1748044.80 0.9 1000 85 30 240 0.242 9.412 0.00101 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
O
Mtx 4 2.7 1.5 111 416 250 899.2 727.62 7276236 8084707.20 0.9 1000 95 30 240 0.896 9.412 0.00380 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 2.7 1.5 0 416 250 899.2 0.00 0 0.00 0.9 1000 85 30 240 0.000 9.412 0.00000 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 2.5 1.6 51 416 250 899.2 286.62 2866200 3184666.67 0.9 1000 95 30 240 0.353 9.412 0.00148 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 2.5 1.6 23 416 250 899.2 129.26 1292600 1436222.22 0.9 1000 85 30 240 0.199 9.412 0.00083 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
P
Mtx 4 2.5 1.6 107 416 250 899.2 601.34 6013400 6681555.56 0.9 1000 95 30 240 0.740 9.412 0.00313 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 2.5 1.6 78 416 250 899.2 438.36 4383600 4870666.67 0.9 1000 85 30 240 0.674 9.412 0.00285 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Sumber : Data Analisis, 2019

169
170

4.2.4.4 Perencanaan Plat Lantai Atap

D K O

J J N

H I L M

P P

Gambar 4.25 Denah Rencana Plat Lantai Atap


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

1. Hitungan Momen pada Plat Lantai


Perhitungan momen pada plat ditentukan pada perletakan plat yang diatur dalam
PBI 1971.
a. Plat lantai tipe J

Ly 400
= = 1,3 (Two Way Slab)
Lx 300
171

Tabel 4.33 Koefisien Momen Plat Tipe J

Sumber : PBI 1971

Mlx = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 641,20 x (32) x 35 = 215,44 Kg-m


Mly = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 641,20 x (32) x 18 = 266,74 Kg-m
Mtx = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 641,20 x (32) x 74 = 564,26 Kg-m
Mty = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 641,20 x (32) x 57 = 615,55 Kg-m

2. Perencanaan Penulangan Plat Lantai


Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 x Ø
= 120 – 20 – 0,5 x 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 x Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 x 10 = 85 mm

Menentukan besarnya nilai β1

 f' c - 28 
β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
= 0,85 – 0,005   = 0,848
 7 

Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan maksimum


1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240
172

0,85 x β x f' c  600 


ρbalance =  600 + fy 
fy  
0,85 x 0,848 x 30  600 
=  600 + 240  = 0,0644
240  
ρmaks = 0,75 x ρbalance = 0,75 x 0,0644 = 0,0483

Penulangan lapangan arah X


Mu = 201,98 Kg-m = 201,98 . 104 N-mm
Mu 201,98 . 10 4
Mn = = = 2244200,00 N-mm
φ 0,9

 Mn   201,98 x 10 
4
Rn = 2  = 
 2
 = 0,249 MPa
 b x d   1000 x 95 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,249) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0,00104
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dx
= 0,00583 x 1000 x 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan lapangan arah Y


Mu = 103,87 Kg-m = 183,87 . 104 N-mm
Mu 103,87 . 10 4
Mn = = = 1154160,00 N-mm
φ 0,9
173

 Mn   103,87 x 10 
4
Rn = 2  = 
 2
 = 0,160 MPa
 b x d   1000 x 85 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,160) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0,00067
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dy
= 0,00583 x 1000 x 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,319 mm
496
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan tumpuan arah X


Mu = 427,04 Kg-m = 427,04 . 104 N-mm
Mu 427,04 . 10 4
Mn = = = 4744880,00 N-mm
φ 0,9

 Mn   427,04 x 10 
4
Rn = 2  = 
 2
 = 0,526 MPa
 b x d   1000 x 95 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,526) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 

= 0,00221
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
174

Ast = ρmin x b x dx
= 0,00583 x 1000 x 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan tumpuan arah Y


Mu = 328,94 Kg-m = 328,94 . 104 N-mm
Mu 328,94. 10 4
Mn = = = 3654840,00 N-mm
φ 0,9

 Mn   328,94 x 10 
4
Rn = 2  = 
 2
 = 0,506 MPa
 b x d   1000 x 85 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,506) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0.00213
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dy
= 0,00583 x 1000 x 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,319 mm
496
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

*Note : dengan cara yang sama untuk perhitungan tipe plat yang lain dapat dilihat
pada tabel diwah ini.
Tabel 4.34 Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai Atap
Tipe Ly Lx QD QL Qu Mu Mn b d' f'c fy As Digunakan As Aktual
Ly/Lx x Ø Rn m ρ ρ min ρ max ρ pakai
Pelat (m) (m) (Kg/m²) (Kg/m²) (Kg/m²) Kg-m N-mm N-mm (mm) (mm) MPa MPa mm² Tulangan mm²

Mlx 4.6 4 1.2 38 401 100 641.2 389.85 3898496 4331662.22 0.9 1000 95 30 240 0.480 9.412 0.00202 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4.6 4 1.2 28 401 100 641.2 287.26 2872576 3191751.11 0.9 1000 85 30 240 0.442 9.412 0.00186 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
D
Mtx 4.6 4 1.2 81 401 100 641.2 831.00 8309952 9233280.00 0.9 1000 95 30 240 1.023 9.412 0.00435 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4.6 4 1.2 74 401 100 641.2 759.18 7591808 8435342.22 0.9 1000 85 30 240 1.168 9.412 0.00498 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 4 1.0 28 401 100 641.2 287.26 2872576 3191751.11 0.9 1000 95 30 240 0.354 9.412 0.00148 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 4 1.0 28 401 100 641.2 287.26 2872576 3191751.11 0.9 1000 85 30 240 0.442 9.412 0.00186 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
H
Mtx 4 4 1.0 68 401 100 641.2 697.63 6976256 7751395.56 0.9 1000 95 30 240 0.859 9.412 0.00364 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 4 1.0 68 401 100 641.2 697.63 6976256 7751395.56 0.9 1000 85 30 240 1.073 9.412 0.00457 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 4 1.0 21 401 100 641.2 215.44 2154432 2393813.33 0.9 1000 95 30 240 0.265 9.412 0.00111 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 4 1.0 26 401 100 641.2 266.74 2667392 2963768.89 0.9 1000 85 30 240 0.410 9.412 0.00172 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
I
Mtx 4 4 1.0 55 401 100 641.2 564.26 5642560 6269511.11 0.9 1000 95 30 240 0.695 9.412 0.00294 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 4 1.0 60 401 100 641.2 615.55 6155520 6839466.67 0.9 1000 85 30 240 0.947 9.412 0.00402 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 3 1.3 35 401 100 641.2 201.98 2019780 2244200.00 0.9 1000 95 30 240 0.249 9.412 0.00104 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3 1.3 18 401 100 641.2 103.87 1038744 1154160.00 0.9 1000 85 30 240 0.160 9.412 0.00067 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
J
Mtx 4 3 1.3 74 401 100 641.2 427.04 4270392 4744880.00 0.9 1000 95 30 240 0.526 9.412 0.00221 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3 1.3 57 401 100 641.2 328.94 3289356 3654840.00 0.9 1000 85 30 240 0.506 9.412 0.00213 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4.6 4 1.2 32 401 100 641.2 328.29 3282944 3647715.56 0.9 1000 95 30 240 0.404 9.412 0.00170 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4.6 4 1.2 19 401 100 641.2 194.92 1949248 2165831.11 0.9 1000 85 30 240 0.300 9.412 0.00126 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
K
Mtx 4.6 4 1.2 71 401 100 641.2 728.40 7284032 8093368.89 0.9 1000 95 30 240 0.897 9.412 0.00380 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4.6 4 1.2 57 401 100 641.2 584.77 5847744 6497493.33 0.9 1000 85 30 240 0.899 9.412 0.00382 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4.9 4 1.2 34 401 100 641.2 348.81 3488128 3875697.78 0.9 1000 95 30 240 0.429 9.412 0.00180 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4.9 4 1.2 37 401 100 641.2 379.59 3795904 4217671.11 0.9 1000 85 30 240 0.584 9.412 0.00246 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
L
Mtx 4.9 4 1.2 0 401 100 641.2 0.00 0 0.00 0.9 1000 95 30 240 0.000 9.412 0.00000 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4.9 4 1.2 87 401 100 641.2 892.55 8925504 9917226.67 0.9 1000 85 30 240 1.373 9.412 0.00588 0.0058 0.0483 0.00588 500 Ø 10 - 125 628

175
Mlx 4 3.1 1.3 42 401 100 641.2 258.80 2588011 2875568.27 0.9 1000 95 30 240 0.319 9.412 0.00134 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.1 1.3 27 401 100 641.2 166.37 1663722 1848579.60 0.9 1000 85 30 240 0.256 9.412 0.00107 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
M
Mtx 4 3.1 1.3 92 401 100 641.2 566.90 5668977 6298863.82 0.9 1000 95 30 240 0.698 9.412 0.00295 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.1 1.3 76 401 100 641.2 468.31 4683068 5203409.24 0.9 1000 85 30 240 0.720 9.412 0.00304 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 3.1 3 1.0 37 401 100 641.2 213.52 2135196 2372440.00 0.9 1000 95 30 240 0.263 9.412 0.00110 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 3.1 3 1.0 31 401 100 641.2 178.89 1788948 1987720.00 0.9 1000 85 30 240 0.275 9.412 0.00115 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
N
Mtx 3.1 3 1.0 84 401 100 641.2 484.75 4847472 5386080.00 0.9 1000 95 30 240 0.597 9.412 0.00252 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 3.1 3 1.0 0 401 100 641.2 0.00 0 0.00 0.9 1000 85 30 240 0.000 9.412 0.00000 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 2.5 1.6 72 401 100 641.2 288.54 2885400 3206000.00 0.9 1000 95 30 240 0.355 9.412 0.00149 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 2.5 1.6 41 401 100 641.2 164.31 1643075 1825638.89 0.9 1000 85 30 240 0.253 9.412 0.00106 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
P
Mtx 4 2.5 1.6 0 401 100 641.2 0.00 0 0.00 0.9 1000 95 30 240 0.000 9.412 0.00000 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 2.5 1.6 115 401 100 641.2 460.86 4608625 5120694.44 0.9 1000 85 30 240 0.709 9.412 0.00300 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Mlx 4 2.7 1.5 53 401 100 641.2 247.74 2477404 2752671.60 0.9 1000 95 30 240 0.305 9.412 0.00128 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 2.7 1.5 24 401 100 641.2 112.18 1121844 1246492.80 0.9 1000 85 30 240 0.173 9.412 0.00072 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
O
Mtx 4 2.7 1.5 111 401 100 641.2 518.85 5188526 5765029.20 0.9 1000 95 30 240 0.639 9.412 0.00270 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 2.7 1.5 0 401 100 641.2 0.00 0 0.00 0.9 1000 85 30 240 0.000 9.412 0.00000 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Sumber : Data Analisis, 2019

176
177

4.2.4.5 Perencanaan Plat Lantai Atap Dak

A A

A A

Gambar 4.26 Denah Rencana Plat Lantai Atap Dak


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

1. Hitungan Momen pada Plat Lantai


Perhitungan momen pada plat ditentukan pada perletakan plat yang diatur dalam
PBI 1971.
b. Plat lantai tipe A

Ly 400
= = 1,1 (Two Way Slab)
Lx 380
178

Tabel 4.35 Koefisien Momen Plat Tipe A

Sumber : PBI 1971

Mlx = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 641,20 x (32) x 33 = 305,54 Kg-m


Mly = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 641,20 x (32) x 28 = 259,25 Kg-m
Mtx = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 641,20 x (32) x 77 = 712,94 Kg-m
Mty = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 x 641,20 x (32) x 72 = 666,64 Kg-m

2. Perencanaan Penulangan Plat Lantai


Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 x Ø
= 120 – 20 – 0,5 x 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 x Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 x 10 = 85 mm

Menentukan besarnya nilai β1

 f' c - 28 
β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
= 0,85 – 0,005   = 0,848
 7 

Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan maksimum


1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240
179

0,85 x β x f' c  600 


ρbalance =  600 + fy 
fy  
0,85 x 0,848 x 30  600 
=  600 + 240  = 0,0644
240  
ρmaks = 0,75 x ρbalance = 0,75 x 0,0644 = 0,0483

Penulangan lapangan arah X


Mu = 305,54 Kg-m = 305,54 . 104 N-mm
Mu 305,54 . 10 4
Mn = = = 3394940,27 N-mm
φ 0,9

 Mn   305,54 x 10 
4
Rn = 2  = 
 2
 = 0,376 MPa
 b x d   1000 x 95 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,376) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0,00158
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dx
= 0,00583 x 1000 x 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan lapangan arah Y


Mu = 259,25 Kg-m = 259,25 . 104 N-mm
Mu 259,25 . 10 4
Mn = = = 2880555,38 N-mm
φ 0,9
180

 Mn   259,25 x 10 
4
Rn = 2  = 
 2
 = 0,399 MPa
 b x d   1000 x 85 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,399) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0,00167
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dy
= 0,00583 x 1000 x 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,319 mm
496
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan tumpuan arah X


Mu = 712,94 Kg-m = 712,94 . 104 N-mm
Mu 712,94 . 10 4
Mn = = = 7921527,29 N-mm
φ 0,9

 Mn   712,94 x 10 
4
Rn = 2  = 
 2
 = 0,878 MPa
 b x d   1000 x 95 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,878) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 

= 0,00372
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
181

Ast = ρmin x b x dx
= 0,00583 x 1000 x 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

Penulangan tumpuan arah Y


Mu = 666,64 Kg-m = 666,64 . 104 N-mm
Mu 666,64. 10 4
Mn = = = 7407142,40 N-mm
φ 0,9

 Mn   666,64 x 10 
4
Rn = 2  = 
 2
 = 1,025 MPa
 b x d   1000 x 85 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1  2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (1,025) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0.00436
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin x b x dy
= 0,00583 x 1000 x 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan Ø 10 = 0,25 x π x 102 = 78,50 mm2
78,50 x 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,319 mm
496
Jarak maksimum = 3 x h = 3 x 120 = 360 mm
Dipakai tulangan Ø10 – 125 mm (As = 628 mm2).

*Note : dengan cara yang sama untuk perhitungan tipe plat yang lain dapat dilihat
pada tabel diwah ini.
Tabel 4.36 Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai Atap Dak
Tipe Ly Lx QD QL Qu Mu Mn b d' f'c fy As Digunakan As Aktual
Ly/Lx x Ø Rn m ρ ρ min ρ max ρ pakai
Pelat (m) (m) (Kg/m²) (Kg/m²) (Kg/m²) Kg-m N-mm N-mm (mm) (mm) MPa MPa mm² Tulangan mm²

Mlx 4 3.8 1.1 33 401 100 641.2 305.54 3055446 3394940.27 0.9 1000 95 30 240 0.376 9.412 0.00158 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mly 4 3.8 1.1 28 401 100 641.2 259.25 2592500 2880555.38 0.9 1000 85 30 240 0.399 9.412 0.00167 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628
A
Mtx 4 3.8 1.1 77 401 100 641.2 712.94 7129375 7921527.29 0.9 1000 95 30 240 0.878 9.412 0.00372 0.0058 0.0483 0.00583 554 Ø 10 - 125 628
Mty 4 3.8 1.1 72 401 100 641.2 666.64 6666428 7407142.40 0.9 1000 85 30 240 1.025 9.412 0.00436 0.0058 0.0483 0.00583 496 Ø 10 - 125 628

Sumber : Data Analisis, 2019

182
183

4.3 Perencanaan Tangga dan Bordes


Perencanaan tangga dan bordes meliputi dimensi, kemiringan dan penulangan
plat tangga. Perencanaan struktur tangga menggunkan beton bertulang dengan mutu
beton f’c = 30 MPa. Tangga yang direncanakan mempunyai konfigurasi yang sama
setiap lantainya (typical) dengan ketinggian 4,2 meter.

Gambar 4.27 Denah Rencana Tangga


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

4.3.1 Perhitungan Dimensi Tangga


Perhitungan anak tangga meliputi jumlah antrede (injakan) optrade (tanjakan),
dan plat tangga adalah sebagai berikut :
1. Menghitung antrade (injakan)
a. Menghitung sudut kemiringan tangga (α)
H/2 4,2 / 2
tan α = = = 0,636
L 3,3
tan α = 32.50
184

b. Menghitung panjang antrede (injakan)


2X + Y = 61 ~ 65
2 (Y. tan α) + Y = 61 ~ 65
2 (Y. tan 32.50) + Y = 61 ~ 65
2,27 Y = 64
Y = 28,19 ≈ 30 cm

2. Menghitung Oprade (tanjakan)


a. Menghitung tinggi optrade (tanjakan)
X = Y . tan α
X = 30 . tan 32,50
X = 19 cm

b. Menghitung jumlah oprade (tanjakan)


Jumlah optrade = 210 / 19 = 12 buah
Jumlah optrade = 12 – 1 = 11 buah

c. Menghitung tebal plat tangga


Tinggi plat tangga minimum (hmin) adalah sebagai berikut :

L 3300 2 + 2000 2
hmin = = = 142,92 mm ≈ 15 cm
27 27
d. Menghitung tebal anak tangga
O 19
h’ = h + x cos ∝ = 15 + x cos 32,50 = 23,01 ≈ 24 cm
2 2
Maka ekivalen tebal anak tangga = 24 – 15 = 9 cm

Data perencanaan tangga adalah sebagai berikut :


1) Tinggi antar lantai, h = 4,2 m
2) Panjang tangga, L = 3,3 m
3) Tinggi optrade, O = 19 cm
4) Lebar antrade, A = 30 cm
5) Panjang bordes, Pb =2m
185

6) Kemiringan tangga = 32,50


7) Diameter Tulangan, D = 10 mm
8) Tebal selimut beton, ts = 20 mm
9) Tebal plat tangga, tp = 15 cm
10) Tebal anak tangga ta = 9 cm

4.3.2 Pembebanan Tangga


Beban yang bekerja pada struktur tangga meliputi beban mati dan hidup.
Distribusi beban yang bekerja pada elemen tangga ditunjukan sebagai berikut :
1. Beban pada plat tangga
Beban mati (WD):
a. Berat anak tangga = 0,09 x 2400 = 216 kg/m2
b. Penutup lantai = 1 x 24 = 24 kg/m2
c. Spesi (t = 3 cm) = 3 x 21 = 63 kg/m2
d. Handrill = taksiran = 15 kg/m2
Total = 318 kg/m2

Beban Hidup (WL)


WL = 300 kg/m2

2. Beban pada plat bordes


Beban mati (WD):
a. Penutup lantai = 1 x 24 = 24 kg/m2
b. Spesi (t = 3 cm) = 3 x 21 = 63 kg/m2
Total = 87 kg/m2

Beban Hidup (WL)


WL = 300 kg/m2

4.3.3 Analisa Perhitungan Struktur Tangga


Perhitungan analisa struktur dilakukan menggunakan bantuan program SAP
2000. Beban yang dimasukkan sebagai beban merata (Uniform Shell) dalam progam
SAP2000, sedangkan tebal pelat akan dihitung otomatis oleh progam dengan memasuk
186

kan angka 1 untuk self weight multiplier pada saat pembebanan (load case). Kombinasi
pembebanan yang digunakan adalah :

1,2 DL + 1,6 LL

Keterangan :
DL : dead load (beban mati)
LL : live load (beban hidup)

Gambar 4.28 Permodelan Tangga dengan SAP 2000 v.14


Sumber : Data Analisis, 2019
187

Gambar 4.29 Moment Arah Memanjang (M11)


Sumber : Data Analisis, 2019

Gambar 4.30 Moment Arah Melintang (M22)


Sumber : Data Analisis, 2019
188

Bersadarkan analisa SAP 2000 didapatkan :

Tabel 4.37 Tabel Momen Plat Tangga dan Bordes

Jenis Struktur Gaya Dalam Momen (kN.m)

Plat Tangga M11 5.023


M22 10.964
Plat Bordes M11 5.279
M22 3.699
Sumber : Data Analisi, 2019

4.3.4 Perencanaan Tulangan Plat Tangga


4.3.4.1 Desain penulangan plat tangga untuk arah X

a. Tinggi efektif plat tangga (d)


dx = h – ts – 0,5 x Ø
= 150 – 20 – 0,5 x 10 = 125 mm
b. Momen nominal
M11 = Mu = 5.023 kN.m
Mu 5,023
Mn = = = 5.581 kN.m = 5.581 x 106 N.mm
φ 0,9
c. Rasio tulangan (ρ)
1,4
ρmin = 1,4 = = 0,00583
fy 240

 f' c - 28 
β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
= 0,85 – 0,005   = 0,848
 7 

0,85 x β x f' c  600 


ρbalance =  600 + fy 
fy  
0,85 x 0,848 x 30  600 
=  600 + 240  = 0,0644
240  
189

ρmaks = 0,75 x ρbalance = 0,75 x 0,0644 = 0,0483

 Mn   5.581 x 10 
6
Rn = 2 
=  2 
= 0,3572 MPa
 b x d   1000 x 125 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1 2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,3572) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0,001499
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00582
d. Kebutuhan tulangan
Ast = 0,00583 x 1000 x 125 = 728,75 mm2
Digunakan tulangan polos Ø 10
Luas satu tulangan As
As = ¼ x π x D2 = ¼ x π x 102 = 78,54 mm2
Jumlah tulangan
N = Ast / As = 728,75 / 78,54 = 9,279 = 10 buah
Jarak antar tulangan :
 0,25 x π x x D 2 x b 
S =  
 A st 

 0,25 x π x 10 2 x 1000 
  = 107,773 ≈ 100 mm
 728,75 
Jadi tulangan plat tangga arah X digunakan Ø10 – 100 mm

4.3.4.2 Desain penulangan plat tangga untuk arah Y

a. Tinggi efektif plat tangga (d)


Dy = h – ts – Ø – 0,5 x Ø
190

= 150 – 20 – 10 - 0,5 x 10 = 115 mm


b. Momen nominal
M22 = Mu = 10.964 kN.m
Mu 10,964
Mn = = = 12,182 kN.m = 12,182 x 106 N.mm
φ 0,9
c. Rasio tulangan (ρ)
1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240

 f' c - 28 
β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
= 0,85 – 0,005   = 0,848
 7 

0,85 x β x f' c  600 


ρbalance =  600 + fy 
fy  
0,85 x 0,848 x 30  600 
=  600 + 240  = 0,0644
240  
ρmaks = 0,75 x ρbalance = 0,75 x 0,0644 = 0,0483

 Mn   12,182 x 10 
6
Rn = 2 
= 2 
= 0,7796 MPa
 b x d   1000 x 115 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1 2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,7796) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0,003299
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
d. Kebutuhan tulangan
Ast = 0,00583 x 1000 x 125 = 728,75 mm2
Digunakan tulangan polos Ø 10
Luas satu tulangan As
As = ¼ x π x D2 = ¼ x π x 102 = 78,54 mm2
191

Jumlah tulangan
N = Ast / As = 728,75 / 78,54 = 9,279 = 10 buah
Jarak antar tulangan :
 0,25 x π x x D 2 x b 
S =  
 A st 

 0,25 x π x 10 2 x 1000 
  = 107,773 ≈ 100 mm
 728,75 
Jadi tulangan plat tangga arah Y digunakan Ø10 – 100 mm

4.3.5 Perencanaan Tulangan Plat Bordes


4.3.5.1 Desain penulangan plat bordes untuk arah X

a. Tinggi efektif plat tangga (d)


dx = h – ts – 0,5 x Ø
= 150 – 20 – 0,5 x 10 = 125 mm
e. Momen nominal
M11 = Mu = 5.279 kN.m
Mu 5,279
Mn = = = 5.865 kN.m = 5.865 x 106 N.mm
φ 0,9
f. Rasio tulangan (ρ)
1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240

 f' c - 28 
β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
= 0,85 – 0,005   = 0,848
 7 

0,85 x β x f' c  600 


ρbalance =  600 + fy 
fy  
0,85 x 0,848 x 30  600 
=  600 + 240  = 0,0644
240  
192

