Anda di halaman 1dari 256

BAB IV

PERHITUNGAN STRUKTUR

4.1 Perencanaan Struktur Atap


Pada perencanaan atap ini menggunakan struktur baja dengan bentuk atap limasan.
Dimana pada rangka atap limasan terdiri dari kuda-kuda penuh, setengah kuda-kuda,
kuda-kuda trapesium, dan setengah kuda-kuda trapesium. Perhitungan didasarkan pada
panjang bentang kuda-kuda. Dalam perhitungan perencanaan struktur atap ini hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah pembebanan (beban mati,beban hidup, beban angin),
kemudian berlanjut pada pendimensian rangka batang kuda-kuda tersebut, cek kekuatan,
dan yang terakhir perhitungan sambungan antar rangka batang kuda-kuda itu. Adapun
permodelan struktur atap untuk lebih jelasnya terilustrasi dalam gambar berikut :

Gambar 4.1 Perspektif Rangka Kuda-Kuda


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 14, 2021

92
93

Gambar 4.2 Tampak Atas Rangka Atap


Sumber : Data Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021

Gambar 4.3 Rencana Rangka Kuda – kuda Utama


Sumber : Data Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021
94

Gambar 4.4 Rencana Rangka Kuda – kuda 2


Sumber : Data Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021

Gambar 4.5 Rencana Rangka Kuda – kuda 3


Sumber : Data Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021

Gambar 4.6 Rencana Jurai


Sumber : Data Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021
95

4.1.1. Pedoman Perhitungan Atap


Dalam perhitungan perencanaan rangka atap ini, pedoman yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung. (PPPURG)
tahun 1987.
2. Gunawan, Rudy. 1988. Tabel Profil Konstruksi Baja. Penerbit Kanisius :
Yogyakarta.
3. Setiawan, Agus. 2013. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD.
Penerbit Erlangga : Jakarta.
4. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI
1729:2015.

4.1.2. Perhitungan Atap


Pada perencanaan gording,tahapan dalam perencanaan meliputi : data-
data teknis, pembebanan gording, kombinasi dan kontrol kekuatan profil pada
gording.
Data – data Perencanaan Kuda – kuda :
1. Bentuk Atap : Limasan
2. Bentang Kuda – kuda : 14 m
3. Jarak antar Kuda- kuda : 3,2 m
4. Kemiringan Atap : 30º
𝑥
5. Tinggi Kuda – kuda : tan 30º = 1
𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛g kuda−kuda
2
𝑥
0,577 = 1
× 14𝑚
2

𝑥 = 4,041
6. Bahan Penutup Atap : Genteng
7. Bahan rangka kuda – kuda : Baja double L
8. Mutu Baja : BJ 37
9. Mutu Baja Trackstang : BJ 37
10. Bahan Gording Utama : Baja lipped channels
11. Alat sambung : Baut
96

Sifat mekanis baja struktural untuk perencanaan di tetapkan


sebagai berikut :
• Modulus Elastisitas (E) = 29000 ksi (200000 Mpa)
• Modulus Geser (G) = 11200 ksi (77200 Mpa)
• Poisson Ratio (μ) = 30 %
(SNI 1729:2015)
• Mutu Baja = Bj 37
• Tegangan Leleh (Fy) = 240 Mpa
• Tegangan Ultimit (Fu) = 370 Mpa
• Tegangan Dasar = 160 Mpa
• Peregangan Minimum = 20 %

Berat bangunan dan komponen gedung di tetapkan sebagai berikut :


• Beban Mati
1. Berat Gording = 21,70 kg/m
2. Penutup Atap Genteng = 80,85 kg/m
3. Berat Trackstang = 2,170 kg/m
Total Beban Mati = berat gording + berat atap + berat trackstang
= 21,70 kg/m + 80,85 kg/m + 2,170 kg/m
= 104,72 kg/m
• Beban Plafond
4. Beban Plafond = 11 kg/m2
5. Beban Penggantung = 7 kg·m +
= 18 kg/m
• Beban Hidup
6. Beban Pekerja = 100 kg
97

• Beban Hujan
7. Beban Air Hujan = 0,0098 x (ds + dh)
= 0,0098 x (25mm)
= 0,245 kN/m2 = 24,5 kg/m2
(SNI 1727:2013)
• Beban Angin
8. Beban angin struktur bangunan ditentukan sebagai berikut :
Beban angina harus diambil dengan prosedur sesuai SNI 03-
2847:2013 Pasal 26.1.2.1. berdasarkan Pasal berikut ditetapkan prosedur
pengaruh untuk pemilihan perhitungan beban angin pada tugas akhir ini.
Prosedur pengaruh ini diperuntuknan untuk semua ketinggian bangunan.
Prosedur pengaruh disyaratkan dalam Pasal 27 Berikut langkah –
langkah untuk menentukan beban angin pada SPBAU Bangunan Gedung
dari Semua Ketinggian :
Langkah 1 : Tentukan kategori risiko bangunan gedung atau struktur
lain, lihat Tabel 1.5-1.
• Sesuai persyaratan yang ada bangunan gedung
tergolong kategori risiko II
Langkah 2 : Tentukan kecepatan angin dasar, V, untuk kategori risiko
yang sesuai
• V = 6,6 m/s (dataonline.bmkg.go.id/data_iklim)
Langkah 3 : Tentukan parameter beban angin :
a. Faktor arah angin, Kd, lihat Pasal 26.6 dan Tabel 26.6-1
• Kd = 0,85
b. Kategori eksposur B, C, atau D, lihat Pasal 26.7
• Eksposur B (daerah perkotaan dan pinggiran kota)
c. Faktor topografi, Kzt, lihat Pasal 26.8 dan Tabel 26.8-1
• Kzt = 1,0 (Pasal 26.8.2)
d. Klasifikasi ketertutupan, lihat Pasal 26.10
• Bangunan tergolong tertutup
98

e. Faktor efek tiupan angin, G, lihat Pasal 26.9


• G = 0,85 (Pasal 26.9.1)
f. Koefisien tekanan internal, (GCpi) lihat Pasal 26.11 dan
Tabel 26.11-1
• GCpi = + 0,18 ; - 0,18
Langkah 4 : Tentukan koefisien eksposur tekanan velositas Kz atau Kh,
Tabel 27.3.1
• Kz = 0,92
Dimana :
z = 23,9 m
zg = 365,8 m
α =7
4,6 < 23,9 < 365,8 (dalam meter)
Maka
2
𝑧 𝛼
Kz = 2,01 ˟ (zg)
2
23,9 7
= 2,01 ˟ (365,8)

= 0,92
Langkah 5 : Tentukan tekanan velositas, qz atau qh persamaan 27.3-1
• qz = 21,69 N/m2
Dimana
qz = 0,613 ˟ Kz ˟ Kzt ˟ Kd ˟ V2
= 0,613 ˟ (0,92) ˟ (1,0) ˟ (0,85) ˟ (6,6)2
= 20,88 N/m2
Langkah 6 : Tentukan koefisien tekanan, Cp atau CN
Sebelum menentukan beban angin ketika datang
dan pergi, terlebih dahulu tentukan nilai Cp (koefisien
tekan atap). Sesuai pada SNI 1727:2013 Pasal 27.4.1, Cp
angin datang dan angin pergi ditentukan dari 2 (dua)
komponen, yaitu : sudut (θ) dan h/L.
99

Tabel 4.1 Koefisien Tekanan Atap (Cp)

Sumber : SNI 1727:2013

Atap ini memiliki sudut (θ) sebesar 300 dan h/L


sebesar 1,725. Karena nilai h/L lebih dari 1 dan sudut (θ)
sebesar 300, sehingga didapatkan untuk Cp sisi angin
datang, bagian atas sebesar -0,3 sedangkan bagian bawah
didapat 0,2. Untuk Cp sisi angin pergi didapat -0,6.

Langkah 7 : Hitung tekanan angin, P, dari persamaan 27.4-1


Dengan demikian untuk menentukan sisi angin datang
(Windward) sebagai berikut.
P1 = qGCp atas – q(GCpi)
= 20,88 ˟ 0,85 ˟ (-0,3) – 20,88 ˟ (0,18)
= - 9,08 N/m2
P2 = qGCp bawah – q(GCpi)
= 20,88 ˟ 0,85 ˟ (0,2) – 20,88 ˟ (- 0,18)
= 7,31 N/m2
100

Nilai P untuk angin datang merupakan nilai terbesar


antara P1 dan P2 sehingga didapatkan nilai P sebesar 7,31
N/m2. Untuk sisi angin pergi (Leeward).

P1 = qGCp atas – q(GCpi)


= 20,88 ˟ 0,85 ˟ (-0,6) – 20,88 ˟ (0,18)
= - 14,41 N/m2
P2 = qGCp bawah – q(GCpi)
= 20,88 ˟ 0,85 ˟ (-0,6) – 20,88 ˟ (- 0,18)
= - 6,90 N/m2

4.1.3. Perhitungan Gording


Data perencanaan pehitungan gording menggunakan profil Lipped
Channel 150 ˟ 65 ˟ 20 ˟ 3,2 dengan data sebagai berikut :

Gambar 4.7 Profil Lipped Channel 150·65·20·3,2


Sumber : Tabel Profil Konstruksi Baja Ir. Rudy Gunawan hal.51
101

Tabel 4.2 Lipped Channel (Baja Kanal C Ringan)


SIZE SECTION
WEIGHT
SIZE (mm) ht (A) b (B) a (C) t (T) AREA
mm in mm in mm in mm in cm² in² Kg/m Kg/ft Lb/ft

150 × 65 × 20 × 3,2 150 5,906 65 2,559 20 0,787 3,2 0,126 9,567 1,483 7,51 2,288 5,047

Cx Cy Ix Iy ix iy Zx Zy
4 4 4 4
cm in cm in cm in cm in cm in cm in cm³ in³ cm³ in³

0 0 2,11 0,131 332 7,976 53,8 1,293 5,89 2,319 2,37 0,933 44,3 2,703 12,2 0,744

Sumber : Tabel Profil Konstruksi Baja Ir. Rudy Gunawan hal.51& 52

Data profil gording Lipped Channel 150.65.20.3,2 :


• cy = 21,1 mm
Tabel Profil Konstruksi Baja Ir. Rudy Gunawan hal.51& 52
• Modulus penampang plastis terhadap sumbu X :
ℎ ℎ ℎ 𝑎 ℎ 𝑡
Zx = [2 × (t × 2 × 4 )] + [2 × (a × t (2 − 2 ))] + [2 × ((b − 2𝑡) × (2 − 2))]

150 150 150 20


= [2 × (3,2 × 2
×
4
)] + [2 × (20 × 3,2 ( 2
− ))] +
2

150 3,2
[2 × ((65 − (2 × 3,2)) × ( 2
− ))]
2

= 53,848 mm3
• Modulus penampang plastis terhadap sumbu Y :

Zy = h × t × (c – t/2) + 2 × a × t × (b – c – t/2) + t × (c – t)² + t ×


(b – t – c)²
= 150 × 3,2 × (21,1 – 3,2/2) + 2 × 20 × 3,2 × (65 – 21,1 – 3,2/2) +
3,2 × (21,1 – 3,2)² + 3,2 × (65 – 3,2 – 21,1)²
= 21.100 mm3
Perhitungan Gording dan Sagrod 2011 : M Noer Ilham hal. 2
• Ix = 3.320.000 mm4
• Iy = 538.000 mm4
• Sx = 44.300 mm3
• Sy = 12.200 mm3
Tabel Profil Konstruksi Baja Ir. Rudy Gunawan hal.51& 52
102

Pembebanan Gording

Gambar 4.8 Permodelan Pembebanan Gording


Sumber : Data Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021

Asumsi : perletakan sendi – sendi. Karena sumbu X-X merupakan


sumbu kuat, maka digunakan trekstang untuk memperpendek bentang
gording searah sumbu X-X dengan jarak = ½ x jarak antar kuda –kuda.
Dipasang 1 trekstang pada tengah bentang, maka :
Lx = ½ × jarak kuda-kuda = 1,6 m
(dipasang 1 trakstang pada tengah bentang)
Ly = 3,2 m

1. Beban Mati
Beban mati yang diterima oleh gording adalah beban merata
yang berasal dari berat sendiri gording, berat kaso, dan atap yang ada
di atasnya. Untuk rincian pembebanannya adalah sebagai berikut:
• Berat gording = 21,70 kg/m
• Beban penutup atap : 50 kg/m² × 1,617 = 80,85 kg/m
• Berat Trackstang (10% × 21,70 kg/m) = 2,170 kg/m +
Total Beban Mati = 104,72 kg/m
qx = q sin α qy = q cos α
= 104,72 sin 30º = 104,72 cos 30º
= 52,36 kg/m = 90,69 kg/m
103

Perhitungan Momen :
1 1
Mx = 8 · qy · Ly² My = 8 · qx · Lx²
1 1
= 8 · 90,69 · 3,2² = 8 · 52,36 · 1,6²

= 116,083 kg·m = 16,76 kg·m

2. Beban Hidup
Beban hidup merupakan beban yang terpusat, adapun pada
perencanaan atap ini yang dimaksud beban hidp adalah beban
pekerja yang berdiri diatasnya serta beban hujan.
Beban Hidup Pekerja
P=L = 100kg
PLx = p sin α = 100 sin 30º = 50 kg
PLy = p cos α = 100 cos 30º = 86,602 kg

Gambar 4.9 Pembebanan Hidup


Sumber : Data Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021

Perhitungan Momen Pembebanan hidup Pekerja :


1 1
Mx = 4 · PLy · Ly My = 4 · PLx · Lx
1 1
= 4 · 86,602 · 3,2 = 4 · 50 · 1,6

= 69,282 kg·m = 20 kg·m


104

3. Beban Air Hujan


Beban Air Hujan = 24,5 kg/m2
q𝑥 = q sin α
= 24,5 × sin 30°
= 12,25 kg
q𝑦 = q cos α
= 24,5 × cos 30°
= 21,22 kg

Perhitungan Momen Pembebanan :


1 1
M𝑋 = 4 × q 𝑦 × Ly M𝑦 = 4 × q 𝑥 × Lx
1 1
= 8 × 21,22 × 3,2² = 8 × 12,25 × 1,6²

= 27,162 kg.m = 3,92 kg.m


4. Beban Angin

Gambar 4.10 Permodelan Angin


Sumber : Data Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021

Karena beban angin bekerja tegak lurus sumbu x sehingga


hanya ada Mx. Beban angin kondisi normal, minimal qy = 25 kg/m²

Perhitungan Momen Pembebanan :


1
M𝑋 = 8 × qy × L²
1
= 8 × 25 × 3,2²

= 32 kg.m
105

Tabel 4.3 Beban Dan Momen Yang Terdistribusi Pada Gording

Beban Terdistribusi (q) Momen


My
Jenis Beban q qx (kg/m) qy (kg/m) Mx (kg.m)
(kg.m)
Mati 104,72 52,36 90,69 116,083 16,76
Hujan 24,5 12,25 21,22 27,162 3,92
Angin Tekan 25 0 25 32 0
Angin Hisap 25 0 25 32 0
Point (P) Momen
Jenis Beban P Px (kg) Py (kg) Mx (kg.m) My (kg.m)
Hidup 100 50 86,602 69,282 20
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Table 4.4 Kombinasi Beban

Mux Muy
No. Kombinasi Beban
(kg.m) (kg.m)
1 U = 1,4D 162,5162 23,464
U = 1,2D + 0,5Lr 173,9406 30,112
2
U = 1,2D + 0,5R 149,8806 22,072
U = 1,2D + 1,6R + 0,5W 189,1588 53,9712
U = 1,2D + 1,6R - 0,5W 157,1588 53,9712
3
U = 1,2D + 1,6Lr + 0,5W 266,1508 52,112
U = 1,2D + 1,6Lr -0,5W 234,1508 53,9712
U = 1,2D + 1,0W + 0,5R 181,8806 30,693
U = 1,2D - 1,0W + 0,5R 117,8806 30,693
4
U = 1,2D + 1,0W + 0,5Lr 205,9406 54,753
U = 1,2D - 1,0W + 0,5Lr 141,9406 54,753
U = 0,9D + 1,0W 136,4747 15,084
5
U = 0,9D - 1,0W 72,4747 15,084
Maks 266,151 54,753
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Nilai Mux dan Muy diambil yang terbesar dari keseluruhan kombinasi
beban. Kemudian, cek klasifikasi penampang sesuai dengan SNI 1729:2015
Tabel B4.1b. pada kasus ini yang sesuai adalah kasus 10 dan 15.
106

Tabel 4.5 Rasio Tebal Terhadap Lebar Elemen Tekan Komponen Struktur
yang Menahan Tekan Aksial

Sumber : SNI 1729:2015


• Kasus 10, uji terhadap sayap
𝐵 65
λ = 𝑡 = 3,2 = 20,313

𝐸
λp = 0,38√fy

200.000
= 0,38√ 240

= 10,969
𝐸
λr = 1,0√fy

200.000
= 1,0 √ 240

= 28,867
• Kasus 10 menyatakan bahwa penampang sayap tak kompak (λp < λ < λr)
• Kasus 15, uji terhadap web
H 150
λ =t = = 46,875
w 3,2

𝐸
λp = 3,76√fy

200.000
= 3,76 √ 240
= 108,542
107

𝐸
λr = 5,70√fy

200.000
= 5,70 √ 240
= 164,545

• Kasus 15 menyatakan bahwa penampang web kompak (λ < λp)


Dengan demikian dapat ditentukan kekuatan lentur nominal (Mn)
sesuai SNI 1729:2015 pasal F6 mengenai tekuk sayap tekan untuk
penampang dengan sayap nonkompak.
𝜆−𝜆𝑝
Mnx = (𝑧𝑥 ˟ fy) − {[(𝑧𝑥 ˟ fy) − (0,7 ˟ fy ˟ S𝑥 )] ˟ (𝜆 )}
𝑟 −𝜆𝑝

= (53.848 ˟ 240) − {[(53.848 ˟ 240) − (0,7 ˟ 240 ˟ 44.300)] ˟


20,313 −10,969
( 28,867−10,969 )}

= 10.061.994 N·mm
= 1006,199 kg·m
𝜆−𝜆𝑝
Mny = (𝑧𝑦 ˟ fy) − {[(𝑧𝑦 ˟ fy) − (0,7 ˟ fy ˟ S𝑦 )] ˟ (𝜆 )}
𝑟 −𝜆𝑝

= (21.100 ˟ 240) − {[(21.100 ˟ 240) − (0,7 ˟ 240 ˟ 12.200)] ˟


20,313 - 10,969
(28,867 - 10,969)}

= 3.490.274 N·mm
= 349,027 kg·m
Cek kekuatan gording terhadap persyaratan cek lentur dua arah
𝑀ux 𝑀uy
+ ≤ 1,00
𝜑 Mnx 𝜑 Mny

266,151 54,753
+ 0,9 ˟ (349,027) ≤ 1,00
0,9 ˟ (1006,199)

0,468 < 1,00


(Memenuhi syarat. Aman Terhadap Tekuk)
108

Sehingga,
Tabel 4.6 Cek Kekuatan Gording
Cek Kekuatan Gording (kg.m)
Mnx 779 > 266,151 Mux
Mny 237 > 54,753 Muy
Cek Lentur 2 Arah
0,636 < 1 (Aman)
Sumber : Data Analisis, 2021

Lakukan pengecekan lendutan dengan beban yang ditinjau merupakan


beban mati, dan beban hidup.
• Batas lendutan maksimum adalah :
1
fmaks (g) = 240 × L

keterangan :
L → Jarak antar kuda – kuda (cm) = 3,2 m
1
fmaks (g) = × 320 = 1,333 cm = 0,0133 m
240

• Lendutan yang timbul terhadap Sumbu X

∆fx = fx beban mati + fx beban hidup

5 𝑞𝑥 ˟ L𝑦 4 1 𝑃𝑥 ˟ L𝑦 3
= 384 ˟ [ ] + 48 ˟ [ ]
E ˟ I𝑦 E ˟ I𝑦

5 52,36 · 10-3 ˟ 32004 1 50 . 101 ˟ 32003


= 384 ˟ [ ] + 48 ˟ [2 · 105 ˟ 48 · 104 ]
2 · 105 ˟ 48 · 104

= 7,447 mm = 0,745 cm
• Lendutan yang timbul terhadap Sumbu Y

∆fy = fy beban mati + fy beban hidup

5 𝑞𝑦 ˟ L𝑥 4 1 𝑃𝑦 ˟ L𝑥 3
= 384 ˟ [ ] + 48 ˟ [ ]
E ˟ I𝑥 E ˟ I𝑥

5 90,69 · 10-3 ˟ 16004 1 86,602 · 101 ˟ 16003


= 384 ˟ [ 2 · 105 ˟ 295 · 104 ] + 48 ˟ [ ]
2 · 105 ˟ 295·104

= 1,31 mm = 0,131 cm
109

• Total lendutan yang dialami gording :

∆ftotal = √∆fx 2 + ∆fy 2

= √0,7452 + 0,1312
= 0,756 cm

∆ftotal < fmaks (g)

0,756 cm < 1,333 cm → (aman)

Selanjutnya pengecekan terhadap tahanan geser berdasarkan SNI 1729:2015


pasal G2.
Aw = H ˟ tw
= 150 ˟ 3,2
= 480 mm2
h/tw = 150 / 3,2
= 46,875 mm < 260 mm, sehingga kv = 5
𝑘𝑣 ˟ E 5 ˟ 200.000
1,10√ = 1,10√
fy 240

= 71,005 mm, h/tw < 71,005 mm,


maka Cv = 1
Vn = 0,6 ˟ fy ˟ Aw ˟ Cv
= 0,6 ˟ 240 ˟ 480 ˟ 1
= 69.120 N
ϕVn = 0,9 ˟ Vn
= 0,9 ˟ 69.120
= 62.208 N
110

Beban terhadap sumbu x,


Table 4.7 Beban Geser
Jenis Beban Vux (kg) Vux (N)
Mati 116,083 1138,385
Hujan 27,162 266,368
Angin 32 313,813
Hidup 69,282 679,424
Sumber : Data Analisis, 2021

Tabel 4.8 Kombinasi Beban Geser

No. Kombinasi Beban Vux (N)

1 U = 1,4D 1.593,739
U = 1,2D + 0,5Lr 1.499,246
2
U = 1,2D + 0,5R 1.522,9685
U = 1,2D + 1,6R + 0,5W 2.207,8748
U = 1,2D + 1,6R - 0,5W 1.528,4508
3
U = 1,2D + 1,6Lr + 0,5W 2.131,9628
U = 1,2D + 1,6Lr - 0,5W 1.452,5388
U = 1,2D + 1,0W + 0,5R 2.202,3925
U = 1,2D - 1,0W + 0,5R 843,5445
4
U = 1,2D + 1,0W + 0,5Lr 2.178,67
U = 1,2D - 1,0W + 0,5Lr 819,822
U = 0,9D + 1,0W 1.703,9705
5
U = 0,9D - 1,0W 345,1225
Maks 2202,3925
Sumber : Data Analisis, 2021

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tahanan geser dalam batasan


aman (ϕVn = 381.024 N > Vu = 2.202,3925 N). ➔ (AMAN)
111

4.1.4. Perhitungan Dimensi Trackstang


Beban Mati qx = 90,69 kg/m
Beban Hidup Px = 86,602 kg/m
Jarak Kuda – kuda = 3,2 m
Total beban = (90,69 kg ˟ 3,2 m) + 86,602 kg/m = 376,81 kg

Penggunaan 1 trackstang, maka P/2 = 376,81 kg / 2 = 188,405 kg


𝑃 𝑃 188,405
σ= → Fn = = = 0,078 cm²
𝐹𝑛 𝜎 2400

Fbr = 1,25 fn

Dimana :
Fbr = Luas Penampang Brutto
Fn = Luas Penampang Netto

Fbr = 1,25 fn
= 1,25 ˟ 0,078
= 0,0975 cm²
1
Fbr = 4 ˟ π ˟ d²

𝐹𝑏𝑟 × 4
d =√ 𝜋

0,0975 × 4
=√ 3,14

= 0,352 cm → 3,52 mm → 8 mm
112

4.1.5. Perencanaan Kuda – kuda


Pada perencanaan kuda – kuda, tahapan dalm perencanaan meliputi : data
– data teknis, pembebanan kuda – kuda, dan kontrol kekuatan profil pada kuda –
kuda.
4.1.5.1 Data – data Perencanaan
1. Bentang kuda-kuda = 14 m
2. Jarak kuda-kuda = 3,2 m
3. Profil Kuda – kuda = 2L·75·75·6
4. Sudut kemiringan = 300
5. Jarak gording = 1,617 m
Profil Gording = Lipped Channel (Baja Kanal C Ringan)
150×65×20×3,2
(Tabel Profil Konstruksi Baja Ir. Rudy Gunawan hal.51& 52)
6. Penutup atap = Genteng
7. Sambungan = Baut A307
Diameter Baut (Ø) = 16 mm
Tebal Plat Buhul = 10 mm
(Asumsi)
8. Berat gording = 21,70 kg/m
9. Mutu baja = BJ 370
10. Tegangan leleh (fy) = 240 Mpa
11. Tegangan Ultimit (fu) = 370 Mpa
12. Peregangan minimum = 20%
13. Berat penutup atap genteng = 50 kg/m2
(PPPURG 1987, hal 6)
14. Berat per Unit Volume = 7850 kg/m3
(Tabel 1, PPPURG 1987, hal 5)
15. Beban Hidup pada Gording = 100 kg
(Pasal 2.1.2.2, PPPURG 1987, hal 7)
16. Beban angin = 25 kg/m2
(Sesuai dengan perhitungan sebelumnya)
113

4.1.5.2 Pembebanan Kuda – kuda

Gambar 4.11 Posisi Pendistribusian Beban


Sumber : Data Pribadi Auto CAD 2017, 2021

1. Pembebanan akibat beban hidup (Lr)


Beban hidup merupakan beban terpusat. Dimana beban yang
bekerja yaitu beban pekerja sebesar 100 kg pada saat pekerjaan atap
dilaksanakan. Namun karena beban air hujan lebih besar dari beban
pekerja, sehingga dipakai beban air hujan.
Beban Air Hujan = 0,0098 ˟ (ds + dh)
= 0,0098 ˟ (25mm)
= 0,245 kN/m2 = 24,5 kg/m2
P1 = Beban hujan ˟ Jarak Gording ˟ Jarak antar Kuda - kuda ˟ 0,5
= 24,5 ˟ 1,617 ˟ 3,2 ˟ 0,5
= 63,386 kg = 633,86 N
P2 = Beban hujan ˟ Jarak Gording ˟ Jarak antar Kuda - kuda ˟ 1
= 24,5 ˟ 1,617 ˟ 3,2 ˟ 1
= 126,773 kg = 1267,73 N
P3 = Beban hujan ˟ Jarak Gording ˟ Jarak antar Kuda - kuda ˟ 1
= 24,5 ˟ 1,617 ˟ 3,2 ˟ 1
= 126,773 kg = 1267,73 N
114

Gambar 4.12 Input Beban Hidup


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 14, 2021

2. Pembebanan akibat beban mati (D)


a. Beban gording = 21,70 kg/m
P1 = Beban gording ˟ Jarak antar Kuda - kuda ˟ 1
= 21,70 ˟ 3,2 ˟ 1
= 69,44 kg = 694,4 N
P2 = Beban gording ˟ Jarak antar Kuda - kuda ˟ 1
= 21,70 ˟ 3,2 ˟ 1
= 69,44 kg = 694,4 N
P3 = Beban gording ˟ Jarak antar Kuda - kuda ˟ 2
= 21,70 ˟ 3,2 ˟ 2
= 138,88 kg = 1388,8 N
b. Beban akibat penutup atap genteng = 50 kg/m2
P1 = Beban penutup atap ˟ Jarak Gording ˟ Jarak antar Kuda ˟ 0,5
= 50 ˟ 1,617 ˟ 3,2 ˟ 0,5
= 129,36 kg = 1293,6 N
P2 = Beban penutup atap ˟ Jarak Gording ˟ Jarak antar Kuda ˟ 1
= 50 ˟ 1,617 ˟ 3,2 ˟ 1
= 258,72 kg = 2587,2 N
P3 = Beban penutup atap ˟ Jarak Gording ˟ Jarak antar Kuda ˟ 1
= 50 ˟ 1,617 ˟ 3,2 ˟ 1
= 258,72 kg = 2587,2 N
115

c. Beban akibat trackstang


P1 = 10% ˟ (P1 beban gording)
= 10% ˟ (694,4)
= 69,44 N
P2 = 10% ˟ (P2 beban gording)
= 10% ˟ (694,4)
= 69,44 N

P3 = 10% ˟ (P3 beban gording)


= 10% ˟ (1388,8)
= 138,88 N
Sehingga,
P1 = P1 beban gording + P1 beban penutup atap + P1 trackstang
= 694,4 + 1293,6 + 69,44
= 2056,84 N
P2 = P2 beban gording + P2 beban penutup atap + P2 trackstang
= 694,4 + 2587,2 + 69,44
= 3350,84 N
P3 = P3 beban gording + P3 beban penutup atap + P3 trackstang
= 1388,8 + 2587,2 + 138,88
= 4114,68 N

Gambar 4.13 Input Beban Mati


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 14, 2021
116

3. Pembebanan akibat angin (W)


Beban angin tekan dan hisap = 25 kg/m2
P1 = Beban angin ˟ Jarak Gording ˟ Jarak antar Kuda - kuda ˟ 0,5
= 25 ˟ 1,617 ˟ 3,2 ˟ 0,5
= 64,68 kg = 646,8 N
Sin 30º · 64,68 = 32,34 kg
Cos 30º · 64,68 = 56,01 kg
P2 = Beban angin ˟ Jarak Gording ˟ Jarak antar Kuda - kuda ˟ 1
= 25 ˟ 1,617 ˟ 3,2 ˟ 1
= 129,36 kg = 1293,6 N
Sin 30º · 129,36 = 64,68 kg
Cos 30º · 129,36 = 112,029 kg
P3 = Beban angin ˟ Jarak Gording ˟ Jarak antar Kuda - kuda ˟ 0,5
= 25 ˟ 1,617 ˟ 3,2 ˟ 0,5
= 64,68 kg = 646,8 N
Sin 30º · 64,68 = 32,34 kg
Cos 30º · 64,68 = 56,01 kg

Gambar 4.14 Input Beban Angin


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 14, 2021
117

4. Pembebanan akibat berat pelafond


Beban plafond dan penggantung = 18 kg/m2
Beban plafond ˟ Jarak kuda−kuda ˟ Panjang kuda−kuda
BP = Jumlah buhul
18 ˟ 3,2 ˟ 14
= 10

= 80,64 kg = 806,4 N
P1 = BP × 0.5
= 806,4 × 0.5
= 403,2 N
P2 = BP = 806,4 N

Gambar 4.15 Input Beban Plafond


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 14, 2021

5. Beban akibat berat sendiri kuda-kuda


Adalah beban permanen yang timbul sebagai akibat dari profil baja
itu sendiri. Dimana pada perhitunga di SAP 2000 sudah terhitung secara
otomatis. Dalam perencanaan ini menggunakan profil baja Double Angel
Shape.
118

4.1.5.3 Kombinasi Beban


Output gaya batang yang diperoleh dikombinasikan dengan kombinasi
pembebanan DFBK.
Tabel 4.9 Kombinasi Pembebanan

No. Kombinasi Beban DFBK

1 U = 1,4D
2 U = 1,2D + 0,5R
3 U = 1,2D + 1,6R + 0,5W
4 U = 1,2D + 1,6R - 0,5W
5 U = 1,2D + 1,0W + 0,5R
6 U = 1,2D - 1,0W + 0,5R
7 U = 0,9D + 1,0W
8 U = 0,9D - 1,0W
Sumber : Data Analisis, 2021

Berikut adalah output gaya kombinasi pembebanan (beban terfaktor)


menggunakan SAP 2000.

Tabel 4.10 Kombinasi Beban Pada Batang Atas


Nama P (kN)
Bagian
Batang DL Lr W Cb1 Cb2 Cb3 Cb4 Cb5 Cb6 Cb7 Cb8 Max Max Min Min
2 -31,65 -16,516 0,084 -44,31 -38,715 -40,291 -40,375 -38,631 -38,8 -28,401 -28,569 0,084 -44,31
3 -27,28 -14,068 0,034 -38,191 -33,37 -34,749 -34,783 -33,336 -33,403 -24,518 -24,585 0,034 -38,191
4 -22,74 -11,545 0,00372 -31,838 -27,82 -28,983 -28,987 -27,816 -27,823 -20,464 -20,471 0,00372 -31,838
11 -18,14 -8,997 -0,023 -25,396 -22,192 -23,134 -23,111 -22,214 -22,169 -16,349 -16,304 -0,023 -25,396
-13,67
Atas

12 -6,476 -0,056 -19,134 -16,716 -17,438 -17,383 -16,772 -16,661 -12,356 -12,245 -0,056 -19,134
0,084 -44,39
44 -13,72 -6,842 -0,371 -19,21 -16,781 -17,661 -17,289 -17,152 -16,41 -12,72 -11,978 -0,371 -19,21
45 -18,19 -9,364 -0,399 -25,472 -22,256 -23,387 -22,987 -22,655 -21,857 -16,774 -15,975 -0,399 -25,472
46 -22,80 -11,911 -0,424 -31,914 -27,884 -29,261 -28,838 -28,308 -27,461 -20,939 -20,092 -0,424 -31,914
47 -27,33 -14,434 -0,451 -38,266 -33,434 -35,056 -34,605 -33,885 -32,983 -25,051 -24,148 -0,451 -38,266
48 -31,70 -16,88 -0,499 -44,386 -38,78 -40,647 -40,148 -39,279 -38,281 -29,032 -28,035 -0,499 -44,386

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021


119

Tabel 4.11 Kombinasi Beban Pada Batang Bawah


Nama P (kN)
Bagian
Batang DL Lr W Cb1 Cb2 Cb3 Cb4 Cb5 Cb6 Cb7 Cb8 Max Max Min Min
49 4,609 2,568 4,253 6,452 5,636 7,996 3,743 9,89 1,383 8,401 -0,106 9,89 -0,106
50 4,685 2,606 4,24 6,559 5,729 8,086 3,847 9,969 1,49 8,456 -0,023 9,969 -0,023
51 0,847 0,464 3,2 1,186 1,036 2,68 -0,52 4,236 -2,164 3,962 -2,438 4,236 -2,438
52 -3,076 -1,713 2,134 -4,306 -3,762 -2,85 -4,984 -1,628 -5,896 -0,634 -4,902 2,134 -5,896
Bawah 53 -7,065 -3,922 1,065 -9,891 -8,641 -8,467 -9,531 -7,576 -9,705 -5,294 -7,423 1,065 -9,891
9,971 -9,891
54 4,609 2,565 -4,257 6,452 5,636 3,741 7,998 1,38 9,893 -0,109 8,404 9,893 -4,257
55 4,685 2,605 -4,241 6,559 5,729 3,846 8,087 1,488 9,971 -0,025 8,458 9,971 -4,241
56 0,847 0,463 -3,2 1,186 1,036 -0,52 2,68 -2,164 4,237 -2,438 3,963 4,237 -3,2
57 -3,076 -1,714 -2,132 -4,306 -3,762 -4,983 -2,851 -5,894 -1,629 -4,901 -0,636 -0,636 -5,894
58 -7,065 -3,923 -1,061 -9,891 -8,641 -9,53 -8,469 -9,702 -7,58 -7,419 -5,297 -1,061 -9,891

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.12 Kombinasi Beban Pada Batang Vertikal


Nama P (kN)
Bagian
Batang DL Lr W Cb1 Cb2 Cb3 Cb4 Cb5 Cb6 Cb7 Cb8 Max Max Min Min
1 18,763 9,983 -0,01 26,268 22,947 23,892 23,902 22,937 22,957 16,876 16,896 26,268 -0,01
59 0,879 -0,048 -0,017 1,23 1,052 1,039 1,056 1,035 1,069 0,774 0,808 1,23 -0,048
61 3,265 1,231 0,608 4,571 3,968 4,383 3,775 4,576 3,36 3,546 2,33 4,576 0,608
Vertikal

63 5,623 2,491 1,22 7,872 6,851 7,689 6,469 8,071 5,631 6,281 3,84 8,071 1,22
65 7,989 3,76 1,83 11,185 9,744 11,005 9,175 11,575 7,914 9,021 5,36 11,575 26,268 1,83 -1,834
68 7,775 3,76 -1,834 10,884 9,486 8,915 10,749 7,653 11,32 5,163 8,831 11,32 -1,834
70 5,462 2,491 -1,223 7,646 6,658 6,274 7,497 5,435 7,88 3,693 6,138 7,88 -1,223
72 3,157 1,231 -0,609 4,42 3,839 3,646 4,255 3,23 4,448 2,233 3,451 4,448 -0,609
74 0,825 -0,049 0,016 1,155 0,988 0,991 0,975 1,004 0,972 0,758 0,726 1,155 -0,049

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.13 Kombinasi Beban Pada Batang Diagonal


Nama P (kN)
Bagian
Batang DL Lr W Cb1 Cb2 Cb3 Cb4 Cb5 Cb6 Cb7 Cb8 Max Max Min Min
60 -4,445 -2,467 -1,193 -6,223 -5,435 -6,254 -5,062 -6,628 -4,243 -5,193 -2,808 -1,193 -6,628
62 -6,012 -3,308 -1,619 -8,417 -7,352 -8,464 -6,845 -8,971 -5,732 -7,03 -3,791 -1,619 -8,971
64 -7,985 -4,379 -2,125 -11,178 -9,764 -11,229 -9,104 -11,889 -7,64 -9,311 -5,062 -2,125 -11,889
Diagonal

66 -9,502 -5,401 -2,66 -13,302 -11,636 -13,479 -10,82 -14,295 -8,976 -11,211 -5,892 -2,66 -14,295
2,67 -14,3
67 -9,287 -5,399 2,67 -13,001 -11,378 -10,556 -13,227 -8,707 -14,048 -5,688 -11,028 2,67 -14,048
69 -7,823 -4,378 2,128 -10,953 -9,571 -8,909 -11,037 -7,442 -11,699 -4,913 -9,169 2,128 -11,699
71 -5,904 -3,307 1,622 -8,266 -7,223 -6,714 -8,337 -5,6 -8,845 -3,691 -6,936 1,622 -8,845
73 -4,391 -2,466 1,194 -6,148 -5,371 -4,996 -6,191 -4,177 -6,565 -2,758 -5,146 1,194 -6,565

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021


120

4.1.5.4 Perhitungan Dimensi Batang Tarik


Berdasarkan hasil pemodelan dengan menggunakan program SAP
2000 v.14, didapatkan gaya terfaktor maksimum tarik. Berikut adalah gaya
aksial batang pada rangka kuda – kuda atap.
Tabel 4.14 Beban Maksimum Batang Tarik
Batang Nomor Batang P (kN)
Bawah 55 9,971
Vertikal 1 26,268
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Berikut adalah spesifikasi mutu baja yang digunakan serta data yang
digunakan untuk perhitungan pemodelan ketahanan nominal masing – masing
batang :
a. Mutu baja
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
E = 200000 MPa
b. Faktor ketahanan terhadap leleh, ϕ = 0,90
c. Faktor ketahanan terhadap fraktur, ϕ = 0,75
d. Faktor ketahanan terhadap tekan, ϕ = 0,85
e. Profil yang digunkan
Batang Bawah 2L 75.75.6
Batang Vertikal 2L 75.75.6
121

Tabel 4.15 Data Profil Baja Untuk Batang Tarik


Data profil rafter 2L 75.75.6
H 75 mm
B 75 mm
T 6 mm
Ag 872,7mm2
Rmin 23 mm
x-bar 20,6 mm
Jarak sisi baut terluar ke
120 mm
as baut terakhir
Jarak sisi terluar ke as
40 mm
baut pertama
Sumber : Tabel Katalog Baja Gunung Garuda

Gambar 4.16 Detail Profil Baja Siku


Sumber : Tabel Katalog Baja Gunung Garuda

Gambar 4.17 Asumsi Sambungan Baut


Sumber : Data Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021
122

A. Perhitungan Batang Bawah (2L 75.75.6) No. Batang 49, 50, 51, 52,
53, 54, 55, 56, 57, 68
• Pemeriksaan leleh tarik pada penampang bruto bawah
ϕPn = ϕ ˟ (2Ag) ˟ fy
= 0,9 ˟ (2 ˟ 872,7) ˟ 240
= 377.006,4 N
= 377,006 kN
Sehingga, ϕPn (377,006 kN) > Pu (9,971 kN). Profil yang digunakan
cukup menahan kondisi leleh.

• Pemeriksaaan keruntuhan tarik pada penampang bruto


Terlebih dahulu tentukan kasus awal untuk menentukan besar U
(faktor shear lag) pada tabel 3.2 SNI-1729-2015. Sehingga dapat
ditentukan :
Kasus Awal U = 0,5
𝑥
Kasus 2 U = 1 - ( 80)
20,6
U = 1-( )
80

U = 0,7425
Kasus 8 U = 0,8
Sehingga, U yang dipilih merupakan U maksimum dari kasus –
kasus di atas, yakni U = 0,8.
Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan SNI
1729:2015 pasal B4.3,
123

An1 = 2𝐴𝑔 − n ˟ (𝑑ℎ + 2) ˟ t


= (2 ˟ 872,7) – 4 ˟ (16 + 2) ˟ 6
= 1313,4 mm2
Keterangan :
- An = Luas Penampang bersih (Netto)
- Ag = Luas Penampang kotor (Brutto)
- n = banyak lubang dalam satu potongan
- d = diameter lubang
- t = tebal penampang

An2 = 0,85 ˟ 2A𝑔


= 0,85 ˟ (2 ˟ 872,7)
= 1483,59 mm2

Nilai An yang digunakan adalah yang terkecil maka An = 1313,4


mm2.
Ae = An ˟ U
= 1313,4 ˟ 0,8
= 1050,72 mm2
ϕPn = ϕ ˟ Fu ˟ Ae
= 0,75 ˟ 370 ˟ 1050,72
= 291574,8 N
= 291,574 kN
Sehingga, ϕPn(291,574 kN) > Pu (9,971 kN).
Profil Double Siku yang digunakan cukup untuk menahan
keruntuhan tarik.
124

B. Perhitungan Batang Vertikal (2L 75.75.6) No. Batang 1, 59, 61, 63,
65, 68, 70, 72, 74.
• Pemeriksaan leleh tarik pada penampang bruto bawah
ϕPn = ϕ ˟ (2Ag) ˟ fy
= 0,9 ˟ (2 ˟ 872,7) ˟ 240
= 377.006,4 N
= 377,006 kN
Sehingga, ϕPn (377,006 kN) > Pu (26,268 kN). Profil yang
digunakan cukup menahan kondisi leleh.

• Pemeriksaaan keruntuhan tarik pada penampang bruto


Terlebih dahulu tentukan kasus awal untuk menentukan besar U
(faktor shear lag) pada tabel 3.2 SNI-1729-2015. Sehingga dapat
ditentukan :
Kasus Awal U = 0,5
𝑥
Kasus 2 U = 1 - ( 80)
20,6
U = 1-( )
80

U = 0,7425
Kasus 8 U = 0,8
Sehingga, U yang dipilih merupakan U maksimum dari kasus –
kasus di atas, yakni U = 0,8.
Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan SNI
1729:2015 pasal B4.3,
125

An1 = 2𝐴𝑔 − n ˟ (𝑑ℎ + 2) ˟ t


= (2 ˟ 872,7) – 4 ˟ (16 + 2) ˟ 6
= 1313,4 mm2
Keterangan :
- An = Luas Penampang bersih (Netto)
- Ag = Luas Penampang kotor (Brutto)
- n = banyak lubang dalam satu potongan
- d = diameter lubang
- t = tebal penampang

An2 = 0,85 ˟ 2A𝑔


= 0,85 ˟ (2 ˟ 872,7)
= 1483,59 mm2

Nilai An yang digunakan adalah yang terkecil maka


An = 1313,4 mm2.
Ae = An ˟ U
= 1313,4 ˟ 0,8
= 1050,72 mm2
ϕPn = ϕ ˟ Fu ˟ Ae
= 0,75 ˟ 370 ˟ 1050,72
= 291574,8 N
= 291,574 kN
Sehingga, ϕPn (291,574 kN) > Pu (26,268 kN).
Profil Double Siku yang digunakan cukup untuk menahan
keruntuhan tarik.
126

4.1.5.5 Perhitungan Dimensi Batang Tekan


Berdasarkan hasil pemodelan dengan menggunakan program SAP
2000, didapatkan gaya terfaktor maksimum tekan. Berikut adalah gaya aksial
batang pada rangka kuda – kuda atap.
Tabel 4.16 Beban Maksimum Batang Tekan
Batang Nomor Batang P (kN)
Atas 2 0,084
Diagonal 67 2,67
Sumber : Data analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Berikut adalah spesifikasi mutu baja yang digunakan serta data yang
digunakan untuk perhitungan pemodelan ketahanan nominal masing – masing
batang :
a. Mutu baja
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
E = 200000 MPa
b. Faktor ketahanan terhadap leleh, ϕ = 0,90
c. Faktor ketahanan terhadap fraktur, ϕ = 0,75
d. Faktor ketahanan terhadap tekan, ϕ = 0,85
e. Profil yang digunkan
Batang Atas 2L 75.75.6
Batang Diagonal 2L 75.75.6
127

Tabel 4.17 Data Profil Baja Untuk Batang Tekan


Data profil rafter L 75.75.6
H 75 mm
B 75 mm
T 6 mm
Ag 872,7mm2
Rmin 23 mm
x-bar 20,6 mm
Jarak sisi baut terluar ke
120 mm
as baut terakhir
Jarak sisi terluar ke as
40 mm
baut pertama
Sumber : Tabel Katalog Baja Gunung Garuda

Gambar 4.18 Detail Profil Baja Siku


Sumber : Tabel Katalog Baja Gunung Garuda
128

A. Perhitungan Batang Atas (2L 75.75.6) No. Batang 2, 3, 4, 11, 12, 44,
45, 46, 47, 48.
• Akibat Tekuk Lentur
Terlebih dahulu periksa terhadap batasan lamda r sesuai
dengan SNI 1729:2015 tabel B4.1a mengenai rasio tebal terhadap
lebar elemen tekan komponen struktur yang menahan tekan aksial
dan didapatkan untuk kasus ini sesuai dengan kasus 3.
Tabel 4.18 Rasio Tebal Terhadap Lebar Elemen Tekan
Komponen Struktur yang Menahan Tekan Aksial

Sumber : SNI 1729:2015

𝐵 𝐸
Syarat : ≤ 0,45√𝐹𝑦
𝑡

75 200000
< 0,45√ → 12,5 ≤ 12,990
6 240

Sehingga profil yang digunakan (Double Siku) masih aman


terhadap tekuk lokal.

• Menentukan rasio kelangsingan (KL/r)


K = 1, sendi – sendi
Ixo = 461000 mm4
Iyo = 461000 mm4
Ag = Ag ˟ 2
= 872,7 ˟ 2
= 1745,4 mm2
129

Ix = { Ixo + [ A𝑔 ˟ (CoG𝑥 )2 ]} ˟ 2
= { 461000 + [ 1745,4 ˟ (0)2 ]} ˟ 2
= 922000 mm4
1
Iy = { Iyo + [ A𝑔 ˟ (CoG𝑦 + tebal pelat)2 ]} ˟ 2
2
1
= { 461000 + [1745,4 ˟ (20,6 + ˟ 10)2 ]} ˟ 2
2

= 3209730,7 mm4
𝐼𝑥
rx =√
𝐴𝑔

922000
=√ 1745,4

= 22,984 mm
𝐼𝑦
ry = √𝐴
𝑔

3209730,7
=√ 1745,4

= 42,883 mm
KL 1 ˟ 1616
=
𝑟𝑥 22,984

= 70,309 MPa
KL 1 ˟ 1616
=
𝑟𝑦 42,883

= 37,684 MPa
KL/r (rasio kelangsingan efektif) diatas sudah memenuhi syarat
SNI 1729:2015 pasal E2 mengenai panjang efektif yang
menyatakan bahwa KL/r < 200.