ρmaks = 0,75 x ρbalance = 0,75 x 0,0644 = 0,0483

 Mn   5.865 x 10 
6
Rn = 2 
=  2 
= 0,3754 MPa
 b x d   1000 x 125 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1 2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,3754) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0,001576
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00582
g. Kebutuhan tulangan
Ast = 0,00583 x 1000 x 125 = 728,75 mm2
Digunakan tulangan polos Ø 10
Luas satu tulangan As
As = ¼ x π x D2 = ¼ x π x 102 = 78,54 mm2
Jumlah tulangan
N = Ast / As = 728,75 / 78,54 = 9,279 = 10 buah
Jarak antar tulangan :
 0,25 x π x x D 2 x b 
S =  
 A st 

 0,25 x π x 10 2 x 1000 
  = 107,773 ≈ 100 mm
 728,75 
Jadi tulangan plat bordes arah X digunakan Ø10 – 100 mm

4.3.5.2 Desain penulangan plat bordes untuk arah Y

a. Tinggi efektif plat tangga (d)


Dy = h – ts – Ø – 0,5 x Ø
193

= 150 – 20 – 10 - 0,5 x 10 = 115 mm


b. Momen nominal
M22 = Mu = 3.699 kN.m
Mu 3,699
Mn = = = 4,11 kN.m = 4,11 x 106 N.mm
φ 0,9
c. Rasio tulangan (ρ)
1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240

 f' c - 28 
β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
= 0,85 – 0,005   = 0,848
 7 

0,85 x β x f' c  600 


ρbalance =  600 + fy 
fy  
0,85 x 0,848 x 30  600 
=  600 + 240  = 0,0644
240  
ρmaks = 0,75 x ρbalance = 0,75 x 0,0644 = 0,0483

 Mn   4,11 x 10 
6
Rn = 2 
= 2 
= 0,26304 MPa
 b x d   1000 x 115 

 fy   240 
m =  =  = 9,412
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1 2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (9,412) . (0,26304) 
= 1 − 1 - 
9,412  240 
= 0,001102
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
d. Kebutuhan tulangan
Ast = 0,00583 x 1000 x 125 = 728,75 mm2
Digunakan tulangan polos Ø 10
Luas satu tulangan As
As = ¼ x π x D2 = ¼ x π x 102 = 78,54 mm2
Jumlah tulangan
194

N = Ast / As = 728,75 / 78,54 = 9,279 = 10 buah


Jarak antar tulangan :
 0,25 x π x x D 2 x b 
S =  
 A st 

 0,25 x π x 10 2 x 1000 
  = 107,773 ≈ 100 mm
 728,75 
Jadi tulangan plat bordes arah Y digunakan Ø10 – 100 mm

Tabel 4.38 Rekap Tulangan Plat Tangga dan Plat Bordes

As As
Posisi
Jenis Plat Tangga Perhitungan Tulangan Tulangan
Tulangan
(mm²) (mm²)

Arah X 728,75 Ø10 – 100 785,398


Plat Tangga
Arah Y 728,75 Ø10 – 100 785,398

Arah X 728,75 Ø10 – 100 785,398


Plat Bordes
Arah Y 728,75 Ø10 – 100 785,398

Lantai 2
+ 4.20

D10-150

TEBAL PLAT TANGGA =15 cm

Ø10-100

Ø10-100 Bordes
3D13
+ 2.10
Ø8-150

Ø10-100 Ø10-100 2D10

Balok Bordes 20x40 2D13

Gambar 4.31 Penulangan Plat Tangga dan Plat Bordes


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019
195

4.3.6 Perencanaan Balok Bordes Tangga


Balok bordes tangga direncanakan dengan dimensi tinggi h = (1/10 – 1/5) L
dan lebar b = (1/2 – 2/3) L. dimensi balok balok bordesa yang ditinjau adalah h = 400
mm dan b = 200 mm.

4.3.6.1 Pembebanan Balok Bordes


Beban Mati (WD)
a. Berat plat bordes = 0,15 x 1 x 24 = 3,6 kN/m
b. Spesi = 0,02 x 1 x 21 = 0,42 kN/m
c. Keramik = 0,01 x 1 x 24 = 0,24 kN/m
d. Berat dinding = 1,60 x 2,5 =4 kN/m
e. Berat sendiri balok = 0,20 x 0,40 x 24 = 1,92 kN/m
Total = 10,18 kN/m
Beban Hidup (WL)
WL = 3 kN/m2

Beban rencana (Wu) = 1,2 DL + 1,6 LL


= (1,2 x 10,18) + (1,6 x 3 x 1)
= 17,016 kN/m

Gaya dalam yang terjadi :


Mtump = 1/12 x Wu x L2 = 1/12 x 17,016 x 4,62 = 30,005 kN.m
Mlap = 1/24 x Wu x L2 = 1/24 x 17,016 x 4,62 = 15,002 kN.m
Vu = ½ x Wu x L = ½ x 17,016 x 4,6 = 39,137 kN

4.3.6.2 Perhitungan Tulangan Balok Bordes Tangga


Perhitungan tulangan balok bordes tangga yang direncanakan adalah B-
200 x 400 mm, dengan panjang L = 4600 mm dan kriteria sebagai berikut :
h = 400 mm Es = 200000 MPa D = 13 mm
b = 200 mm fy = 400 MPa ds = 8 mm
ts = 30 mm f’c = 30 MPa
196

a. Tinggi efektif
d = h – ts – ds – 0,5 x D
= 400 – 30 – 8 – 0,5 x 13 = 355,5 mm
b. Perhitungan tulangan
1. Menghitung tulangan tarik dan tekan di tumpuan
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0035
fy 400

 f' c - 28 
β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
= 0,85 – 0,005   = 0,848
 7 

0,85 x β x f' c  600 


ρbalance =  600 + fy 
fy  
0,85 x 0,848 x 30  600 
=   = 0,0325
400  600 + 4000 
ρmaks = 0,75 x ρbalance = 0,75 x 0,0325 = 0,0325

 Mn   30,005 x 10 
6
Rn = 2  =  2 
= 1,1871 MPa
 b x d   200 x 355,5 

 fy   400 
m =  =  = 15,686
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1 2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (15,686) . (1,1871) 
= 1 − 1 - 
15,686  400 
= 0,003040
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,0035

Ast = 0,0035 x 200 x 355,5 = 248,85 mm2

Digunakan tulangan polos D13


Luas satu tulangan As
As = ¼ x π x D2 = ¼ x π x 132 = 132,732 mm2
197

Jumlah tulangan
Tulangan atas
N = Ast / As = 248,85 / 132,732 = 1,875 = 3 buah = 3D13
Tulangan bawah
½ x Ast T.Atas = ½ x 398,196 = 199,098 mm2
N = Ast / As = 199,098 / 132,732 = 1,5 buah = 2D13

2. Menghitung tulangan tarik dan tekan dilapangan


1,4 1,4
ρmin = = = 0,0035
fy 400

 f' c - 28 
β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
= 0,85 – 0,005   = 0,848
 7 

0,85 x β x f' c  600 


ρbalance =  600 + fy 
fy  
0,85 x 0,848 x 30  600 
=   = 0,0325
400  600 + 4000 
ρmaks = 0,75 x ρbalance = 0,75 x 0,0325 = 0,0325

 Mn   15,002 x 10 
6
Rn = 2 
= 2 
= 0,5935 MPa
 b x d   200 x 355,5 

 fy   400 
m =  =  = 15,686
 0,85 x f' c   0,85 x 30 

1 2.m.Rn 
ρ = 1 − 1 - 
m fy 

1  2 . (15,686) . (0,5935) 
= 1 − 1 - 
15,686  400 
= 0,0015014
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,0035

Ast = 0,0035 x 200 x 355,5 = 248,85 mm2

Digunakan tulangan polos D13


198

Luas satu tulangan As


As = ¼ x π x D2 = ¼ x π x 132 = 132,732 mm2

Jumlah tulangan
Tulangan atas
N = Ast / As = 248,85 / 132,732 = 1,8875 = 2 buah = 2D13
Tulangan bawah
½ x Ast T.Atas = ½ x 265,464 = 132,732 mm2
N = Ast / As = 132,732 / 132,732 = 1 buah = 2D13

c. Perhitungan Tulangan Geser


Dari hasil perhitungan gaya dalam pada balok bordesa tangga
didapatkan nilain bidang geser Vu = 39,137 kN
1 1
Vc = x f' c x b x d = x 30 x 200 x 355,5
6 6
= 64905 N = 64,905 Kn
ØVc = 0,75 x Vu = 0,75 x 64,905 = 48,679 kN
Jika Vu < Ø Vc, maka cukup dipasang sengkang minimum
Digunkan sengkang 2Ø8, Av = 2 x (0,25 x π x 82) = 100,531 mm2
3 x Av x fy 3 x 100,531 x 240
S= = = 180,956 mm ≈ 150 mm
bw 200

Dimensi Balok ( 20 x 40 )cm


Posisi Bentang Tumpuan (L/4) Lapangan (L/2)

40 40
BALOK BORDES

20 20

Tulangan Atas 3D13 2D13


Tulangan Bawah 2D13 2D13
Sengkang Ø8-150 Ø8-150
Tulangan Samping 2D10 2D10

Gambar 4.32 Detail Penulangan Balok Bordes


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019
199

4.4 Perencanaan Portal (Balok, Kolom, dan Shearwall)

Gambar 4.33 Prespektif Rangka portal Struktur Beton


Sumber : Data Analisis, 2019

4.4.1 Pedoman Perhitungan Balok, Kolom, Dan Shearwall


Dalam permodelan Balok, Kolom, dan Shearwall, pedoman yang dipakai ;
1. Persyaratan Beton Strktural Untuk Banguan Gedung (SNI 2847: 2013).
2. Beban Minimum untuk Perencangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI
1727: 2013).
3. Pedoman Perencanaan Ketahan Gempa untuk Rumah dan Gedung (SNI 1726-2012).
4. Baja tulangan beton (SNI 2052:2014).
5. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971).
6. Pedoman Perencanaan Pembangunan untuk Rumah dan Gedung (PPPURG 1987).

4.4.2 Data Teknis Portal


1. Material Beton
Berat per unit volume = 2400 Kg/m3
F’c = 30 Mpa
Modulus elastisitas (Ec) = 25742,9602 Mpa
200

Ec = 4700 x f' c = 4700 x 30 = 25742,9602 Mpa

2. Material Baja
Besi ulir , Fy = 400 Mpa
Fu = 570 Mpa
Besi polos , Fy = 240 Mpa
Fu = 390 Mpa
Berat per unit volume = 7850 kg/m3
Modulus elastisitas = 200000 Mpa

4.4.3 Menentukan Syarat Batas dan Panjang Bentang


Balok dianggap ditumpu bebas pada kedua tepinya, dengan panjang bentang, 800
cm, 700 cm, 400 cm, dan 300 cm.

4.4.4 Menentukan Dimensi


1. Pada perencanaan dimensi balok menggunakan acuan dengan asumsi awal, 1/10 –
1/15 dari jarak kolom.
B1 = 40 x 70 cm B2 = 40 x 60 cm B2A = 40 x 60
B3 = 25 x 50 cm B3A = 25 x 50 B4 = 25 x 45 cm
B4A = 25 x 45 B5 = 20 x 30 cm TB1 = 30 x 50 cm
TB2 = 25 x 40 cm
2. Pada perencaan dimensi kolom dengan menyesuaikan beban yang terjadi dengan
asumsi awal, K = 60 x 60 cm, dan K = 40 x 40 cm
3. Pada perencanaan dimensi Shearwall menggunakan ketebalan 35 cm
4. Pada perencanaan ketebalan plat lantai dan plat atap menggunakan ketebalan 12 cm
201

Gambar 4.34 Denah Tie Beam Elv. + 0.00 m


Sumber : Data Analisis, 2019

Gambar 4.35 Denah Balok Lantai 2 Elv. + 4.20 m


Sumber : Data Analisis, 2019
202

Gambar 4.36 Benah Balok Lantai 3 Elv. + 8.40 m


Sumber : Data Analisis, 2019

Gambar 4.37 Denah Balok Lantai 4-5 Elv. + 12.60 s/d + 16.80 m
Sumber : Data Analisis, 2019
203

Gambar 4.38 Denah Balok Lantai Atap Elv. + 21.00 m


Sumber : Data Analisis, 2019

4.4.5 Pembebanan Portal


Sesuai dengan Peraturan Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung (PPPURG 1987), ada empat pembebanan yang ditinjau dalam portal, yaitu
beban mati, beban hidup, beban angin dan beban gempa. Sesuai dengan
kegunaannya, diperoleh beban sebagai berikut :

4.4.5.1 Beban Gravitasi (Statik)


A. Beban Pada Plat Lantai
1. Beban mati (WD)
Plat Lantai 2 - 5
Berat spesi lantai = 21 Kg/m2
Penutup lantai = 24 Kg/m2
Berat plafond dan penggantung = 18 Kg/m2
Instalasi listrik = 40 Kg/m2
Instalasi pemipaan = 25 Kg/m2
Total pembebanan (WD) = 128 Kg/m2
204

Plat lantai atap


Berat Aspal = 30 kg/m2
Berat plafond dan penggantung = 18 Kg/m2
Instalasi listrik = 40 Kg/m2
Instalasi pemipaan = 25 Kg/m2
Total pembebanan (WD) = 113 Kg/m2

Gambar 4.39 Input Beban Mati pada Plat


Sumber : Data Analisis,2019

2. Beban hidup (WL)


Plat lantai 2 – 5
Beban hidup gedung (Perkantor) = 250 Kg/m2
Beban hidup balkon yang menjorok bebas = 300 Kg/m2
Plat lantai atap
Beban hidup pada lantai atap = 100 Kg/m2
205

Gambar 4.40 Input Beban Hidup pada Plat


Sumber : Data Analisis,2019

B. Beban Pada Balok


1. Berat dinding (Bata Ringan Citicon t = 10 cm) = 60 Kg/m2 x 4,2 m = 252
Kg/m
2. Berat dinding partisi = 20 kg/m2 x 4,2 m = 84 kg/m2
3. Berat tumpuan tangga = 2390 Kg/m
4. Berat kuda – kuda = Beban kuda – kuda langsung didistribusikan keportal
sesuai koordinat dari tumpuan pada kolom.
5. Beban lift = 70 kN

Gambar 4.41 Input Beban pada Balok


Sumber : Data Analisis,2019
206

4.4.5.2 Beban Angin


Beban angin struktur bangunan ditentukan sebagai berikut :
Beban angina harus diambil dengan prosedur sesuai SNI 03-2847:2013 Pasal
26.1.2.1. berdasarkan Pasal berikut ditetapkan prosedur pengaruh untuk
pemilihan perhitungan beban angin pada tugas akhir ini. Prosedur pengaruh
ini diperuntuknan untuk semua ketinggian bangunan.
Prosedur pengaruh disyaratkan dalam Pasal 27
Berikut langkah – langkah untuk menentukan beban angin pada SPBAU
Bangunan Gedung dari Semua Ketinggian :
Langkah 1 : Tentukan kategori risiko bangunan gedung atau struktur lain,
lihat Tabel 1.5-1
Sesuai persyaratan yang ada bangunan gedung tergolong kategori
risiko II
Langkah 2 : Tentukan kecepatan angin dasar, V, untuk kategori risiko yang
sesuai
V = 6,6 m/s = 13,5 mph (dataonline.bmkg.go.id/data_iklim)
Langkah 3 : Tentukan parameter beban angin :
a. Faktor arah angin, Kd, lihat Pasal 26.6 dan Tabel 26.6-1
Kd = 0,85
b. Kategori eksposur B, C, atau D, lihat Pasal 26.7
Eksposur B (daerah perkotaan dan pinggiran kota)
c. Faktor topografi, Kzt, lihat Pasal 26.8 dan Tabel 26.8-1
Kzt = 1,0 (Pasal 26.8.2)
d. Klasifikasi ketertutupan, lihat Pasal 26.10
Bangunan tergolong tertutup
e. Faktor efek tiupan angin, G, lihat Pasal 26.9
G = 0,85 (Pasal 26.9.1)
Langkah 4 : Tentukan koefisien tekanan, Cp
Sebelum menentukan beban angin ketika datang dan pergi, terlebih dahulu
tentukan nilai Cp (koefisien tekan dinding). Sesuai pada SNI 1727:2013 Pasal
27.4.1, Cp angin datang dan angin pergi ditentukan dari komponen, yaitu :
B/L.
207

Tabel 4.39 Koefisien Tekanan Dinding, Cp

Sumber : SNI 1727:2013

Karena nilai L/B kurang dari 1 , sehingga didapatkan untuk Cp sisi angin
datang 0,8. Untuk Cp sisi angin pergi didapat -0,3. Beban angin diinputkan
secara otomatis dengan program ETABS 2016, dengan data – data seperti
diatas.

Gambar 4.42 Input Beban Angin pada ETABS 2016


Sumber : Data Analisis, 2019

4.4.5.3 Beban Gempa


Parameter Gempa mengacu pada peraturan SNI 1726:2012 dengan rincian
sebagai berikut (ketentuan tabel dalam pembahasan ini disesaikan dengan tabel
pada SNI 1726:2012) :

1. Menentukan Faktor Keutamaan Gedung


Bersasarkan Pasal 4.1.2 (Tabel 1–Kategori risiko bangunan gedung dan non
gedung untuk beban gempa) gedung yang direncanakan termasuk ke dalam
kategori risiko bangunan II. Dengan nilai faktor keutamaan gempa Ie = 1 (Tabel
2-Faktor keutamaan gedung).
208

2. Menentukan Klasifikasi Situs


Berdasarkan Pasal 5.3. (Tabel 3-Klasifikasi situs) penentuan klasifikasi situs
dapat dilakukan dengan menentukan tahanan penetrasi rata – rata (N) seperti
diperhitungkan pada tabel berikut :

Tabel 4.40 Perhitungan Nilai SPT Rata – rata


Kedalaman Tebal
Lapis N SPT N’ = Tebal / NSPT
(m) (m)
0 0 0 0 0
1 7 2 2 0.286
2 6 4 2 0.333
3 5 6 2 0.400
4 2 8 2 1.000
5 3 10 2 0.667
6 4 12 2 0.500
7 4 14 2 0.500
8 5 16 2 0.400
9 13 18 2 0.154
10 8 20 2 0.250
11 11 22 2 0.182
12 13 24 2 0.154
13 16 26 2 0.125
14 19 28 2 0.105
15 24 30 2 0.083
16 21 32 2 0.095
17 20 34 2 0.100
18 30 36 2 0.067
19 22 38 2 0.091
20 60 40 2 0.033
21 20 42 2 0.100
22 23 44 2 0.087
23 28 46 2 0.071
24 60 48 2 0.033
25 60 50 2 0.033
Jumlah 50 5,850

Berdasarkan data tanah Semarang didapatkan nilai N = 50 / 5,850 = 8,547,


maka termasuk klasifikasi situs tanah lunak (SE)

3. Menetukan Parameter Percepatan Gempa


Parameter percepatan Ss dan S1 berdasarkan pada peta parameter respon
spektrum pada Gambar 2.27 dan Gambar 2.28 dengan aplikasi desain spectra
209

Indonesia yang dikeluarkan oleh pusat penelitian dan Pengembangan Pemukiman,


Kementrian Pekerjaan Umum. Dilihat dari lokasi koordinat yang telah ditentukan,
Gedung Derektorat Jendral Bea dan Cukai Kota Semarang terletak pada lintang -
6,962659904654739 dan bujur 110,39348289370537, mempunyai nilai Ss
sebesar 0,897 g dan S1 sebesar 0,308 g.

Tabel 4.41 Nilai Ss dan S1 Renpon Spekra

Sumber : Puskim.go.id

4. Menentukan Koefisien Situs Fa dan Fv


Koefisien Situs (Fa) Gedung Derektorat Jendral Bea dan Cukai Kota
Semarang didapatkan dari interpolasi linier menurut Tabel 2.9 untuk kelas situs
SE yaitu 1,024. Sedangkan koefisien situs (Fv) didapatkan dari interpolasi linier
menurut Tabel 2.10 untuk kelas situs SE yaitu 2,766.

5. Menghitung Parameter Percepatan Desain Spekral


Menurut pasal 6.2 sebelum menghitung parameter percepatan desain
spectral perlu dihitung nilai parameter percepatan pada periode pendek (SMS) dan
periode 1 detik (SM1) seseuai dengan persamaan 5 dan 6.
SMS = Fa x Ss = 1,024 x 0,897 = 0,918 g
SM1 = Fv x S1 = 2,766 x 0,308 = 0,853 g

Selanjutnya nilai SDS dan SD1 dapat dicari sesai Pasal 6.3 persamaan 7 dan 8.
SDS = 2/3 SMS = 2/3 x 0,918 = 0,612 g
210

SD1 = 2/3 SM1 = 2/3 x 0,853 = 0,569 g

6. Menentukan Spektum Respons Desain


Bila spektum respons desain diperlukan oleh tata cara ini dan prosedur gerak
tanah dari spesifikasi situs tidak digunakan, maka kurva spektrum respons desain
harus dikembangkan dengan mengacu Gambar 2.8 dan mengikuti ketentuan
berikut ini :
1. Untuk perioda yang lebih kecil dari T0 (T < T0), spectrum respons percepatan
desain, Sa harus diambil dari persamaan

Sa = SDS 0,4 + 0,6

2. Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari atau
sama dengan Ts. (T0 ≤ T ≤ Ts),
Sa = SDS
3. Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari atau
sama dengan Ts (T > Ts), spektrum respons percepatan desain Sa diambil
berdasarkan persamaan
Sa =

Dengan menggunakan T0 dan Ts sebagai berikut :


,
T0 = 0,2 = 0,2 x = 0,186 detik
,
,
Ts = = = 0,929 detik
,

Keterangan :
SDS = Parameter percepatan spektral desain untuk perioda pendek
SD1 = Parameter percepatan spektral desain untuk periode 1 detik
T = Perioda fundamental struktur (detik) yang ditentukan

Sehingga didapatkan kurva respons pektrum sebagai berikut ini.


211

Gambar 4.43 Kurva Respons Spektrum


Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.42 Spektrum Respons Desain

T (detik) SA (g) T (detik) SA (g)


0 0.245 2.429 0.225
0.186 0.612 2.529 0.216
0.929 0.612 2.629 0.208
1.029 0.504 2.729 0.201
1.129 0.463 2.829 0.194
1.229 0.428 2.929 0.188
1.329 0.398 3.029 0.182
1.429 0.372 3.129 0.176
1.529 0.349 3.229 0.171
1.629 0.329 3.329 0.166
1.729 0.311 3.429 0.161
1.829 0.295 3.529 0.157
1.929 0.28 3.629 0.153
2.029 0.267 3.729 0.149
2.129 0.255 3.829 0.145
2.229 0.244 4 0.142
2.329 0.234
Sumber : Data Analisis, 2019

7. Menentukan Kategori Desain Seismik (SDC = Seismic Design Category)


Berdasarkan pasal 6.5 penentuan kategori desain sesimik berdasarkan
parameter respons percepatan SDS dan SD1. SDS = 0,612 dengan kategori risiko II
maka sesuai Tabel 2.13 masuk Kategori Desain Seismik D. nilai SD1 = 0,569
212

dengan kategori resiko II maka sesuai dengan Tabel 2.14 masuk dalam Kategori
Desain D. maka Kategori Desain Seismik yang digunakan dalam perencanaan
adalah KDS D.

8. Menentukan Struktur dan Parameternya


Pemilihan sistem struktur berhubungan dengan elemen penahan beban
leteral dan juga Kategori Desain Seismik yang direncanakan, pada perecanaan ini
akan digunkan sistem ganda sebagai penahan beban lateral.

Tabel 4.43 Faktor R, Cd, Ω0, untuk Sistem Penahan Gaya Gempa

Sumber : SNI 1726:2012

Pada Tabel 4.x diatas dapat ditentukan jenis sistem ganda, dimana untuk
Kategori Desain Seismik D menggunakan sistem ganda dengan momen menengah
dan dinding geser khusus dibatasi sampai 48 m (gedung rencana memiliki tinggi
20 m), maka dalam perencanaan ini cukup menggunakan Sistem Ganda Dengan
213

Pemikul Momen Menengah yang mampu menahan paling sedikit 25% gaya
gempa yang ditetapakan Dan Dinding Geser Beton Bertulang Khusus.

Maka parameter faktor gempa yang digunakan adalah :


Koefisien Modiffikasi respons, R = 6,5
Faktor Kuat leleh Sistem, Ω0 = 2,5
Faltor Pembesaran Defleksi, Cd = 5

9. Penentuan perioda Desain


Waktu getar / perioda alami fundamental struktur merupakan waktu yang
dibutuhkna struktur untuk menempuh satu siklus gerakan yang nilainya
dipengaruhi oleh dungsi massa dan kekakuan. Nilai perioda desain akan
digunakan untuk mendapatkan beban gempa rencana.
Pada SNI 1726:2012 nilai perioda struktur dibatasi oleh batas bawah perioda
(Perioda fundamental pendekatan) dengan batas atas perioda (perioda
maksimum). Penentuan perioda diatur pada Pasal 7.8.2
Periode fundamental pendekatan atau batas perioda minimum adalah
Ta = Ct x hnx
Keterangan :
hn = ketinggian struktur (m) dari taraf penjepitan lateral / lantai dasar sampai
tingkat tertinggi struktur dan koefisien Ct dan x ditentukan dari tebel berikut

Tabel 4.44 Nilai Parameter Perioda Pendekatan

Sumber : SNI 1726:2012

Tipe struktur yang digunakan adalah “ Semua Sistem Struktur Lainnya”


karena menggunakan sistem ganda dan ketinggian gedung dari dasar = 21 m.
214

Ta = Ct x hnx
Ta = 0,0488 x 210,75
Ta = 0,4787 detik (Batas Bawah)

Karena analisa struktur dengan bantuan program untuk mendapatkan waktu


getar akami struktur, maka harus dilakukan pengecekan terhadap batas atas
perioda, yaitu :
T = Cu x Ta, dengan nilai Cu berdasarkan tabel berikut ini :

Tabel 4.45 koefisien Batas Atas Perioda

Sumber : SNI 1726:2012

Karena nilai SD1 = 0,569 maka nilai Cu = 1,4


T = Cu x Ta
T = 1,4 x 0,4787
T = 0,6702 detik (Batas Atas)

Gambar 4.44 Gerak Ragam Mode 2


Sumber : Data Analisis, 2019
215

Berdasarkan animasi pada layar komputer, gerak ragam pertama struktur


menunjukan gerak sejajar dengan sumbu – Y dan memberikan waktu getar
alami fundamental sebesar Ty = 0,681 detik.

Gambar 4.45 Gerak Ragam Mode 3


Sumber : Data Analisis, 2019

Berdasarkan animasi pada layar komputer, gerak ragam pertama struktur


menunjukan gerak sejajar dengan sumbu – X dan memberikan waktu getar
alami fundamental sebesar Tx = 0,434 detik.

Maka perioda desain yang akan digunakan harus memebuhi syarat berikut ini :
Jika Tc < Ta, T = Ta,
Jika Ta < Tc < CuTa, T = Tc,
Jika Tc > CuTa, T = CuTa

Keterangan :
T : Periode Desain
Tc : Periode hasil analisa komputer / ETABS
Ta : Batas Bawah / Minimum Perioda
Cu.Ta : Batas Atas / maksimum Perioda
216

Jadi Perioda Desain yang akan digunakan adalah :


Tc = 0,434 detik < Ta = 0,4787 detik Tx = 0,4787 detik
Tc = 0,681 detik > CuTa = 0,6702 detik Ty = 0,6702 detik

10. Menghitung Koefisien Respons Seismik


Perhitungan koefisien respon seismik diatur dalam SNI 1726:2012 Pasal
7.8.1.1 dengan perincian sebagai berikut :
SDS (g) = 0,612
SD1 (g) = 0,569
Karena terjadi perbedaan perioda desain arah x dan perioda desain arah y,
maka dilakukan 2 kali untuk perhitungan Csx dan Csy, seperti berikut :

S DS 0,612
Csx = Csy = = = 0,0942, nilai Csx dan Csy yang dihitung tidak perlu
 R   6,5 
   
 Ie   1 
melebihi dari pada nilai Cs berikut ini :

SD1 0,569
Csx = = = 0,1829
R  6,5 
Tx   0,4787 x  
 Ie   1 

SD1 0,569
Csy = = = 0,13061, nilai Csx dan Csy harus tidak
R  6,5 
Ty   0,6702 x  
 Ie   1 

kurang dari :
Csx min = Csy min = 0,044 SDS Ie ≥ 0,01
Csx min = Csy min = 0,044 x 0,612 x 1 ≥ 0,01
Csx min = Csy min = 0,0269 > 0,01

Jadi, Csx = 0,0942, dan Csy = 0,0942


217

11. Menghitung Berat Seismik


Berat seismik merupakan berat total desain hasil penjumlahan dari beban
mati struktur + beban mati tambahan + beban hidup yang tereduksi. Beban
struktur dapat didapatkan langsung dari program ETABS.

Tabel 4.46 Berat Struktur tiap Lantai

Sumber : Data Analisis, 2019

Pada tabel hasil output ETABS diatas, didapatkan data berat tiap lantai dari
mass Source yang telah ditentukan sebelumnya. Berat keseluruhan struktur dapat
dilihat pada kolom Cumulative. Jadi berat total seismk efektif untuk desain adalah
Wtotal – X = 4592983,08 Kg
Wtotal – Y = 4592983,08 Kg

12. Gaya Geser Dasar (Base Shear)


V = Cs x W
Dimana :
V = Geser dasar seismik
Cs = Koefisien respons seismik desain
W = berat sesimik efektif total

Vx = 0,0942 x 4592983,08 = 432447,02 Kgf


Vy = 0,0942 x 4592983,08 = 432447,02 Kgf

4.4.6 Kontrol dan Analisis Struktur


Setelah pemodelan struktur dan pembebanan selesai dilakukan, maka struktur
perlu dicek terhadap standard peryaratan yang belaku sebagai berikut :
218

4.4.6.1 Kontrol Partisipasi Massa


Berdasarkan SNI 1726:2013 Pasal 7.9.1 bahwa analisis harus menyertakan
jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi
sebesar paling sedikit 90 % dari massa actual dalam masing – masing arah horizontal
orthogonal dari respons yang ditinjau oleh model. Dari hasil analisa struktur
menggunakan program bantu didapatkan jumlah renspons ragam sebagai berikut :

Tabel 4.47 Jumlah Respons Ragam


Mode Sum UX Sum UY
1 0.3283 0.0209
2 0.3381 0.718
3 0.7562 0.7181
4 0.7974 0.7246
5 0.801 0.9022
6 0.8263 0.9022
7 0.9248 0.9022
8 0.9586 0.9033
9 0.9595 0.9675
10 0.962 0.9682
Sumber : Data Analisis, 2019

Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas menunjukan pada mode shape 7,
syarat partisipasi massa telah terpenuhi.

4.4.6.2 Kontrol Base Shear


Berdasarkan SNI 1726:2012 Pasal 7.8.4 nilai gaya geser dinamik (Vdinamik)
harus lebih besar 85% dari gaya geser static (Vstatik). Bila lebih kecil, maka
diperlukan faktor skala. Nilai Vdinamik yang didapat dari hasil analisa struktur pada
program bantu dan 85% Vstatik adalah sebagai berikut :

Tabel 4.48 Perbandingan Base Share Awal

Vdinamik 85% Vstatik Kontrol


Fx 238635,82 367579,97 Not OK
Fy 313005,42 367579,97 Not OK
Sumber : Data Analisis, 2019
219

Dilihat pada tabel 9.4 bahwa kontrol terhadap base shear tidak memenuhi
syarat Vdinamik > 85% Vstatik maka respons spectrum desain pada analisis struktur
Vstatik
harus dikalikan faktor skala yang ditentukan dengan 0,85 x . Besarnya
Vdinamik
faktor skala adalah sebagai berikut :
• Faktor skala arah X
Vstatik 432447,02
0,85 x = 0,85 x = 1,540
Vdinamik 238635,82

• Faktor skala arah Y


Vstatik 432447,02
0,85 x = 0,85 x = 1,174
Vdinamik 313005,42

Setelah diperoleh faktor skala masing – masing arah pembebanan selanjutnya


dilakukan analisis ulang dengan mengalikan faktor skala yang diperoleh pada scale
factor respons spectra. Kemudian didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.49 Perbandingan Base Shear Akhir

Vdinamik 85% Vstatik Kontrol


Fx 367579,97 367579,97 OK
Fy 367579,97 367579,97 OK
Sumber : Data Analisis, 2019

Setelah dilakukan analisis ulang, maka gempa dinamik telah memenuhi


persyaratan pada SNI 1726:2012 Pasal 7.9.4.

4.4.6.3 Kontrol Simpangan


Berdasarkan SNI 1726:2012 kontrol simpangan dan syarat simpangan harus
ditentukan berdasarkan pasal 7.8.6.
Cd δ xe
δx =
I
Dimana :
δx = defleksi pada lantai ke-x
220

Cd = faktor pembesaran defleksi (5)


I = faktor keutamaan gempa (1)

Sedangkan untuk syarat simpangan antar lantai ijin sesuai SNI 1726:2012
Pasal 7.2.1, ∆s = 0,02hhx dengan ∆ merupakan selisih antara defleksi yang
ditunjukkan pada analisis struktur dengan defleksi akibat pembesaran.

Hasil Kontrol Simpangan Pada analisis Struktur akibat gempa dinamik arah
x (SPEC-X) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.50 Kontrol Simpangan akibat Respon Spektrum arah X


hsx δe ∆ ∆i ∆ijin
Story Ket
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Atap 4200 13.8 69.00 10.79 84 OK
Story4 4200 11.643 58.22 13.54 84 OK
Story3 4200 8.935 44.68 16.94 84 OK
Story2 4200 5.547 27.74 16.54 84 OK
Story1 4200 2.239 11.20 11.20 84 OK
Sumber : Data Analisis, 2019

Sedangkan hasil kontrol simpangan pada analisis struktur akibat gempa


dinamik arah Y (SPEC-X) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.51 Kontrol Simpangan akibat Respon Spektrum arah Y


hsx δe ∆ ∆i ∆ijin
Story Ket
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Atap 4200 22.502 112.51 24.44 84 OK
Story4 4200 17.615 88.08 24.93 84 OK
Story3 4200 12.629 63.15 26.44 84 OK
Story2 4200 7.342 36.71 23.57 84 OK
Story1 4200 2.628 13.14 13.14 84 OK
Sumber : Data Analisis, 2019
221

4.4.6.4 Kontrol Stabilitas Bangunan Efek P-Delta


Sesuia SNI 1726:2012 Pasal 7.8.7 pengaruh P-delta pada geser dan momen
tingkat, gaya dan momen elemen struktur yang dihasilkan, dan simpangan antar
lantai tingkat yang timbul oleh pengaruh ini tidak disyaratkan untuk diperhitungkan
bila koefisien stabil (θ) seperti persamaan berikt sama dengan atau krang dari 0,10 :
Px ∆I e
θ=
Vx h sx Cd
Keterangan :
Px = beban desain vertical total pada dan diatas tingkat x, dinyatakan dalan kilo
newton (kN), bila menghitung Px, faktor beban individu tidak perlu melebihi
1,0.
∆ = simpangan antar lantai tingkat desain, terjadi secara serentak denagn Vx,
dinyatakan dalam millimeter (mm).
Ie = faktor keutamaan gempa
Vx = gaya geser seismik yang bekerja Antara tingkat x dan x-1 (kN).
hsx = tinggi tingkat dibawah tingkat x, dinyatakan dalam millimeter (mm)
Cd = faktor pembesaran defleksi.

Koefisien stabilitas (θ) harus tidak melebihi θmax yang ditentukan sebagai berikut :
0,5
θ max = ≤ 0,25
β Cd
Dimana β adalah rasio kebutuhan geser terhadap kapasitas untuk tingkat
Antara tingkat x dan x-1. Rasio ini diijinkan secara konservatif diambil sebesar 1,0.

Tabel 4.52 Cek Kestabilan Bangunan Akibat Gempa Arah X


hsx ∆i P Vx
Story θ θmax Ket
(mm) (mm) (Kgf) (Kgf)
Atap 4200 10.79 511690.538 75400 0.0035 0.250 STABIL
Story4 4200 13.54 1504583.000 115400 0.0084 0.250 STABIL
Story3 4200 16.94 2502349.000 87800 0.0230 0.250 STABIL
Story2 4200 16.54 3574133.000 60300 0.0467 0.250 STABIL
Story1 4200 11.20 4679894.000 28900 0.0863 0.250 STABIL
Sumber : Data Analisis, 2019
222

Tabel 4.53 Cek Kestabilan Bangunan Akibat Gempa Arah Y


hsx ∆i P Vy
Story θ θmax Ket
(mm) (mm) (Kgf) (Kgf)
Atap 4200 24.435 511690.538 83500 0.0071 0.2500 STABIL
Story4 4200 24.930 1504583.000 119600 0.0149 0.2500 STABIL
Story3 4200 26.435 2502349.000 83600 0.0377 0.2500 STABIL
Story2 4200 23.570 3574133.000 56400 0.0711 0.2500 STABIL
Story1 4200 13.140 4679894.000 24800 0.1181 0.2500 STABIL
Sumber : Data Analisis, 2019

Karena nilai θ < 0,25 maka tidak disyaratkan untuk diperhitungkan terhadap
pengaruh P-Delta, dan nilai θ < θmax sehingga struktur masih dalam kondisi stabil.

4.4.6.5 Kontrol Sistem Ganda


Sistem Ganda merupakan sistem struktur dimana beban lateral gempa dipikul
bersama oleh dinding geser dan rangka dengan persyaratan sekurang-kurangnya 25%
beban lateral dipikul oleh rangka. Oleh sebab itu, diperlukan pengecekan prosentase
pada reaksi perletakan kolom maupun dinding geser akibat gaya gempa. Hal
diperlukan untuk melihat kemampuan dinding geser maupun rangka dalam menyerap
beban lateral akibat gempa.

Tabel 4.54 Kontrol Prosentase Gaya Lateral


Fx Fy
RS
Kolom SW Kolom SW
Total 92783,317 275016,675 107501,583 260397,991
Total Gaya 367799,992 367899.574
Prosentase 25.227% 74.773% 29.220% 70.780%
Sumber : Data Analisis, 2019

Dari tabel diatas sistem struktur telah memenuhi syarat dari sistem ganda,
karena rangka pemikul momen telah menahan lebih dari 25% gaya gempa desain.
Sesuai dengan SNI 1726:2012 Pasal 7.2.5.1.
223

4.4.7 Kombinasi Pembebanan


Menurut SNI 1726:2012 Pasal 4.2.2 struktur, komponen, dan pondasi harus
dirancang sedimikian rupa sehingga kekuatan desainnya sama atau melebihi efek dari
baban terfaktor dalam kombinasi berikut :
1. 1,4 DL
2. 1,2 DL + 1,6 LL
3. (1,2 + 0,2SDS)DL + 1 LL ± ρQE ± 0,3(ρQE)
4. (1,2 + 0,2SDS)DL + 1 LL ± 0,3(ρQE) ± ρQE
5. (0,9 – 0,2SDS)DL ± ρQE ± 0,3(ρQE)
6. (0,9 – 0,2SDS)DL ± 0,3(ρQE) ± ρQE
7. 1,2 DL + 1 LL ± 1,6 WL
8. 0,9 DL ± 1,6 WL

Dimana nilai :
SDS = 0,612, diperoleh dari perhitungan analisa sebelumnya.
ρ = 1,3 (faktor redundasi sesuai pasal 7.3.4.2 karena kategori desain seismik
masuk di kategori D).

Tabel 4.55 Kombinasi Pembebanan


No KOMBINASI
1 = 1.4 DL
2 = 1.2 DL + 1.6 L
3 = 1.3224 DL + 1 L + 1.30 Ex + 0.39 Ey
4 = 1.3224 DL + 1 L + 1.30 Ex - 0.39 Ey
5 = 1.3224 DL + 1 L - 1.30 Ex + 0.39 Ey
6 = 1.3224 DL + 1 L - 1.30 Ex - 0.39 Ey
7 = 1.3224 DL + 1 L + 0.39 Ex + 1.3 Ey
8 = 1.3224 DL + 1 L - 0.39 Ex + 1.3 Ey
9 = 1.3224 DL + 1 L + 0.39 Ex - 1.3 Ey
10 = 1.3224 DL + 1 L - 0.39 Ex - 1.3 Ey
11 = 0.7776 DL + 1.3 Ex + 0.39 Ey
12 = 0.7776 DL + 1.3 Ex - 0.39 Ey
13 = 0.7776 DL - 1.3 Ex + 0.39 Ey
14 = 0.7776 DL - 1.3 Ex - 0.39 Ey
15 = 0.7776 DL + 0.39 Ex + 1.3 Ey
16 = 0.7776 DL - 0.39 Ex + 1.3 Ey
224

17 = 0.7776 DL + 0.39 Ex - 1.3 Ey


18 = 0.7776 DL - 0.39 Ex - 1.3 Ey
19 = 1,2 DL + 1 LL + 1,6 WL
20 = 1,2 DL + 1 LL - 1,6 WL
21 = 0,9 DL + 1,6 WL
22 = 0,9 DL - 1,6 WL
Sumber : Data Analisis, 2019

4.4.8 Desain Penulangan Seistem Ganda


Penulangan desain struktur sistem ganda mengikuti peraturan SNI 2847:2013
Pasal 21.1 untuk balok dan kolom sedangkan 21.9 untuk dinding geser. Hal ini
direncanakan baik sistem pemikul momen (balok dan kolom) maupun didnidng geser
keduanya memikul beban lateral kibat gempa sehingga keduanya memerlukan
pendetailan.

4.4.8.1 Desain Penulangan Balok


Perhitungan tulangan balok menggunakan sistem ganda ditinjau berdasarkan
momen, geser, dan puntir terbesar. Ketentuan perhitungan penulangan balok
dengan metodde SRPMK, perhitungan serta hasil akhir gambar penulangan balok
adalah sebagai berikut :
1. Data Perencanaan Balok :
Dimensi Balok = 400 x 700 mm
Bentang Balok = 8000 mm
Mutu Beton = 30 MPa
Selimut Beton = 40 mm (SNI 2847:2013 Pasal 10.2.7.3)
Diameter tulangan utama = D 19 mm
Mutu baja (fy) = 400 mm
Diameter tulangan sengkang = D 10 mm
Faktor reduksi lentur = 0,9 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.1)
Faktor reduksi geser = 0,75 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)
Faktor reduksi punter = 0,75 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)
Tinggi efektif = h – decking – Ø sengkang – ½ Ø tulangan
= 700 – 40 – 10 – ½ 19 = 640,5 mm
225

Tabel 4.56 Gaya Dalam Balok B1-40x70


Torsi Momen(kN.m) Geser (kN) Geser (kN)
(kN.m) Tumpuan Lapangan Envelope (1,2DL+1,0LL)
66,8888 322,6834 176,372 212,1308 171,8929

Sumber : Data Analisis, 2019

2. Persyaratan Gaya dan Geometri Balok


Berdasarkan SNI 2847:2013 Pasala 21.5.1 menegenani kenetuan
perhitungan balok dengan menggunakan metode Sistem Rangka Pemikul
Momen Khusu (SRPMK) sebagai berikut :
a. Pu < 0,1 x Ag x f’c
Pu < 0,1 x (400 mm x 700 mm) x (30 N/mm2)
Pu < 840000 N (memenuhi)
b. Ln ≥ 4d
(8000 mm – 600 mm) > 4 x 640,5 mm
7400 mm > 2562 mm (memenuhi)
c. b ≥ 0,3h
400 mm > 0,3 x 700 mm
400 mm > 210 mm (memenuhi)
3
d. 250 mm < b < c + 2 x ( h )
4
3
250 mm < 400 mm < 700 + 2 x ( x 700 )
4
250 < 400 mm < 1750 mm (memenuhi)

3. Perhitungan Tulangan Torsi


Perencanaan penulangan torsi mengacu pada SNI 2847:2013 Pasal 11.5.
dan menurut Pasl 11.5.2.2, pengaruh torsi boleh diambaikan bila momen torsi
terfaktor kurang dari :
 A 2cp 
Tu < φ 0,33 x λ x f' c x  
 P 
 cp 
Dimana :
Acp = luas penampang
226

Pcp = keliling penampang


Λ = 1 (beton normal)
ϕ = 0,75

Dari hasil analisis menggunakan program bantu, didapatkan nilai


maksimum torsi bada balok B1-400x700 sebagai berikut :
Tu = 66.8888 kN.m

Kontrol kebutuhan torsi


Acp = b x h = 400 x 700 = 280000 mm2
Pcp = 2 x (b + h) = 2 x (400 + 700) = 2200 mm
Maka,
 280000 2 
66.8888 kN.m > 0,75 x 0,08 x 1 x 30 x  
 2200 
66.8888 kN.m > 12,20 kN.m (Perlu Tulangan Torsi)

Penulangan torsi sengkang


Xo = lebar as ke as tulangan sengkang
= 400 – 2 x (40 + 10/2) = 310 mm
Yo = tinggi as ke as tulangan sengkang
= 700 – 2 x (40 + 10/2) = 610 mm
Aoh = Xo x Yo = 310 x 610 = 189100 mm2
Ao = 0,85 x Aoh = 0,85 x 189100 = 160735 mm2
ph = 2 x (Xo + Yo) = 2 x (310 + 610) = 1840 mm2
Menentukan kebutuhan tulangan sengkang
At Tn 66888800 / 0,75
= = 0
= 0,694 mm2 / m
S 2 x Ao x fy x cot θ 2 x 160735 x 400 x cot 45
(per meter maka s = 1000 mm)
0,694
At = = 693,57 mm2
1000

Maka, luas tulangan sengkang yang diperlukan :


Atotal = Av + 2At = 157,14 + (2 x 693,57) = 1544,144 mm2
227

Digunakan sengkan D10


Av x 1000 157,14 x 1000
S= = = 102 mm
Atotal 1544,144
Sehingga dipakai tulangan torsi tranversal 2D10 – 100 mm.

Menentukan kebutuhan tulangan longitudinal

 A   fy 
Al =  t  Ph   Cot 2 θ
 S   fy 

 400 
= 0,694 x 1840 x   x 1 = 1276,17 mm2
 400 
Periksa terhadap Almin
 0,42x f' cA cp   A t   fy 
Almin =   −   Ph  
 fy   S   fy 
 

 0,42 x 30 x 280000 
=   - 1276,17 = 334,13 mm2

 400 
Sehingga diambil Al = 1276,17 mm2

Luasan tulangan puntir untuk arah memanjang dibagi merata ke


empat sisi pada penampang balok.
Al 1276,17
= = 319,04 mm2
4 4

Penulangan torsi pada tulangan longitudinal :


Pada sisi atas = diasumsikan ¼ pada tulangan tarik balok
Pada sisi bawah = diasumsikan ¼ pada tulangan tekan balok
Maka, sisi atas dan bawah balok masing – masing mendapatkan tambahan
luasan puntir sebesar 319,04 mm2.

Penulangan torsi pada tulangan badan


Pada sisi samping kanan dan kiri disalurkan ½ pada kedua sisinya.
Maka, sisi samping kanan dan kiri pada badan dipasang tulangan puntir
sebesar 638,09 mm2.
228

Jumlah tulangan puntir pada badan atau sisi tengah


638,09
n= = 4,809 ≈ 6 buah
0,25 x π x 13 2

Sehingga dipasang tulangan puntir ditumpuan, dan lapangan sebesar 6D13.