• Menghitung tegangan tekuk Euler, Fe


𝜋2 ˟ E
Fe = KL 2
( )
𝑟𝑥

𝜋 2 ˟ 200000
= (70,309)2

= 398,903 Mpa
130

• Menghitung tegangan kritis, Fcr


𝐸 200000
4,71 ˟ √Fy = 4,71 ˟ √ 240

= 135,966 MPa
𝐸 KL
4,71 ˟ √Fy (135,966 MPa) > (70,309 MPa)
𝑟𝑥

Sehingga,
Fy
Fcr = [0,658Fe ] ˟ Fy
240
= [0,658398,903 ] ˟ 240

= 95,012 MPa

• Menghitung Tekuk Torsi

Gambar 4.19 Potongan SNI 1729 Pasal E6


Sumber : SNI 1729:2015
131

Berdasarkan SNI 1729:2015 Pasal E6 ditentukan,


ri = 23 mm
Jarak gording
α = , diasumsikan memiliki 2 konektor.
3
1617
α = 3
KL/rmaks
α = 539 mm < αmaks = 3ri ˟ = 920,132 mm
4K

(OK)
𝛼
= 23,434 mm < 40 mm
ri

Maka,
KL KL
(𝑟) =(𝑟)
𝑚 𝑦

𝐸
= 37,684 MPa < 4,71 ˟ √Fy (135,966 MPa)

Sehingga,
𝜋2 ˟ E
Fe = KL
2
( )
𝑟𝑦

𝜋 2 ˟ 200000
= (37,684)2

= 1388,594 MPa
Fy
Fcry = [0,658Fe ] ˟ Fy
240
= [0,6581388,594 ] ˟ 240

= 223,251 MPa
x0 =0
𝑡𝑝
y0 = Cy -
2
6
= 20,6 - 2

= 17,6 mm
𝐼xo +𝐼yo
ṝ02 = + 𝑥0 2 + 𝑦0 2
𝐴𝑔

461000+461000
= 1745,4
+ 02 + 17, 62

= 838,006 mm2
132

𝑥0 2 +𝑦0 2
H =1−( )
𝑟0 2

02 +17,62
= 1 − ( 838,006 )

= 0,630
1
J = ∑ 3 𝑏𝑡 3
1 1
= (3 ˟ 75 ˟ 63 ) + (3 ˟ (75 − 6) ˟ 63 )

= 10368 mm4
F G˟J
crz =𝐴
𝑔 ˟ r0 2

77200 ˟ 10368
= 1745,4 ˟ 838,006

= 547,230 Mpa

Dengan demikian dapat ditentukan,

𝐹cry +𝐹crz 4 ˟ F cry ˟ Fcrz ˟ H


Fcr =( ) ˟ [1 − √1 − 2 ]
2H (𝐹cry +𝐹crz )

223,251 +547,230 4 ˟ 223,251 ˟ 547,230 ˟ 0,630


=( ) ˟ [1 − √1 − (223,251 +547,230)2
]
2 ˟ 0,630

= 187,224 MPa
Kemudian menentukan nilai Fcr terendah dari tekuk lentur dan tekuk
lentur torsi, sehingga didapatkan Fcr = 187,224 MPa
ϕPn = ϕ ˟ Fcr ˟ Ag
= 0,9 ˟ 187,224 ˟ 1745,4
= 294102,7 N
= 294,103 kN

Sehingga, ϕPn (294,103 kN) > Pu (0,084 kN). Profil yang


digunakan cukup menahan tekan. Dengan terpenuhinya kondisi
tekuk lentur dan tekuk torsi seperti yang dibuktikan pada
perhitungan di atas, maka profil yang digunakan yaitu 2L 75.75.6
memenuhi persyaratan pembebanan untuk profil batang atas.
133

B. Perhitungan Batang Diagonal (2L 75.75.6) No. Batang 60, 62, 64, 66,
67, 69, 71, 73
• Akibat Tekuk Lentur
Terlebih dahulu periksa terhadap batasan lamda r sesuai
dengan SNI 1729:2015 tabel B4.1a mengenai rasio tebal terhadap
lebar elemen tekan komponen struktur yang menahan tekan aksial
dan didapatkan untuk kasus ini sesuai dengan kasus 3.

Tabel 4.19 Rasio Tebal Terhadap Lebar Elemen Tekan


Komponen Struktur Yang Menahan Tekan Aksial

Sumber : SNI 1729:2015

𝐵 𝐸
Syarat : ≤ 0,45√𝐹𝑦
𝑡

75 200000
< 0,45√ → 12,5 ≤ 12,990
6 240

Sehingga profil yang digunakan (Double Siku) masih aman


terhadap tekuk lokal.

• Menentukan rasio kelangsingan (KL/r)


K = 1, sendi – sendi
rx = ry = 23 mm
sesuai dengan SNI 1729:2015 Pasal E5.1, sehingga :
𝐿 808
= = 35,130 < 80
𝑟𝑥 23
134

Maka,
KL 𝐿
= 72 + 0,75 ˟ 𝑟
𝑟 𝑥

808
= 72 + 0,75 ˟ 23

= 98,348 MPa
Maka rasio kelangsingan yang digunakan sebesar 98,348 MPa

• Menghitung tegangan tekuk Euler, Fe


𝜋2 × E
Fe = KL 2
( )
𝑟𝑥

𝜋 2 × 200000
= (98,348)2

= 203,872 Mpa

• Menghitung tegangan kritis, Fcr


𝐸 200000
4,71 ˟ √Fy = 4,71 ˟ √ 240

= 135,966 MPa
𝐸 KL
4,71 ˟ √Fy (135,966 MPa) > (98,348 MPa)
𝑟

Sehingga,
Fy
Fcr = [0,658Fe ] ˟ Fy
240
= [0,658203,872 ] ˟ 240

= 185,904 MPa
ϕPn = ϕ ˟ Fcr ˟ Ag20
= 0,9 ˟ 185,904 ˟ 872,7
= 146014,578 N
= 146,014 kN
Sehingga, ϕPn (146,014 kN) > Pu (2,67 kN). Profil yang digunakan
cukup menahan gaya tekan.
135

4.1.5.6 Perhitungan Sambungan Baut


Profil baut yang digunakan untuk struktur atap ini adalah baut tanpa ulir,
berikut adalah spesfikasi baut yang digunkan :
Tabel 4.20 Data Baut yang digunakan
DATA BAUT SUMBER
Mutu ASTM A307 SNI 1729:2015 hal. 9
Diamter Baut (M16) 16 mm SNI 1729:2015 hal. 126
Tabel J3.3M
Diameter Lubang 18 mm SNI 1729:2015 hal. 126
Tabel J3.3M
fy 240 MPa
fup 370 MPa
fub 60 MPa
r1 0,4
Sumber : SNI 1729:2015

• Tahanan Baut (tanpa ulir) Double Siku


fub = 60 MPa (ASTM A307)
Bidang Geser = 2
- Geser
ϕRn = ϕ ˟ m ˟ r1 ˟ fub ˟ Ab
= 0,75 ˟ 2 ˟ 0,4 ˟ 60 ˟ (0,25 ˟ π ˟ 162)
= 7234,56 N/baut
= 7,235 kN/baut
- Tumpu
ϕRn = ϕ ˟ 2,4 ˟ db ˟ tp ˟ fup
= 0,75 ˟ 2,4 ˟ 16 ˟ 10 ˟ 370
= 106560 N/baut
= 106,560 kN/baut

Tahanan yang digunakan untuk baut yang dipasang pada profil


batang double siku sebesar 7,235 kN. Cek kebutuhan baut setiap batang
dengan syarat minimal baut di setiap batang adalah 2 baut.
136

• Pemeriksaan keruntuhan geser blok


Pemeriksaan ini didasari SNI 1729:2015 Pasal J4.3,
L = jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 120 mm
H = jarak sisi terluar ke as pertama = 40 mm
Agv = (L ˟ tp) ˟ 2
= (120 ˟ 6) ˟ 2
= 1440 mm2
Anv = {L – [1,5 ˟ (dh + 2)]} ˟ tp ˟ 2
= {120 – [1,5 ˟ (16 + 2)]} ˟ 6 ˟ 2
= 1116 mm2
Ant = {H – [0,5 ˟ (dh + 2)]} ˟ tp ˟ 2
= {40 - [0.5 ˟ (16 + 2)]} ˟ 6 ˟ 2
= 372 mm2
Rn1 = (0,6 ˟ Fu ˟ Anv) + (Ubs ˟ Fu ˟ Ant)
= (0,6 ˟ 370 ˟ 1116) + (1 ˟ 370 ˟ 372)
= 385392 N
Rn2 = (0,6 ˟ Fy ˟ Agv) + (Ubs ˟ Fu ˟ Ant)
= (0,6 ˟ 240 ˟ 1440) + (1 ˟ 370 ˟ 372)
= 345000 N
Rn = min (Rn1, Rn2)
= 345000 N = 345 kN
ϕRn = 0,75 ˟ Rn
= 0,75 ˟ 345 = 258,75 kN
Sehingga, ϕPn (258,75 kN) > Pu terbesar (26,268 kN). Jadi Profil (Double
Siku) yang digunakan cukup untuk menahan keruntuhan geser blok.
Dengan terpenuhinya kondisi leleh, fraktur, dan geser blok seperti
yang dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil yang digunakan
yaitu 2L 75.75.6 memenuhi persyaratan pembebanan untuk profil batang
bawah dan komponen struktur tarik di atas ditentukan oleh kekuatan
geser blok. Kekuatan tarik desain menurut DFBK yakni sebesar 258,75
kN.
137

Tabel 4.21 Kebutuhan Baut Batang Atas


No. P (kN) Baut
Bagian Dominan ɸRn
Batang Max Max Min Min Hasil Bulat
2 0,084 -44,31 0,0008 2
3 0,034 -38,191 0,0003 2
4 0,00372 -31,838 0,0000 2
11 -0,023 -25,396 -0,0002 2
12 -0,056 -19,134 -0,0006 2

Atas
0,084 -44,386 Tekan 99,475
44 -0,371 -19,21 -0,0037 2
45 -0,399 -25,472 -0,0040 2
46 -0,424 -31,914 -0,0043 2
47 -0,451 -38,266 -0,0045 2
48 -0,499 -44,386 -0,0050 2

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.22 Kebutuhan Baut Batang Bawah


No. P (kN) Baut
Bagian Dominan ɸRn
Batang Max Max Min Min Hasil Bulat
49 9,89 -0,106 0,0994 2
50 9,969 -0,023 0,1002 2
51 4,236 -2,438 0,0426 2
52 2,134 -5,896 0,0215 2
Bawah

53 1,065 -9,891 0,0107 2


9,971 -9,891 Tarik 99,475
54 9,893 -4,257 0,0995 2
55 9,971 -4,241 0,1002 2
56 4,237 -3,2 0,0426 2
57 -0,636 -5,894 -0,0064 2
58 -1,061 -9,891 -0,0107 2

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.23 Kebutuhan Baut Batang Vertikal


No. P (kN) Baut
Bagian Dominan ɸRn
Batang Max Max Min Min Hasil Bulat
1 26,268 -0,01 0,5281 2
59 1,23 -0,048 0,0247 2
61 4,576 0,608 0,092 2
63 0,1623 2
Vertikal

8,071 1,22
65 11,575 26,268 1,83 -1,834 Tarik 49,737 0,2327 2
68 11,32 -1,834 0,2276 2
70 7,88 -1,223 0,1584 2
72 4,448 -0,609 0,0894 2
74 1,155 -0,049 0,0232 2

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021


138

Tabel 4.24 Kebutuhan Baut Batang Diagonal


No. P (kN) Baut
Bagian Dominan ɸRn
Batang Max Max Min Min Hasil Bulat
60 -1,193 -6,628 -0,024 2
62 -1,619 -8,971 -0,0326 2
64 -2,125 -11,889 -0,0427 2

Diagonal
66 -2,66 -14,295 -0,0535 2
2,67 -14,295 Tekan 49,737
67 2,67 -14,048 0,0537 2
69 2,128 -11,699 0,0428 2
71 1,622 -8,845 0,0326 2
73 1,194 -6,565 0,024 2

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

• Jarak Antar Baut

Gambar 4.20 Jarak antar Baut


Sumber : Data Pribadi Auto CAD 2017, 2021

Syarat :
3db < S < 15 tp / 200 mm
1,5 db < S1 < (4tp + 100 mm) / 200 mm
3 × 19 < S < 15 × 10
57 < S < 150 ➔ S = 80 mm
1.5 × 19 < S1 < (4 × 10 + 100)
28.5 < S1 < 140 ➔ S1 = 40 mm
139

4.1.5.7 Perhitungan Angkur dan Base Plate


Berikut adalah data reaksi tumpuan dan displacement yang didapatkan
dari model struktur dengan menggunakan program SAP 2000 v.14.
Tabel 4.25 Reaksi Tumpuan & Kombinasi Gaya pada Tumpuan
Kombinasi
Ruv Ruh
Gaya (N)
Cb 1 31942,2 26091,3
Cb 2 27909,9 22833
Cb 3 26638 24008,1
Cb 4 31517,7 23721,5
Cb 5 23030,3 23119,6
Cb 6 32789,5 22546,4
Cb 7 15654,7 17059,6
Cb 8 25413,9 16486,4
Nilai Maks 32789,5 26091,3
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Pu = Ruv maks = 32789,5 N


Vu = Ruh maks = 26091,3 N
Penetapan ukuran base plate dengan pengecekan syarat dibawah ini : Pu
≤ φc Pp
Dengan :
φc = 0,6
𝐴
Pp = 0,85 ˟ f'c ˟ A1 ˟ √𝐴2
1

= 0,85 ˟ 30 ˟ B ˟ N ˟ 2
Keterangan :
- F’c = Mutu beton
- A1 = Luasan Base Plate
- A2 = Luasan Pedestal (bantalan)
- B = Lebar Plat = 300 mm
- N = Panjang Plat = 300 mm
140

Maka,
φc ˟ Pp = Pu
0,6 ˟ 0,85 ˟ 30 ˟ B ˟ N ˟ 2 = Pu
𝑃
(B ˟ N) perlu = 0,6 ˟ 0,85 ˟𝑢30 MPa ˟ 2
32789,5
= 0,6 ˟ 0,85 ˟ 30 MPa ˟ 2

= 1071,552 mm2
Diperoleh ukuran base plate perlu sebesar 1071,552 mm2, maka ukuran
base plate pake harus memenuhi syarat > (B ˟ N) perlu, seperti di bawah
ini :
B = 300 mm
N = 300 mm
B ˟ N = 300 ˟ 300 = 90000 mm2
Dengan menggunakan ukuran base plate (300 mm ˟ 300 mm)
90000 mm2 > 1071,552 mm2, sehingga desain base plate sudah aman.

Kemudian dalam menentukan jumlah angkur, terlebih dahulu lakukan


pengecekan bahwa Vu ≤ φ ˟ fv ˟ Ab ˟ n
Dengan :
φ = 0,75
fv = 0,6 ˟ 240 = 144 MPa, dengan menggunakan angkur A307
dengan diameter 16 mm
n = jumlah angkur
Maka,
Vu ≤ φ ˟ fv ˟ Ab ˟ n
26091,3 N = 0,75 ˟ 144 MPa ˟ (0,25 ˟ π ˟ 162) ˟ n
26091,3
n = 0,75 ˟ 144 ˟ (0,25 ˟ π ˟ 162)

= 1,202 unit
Minimum penggunaan angkur dalam struktur adalah 2 unit, sehingga
dipasang 4 unit angkur A307 dengan diameter 16 mm.
141

Gambar 4.21 Tampak Atas Base Plate


Sumber : Data Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021

Menentukan ukuran tebal base plat yaitu dengan langkah di bawah ini :
𝑃
Syaratnya yaitu t perlu > 1,49 ˟ c ˟ √B ˟ N𝑢˟ fy dengan :

C = 110 (dipilih maksimum jarak tepi penampang siku ganda ke tepi


base plate)
Pu = 32789,5 N
Fy = 240 MPa
B = 300 mm
N = 300 mm

Maka,
𝑃
t perlu > 1,49 ˟ c ˟ √B ˟ N𝑢˟ fy

32789,5
t perlu = 1,49 ˟ 110 ˟ √300 ˟ 300 ˟ 240

= 6,385 mm, sehingga dipilih t pakai sebesar 10 mm.


142

4.2 Perencanaan Struktur Plat Lantai dan Plat Lantai Atap

Gambar 4.22 Perspektif Struktur Plat Lantai & Plat Atap


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 14, 2021

4.2.1 Pedoman Perhitungan Plat


Dalam perencanaan plat lantai, pedoman yang dipakai adalah sebagai berikut :
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung
(PPPURG1987)
2. PPIUG 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung.
3. Kusuma, Gideon. 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang. Penerbit
Erlangga : Jakarta.
4. Buku “Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang” yang disusun oleh Ir.
W.C. Vis dan Ir. Gideon Kusuma M.Eng.
143

4.2.2 Data Perencanaan Plat


• Material Beton
Mutu beton (f’c) = 30 MPa
Berat per unit volume = 2400 Kg/m³
Ec = 4700√𝑓𝑐 → 4700√30 = 25742,96 Mpa
( SNI 2847 : 2013, Hal. 61 )
• Material Tulangan
Mutu baja (f’y) = 240 MPa
Berat per unit volume = 7850 Kg/m³
Modulus elastisitas = 200000 Mpa

4.2.3 Pembebanan pada Plat


A. Plat Lantai Atap
Beban mati (DL) :
1. Berat sendiri = 0,12 × 2400 = 288 Kg/m2
2. Berat plafond + penggantung = 18 Kg/m2
3. Instalasi listrik = 40 Kg/m2
4. Instalasi pemipaan = 25 Kg/m2 +
Total = 401 Kg/m2

Beban hidup (LL) = 100 Kg/m2

Kombinasi beban = 1,2 DL + 1,6 LL


Wu = (1,2 × 401) + (1,6 × 100) = 641,200 Kg/m2
144

B. Plat Lantai
Beban mati (DL) :
1. Berta sendiri = 0,12 × 2400 = 288 Kg/m2
2. Berat spesi lantai = 21 Kg/m2
3. Penutup lantai = 24 Kg/m2
4. Berat plafond dan penggantung = 18 Kg/m2
5. Instalasi listrik = 40 Kg/m2
6. Instalasi pemipaan = 25 Kg/m2 +
Total = 416 Kg/m2

Beban hidup (LL) = 250 Kg/m2

Kombinasi beban = 1,2 DL + 1,6 LL


Wu = (1,2 × 416) + (1,6 × 250) = 899,200 Kg/m2
145

4.2.4 Perencanaan Plat Lantai


4.2.4.1 Perencanaan Plat Lantai 2 - 5

Gambar 4.23 Denah Rencana Plat Lantai 2 - 5


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto Cad 2017, 2021

1. Hitungan Momen pada Plat Lantai


Perhitungan momen pada plat ditentukan pada perletakan plat yang
diatur dalam Tabel Beton Bertulang Gideon.
A. Plat lantai tipe A
146

𝐿𝑥 400
= 400 = 1 (Two Way Slab)
𝐿𝑦

Tabel 4.26 Koefisien Momen Plat Tipe A


Perbandingan Ly/Lx
Kondisi Pelat Nilai Momen Pelat
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,5 3

Mlx = 0,001 · Wu · Lx² · x 30 41 52 61 67 72 80 83


Mly = 0,001 · Wu · Lx² · x 30 27 23 22 20 19 19 19
Mtx = - 0,001 · Wu · Lx² · x 68 84 97 106 113 117 122 124
Mty = - 0,001 · Wu · Lx² · x 68 74 77 77 77 76 73 71

Sumber : Tabel 4.2.b Beton Bertulang Gideon skema III

Mlx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001×899,2×(42)×30 = 431,616 Kg-m


Mly = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001×899,2×(42)×30 = 431,616 Kg-m
Mtx = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001×899,2×(42)×68 = -978,33 Kg-m
Mty = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001×899,2×(42)×68 = -978,33 Kg-m

Perencanaan Penulangan Plat Lantai


• Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 × Ø
= 120 – 20 – 0,5 × 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 × Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 × 10 = 85 mm

• Menentukan besarnya nilai β1


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,848
7
147

• Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan


maksimum
1,4 1,4
ρmin = = 240 = 0,00583
fy
0,85 × β × f'c 600
ρbalance = [600 + fy]
fy
0,85 × 0,848 × 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
ρmaks = 0,75 × ρbalance
= 0,75 × 0,0644
= 0,0483

• Penulangan lapangan arah X


Mu = 431,616 Kg-m = 431,616 ·104 N-mm
𝑀𝑢 431,616 · 104
Mn = = = 4795733,33 N-mm
𝜑 0,9
Mn 4795733,33
Rn = (b × d2) = ( ) = 0,531 MPa
1000 × 952
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,531)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00224
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2)
148

• Penulangan lapangan arah Y


Mu = 431,616 Kg-m = 431,616 ·104 N-mm
𝑀𝑢 431,616 · 104
Mn = = = 4795733,33 N-mm
𝜑 0,9
Mn 4795733,33
Rn = (b × d2) = ( ) = 0,664 MPa
1000 × 852
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,664)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00280
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah X


Mu = -978,330 Kg-m = -978,33 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −978,33 . 104
Mn = = = -10870329 N-mm
𝜑 0,9
Mn −10870329
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 952 ) = -1,204 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−1,204)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00491
149

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583


Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah Y


Mu = -978,330 Kg-m = -978,33 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −978,33 · 104
Mn = = = -10870329 N-mm
𝜑 0,9
Mn −10870329
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 852 ) = -1,505 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = [1 − √1- ]
𝑚 fy

1 2 . (9,412) . (−1,505)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00609
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρ = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 142,727 mm
550

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).
150

B. Plat lantai tipe B

𝐿𝑥 400
= 400 = 1 (Two Way Slab)
𝐿𝑦

Tabel 4.27 Koefisien Momen Plat Tipe B


Perbandingan Ly/Lx
Kondisi Pelat Nilai Momen Pelat
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,5 3

Mlx = 0,001 · Wu · Lx² · x 28 37 45 50 54 58 62 65


Mly = 0,001 · Wu · Lx² · x 25 21 19 18 17 17 16 16
Mtx = - 0,001 · Wu · Lx² · x 60 70 76 80 82 83 83 83
Mty = - 0,001 · Wu · Lx² · x 54 55 55 54 53 53 51 49

Sumber : Tabel 4.2.b Beton Bertulang Gideon skema VII

Mlx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (42) × 28 = 402,842 Kg-m


Mly = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (42) × 25 = 359,680 Kg-m
Mtx = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 899,2 × (42) × 60 = -863,232 Kg-m
Mty = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 899,2 × (42) × 54 = -776,909 Kg-m

Perencanaan Penulangan Plat Lantai


• Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 × Ø
= 120 – 20 – 0,5 × 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 × Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 × 10 = 85 mm
151

• Menentukan besarnya nilai β1


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,848
7

• Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan


maksimum
1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240
0,85 × β × f'c 600
ρbalance = [600 + fy]
fy
0,85 × 0,848 × 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
ρmaks = 0,75 × ρbalance
= 0,75 × 0,064
= 0,0483

• Penulangan lapangan arah X


Mu = 402,842 Kg-m = 402,842 ·104 N-mm
𝑀𝑢 402,842 · 104
Mn = = = 4476017,78 N-mm
𝜑 0,9
Mn 4476017,78
Rn = (b × d2) = ( ) = 0,496 MPa
1000 × 952
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,496)
= 9,412 [1 − √1- ]= 0,00209
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583


Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
152

78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan lapangan arah Y


Mu = 359,680 Kg-m = 359,680 ·104 N-mm
𝑀𝑢 359,680 · 104
Mn = = = 3996444,44 N-mm
𝜑 0,9
Mn 3996444,44
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 852 )= 0,553 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30)= 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,553)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00223
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah X


Mu = -863,323 Kg-m = -863,323 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −863,323 . 104
Mn = = = -9591467 N-mm
𝜑 0,9
Mn −9591467
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 952 )= -1,063 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412
153

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−1,063)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00434
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah Y


Mu = -776,909 Kg-m = -776,909 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −776,909 · 104
Mn = = = -8632320 N-mm
𝜑 0,9
Mn −8632320
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 852 ) = -1,195 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−1,195)
= 9,412 [1 − √1- ] = -0,00487
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρ = 0,0058


Ast = ρmin × b × dy
= 0,00647 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).
154

C. Plat lantai tipe C

𝐿𝑥 400
= 400 = 1 (Two Way Slab)
𝐿𝑦

Tabel 4.28 Koefisien Momen Plat Tipe C


Perbandingan Ly/Lx
Kondisi Pelat Nilai Momen Pelat
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,5 3

Mlx = 0,001 · Wu · Lx² · x 25 34 42 49 53 58 62 65


Mly = 0,001 · Wu · Lx² · x 25 22 18 15 15 15 14 14
Mtx = - 0,001 · Wu · Lx² · x 51 63 72 78 81 82 83 83
Mty = - 0,001 · Wu · Lx² · x 51 54 55 54 54 53 51 49

Sumber : Tabel 4.2.b Beton Bertulang Gideon skema II

Mlx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (42) × 25 = 359,680 Kg-m


Mly = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (42) × 25 = 359,680 Kg-m
Mtx = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 899,2 × (42) × 51 = -733,747 Kg-m
Mty = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 899,2 × (42) × 51 = -733,747 Kg-m

Perencanaan Penulangan Plat Lantai


• Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 × Ø
= 120 – 20 – 0,5 × 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 × Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 × 10 = 85 mm
155

• Menentukan besarnya nilai β1


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,848
7

• Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan


maksimum
1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240
0,85 × β × f'c 600
ρbalance = [600 + fy]
fy
0,85 × 0,848 × 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
ρmaks = 0,75 × ρbalance
= 0,75 × 0,0644
= 0,0483

• Penulangan lapangan arah X


Mu = 359,680 Kg-m = 359,680 ·104 N-mm
𝑀𝑢 359,680 · 104
Mn = = = 3996444,44 N-mm
𝜑 0,9
Mn 3996444,44
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 952 )= 0,443 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30)= 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,443)
= 9,412 [1 − √1- ]= 0,00186
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583


Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
156

78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan lapangan arah Y


Mu = 359,680 Kg-m = 359,680 ·104 N-mm
𝑀𝑢 359,680 · 104
Mn = = = 3996444,44 N-mm
𝜑 0,9
Mn 3996444,44
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 852 ) = 0,553 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,553)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00233
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah X


Mu = -733,747 Kg-m = -733,747 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −733,747 . 104
Mn = = = -8152746,67 N-mm
𝜑 0,9
Mn −8152746,67
Rn = (b × d2) = ( )= -0,903 MPa
1000 × 952
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30)= 9,412
157

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−0,903)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00370
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah Y


Mu = -733,747 Kg-m = -733,747 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −733,747 · 104
Mn = = = -8152746,67 N-mm
𝜑 0,9
Mn −8152746,67
Rn = (b × d2) = ( ) = -1,128 MPa
1000 × 852
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−1,128)
= 9,412 [1 − √1- ] = 0,00460
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρ = 0,0058


Ast = ρmin × b × dy
= 0,00647 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2
158

D. Plat lantai tipe D

𝐿𝑥 400
= 300 = 1,33 → 1,4 (Two Way Slab)
𝐿𝑦

Tabel 4.29 Koefisien Momen Plat Tipe D


Perbandingan Ly/Lx
Kondisi Pelat Nilai Momen Pelat
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,5 3

Mlx = 0,001 · Wu · Lx² · x 28 37 45 50 54 58 62 65


Mly = 0,001 · Wu · Lx² · x 25 21 19 18 17 17 16 16
Mtx = - 0,001 · Wu · Lx² · x 60 70 76 80 82 83 83 83
Mty = - 0,001 · Wu · Lx² · x 54 55 55 54 53 53 51 49

Sumber : Tabel 4.2.b Beton Bertulang Gideon skema VII

Mlx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (32) × 45 = 364,176 Kg-m


Mly = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (32) × 19 = 153,763 Kg-m
Mtx = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 899,2 × (32) × 76 = -615,053 Kg-m
Mty = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 899,2 × (32) × 55 = -445,104 Kg-m

Perencanaan Penulangan Plat Lantai


• Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 × Ø
= 120 – 20 – 0,5 × 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 × Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 × 10 = 85 mm
159

• Menentukan besarnya nilai β1


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,848
7

• Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan


maksimum
1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240
0,85 × β × f'c 600
ρbalance = [600 + fy]
fy
0,85 × 0,848 × 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
ρmaks = 0,75 × ρbalance
= 0,75 × 0,0644
= 0,0483

• Penulangan lapangan arah X


Mu = 364,176 Kg-m = 364,176 ·104 N-mm
𝑀𝑢 364,176 · 104
Mn = = = 4046400 N-mm
𝜑 0,9
Mn 4046400
Rn = (b × d2) = (1000 × 952) = 0,448 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30)= 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,448)
= 9,412 [1 − √1- ]= 0,00188
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583


Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
160

78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan lapangan arah Y


Mu = 153,763 Kg-m = 153,763 ·104 N-mm
𝑀𝑢 153,763 · 104
Mn = = = 1708480 N-mm
𝜑 0,9
Mn 1708480
Rn = (b × d2) = (1000 × 852) = 0,236 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,236)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00099
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah X


Mu = -615,053 Kg-m = -615,053 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −615,053 . 104
Mn = = = -6833920 N-mm
𝜑 0,9
Mn −6833920
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 952 ) = -0,757 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412
161

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−0,757)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00311
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah Y


Mu = -445,104 Kg-m = -445,104 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −445,104 · 104
Mn = = = -4945600 N-mm
𝜑 0,9
Mn −4945600
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 852 ) = -0,685 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−0,685)
= 9,412 [1 − √1- ]= 0,00281
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρ = 0,0058


Ast = ρmin × b × dy
= 0,00647 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2
162

E. Plat lantai tipe E

𝐿𝑥 400
= 300 = 1,33 → 1,4 (Two Way Slab)
𝐿𝑦

Tabel 4.30 Koefisien Momen Plat Tipe E

Sumber : Tabel 4.2.b Beton Bertulang Gideon skema II

Mlx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (32) × 42 = 339,898 Kg-m


Mly = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (32) × 18 = 145,670 Kg-m
Mtx = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 899,2 × (32) × 72 = -582,682 Kg-m
Mty = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 899,2 × (32) × 55 = -445,104 Kg-m

Perencanaan Penulangan Plat Lantai


• Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 × Ø
= 120 – 20 – 0,5 × 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 × Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 × 10 = 85 mm
163

• Menentukan besarnya nilai β1


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,848
7

• Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan


maksimum
1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240
0,85 × β × f'c 600
ρbalance = [600 + fy]
fy
0,85 × 0,848 × 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
ρmaks = 0,75 × ρbalance
= 0,75 × 0,0644
= 0,0483

• Penulangan lapangan arah X


Mu = 339,898 Kg-m = 339,898 ·104 N-mm
𝑀𝑢 339,898 · 104
Mn = = = 3776640 N-mm
𝜑 0,9
Mn 3776640
Rn = (b × d2) = (1000 × 952) = 0,418 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,418)
= 9,412 [1 − √1- ]= 0,00176
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583


Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
164

78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan lapangan arah Y


Mu = 145,670 Kg-m = 145,670 ·104 N-mm
𝑀𝑢 145,670 · 104
Mn = = = 1618560 N-mm
𝜑 0,9
Mn 1618560
Rn = (b × d2) = (1000 × 852) = 0,224 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,224)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00094
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah X


Mu = -582,682 Kg-m = -582,682 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −582,682 · 104
Mn = = = -6474240 N-mm
𝜑 0,9
Mn −6474240
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 952 ) = -0,717 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412
165

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−0,717)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00295
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah Y


Mu = -445,104 Kg-m = -445,104 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −445,104 · 104
Mn = = = -4945600 N-mm
𝜑 0,9
Mn −4945600
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 852 ) = -0,685 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−0,685)
= 9,412 [1 − √1- ]= -0,00281
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρ = 0,0058


Ast = ρmin × b × dy
= 0,00647 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2)
166

F. Plat lantai tipe F

𝐿𝑥 400
= = 1,33 → 1,4 (Two Way Slab)
𝐿𝑦 300

Tabel 4.31 Koefisien Momen Plat Tipe F


Perbandingan Ly/Lx
Kondisi Pelat Nilai Momen Pelat
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,5 3

Mlx = 0,001 · Wu · Lx² · x 25 36 47 57 64 70 79 63


Mly = 0,001 · Wu · Lx² · x 28 27 23 20 18 17 16 16
Mtx = - 0,001 · Wu · Lx² · x 54 72 88 100 108 114 121 124
Mty = - 0,001 · Wu · Lx² · x 60 69 74 76 76 76 73 71

Sumber : Tabel 4.2.b Beton Bertulang Gideon skema VII

Mlx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (32) × 47 = 380,362 Kg-m


Mly = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (32) × 23 = 186,134 Kg-m
Mtx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (32) × 88 = -712,166 Kg-m
Mty = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (32) × 74 = -598,867 Kg-m

Perencanaan Penulangan Plat Lantai


• Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 × Ø
= 120 – 20 – 0,5 × 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 × Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 × 10 = 85 mm
167

• Menentukan besarnya nilai β1


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,848
7

• Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan


maksimum
1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240
0,85 × β × f'c 600
ρbalance = [600 + fy]
fy
0,85 × 0,848 × 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
ρmaks = 0,75 × ρbalance
= 0,75 × 0,0644
= 0,0483

• Penulangan lapangan arah X


Mu = 380,362 Kg-m = 380,362 ·104 N-mm
𝑀𝑢 380,362 · 104
Mn = = = 4226240 N-mm
𝜑 0,9
Mn 4226240
Rn = (b × d2) = (1000 × 952) = 0,468 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,468)
= 9,412 [1 − √1- ] = 0,00197
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583


Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
168

78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan lapangan arah Y


Mu = 186,134 Kg-m = 186,134 ·104 N-mm
𝑀𝑢 186,134 · 104
Mn = = = 2068160 N-mm
𝜑 0,9
Mn 2068160
Rn = (b × d2) = (1000 × 852) = 0,286 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,286)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00120
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah X


Mu = -712,166 Kg-m = -712,166 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −712,166 · 104
Mn = = = -7912960 N-mm
𝜑 0,9
Mn −7912960
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 952 ) = -0,877 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412
169

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−0,877)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00359
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah Y


Mu = -598,867 Kg-m = -598,867 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −598,867 · 104
Mn = = = -6654080 N-mm
𝜑 0,9
Mn −6654080
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 852 ) = -0,921 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−0,921)
= 9,412 [1 − √1- ] = -0,00377
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρ = 0,0058


Ast = ρmin × b × dy
= 0,00647 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2
170

G. Plat lantai tipe G

𝐿𝑥 340
= 265 = 1,33 → 1,4 (Two Way Slab)
𝐿𝑦

Tabel 4.32 Koefisien Momen Plat Tipe G


Perbandingan Ly/Lx
Kondisi Pelat Nilai Momen Pelat
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,5 3

Mlx = 0,001 · Wu · Lx² · x 31 45 58 71 81 91 106 115


Mly = 0,001 · Wu · Lx² · x 39 37 34 30 27 25 24 23
Mtx = - 0,001 · Wu · Lx² · x 91 102 108 111 113 114 114 114
Mty = - 0,001 · Wu · Lx² · x

Sumber : Tabel 4.2.b Beton Bertulang Gideon skema Va

Mlx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (2,652) × 58 = 366,25 Kg-m


Mly = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 899,2 × (2,652) × 34 = 214,70 Kg-m
Mtx = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 899,2 × (2,652) × 108 = -681,980
Kg-m

Perencanaan Penulangan Plat Lantai


• Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 × Ø
= 120 – 20 – 0,5 × 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 × Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 × 10 = 85 mm
171

• Menentukan besarnya nilai β1


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,848
7

• Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan


maksimum
1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240
0,85 × β × f'c 600
ρbalance = [600 + fy]
fy
0,85 × 0,848 × 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
ρmaks = 0,75 × ρbalance
= 0,75 × 0,0644
= 0,0483

• Penulangan lapangan arah X


Mu = 366,25 Kg-m = 366,25 ·104 N-mm
𝑀𝑢 366,25 · 104
Mn = = = 4069429,51 N-mm
𝜑 0,9
Mn 4069429,51
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 952 ) = 0,451 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,451)
= 9,412 [1 − √1- ]= 0,00190
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583


Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
172

78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan lapangan arah Y


Mu = 214,697 Kg-m = 214,697 ·104 N-mm
𝑀𝑢 214,697 · 104
Mn = = = 2385527,64 N-mm
𝜑 0,9
Mn 2385527,64
Rn = (b × d2) = ( ) = 0,330 MPa
1000 × 852
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,330)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00138
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah X


Mu = -681,980 Kg-m = -681,980 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −681,980 · 104
Mn = = = -7577558,4 N-mm
𝜑 0,9
Mn −7577558,4
Rn = (b × d2) = ( ) = -0,840 MPa
1000 × 952
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412
173

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−0,840)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00344
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).
174

H. Plat lantai tipe M

𝐿𝑥 460
= 270 = 1,7→ 1,8 (Two Way Slab)
𝐿𝑦

Tabel 4.33 Koefisien Momen Plat Tipe M


Perbandingan Ly/Lx
Kondisi Pelat Nilai Momen Pelat
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,5 3

Mlx = 0,001 · Wu · Lx² · x 30 41 52 61 67 72 80 83


Mly = 0,001 · Wu · Lx² · x 30 27 23 22 20 19 19 19
Mtx = - 0,001 · Wu · Lx² · x 68 84 97 106 113 117 122 124
Mty = - 0,001 · Wu · Lx² · x 68 74 77 77 77 76 73 71

Sumber : Tabel 4.2.b Beton Bertulang Gideon skema III

Mlx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001×899,2×(2,72)×67 = 439,196 Kg-m


Mly = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001×899,2×(2,72)×20 = 131,103 Kg-m
Mtx = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001×899,2×(2,72)×113 = -740,73 Kg-m
Mty = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001×899,2×(2,72)×77 = -504,75 Kg-m

Perencanaan Penulangan Plat Lantai


• Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 × Ø
= 120 – 20 – 0,5 × 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 × Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 × 10 = 85 mm
175

• Menentukan besarnya nilai β1


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,848
7

• Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan


maksimum
1,4 1,4
ρmin = = = 0,00583
fy 240
0,85 × β × f'c 600
ρbalance = [600 + fy]
fy
0,85 × 0,848 × 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
ρmaks = 0,75 × ρbalance
= 0,75 × 0,0644
= 0,0483

• Penulangan lapangan arah X


Mu = 439,196 Kg-m = 439,196 ·104 N-mm
𝑀𝑢 439,196 · 104
Mn = = = 4879958,4 N-mm
𝜑 0,9
Mn 4879958,4
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 952 ) = 0,541 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,541)
= 9,412 [1 − √1- ] = 0,00228
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583


Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
176

78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2)

• Penulangan lapangan arah Y


Mu = 131,103 Kg-m = 131,103 ·104 N-mm
𝑀𝑢 131,103 · 104
Mn = = = 1456704 N-mm
𝜑 0,9
Mn 1456704
Rn = (b × d2) = (1000 × 852) = 0,202 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,202)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00084
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah X


Mu = -740,734 Kg-m = -740,734 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −740,734 . 104
Mn = = = -8230377,6 N-mm
𝜑 0,9
Mn −8230377,6
Rn = (b × d2) = ( ) = -0,912 MPa
1000 × 952
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412
177

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−0,912)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00373
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah Y


Mu = -504,748 Kg-m = -504,748· 104 N-mm
𝑀𝑢 −504,748 · 104
Mn = = = -5608310,4 N-mm
𝜑 0,9
Mn −5608310,4
Rn = (b × d2) = ( ) = -0,776 MPa
1000 × 852
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−0,776)
= 9,412 [1 − √1- ] = -0,00319
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρ = 0,00583


Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 142,727 mm
550

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).
178

Tabel 4.34 Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai 2-5


Ly Lx QD QL Qu Mu Mn b d' f'c fy As As Aktual Digunakan
Tipe Plat Ly/Lx x Ø Rn m ρ ρ min ρ max ρ pakai
(m) (m) (Kg/m²) (Kg/m²) (Kg/m²) Kg-m N-mm N-mm (mm) (mm) MPa MPa mm² mm² Tulangan

Mlx 4 4 1,0 30 416 250 899,2 431,616 4316160 4795733,33 0,9 1000 95 30 240 0,531 9,412 0,00224 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mly 4 4 1,0 30 416 250 899,2 431,616 4316160 4795733,33 0,9 1000 85 30 240 0,664 9,412 0,00280 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125
A
Mtx 4 4 1,0 68 416 250 899,2 -978,330 -9783296 -10870329 0,9 1000 95 30 240 -1,204 9,412 -0,00491 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mty 4 4 1,0 68 416 250 899,2 -978,330 -9783296 -10870329 0,9 1000 85 30 240 -1,505 9,412 -0,00609 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125

Mlx 4 4 1,0 28 416 250 899,2 402,842 4028416 4476017,78 0,9 1000 95 30 240 0,496 9,412 0,00209 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mly 4 4 1,0 25 416 250 899,2 359,680 3596800 3996444,44 0,9 1000 85 30 240 0,553 9,412 0,00233 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125
B
Mtx 4 4 1,0 60 416 250 899,2 -863,232 -8632320 -9591466,7 0,9 1000 95 30 240 -1,063 9,412 -0,00434 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mty 4 4 1,0 54 416 250 899,2 -776,909 -7769088 -8632320 0,9 1000 85 30 240 -1,195 9,412 -0,00487 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125

Mlx 4 4 1,0 25 416 250 899,2 359,680 3596800 3996444,44 0,9 1000 95 30 240 0,443 9,412 0,00186 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mly 4 4 1,0 25 416 250 899,2 359,680 3596800 3996444,44 0,9 1000 85 30 240 0,553 9,412 0,00233 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125
C
Mtx 4 4 1,0 51 416 250 899,2 -733,747 -7337472 -8152746,7 0,9 1000 95 30 240 -0,903 9,412 -0,00370 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mty 4 4 1,0 51 416 250 899,2 -733,747 -7337472 -8152746,7 0,9 1000 85 30 240 -1,128 9,412 -0,00460 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125

Mlx 4 3 1,3 45 416 250 899,2 364,176 3641760 4046400 0,9 1000 95 30 240 0,448 9,412 0,00188 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mly 4 3 1,3 19 416 250 899,2 153,763 1537632 1708480 0,9 1000 85 30 240 0,236 9,412 0,00099 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125
D
Mtx 4 3 1,3 76 416 250 899,2 -615,053 -6150528 -6833920 0,9 1000 95 30 240 -0,757 9,412 -0,00311 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mty 4 3 1,3 55 416 250 899,2 -445,104 -4451040 -4945600 0,9 1000 85 30 240 -0,685 9,412 -0,00281 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125

Mlx 4 3 1,3 42 416 250 899,2 339,898 3398976 3776640 0,9 1000 95 30 240 0,418 9,412 0,00176 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mly 4 3 1,3 18 416 250 899,2 145,670 1456704 1618560 0,9 1000 85 30 240 0,224 9,412 0,00094 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125
E
Mtx 4 3 1,3 72 416 250 899,2 -582,682 -5826816 -6474240 0,9 1000 95 30 240 -0,717 9,412 -0,00295 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mty 4 3 1,3 55 416 250 899,2 -445,104 -4451040 -4945600 0,9 1000 85 30 240 -0,685 9,412 -0,00281 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125

Mlx 4 3 1,3 47 416 250 899,2 380,362 3803616 4226240 0,9 1000 95 30 240 0,468 9,412 0,00197 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mly 4 3 1,3 23 416 250 899,2 186,134 1861344 2068160 0,9 1000 85 30 240 0,286 9,412 0,00120 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125
F
Mtx 4 3 1,3 88 416 250 899,2 -712,166 -7121664 -7912960 0,9 1000 95 30 240 -0,877 9,412 -0,00359 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mty 4 3 1,3 74 416 250 899,2 -598,867 -5988672 -6654080 0,9 1000 85 30 240 -0,921 9,412 -0,00377 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125

Mlx 3,4 2,65 1,3 58 416 250 899,2 366,249 3662486,56 4069429,51 0,9 1000 95 30 240 0,451 9,412 0,00190 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mly 3,4 2,65 1,3 34 416 250 899,2 214,697 2146974,88 2385527,64 0,9 1000 85 30 240 0,330 9,412 0,00138 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125
G
Mtx 3,4 2,65 1,3 108 416 250 899,2 -681,980 -6819802,6 -7577558,4 0,9 1000 95 30 240 -0,840 9,412 -0,00344 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mty

Mlx 4,6 2,7 1,8 67 416 250 899,2 439,196 4391962,56 4879958,4 0,9 1000 95 30 240 0,541 9,412 0,00228 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mly 4,6 2,7 1,8 20 416 250 899,2 131,103 1311033,6 1456704 0,9 1000 85 30 240 0,202 9,412 0,00084 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125
M
Mtx 4,6 2,7 1,8 113 416 250 899,2 -740,734 -7407339,8 -8230377,6 0,9 1000 95 30 240 -0,912 9,412 -0,00373 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mty 4,6 2,7 1,8 77 416 250 899,2 -504,748 -5047479,4 -5608310,4 0,9 1000 85 30 240 -0,776 9,412 -0,00319 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125

Sumber : Data Analisis MS. Excel 2016, 2021


179

4.2.4.2 Perencanaan Plat Lantai Atap

Gambar 4.24 Denah Rencana Plat Lantai Atap


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto Cad 2017, 2021

2. Hitungan Momen pada Plat Lantai Atap


Perhitungan momen pada plat ditentukan pada perletakan plat
yang diatur dalam Tabel Beton Bertulang Gideon.
I. Plat atap tipe H
180

Ly 400
= 400 = 1 (Two Way Slab)
Lx

Tabel 4.35 Koefisien Momen Plat Tipe H


Perbandingan Ly/Lx
Kondisi Pelat Nilai Momen Pelat
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,5 3

Mlx = 0,001 · Wu · Lx² · x 30 41 52 61 67 72 80 83


Mly = 0,001 · Wu · Lx² · x 30 27 23 22 20 19 19 19
Mtx = - 0,001 · Wu · Lx² · x 68 84 97 106 113 117 122 124
Mty = - 0,001 · Wu · Lx² · x 68 74 77 77 77 76 73 71

Sumber : Tabel 4.2.b Beton Bertulang Gideon skema VI

Mlx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 641,2 × (42) × 30 = 307,78 Kg-m


Mly = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 641,2 × (42) × 30 = 307,78 Kg-m
Mtx = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 641,2 × (42) × 68 = -697,63
Kg-m
Mty = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 641,2 × (42) × 68 = -697,63
Kg-m

Perencanaan Penulangan Plat Lantai


• Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 × Ø
= 120 – 20 – 0,5 × 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 × Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 × 10 = 85 mm

• Menentukan besarnya nilai β1


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,848
7
181

• Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan


maksimum
1,4 1,4
ρmin = = 240 = 0,00583
fy
0,85 × β × f’c 600
ρbalance = [600 + fy]
fy
0,85 × 0,848 × 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
ρmaks = 0,75 × ρbalance
= 0,75 × 0,0644
= 0,0483