4. Perhitungan Penulangan Lentur Balok


Rasio Tulangan
ρmax = 0,025 (SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2)
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0035
fy 400

Perhitungan Tulangan Balok pada Daerah Tumpuan


a. Penulangan Tumpuan Atas
Mu 322,68 x 10 6
Rn = = = 2.1849
0,9 x b x d 2 0,9 x 400 x 640,5 2

0,85 x 30  2 x 2,1849 
Ρperlu = 1 − 1 -  = 0,0057
400  0,85 x 30 

Syarat : ρmin ≤ ρperlu ≤ ρmax


0,0035 < 0,0057 < 0,025 menggunakan ρperlu
As = ρ x b x d = 0,0057 x 400 x 640,5 = 1465,160 mm2
Luas tulangan perlu ditambah luasan tambahan puntir longitudinal untuk
lentur :
Al
As perlu = As +
4
= 1465,160 + 319,04 = 1784,20 mm2

Jumlah Tulangan
As perlu 1784,20
N= = = 6,296
As 0,25 x π x 19 2
Digunakan 7D19 (As = 1983,695 mm2)
229

Kontrol Jarak Spasi Tulangan


b w − 2.decking - 2.Ø sengkang - n.Ø tul utama
Smax = ≥ 25 mm
n −1
400 - (2 x 40) - (2 x 10) - (7 x 19)
= = 27,833 mm > 25 mm (OK)
7 −1

Kesetimbangan Gaya Internal


Cc = 0,85 x f’c x a x b
Ts = As x fy
Sehingga Cc = Ts
0,85 x f’c x a x b = As x fy
As terpasang x fy
a =
0,85 x f' c x b
1983,695 x 400
= = 77,792 mm
0,85 x 30 x 400

Kapasitas Momen (ϕ Mn)


a
Mn = As terpasang x fy x (d- )
2
77,792
= 1983,695 x 400 x (640,5 - )
2
= 477,36 kN.m

Syarat Mu < ϕ Mn
322,68 kN.m ≤ 0,9 x 477,36 kN.m
322,68 kN.m < 429,62 kN.m …………………………… (OK)

Kontrol Kesesuaian Penggunaan Nilai Faktor Reduksi kekuatan


c = a / β1 = 77,792 / 0,849 = 91,674 mm
d = 640,5 mm
(d - c)
εs = 0,003 x
c
(640,4 - 91,674)
= 0,003 x
91,674
230

= 0,0179 > 0,005


Berada di wilayah Tension Controlled ϕ = 0,9 Asumsi Sesuai. Dapat
dilihat pada gambar grafik dibawah ini.

Gambar 4.46 Grafik Tension controlled


Sumber : SNI 2847-2013

b. Penulangan Tumpuan Bawah


Al
As perlu = (0,5 x As perlu tump atas) +
4
= (0,5 x 1465,160) + 319,04
= 732,58 + 319,04
= 1051,62 mm2

Jumlah Tulangan
As perlu 1051,62
N= = = 3,711
As 0,25 x π x 19 2
Digunakan 4D19 (As = 1133,54 mm2)

Kontrol Jarak Spasi Tulangan


b w − 2.decking - 2.Ø sengkang - n.Ø tul utama
Smax = ≥ 25 mm
n −1
400 - (2 x 40) - (2 x 10) - (4 x 19)
= = 74,67 mm > 25 mm (OK)
4 −1
231

Perhitungan Tulangan Balok pada Daerah Lapangan


a. Penulangan Lapangan Bawah
Mu 176,37 x 10 6
Rn = = = 1,1942
0,9 x b x d 2 0,9 x 400 x 640,5 2

0,85 x 30  2 x 1,1942 
Ρperlu = 1 − 1 -  = 0,0031
400  0,85 x 30 

Syarat : ρmin ≤ ρperlu ≤ ρmax


0,0035 < 0,0031 < 0,025 menggunakan ρmin
As = ρ x b x d = 0,0035 x 400 x 640,5 = 896,7 mm2

Luas tulangan perlu ditambah luasan tambahan puntir longitudinal untuk


lentur :
Al
As perlu = As +
4
= 896,7 + 319,04 = 1215,74 mm2
Jumlah Tulangan
As perlu 1215,74
N= = = 4,290
As 0,25 x π x 19 2
Digunakan 5D19 (As = 1416,925 mm2)

Kontrol Jarak Spasi Tulangan

b w − 2.decking - 2.Ø sengkang - n.Ø tul utama


Smax = ≥ 25 mm
n −1
400 - (2 x 40) - (2 x 10) - (5 x 19)
= = 51,25 mm > 25 mm (OK)
5 −1

Kesetimbangan Gaya Internal


Cc = 0,85 x f’c x a x b
Ts = As x fy
Sehingga Cc = Ts
0,85 x f’c x a x b = As x fy
232

As terpasang x fy
a =
0,85 x f' c x b
1416,925 x 400
= = 55,566 mm
0,85 x 30 x 400
Kapasitas Momen (ϕ Mn)
a
Mn = As terpasang x fy x (d- )
2
55,566
= 1416,925 x 400 x (640,5 - )
2
= 250,03 kN.m

Syarat Mu < ϕ Mn
176,37 kN.m ≤ 0,9 x 250,03 kN.m
176,37 kN.m < 225,03 kN.m …………………………… (OK)

Kontrol Kesesuaian Penggunaan Nilai Faktor Reduksi kekuatan


c = a / β1 = 55,566 / 0,849 = 65,481 mm
d = 640,5 mm
(d - c)
εs = 0,003 x
c
(640,5 - 65,481)
= 0,003 x
65,481
= 0,02634 > 0,005
Berada di wilayah Tension Controlled ϕ = 0,9 Asumsi Sesuai. Dapat
dilihat pada gambar grafik dibawah ini.

Gambar 4.47 Grafik Tension controlled


Sumber : SNI 2847-2013
233

b. Penulangan Lapangan Bawah


Al
As perlu = (0,5 x As perlu tump atas) +
4
= (0,5 x 896,7) + 319,04
= 448,35 + 319,04
= 767,39 mm2

Jumlah Tulangan
As perlu 767,39
N= = = 2,708
As 0,25 x π x 19 2
Digunakan 3D19 (As = 850,155 mm2)

Kontrol Jarak Spasi Tulangan


b w − 2.decking - 2.Ø sengkang - n.Ø tul utama
Smax = ≥ 25 mm
n −1
400 - (2 x 40) - (2 x 10) - (3 x 19)
= = 121,5 mm > 25 mm (OK)
3 −1

5. Perhitungan Tulangan Geser pada Balok


Sebagaimana diatur pada SNI 2847:2013 Pasal 21.5.4 gaya geser rencana
Ve harus ditentukan dari peninjauan gaya statik pada bagian komponen struktr
Antara dua muka – muka joint. Momen Mpr dengan tanda berlawanan dianggap
bekerja bersama – sama pada muka kolom dan komponen struktur tersebut
dibebani penuh dengan beban gravitasi terfaktor.
Momen Mpr dihitung dari tulangan terpasang dengan tegangan 1,25 fy
dan faktor reduksi ϕ = 1.

a. Hitungan momen ujung (Mpr)


Perhitungan Mpr balok dilakukan dengan mengasumsikan sendi plastis
terbentuk di ujung – ujung balok dengan tegangan tulangan lentur mencapai
1,25 fy.
1. Momen ujung negatif tumpuan kiri
1,25 x As x fy 1,25 x 1983,695 x 400
apr_1 = = = 97,239 mm
0,85 x f' c x b 0,85 x 30 x 400
234

 a 
Mpr_1 = 1,25 x As x fy x  d - pr1 
 2 

 97,239 
= 1,25 x 1983,695 x 400 x  640,5 - 
 2 
= 587,055 x 106 N.mm = 587,055 kN.m
2. Momen ujung positif tumpuan kiri
1,25 x As x fy 1,25 x 1133,54 x 400
apr_2 = = = 55,566 mm
0,85 x f' c x b 0,85 x 30 x 400

 a 
Mpr_2 = 1,25 x As x fy x  d - pr1 
 2 

 55,566 
= 1,25 x 1133,54 x 400 x  640,5 - 
 2 
= 347,269 x 106 N.mm = 347,269 kN.m

3. Momen ujung negatif tumpuan kanan


Mpr_3 = Mpr_1
= 587,055 x 106 N.mm = 587,055 kN.m

4. Momen ujung positif tumpuan kanan


Mpr_4 = Mpr_2
= 347,269 x 106 N.mm = 347,269 kN.m
b. Hitung gaya geser akibat Mpr
Vg = 171.893 kN (dari kombinasi 1,2DL + 1,0LL)

Gambar 4.48 Geser Desain untuk Balok


Sumber : SNI 2847-2013
235

Mpr2 + Mpr3
Vgempa kiri =
Ln
(374,269) + (587,055)
= = 126,260 kN
7,4
Ve kiri = Vgempa kiri + Vg
= 126,260 + 171,893 = 298,734 kN
Ve kanan = Vgempa kiri - Vg
= 126,260 – 171,893 = 46,214 kN

Tabel 4.57 Gaya Geser Desain Balok


Arah V gempa Ve Tump. Kiri Ve Tump. Kanan
Gempa (kN) (kN) (kN)
Kiri 126,260 298,734 46,214
Kanan 126,260 46,214 298,734
Sumber : Data Analisis, 2019

Berdasarkan tabel 4.56 Gaya Geser ultimit balok terbesar akibat


kombinasi gempa / envelope sebesar Vu = 212.1308 kN. Vc = 0 apabila Ve
lebih besar dari 0,5 Vu dan gaya aksial terfaktor Pu < 0,1 x Ag x f’c.
1. Ve ≥ 0,5 Vu
298,734 kN ≥ (0,5 x 212.1308 kN)
298,734 kN > 106.065 kN (memenuhi)

2. Pu ≤ 0,1 x Ag x f’c
0 N < 0,1 x (400 mm x 600 mm) x 30 N/mm2
0 kN < 840 kN (memenuhi)

Maka, Vc pada sendi plastis = 0.

c. Cek persyartan tulangan tranversal pada daerah sendi plastis (SNI 2847:2013
Pasal 21.5.3.2).
• Sengkang tertutup pertama harus ditetapkan tidak lebih dari 50 mm dari
muka komponen struktur penumpu.
• Spasi sengkang tertutup tidak boleh melebihi nilai terkecil dari :
236

d 640,5
1) = = 160,13 mm
4 4
2) Enam kali diameter tulangan longitudinal terkecil
6 x 19 = 114 mm
3) 150 mm

d. Cek persyaratan tulangan tranversal diluar daerah sendi plastis (SNI


2847:2013 Pasal 21.5.3.4).
d 640,5
• = = 320,25 mm
2 2

e. Hitungan tulangan geser di daerah sendi plastis (daerah sepanjang 2h dari


muka kolom) dan daerah di luar sendi plastis.

1. Daerah sendi plastis muka kolom tumpuan kiri dan kanan


Ve 298,734
Vs = − Vc = − 0 = 398,312 kN
φ 0,75
Digunakan sengkang 2D10, Av = 157,14 mm2
Av x fy x d 157,14 x 400 x 640,5
S= = = 100,98 mm < 114 mm
Vs 398,312 x 10 3
Jarak yang digunakan = 100 mm
Av x fy x d 157,14 x 400 x 640,5
Vs pasang = = = 402,234 kN
s 100
ϕ(Vs + Vc) = 0,75 x (402,234 + 0) = 301,6755 kN
ϕ(Vs + Vc) = 301,6755 kN > Ve = 298,734 kN
Maka, digunakan sengkang 2D10 – 100 mm.

2. Daerah di luar sendi plastis ( di luar 2h = 2 x 700 = 1400 mm di luar


muka kolom)
Untuk daerah di luar sendi plastis beton dianggap berkontribusi
menahan geser. Besar Vc adalah

Vc = 0,17 x f' c x b w x d
237

= 0,17 x 30 x 400 x 640,5 = 233,878 kN


Ve 298,73
Vs = − Vc = − 233,878 = 164,343 kN
φ 0,75
Digunakan sengkang 2D10, Av = 157,14 mm2
Av x fy x d 157,14 x 400 x 640,5
S= = = 183,462 mm < 320,25 mm
Vs 164,343 x 10 3
Jarak yang digunakan 150 mm,
Av x fy x d 157,14 x 240 x 542
Vs terpasang = = = 268,156 kN
s 150
ϕ(Vs + Vc) = 0,75 x (268,156 + 233,878) = 376,525 kN
ϕ(Vs + Vc) = 376,525 kN > Ve = 298,73 kN
Maka, digunakan sengkang 2D10 – 150 mm.

6. Panjang Penyaluran Tulangan Balok


Menurut SNI 2847 Pasal 12.1.1 tarik dan tekan yang dihitung pada
tulangan disetiap penampang komponen struktur harus disalurkan pada masing
– masing sisi penampang tersebut melalui panjang penaman, kait, batang ulur
kepala (headed deformed bar) atau alat mekanis atau kombinasi darinya. Kait
kepala (head) tidak boleh digunakan untuk menyalurkan batang tulangan dalam
kondisi tekan.
a. Panjang penyaluran tulangan dalam kondisi tarik
Pengangkuran tulangan lentur balok didaerah join dapat dilakukan
dengan tulangan berkait atau tanpa kait, tergantung pada ketersediaan
space didaerah joint.
1. Bila digunakan tulangan berkait maka panjang penyaluran ditetapkan
dalam SNI 2847:2013 Pasal 21.7.5.1 : panjang penyaluran ldh untuk
tulangan tarik dengan kait standar 900 dalam beton normal tidak boleh
fy x d b
diambil lebih kecil dari 8db, 150 mm, dan ldh = ,
5,4 x f' c
2. Bila digunakan tulangan tanpa kait maka panjang penyaluran
ditetapkan dalam SNI 2847:2013 Pasal 21.7.5.2 : panjang
penyalurannya tidak boleh diambil lebih kecil dari 2,5 ldh dan 3,25 ldh.
238

fy x d b
Ldh =
5,4 x f' c
400 x 19
= = 256,956 mm ≈ 260 mm
5,4 x 30

Cek syarat :
Ldh ≥ yang terbesar dari 150 mm dan 8 db
260 mm ≥ 150 mm dan 8 x (19 mm)
260 mm > 150 dan 152 mm (memenuhi)
Maka panjang penyaluran pada tulangan berkait dalam kondisi tarik
260 mm.

Panjang penyaluran kait

Gambar 4.49 Panjang Penyaluran Kait


Sumber : SNI 2847-2013

12 db = 12 x (19 mm)
= 228 mm ≈ 230 mm
4 db = 4 x (19 mm)
= 76 mm ≈ 80 mm
4 db = 4 x (19 mm) ≥ 65 mm
= 76 mm ≈ 80 mm
239

b. Panjang penyaluran tulangan dalam kondisi tekan


Sesuai dengan SNI 2847:2013 Pasal 12.3.2 Panjang penyaluran untuk
batang tulangan ulir dalam konsidi tekan tidak boleh kurang dari 200 mm
dan dari persamaan berikut :

 0,24 x fy   0,24 x 400 


Ldc =   x db =   x 19 = 271,906 mm ≈ 280 mm
 λ x 45   1 x 45 
Ldc = 0,043 x fy x db = 0,043 x 400 x 19 = 326,800 mm ≈ 330 mm

Cek syarat :
Ldc ≥ 200 mm
330 mm > 200 mm (memenuhi)
Maka panjang penyaluran tulangan dalam kondisi tekan 330 mm.
c. Penyaluran tulangan momen negatif
Seuai dengan SNI 2847:2013 Pasal 12.12.3 Panjang penyaluran tulangan
negative harus sebesar sebagai berikut :

Gambar 4.50 Penyaluran Tulangan Momen Negatif


Sumber : SNI 2847-2013

d = 640,5 mm
12 db = 12 x (19 mm) = 228 mm
Ln / 16 = 7400 / 16 = 462,5 mm

Diambil panjang penyaluran untuk momen negatif 650 mm.


240

A B
7D19 3D19 7D19

4D19 A 5D19 B 4D19

Gambar 4.51 Rencana Balok Lantai 1


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

Dimensi Balok ( 40 x 70 )cm


Posisi Bentang Tumpuan (< 2h) Lapangan (> 2h)

4 4 4 4

BALOK 70 70

BI
40 40

Tulangan Atas 7D19 3D19


Tulangan Bawah 4D19 5D19
Sengkang D10-100 D10-150
Tulangan Samping 6D13 6D13
Selimut Beton 4 cm
Beton K.350 (f'c.30 MPa)

Gambar 4.52 Detail Balok B1 – 40x70 Lantai 1


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

*Note : Dengan perhitungan yang sama, berikut rekapitulasi penulangan balok berdasarkan
tipe balok.
Tabel 4.58 Rekapitulasi Balok Tipe B1 – 40 x 70 cm

Struktur Tipe Balok Tulangan Lentur Tulangan Geser Torsi


Atas 7 D 19
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 6 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Lantai 2 B1 - 40 X 70
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 6 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 5 D 19
Atas 7 D 19
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 6 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Lantai 3 B1 - 40 X 70
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 6 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 5 D 19
Atas 7 D 19
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 6 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Lantai 4 B1 - 40 X 70
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 6 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 5 D 19
Atas 7 D 19
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 6 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Lantai 5 B1 - 40 X 70
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 6 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 5 D 19
Atas 6 D 19
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Atap B1 - 40 X 70
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 200 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 5 D 19
Sumber : Data Analisis, 2019

241
Tabel 4.59 Rekapitulasi Balok Tipe B2 – 40 x 60 cm

Struktur Tipe Balok Tulangan Lentur Tulangan Geser Torsi


Atas 5 D 19
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 19
Lantai 2 B2 - 40 X 60
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 200 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Atas 6 D 19
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Lantai 3 B2 - 40 X 60
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 200 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 5 D 19
Atas 7 D 19
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Lantai 4 B2 - 40 X 60
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 200 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 5 D 19
Atas 7 D 19
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Lantai 5 B2 - 40 X 60
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 200 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 5 D 19
Atas 7 D 19
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Atap B2 - 40 X 60
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 200 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 5 D 19
Sumber : Data Analisis, 2019

242
Tabel 4.60 Rekapitulasi Balok Tipe B2A – 40 x 60 cm

Struktur Tipe Balok Tulangan Lentur Tulangan Geser Torsi


Atas 6 D 19
Tumpuan ≤ 2h 3 D 10 - 100 6 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Lantai 2 B2A - 40 X 60
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 3 D 10 - 150 6 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Atas 6 D 19
Tumpuan ≤ 2h 3 D 10 - 100 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Lantai 3 B2A - 40 X 60
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 3 D 10 - 150 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Atas 7 D 19
Tumpuan ≤ 2h 3 D 10 - 100 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Lantai 4 B2A - 40 X 60
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 3 D 10 - 150 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Atas 6 D 19
Tumpuan ≤ 2h 3 D 10 - 100 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Lantai 5 B2A - 40 X 60
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 3 D 10 - 150 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Atas 4 D 19
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 19
Atap B2A - 40 X 60
Atas 3 D 19
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 250 4 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 4 D 19
Sumber : Data Analisis, 2019

243
Tabel 4.61 Rekapitulasi Balok Tipe B3 – 25 x 50 cm

Struktur Tipe Balok Tulangan Lentur Tulangan Geser Torsi


Atas 3 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 16
Lantai 2 B3 - 25 X 50
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 200 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atas 3 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 16
Lantai 3 B3 - 25 X 50
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 200 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atas 4 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 16
Lantai 4 B3 - 25 X 50
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 200 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atas 4 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 16
Lantai 5 B3 - 25 X 50
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 200 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atas 4 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 16
Atap B3 - 25 X 50
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 200 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Sumber : Data Analisis, 2019

244
Tabel 4.62 Rekapitulasi Balok Tipe B3A – 25 x 50 cm

Struktur Tipe Balok Tulangan Lentur Tulangan Geser Torsi


Atas 4 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 16
Lantai 2 B3A - 25 X 50
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 200 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atas 3 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 16
Lantai 3 B3A - 25 X 50
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 200 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Sumber : Data Analisis, 2019

245
Tabel 4.63 Rekapitulasi Balok Tipe B4 – 25 x 45 cm

Struktur Tipe Balok Tulangan Lentur Tulangan Geser Torsi


Atas 2 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 150 Tidak Perlu Tulangan Torsi
Bawah 2 D 16
Lantai 2 B4 - 25 X 45
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 Tidak Perlu Tulangan Torsi
Bawah 2 D 16
Atas 3 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 16
Lantai 3 B4 - 25 X 45
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atas 3 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 16
Lantai 4 B4 - 25 X 45
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atas 3 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 16
Lantai 5 B4 - 25 X 45
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atas 4 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atap B4 - 25 X 45
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Sumber : Data Analisis, 2019

246
Tabel 4.64 Rekapitulasi Balok Tipe B4A – 25 x 45 cm

Struktur Tipe Balok Tulangan Lentur Tulangan Geser Torsi


Atas 5 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Lantai 2 B4A - 25 X 45
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atas 5 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Lantai 3 B4A - 25 X 45
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atas 5 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Lantai 4 B4A - 25 X 45
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atas 5 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Lantai 5 B4A - 25 X 45
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atas 5 D 16
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 100 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Atap B4A - 25 X 45
Atas 2 D 16
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 2 D 13 di kanan - kiri balok
Bawah 3 D 16
Sumber : Data Analisis, 2019

247
Tabel 4.65 Rekapitulasi Balok Tipe B5 – 20 x 30 cm

Struktur Tipe Balok Tulangan Lentur Tulangan Geser Torsi


Atas 2 D 13
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 150 Tidak Perlu Tulangan Torsi
Bawah 2 D 13
Lantai 2 B5 - 20 X 30
Atas 2 D 13
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 Tidak Perlu Tulangan Torsi
Bawah 2 D 13
Atas 2 D 13
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 150 2 D 10 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 13
Lantai 3 B5 - 20 X 30
Atas 2 D 13
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 2 D 10 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 13
Atas 2 D 13
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 150 2 D 10 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 13
Lantai 4 B5 - 20 X 30
Atas 2 D 13
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 2 D 10 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 13
Atas 2 D 13
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 150 2 D 10 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 13
Lantai 5 B5 - 20 X 30
Atas 2 D 13
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 2 D 10 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 13
Atas 2 D 13
Tumpuan ≤ 2h 2 D 10 - 150 2 D 10 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 13
Atap B5 - 20 X 30
Atas 2 D 13
Lapangan ≥ 2h 2 D 10 - 150 2 D 10 di kanan - kiri balok
Bawah 2 D 13
Sumber : Data Analissi, 2019

248
249

4.4.8.2 Desain Penulangan Kolom


Perhitungan tulangan kolom ditinjau berdasarkan aksial, geser, dan momen
terbesar. Ketentuan perhitungan penulangan kolom dengan metode SRPMK,
perhitungan serta hasil akhir gambar penulangan kolom adalah sebagai berikut :

1. Data Prencanaan Kolom


Tipe Kolom = K1
Tinggi Kolom = 4200 mm
Kuat tekan beton (f’c) = 30 MPa
Kuat leleh baja tulangan (fy) = 400 MPa
Diameter tulangan utama = D 22 mm
Diameter tulangan geser = D 13 mm
Tebal selimut beton = 40 mm (SNI 2847:2013 Pasal 7.7.1)
Faktor β1 = 0,84 (SNI 2847:2013 Pasal 10.2.7.3)
Faktor reduksi penampang tekan (φ) = 0,65 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.1)
Faktor reduksi kekuatan geser (φ) = 0,75 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)

Tabel 4.66 Gaya Dalam Kolom


Pu = 3030.04 kN
Vu = 78.6825 kN
DL = 1507.67 kN
LL = 467.711 kN
Arah X Arah Y
M1s = 18.8153 kN M1s = 14.8038 kN
M2s = 97.8582 kN M2s = 155.442 kN
M1ns = 13.1846 kN M1ns = 43.3899 kN
M2ns = 23.0051 kN M2ns = 77.9103 kN

Sumber : Data Analisis, 2019


250

Gambar 4.53 Kolom Yang Ditinjau


Sumber : Data Analisis, 2019

2. Cek Persyaratan Gaya dan Geometri


Berdasarkan SNI 2847:2013 Pasal 21.6 mengenai ketentuan
perhitungan kolom dengan menggunakan metode Sistem Rangka Pemikul
Momen Khusu (SRPMK) sebagai berikut :
a. Pu ≥ 0,1 x Ag x f’c
3030.04 kN ≥ 0,1 x (600 x 600) x 30
3030.04 kN > 1944 kN (memenuhi)
b. C1 ≥ 300 mm
600 mm > 300 mm (memenuhi)
C1
c. ≥ 0,4
C2
600
≥ 0,4
600
1 > 0,4 (memenuhi)

3. Kontrol Kolom Terhadap Tekuk


Kontrol kelangsingan kolom
1,2DL
βdns = ≤ 1,0 (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.6.2)
1,2DL + 1,6LL
251

1,2 x (1507,6748)
βdns = < 1,0
1,2 x (1507,6748) + 1,6 x (467,7106)

βdns = 0,707 < 1,0 (memenuhi)

Kekakuan kolom bawah


Kekakuan kolom (600/600)
Ig = 0,7 x 1/12 x b x h3
= 0,7 x 1/12 x 600 x 6003
= 7560000000 mm4
Ec = 4700 x f' c

= 4700 x 30
= 25742,96 N/mm2
0,4 x Ec x I g
EIk = (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.6.1)
1 + β dns

0,4 x 25742,96 x 7560000000


=
1 + 0,707
= 45593703922586,70 N.mm2

Kekakuan balok (300/500)


Ig = 0,35 x 1/12 x b x h3
= 0,35 x 1/12 x 300 x 5003
= 1093750000 mm4
Ec = 4700 x f' c

= 4700 x 30
= 25742,96 N/mm2
0,4 x Ec x I g
EIb = (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.6.1)
1 + β dns

0,4 x 25742,96 x 1093750000


=
1 + 0,707
= 6596311331392,75 N.mm2

Kekakuan kolom atas


252

Kekakuan kolom (600/600)


Ig = 0,7 x 1/12 x b x h3
= 0,7 x 1/12 x 600 x 6003
= 7560000000 mm4
Ec = 4700 x f' c

= 4700 x 30
= 25742,96 N/mm2
0,4 x Ec x I g
EIk = (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.6.1)
1 + β dns
0,4 x 25742,96 x 7560000000
=
1 + 0,707
= 45593703922586,70 N.mm2

Kekakuan balok (400/700)


Ig = 0,35 x 1/12 x b x h3
= 0,35 x 1/12 x 400 x 7003
= 4001666666,67 mm4
Ec = 4700 x f' c

= 4700 x 30
= 25742,96 N/mm2
0,4 x Ec x I g
EIb = (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.6.1)
1 + β dns

0,4 x 25742,96 x 4001666666 ,67


=
1 + 0,707
= 24133704391122,30 N.mm2

Kekakuan balok (400/600)


Ig = 0,35 x 1/12 x b x h3
= 0,35 x 1/12 x 400 x 6003
= 2520000000 mm4
Ec = 4700 x f' c

= 4700 x 30
253

= 25742,96 N/mm2
0,4 x Ec x I g
EIb = (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.6.1)
1 + β dns

0,4 x 25742,96 x 2520000000


=
1 + 0,707
= 15197901307528,90 N.mm2

Kekakuan kolom bawah


 EIk 
 
 L  kolom yang ditinjau
A = (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.7.2)
 EIb 
 
 L  balok

 4,559 x 1013 
 
 4200 
=
 6,596 x 10 
12
 6,596 x 10   6,596 x 1012 
12
  x 2 +   +  
 8000   7000   4000 
= 2,6

Kekakuan kolom atas


 EIk   EIK 
   
 L  kolom yang ditinjau  L  Kolomdiata snya
B =
 EIb 
 
 L  balok

 4,559 x 1013   4,559 x 1013 


  +  
 4200   4200 
=
 2,413 x 1013   1,519 x 1013   1,519 x 1013 
  x 2 +   +  
 8000   7000   4000 
= 1,8
254

Gambar 4.54 Nomogram Faktor Panjang Efektif k


Sumber : SNI 2847-2013

Dari nomogram diatas dapat diambbil nilai faktor panjang efektif kolom
untuk portal bergoyang adalah k = 1,67.

Kontrol kelangsingan kolom


r = 0,3 x h (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.1.2)
= 0,3 x 600
= 180 mm

k lu
≤ 22 (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.1)
r
1,67 x 3500
≤ 22
180
32,472 > 22 (maka kolom termasuk kolom langsing), maka perlu dilakukan
pembesaran momen.
255

Faktor pembesaran momen (δs)


π 2 EIk
Pc =
(K Lu )2

=
(
π 2 x 4,559 x 1013 )
(1,67 x 35000 )2
= 13158,159 kN

1
δs = ≥1 (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.7.4)
∑ Pu
1-
0,75 ∑ Pc
1
=
4661,599
1-
0,75 x 13158,159
= 1,549
Maka, didapat δs = 1,549 dalam perhitungan pembesaran momen.

Pembesaran momen
Pemebesaran momen X :
Dari output ETABS diperoleh :
M1s = 18.8153 kN-m
M2s = 97.8582 kN-m
M1ns = 13.1846 kN-m
M2ns = 23.0051 kN-m

M1 = M1ns + δs M1s
= 13.1846 + (1,549 x 18.8153)
= 42,323 kN-m
M2 = M2ns + δs M2s
= 23.0051 + (1,549 x 97.8582)
= 174,553 kN-m

Diambil momen terbesar yaitu


M2 = 174,553 kN-m
256

Pembesaran momen Y :
Dari output ETABS diperoleh :
M1s = 14.8038 kN-m
M2s = 155.4421 kN-m
M1ns = 43.3899 kN-m
M2ns = 77.9103 kN-m

M1 = M1ns + δs M1s
= 43.3899 + (1,549 x 14.8038)
= 66,316 kN-m
M2 = M2ns + δs M2s
= 77.9103 + (1,549 x 155.4421)
= 318,635 kN-m

Diambil momen terbesar yaitu


M2 = 318,635 kN-m

Maka, momen yang digunakan untuk perhitungan adalah 318,635 kN-m.

4. Penentuan Jumlah Tulangan


Dalam menentukan jumlah kebutuhan tulangan lentur kolom, digunakan
Diagram Interaksi pada buku Tabel Grafik dan Diagram Interaksi untuk
Perhitungan Struktur Beton berdasarkan SNI 1992. Keterangan yang
dibutuhkan dalam penggunaan Diagram Interaksi adalah
ℎ = hkolom – 2. tdecking – 2. ∅geser - ∅lentur
= 600 – (2 x 40) – (2 x 13) – 22
= 472 mm
µh 472
= = = 0,787 ≈ 0,8
h kolom 600

Sumbu vertical
φ Pn Pu 4661599
= = = 12,95
Ag b x h 600 x 600
257

Sumbu horizontal
φ Mn Mu 318,635 x 10 6
= = = 1,48
Ag x h Ag x h (600 x 600) x 600

Kolom didesain dengan penulangan 4 sisi, sehingga digunakan diagram


interaksi 4 sisi, berikut diagram intraksi yang digunakan :

Gambar 4.55 Diagram Interaksi Penulangan 4 sisi


Sumber : SNI 2834-1992

Maka didapatkan perlu = 1%


Luas tulangan lentur perlu
As perlu = 7perlu x b x h
= 0,01 x 600 x 600
= 3600 mm2

Luas tulangan lentur
As = 0,25 x π x D2
= 0,25 x π x 222
= 380,133 mm2
258

Jumlah tulangan lentur terpasang


As perlu 3600
n = = = 9,48 ≈ 16 buah
As 380,133

Luas tulangan lentur terpasang


As pasang = n x (0,25 x π x D2)
= 16 x (0,25 x π x 222)
= 6082,123 mm2

Prosentase tulangan terpasang


As pasang
1% < x100 % < 6%
bxh
6082,123
1% < x100 % < 6%
600 x 600
1% < 0,017% < 6% (memenuhi)
Maka, digunakan tulangan 16 D22.

Cek kondisi balance


Tinggi efektif balok
d = h – decking - ∅sengkang – ½ ∅ tulangan lentur
= 600 – 40 – 13 – ½ 22
= 536 mm
d’ = p + ∅sengkang – ½ ∅ tulangan lentur
= 40 + 13 + ½ 22
= 64 mm

h d

d'
b
Gambar 4.56 Tinggi Efektif Kolom
Sumber : Dokumen Pribadi, 2019
259

Gambar 4.57 Periksa Kondisi Balance


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

Ast 6082 ,123


As = As’ = = = 3039.52 mm2
2 2
 600   600 
Xb =   x d =   x 536 = 321,6 mm
 600 + fy   600 + 400 
ab = Xb x β1 = 321,6 x 0,836 = 268,8 mm

 Xb − d `  321,6 − 64`
fs’ =   × 600 =   × 600 = 480,6 MPa > fy = 400 MPa
 Xb   321,6 
Jadi fs’ = 400 MPa

 d − Xb   536 − 321,6 
fs =   × 600 =   × 600 = 400 Mpa = fy = 400 Mpa
 Xb   321,6 
Jadi fs = 400 MPa
Cs’ = As x (fs’ - 0,85 x f’c)
= 3039,52 x (400 x 0,85 x 30)
= 1138.3 kN
Ts = As x fs
= 3039,52 x 400
= 1215,808 kN
Cc’ = 0,85 x f’c x a x b
= 0,85 x 30 x 268,8 x 600
= 4113,115 kN
260

Pb = Cc’ + Cs’ – T
= 4113,115 + 1138.3 – 1215,808
= 4034,608 kN
h a h   h
Mb = Cc'× −  + Cs'× − d ` + Ts d − 
2 2 2   2

= 4112,115 x 
600 268,8   600   600 
−  + 1138,3 x  − 64  + 1215,808 x  536 - 
 2 2   2   2 

= 1236,606 kN-m
Mb 1236,606
eb = = = 306,5 mm
Pb 4034,608

M 318,635 x 10 6
Mu = = = 490207672,770 N-mm
φ 0,65

p 3030.0391 x 10 3
Pu = = = 4661598,615 N
φ 0,65
Mu 490207673 ,770
eperlu = = = 105,2 mm
Pu 4661598 ,615
emin = 15,24 + 0,03h
= 15,24 + (0,03 x 600)
= 33,24 mm

Kontrol kondisi perencanaan penampang kolom


e min < e perlu < e balance
33,24 < 105,2 < 306,5 (Kondisi tekan menentukan)
261

Kontrol kondisi tekan menentukan

Gambar 4.58 Kontrol Kondisi Tekan Kolom


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

Mencari nilai X
X = 1,5 x Xb
= 1,5 x 321,6
= 482,400 mm
a = 0,85 x Xb
= 0.85 x 482,400
= 410,040 mm
 410,040 - 64 
fs’ = 
X - d' 
 x 600 =   x 600 = 520,40 MPa > fy = 400 MPa
 X   410,040 
Jadi fs’ = 400 MPa
 536 - 410,040 
= 
d-X
fs  x 600 =   x 600 = 66,67 MPa < fy = 400 MPa
 X   410,040 
Jadi fs = 66,67 MPa
Ts = As x fy
= 3039,52 x 66,67
= 202,635 kN
Cc’ = 0,85 x f’c x b x a
= 0,85 x 30 x 600 x 410,040
= 6273,612 kN
262

Cs’ = As x (fs’ – 0,85 x f’c)


= 3039,52 x (400 – 0,85 x 30)
=1138,300 kN
φPn = Cc’ + Cs’ – Ts
= 6273,612 + 1138,300 - 202,635
= 7209,28 kN
φPn > Pu
7209,28 kN > 4661,599 kN (memenuhi)
h a h   h
φMn= Cc'× −  + Cs'× − d ` + Ts d − 
2 2 2   2

= 6273,612 x  600 − 410,040  + 1138,300 x  600 − 64  + 202,635 x  536 - 600 


 2 2   2   2 

= 912,328 kN

φMn > Mu
912,328 kN > 490,208 kN (memenuhi)

Jadi dapat digunakan tulangan utama kolom sebesar 16 D22.

Kontrol
Jarak spasi tulangan pakai
Syarat :
Smaks ≥ Ssejajar = 40 mm susun 1 lapis
Smaks ≤ Ssejajar = 40 mm perbesar penampang kolom

Jarak bersih antar tulangan


b − 2.decking - 2.Ø sengkang - n.Ø tul utama
Smaks = ≥ 40 mm
n −1
600 − (2 x 40) - (2 x 13) - (5 x 22)
=
5 −1
= 96 mm > 40 mm (memenuhi)
263

Syarat SRPMK untuk kekatan lentur pada kolom


Ast > 0,01 Ag < 0,06 Ag
6082 mm2 > 3600 mm2 < 21600 mm2

Gambar 4.59 Hasil Penulangan Kolom K1 (60/60)


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

Cek dengan program sPColumn


Output terbesar yang didapatkan dari ETABS dimasukkan dalam analisis
sPColumn, sehingga diperoleh grafik momen sebagai berikut :

Gambar 4.60 hasil Output sP-Column K1


Sumber : Data Analisis, 2019

Jadi kolom dapat menahan momen lentur dan gaya aksial yang terjadi.
264

Perhitungan kekuatan lentur minimm kolom (strong column weak beam)


Menurut SNI 2847:2013 Pasal 21.6.2.2 kekuatan kolom harus
memenuhi ∑M nc > 1,2∑ M nb .

Gambar 4.61 Ilustrasi ØMn Balok Akibat Goyangan Struktur


Sumber : SNI 2847-2013

Menentukan nilai ∑Mnb


Balok Tumpuan Balok Kanan
Dimensi balok = 400/700 mm
As tul tumpuan balok = 7D19 (1983.695 mm2)

As x fy 1983,695 x 400
a = = = 77,792 mm
0,85 x f' c x b 0,85 x 30 x 400
a 77,792
ØMnb = Ø x As x fy x (d – ) = 0,9 x 1983,695 x 400 x (640,5 – )
2 2
= 429,62 kN.m

Balok Tumuan Kiri


Dimensi balok = 400/700 mm
As tul tumpuan balok = 4D19 (1133.54 mm2)
265

As x fy 1133,54 x 400
a = = = 44,453 mm
0,85 x f' c x b 0,85 x 30 x 400
a 44,453
ØMnb = Ø x As x fy x (d – ) = 0,9 x 1133,54 x 400 x (640,5 – )
2 2
= 252,30 kN.m

∑Mg = ØMnb kanan + ØMnb kiri = 681,92 kN.m

Gambar 4.62 Diagram Interaksi Kolom Desain sP-Column K1


Sumber : Data Analisis, 2019

Dari SP Column V.6.00 diperoleh :


∑Mnc = Mnc bawah + Mnc atas = 442,39 + 442,39 = 884,78 kN.m
Jadi,
∑Mnc > 1,2 ∑Mng
884,78 kN.m > 1,2 x (681,92 kN.m)
884,78 kN.m > 818,304 kN.m
Kontrol : Syarat strong column weak beam terpenuhi

5. Perhitungan Tulangan Geser


Gaya geser desain yang digunakan untuk menentukan kebutuhan
tulangan transversal harus ditentukan dari peninjauan terhadap gaya-gaya
maksimum yang dapat dihasilkan di muka-muka pertemuan (joint) di setiap
ujung komponen struktur. Gaya-gaya joints ini harus ditentukan menggunakan
266

kekuatan momen maksimum yang mungkin (Mpr) di setiap ujung komponen


struktur yang berhubungan dengan rentang dari beban aksial terfaktor (Pu)
yang bekerja pada komponen struktur. Geser komponen struktur tidak perlu
melebihi yang ditentukan dari kekuatan joint berdasarkan pada Mpr komponen
struktur transversal yang merangka ke dalam joint.

a. Menghitung gaya geser pada kolom

Gambar 4.63 Perencanaan Geser untuk Kolom SRMPK


Sumber : SNI 2847-2013

Mpr1 Balok = 587,055 kN.m


Mpr2 Balok = 347,269 kN.m
(M pr1 + M pr2 )
Vsway =
ln
(587,055 + 347,269)
=
4200 - 700
= 266,950 kN
Vsway = 266,950 kN > Vu = 78.6825 kN, maka digunakan Vsway

Tulangan geser yang dipasang khusus di sepanjang daerah lo untuk


menahan gaya geser Ve, harus dilakukan dengan menganggap (Vc) = 0, bila :
1. Ve ≥ 0,5 Vu
266,950 kN ≥ (0,5 x 78.6825 kN)
266,950 kN > 39.34125 kN (memenuhi)
267

2. Pu ≤ Ag x f’c / 20
3030.04 kN ≤ (600 x 600 x 30 x 0.001) / 20
3030.04 kN > 540 kN (tidak memenuhi)

Maka, Vc pada sendi plastis diperhitungkan.

b. Menurut SNI 2847:2013 Pasal 21.6.4.1 daerah tulangan hoop diperlukan


sepanjang lo dari ujung – ujung kolom dengan lo merupakan nilai terbesar
dari :
1. Tinggi komponen struktur di joint, h = 600 mm
2. 1/6 bentang bersih komponen struktur
1/6 Ln = 1/6 x (4200 – 700) = 583,33 ≈ 600 mm
3. 450 mm
Maka, dipaka panjang lo = 600 mm

c. Menurut SNI 2847:2013 Pasal 21.6.4.3. untuk spasi maksimum hoop, Smax
pada daerah sepanjang l0 dari ujung – ujung kolom, merupakan nilai
terbesar dari :
1. Seperempat dimensi komponen struktur minimum
b 600
= = 150 mm
4 4
2. 6 kali diameter tulangan longitudinal terkecil
6db = 6 x 22 = 132 mm
3. So, dengan So tidak melebihi 150 mm dan tidak kurang dari 100 mm.
350 − 0,5hx
So = 100 +
3
350 − 0,5(600 − 2(40) − (13 / 2)
= 100 + = 131,08 mm
3
Maka digunakan spasi hoop sepanjang lo, di ujung – ujung kolom = 100
mm.

d. Menurut SNI 2847 Pasal 21.6.4.5. untuk daerah sepanjang sisi tinggi kolom
bersih (tinggi kolom total dikurangi l0 di masaing – masing ujung kolom)
diberi hoops dengan spasi minimum :
268

1. 6 kali diameter tulangan longitudinal terkecil


6db = 6 x 22 = 132 mm
2. 150 mm
Maka digunakan spasi hoop diluar daerah lo = 150 mm.

e. Menurut SNI 2847:2013 Pasal 21.6.4.4. Untuk daerah sepanjang l0 dari


ujung – ujung kolom total luas penampang hoop tidak boleh kurang dari
salah satu yang terbesar Antara :
 s x b c x f' c   A g  s x b c x f' c
Ash1 = 0,3 x   x  − 1 dan Ash2 = 0,09 x
 fyt   A sc  fyt

bc = lebar penampang inti beon (yang terkekang)


= b – 2 x (selimut + ½ db) = 600 – 2 x (40 + ½ x 13) = 507 mm
Ach = (b – 2 cover) x (h – 2 cover)
= (600 – 2 x (40)) x (600 – 2 x (40)) = 270400 mm2
 100 x 507 x 300   600 x 600 
Ash1 = 0,3 x  x − 1 = 378 mm2
 400   270400 
100 x 507 x 30
Ash2 = 0,09 x = 342,23 mm2
400
Digunakan 3D13
As pasang = 3 x 0,25 x π x (13)2
= 398 mm2
As pasang = 398 mm2 > Ash = 378 mm2 (memenuhi)

Tulangan geser beton dan baja tulangan


 Nu 
Vc = 0,17 x  1 +  x λ x f' c x b w x d
 14 x A g 
 
 1602240 
= 0,17 x 1 + 2 
x 1 x 30 x 600 x (600 - 40 - 13 - 19/2)
 14 x 600 
= 180,029 kN
As x fy x d 398 x 400 x 536
Vs = = = 853,301 kN
s 100
Jadi, ϕ(Vc + Vs) = 0,75 x (180,029 + 853,301) = 774,998 kN
269

Kontrol
ϕ(Vc + Vs) ≥ Vu
774,998 kN > 266.950 kN (memenuhi)
Maka, digunakan tulangan geser didalam lo = 3D13 – 100

f. Pada daerah luar sendi plastis (lo)


Luas penampang sengkang Av = 2 x (0,25 x π x D2)
= 2 x (0,25 x π x 132)
= 265,33 mm2

Tulangan geser beton dan baja tulangan


 Nu 
Vc = 0,17 x  1 +  x λ x f' c x b w x d
 14 x A g 
 
 1602240 
= 0,17 x 1 + 2 
x 1 x 30 x 600 x (600 - 40 - 13 - 19/2)
 14 x 600 
= 180,029 kN

Digunakan jarak sengkang 150 mm


As x fy x d 265,33 x 400 x 536
Vs = = = 379,245 kN
s 150
Jadi, ϕ(Vc + Vs) = 0,75 x (180,029 + 379,245) = 419,456kN

Kontrol
ϕ(Vc + Vs) ≥ Vu
419,456 kN > 266.950 kN (memenuhi)
Maka, digunakan tulangan geser diluar lo = 2D13 – 150

6. Perhitungan Sambungan Lewatan


Sambungan tulangan kolom yang ditetuan ditengah tinggi kolom harus
memenuhi ketentuan panjang lewatan yang ditentukan berdasarkan SNI
2847:2013 Pasal 12.2.3 dan tidak boleh kurang 300 mm.
270

 
 
 fy ψ x ψe x ψs 
Ld = x t  x db
 1,1 x λ x f' c  c b + k tr  
 
 d 
  b  
Dimana :
Ψt = 1,3 (SNI 03-2847-2013 pasal 12.2.4(a), bila tulangan horizontal
dipasang sehingga lebih dari 300 beton segar dicor dibawah panjang
penyaluran atau sambungan)
Ψe = 1,0 (SNI 03-2847-2013 pasal 12.2.4(b), tidak dilapisi epoksi)
Ψs = 1,0 (SNI 03-2847-2013 pasal 12.2.4©, beton berat normal)
λ = 1,0 (SNI 03-2847-2013 pasal 12.2.4(d), beton berat normal)
db = 22 mm

cb = 40 + 13 + 22/2 = 64 mm
ktr = 0,0 (SNI 2847:2013 Pasal 12.23)
cb + ktr 64 + 0,0
= = 2,91 > 2,5
db 22

Maka nilai yang digunakan adalah 2,5


 400 1,3 x 1 x 1 
Ld =  x  x 22 = 759,5 mm > 300 mm

 1,1 x 1 x 30 2,5 
Menurut SNI 2847:2013 Pasal 12.15.2 sambungan lewatan tulangan ulir
dalam kondisi tarik merupakan sambungan kelas B, sehingga dipakai panjang
penyaluran tulangan tarik, 1,3ld = 1,3 x 759,5 mm = 987,4 mm ≈ 990 mm.