• Penulangan lapangan arah X


Mu = 307,776 Kg-m = 307,776 ·104 N-mm
𝑀𝑢 307,776 · 104
Mn = = = 3419733,33 N-mm
𝜑 0,9
Mn 3419733,33
Rn = (b × d2) = ( )= 0,379 MPa
1000 × 952
fy 240
m =( )=( )= 9,412
0,85 × f'c 0,85 × 30

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,379)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00159
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).
182

• Penulangan lapangan arah Y


Mu = 307,776 Kg-m = 307,776 · 104 N-mm
𝑀𝑢 307,776 · 104
Mn = = = 3419733,33 N-mm
𝜑 0,9
Mn 3419733,33
Rn = (b × d2) = ( ) = 0,473 MPa
1000 × 852
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,473)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00199
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah X


Mu = -697,626 Kg-m = -697,626 · 104 N-mm
𝑀𝑢 -697,626 . 104
Mn = = = -7751395,56 N-mm
𝜑 0,9
Mn −7751395,56
Rn = (b × d2) = ( ) = -0,859 MPa
1000 × 952
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (-0,859)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00352
183

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583


Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah Y


Mu = -697,626 Kg-m = -697,626 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −697,626 · 104
Mn = = = -7751395,56 N-mm
𝜑 0,9
Mn −7751395,56
Rn = (b × d2) = ( ) = -1,073 MPa
1000 × 852
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−1,073)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00438
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρ min = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).
184

J. Plat lantai tipe I

Ly 400
= = 1,2 (Two Way Slab)
Lx 340

Tabel 4.36 Koefisien Momen Plat Tipe I


Perbandingan Ly/Lx
Kondisi Pelat Nilai Momen Pelat
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,5 3

Mlx = 0,001 · Wu · Lx² · x 28 37 45 50 54 58 62 65


Mly = 0,001 · Wu · Lx² · x 25 21 19 18 17 17 16 16
Mtx = - 0,001 · Wu · Lx² · x 60 70 76 80 82 83 83 83
Mty = - 0,001 · Wu · Lx² · x 54 55 55 54 53 53 51 49

Sumber : Tabel 4.2.b Beton Bertulang Gideon skema VII

Mlx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 641,2 × (42) × 37 = 379,590


Kg-m
Mly = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 641,2 × (42) × 21 = 215,443
Kg-m
Mtx = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 641,2 × (42) × 70 = -718,144
Kg-m
Mty = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 641,2 × (42) × 55 = -564,256
Kg-m

Perencanaan Penulangan Plat Lantai


• Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 × Ø
= 120 – 20 – 0,5 × 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 × Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 × 10 = 85 mm
185

• Menentukan besarnya nilai β1


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,848
7

• Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan


maksimum
1,4 1,4
ρmin = = 240 = 0,00583
fy
0,85 × β × f'c 600
ρbalance = [600 + fy]
fy
0,85 × 0,848 × 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
ρmaks = 0,75 × ρbalance
= 0,75 × 0,0644
= 0,0483

• Penulangan lapangan arah X


Mu = 379,590 Kg-m = 379,590 ·104 N-mm
𝑀𝑢 379,590 · 104
Mn = = = 4217671,11 N-mm
𝜑 0,9
Mn 4217671,11
Rn = (b × d2) = ( ) = 0,467 MPa
1000 × 952
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30)= 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,467)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00197
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
186

78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan lapangan arah Y


Mu = 215,443 Kg-m = 215,443 ·104 N-mm
𝑀𝑢 215,443 · 104
Mn = = = 2393813,33N-mm
𝜑 0,9
Mn 2393813,33
Rn = (b × d2) = ( )= 0,331 MPa
1000 × 852
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30)= 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,331)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00139
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah X


Mu = -718,144 Kg-m = -718,144 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −718,144 . 104
Mn = = = -7979377,78 N-mm
𝜑 0,9
Mn −7979377,78
Rn = (b × d2) = ( ) = -0,884 MPa
1000 × 952
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412
187

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (-0,884)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00362
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah Y


Mu = -564,256 Kg-m = -564,256 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −564,256 · 104
Mn = = = -6269511,11 N-mm
𝜑 0,9
Mn −6269511,11
Rn = (b × d2) = ( ) = -0,868 MPa
1000 × 852
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (-0,868)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00356
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρ = 0,0058
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00647 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).
188

K. Plat lantai tipe J

Ly 460
= 400 = 1,2 (Two Way Slab)
Lx

Tabel 4.37 Koefisien Momen Plat Tipe J


Perbandingan Ly/Lx
Kondisi Pelat Nilai Momen Pelat
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,5 3

Mlx = 0,001 · Wu · Lx² · x 25 36 47 57 64 70 79 63


Mly = 0,001 · Wu · Lx² · x 28 27 23 20 18 17 16 16
Mtx = - 0,001 · Wu · Lx² · x 54 72 88 100 108 114 121 124
Mty = - 0,001 · Wu · Lx² · x 60 69 74 76 76 76 73 71

Sumber : Tabel 4.2.b Beton Bertulang Gideon skema VII

Mlx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 641,2 × (42) × 36 = 369,331


Kg-m
Mly = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 641,2 × (42) × 27 = 276,998
Kg-m
Mtx = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 641,2 × (42) × 72 = -738,662
Kg-m
Mty = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 641,2 × (42) × 69 = -707,885
Kg-m

Perencanaan Penulangan Plat Lantai


• Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 × Ø
= 120 – 20 – 0,5 × 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 × Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 × 10 = 85 mm
189

• Menentukan besarnya nilai β1


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,848
7

• Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan


maksimum
1,4 1,4
ρmin = = 240 = 0,00583
fy
0,85 × β × f'c 600
ρbalance = [600+fy]
fy
0,85 × 0,848 × 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
ρmaks = 0,75 × ρbalance
= 0,75 × 0,0644
= 0,0483

• Penulangan lapangan arah X


Mu = 369,331 Kg-m = 369,331· 104 N-mm
𝑀𝑢 369,331 · 104
Mn = = = 4103680 N-mm
𝜑 0,9
Mn 4103680
Rn = (b × d2) = (1000 × 952) = 0,455 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,455)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00191
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
190

78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan lapangan arah Y


Mu = 276,998 Kg-m = 276,998 · 104 N-mm
𝑀𝑢 276,998 · 104
Mn = = = 3077760 N-mm
𝜑 0,9
Mn 3077760
Rn = (b × d2) = (1000 × 852) = 0,426 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = [1 − √1- ]
𝑚 fy

1 2 . (9,412) . (0,426)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00179
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah X


Mu = -738,662 Kg-m = -738,662 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −738,662 · 104
Mn = = = -8207360 N-mm
𝜑 0,9
Mn −8207360
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 952 ) = -0,909 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412
191

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (-0,909)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00372
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah Y


Mu = -707,885 Kg-m = -707,885 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −707,885 · 104
Mn = = = -7078848 N-mm
𝜑 0,9
Mn −7078848
Rn = (b × d2) = ( 1000 × 852 ) = -1,089 MPa
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−1,089)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00444
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00656 × 1000 × 85 = 558 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).
192

L. Plat lantai tipe K

Ly 400
= 340 = 1,2 (Two Way Slab)
Lx

Tabel 4.38 Koefisien Momen Plat Tipe K


Perbandingan Ly/Lx
Kondisi Pelat Nilai Momen Pelat
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,5 3

Mlx = 0,001 · Wu · Lx² · x 28 37 45 50 54 58 62 65


Mly = 0,001 · Wu · Lx² · x 25 21 19 18 17 17 16 16
Mtx = - 0,001 · Wu · Lx² · x 60 70 76 80 82 83 83 83
Mty = - 0,001 · Wu · Lx² · x 54 55 55 54 53 53 51 49

Sumber : Tabel 4.2.b Beton Bertulang Gideon skema VII

Mlx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 641,2 × (3,42) × 37 = 274,254


Kg-m
Mly = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 641,2 × (3,42) × 21 = 155,658
Kg-m
Mtx = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 641,2 × (3,42) × 70 = -518,859
Kg-m
Mty = -0,001·Wu·Lx2·x = -0,001 × 641,2 × (3,42) × 55 = -407,675
Kg-m

Perencanaan Penulangan Plat Lantai


• Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 × Ø
= 120 – 20 – 0,5 × 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 × Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 × 10 = 85 mm
193

• Menentukan besarnya nilai β1


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,848
7

• Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan


maksimum
1,4 1,4
ρmin = = 240 = 0,00583
fy
0,85 × β × f'c 600
ρbalance = [600+fy]
fy
0,85 × 0,848 × 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
ρmaks = 0,75 × ρbalance
= 0,75 × 0,0644
= 0,0483

• Penulangan lapangan arah X


Mu = 274,254 Kg-m = 274,254 · 104 N-mm
𝑀𝑢 274,254 · 104
Mn = = = 3047267,38 N-mm
𝜑 0,9
Mn 3047267,38
Rn = (b × d2) = ( ) = 0,338 MPa
1000 × 952
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,338)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00142
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
194

78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan lapangan arah Y


Mu = 155,68 Kg-m = 155,68 · 104 N-mm
𝑀𝑢 155,68 · 104
Mn = = = 1729530,13 N-mm
𝜑 0,9
Mn 1729530,13
Rn = (b × d2) = ( )= 0,239 MPa
1000 × 852
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = [1 − √1- ]
𝑚 fy

1 2 . (9,412) . (0,239)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,001
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah X


Mu = -518,859 Kg-m = -518,859 · 104 N-mm
𝑀𝑢 −518,859 · 104
Mn = = = -5765100,44 N-mm
𝜑 0,9
Mn −5765100,44
Rn = (b × d2) = ( ) = -0,639 MPa
1000 × 952
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412
195

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−0,639)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00263
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dx
= 0,00583 × 1000 × 95 = 554 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 141,654 mm
554

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).

• Penulangan tumpuan arah Y


Mu = -407,675 Kg-m = -407,675 · 104 N-mm
𝑀𝑢 -407,675 · 104
Mn = = = -4529721,78 N-mm
𝜑 0,9
Mn −4529721,78
Rn = (b × d2) = ( ) = -0,627 MPa
1000 × 852
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (−0,627)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= -0,00258
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).
196

M. Plat lantai tipe L

Ly 600
= 460 = 1,33 → 1,4 (Two Way Slab)
Lx

Tabel 4.39 Koefisien Momen Plat Tipe L


Perbandingan Ly/Lx
Kondisi Pelat Nilai Momen Pelat
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,5 3

Mlx = 0,001 · Wu · Lx² · x 41 54 67 79 87 97 110 117


Mly = 0,001 · Wu · Lx² · x 41 35 31 28 26 25 24 23
Mtx = - 0,001 · Wu · Lx² · x
Mty = - 0,001 · Wu · Lx² · x

Sumber : Tabel 4.2.b Beton Bertulang Gideon skema I

Mlx = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 641,2 × (4,62) × 67 = 909,042


Kg-m
Mly = 0,001·Wu·Lx2·x = 0,001 × 641,2 × (4,62) × 31 = 420,602
Kg-m

Perencanaan Penulangan Plat Lantai


• Menghitung tinggi efektif plat lantai

dx = h – ts – 0,5 × Ø
= 120 – 20 – 0,5 × 10 = 95 mm
dy = h – ts – Ø – 0.5 × Ø
= 120 – 20 – 10 – 0.5 × 10 = 85 mm
197

• Menentukan besarnya nilai β1


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,848
7

• Menentukan besarnya rasio penulangan minimum dan


maksimum
1,4 1,4
ρmin = = 240= 0,00583
fy
0,85 × β × f'c 600
ρbalance = [600+fy]
fy
0,85 × 0,848 × 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
ρmaks = 0,75 × ρbalance
= 0,75 × 0,0644
= 0,0483

• Penulangan lapangan arah X


Mu = 909,042 Kg-m = 909,042 · 104 N-mm
𝑀𝑢 909,042 · 104
Mn = = = 10100467,38 N-mm
𝜑 0,9
Mn 10100467,38
Rn = (b × d2) = ( ) = 1,119 MPa
1000 × 952
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (1,119)
= 9,412 [1 − √1- ] = 0,00477
240

Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583


Ast = ρmin × b × dx
= 0,00665 × 1000 × 95 = 632 mm2
Digunakan tulangan D 8 = 0,25 × π × 82 = 50,24 mm2
50,24 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 79,493 mm
632

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D8 – 75 mm (As = 670 mm2).
198

• Penulangan lapangan arah Y


Mu = 420,602 Kg-m = 420,602 · 104 N-mm
𝑀𝑢 420,602 · 104
Mn = = = 4673350,58 N-mm
𝜑 0,9
Mn 4673350,58
Rn = (b × d2) = ( ) = 0,647 MPa
1000 × 852
fy 240
m = (0,85 × f'c) = (0,85 × 30) = 9,412

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,647)
= 9,412 [1 − √1- ]
240

= 0,00273
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583
Ast = ρmin × b × dy
= 0,00583 × 1000 × 85 = 496 mm2
Digunakan tulangan D 10 = 0,25 × π × 102 = 78,50 mm2
78,50 × 1000
Jarak tulangan dalam 1 m’ = = 158,27 mm
496

Jarak maksimum = 3 × h = 3 × 120 = 360 mm


Dipakai tulangan D10 – 125 mm (As = 628 mm2).
199

Tabel 4.40 Rekapitulasi Penulangan Plat Atap


Ly Lx QD QL Qu Mu Mn b d' f'c fy As As Aktual Digunakan
Tipe Plat Ly/Lx x Ø Rn m ρ ρ min ρ max ρ pakai
(m) (m) (Kg/m²) (Kg/m²) (Kg/m²) Kg-m N-mm N-mm (mm) (mm) MPa MPa mm² mm² Tulangan

Mlx 4 4 1,0 30 401 100 641,2 307,776 3077760 3419733,33 0,9 1000 95 30 240 0,379 9,412 0,00159 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mly 4 4 1,0 30 401 100 641,2 307,776 3077760 3419733,33 0,9 1000 85 30 240 0,473 9,412 0,00199 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125
H
Mtx 4 4 1,0 68 401 100 641,2 -697,626 -6976256 -7751395,6 0,9 1000 95 30 240 -0,859 9,412 -0,00352 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mty 4 4 1,0 68 401 100 641,2 -697,626 -6976256 -7751395,6 0,9 1000 85 30 240 -1,073 9,412 -0,00438 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125

Mlx 4 4 1,0 37 401 100 641,2 379,590 3795904 4217671,11 0,9 1000 95 30 240 0,467 9,412 0,00197 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mly 4 4 1,0 21 401 100 641,2 215,443 2154432 2393813,33 0,9 1000 85 30 240 0,331 9,412 0,00139 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125
I
Mtx 4 4 1,0 70 401 100 641,2 -718,144 -7181440 -7979377,8 0,9 1000 95 30 240 -0,884 9,412 -0,00362 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mty 4 4 1,0 55 401 100 641,2 -564,256 -5642560 -6269511,1 0,9 1000 85 30 240 -0,868 9,412 -0,00356 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125

Mlx 4,6 4 1,2 36 401 100 641,2 369,331 3693312 4103680 0,9 1000 95 30 240 0,455 9,412 0,00191 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mly 4,6 4 1,2 27 401 100 641,2 276,998 2769984 3077760 0,9 1000 85 30 240 0,426 9,412 0,00179 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125
J
Mtx 4,6 4 1,2 72 401 100 641,2 -738,662 -7386624 -8207360 0,9 1000 95 30 240 -0,909 9,412 -0,00372 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mty 4,6 4 1,2 69 401 100 641,2 -707,885 -7078848 -7865386,7 0,9 1000 85 30 240 -1,089 9,412 -0,00444 0,0058 0,0483 -0,0044 -378 628 Ø10 -125

Mlx 4 3,4 1,2 37 401 100 641,2 274,254 2742540,64 3047267,38 0,9 1000 95 30 240 0,338 9,412 0,00142 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mly 4 3,4 1,2 21 401 100 641,2 155,658 1556577,12 1729530,13 0,9 1000 85 30 240 0,239 9,412 0,00100 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125
K
Mtx 4 3,4 1,2 70 401 100 641,2 -518,859 -5188590,4 -5765100,4 0,9 1000 95 30 240 -0,639 9,412 -0,00263 0,0058 0,0483 0,0058 554 628 Ø10 -125
Mty 4 3,4 1,2 55 401 100 641,2 -407,675 -4076749,6 -4529721,8 0,9 1000 85 30 240 -0,627 9,412 -0,00258 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125

Mlx 6 4,6 1,3 67 401 100 641,2 909,042 9090420,64 10100467,4 0,9 1000 95 30 240 1,119 9,412 0,00477 0,0058 0,0483 0,0048 453 670 Ø8 -75
Mly 6 4,6 1,3 31 401 100 641,2 420,602 4206015,52 4673350,58 0,9 1000 85 30 240 0,647 9,412 0,00273 0,0058 0,0483 0,0058 496 628 Ø10 -125
L
Mtx
Mty

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021


200

4.3 Perencanaan Tangga dan Bordes


Tangga adalah bagian dari struktur yang berfungsi untuk menghubungkan struktur
bawah dengan struktur atas sehingga mempermudah orang untuk dapat mengakses atau
mobilisasi orang keatas dan kebawah struktur lantai.
Perencanaan tangga dan bordes meliputi dimensi, kemiringan dan penulangan plat
tangga. Perencanaan struktur tangga menggunkan beton bertulang dengan mutu beton f’c
= 30 MPa. Tangga yang direncanakan mempunyai konfigurasi yang sama setiap lantainya
(typical) dengan ketinggian 4 meter.

Gambar 4.25 Denah Rencana Tangga


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto Cad 2017, 2021
201

4.3.1 Perhitungan Dimensi Tangga


Syarat kenyamanan yang digunakan menggunakan aturan acuan dimensi
dan sudut anak tangga. Untuk menghasilkan struktur tangga yang nyaman dilalui,
maka perhitungan anak tangga meliputi jumlah antrede (injakan), optrade
(tanjakan), dan plat tangga adalah sebagai berikut :
1. Menghitung antrade (injakan)
a. Kemiringan tangga (α)
tan α = 30º

b. Menghitung panjang antrede (injakan)


2X + Y = 61 ~ 65
2 (Y · tan α) + Y = 61 ~ 65
2 (Y · tan 30º) + Y = 61 ~ 65
2,21 Y = 64
Y = 28,9 ≈ 30 cm

2. Menghitung Optrade (tanjakan)


a. Menghitung tinggi optrade (tanjakan)
X = Y · tan α
= 30 · tan 300
= 17 cm

b. Menghitung jumlah optrade (tanjakan)


Jumlah optrade = 200 / 17 = 12 buah
Jumlah optrade = 12 – 1 = 11 buah

c. Menghitung tebal plat tangga


Tinggi plat tangga minimum (hmin) adalah sebagai berikut :
𝐿 √33002 + 20002
hmin = 27 = = 142,92 mm ≈ 15 cm
27
202

d. Menghitung tebal anak tangga


O
h’ = h + 2 ˟ cos ∝
17
= 15 + ˟ cos 300
2

= 22,36 ≈ 23 cm
Maka ekivalen tebal anak tangga = 23 – 15 = 8 cm

Data perencanaan tangga adalah sebagai berikut :


- Tinggi antar lantai (h) =4m
- Panjang tangga (L) = 3,3 m
- Tinggi optrade (O) = 17 cm
- Lebar antrade (A) = 30 cm
- Panjang bordes (Pb) =2m
- Kemiringan tangga = 300
- Diameter Tulangan (D) = 10 mm
- Tebal selimut beton (ts) = 2 cm
- Tebal plat tangga (tp) = 15 cm
- Tebal anak tangga (ta) = 8 cm
- Mutu beton (fc) = 30 MPa
- Mutu baja (fy) = 400 MPa
- Berat jenis beton = 2400 kg/m²
203

4.3.2 Pembebanan Tangga


Beban yang bekerja pada struktur tangga meliputi beban mati dan hidup.
Distribusi beban yang bekerja pada elemen tangga ditunjukkan sebagai berikut:
1. Plat Tangga (h = 0,15 m)
• Beban mati (WD) :
- Berat anak tangga = 0,08 ˟ 2400 = 192 kg/m2
- Penutup lantai = 24 kg/m2
- Spesi (t = 3 cm) = 3 ˟ 21 = 63 kg/m2
- Handrail taksiran) = 15 kg/m2 +
Total = 294 kg/m2
• Beban Hidup (WL) :
- Beban Hidup = 300 kg/m2

2. Plat Bordes ( h = 0,15 m)


• Beban mati (WD):
- Penutup lantai = 24 kg/m2
- Spesi (t = 3 cm) = 3 ˟ 21 = 63 kg/m2 +
Total = 87 kg/m2
• Beban Hidup (WL)
- Beban Hidup = 300 kg/m2
204

4.3.3 Analisa Perhitungan Struktur Tangga


Perhitungan analisa struktur dilakukan menggunakan bantuan program
SAP2000 v.14. Beban yang dimasukkan sebagai beban merata (Uniform Shell)
dalam progam SAP2000 v.14, sedangkan tebal pelat akan dihitung otomatis oleh
progam dengan memasuk kan angka 1 untuk self weight multiplier pada saat
pembebanan load case. Kombinasi pembebanan yang digunakan adalah :

1,2 DL + 1,6 LL
Keterangan :
DL : Dead Load (Beban Mati)
LL : Live Load (Beban Hidup)

Gambar 4.26 Permodelan Tangga


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021
205

Gambar 4.27 Moment Arah Memanjang (M11)


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021

Gambar 4.28 Moment Arah Melintang (M22)


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021

Bersadarkan analisa dari Aplikasi SAP2000 v.14 didapatkan :


Tabel 4.41 Tabel Momen Plat Tangga dan Bordes

Jenis Struktur Gaya Dalam Momen (kN.m)

Plat Tangga M11 5,360


M22 13,245
Plat Bordes M11 5,001
M22 13,245
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021
206

4.3.4 Perencanaan Tulangan Plat Tangga


4.3.4.1 Desain Penulangan Plat Tangga untuk Arah X

a. Tinggi Efektif Plat Tangga (d)


dx = h – ts – 0,5 ˟ D
= 150 – 20 – 0,5 ˟ 10
= 125 mm

b. Momen Nominal
M11 = Mu
= 5,360 kN.m (Output Aplikasi SAP2000 v.14)
𝑀𝑢
Mn = 𝜑
5,360
= 0,9

= 5,956 kN.m = 5,956 ˟ 106 N.mm

c. Rasio Tulangan (ρ)


1,4
ρmin = fy
1,4
= 240

= 0,00583
f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( )
7

= 0,848
0,85 ˟ β ˟ f'c 600
ρbalance = [600+fy]
fy
0,85 ˟ 0,848 ˟ 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
207

ρmaks = 0,75 ˟ ρbalance


= 0,75 ˟ 0,0644
= 0,0483
Mn
Rn = (b ˟ d2)
5,956 ˟ 106
= (1000 ˟ 1252 )

= 0,381 MPa
fy
m =( )
0,85 ˟ f'c
240
= (0,85 ˟ 30)

= 9,412
1 2·m·Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 · (9,412) · (0,381)
= [1 − √1- ]
9,412 240

= 0,00159
ρ = 0,00159 < ρmin = 0,00583
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583

d. Kebutuhan Tulangan
Ast = 0,00583 ˟ 1000 ˟ 125
= 728,75 mm2
Digunakan tulangan ulir D10
Luas satu tulangan As :
As = ¼ ˟ π ˟ D2
= ¼ ˟ π ˟ 102
= 78,54 mm2
Jumlah tulangan :
N = Ast / As
= 728,75 / 78,54
= 9,279 ≈ 10 buah
208

Jarak antar tulangan :