7. Desain Joint / Hubungan Balok Kolom (HBK)


a. Cek syarat panjang joint
Dimensi kolom yang sejajar dengan tulangan balok tidak boleh
kurang dari 20 kali diameter tulangan longitudinal terbesar balok (SNI
2847:2013 Pasal 21.7.2.3).
b = h =600 mm
20 db = 20 (22) = 440 mm
Jadi, panjang joint b = 600 mm > 20 db = 440 mm (memenuhi)
271

b. Tentukan luas efektif joint, Aj


Aj merupakan perkalian tinggi joint dengan lebar joint efektif (SNI
2847:2013 Pasal 21.7.4.1)
b = 400 mm
h = 600 mm
x = (600 - 400) / 2 = 100 mm
Tinggi joint = tinggi keseluruhan kolom, h = 600 mm
Lebar joint efektif merupakan nilai terkecil dari :
b + h = 400 + 600 = 1000 mm
b + 2x = 400 + (2 x 100) = 600 mm
Aj = tinggi joint x lebar efektif joint = 600 x 600 = 360000 mm2

c. Tulangan tranversal untuk confinement


Untuk joint interior, jumlah tulangan confinement setidaknya setengah dari
tulangan confinement yang dibutuhkan di ujung-ujung kolom. Spasi vertikal
tulangan confinement ini diizinkan untuk diperbesar hingga 150 mm (SNI
2847:2013 Pasal 21.7.3.2).
Jadi, dapat digunakan 3Ø13-100.

d. Hitung gaya geser pada joint


1. Hitung Mu
Balok yang memasuki joint memiliki Mpr+ = 347,269 kNm, dan Mpr- =
587,055 kNm. Pada joint, kekakuan kolom atas dan kolom bawah sama,
sehingga DF = 0,5 untuk setiap kolom.
Mu = 0,5(Mpr+ + Mpr- ) = 0,5 (347,269 + 587,055) = 467,0275 kNm
2. Hitung geser pada kolom
2 x Mu 2 x 467,0275
Vh = = = 266,950 kN
ln 3,5

e. Hitung gaya – gaya pada tulangan balok longitudinal


Dalam perhitungan diasumsikan bahwa tegangan pada tulangan tarik lentur
adalah 1,25fy (SNI 2847:2012 pasal 21.7.2.1).
1. Gaya tarik pada tulangan balok di bagian kanan
272

As balok kanan 7D19 = 1983.695 mm2


T1 = 1,25As fy = 1,25 x 1983.695 x 400 = 991,847 x 103 N = 991,847 kN
Gaya tekan yang bekerja pada balok ke arah kanan
C1 = T1 = 991,847 kN

2. Gaya tarik pada tulangan balok di bagian kiri


As balok kiri 4D19 = 1133.54 mm2
T2 = 1,25As fy = 1,25 x 1133.54 x 400 = 566.770 x 103 N = 566.770 kN
Gaya tekan yang bekerja pada balok ke arah kiri
C1 = T2 = 566.770 kN

f. Hitung gaya geser pada joint


Vj = T1 + T2 – Vh = 991,847 + 566.770 - 266,950 = 1291,667 kN

g. Cek kuat geser joint


Kuat geser joint yang dikekang di kempat sisinya adalah (SNI 2847:2013
Pasal 21.7.4.1)
Vn = 1,7 x f' c x A j = 1,7 x 30 x 360000 = 3352,062 kN

φVn = 0,75 x 3352,062 = 2514,047 kN > Vj = 1291,667 kN (memenuhi)

Mu= 467,0275 kN-m


Vh = 266,950 kN

Mpr + = 347,269 kN-m


7D19 T1 = 991,847 kN

T2 = 566,770 kN 4D19

Mpr - = 587,055 kN-m

Vh = 266,950 kN
Mu= 467,0275 kN-m

Gambar 4.64 Gaya Hubungan Balok Kolom K1


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019
273

A A

B B

Gambar 4.65 Perencanaan Kolom K1


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

Dimensi Kolom ( 60 x 60 )cm


Posisi Bentang Tumpuan (L0) Lapangan (luar L0)

KOLOM

KI

Tulangan Utama 16D22 16D22


Sengkang Luar D13 - 100 D13 - 150
Sengkang Dalam 2D13 - 100 -
Selimut Beton 4 cm
Beton K.350 (f'c.30 MPa)

Gambar 4.66 Detail Kolom K1


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019
274

*Note : Dengan perhitungan yang sama, berikut rekapitulasi penulangan


kolom berdasarkan tipe kolom.
Tabel 4.67 Rekapitulasi Penulangan Lentur Kolom Tipe K1 – 60 x 60 cm
Pu Mu e perlu e min Xb ab Pb Mb eb φPn φMn Rasio
No Kolom Kondisi Tulangan
kN kN-m mm mm mm mm kN kN mm kN-m kN-m %
1 Lantai 1 3030.039 318.635 105.159 33.24 321.6 268.8 4034.608 1236.606 306.5 T ekan 7209.278 OK 912.328 OK 16 D 22 0.0169
2 Lantai 2 2398.283 416.759 173.774 33.24 321.6 268.8 4034.608 1236.606 306.5 T ekan 7209.278 OK 912.328 OK 16 D 22 0.0169
3 Lantai 3 1745.926 332.298 190.328 33.24 321.6 268.8 4034.608 1236.606 306.5 T ekan 7209.278 OK 912.328 OK 16 D 22 0.0169
4 Lantai 4 1098.609 420.848 383.073 33.24 321.6 268.8 4034.608 1236.606 306.5 Tarik 1895.745 OK 1012.181 OK 16 D 22 0.0169
5 Lantai 5 451.948 257.169 569.024 33.24 321.6 268.8 4034.608 1236.606 306.5 Tarik 1895.745 OK 1012.181 OK 16 D 22 0.0169

Sumber :Data Analisis, 2019

Tabel 4.68 Rekapitulasi Penulangan Sengkang Kolom Tipe K1 – 60 x 60 cm


Pada tumpuan (dalam lo ) Pada lapangan (diluar lo )
Pu Vu VSway Vc
No Kolom Vs φVn Vs φVn
Tul. sengkang Tul. sengkang
kN kN kN kN kN kN kN kN
1 Lantai 1 3030.039 78.6825 266.9497 180.0294 853.3013 774.998 OK 3 D 13 - 100 379.245 419.4558 OK 2 D 13 - 150
2 Lantai 2 2398.283 134.3274 266.9497 142.4937 853.3013 746.8462 OK 3 D 13 - 100 379.245 391.304 OK 2 D 13 - 150
3 Lantai 3 1745.926 144.0988 266.9497 103.734 853.3013 717.7764 OK 3 D 13 - 100 379.245 362.2342 OK 2 D 13 - 150
4 Lantai 4 1098.609 151.5814 266.9497 65.27373 853.3013 688.9313 OK 3 D 13 - 100 379.245 333.3891 OK 2 D 13 - 150
5 Lantai 5 451.9476 105.6461 244.6753 26.85246 853.3013 660.1153 OK 3 D 13 - 150 379.245 304.5731 OK 2 D 13 - 150

Sumber :Data Analisis, 2019

275
Tabel 4.69 Rekapitulasi Hubungan Balok Kolom Tipe K1 – 60 x 60 cm
Aj Vh T1 T2 Vj φVn
No Kolom
mm² kN kN kN kN kN
1 Lantai 1 360000 266.950 991.848 566.770 1291.668 2514.047 OK
2 Lantai 2 360000 266.950 991.848 566.770 1291.668 2514.047 OK
3 Lantai 3 360000 266.950 991.848 566.770 1291.668 2514.047 OK
4 Lantai 4 360000 266.950 991.848 566.770 1291.668 2514.047 OK
5 Lantai 5 360000 244.675 850.155 566.770 1172.250 1774.621 OK

Sumber :Data Analisis, 2019

Gambar 4.67 Interaksi P-M Tipe Kolom K1 60 x 60 cm


Sumber :Data Analisis, 2019

276
Tabel 4.70 Rekapitulasi Penulangan Lentur Kolom Tipe K2 – 40 x 40 cm
Pu Mu e perlu e min Xb ab Pb Mb eb φPn φMn Rasio
No Kolom Kondisi Tulangan
kN kN-m mm mm mm mm kN kN mm kN-m kN-m %
1 Lantai 1 634.321 71.771 113.146 27.24 202.5 169.2 1682.810 380.244 226.0 Tekan 3156.925 OK 289.874 OK 12 D 19 0.0213
2 Lantai 2 331.783 129.342 389.839 27.24 202.5 169.2 1682.810 380.244 226.0 T arik 544.797 OK 279.034 OK 12 D 19 0.0213

Sumber :Data Analisis, 2019

Tabel 4.71 Rekapitulasi Penulangan Sengkang Kolom Tipe K2 – 40 x 40 cm


Pada tumpuan (dalam lo ) Pada lapangan (diluar lo )
Pu Vu VSway Vc
No Kolom Vs φVn Vs φVn
Tul. sengkang Tul. sengkang
kN kN kN kN kN kN kN kN
1 Lantai 1 634.3209 24.679 160.8936 35.59631 537.2933 429.6672 OK 3 D 13 - 100 238.797 205.795 OK 2 D 13 - 150
2 Lantai 2 331.7828 55.5748 259.5344 18.61875 537.2933 416.934 OK 3 D 13 - 100 358.1955 282.6107 OK 3 D 13 - 150

Sumber :Data Analisis, 2019

Tabel 4.72 Rekapitulasi Hubungan Balok Kolom Tipe K2 – 40 x 40 cm


Aj Vh T1 T2 Vj φVn
No Kolom
mm² kN kN kN kN kN
1 Lantai 1 160000 160.894 708.463 425.078 972.646 1117.354 OK
2 Lantai 2 160000 259.534 850.155 425.078 1015.698 1117.354 OK

Sumber :Data Analisis, 2019

277
Gambar 4.68 Interaksi P-M Tipe Kolom K2 40 x 40 cm
Sumber :Data Analisis, 2019

278
279

4.4.8.3 Desain Penulangan Dinding Geser (Shearwall)


Perhitungan dinding direncanakan untuk menahan geser bidang dan
momen lentur akibat gempa. perencanaan dinding geser mengacu pada SNI
2847:2013 Pasal 21.9. adapun data – data perencanaan tulangan dinding geser
sebagai berikut :
Tinggi shearwall : 4200 mm / lantai
Kuat tekan beton (f’c) : 30 MPa
Kuat leleh tulangan lentur (fy) : 400 MPa
Kuat leleh tulangan geser (fyv) : 400 MPa
Diameter tulangan lentur (Ø lentur) : 25 mm
Diameter tulangan geser (Ø geser) : 16 mm
Selimut beton (t decking) : 40 mm

Gambar 4.69 Permodelan Dinding Geser (Shearwall)


Sumber : Data Analisis, 2019

35

318
283

35 455 35
525

Gambar 4.70 Rencana Dinding Geser (Shearwall)


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019
280

Tabel 4.73 Gaya Dalam Dinding Geser


Load P Vx Vy My Mx
Pier
Case/Combo kN kN kN kN-m kN-m
P1 Comb4 5814.45 3640.77 999.75 9697.71 40454.70
P1 Comb5 6511.49 3527.17 1165.27 8094.59 44706.28
P1 Comb8 6618.41 1254.63 3428.47 27125.80 16611.11
P1 Comb9 5707.52 1368.23 3262.94 28728.93 12359.52
P1 Comb17 2765.49 1338.39 3307.37 28286.31 13538.82
Sumber : Data Analisis, 2019

Berdasarkan tabel didapatkan gaya dalam terbesar yaitu :


Pu = 6618.41 kN
Vux = 3640.77 kN
Vuy = 3428.47 kN
Mux = 44706.28 kN.m
Muy = 28728.93 kN.m

1. Cek Dimensi Penampang Terhadap Gaya Terfaktor


Menurut SNI 2847:2013 Pasal 21.9.4.4. untuk semua segmen seharwall
nilai Vn tidak boleh lebih besar dari 0,83 Acv f 'c .

Vu
Vn = ; φ = 0,75
φ
a. Untuk dinding arah X
Vu
Vnx = ; φ = 0,75
φ
3640 ,77
= = 4858,36 kN
0,75
Acv1 = lwx x t
= 5,25 x 0,35 = 1,837 m2
0,83 Acv f ' c = 0,83 x 1837000 x 30 = 8353,45 kN

Vnx < 0,83 Acv f 'c OK.


281

b. Untuk dinding arah Y

Vu
Vny = ; φ = 0,75
φ
3428,47
= = 4571,29 kN
0,75
Acv2 = 2 x lwx x t
= 2 x 3,18 x 0,35 = 2,23 m2
0,83 Acv f ' c = 0,83 x 2230000 x 30 = 10119,61 kN

Vny < 0,83 Acv f 'c OK.

2. Perhitungan Tulangan Vertical dan Horizontal Minimum


Menurut SNI 2847:2013 Pasal 21.9.2.2. Baja tulangan vertical dan
horizontal masing – masing dipasang dua lapis apabila gaya geser bidang
terfaktor yang bekerja pada dinding melebihi 0,17 λAcv f 'c .

a. Untuk dinding arah X


0,17 λAcv f ' c = 0,17 x 1 x 1837000 30 = 1710,95 kN

Vux = 4854,36 kN > 0,17 λAcv f ' c = 1710,95 kN diperlukan 2 tirai.

b. Untuk dinding arah Y


0,17 λAcv f ' c = 0,17 x 1 x 2230000 30 = 2072,69 kN

Vuy = 4571,29 kN > 0,17 λAcv f ' c = 2072,69 kN diperlukan 2 tirai.

3. Perhitungan Kuat Geser Beton Vc


Menurut SNI 2847:2013 Pasal 11.9.6. dimana Vc diambil yang lebih
kecil diantara persamaan berikut :
a. Untuk dinding arah X
d = 0,8 x lw = 0,8 x 5250 = 4200 mm
Pu x d
Vc = 0,27 x λ x f' c x h x d +
4l w

6618410 x 42000
= 0,27 x 1 x 30 x 350 x 4200 +
4 x 5250
= 3497,59 kN.
282

  Pu  
 l w x  0,1 x λ x f' c + 0,2 x  
 l x h 
Vc = 0,05 x λ x f' c + w
xhxd
 Mux l w 
 − 
Vux 2
 

  6618410  
 5250 x  0,1 x 30 + 0,2 x 
 5250 x 350  
= 0,05 x 30 + x 350 x 4200
 4470628000 0 5250 
 − 
 3640770 2 
= 1416,28kN
Maka dipilih Vc = 1416,27 kN.

b. Untuk dinding arah Y

d = 0,8 x lw = 0,8 x 3180 = 2544 mm


Pu x d
Vc = 0,27 x λ x f' c x h x d +
4l w

6618410 x 2544
= 0,27 x 1 x 30 x 350 x 2544 +
4 x 3180
= 2640,45 kN.
  Pu  
 l w x  0,1 x λ x f' c + 0,2 x 
  l w x h  
Vc = 0,05 x λ x f' c + xhxd
 Mux l w 
 − 
 Vux 2 

  6618410  
 3170 x  0,1 x 30 + 0,2 x 
 3180 x 350  
= 0,05 x 30 + x 350 x 2544
 2872893000 0 3180 
 − 
 3428470 2 
= 968,24 kN
Maka dipilih Vc = 968,24 kN.

4. Penulangan Tulangan Tranversal dan Longitudinal


a. Spasi tulangan tranversal berdasarkan SNI 2847:2013 Pasal 11.9.9,3 tidak
boleh melebihi dari :
lw 5250
1. = = 1050 mm
5 5
283

2. 3h = 3 x 350 = 1050 mm
3. 450 mm

b. Kebutuhan tulangan tranversal untuk menahan geser


1. Untuk dinding arah X
Vu 3640,77
Vs = − Vc = − 1416,27 = 3438,09 kN
φ 0,75
Digunakan tulangan tranversal 2D16 dengan s = 100 mm
Avt = 401.92 mm2
Avt x fy x d 401,98 x 400 x 4220
Vs = =
s 100
= 6752,26 kN
Kontrol :
Φ(Vs + Vc) ≥ Vu
0.75 x (6752,26 + 1416,27) ≥ 3640,77
6126,39 kN > 3640,77 kN

2. Untuk dinding arah Y


Vu 3428,47
Vs = − Vc = − 968,24 = 3603,05 kN
φ 0,75
Digunakan tulangan tranversal 2D16 dengan s = 100 mm
Avt = 401.92 mm2
Avt x fy x d 401,98 x 400 x 2544
Vs = =
s 100
= 4089,94 kN
Kontrol :
Φ(Vs + Vc) ≥ Vu
0.75 x (4089,94 + 968,24) ≥ 3428,47
3793,64 kN > 3428,47 kN

c. Cek batas minimum tulangan longitudinal dan tranversal


Rasio tulangan dan longitudinal (ρt dan ρl) minimal sebesar 0,0025
dan spasi antar tulangan, baik longitudinal maupun tranversal tidak melebihi
450 mm (SNI 2847:2013 Pasal 21.9.2.1).
284

1. Untuk dinding arah X


Tulangan tranversal (2D16-100)
Avt 401,92
ρt = = = 0,011483 > 0,0025 OK.
t x s 350 x 100
Tulangan longitudinal (2D25 – 150)
Avt 981, 25
ρl = = = 0,01869 > 0,0025 OK
t x s 350 x 150

2. Untuk dinding arah Y


Tulangan tranversal (2D16-100)
Avt 401,92
ρt = = = 0,011483 > 0,0025 OK.
t x s 350 x 100
Tulangan longitudinal (2D25 – 150)
Avt 981, 25
ρl = = = 0,01869 > 0,0025 OK
t x s 350 x 150

d. Menentukan kuat geser nominal penampang


Menurut SNI 2847:2013 Pasal 21.9.4.1 nilai Vn yang digunakan
tidak boleh melebihi dari :
A cv (α c λ f ' c + ρ t f y )
Vn =
Dimana :
αc = 0,25 untuk hw / Iw < 1,5
= 0,17 untuk hw / Iw ≥ 2,0
= variatif secara linier Antara 0,25 dan 0,27 untuk hw / Iw Antara 1,5
dan 2,5.

1. Untuk dinding arah X


Vnx = Vc + Vs = 1416,27 + 6752,26 = 8168,52 kN
hw 35
= = 0,067 < 1,5, maka αc = 0,25
Iw 535

A cv (α c λ f ' c + ρ t f y )
Vn =
= 1,837 x 10 6 x (0,25 x 1 x 30 + 0,011483 x 400)
= 10956,42 kN
285

Vn = 8168,52 kN < 10956,42 kN OK

2. Untuk dinding arah Y


Vny = Vc + Vs = 968,24 + 4089,94 = 5058,18 kN
hw 35
= = 0,11 < 1,5, maka αc = 0,25
Iw 318

A cv (α c λ f ' c + ρ t f y )
Vn =
= 1,113 x 10 6 x (0,25 x 1 x 30 + 0,011483 x 400)
= 6636,46 kN
Vn = 5058,18 kN < 6636,46 kN OK

5. Kontrol Tulangan Penahan Kombinasi Aksial dan Lentur


Untuk perhitungan tulangan longitudinalnya menggunakan diagram
interaksi P-M hasil spColumn. Dari gambar 4.x diketahui bahwa persyaratan
tulangan shearwall yang direncanakan masih memenuhi persyaratan.

Gambar 4.71 Diagram Interaksi P-M Shearwall


Sumber : Data Analisis,2019

6. Cek Kebutuhan Elemen Pembatas


Kebutuhan elemen pembatas pada dinding geser atau dinding struktur
khusus yaitu pada SNI 2847:2013 Pasal 21.9.6. Elemen Pembatas diperlukan
apabila :
286

Iw
c>
δu
600 x
hw

Dimana :
c = sumbu netral terbesar yang dihitung untuk gaya aksila terfaktor dan
kekuatan momen nominal
Iw = lebar dinding geser
hw = tinggi keseluruhan dinding geser
δu = perpindahan desain

Gambar 4.72 Nilai c Dinding Geser pada Output sP-Column


Sumber : Data Analisis, 2019

Gambar 4.73 Nilai δu Dinding Geser Output ETABS


Sumber : Data Analisis, 2019

Nilai c berdasarkan gambar 4.72 didapat 1597 mm, sementara nilai δu


berdasarkan gambar 4.73 diambil nilai maksimum yaitu 27,383 mm.
δu / h w = 27,383 / 21000 = 0,001304
δu / h w < 0,007 maka dipakai δu / hw = 0,007
287

Iw 5250
= = 1250 mm
δ 600 x 0,007
600 x u
hw
c = 1597 mm > 1250 mm, maka membutuhkan elemen batas.

Berdasarkan SNI Beton 2874-2013, komponen batas setidaknya harus


dibuat sepanjang tidak kurang dari (@ − 0,1BC ) atau (@/2) dari serat tekan
terluar. Jadi :
c – 0,1lw = 1597 – (0,1 x 5250) = 1072 mm
c / 2 = 1597 / 2 = 798,5 mm
Dipilih yang terbesar, sehingga panjang komponen batas ditetapkan
sebesar 1072 mm, diambil jarak pakai 1210 mm dari sisi masing – masing serat
tekan terluar.

a. Menentukan tulangan longitudinal yang diperlukan di daerah komponen


batas khusu
Direncanakan tulangan longitudinal komponen batas 18D25 – 150
dengan clear cover sebesar 40 mm.
AS
ρ terpasang =
bd
19 × 490,625
ρ terpasang =
350 × 1210
ρ terpasang = 0,02201 > 0,005

Jadi, tulangan longitudinal terpasang sudah memenuhi syarat minimum.

b. Menentukan tulangan confinement di daerah komponen batas khusus


Direncanakan hoop berbentuk persegi dengan diameter D13 dengan
spasi 300 mm. karakteristik inti penampang :
bc = diameter inti (core), diukur dari sumbu ke sumbu hoop
= 350 mm – (2 x 40 mm) + (13 mm / 2) = 276,5 mm
288

 s × b c × f' c   A g  
A sh = 0,3 x   x   − 1
   A 
 f yh   ch  
 300 × 276,5 × 30   1210 × 350  
A sh = 0,3 x   x   − 1
 400   (1210 − 40 ) × (350 − 40 )  
A sh = 312,86 mm 2

 s × b c × f' c 
A sh = 0,09 x  
 f 
 yh 
 300 × 276,5 × 30 
A sh = 0,09 x  
 400 
A sh = 559,91 mm 2
Dipilih Ash yang terbesar = 559,91 mm2

Jumlah tulangan = 1210 / 300 = 4,03, maka dipasang 5D13 – 300.


Luas pakai 5D13 – 300, Av = 663,32 mm2 > 559,91 mm2 …. OK.

Gambar 4.74 Detail Penulangan Dinding Geser


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019
289

4.5 Perencanaan Pondasi Tiang Pancang


Perencanaan Pondasi Tiang Pancang meliputi daya dukung tanah, daya dukung
pondasi, penentuan jumlah tiang pondasi, pile cap, dan penulangannya. Pembebanan
pada pondasi yang direncanakan berasal dari beban kolom yang dimasukkan sebagai
input data untuk program ETABS v16.02 yang menghasilkan output berupa gaya- gaya
dalam yang bekerja pada pondasi (reaksi perletakan pada joint tumpuan).

4.5.1 Pekerjaan Penyelidikan Tanah


Pekerjaan penyelidikan tanah yang dilakukan yaitu dengan Uji bor : berupa
grafik bor log beserta tabel data hasil pengujian berupa jenis lapisan tanah, ketebalan
masing-masing lapisan tanah, nilai SPT, dan kedalaman muka air tanah.

Gambar 4.75 Borlog N-SPT BH-01 Kedalaman 30 meter


Sumber : Data Analisis, 2019
290

Gambar 4.76 Borlog N-SPT BH-01 Kedalaman 31 m s/d 50 m


Sumber : Data Analisis, 2019

4.5.2 Spesifikasi Pondasi Tiang Pancang


Perencanaan pondasi tiang pancang menggunakan spesefikasi produk dari
PT. Adhimix Precast Indonesia sebagai berikut.
291

Gambar 4.77 Spesifikasi Tiang Pancang


Sumber : Adhimix.co.id

Data klasifikasi pondasi tiang pancang yang digunakan sebagai berikut :


1) Pondasi Type : A1
2) Diameter tiang pancang luar (DL) : 500 mm
3) Panjang tiang (H) : 12 m per tiang
4) Luas penampang beton (Ab) : 0,25 x π x 0,52 = 0,196 m2
5) F’c tiang pancang : K-600 kg/cm2

Daya dukung berdasarkan spesifikasi pondasi tiang pancang Adhimix


Peicast, didapatkan daya dukung tiang Pu max = 188,93 Ton dengan nilai Mu max =
10,5 Ton.m.