0,25 ˟ π ˟ D2 ˟ b
S =( )
𝐴st

0,25 ˟ π ˟ 102 ˟ 1000


=( )
728,75

= 107,773 ≈ 100 mm
Jadi tulangan plat tangga arah X digunakan D10 – 100 mm
209

4.3.4.2 Desain Penulangan Plat Tangga untuk Arah Y

a. Tinggi Efektif Plat Tangga (d)


dy = h – ts – D – 0,5 ˟ D
= 150 – 20 – 10 - 0,5 ˟ 10
= 115 mm
b. Momen Nominal
M22 = Mu
= 13,245 kN.m (Output Aplikasi SAP2000 v.14)
𝑀𝑢
Mn = 𝜑
13,245
= 0,9

= 14,716 kN.m = 14,716 ˟ 106 N.mm


c. Rasio Tulangan (ρ)
1,4
ρmin = fy
1,4
= 240

= 0,00583
f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( )
7

= 0,848
0,85 ˟ β ˟ f'c 600
ρbalance = [600+fy]
fy
0,85 ˟ 0,848 ˟ 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
210

ρmaks = 0,75 ˟ ρbalance


= 0,75 ˟ 0,0644
= 0,0483
Mn
Rn = (b ˟ d2)
14,716 ˟ 106
= ( 1000 ˟ 1152 )

= 1,112 MPa
fy
m =( )
0,85 ˟ f'c
240
= (0,85 ˟ 30)

= 9,412
1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1 ]
fy

1 2 . (9,412) . (1,112)
= [1 − √1- ]
9,412 240

= 0,00473
ρ = 0,00473 < ρmin = 0,00583
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583

d. Kebutuhan Tulangan
Ast = 0,00583 ˟ 1000 ˟ 125
= 728,75 mm2
Digunakan tulangan ulir D10
Luas satu tulangan As :
As = ¼ ˟ π ˟ D2
= ¼ ˟ π ˟ 102
= 78,54 mm2
Jumlah tulangan :
N = Ast / As
= 728,75 / 78,54
= 9,279 ≈ 10 buah
211

Jarak antar tulangan :


0,25 ˟ π ˟ D2 ˟ b
S =( )
𝐴st

0,25 ˟ π ˟ 102 ˟ 1000


=( )
728,75

= 107,773 ≈ 100 mm
Jadi tulangan plat tangga arah Y digunakan D10 – 100 mm
212

4.3.5 Perencanaan Tulangan Plat Bordes


4.3.5.1 Desain Penulangan Plat Bordes untuk Arah X

a. Tinggi Efektif Plat Tangga (d)


dx = h – ts – 0,5 ˟ D
= 150 – 20 – 0,5 ˟ 10
= 125 mm

b. Momen Nominal
M11 = Mu
= 5,001 kN·m (Output Aplikasi SAP2000 v.14)
𝑀𝑢
Mn = 𝜑

5,001
=
0,9
= 5,556 kN.m = 5,556 ˟ 106 N.mm

c. Rasio Tulangan (ρ)


1,4
ρmin = fy
1,4
= 240

= 0,00583
f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( )
7
= 0,848
0,85 ˟ β ˟ f'c 600
ρbalance = [600+fy]
fy
0,85 ˟ 0,848 ˟ 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
213

ρmaks = 0,75 ˟ ρbalance


= 0,75 ˟ 0,0644
= 0,0483
Mn
Rn = (b ˟ d2)

5,556 ˟ 106
=( )
1000 ˟ 1252
= 0,355 MPa
fy
m = (0,85 ˟ f'c)
240
= (0,85 ˟ 30)

= 9,412
1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (0,355)
= [1 − √1- ]
9,412 240

= 0,00148
ρ = 0,00148 < ρmin = 0,00583
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583

d. Kebutuhan Tulangan
Ast = 0,00583 ˟ 1000 ˟ 125
= 728,75 mm2
Digunakan tulangan ulir D10
Luas satu tulangan As :
As = ¼ ˟ π ˟ D2
= ¼ ˟ π ˟ 102
= 78,54 mm2
Jumlah tulangan :
N = Ast / As = 728,75 / 78,54
= 9,279 ≈ 10 buah
214

Jarak antar tulangan :


0,25 ˟ π ˟ D2 ˟ b
S =( )
𝐴st

0,25 ˟ π ˟ 102 ˟ 1000


=( )
728,75

= 107,773 ≈ 100 mm
Jadi tulangan plat bordes arah X digunakan D10 – 100 mm
215

4.3.5.2 Desain Penulangan Plat Bordes untuk Arah Y

a. Tinggi Efektif Plat Tangga (d)


dy = h – ts – D – 0,5 ˟ D
= 150 – 20 – 10 - 0,5 ˟ 10
= 115 mm

b. Momen Nominal
M22 = Mu
= 13,245 kN.m (Output Aplikasi SAP2000 v.14)
𝑀𝑢
Mn = 𝜑

13,245
=
0,9
= 14,716 kN.m = 14,716 ˟ 106 N.mm

c. Rasio Tulangan (ρ)


1,4
ρmin = fy
1,4
= 240

= 0,00583
f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( )
7

= 0,848
0,85 ˟ β ˟ f'c 600
ρbalance = [600+fy]
fy
0,85 ˟ 0,848 ˟ 30 600
= [600+240]
240

= 0,0644
216

ρmaks = 0,75 ˟ ρbalance


= 0,75 ˟ 0,0644
= 0,0483
Mn
Rn = (b ˟ d2)
14,716 ˟ 106
= ( 1000 ˟ 1152 )

= 1,112 MPa
fy
m =( )
0,85 ˟ f'c
240
= (0,85 ˟ 30)

= 9,412
1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (9,412) . (1,112)
= [1 − √1 - ]
9,412 240

= 0,00473
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,00583

d. Kebutuhan Tulangan
Ast = 0,00583 ˟ 1000 ˟ 125
= 728,75 mm2
Digunakan tulangan ulir D10
Luas satu tulangan As
As = ¼ ˟ π ˟ D2
= ¼ ˟ π ˟ 102
= 78,54 mm2
Jumlah tulangan
N = Ast / As
= 728,75 / 78,54
= 9,279 ≈ 10 buah
217

Jarak antar tulangan :


0,25 ˟ π ˟ D2 ˟ b
S =( )
𝐴st

0,25 ˟ π ˟ 102 ˟ 1000


=( )
728,75

= 107,773 ≈ 100 mm
Jadi tulangan plat bordes arah Y digunakan D10 – 100 mm

Tabel 4.42 Rekap Tulangan Plat Tangga dan Plat Bordes

As As
Jenis Plat Posisi
Perhitungan Tulangan Tulangan
Tangga Tulangan
(mm²) (mm²)

Arah X 728,75 D10 – 100 785,398


Plat Tangga
Arah Y 728,75 D10 – 100 785,398

Arah X 728,75 D10 – 100 785,398


Plat Bordes
Arah Y 728,75 D10 – 100 785,398
Sumber : Dokumen Pribadi, 2021

Gambar 4.29 Penulangan Plat Tangga dan Plat Bordes


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto Cad 2017, 2021
218

4.3.6 Perencanaan Balok Bordes Tangga

Gambar 4.30 Sketsa Tangga dan Letak Balok Bordes


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto Cad 2017, 2021

Balok bordes tangga direncanakan dengan dimensi Tinggi (h) = (1/10 – 1/5)
L dan lebar (b) = (1/2 – 2/3) L.
Data perencanaan balok bordes tangga adalah sebagai berikut :
- Panjang Bordes (Pb) =2m
- Lebar Balok Bordes (l) = 200 mm = 0,20 m
- Tinggi Balok Bordes (t) = 400 mm = 0,40 m
- Tebal Plat Bordes (tp) = 15 cm = 0,15 m
- Berat Jenis Beton = 2400 kg/m² = 24 kN/m
- Berat Dinding = 250 kg/m² = 2,5 kN/m
- Berat Spesi = 21 kg/m² = 0,21 kN/m
- Tebal Spesi = 3 cm = 0,03 m
- Berat Keramik = 24 kg/m² = 0,24 kN/m
- Tebal Keramik = 1 cm = 0,01 m
219

4.3.6.1 Pembebanan Balok Bordes


• Beban Mati (WD)
- Berat plat bordes = 0,15 ˟ 24 = 3,6 kN/m
- Spesi = 0,03 ˟ 0,21 = 0,06 kN/m
- Keramik = 0,01 ˟ 0,24 = 0,02 kN/m
- Berat dinding = 1,5 ˟ 2,5 = 3,75 kN/m
- Berat sendiri balok = 0,20 ˟ 0,40 ˟ 24 = 1,92 kN/m +
Total = 9,35 kN/m
• Beban Hidup (WL)
- WL = 3 kN/m2
• Beban rencana (Wu) = 1,2 DL + 1,6 LL
= (1,2 ˟ 9,35) + (1,6 ˟ 3)
= 16,02 kN/m
• Gaya dalam yang terjadi :
- M = 9,530 kN·m
- M- = -0,303 kN·m
- Geser (Vu) = 14,581 kN·m
- Torsi (Tu) = 1,856 kN·m
(diperoleh dari Output Program SAP2000 v.14 )
220

4.3.6.2 Perhitungan Tulangan Balok Bordes Tangga


Perhitungan tulangan balok bordes tangga yang direncanakan adalah
B-200 ˟ 400 mm, dengan panjang L = 4180 mm dan kriteria sebagai berikut:
- Tinggi Balok (h) = 400 mm
- Lebar Balok (b) = 200 mm
- Tulangan Utama (D) = 13 mm
- Tul. Samping (ds) = 8 mm
- ts = 30 mm
- Es = 200000 MPa
- fy = 400 MPa
- f’c = 30 MPa

a. Tinggi Efektif
d = h – ts – ds – 0,5 ˟ D
= 400 – 30 – 8 – 0,5 ˟ 13
= 355,5 mm
b. Perhitungan Tulangan
1. Menghitung tulangan tarik dan tekan di tumpuan
1,4
ρmin = fy
1,4
= 400

= 0,0035
f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( )
7

= 0,848
0,85 ˟ β ˟ f'c 600
ρbalance = [600+fy]
fy
0,85 ˟ 0,848 ˟ 30 600
= [600+4000]
400

= 0,0325
221

ρmaks = 0,75 ˟ ρbalance


= 0,75 ˟ 0,0325
= 0,0325
Mn
Rn = (b ˟ d2)
0,303 ˟ 106
= (200 ˟ 355,52)

= 0,012 MPa
fy
m =( )
0,85 ˟ f'c
400
= (0,85 ˟ 30)

= 15,686
1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (15,686) . (0,303)
= 15,686 [1 − √1 - ]
400

= 0,000762
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,0035
Ast = 0,0035 ˟ 200 ˟ 355,5 = 248,85 mm2

Digunakan tulangan ulir D13


• Luas satu tulangan As :
As = ¼ ˟ π ˟ D2
= ¼ ˟ π ˟ 132
= 132,732 mm2
• Jumlah tulangan :
- Tulangan atas :
N = Ast / As
= 248,85 / 132,732 = 1,875
= 3 buah = 3D13
222

- Tulangan bawah :
½ ˟ Ast Tulangan atas
½ ˟ 398,196 = 199,098 mm2
N = Ast / As
= 199,098 / 132,732
= 1,5 buah = 2D13

2. Menghitung tulangan tarik dan tekan di lapangan


1,4
ρmin = fy
1,4
= 400

= 0,0035
f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( )
7

= 0,848
0,85 ˟ β ˟ f'c 600
ρbalance = [600+fy]
fy
0,85 ˟ 0,848 ˟ 30 600
= [600+4000]
400

= 0,0325
ρmaks = 0,75 ˟ ρbalance
= 0,75 ˟ 0,0325
= 0,0325
Mn
Rn = (b ˟ d2)
9,530 ˟ 106
= (200 ˟ 355,52 )

= 0,377 MPa
fy
m = (0,85 ˟ f'c)
400
= (0,85 ˟ 30)

= 15,686
223

1 2.m.Rn
ρ = 𝑚 [1 − √1- ]
fy

1 2 . (15,686) . (0,377)
= 15,686 [1 − √1 - ]
400

= 0,000949
Jika ρ < ρmin, maka dipakai ρmin = 0,0035
Ast = 0,0035 ˟ 200 ˟ 355,5 = 248,85 mm2

Digunakan tulangan ulir D13


• Luas satu tulangan As
As = ¼ ˟ π ˟ D2
= ¼ ˟ π ˟ 132
= 132,732 mm2
• Jumlah tulangan
- Tulangan atas
N = Ast / As
= 248,85 / 132,732
= 1,8875
= 2 buah = 2D13
- Tulangan bawah
½ ˟ Ast T.Atas
½ ˟ 265,464 = 132,732 mm2
N = Ast / As
= 132,732 / 132,732
= 1 buah = 2D13
224

3. Perhitungan Tulangan Geser


Dari hasil perhitungan gaya dalam pada balok bordesa tangga
didapatkan nilain bidang geser Vu = 14,581 kN
1
Vc = 6 𝑥√f'c ˟ b ˟ d
1
= 6 𝑥√30 ˟ 200 ˟ 355,5

= 64905 N = 64,905 Kn
ØVc = 0,75 ˟ Vc
= 0,75 ˟ 64,905
= 48,679 kN
Jika Vu < Ø Vc, maka cukup dipasang sengkang minimum.
Digunakan sengkang D10, Av = (0,25 ˟ π ˟ 102) = 78,5 mm2
3 ˟ Av ˟ fy 3 ˟ 100,531 ˟ 240
S= = = 180,956 mm ≈ 150 mm
bw 200

4. Perhitungan Tulangan Torsi


Torsi = Tu = 1,856 kN·m = 1856000 N·mm
√𝑓 ′ 𝑐
Tc =( ) · 𝑏2ℎ
15

√30
= ( 15 ) · 2002 · 400

= 5842373,95 N·mm
ØTc = 0,6 · 5842373,95
= 3505424,37

Tu = 1.856.000 N·mm < ØTc = 3.505.424,37 N·mm


Balok Bordes sanggup menahan tegangan torsi dengan dibuktikan
ØTc > Tu . Menggunakan tulangan puntir sepanjang balok bordes
2D10.
225

Gambar 4.31 Detail Penulangan Balok Bordes


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto Cad 2017, 2021
226

4.4 Perencanaan Portal (Balok, Kolom, dan Tie Beam)

Gambar 4.32 Prespektif Rangka Portal Struktur Beton


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000, 2021

4.4.1 Pedoman Perhitungan Balok dan Kolom


Dalam permodelan Balok dan Kolom pedoman yang dipakai ;
1. Persyaratan Beton Strktural Untuk Banguan Gedung (SNI 2847: 2013).
2. Beban Minimum untuk Perencangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI
1727: 2013).
3. Pedoman Perencanaan Ketahan Gempa untuk Rumah dan Gedung (SNI 1726-
2012).b
4. SNI 2847:2013. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.
5. Pedoman Perencanaan Pembangunan untuk Rumah dan Gedung (PPPURG 1987).
227

4.4.2 Data Teknis Portal


1. Material Beton
Berat per unit volume = 2400 Kg/m3
F’c = 30 Mpa
Modulus elastisitas (Ec)= 4700 ˟ √f'c = 4700 ˟ √30
= 25742,9602 Mpa
2. Material Baja
Besi ulir , - Fy = 400 Mpa
- Fu = 570 Mpa
Besi polos , - Fy = 240 Mpa
- Fu = 390 Mpa
Berat per unit volume = 7850 kg/m3
Modulus elastisitas = 200.000 Mpa

4.4.3 Menentukan Syarat Batas dan Panjang Bentang


Balok dianggap ditumpu bebas pada kedua tepinya, dengan panjang bentang, 800
cm, 600 cm, 400 cm, dan 300 cm.

4.4.4 Menentukan Dimensi


1. Pada perencanaan dimensi balok menggunakan acuan dengan asumsi awal,
1/10 – 1/15 dari jarak kolom.
B1 = 40 ˟ 80 cm B4 = 15 ˟ 30 cm
B2 = 35 ˟ 70 cm B5 = 20 ˟ 35 cm
B3 = 25 ˟ 50 cm TB = 30 ˟ 50 cm
2. Pada perencanaan dimensi kolom dengan menyesuaikan beban yang terjadi
dengan asumsi awal, K = 60 ˟ 60 cm, K = 50 ˟ 50 cm, K SW (Shear Wall) = 35 ˟
35 cm.
3. Pada perencanaan dimensi Shearwall menggunakan ketebalan 35 cm
4. Pada perencanaan ketebalan plat lantai menggunakan ketebalan 12 cm dan plat
atap menggunakan ketebalan 10 cm
228

Gambar 4.33 Denah Tie Beam Elv. +0.00 m


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021
229

Gambar 4.34 Denah Balok Lantai 2 Elv. +4.00 m


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021
230

Gambar 4.35 Denah Balok Lantai 3 Elv. +8.00 m – Lantai 5 Elv. +16.00 m
Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021
231

Gambar 4.36 Denah Balok Lantai Atap Elv. + 20.00 m


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021
232

4.4.5 Pembebanan Portal


Sesuai dengan Peraturan Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
(PPPURG 1987), ada empat pembebanan yang ditinjau dalam portal, yaitu beban mati,
beban hidup, beban angin dan beban gempa. Sesuai dengan kegunaannya, diperoleh
beban sebagai berikut :

4.4.5.1 Beban Gravitasi (Statik)


A. Beban Pada Plat Lantai
1. Beban mati (WD)
Plat Lantai 2 - 5
Berat spesi lantai = 21 Kg/m2
Penutup lantai = 24 Kg/m2
Berat plafond dan penggantung = 18 Kg/m2
Instalasi listrik = 40 Kg/m2
Instalasi pemipaan = 25 Kg/m2 +
Total pembebanan (WD) = 128 Kg/m2

Plat lantai atap


Berat Aspal = 30 kg/m2
Berat plafond dan penggantung = 18 Kg/m2
Instalasi listrik = 40 Kg/m2
Instalasi pemipaan = 25 Kg/m2 +
Total pembebanan (WD) = 113 Kg/m2
233

Gambar 4.37 Input Beban Mati pada Plat


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021

2. Beban hidup (WL)


Plat lantai 2 – 5
Beban hidup gedung (Hotel) = 250 Kg/m2

Plat lantai atap


Beban hidup pada lantai atap = 100 Kg/m2
234

Gambar 4.38 Input Beban Hidup pada Plat


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021

B. Beban Pada Balok


1. Berat dinding (Bata Ringan Citicon t = 10 cm)
= 60 Kg/m2 ˟ 4,0 m = 240 Kg/m
2. Berat dinding partisi
= 20 kg/m2 ˟ 4,2 m = 84 kg/m2
235

Gambar 4.39 Input Beban pada Balok


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021

4.4.5.2 Beban Angin


Beban angin struktur bangunan ditentukan sebagai berikut :
• Beban angina harus diambil dengan prosedur sesuai SNI 03-2847:2013 Pasal
26.1.2.1. Berdasarkan Pasal berikut ditetapkan prosedur pengaruh untuk
pemilihan perhitungan beban angin pada tugas akhir ini. Prosedur pengaruh
ini diperuntuknan untuk semua ketinggian bangunan.
236

• Prosedur pengaruh disyaratkan dalam Pasal 27. Berikut langkah – langkah


untuk menentukan beban angin pada SPBAU Bangunan Gedung dari Semua
Ketinggian :
Langkah 1 : Tentukan kategori risiko bangunan gedung atau struktur lain,
lihat Tabel 1.5-1
• Sesuai persyaratan yang ada bangunan gedung tergolong kategori
risiko II
Langkah 2 : Tentukan kecepatan angin dasar, V, untuk kategori risiko yang
sesuai
• V = 6,6 m/s = 13,5 mph (dataonline.bmkg.go.id/data_iklim)
Langkah 3 : Tentukan parameter beban angin :
a. Faktor arah angin, Kd, lihat Pasal 26.6 dan Tabel 26.6-1
• Kd = 0,85
b. Kategori eksposur B, C, atau D, lihat Pasal 26.7
• Eksposur B (daerah perkotaan dan pinggiran kota)
c. Faktor topografi, Kzt, lihat Pasal 26.8 dan Tabel 26.8-1
• Kzt = 1,0 (Pasal 26.8.2)
d. Klasifikasi ketertutupan, lihat Pasal 26.10
• Bangunan tergolong tertutup
e. Faktor efek tiupan angin, G, lihat Pasal 26.9
• G = 0,85 (Pasal 26.9.1)

Langkah 4 : Tentukan koefisien tekanan, Cp. Sebelum menentukan beban


angin ketika datang dan pergi, terlebih dahulu tentukan nilai
Cp (koefisien tekan dinding). Sesuai pada SNI 1727:2013
Pasal 27.4.1, Cp angin datang dan angin pergi ditentukan dari
komponen, yaitu : B/L.
237

Tabel 4.43 Koefisien Tekanan Dinding, Cp

Sumber : SNI 1727:2013

Karena nilai L/B kurang dari 1 , sehingga didapatkan untuk Cp sisi angin
datang 0,8. Untuk Cp sisi angin pergi didapat -0,5 . Beban angin diinputkan
secara otomatis dengan program SAP 2000 v.14 , dengan data – data seperti
diatas.

Gambar 4.40 Input Beban Angin pada SAP 2000 v.14


Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021
238

4.4.5.3 Beban Gempa


Parameter Gempa mengacu pada peraturan SNI 1726:2012 dengan
rincian sebagai berikut (ketentuan tabel dalam pembahasan ini disesaikan
dengan tabel pada SNI 1726:2012) :
1. Menentukan Faktor Keutamaan Gedung
Bersasarkan (Tabel 4.43 Kategori risiko bangunan gedung dan non
gedung untuk beban gempa) gedung yang direncanakan termasuk ke dalam
kategori risiko bangunan II. Dengan nilai faktor keutamaan gempa Ie = 1,0
(Tabel 4.43 Faktor keutamaan gempa).

Tabel 4.44 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung


Untuk Beban Gempa

No Jenis Pemanfaatan Kategori


Resiko
1. Gedung dan non gedung yang memiliki
risiko rendah terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan termasuk tapi di batasi
untuk antara lain : I
• Fasilitas pertanian, perkebunan,
peternakan, dan perikanan
• Fasilitas sementara
• Gudang penyimpanan
• Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
2. Semua gedung dan struktur lain, kecuali
yang termasuk dalam ketegori I, II, IV,
termasuk, tapi tidak di batasi untuk :
• Perumahan
• Rumah toko dan rumah kantor
• Pasar II
• Gedung perkantoran
• Gedung apartemen / rumah susun
• Pusat perbelanjaan / mall
• Bangunan industri
• Fasilitas manufaktur
• Pabrik
239

3. Gedung dan non gedung yang memiliki


III
risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan termasuk tapi tidak di
batasi untuk :
• Bioskop
• Gedung pertemuan
• Stadion
• Fasilitas kesehatan yang tidak
memiliki unit bedah dan unit gawat
darurat
• Fasilitas penitipan anak
• Penjara
• Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk
ke dalam kategori risiko IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan
dampak ekonomi yang besar dan atau
gangguan massal terhadap
Sumber : Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan
Gedung SNI-1726-2012.