4.5.3 Menentukan Kapasitas Dukung Tiang


Kapasitas dukung tiang dianalisis berdasarkan cara statis, dimana ditentukan
dari data N-SPT diatas, dengan menggunkan rumus menurut Mayerhof (1967 dalam
Cernica (1995) untuk tanah Non-kohesif :

ftotal = ∑(fi x Li)


fi =2xN
q = 40 x N x (L/D) < 400 x N
292

Dimana :
ftotal = total gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah dengan selimut tiang untuk
setiap lapisan yang dijumpai (kN/m2)
Li = tebal lapisan tanah ke-I (m)
fi = gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah dengan selimut tiang ntuk lapisan
tanah ke-I (kN/m2)
D = diameter tiang (m)
L = total panjang tiang (m)
q = kapasitas dukung tanah pada ujung tiang (kN/m2)

Qultimit = Aujung . q + O . fitotal


Qijin = Qultimit / SF

Dimana :
Qultimit = kapasitas ultimit pondasi tiang tunggal (kN)
Qijin = kapasitas ijin pondasi
SF = factor aman yang nilainya dapat diambil 2,5 s/d 3
Aujung = luas permukaan ujung tiang (m2
O = keliling tiang (m)

Tabel 4.74 Nilai N-SPT untuk Perhitungan Qfriksi


Depth Tebal Li
No. Lapisan Tanah Ni fi fi x Li
(m) (m)
Lapisan sedikit pasir
1 0–8 8 4 8 64
halusa dan kulit kerang
Lempung sedikit pasir
2 8 – 16 8 3,6 7,2 57,6
halus dan kulit kerang
Pasir sedikit lempung
3 16 – 22 6 9,25 18,5 111
dan kulit kerang
Lempung kelanauan
kepasiran dan sedikit
4 22 – 36 14 19,25 38,5 539
kerikil, warna cokelat
keabuan
ftotal 771,6
Sumber : Data Analisis, 2019
293

Fi = 2 x Ni (kN/m2)
Nilai N-SPT pada kedalaman 36 meter adalah 14, maka :
q = 40 x N x (L/D) < 400 x N
= 40 x 14 x (36/0,5) < 400 x 14
= 40320 kN/m2 < 5600 kN/m2
Diambil q = 5600 kN/m2
Qultimit = Aujung . q + O . fitotal
= (0,25 x π x 0,52) x 5600) + (π x 0,5) x 771,6
= 2311,584 kN
Qijin = Qultimit / SF
= 2311,584 / 3 = 770,584 kN = 77,058 ton

Kontrol :
(Qijin bahan) = 188,93 ton > (Qijin) = 77,0584 ton OK.
Sehingga kapasitas tiang tunggal (Qijin) diambil 77,058 ton = 770,584 kN.

4.5.4 Perencanaan Jumlah Tiang dan Konfigrasi titik Tiang


Berdasarkan perhitungan, direncanakan jumlah tiang pancang dengan
perhitungan awal Gaya aksial pada joint yang mewakili untuk perhitungan, didapat
data sebagai berikut :

Tabel 4.75 Jumlah Tiang Pancang Perlu


Digunakan
Joint FZ Qijin
Kombinasi Jumlah Tiang
Label
kN kN Buah Tipe
7 1DL + 1LL 182.94 770.58 0.24 P-1
8 1DL + 1LL 2101.88 770.58 2.73 P-4
9 1DL + 1LL 2076.89 770.58 2.70 P-4
10 1DL + 1LL 183.24 770.58 0.24 P-1
11 1DL + 1LL 1043.47 770.58 1.35 P-2
12 1DL + 1LL 1553.74 770.58 2.02 P-4
13 1DL + 1LL 1544.00 770.58 2.00 P-4
14 1DL + 1LL 1574.83 770.58 2.04 P-4
15 1DL + 1LL 1037.89 770.58 1.35 P-2
16 1DL + 1LL 1173.37 770.58 1.52 P-2
17 1DL + 1LL 1703.80 770.58 2.21 P-4
294

18 1DL + 1LL 1693.52 770.58 2.20 P-4


19 1DL + 1LL 1703.16 770.58 2.21 P-4
20 1DL + 1LL 1687.20 770.58 2.19 P-4
21 1DL + 1LL 1703.35 770.58 2.21 P-4
22 1DL + 1LL 1146.45 770.58 1.49 P-2
23 1DL + 1LL 1062.53 770.58 1.38 P-2
24 1DL + 1LL 1095.99 770.58 1.42 P-2
25 1DL + 1LL 2144.09 770.58 2.78 P-4
26 1DL + 1LL 1644.53 770.58 2.13 P-4
27 1DL + 1LL 2059.09 770.58 2.67 P-4
28 1DL + 1LL 1647.34 770.58 2.14 P-4
29 1DL + 1LL 1961.56 770.58 2.55 P-4
30 1DL + 1LL 1667.09 770.58 2.16 P-4
31 1DL + 1LL 1742.49 770.58 2.26 P-4
32 1DL + 1LL 1651.71 770.58 2.14 P-4
33 1DL + 1LL 1784.00 770.58 2.32 P-4
34 1DL + 1LL 1674.22 770.58 2.17 P-4
35 1DL + 1LL 1162.23 770.58 1.51 P-2
36 1DL + 1LL 1129.50 770.58 1.47 P-2
38 1DL + 1LL 741.00 770.58 0.96 P-2
39 1DL + 1LL 1241.66 770.58 1.61 P-2
40 1DL + 1LL 524.40 770.58 0.68 P-1
41 1DL + 1LL 1358.36 770.58 1.76 P-2
42 1DL + 1LL 524.89 770.58 0.68 P-1
44 1DL + 1LL 396.57 770.58 0.51 P-1
46 1DL + 1LL 381.62 770.58 0.50 P-1
47 1DL + 1LL 393.39 770.58 0.51 P-1
48 1DL + 1LL 218.08 770.58 0.28 P-1
43 1863.98
45 935.25
1DL + 1LL 770.58 6.33 P-10
49 626.87
50 1449.55
Sumber : Data Analisis, 2019

Jarak antar tiang berdasarkan daya dukung tanah, menurut syarat Dirjen Bina
Marga Departemen P.U.T.L.
S ≥ 2,5 D S ≥ 3 D
Smin = 60 cm
Smax = 200 cm
295

Keterangan :
S = jarak as-as tiang
D = diameter tiang pancang
Perhitungan jarak antar tiang pancang pondasi:
S = 3D
= 3 x 50 = 150 cm
Perhitungan jarak antar tepi Pile Cap dengan tiang pancang :
S = 1D
= 1 x 50 = 50 cm

50
100
50

50 50
100

Gambar 4.78 Susunan Tiang Tipe P-1


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019
50
100
50

50 150 50
250

Gambar 4.79 Susunan Tiang Tipe P-2


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019
296

50
250
150
50
50 150 50
250

Gambar 4.80 Susunan Tiang Tipe P-4


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

50
150
400
150
50
50 150 150 150 150 50
700

Gambar 4.81 Susunan Tiang Tipe P-10


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

4.5.5 Menghitung Daya Dukung Pile Group


Menghitung efisiensi kelompok tiang pancang adalah dengan rumus :

φ  (n − 1) x m + (m − 1) x n 
Eff = 1 − x 
90  mxn 

Dimana :
n = jumlah baris tiang
m = jumlah tiang dalam 1 baris
D
ϕ = tan-1
s
s = jarak antar tiang (m)
297

Tabel 4.76 Efisiensi Pile Group


Tipe Pile D S arc tan
No m n Eff
Cap (m) (m) D/S
1 P-1 0.5 1.5 18.44 1 1 1
2 P-2 0.5 1.5 18.44 1 2 0.90
3 P-4 0.5 1.5 18.44 2 2 0.80
4 P-10 0.5 1.5 18.44 3 5 0.70
Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.77 Pemerikasaan Daya Dukung Pile Group


Daya
Qijin N Dukung Pu
No Tipe Eff Check
Tiang Group
(kN) (kN) (kN)
1 P-1 1 770.58 1 770.58 > 524.89 OK
2 P-2 0.90 770.58 2 1383.28 > 1358.36 OK
3 P-4 0.80 770.58 4 2450.80 > 2101.88 OK
4 P-10 0.70 770.58 10 5390.21 > 4875.64 OK
Sumber : Data Analisis, 2019

4.5.6 Distribusi Beban Gempa pada Kelompok Tiang


Pada perhitungan distribusi beban kekelompok tiang menggunkan kombinasi
gempa norminal dan ultimit, dikarenakan struktur bawah didesain tidak boleh runtuh
terlebih dahulu dari pada struktur atas pada saat terjadi gempa.kombinasi gempa dapat
dilihat berikut ini.

1. Kombinasi Beban Gempa Nominal adalah :


a. (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL ± ρ Ex ± 0,3 ρ Ey
b. (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL ± 0,3 ρ Ex ± ρ Ey
c. (0,9 – 0,2 SDS) DL + 1,0 LL ± ρ Ex ± 0,3 ρ Ey
d. (0,9 – 0,2 SDS) DL + 1,0 LL ± 0,3 ρ Ex ± ρ Ey

2. Kombinasi Beban Gempa Ultimit adalah :


a. (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL ± Ω0 Ex ± 0,3 Ω0 Ey
b. (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL ± 0,3 Ω0 Ex ± Ω0 Ey
298

c. (0,9 – 0,2 SDS) DL + 1,0 LL ± Ω0 Ex ± 0,3 Ω0 Ey


d. (0,9 – 0,2 SDS) DL + 1,0 LL ± 0,3 Ω0 Ex ± Ω0 Ey

Dimana nilai :
SDS = 0,612, diperoleh dari perhitungan analisa sebelumnya.
ρ = 1,3 (faktor redundasi sesuai pasal 7.3.4.2 karena kategori desain seismik
masuk di kategori D)
Ω0 = 2,5 (Faktor Kuat leleh Sistem sesuai dengan berhitungan sebelumnya).

Tabel 4.78 Kombinasi Beban Gempa Pondasi


No KOMBINASI NOMINAL
1 = 1.322 DL + 1 L + 1.3 Ex + 0.4 Ey
2 = 1.322 DL + 1 L + 1.3 Ex - 0.4 Ey
3 = 1.322 DL + 1 L - 1.3 Ex + 0.4 Ey
4 = 1.322 DL + 1 L - 1.3 Ex - 0.4 Ey
5 = 1.322 DL + 1 L + 0.39 Ex + 1.3 Ey
6 = 1.322 DL + 1 L - 0.39 Ex + 1.3 Ey
7 = 1.322 DL + 1 L + 0.39 Ex - 1.3 Ey
8 = 1.322 DL + 1 L - 0.39 Ex - 1.3 Ey
9 = 0.778 DL + 1.3 Ex + 0.39 Ey
10 = 0.778 DL + 1.3 Ex - 0.39 Ey
11 = 0.778 DL - 1.3 Ex + 0.39 Ey
12 = 0.778 DL - 1.3 Ex - 0.39 Ey
13 = 0.778 DL + 0.39 Ex + 1.3 Ey
14 = 0.778 DL - 0.39 Ex + 1.3 Ey
15 = 0.778 DL + 0.39 Ex - 1.3 Ey
16 = 0.778 DL - 0.39 Ex - 1.3 Ey
No KOMBINASI ULTIMIT
1 = 1.322 DL + 1 L + 2.5 Ex + 0.8 Ey
2 = 1.322 DL + 1 L + 2.5 Ex - 0.8 Ey
3 = 1.322 DL + 1 L - 2.5 Ex + 0.8 Ey
4 = 1.322 DL + 1 L - 2.5 Ex - 0.8 Ey
5 = 1.322 DL + 1 L + 0.75 Ex + 2.5 Ey
6 = 1.322 DL + 1 L - 0.75 Ex + 2.5 Ey
7 = 1.322 DL + 1 L + 0.75 Ex - 2.5 Ey
8 = 1.322 DL + 1 L - 0.75 Ex - 2.5 Ey
9 = 0.778 DL + 2.5 Ex + 0.75 Ey
10 = 0.778 DL + 2.5 Ex - 0.75 Ey
299

11 = 0.778 DL - 2.5 Ex + 0.75 Ey


12 = 0.778 DL - 2.5 Ex - 0.75 Ey
13 = 0.778 DL + 0.8 Ex + 2.5 Ey
14 = 0.778 DL - 0.8 Ex + 2.5 Ey
15 = 0.778 DL + 0.8 Ex - 2.5 Ey
16 = 0.778 DL - 0.8 Ex - 2.5 Ey
Sumber : Data Analisis, 2019

4.5.6.1 Distribusi Beban Gempa Nominal pada Kelompok Tiang


1. Pengecekan pondasi tipe P1

Tabel 4.79 Data Joint Reaksi Gempa Nominal Tipe P1


Joint FZ MX MY
Label (kN) (kN-m) (kN-m)
42 1016,66 124,672 86,593
Sumber : Data Analisis, 2019

P M y x X i M x x Yi
Qi = ± ±
n ∑ X2 ( ) ∑ Y2 ( )
Dimana :
N = jumlah tiang dalam satu pile cap
∑ (X2) = jumlah kuadrat jarak X terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
∑ (Y2) = jumlah kuadrat jarak Y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
Xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu X
Yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu Y.
50
100
50

50 50
100

Gambar 4.82 Pondasi Tipe P1


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019
300

Dimensi kolom = 60 cm x 60 cm
Dimensi pondasi = Ø 50 cm
Kapasita 1 pile, Pijin = 770,58 kN
Jumlah tiang (n) =1

Tabel 4.80 Koordinat Pile Tipe P1


X Y X2 Y2
Pile No.
(m) (m) (m) (m)
P1 0 0 0 0
∑ (jumlah) 0 0
Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.81 Distribusi Beban Gempa Nominal Kekelompok Tiang Tipe P1


P/n Mx*Y / ∑Y2 My*X / ∑X2 P tiang
Pile No.
(kN) (kN) (kN) (kN)
P1 1016,66 0 0 1016,66
Sumber : Data Analisis, 2019

Dari tabel diatas diambil P tiang terbesar yaitu terjadi pada P1 = 1016,66 kN
Pijin = Pijin x 1,5
= 770,58 x 1,5 = 1155,87 kN
Maka,
Ptinag = 1016,66 kN < Pijin = 1155,87 kN (memenuhi)

2. Pengecekan pondasi tipe P2

Tabel 4.82 Data Joint Reaksi Gempa Nominal Tipe P2


Joint FZ MX MY
Label (kN) (kN-m) (kN-m)
39 2025,59 109,40 67,44
Sumber : Data Analisis, 2019

P M y x X i M x x Yi
Qi = ± ±
n ∑ X2 ( ) ( )
∑ Y2
301

Dimana :
N = jumlah tiang dalam satu pile cap
∑ (X2) = jumlah kuadrat jarak X terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
∑ (Y2) = jumlah kuadrat jarak Y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
Xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu X
Yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu Y.

50
100
50
P1 P2
50 150 50
250

Gambar 4.83 Pondasi Tipe P2


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

Dimensi kolom = 60 cm x 60 cm
Dimensi pondasi = Ø 50 cm
Kapasita 1 pile, Pijin = 770,58 kN
Jumlah tiang (n) =2

Tabel 4.83 Koordinat Pile Tipe P2


X Y X2 Y2
Pile No.
(m) (m) (m) (m)
P1 -0,75 0 0,56 0
P2 0,75 0 0,56 0
∑ (jumlah) 1,13 0
Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.84 Distribusi Beban Gempa Nominal Kekelompok Tiang Tipe P2


P/n Mx*Y / ∑Y2 My*X / ∑X2 P tiang
Pile No.
(kN) (kN) (kN) (kN)
P1 1012,79 0 -44,96 967,83
P2 1012,79 0 44,96 1057,75
Sumber : Data Analisis, 2019
302

Dari tabel diatas diambil P tiang terbesar yaitu terjadi pada P2 = 1057,75 kN
Pijin = Pijin x 1,5
= 770,58 x 1,5 = 1155,87 kN
Maka,
Ptinag = 1057,75 kN < Pijin = 1155,87 kN (memenuhi)

3. Pengecekan pondasi tipe P4

Tabel 4.85 Data Joint Reaksi Gempa Nominal Tipe P4


Joint FZ MX MY
Label (kN) (kN-m) (kN-m)
27 3101,47 138,05 77,19
Sumber : Data Analisis, 2019

P M y x X i M x x Yi
Qi = ± ±
n ∑ X2 ( ) ∑ Y2 ( )
Dimana :
N = jumlah tiang dalam satu pile cap
∑ (X2) = jumlah kuadrat jarak X terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
∑ (Y2) = jumlah kuadrat jarak Y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
Xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu X
Yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu Y.
50

P1 P2
250
150
50

P3 P4
50 150 50
250

Gambar 4.84 Pondasi Tipe P4


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019
303

Dimensi kolom = 60 cm x 60 cm
Dimensi pondasi = Ø 50 cm
Kapasita 1 pile, Pijin = 770,58 kN
Jumlah tiang (n) =4

Tabel 4.86 Koordinat Pile Tipe P4


X Y X2 Y2
Pile No.
(m) (m) (m) (m)
P1 -0,75 0,75 0,56 0,56
P2 0,75 0,75 0,56 0,56
P3 -0,75 -0,75 0,56 0,56
P4 0,75 -0,75 0,56 0,56
∑ (jumlah) 2,25 2,25
Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.87 Distribusi Beban Gempa Nominal Kekelompok Tiang Tipe P4


P/n Mx*Y / ∑Y2 My*X / ∑X2 P tiang
Pile No.
(kN) (kN) (kN) (kN)
P1 775,37 46,02 -25,73 795,65
P2 775,37 46,02 25,73 847,11
P3 775,37 -46,02 -25,73 703,62
P4 775,37 -46,02 25,73 755,08
Sumber : Data Analisis, 2019

Dari tabel diatas diambil P tiang terbesar yaitu terjadi pada P2 = 1004,41 kN
Pijin = Pijin x 1,5
= 770,58 x 1,5 = 1155,87 kN
Maka,
Ptinag = 847,11 kN < Pijin = 1155,87 kN (memenuhi)
304

4. Pengecekan pondasi tipe P10

Tabel 4.88 Data Joint Reaksi Gempa Nominal Tipe P10


Joint FZ MX MY
Label (kN) (kN-m) (kN-m)
43 9431,11 459,1927 888,18
Sumber : Data Analisis, 2019

P M y x X i M x x Yi
Qi = ± ±
n ∑ X2 ( ) ∑ Y2 ( )
Dimana :
N = jumlah tiang dalam satu pile cap
∑ (X2) = jumlah kuadrat jarak X terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
∑ (Y2) = jumlah kuadrat jarak Y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
Xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu X
Yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu Y.

50

P1 P2 P3
150
400

P4 P5 P6 P7
150
50

P8 P9 P10

50 150 150 150 150 50


700

Gambar 4.85 Pondasi Tipe P10


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

Dimensi kolom = 60 cm x 60 cm
Dimensi pondasi = Ø 50 cm
Kapasita 1 pile, Pijin = 770,58 kN
Jumlah tiang (n) = 10
305

Tabel 4.89 Koordinat Pile Tipe P10


X Y X2 Y2
Pile No.
(m) (m) (m) (m)
P1 -3 1,5 9 2,25
P2 0 1,5 0 2,25
P3 3 1,5 9 2,25
P4 -3 0 9 0
P5 -1,5 0 2,25 0
P6 1,5 0 2,25 0
P7 3 0 9 0
P8 -3 -1,5 9 2,25
P9 0 -1,5 0 2,25
P10 3 -1,5 9 2,25
∑ (jumlah) 58,5 13,5
Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.90 Distribusi Beban Gempa Nominal Kekelompok Tiang Tipe P10
P/n Mx*Y / ∑Y2 My*X / ∑X2 P tiang
Pile No.
(kN) (kN) (kN) (kN)
P1 943,11 51,02 -45,55 948,58
P2 943,11 51,02 0 994,13
P3 943,11 51,02 45,55 1039,68
P4 943,11 0 -45,55 897,56
P5 943,11 0 -22,77 920,34
P6 943,11 0 22,77 965,88
P7 943,11 0 45,55 988,66
P8 943,11 -51,02 -45,55 846,54
P9 943,11 -51,02 0 892,09
P10 943,11 -51,02 45,55 937,64
Sumber : Data Analisis, 2019

Dari tabel diatas diambil P tiang terbesar yaitu terjadi pada P3 = 1039,68 kN
Pijin = Pijin x 1,5
= 770,58 x 1,5 = 1155,87 kN
Maka,
Ptinag = 1039,68 kN < Pijin = 1155,87 kN (memenuhi)
306

4.5.6.2 Distribusi Beban Gempa Ultimit pada Kelompok Tiang


1. Pengecekan pondasi tipe P1

Tabel 4.91 Data Joint Reaksi Gempa Ultimit Tipe P1


Joint FZ MX MY
Label (kN) (kN-m) (kN-m)
40 1297,47 182,64 119,01
Sumber : Data Analisis, 2019

P M y x X i M x x Yi
Qi = ± ±
n ∑ X2 ( ) ∑ Y2 ( )
Dimana :
N = jumlah tiang dalam satu pile cap
∑ (X2) = jumlah kuadrat jarak X terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
∑ (Y2) = jumlah kuadrat jarak Y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
Xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu X
Yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu Y.
50
100
50

50 50
100

Gambar 4.86 Pondasi Tipe P1


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

Dimensi kolom = 60 cm x 60 cm
Dimensi pondasi = Ø 50 cm
Kapasita 1 pile, Pijin = 770,58 kN
Jumlah tiang (n) =1
307

Tabel 4.92 Koordinat Pile Tipe P1


X Y X2 Y2
Pile No.
(m) (m) (m) (m)
P1 0 0 0 0
∑ (jumlah) 0 0
Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.93 Distribusi Beban Gempa Ultimit Kekelompok Tiang Tipe P1


P/n Mx*Y / ∑Y2 My*X / ∑X2 P tiang
Pile No.
(kN) (kN) (kN) (kN)
P1 1297,47 0 0 1297,47
Sumber : Data Analisis, 2019

Dari tabel diatas diambil P tiang terbesar yaitu terjadi pada P1 = 1297,47 kN
Pijin = Pijin x 2,5
= 770,58 x 1,5 = 1926,45 kN
Maka,
Ptinag = 1297,47 kN < Pijin = 1926,45 kN (memenuhi)

2. Pengecekan pondasi tipe P2

Tabel 4.94 Data Joint Reaksi Gempa Ultimit Tipe P2


Joint FZ MX MY
Label (kN) (kN-m) (kN-m)
36 2509,14 347,83 156,00
Sumber : Data Analisis, 2019

P M y x X i M x x Yi
Qi = ± ±
n ∑ X2 ( )∑ Y2 ( )

Dimana :
N = jumlah tiang dalam satu pile cap
∑ (X2) = jumlah kuadrat jarak X terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
∑ (Y2) = jumlah kuadrat jarak Y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
308

Xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu X


Yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu Y.