Tabel 4.45 Faktor Keutamaan Gempa

Kategori Resiko Faktor Keutamaan Gempa Ie

I atau II 1,0

III 1,25

IV 1,50

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa


untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
240

2. Menentukan Klasifikasi Situs

Gambar 4.41 Bore Log BH- 1 Daerah Kompleks Univ. Diponegoro


Tembalang kedalaman 24 m
Sumber : Data Analisis, 2021
241

Penentuan klasifikasi situs dapat dilakukan dengan menentukan


tahanan penetrasi rata – rata (N) seperti diperhitungkan pada tabel berikut
(Nilai SPT didapat dari data hasil Boring Log di Daerah Tembalang /
Gambar 4.40) :

Tabel 4.46 Perhitungan Nilai SPT Rata – rata


Lapis N SPT Kedalaman Tebal N' = Tebal /
(m) (m) NSPT
0 0 0 0 0
1 5 2 2 0,400
2 13 4 2 0,153
3 16 6 2 0,125
4 27 8 2 0,074
5 39 10 2 0,051
6 60 12 2 0,033
7 60 14 2 0,033
8 60 16 2 0,033
9 60 18 2 0,033
10 60 20 2 0,033
11 60 22 2 0,033
12 60 24 2 0,033
Jumlah 24 1,034
Sumber : Bore Log BH- 1 Daerah Kompleks Univ. Diponegoro
Tembalang, 2021

Tabel 4.47 Hubungan Klasifikasi Situs dengan Parameter Tanah


𝑽𝒔
Kelas situs 𝑵 atau 𝑵 𝒄𝒃 𝑺𝒖 (kPa)
(m/detik)
SA (Bataun keras) >1500 N/A N/A
SB (Batuan) 750 - 1500 N/A N/A
SC (tanah keras,
sangat padat dan
350 - 750 >50 ≥ 100
batuan lunak)

SD (tanah sedang) 175 - 350 15 - 50 50 -100

SE (tanah lunak) <175 <15 <50


Sumber : Tata Cara Perencanan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan dan Non Gedung (SNI 03-1726-2012)
242

Berdasarkan klasifikasi situs sebelumnya, dengan nilai test penetrasi


standar (SPT) rata-rata (N) = 24 / 1,034 = 23,210, maka termasuk
klasifikasi situs tanah sedang (SD)

3. Menetukan Parameter Percepatan Gempa


Parameter percepatan Ss dan S1 berdasarkan pada peta parameter
respon spektrum pada Tabel 4.45 dengan aplikasi desain spectra Indonesia
yang dikeluarkan oleh pusat penelitian dan Pengembangan Pemukiman,
Kementrian Pekerjaan Umum. Dilihat dari lokasi koordinat yang telah
ditentukan, Gedung Hotel 5 Lantai Riecarlton Tembalang terletak pada
lintang -7,056506124656568 dan bujur 110,43313735447923, mempunyai
nilai Ss sebesar 1,222 g dan S1 sebesar 0,373 g.

Tabel 4.48 Nilai Ss dan S1 Respon Spekta


Variabel Nilai
PGA (g) 0,506
S S (g) 1.122
S 1 (g) 0,373
C RS 0,874
C R1 0
FPGA 1.000
FA 1.051
FV 1.655
PSA (g) 0,506
S MS (g) 1.180
S M1 (g) 0,617
S DS (g) 0,786
S D1 (g) 0,411

T0 (detik) 0,105

TS (detik) 0,523

Sumber : Puskim.go.id

4. Menentukan Koefisien Situs Fa dan Fv


Koefisien Situs (Fa) Gedung Hotel Riecarlton Semarang didapatkan
dari interpolasi linier menurut Tabel 2.9 untuk kelas situs SE yaitu 1,000.
Sedangkan koefisien situs (Fv) didapatkan dari interpolasi linier menurut
Tabel 2.10 untuk kelas situs SD yaitu 1,655.
243

5. Menghitung Parameter Percepatan Desain Spekral


Menurut pasal 6.2 sebelum menghitung parameter percepatan desain
spectral perlu dihitung nilai parameter percepatan pada periode pendek
(SMS) dan periode 1 detik (SM1) seseuai dengan persamaan 5 dan 6.
SMS = Fa ˟ SS
= 1,051 ˟ 1,122
= 1,179 g
SM1 = Fv ˟ S1
= 1,655 ˟ 0,373
= 0,617 g
Selanjutnya nilai SDS dan SD1 dapat dicari sesai Pasal 6.3 persamaan
7 dan 8.
SDS = 2/3 SMS
= 2/3 ˟ 1,179
= 0,786 g
SD1 = 2/3 SM1
= 2/3 ˟ 0,617
= 0,411 g

6. Menentukan Spektum Respons Desain


Bila spektum respons desain diperlukan oleh tata cara ini dan
prosedur gerak tanah dari spesifikasi situs tidak digunakan, maka kurva
spektrum respons desain harus dikembangkan dengan mengacu Gambar
2.8 dan mengikuti ketentuan berikut ini :
4. Untuk perioda yang lebih kecil dari T0 (T < T0), spectrum respons
percepatan desain, Sa harus diambil dari persamaan
𝑇
Sa = SDS(0,4 + 0,6 𝑇𝑜)

5. Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari
atau sama dengan Ts. (T0 ≤ T ≤ Ts),
Sa = SDS
244

6. Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari
atau sama dengan Ts (T > Ts), spektrum respons percepatan desain Sa
diambil berdasarkan persamaan
𝑆𝐷1
Sa = 𝑇

Dengan menggunakan T0 dan Ts sebagai berikut :


𝑆𝐷1
TO = 0,2 ˟ 𝑆𝐷𝑆
0,411
= 0,2 ˟ 0,786

= 0,104 detik
𝑆𝐷1
TS = 𝑆𝐷𝑆
0,411
= 0,786

= 0,052 detik
Keterangan :
SDS = Parameter percepatan spektral desain untuk perioda pendek
SD1 = Parameter percepatan spektral desain untuk periode 1 detik
T = Perioda fundamental struktur (detik) yang ditentukan

Sehingga didapatkan kurva respons pektrum sebagai berikut ini.

Gambar 4.42 Kurva Respons Spektrum


Sumber : Data Analisis, 2021
245

Tabel 4.49 Spektrum Respons Desain

T T
SA (g) SA (g)
(detik) (detik)
0 0,314 2,223 0,177
0,105 0,786 2,323 0,17
0,523 0,786 2,423 0,163
0,623 0,569 2,523 0,157
0,723 0,5 2,623 0,151
0,823 0,445 2,723 0,146
0,923 0,402 2,823 0,141
1,023 0,366 2,923 0,136
1,123 0,336 3,023 0,132
1,223 0,311 3,123 0,128
1,323 0,289 3,223 0,124
1,423 0,27 3,323 0,12
1,523 0,253 3,423 0,117
1,623 0,239 3,523 0,113
1,723 0,226 3,623 0,11
1,823 0,214 3,723 0,108
1,923 0,203 3,823 0,105
2,023 0,194 4 0,103
2,123 0,185
Sumber : Data Analisis Puskim.go.id, 2021
246

7. Menentukan Kategori Desain Seismik (SDC = Seismic Design


Category)
Penentuan kategori desain sesimik berdasarkan parameter respons
percepatan SDS dan SD1. Nilai SDS = 0,786 > 0,5 dengan kategori risiko II,
sesuai (Tabel Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan
pada Perioda Pendek), masuk kategori Desain Seismik D. Sedangkan Nilai
SD1 = 0,411 > 0,2 dengan kategori resiko II maka sesuai dengan (Tabel
Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan Pada
Perioda 1 detik), masuk dalam Kategori Desain Seismik (KDS) D.

8. Menentukan Struktur dan Parameternya


Pemilihan sistem struktur berhubungan dengan elemen penahan
beban leteral dan juga Kategori Desain Seismik yang direncanakan, pada
perecanaan ini akan digunakan sistem ganda sebagai penahan beban lateral.
Adapun Struktur Sistem Ganda (Dual System) yaitu gabungan sistem
antara portal dan dinding geser (SNI 03-1726-2002). Sistem Ganda dapat
diartikan sebagai kesatuan sistem struktur yang terdiri dari rangka ruang
yang memikul seluruh beban gravitasi dan pemikul beban lateral (sekurang
– kurangnya 25%) berupa dinding geser atau rangka pengaku dengan
rangka pemikul momen.
247

Tabel 4.50 Faktor R, Cd, Ω0, untuk Sistem Penahan Gaya Gempa

Sumber : SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa


untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung

Sehingga sistem penahan gaya gempa yang diijinkan adalah Sistem


Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK).
Maka parameter faktor gempa yang digunakan adalah :
• Koefisien Modiffikasi respons, (R) = 8
• Faktor Kuat leleh Sistem, (ΩO) = 3
• Faltor Pembesaran Defleksi, (Cd) = 5,5

9. Penentuan perioda Desain


Waktu getar / perioda alami fundamental struktur merupakan waktu
yang dibutuhkna struktur untuk menempuh satu siklus gerakan yang
nilainya dipengaruhi oleh dungsi massa dan kekakuan. Nilai perioda desain
akan digunakan untuk mendapatkan beban gempa rencana.
248

Pada SNI 1726:2012 nilai perioda struktur dibatasi oleh batas bawah
perioda (Perioda fundamental pendekatan) dengan batas atas perioda
(perioda maksimum). Penentuan perioda diatur pada Pasal 7.8.2

Periode fundamental pendekatan atau batas perioda minimum adalah

Ta = Ct ˟ hnx

Keterangan :

hn = ketinggian struktur (m) dari taraf penjepitan lateral / lantai dasar


sampai tingkat tertinggi struktur dan koefisien Ct dan ˟ ditentukan dari tebel
berikut:

Tabel 4.51 Nilai Parameter Perioda Pendekatan

Tipe Struktur Ct x

Sistem rangka pemikul momen dimana rangkaa


memikul 100 persen gaya gempa yang disyaratkan
dan tidak dilengkapi atau dihubungkan dengan
komponen yang lebih kaku dan mencegah rangka
dari defleksi jika dikenal gaya gempa.
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8

Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9

Rangka baja dengan bresing aksentris 0,0731 0,75

Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap


0,0731 0,75
tekuk
Semua sistem struktur lainnya 0,0488 0,75

Sumber : SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa


Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
249

Tipe struktur yang digunakan adalah “Rangka beton pemikul


momen” :

Ta = Ct ˟ ℎ𝑛𝑥

Ta = 0,0466 ˟ 200,9

Ta = 0,6907 detik (Batas Bawah)

Karena analisa struktur dengan bantuan program untuk mendapatkan


waktu getar akami struktur, maka harus dilakukan pengecekan terhadap
batas atas perioda, yaitu :

T = Cu ˟ Ta, dengan nilai Cu berdasarkan tabel berikut ini :

Tabel 4.52 Koefisien Batas Atas Perioda

Parameter percepatan respons Koefisien


spectral desain pada 1 detik, SD1 CU
≥0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤0,1 1,7
Sumber : SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung

Karena nilai SD1 = 0,411 maka nilai Cu = 1,4

T = Cu ˟ Ta

T = 1,4 ˟ 0,6907

T = 0,9669 detik (Batas Atas)


250

10. Menghitung Koefisien Respons Seismik


Perhitungan koefisien respon seismik diatur dalam SNI 1726:2012
Pasal 7.8.1.1 dengan perincian sebagai berikut :

SDS (g) = 0,786

SD1 (g) = 0,411

Karena terjadi perbedaan perioda desain arah ˟ dan perioda desain


arah y, maka dilakukan 2 kali untuk perhitungan Csx dan Csy, seperti
berikut :
𝑆DS 0,786
Csx = Csy = 𝑅 = 6,5 = 0,1209
( ) ( )
𝐼𝑒 1

Jadi, Csx = 0,1209, dan Csy = 0,1209

11. Menghitung Berat Seismik


Berat seismik merupakan berat total desain hasil penjumlahan dari
beban mati struktur + beban mati tambahan + beban hidup yang tereduksi.
Beban struktur dapat didapatkan langsung dari program SAP 2000 v.14 .
Tabel 4.53 Berat Struktur
OutputCase CaseType GlobalFX GlobalFY GlobalFZ GlobalMX GlobalMY GlobalMZ GlobalX
Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m m
DEAD LinStatic 6,353 -3,042 31674,956 639747,9786 -358786,77 -129,8878 0
LIVE LinStatic 2,35 -0,913 6773,7 141025,51 -72694,4175 -46,3294 0

Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021

Pada tabel hasil output dari program SAP 2000 v.14 diatas,
didapatkan berat keseluruhan struktur dapat dilihat pada kolom Global Fz.
Jadi berat total seismk efektif untuk desain adalah
Wtotal – X = 31674,956 kN = 3167495,6 Kg
Wtotal – Y = 31674,956 kN = 3167495,6 Kg
251

12. Gaya Geser Dasar (Base Shear)


V = Cs ˟ W

Dimana :

V = Geser dasar seismic

Cs = Koefisien respons seismik desain

W = berat sesimik efektif total

Vx = 0,1209 ˟ 3167495,6 = 382950,218 Kgf

Vy = 0,1209 ˟ 3167495,6 = 382950,218 Kgf


252

4.4.6 Kontrol dan Analisis Struktur


Setelah pemodelan struktur dan pembebanan selesai dilakukan, maka struktur
perlu dicek terhadap standard peryaratan yang belaku sebagai berikut :
4.4.6.1 Kontrol Partisipasi Massa
Berdasarkan SNI 1726:2013 Pasal 7.9.1 bahwa analisis harus
menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa
ragam terkombinasi sebesar paling sedikit 90 % dari massa actual dalam masing
– masing arah horizontal orthogonal dari respons yang ditinjau oleh model. Dari
hasil analisa struktur menggunakan program bantu didapatkan jumlah renspons
ragam sebagai berikut :
Tabel 4.54 Jumlah Respons Ragam
Mode Sum UX Sum UY
1 0,05919 0,13035
2 0,07581 0,72446
3 0,76268 0,72498
4 0,76869 0,74081
5 0,7687 0,74566
6 0,77265 0,76247
7 0,78925 0,90958
8 0,8758 0,91061
9 0,94505 0,91836
10 0,94671 0,93046
11 0,98414 0,95218
12 0,99787 0,99594
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas menunjukan pada mode shape
7, syarat partisipasi massa telah terpenuhi.
253

4.4.6.2 Kontrol Base Shear


Berdasarkan SNI 1726:2012 Pasal 7.8.4 nilai gaya geser dinamik
(Vdinamik) harus lebih besar 85% dari gaya geser static (Vstatik). Bila lebih
kecil, maka diperlukan faktor skala. Nilai Vdinamik yang didapat dari hasil
analisa struktur pada program bantu dan 85% Vstatik adalah sebagai berikut :
Tabel 4.55 Hasil Geser dasar Statis dan Dinamis Awal
OutputCase CaseType StepType GlobalFX GlobalFY GlobalFZ GlobalMX GlobalMY GlobalMZ
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
SX LinStatic -4650,308 19,836 -3,752E-11 -4,46E-08 -63548,1927 102093,1863
SY LinStatic 0,2 -4425,508 -3,774E-11 61158,2796 1,192E-10 -54898,7541
DX LinRespSpec Max 2580,857 398,19 108,274 5315,3399 35442,9247 44192,3518
DY LinRespSpec Max 399,054 2137,557 54,872 29795,9246 5498,9664 41381,113

Sumber : Data Analisis, 2021

• Gaya Dasar Statis arah-˟ diperoleh dari baris SX kolom Global FX


VSX = 4650,308 kN = 465030,8 kg.
• Gaya Dasar Dinamis arah-X diperoleh dari baris DX kolom Global Fx
VDX = 2580,857 kN = 258085,7 kg.
Cek 85 % ˟ 465030,8 kg = 395276,18 kg > VDX = 258085,7 (TIDAK OK)

• Gaya Dasar Statis arah-Y diperoleh dari baris SY kolom Global Fy


VSy = 4425,508 kN = 442550,8 kg.
• Gaya Dasar Dinamis arah-Y diperoleh dari baris DY kolom Global Fy
VDy = 2137,557 kN = 213755,7 kg.
Cek 85 % ˟ 442550,8 kg = 376168,18 kg > VDy = 213755,7 (TIDAK OK)

Dilihat pada perhitungan diatas, bahwa kontrol terhadap base shear tidak
memenuhi syarat Vdinamik > 85% Vstatik maka respons spectrum desain pada
analisis struktur harus dikalikan faktor skala yang ditentukan dengan rumus.
254

𝐕𝐬𝐭𝐚𝐭𝐢𝐬
0,85 ˟ 𝐕𝐝𝐢𝐧𝐚𝐦𝐢𝐬

𝟒𝟔𝟓𝟎𝟑𝟎,𝟖
𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 = 0,85 ˟ = 1,531
𝟐𝟓𝟖𝟎𝟖𝟓,𝟕

𝟒𝟒𝟐𝟓𝟓𝟎,𝟖
𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦 = 0,85 ˟ = 1,759
𝟐𝟏𝟑𝟕𝟓𝟓,𝟕

Scale factor yang digunakan arah X (9,81/8) ˟ 1,531 = 1,877

Scale factor yang digunakan arah Y (9,81/8) ˟ 1,759 = 2,157

Setelah diperoleh faktor skala masing – masing arah pembebanan


selanjutnya dilakukan analisis ulang dengan mengalikan faktor skala yang
diperoleh pada scale factor respons spectra,

Kemudian didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.56 Perbandingan Base Shear Akhir


OutputCase CaseType StepType GlobalFX GlobalFY GlobalFZ GlobalMX GlobalMY GlobalMZ
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
SX LinStatic -4650,308 19,836 -3,752E-11 -4,46E-08 -63548,1927 102093,1863
SY LinStatic 0,2 -4425,508 -3,774E-11 61158,2796 1,192E-10 -54898,7541
DX LinRespSpec Max 4793,078 806,082 301,934 10935,3077 66413,1689 80884,231
DY LinRespSpec Max 920,898 4561,239 128,463 63908,7955 12216,8259 90391,323

Sumber : Data Analisis, 2021

• Gaya Dasar Statis arah-˟ diperoleh dari baris SX kolom Global FX


VSX = 4650,308 kN = 465030,8 kg.
• Gaya Dasar Dinamis arah-X diperoleh dari baris DX kolom Global Fx
VDX = 4793,078 kN = 479307,8 kg.
Cek 85 % ˟ 465030,8 kg = 395276,18 kg < VDX = 479307,8 (OK)
• Gaya Dasar Statis arah-Y diperoleh dari baris SY kolom Global Fy
VSy = 4425,508 kN = 442550,8 kg.
• Gaya Dasar Dinamis arah-Y diperoleh dari baris DY kolom Global Fy
VDy = 4561,239 kN = 456123,9 kg.
Cek 85 % ˟ 442550,8 kg = 376168,18 kg < VDy = 456123,9 (OK)
255

Setelah dilakukan analisis ulang, maka gempa dinamik telah memenuhi


persyaratan pada SNI 1726:2012 Pasal 7.9.4.

4.4.6.3 Kontrol Simpangan


Berdasarkan SNI 1726:2012 kontrol simpangan dan syarat simpangan
harus ditentukan berdasarkan pasal 7.8.6.
𝐶𝑑 𝛿xe
δX =
𝐼

Dimana :

δx = defleksi pada lantai ke-x

Cd = faktor pembesaran defleksi (5)

I = faktor keutamaan gempa (1)

Sedangkan untuk syarat simpangan antar lantai ijin sesuai SNI 1726:2012
Pasal 7.2.1, ∆s = 0,02hhx dengan ∆ merupakan selisih antara defleksi yang
ditunjukkan pada analisis struktur dengan defleksi akibat pembesaran.
Hasil Kontrol Simpangan Pada analisis Struktur akibat gempa dinamik
arah X (SPEC-X) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.57 Kontrol Simpangan akibat Respon Spektrum arah X
hsx δe Δi Δijin
Story Ket
(mm) (mm) (mm) (mm)
Lantai Atap 4000 8,133 6,745 < 30 OK
Lantai 4 4000 6,784 8,035 < 80 OK
Lantai 3 4000 5,177 9,425 < 80 OK
Lantai 2 4000 3,292 9,665 < 80 OK
Lantai 1 4000 1,359 6,795 < 80 OK
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021
256

Sedangkan hasil kontrol simpangan pada analisis struktur akibat gempa


dinamik arah Y (SPEC-X) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.58 Kontrol Simpangan akibat Respon Spektrum arah Y
hsx δe Δi Δijin
Story Ket
(mm) (mm) (mm) (mm)
Lantai Atap 4000 16,337 19,765 < 30 OK
Lantai 4 4000 12,384 19,875 < 80 OK
Lantai 3 4000 8,409 19,085 < 80 OK
Lantai 2 4000 4,592 15,405 < 80 OK
Lantai 1 4000 1,511 7,555 < 80 OK
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

4.4.7 Kombinasi Pembebanan


Menurut SNI 1726:2012 Pasal 4.2.2 struktur, komponen, dan pondasi harus
dirancang sedimikian rupa sehingga kekuatan desainnya sama atau melebihi efek dari
baban terfaktor dalam kombinasi berikut :
1. 1,4 DL
2. 1,2 DL + 1,6 LL
3. (1,2 + 0,2SDS)DL + 1 LL ± ρQE ± 0,3(ρQE)
4. (1,2 + 0,2SDS)DL + 1 LL ± 0,3(ρQE) ± ρQE
5. (0,9 – 0,2SDS)DL ± ρQE ± 0,3(ρQE)
6. (0,9 – 0,2SDS)DL ± 0,3(ρQE) ± ρQE
7. 1,2 DL + 1 LL ± 1,6 WL
8. 0,9 DL ± 1,6 WL
Dimana nilai :
SDS = 0,786, diperoleh dari perhitungan analisa sebelumnya.
ρ = 1,3 (faktor redundasi sesuai pasal 7.3.4.2 karena kategori desain seismik masuk
di kategori D).
257

Tabel 4.59 Kombinasi Pembebanan

NO KOMBINASI
1 = 1.4 DL
2 = 1.2 DL + 1.6 L
3 = 1,3572 DL + 1 L + 1,30 Ex + 0,39 Ey
4 = 1,3572 DL + 1 L + 1,30 Ex - 0,39 Ey
5 = 1,3572 DL + 1 L - 1,30 Ex + 0,39 Ey
6 = 1,3572 DL + 1 L - 1,30 Ex - 0,39 Ey
7 = 1,3572 DL + 1 L + 0.39 Ex + 1.3 Ey
8 = 1,3572 DL + 1 L - 0.39 Ex + 1.3 Ey
9 = 1,3572 DL + 1 L + 0.39 Ex - 1.3 Ey
10 = 1,3572 DL + 1 L - 0.39 Ex - 1.3 Ey
11 = 0,7428 DL + 1.3 Ex + 0.39 Ey
12 = 0,7428 DL + 1.3 Ex - 0.39 Ey
13 = 0,7428 DL - 1.3 Ex + 0.39 Ey
14 = 0,7428 DL - 1.3 Ex - 0.39 Ey
15 = 0,7428 DL + 0.39 Ex + 1.3 Ey
16 = 0,7428 DL - 0.39 Ex + 1.3 Ey
17 = 0,7428 DL + 0.39 Ex - 1.3 Ey
18 = 0,7428 DL - 0.39 Ex - 1.3 Ey
19 = 1,2 DL + 1 LL + 1,6 WL
20 = 1,2 DL + 1 LL - 1,6 WL
21 = 0,9 DL + 1,6 WL
22 = 0,9 DL - 1,6 WL
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

4.4.8 Desain Penulangan Seistem Ganda


Penulangan desain struktur sistem ganda mengikuti peraturan SNI 2847:2013
Pasal 21.1 untuk balok dan kolom sedangkan 21.9 untuk dinding geser. Hal ini
direncanakan baik sistem pemikul momen (balok dan kolom) maupun didnidng geser
keduanya memikul beban lateral kibat gempa sehingga keduanya memerlukan
pendetailan.
258

4.4.8.1 Desain Penulangan Balok


Perhitungan tulangan balok menggunakan sistem ganda ditinjau
berdasarkan momen, geser, dan puntir terbesar. Ketentuan perhitungan
penulangan balok dengan metodde SRPMK, perhitungan serta hasil akhir
gambar penulangan balok adalah sebagai berikut :
A. B1 400 × 800 mm
1. Data Perencanaan Balok :
Dimensi Balok = 400 ˟ 800 mm
Bentang Balok = 8000 mm
Mutu Beton = 30 MPa
Selimut Beton = 40 mm (SNI 2847:2013 Pasal 10.2.7.3)
Diameter tulangan utama = D 25 mm
Mutu baja (fy) = 400 mm
Diameter tulangan sengkang = D 10 mm
Faktor reduksi lentur = 0,9 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.1)
Faktor reduksi geser = 0,75 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)
Faktor reduksi punter = 0,75 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)
Tinggi efektif = h–decking – Ø sengkang – ½ Ø tulangan
= 800 – 40 – 10 – ½ 25 = 737,5 mm

Tabel 4.60 Gaya Dalam Balok BI1 - 40 ˟ 80

Torsi Momen(kN.m) Geser (kN) Geser (kN)