50
100
50
P1 P2
50 150 50
250

Gambar 4.87 Pondasi Tipe P2


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

Dimensi kolom = 60 cm x 60 cm
Dimensi pondasi = Ø 50 cm
Kapasita 1 pile, Pijin = 770,58 kN
Jumlah tiang (n) =2

Tabel 4.95 Koordinat Pile Tipe P2


X Y X2 Y2
Pile No.
(m) (m) (m) (m)
P1 -0,75 0 0,56 0
P2 0,75 0 0,56 0
∑ (jumlah) 1,13 0
Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.96 Distribusi Beban Gempa Ultimit Kekelompok Tiang Tipe P2


P/n Mx*Y / ∑Y2 My*X / ∑X2 P tiang
Pile No.
(kN) (kN) (kN) (kN)
P1 1254,57 0 -104 1150,57
P2 1254,57 0 104 1358,57
Sumber : Data Analisis, 2019

Dari tabel diatas diambil P tiang terbesar yaitu terjadi pada P2 = 1358,57 kN
Pijin = Pijin x 2,5
= 770,58 x 1,5 = 1926,45 kN
309

Maka,
Ptinag = 1358,57 kN < Pijin = 1926,45 kN (memenuhi)

3. Pengecekan pondasi tipe P4

Tabel 4.97 Data Joint Reaksi Gempa Ultimit Tipe P4


Joint FZ MX MY
Label (kN) (kN-m) (kN-m)
32 2869,74 264,61 195,63
Sumber : Data Analisis, 2019

P M y x X i M x x Yi
Qi = ± ±
n ∑ X2 ( ) ∑ Y2 ( )
Dimana :
N = jumlah tiang dalam satu pile cap
∑ (X2) = jumlah kuadrat jarak X terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
∑ (Y2) = jumlah kuadrat jarak Y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
Xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu X
Yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu Y.
50

P1 P2
250
150
50

P3 P4
50 150 50
250

Gambar 4.88 Pondasi Tipe P4


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

Dimensi kolom = 60 cm x 60 cm
Dimensi pondasi = Ø 50 cm
310

Kapasita 1 pile, Pijin = 770,58 kN


Jumlah tiang (n) =4

Tabel 4.98 Koordinat Pile Tipe P4


X Y X2 Y2
Pile No.
(m) (m) (m) (m)
P1 -0,75 0,75 0,56 0,56
P2 0,75 0,75 0,56 0,56
P3 -0,75 -0,75 0,56 0,56
P4 0,75 -0,75 0,56 0,56
∑ (jumlah) 2,25 2,25
Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.99 Distribusi Beban Gempa Ultimit Kekelompok Tiang Tipe P4


P/n Mx*Y / ∑Y2 My*X / ∑X2 P tiang
Pile No.
(kN) (kN) (kN) (kN)
P1 717,43 88,20 -65,21 740,43
P2 717,43 88,20 65,21 870,85
P3 717,43 -88,20 -65,21 564,02
P4 717,43 -88,20 65,21 694,44
Sumber : Data Analisis, 2019

Dari tabel diatas diambil P tiang terbesar yaitu terjadi pada P2 = 870,85 kN
Pijin = Pijin x 2,5
= 770,58 x 1,5 = 1926,45 kN
Maka,
Ptinag = 870,85 kN < Pijin = 1926,45 kN (memenuhi)

4. Pengecekan pondasi tipe P10

Tabel 4.100 Data Joint Reaksi Gempa Ultimit Tipe P10


Joint FZ MX MY
Label (kN) (kN-m) (kN-m)
50 14611,66 1380,81 1591,67
Sumber : Data Analisis, 2019
311

P M y x X i M x x Yi
Qi = ± ±
n ∑ X2 ( ) ∑ Y2 ( )
Dimana :
N = jumlah tiang dalam satu pile cap
∑ (X2) = jumlah kuadrat jarak X terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
∑ (Y2) = jumlah kuadrat jarak Y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
Xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu X
Yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu Y.

50
P1 P2 P3

150
400
P4 P5 P6 P7

150
50
P8 P9 P10

50 150 150 150 150 50


700

Gambar 4.89 Pondasi Tipe P10


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

Dimensi kolom = 60 cm x 60 cm
Dimensi pondasi = Ø 50 cm
Kapasita 1 pile, Pijin = 770,58 kN
Jumlah tiang (n) = 10

Tabel 4.101 Koordinat Pile Tipe P10


X Y X2 Y2
Pile No.
(m) (m) (m) (m)
P1 -3 1,5 9 2,25
P2 0 1,5 0 2,25
P3 3 1,5 9 2,25
P4 -3 0 9 0
P5 -1,5 0 2,25 0
P6 1,5 0 2,25 0
312

P7 3 0 9 0
P8 -3 -1,5 9 2,25
P9 0 -1,5 0 2,25
P10 3 -1,5 9 2,25
∑ (jumlah) 58,5 13,5
Sumber : Data Analisis, 2019

Tabel 4.102 Distribusi Beban Gempa Ultimit Kekelompok Tiang Tipe P10
P/n Mx*Y / ∑Y2 My*X / ∑X2 P tiang
Pile No.
(kN) (kN) (kN) (kN)
P1 1461,17 153,42 -81,62 1532,97
P2 1461,17 153,42 0 1614,59
P3 1461,17 153,42 81,62 1696,21
P4 1461,17 0 -81,62 1379,54
P5 1461,17 0 -40,81 1420,35
P6 1461,17 0 40,81 1501,98
P7 1461,17 0 81,62 1542,79
P8 1461,17 -153,42 -81,62 1226,12
P9 1461,17 -153,42 0 1307,74
P10 1461,17 -153,42 81,61 1389,37
Sumber : Data Analisis, 2019

Dari tabel diatas diambil P tiang terbesar yaitu terjadi pada P3 = 1696,21 kN
Pijin = Pijin x 2,5
= 770,58 x 1,5 = 1926,45 kN
Maka,
Ptinag = 1696,21 kN < Pijin = 1926,45 kN (memenuhi)

4.5.7 Cek Terhadap Geser Pons dan Geser Lentur


4.5.7.1 Pile Cap Tipe P-1
1. Cek Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 60 cm
Vu pons = Pu
= 1016,66 kN
Keliling bidang kritis geser pons (bo) :
bo = 2 x (b + d) + 2 x (h + d)
313

= 2 x (600 + 600) + 2 x (600 + 600)


= 4800 mm
ϕVc pons = 0,75 x 0,33 x f' c x bo x d

= 0,75 x 0,33 x 30 x 4800 x 600


= 3,904 x 106 N
= 3904,17 kN
Kontrol :
Vu pons < Vc pons
1016,66 kN < 3904,17 kN (memenuhi)

2. Cek Terhadap Geser Lentur


Pengecekan geser lentur tidak dilakukan karena untuk d = 60 cm tiang pancang
berada didalam bidang geser yang terbentuk.
Sehingga,
Tebal pile cap (th) = d + 15 cm + selimut beton + ½ dia. Tul. pile cap
= 60 + 15 + 5 + ½ x 1,6 = 80,8 cm ≈ 85 cm

4.5.7.2 Pile Cap Tipe P-2


1. Cek Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 60 cm
Vu pons = Pu
= 2025,59 kN
Keliling bidang kritis geser pons (bo) :
bo = 2 x (b + d) + 2 x (h + d)
= 2 x (600 + 600) + 2 x (600 + 600)
= 4800 mm
ϕVc pons = 0,75 x 0,33 x f' c x bo x d

= 0,75 x 0,33 x 30 x 4800 x 600


= 3,904 x 106 N
= 3904,17 kN
Kontrol :
Vu pons < Vc pons
314

2025,59 kN < 3904,17 kN (memenuhi)

2. Cek Terhadap Geser Lentur


Pengecekan geser lentur tidak dilakukan karena untuk d = 60 cm tiang pancang
berada didalam bidang geser yang terbentuk.
Sehingga,
Tebal pile cap (th) = d + 15 cm + selimut beton + ½ dia. Tul. pile cap
= 60 + 15 + 5 + ½ x 1.9 = 80,95 cm ≈ 85 cm

4.5.7.3 Pile Cap Tipe P-4


1. Cek Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 60 cm
Vu pons = Pu
= 3101,47 kN
Keliling bidang kritis geser pons (bo) :
bo = 2 x (b + d) + 2 x (h + d)
= 2 x (600 + 600) + 2 x (600 + 600)
= 4800 mm
ϕVc pons = 0,75 x 0,33 x f' c x bo x d

= 0,75 x 0,33 x 30 x 4800 x 600


= 3,904 x 106 N
= 3904,17 kN
Kontrol :
Vu pons < Vc pons
3101,47 kN < 3904,17 kN (memenuhi)

2. Cek Terhadap Geser Lentur


Pengecekan geser lentur tidak dilakukan karena untuk d = 60 cm tiang pancang
berada didalam bidang geser yang terbentuk.
Sehingga,
Tebal pile cap (th) = d + 15 cm + selimut beton + ½ dia. Tul. pile cap
= 60 + 15 + 5 + ½ x 1,9 = 80,95 cm ≈ 85 cm
315

4.5.7.4 Pile Cap Tipe P-10


1. Cek Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 60 cm
Vu pons = Pu
= 9431,11 kN
Keliling bidang kritis geser pons (bo) :
bo = 2 x (b + d) + 2 x (h + d)
= 2 x (1955 + 600) + 2 x (1955 + 600)
= 10220 mm
ϕVc pons = 0,75 x 0,33 x f' c x bo x d

= 0,75 x 0,33 x 30 x 10220 x 600


= 8,313 x 106 N
= 8313 kN
Kontrol :
Vu pons < Vc pons
9431,11 kN < 8313 kN (memenuhi)

2. Cek Terhadap Geser Lentur


Pengecekan geser lentur dilakukan karena untuk d = 60 cm tiang pancang
berada didalam bidang geser yang terbentuk.
Vu geser lentur = Q1 + Q3 + Q4 + Q7 + Q8 +Q10
= 5658,66 kN
ϕVc geser lentur = 0,75 x 0,17 x f' c x B x d

= 0,75 x 0,17 x 30 x 7000 x 600


= 2933 kN
Kontrol :
Vu geser lentur > ϕVc geser lentur
5658,66 kN > 2933 kN (memenuhi)
Sehingga,
Tebal pile cap (th) = d + 15 cm + selimut beton + ½ dia. Tul. pile cap
= 60 + 15 + 5 + ½ x 2,2 = 81,1 cm ≈ 85 cm
316

4.5.8 Perhitungan Penulangan Pile Cap


4.5.8.1 Pile Cap Tipe P-1
Momen terhadap titik berat kolom :
Mu = P1 x 0,3
= 1016,66 x 0,3
= 304,998 kN.m = 304,998 x 106 N.mm
B = 1000 mm
d = 600 mm
f’c = 30 MPa
fy = 400 MPa

Mencari nilai β1
Jika f’c ≤ 28 MPa, maka β1 = 0,85
f’c > 56 MPa, maka β1 = 0,65
 f' c - 28 
Jika f’c > 28 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
Untuk f’c = 30 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005   = 0,8486
 7 
Mu 304,998 x 10 6
Mn = = = 3,812 x 108 N.mm
0,8 0,8
Mn
K = 2
B x d x 0,85 x f' c

3,812 x 10 8
=
1000 x 600 2 x 0,85 x 30
= 0,0415

F = 1− 1− 2 x k
= 1 − 1 − 2 x 0,0415

= 0,0424
β1 x 450
Fmax =
600 + fy
0,8486 x 450
=
600 + 400
= 0,382
317

F ≤ Fmax Tulangan tunggal


F > Fmax Tulangan rangkap
Karena kondisi F < Fmax maka digunakan perhitungan untuk tulangan tunggal

F x B x d x 0,85 x f' c
As =
fy
0,0424 x 1000 x 600 x 0,85 x 30
=
400
= 1622,96 mm2

ρmin = 0,0025 ( nilai ρmin untuk plat)


Asmin = ρmin x B x d
= 0,0025 x 1000 x 600
= 900 mm2

Karena As > As min maka digunakan As = 1622,96 mm2


Digunkan tulangan D16 As tul. = 0,25 x π x 16 = 200,96 mm2
1622,96
Jumah tulangan (As) = = 8,076 ≈ 9 buah
200,96
Jarak tulangan = 1000/9 = 111,11 mm ≈ 100 mm
Digunakan tulangan D16-100

Untuk tulangan atas (As’) = 0,15% x B x d


= 0,15% x 1000 x 600 = 900 mm2
Digunkan tulangan D16 As tul. = 0,25 x π x 16 = 200,96 mm2
900
Jumah tulangan (As) = = 4,479 ≈ 5 buah
200,96
Jarak tulangan = 1000/5 = 200 mm
Digunakan tulangan D16-200

4.5.8.2 Pile Cap Tipe P-2


Momen terhadap titik berat kolom :
Mu = P2 x 0,5
= 1057,75 x 0,5
318

= 528,876 kN.m = 528,876 x 106 N.mm


B = 2500 mm
d = 600 mm
f’c = 30 MPa
fy = 400 MPa

Mencari nilai β1
Jika f’c ≤ 28 MPa, maka β1 = 0,85
f’c > 56 MPa, maka β1 = 0,65
 f' c - 28 
Jika f’c > 28 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
Untuk f’c = 30 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005   = 0,8486
 7 
Mu 528 ,876 x 10 6
Mn = = = 6,611 x 108 N.mm
0,8 0 ,8
Mn
K = 2
B x d x 0,85 x f' c

6,611 x 10 8
=
2500 x 600 2 x 0,85 x 30
= 0,0288

F = 1− 1− 2 x k
= 1 − 1 − 2 x 0,0288

= 0,0292
β1 x 450
Fmax =
600 + fy

0,8486 x 450
=
600 + 400
= 0,382

F ≤ Fmax Tulangan tunggal


F > Fmax Tulangan rangkap
Karena kondisi F < Fmax maka digunakan perhitungan untuk tulangan tunggal
319

F x B x d x 0,85 x f' c
As =
fy
0,0292 x 2500 x 600 x 0,85 x 30
=
400
= 2795,42 mm2

ρmin = 0,0025 ( nilai ρmin untuk plat)


Asmin = ρmin x B x d
= 0,0025 x 2500 x 600
= 3750 mm2

Karena As < As min maka digunakan As min = 3750 mm2


Digunkan tulangan D19 As tul. = 0,25 x π x 19 = 283,385 mm2
3750
Jumah tulangan (As) = = 13,233 ≈ 14 buah
283,385
Jarak tulangan = 2500/14 = 178,57 mm ≈ 150 mm
Digunakan tulangan D19-150

Untuk tulangan atas (As’) = 0,15% x B x d


= 0,15% x 2500 x 600 = 2250 mm2
Digunkan tulangan D16 As tul. = 0,25 x π x 16 = 200,96 mm2
2250
Jumah tulangan (As) = = 11,196 ≈ 12 buah
200,96
Jarak tulangan = 2500/12 = 208,33 mm ≈ 200 mm
Digunakan tulangan D16-200

4.5.8.3 Pile Cap Tipe P-4


Momen terhadap titik berat kolom :
Mu = P1 x 0,5
= 847,11 x 0,5
= 423,557 kN.m = 423,557 x 106 N.mm
B = 2500 mm
d = 600 mm
f’c = 30 MPa
320

fy = 400 MPa

Mencari nilai β1
Jika f’c ≤ 28 MPa, maka β1 = 0,85
f’c > 56 MPa, maka β1 = 0,65
 f' c - 28 
Jika f’c > 28 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
Untuk f’c = 30 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005   = 0,8486
 7 
Mu 423 ,557 x 10 6
Mn = = = 5,294 x 108 N.mm
0,8 0 ,8
Mn
K = 2
B x d x 0,85 x f' c

5,294 x 10 8
=
2500 x 600 2 x 0,85 x 30
= 0,0233

F = 1− 1− 2 x k
= 1 − 1 − 2 x 0,0231

= 0,0458
β1 x 450
Fmax =
600 + fy

0,8486 x 450
=
600 + 400
= 0,382

F ≤ Fmax Tulangan tunggal


F > Fmax Tulangan rangkap
Karena kondisi F < Fmax maka digunakan perhitungan untuk tulangan tunggal

F x B x d x 0,85 x f' c
As =
fy
0,0 233 x 2500 x 600 x 0,85 x 30
=
400
321

= 2232,08 mm2

ρmin = 0,0025 ( nilai ρmin untuk plat)


Asmin = ρmin x B x d
= 0,0025 x 2500 x 600
= 3750 mm2

Karena As < As min maka digunakan As min = 3750 mm2


Digunkan tulangan D19 As tul. = 0,25 x π x 19 = 283,385 mm2
3750
Jumah tulangan (As) = = 13,233 ≈ 14 buah
283,3855
Jarak tulangan = 2500/14 = 178,571 mm ≈ 150 mm
Digunakan tulangan D19-150

Untuk tulangan atas (As’) = 0,15% x B x d


= 0,15% x 2500 x 600 = 2250 mm2
Digunkan tulangan D16 As tul. = 0,25 x π x 16 = 200,96 mm2
2250
Jumah tulangan (As) = = 11,196 ≈ 12 buah
200,96
Jarak tulangan = 2500/12 = 208,33 mm ≈ 200 mm
Digunakan tulangan D16-200

4.5.8.4 Pile Cap Tipe P-10


Momen terhadap titik berat kolom :
Mu = (P3 x 3)
= 1039,68 x 3
= 3119,039 kN.m = 3119,039 x 106 N.mm
B = 7000 mm
d = 600 mm
f’c = 30 MPa
fy = 400 MPa

Mencari nilai β1
322

Jika f’c ≤ 28 MPa, maka β1 = 0,85


f’c > 56 MPa, maka β1 = 0,65
 f' c - 28 
Jika f’c > 28 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005  
 7 
 30 - 28 
Untuk f’c = 30 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005   = 0,8486
 7 
Mu 3119 ,039 x 10 6
Mn = = = 3,899 x 109 N.mm
0,8 0 ,8
Mn
K = 2
B x d x 0,85 x f' c

3,899 x 10 9
=
7000 x 600 2 x 0,85 x 30
= 0,0607

F = 1− 1− 2 x k
= 1 − 1 − 2 x 0,0607

= 0,0626
β1 x 450
Fmax =
600 + fy

0,8486 x 450
=
600 + 400
= 0,382

F ≤ Fmax Tulangan tunggal


F > Fmax Tulangan rangkap
Karena kondisi F < Fmax maka digunakan perhitungan untuk tulangan tunggal

F x B x d x 0,85 x f' c
As =
fy

0,0626 x 7000 x 600 x 0,85 x 30


=
400
= 16770,19 mm2

ρmin = 0,0025 ( nilai ρmin untuk plat)


323

Asmin = ρmin x B x d
= 0,0025 x 7000 x 600
= 10500 mm2

Karena As < As min maka digunakan As min = 16770,19 mm2


Digunkan tulangan D22 As tul. = 0,25 x π x 22 = 379,94 mm2
16770,19
Jumah tulangan (As) = = 44,139 ≈ 45 buah
379,94
Jarak tulangan = 7000/45 = 150 mm ≈ 100 mm
Digunakan tulangan D22-100

Untuk tulangan atas (As’) = 0,15% x B x d


= 0,15% x 7000 x 600 = 6300 mm2
Digunkan tulangan D19 As tul. = 0,25 x π x 19 = 283,385 mm2
6300
Jumah tulangan (As) = = 22,231 ≈ 23 buah
283,385
Jarak tulangan = 7000/23 = 304,347 mm ≈ 200 mm
Digunakan tulangan D19-200
324

4.6 Perencanaan Tie Beam


Perencanaan tie beam (balok pengikat) meliputi penulangan utama dan
geser/sengkang. Balok pengikat yang didesain dan ditempatkan pada dasar kolom-
kolom struktur berfungsi untuk menyeragamkan penurunan yang terjadi pada struktur
tersebut dan untuk mengantisipasi tarikan atau tekanan yang terjadi pada kolom yang
bergoyang.

4.6.1 Gaya Aksial yang Bekerja pada Tie Beam


Menurut SNI 1726-2012 Pasal 7.13.6.1 Pur (Pile-cap) tiang individu, pier bor,
atau kaison harus dihubungkan satu sama lain dengan pengikat. Sebagai tambahan,
fondasi individu yang menyebar yang terletak pada tanah yang didefinisikan dalam
pasal 5 sebagai kelas situs SE dan SF harus dihubungkan satu sama lain dengan
pengikat. Semua pengikat harus mempunyai kuat tarik atau tekan desain paling sedikit
sama dengan gaya yang sama dengan 10 persen SDS kali beban mati terfaktor ditambah
beban hidup terfaktor pur atau kolom yang lebih besar.

Besar gaya aksial terfaktor pada kolom = 2660,736 kN


Pu ` = 10% x SDS x (1,2DL + 1,6LL)
= 10% x 0,612 x 2660,736
= 162,837 kN
Tegangan ijin tarik ijin beton menurut SNI 2847-2013 Pasal 9.5.2.3 :
frijin = 0,70 x f' c

= 0,70 x 30
= 3,834 MPa
Tegangan tarik yang terjadi menurut SNI 2847-2013 Pasal 9.5.2.3 :
Pu
fr =
φ xbxh
162837
=
0,8 x 300 x 500
= 1,359 MPa
Kontrol keamanan :
Tegangan tarik (fr) < Tegangan ijin (frijin)
1,359 MPa < 3,837 MPa OK.
325

4.6.2 Penulangan Tie Beam Menggunakan sP-Column


Penampang beton
Lebar = 300 mm
Tinggi = 500 mm
Penulangan
D = 16 mm
nst = 8 buah
Øs = 10 mm
F’c = 30 MPa
Fy = 400 MPa
Pu = 162,837 kN
Mu = 45,207 kN-m

Gambar 4.90 Pengecekan Tulangan Tie Beam 30x50 dengan sP-Column


Sumber : Data Analisis, 2019

Hasil analisa program sP-Column dengan tulangan 8D16 didapatkan rasio penulangan:
326

Gambar 4.91 Hasil Analisa sP-Column


Sumber : Data Analisis, 2019

ρ = 1,06%
Syarat :
1% < ρ < 6 %
1% < 1,06% < 6% OK.

Berdasarkan aplikasi sP-Column, dengan dimensi tie beam 30x50 cm,


menggunakan tulangan total 8D16 mampu menahan besarnya Pu sebesar 162,837 kN,
dan Mu 45,207 kN-m.

4.6.3 Perhitungan Tulangan Tranversal (Sengkang)


Besarnya gaya geser yang bekerja pada tie beam sebesar 33,905 kN

Gaya geser nominal


Vu 33,905
Vn = = = 45,207 kN
φ 0,75

Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur yang dibebani
tarik aksial menurut SNI 2847-2013 Pasal 11.2.1.2 :
 Nu   f' c 
Vc =  1 + x x b x d
 14 x A   6  w
 g   

Vc =  1 +
162,837   30 
x x 300 x 442
 14 x 300 x 500   6 

= 130,433 kN
327

Jika Vn < Vu, maka tidak membutuhkan tulangan geser


Vn < Vc
45,207 < 130, 433 OK.

Maka untuk tie beam yang didesain tidak membutuhkan tulangan geser.
Namun, tetap menggunakan tulangan geser 2Ø10-100 untuk tumpuan dan 2Ø10-150
untuk lapangan.

*Note : Untuk perhitungan tie beam dengan tipe yang lain dilakukan dengan cara yang
sama.

Dimensi Balok ( 30 x 50 )cm


Posisi Bentang Tumpuan (< 2h) Lapangan (> 2h)

4 4 4 4

BALOK 50 50

TB1
30 30

Tulangan Atas 4D16 4D16


Tulangan Bawah 4D16 4D16
Sengkang Ø10-100 Ø10-150
Tulangan Samping 2D10 2D10
Selimut Beton 4 cm
Beton K.350 (f'c.30 MPa)

Gambar 4.92 Detail Rencana Penulangan Tie Beam 30x50


Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

Dimensi Balok ( 25 x 45 )cm


Posisi Bentang Tumpuan (< 2h) Lapangan (> 2h)

4 4 4 4

BALOK 45 45

TB2
25 25

Tulangan Atas 4D16 4D16


Tulangan Bawah 4D16 4D16
Sengkang Ø10-100 Ø10-150
Tulangan Samping 2D10 2D10
Selimut Beton 4 cm
Beton K.350 (f'c.30 MPa)

Gambar 4.93 Detail Rencana Penulangan Tie Beam 25x45


Sumber : Data Analisis, 2019

Anda mungkin juga menyukai