(kN.m) Tumpuan Lapangan Envelope (1,2DL+1,0LL)
74,971 513,486 478,404 309,448 189,603

Sumber : Data Analisis, 2021


259

2. Persyaratan Gaya dan Geometri Balok


Berdasarkan SNI 2847:2013 Pasala 21.5.1 menegenani kenetuan
perhitungan balok dengan menggunakan metode Sistem Rangka Pemikul
Momen KhusuS (SRPMK) sebagai berikut :
a. Pu < 0,1 ˟ Ag ˟ f’c
Pu < 0,1 ˟ (400 mm ˟ 800 mm) ˟ (30 N/mm2)
Pu < 960.000 N (memenuhi)
b. Ln ≥ 4d
(8000 mm – 600 mm) > 4 ˟ 739 mm
7400 mm > 2956 mm (memenuhi)
c. b ≥ 0,3h
400 mm > 0,3 ˟ 800 mm
400 mm > 240 mm (memenuhi)
3
d. 250 mm < b < c + 2 ˟ (4 ℎ)
3
250 mm < 400 mm < 800 + 2 ˟ (4 ˟ 800)

250 < 400 mm < 2000 mm (memenuhi)

3. Perhitungan Tulangan Torsi


Perencanaan penulangan torsi mengacu pada SNI 2847:2013 Pasal 11.5.
dan menurut Pasl 11.5.2.2, pengaruh torsi boleh diambaikan bila momen torsi
terfaktor kurang dari :
𝐴2 cp
Tu < φ 0,33 ˟ λ ˟ √f'c ˟ ( )
𝑃cp
Dimana :
Acp = luas penampang
Pcp = keliling penampang
Λ = 1 (beton normal)
ϕ = 0,75
260

Dari hasil analisis menggunakan program bantu, didapatkan nilai


maksimum torsi bada balok B1 - 400 ˟ 800 sebagai berikut :
Tu = 74,971 kN.m

Kontrol kebutuhan torsi


Acp =b˟h
= 400 ˟ 800
= 320.000 mm2
Pcp = 2 ˟ (b + h)
= 2 ˟ (400 + 800)
= 2400 mm
Maka,
320.0002
74,971 kN.m > 0,75 ˟ 0,08 ˟ 1 ˟ √30 ˟ ( )
2400

74,971 kN.m > 14,022 kN.m (Perlu Tulangan Torsi)

Penulangan torsi sengkang


Xo = lebar as ke as tulangan sengkang
= 400 – 2 × (40 + 10/2) = 310 mm
Yo = tinggi as ke as tulangan sengkang
= 800 – 2 × (40 + 10/2) = 710 mm
Aoh = Xo × Yo = 310 × 710 = 220100 mm2
Ao = 0,85 × Aoh = 0,85 × 220100 = 187085 mm2
ph = 2 × (Xo + Yo) = 2 × (310 + 710) = 2040 mm2

Menentukan kebutuhan tulangan sengkang


𝐴𝑡 Tn 74971000/ 0,75
= 2×A = 2 × 187085 × 400 × cot 450 = 0,668 mm2 / m
𝑆 𝑜 × fy × cot θ

(per meter maka s = 1000 mm)


261

Menentukan kebutuhan tulangan longitudinal


𝐴 fy
Al = ( 𝑆𝑡 ) Pℎ (fy) Cot2 θ
400
= 0,668 × 2040 × (400) × 1 = 1362,5 mm2

Periksa terhadap Almin


0,42 × √f'c × 𝐴cp 𝐴 fy
Almin = ( ) − ( 𝑡 ) Pℎ ( )
fy 𝑆 fy

0,42 × √30 × 320000


=( ) – 1362,5 = 477,854 mm2
400

Sehingga diambil Al = 1362,5 mm2

Luasan tulangan puntir untuk arah memanjang dibagi merata ke empat


sisi pada penampang balok.
Al 1362,5
= = 340,62 mm2
4 4

Penulangan torsi pada tulangan longitudinal :


Pada sisi atas = diasumsikan ¼ pada tulangan tarik balok
Pada sisi bawah = diasumsikan ¼ pada tulangan tekan balok
Maka, sisi atas dan bawah balok masing – masing mendapatkan
tambahan luasan puntir sebesar 340,62 mm2.

Penulangan torsi pada tulangan badan


Pada sisi samping kanan dan kiri disalurkan ½ pada kedua sisinya.
Maka, sisi samping kanan dan kiri pada badan dipasang tulangan puntir
sebesar = (2 × 340,62) = 681,24 mm2.

Jumlah tulangan puntir pada badan atau sisi tengah


1/2 Al
n = 0,25 × 𝜋 × 102
1/2 × 1362,5
n = 0,25 × 𝜋 × 102 = 8,674 ≈ 10 buah

Sehingga dipasang tulangan puntir ditumpuan, dan lapangan sebesar 10D10.


262

4. Perhitungan Penulangan Lentur Balok


Rasio Tulangan :
ρmax = 0,025 (SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2)
1,4 1,4
ρmin = = 400 = 0,0035
fy

Perhitungan Tulangan Balok pada Daerah Tumpuan


a. Penulangan Tumpuan Atas
Mu
Rn = 0,9 ˟ b ˟ d2

513,486 ˟ 106
= 0,9 ˟ 400 ˟ 737,52

= 2,622
0,85 ˟ 30 2 ˟ 2,622
Ρperlu = [1 − √1- 0,85 ˟ 30]
400

= 0,00693
Syarat : ρmin ≤ ρperlu ≤ ρmax
0,0035 < 0,00693 < 0,025 menggunakan ρperlu
As = ρ ˟ b ˟ d = 0,00693 ˟ 400 ˟ 737,5 = 2045,2 mm2

• Luas tulangan perlu ditambah luasan tambahan puntir longitudinal


untuk lentur :
Al
As perlu = As + 4

= 2045,2 + 340,62
= 2385,9 mm2

• Jumlah Tulangan :
As perlu
N = As
2385,9
= 0,25 ˟ π ˟ 252

= 4,86 = 6 buah
Digunakan 6D25 (As = 2945,243 mm2)
263

• Kontrol Jarak Spasi Tulangan :


𝑏𝑤 −2 · decking - 2 · Ø sengkang - N · Ø tul utama
Smax = ≥ 25 mm
𝑛−1
400 - (2 ˟ 40) - (2 ˟ 10) - (6 ˟ 25)
= = 30 mm > 25 mm (OK)
6 −1

• Kesetimbangan Gaya Internal :


Cc = 0,85 ˟ f’c ˟ a ˟ b
Ts = As ˟ fy
Sehingga Cc = Ts
0,85 ˟ f’c ˟ a ˟ b = As ˟ fy
As terpasang ˟ fy
a = 0,85 ˟ f'c ˟ b
2945,243 ˟ 400
= = 115,5 mm
0,85 ˟ 30 ˟ 400

• Kapasitas Momen (ϕ Mn) :


𝑎
Mn = As terpasang ˟ fy ˟ (d-2)
115,5
= 2945,243 ˟ 400 ˟ (737,5 - )
2

= 800,812 kN·m

Syarat Mu < ϕ Mn
513,486 kN·m < 0,9 ˟ 800,812 kN·m
513,486 kN·m < 720,729 kN·m …………………………… (OK)

• Kontrol Kesesuaian Penggunaan Nilai Faktor Reduksi kekuatan :


f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7

30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,849
7

c = a / β1 = 115,5 / 0,849 = 136,04 mm

d = 737,5 mm
264

(d-c)
εs = 0,003 ˟ 𝑐
(737,5 - 136,04)
= 0,003 ˟ 136,04

= 0,013 > 0,005


Berada di wilayah Tension Controlled ϕ = 0,9 ➔ Asumsi Sesuai.
Dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini.

Gambar 4.43 Grafik Tension controlled


Sumber : SNI 2847-2013

b. Penulangan Tumpuan Bawah


Al
As perlu = (0,5 ˟ As perlu tump atas) + 4

= (0,5 ˟ 2045,2) + 340,623


= 1022,6 + 340,623
= 1363,25 mm2

• Jumlah Tulangan :
As perlu
N = As
1363,25
=
0,25 ˟ π ˟ 252

= 2,777 = 3 buah
Digunakan 3D25 (As = 1472,622 mm2)
265

• Kontrol Jarak Spasi Tulangan


𝑏𝑤 −2.decking - 2.Ø sengkang - n.Ø tul utama
Smax = ≥ 25 mm
𝑛−1
400 - (2 ˟ 40) - (2 ˟ 10) - (3 ˟ 25)
= = 112,5 mm > 25 mm (OK)
3−1

Perhitungan Tulangan Balok pada Daerah Lapangan


a. Penulangan Lapangan Atas
Mu 478,404 ˟ 106
Rn = 2 = = 2,443
0,9 ˟ b ˟ d 0,9 ˟ 400 ˟ 737,52

0,85 ˟ 30 2 ˟ 2,443
Ρperlu = [1 − √1- ] = 0,00643
400 0,85 ˟ 30

Syarat : ρmin ≤ ρperlu ≤ ρmax


0,0035 < 0,00643 < 0,025 menggunakan ρperlu
As = ρ ˟ b ˟ d = 0,00643 ˟ 400 ˟ 737,5 = 1897,6 mm2

• Luas tulangan perlu ditambah luasan tambahan puntir longitudinal


untuk lentur :
Al
As perlu = As + 4

= 1897,6 + 340,623
= 2238,26 mm2

• Jumlah Tulangan :
As perlu
N = As
2238,26
= 0,25 ˟ π ˟ 252

= 4,56 = 6 buah
Digunakan 5D25 (As = 2454,369 mm2)

• Kontrol Jarak Spasi Tulangan :


𝑏𝑤 −2.decking - 2.Ø sengkang - n.Ø tul utama
Smax = ≥ 25 mm
𝑛−1
400 - (2 ˟ 40) - (2 ˟ 10) - (5 ˟ 25)
= = 43,75 mm > 25 mm (OK)
5−1
266

• Kesetimbangan Gaya Internal :


Cc = 0,85 ˟ f’c ˟ a ˟ b
Ts = As ˟ fy
Sehingga Cc = Ts
0,85 ˟ f’c ˟ a ˟ b = As ˟ fy
As terpasang ˟ fy
a = 0,85 ˟ f'c ˟ b
2454,369 ˟ 400
= = 96,25 mm
0,85 ˟ 30 ˟ 400

• Kapasitas Momen (ϕ Mn) :


𝑎
Mn = As terpasang ˟ fy ˟ (d-2)
96,25
= 2454,369 ˟ 400 ˟ (737,5 - )
2

= 676,792 kN.m

Syarat Mu < ϕ Mn
478,404 kN.m ≤ 0,9 ˟ 676,792 kN.m
478,404 kN.m < 609,113 kN.m …………………………… (OK)

• Kontrol Kesesuaian Penggunaan Nilai Faktor Reduksi kekuatan

f'c - 28
β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7

30 - 28
= 0,85 – 0,005 ( ) = 0,849
7

c = a / β1 = 96,25 / 0,849 = 113,37 mm


d = 737,5 mm
(d-c)
εs = 0,003 ˟ 𝑐
(737,5 - 113,37)
= 0,003 ˟ 113,37

= 0,017 > 0,005


Berada di wilayah Tension Controlled ϕ = 0,9 ➔ Asumsi Sesuai.
Dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini.
267

b. Penulangan Lapangan Bawah


Al
As perlu = (0,5 ˟ As perlu tump atas) + 4

= (0,5 ˟ 1897,6) + 340,623


= 948,8 + 340,623
= 1289,44 mm2

Jumlah Tulangan :
As perlu
N = As
1289,44
=
0,25 ˟ π ˟ 252

= 2,627 = 3 buah
Digunakan 3D25 (As = 1472,622 mm2)

Kontrol Jarak Spasi Tulangan :


𝑏𝑤 −2.decking - 2.Ø sengkang - n.Ø tul utama
Smax = ≥ 25 mm
𝑛−1
400 - (2 ˟ 40) - (2 ˟ 10) - (3 ˟ 25)
= = 112,5 mm > 25 mm (OK)
3−1
268

5. Perhitungan Tulangan Geser pada Balok


Sebagaimana diatur pada SNI 2847:2013 Pasal 21.5.4 gaya geser
rencana Ve harus ditentukan dari peninjauan gaya statik pada bagian
komponen struktr Antara dua muka – muka joint. Momen Mpr dengan tanda
berlawanan dianggap bekerja bersama – sama pada muka kolom dan
komponen struktur tersebut dibebani penuh dengan beban gravitasi terfaktor.
Momen Mpr dihitung dari tulangan terpasang dengan tegangan 1,25 fy
dan faktor reduksi ϕ = 1.

a. Hitungan momen ujung (Mpr)


Perhitungan Mpr balok dilakukan dengan mengasumsikan sendi
plastis terbentuk di ujung – ujung balok dengan tegangan tulangan lentur
mencapai 1,25 fy.
• Momen ujung negatif tumpuan kiri
1,25 ˟ As ˟ fy
apr_1 = 0,85 ˟ f'c ˟ b
1,25 ˟ 2945,243 ˟ 400
= 0,85 ˟ 30 ˟ 400

= 144,375 mm

𝑎pr1
Mpr_1 = 1,25 ˟ As ˟ fy ˟ (d- )
2
144,375
= 1,25 ˟ 2945,243 ˟ 400 ˟ (739 - )
2

= 979,753 ˟ 106 N·mm


= 979,754 kN·m

• Momen ujung positif tumpuan kiri


1,25 ˟ As ˟ fy
apr_2 = 0,85 ˟ f'c ˟ b
1,25 ˟ 1472,622 ˟ 400
= 0,85 ˟ 30 ˟ 400

= 72,187 mm
269

𝑎pr2
Mpr_2 = 1,25 ˟ As ˟ fy ˟ (d- )
2
72,187
= 1,25 ˟ 1472,622 ˟ 400 ˟ (739 - )
2

= 516,453 ˟ 106 N·mm


= 516,453 kN·m

• Momen ujung negatif tumpuan kanan


Mpr_3 = Mpr_1
= 979,753 ˟ 106 N.mm = 979,754 kN.m

• Momen ujung positif tumpuan kanan


Mpr_4 = Mpr_2
= 516,453 ˟ 106 N.mm = 516,453 kN.m

b. Hitung gaya geser akibat Mpr


Vg = 189,603 kN (dari kombinasi 1,2DL + 1,0LL)

Gambar 4.44 Geser Desain untuk Balok


Sumber : SNI 2847-2013
270

Mpr2 +Mpr3
Vgempa kiri = Ln
(516,453)+(979,754)
= = 202,190 kN
7,4

Ve kiri = Vgempa kiri + Vg


= 202,190 + 189,603 = 391,793 kN
Ve kanan = Vgempa kiri - Vg
= 202,190 – 189,603 = 12,587 kN

Tabel 4.61 Gaya Geser Desain Balok


Arah V gempa Ve Tump. Kiri Ve Tump. Kanan
Gempa (kN) (kN) (kN)
Kiri 202,190 391,793 12,587
Kanan 202,190 12,587 391,793
Sumber : Data Analisis, 2021

Berdasarkan tabel 4.56 Gaya Geser ultimit balok terbesar akibat


kombinasi gempa / envelope sebesar Vu = 309,448 kN. Vc = 0 apabila
Ve lebih besar dari 0,5 Vu dan gaya aksial terfaktor Pu < 0,1 ˟ Ag ˟ f’c.
1. Ve ≥ 0,5 Vu
391,793 kN ≥ (0,5 ˟ 309,448kN)
391,793 kN > 154,724 kN (memenuhi)
2. Pu ≤ 0,1 ˟ Ag ˟ f’c
0 N < 0,1 ˟ (400 mm ˟ 800 mm) ˟ 30 N/mm2
0 kN < 960 kN (memenuhi)

Maka, Vc pada sendi plastis = 0.

c. Cek persyartan tulangan tranversal pada daerah sendi plastis (SNI


2847:2013 Pasal 21.5.3.2).
• Sengkang tertutup pertama harus ditetapkan tidak lebih dari 50 mm
dari muka komponen struktur penumpu.
271

• Spasi sengkang tertutup tidak boleh melebihi nilai terkecil dari :


𝑑 737,5
1) = = 184,375 mm
4 4

2) Enam kali diameter tulangan longitudinal terkecil


6 ˟ 25 = 150 mm
3) 150 mm

d. Cek persyaratan tulangan tranversal diluar daerah sendi plastis (SNI


2847:2013 Pasal 21.5.3.4).
𝑑 737,5
• = = 368,78 mm
2 2

e. Hitungan tulangan geser di daerah sendi plastis (daerah sepanjang


2h dari muka kolom) dan daerah di luar sendi plastis.
1. Daerah sendi plastis muka kolom tumpuan kiri dan kanan
Vc = 0,17 ˟ √f'c ˟ b𝑤 ˟ d

= 0,17 ˟ √30 ˟ 400 ˟ 737,5 = 274,683 kN

Digunakan sengkang 3D10,

Av = 3×As = 3 × (0,25 ×  × 102) = 235,619 mm2

Jarak yang digunakan = 100 mm

Av ˟ fy ˟ d 235,619 ˟ 400 ˟ 737,5


Vs pasang = = = 695,077 kN
𝑠 100

ϕ(Vs + Vc) = 0,75 ˟ (695,077 + 274,683) = 727,320 kN

ϕ(Vs + Vc) = 727,320 kN > Ve = 391,793 kN

Maka, digunakan sengkang 3D10 – 100 mm.


272

2. Daerah di luar sendi plastis ( di luar 2h = 2 ˟ 800 = 1600 mm di luar


muka kolom). Untuk daerah di luar sendi plastis beton dianggap
berkontribusi menahan geser. Besar Vc adalah
Vc = 0,17 ˟ √f'c ˟ b𝑤 ˟ d

= 0,17 ˟ √30 ˟ 400 ˟ 737,5 = 274,683 kN

Digunakan sengkang 2D10,

Av = 2 × As = 2 × (0,25 ×  × 102) = 157,08 mm2

Jarak yang digunakan 150 mm,

Av ˟ fy ˟ d 157,08 ˟ 400 ˟ 737,5


Vs terpasang = = = 308,923 kN
𝑠 150

ϕ(Vs + Vc) = 0,75 ˟ (308,923 + 274,683) = 437,705 kN

ϕ(Vs + Vc) = 437,705 kN > Ve = 391,793 kN

Maka, digunakan sengkang 2D10 – 150 mm.

6. Panjang Penyaluran Tulangan Balok


Menurut SNI 2847 Pasal 12.1.1 tarik dan tekan yang dihitung pada
tulangan disetiap penampang komponen struktur harus disalurkan pada
masing – masing sisi penampang tersebut melalui panjang penaman, kait,
batang ulur kepala (headed deformed bar) atau alat mekanis atau kombinasi
darinya. Kait kepala (head) tidak boleh digunakan untuk menyalurkan batang
tulangan dalam kondisi tekan.
a. Panjang penyaluran tulangan dalam kondisi tarik
Pengangkuran tulangan lentur balok didaerah join dapat dilakukan
dengan tulangan berkait atau tanpa kait, tergantung pada ketersediaan
space didaerah joint.
1. Bila digunakan tulangan berkait maka panjang penyaluran ditetapkan
dalam SNI 2847:2013 Pasal 21.7.5.1 : panjang penyaluran ldh untuk
273

tulangan tarik dengan kait standar 900 dalam beton normal tidak boleh
fy ˟ d𝑏
diambil lebih kecil dari 8db, 150 mm, dan ldh = 5,4 ˟ ,
√f'c

2. Bila digunakan tulangan tanpa kait maka panjang penyaluran ditetapkan


dalam SNI 2847:2013 Pasal 21.7.5.2 : panjang penyalurannya tidak
boleh diambil lebih kecil dari 2,5 ldh dan 3,25 ldh.
fy ˟ d𝑏
Ldh = 5,4 ˟
√f'c
400 ˟ 25
= = 338,1 mm ≈ 350 mm
5,4 ˟ √30

Cek syarat :
Ldh ≥ yang terbesar dari 150 mm dan 8 db
350 mm ≥ 150 mm dan 8 ˟ (25 mm)
350 mm > 150 dan 200 mm (memenuhi)
Maka panjang penyaluran pada tulangan berkait dalam kondisi tarik 400
mm.

Panjang penyaluran kait :

Gambar 4.45 Panjang Penyaluran Kait


Sumber : SNI 2847-2013
274

12 db = 12 ˟ (25 mm)
= 300 mm
4 db = 4 ˟ (25 mm)
= 100 mm
4 db = 4 ˟ (25 mm) ≥ 65 mm
= 100 mm

b. Panjang penyaluran tulangan dalam kondisi tekan


Sesuai dengan SNI 2847:2013 Pasal 12.3.2 Panjang penyaluran
untuk batang tulangan ulir dalam konsidi tekan tidak boleh kurang dari 200
mm dan dari persamaan berikut :
0,24 ˟ fy 0,24 ˟ 400
Ldc = ( λ ˟ ) ˟ d𝑏 = ( ) ˟ 25 = 357,770 mm ≈ 360 mm
√45 1 ˟ √45

Ldc = 0,043 ˟ fy ˟ db = 0,043 ˟ 400 ˟ 25 = 430 mm


Cek syarat :
Ldc ≥ 200 mm
430 mm > 200 mm (memenuhi)

Maka panjang penyaluran tulangan dalam kondisi tekan 380 mm.

c. Penyaluran tulangan momen negatif


Seuai dengan SNI 2847:2013 Pasal 12.12.3 Panjang penyaluran
tulangan negative harus sebesar sebagai berikut :

Gambar 4.46 Penyaluran Tulangan Momen Negatif


Sumber : SNI 2847-2013
275

d = 737,5 mm
12 db = 12 ˟ (25 mm) = 300 mm
Ln / 16 = 7400 / 16 = 462,5 mm

Diambil panjang penyaluran untuk momen negatif 500 mm.

Gambar 4.47 Detail Balok B1 – 40 ˟ 80


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi AutoCAD 2017, 2021

*Note : Dengan perhitungan yang sama, berikut rekapitulasi penulangan balok berdasarkan tipe
balok.
276

Tabel 4.62 Rekapitulasi Tulangan Torsi Balok Tipe B1 – 40 ˟ 80 cm


Tulangan Torsi
Dimensi fy Tn Acp Pcp T.Cek Xo Yo Aoh Ao Ph At/s Al Al min Al/4
No Tipe Balok Tn > T.Cek n Tul. Dipakai
mm Mpa kN·m mm² mm kN·m mm mm mm² mm² mm² mm²/m mm² mm² mm²

Perlu Tul.
1 Lantai 2 400 × 800 400 74,971 320000 2400 14,022 310 710 220100 187085 2040 0,668 1362,49 477,854 340,62 8,674 10 D 10
Torsi
Perlu Tul.
2 Lantai 3 400 × 800 400 78,795 320000 2400 14,022 310 710 220100 187085 2040 0,702 1431,98 408,368 358,00 9,116 10 D 10
Torsi
Perlu Tul.
3 Lantai 4 400 × 800 400 77,132 320000 2400 14,022 310 710 220100 187085 2040 0,687 1401,77 438,581 350,442 8,924 10 D 10
Torsi
Perlu Tul.
4 Lantai 5 400 × 800 400 72,363 320000 2400 14,022 310 710 220100 187085 2040 0,645 1315,09 525,258 328,772 8,372 10 D 10
Torsi
Perlu Tul.
5 Lantai Atap 400 × 800 400 70,454 320000 2400 14,022 310 710 220100 187085 2040 0,628 1280,39 559,955 320,10 8,151 10 D 10
Torsi

Sumber : Data Analisis MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.63 Rekapitulasi Tulangan Tumpuan dan Lapangan Balok Tipe B1 – 40 ˟ 80 cm


Tulangan Tumpuan
Dimensi Tulangan Atas Mn pasang > Tulangan Bawah
No Tipe Balok Mn Perlu d p max p min Rn P perlu P pakai As a Mn pasang c εs
mm As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai Mn perlu As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai

1 Lantai 2 400 × 800 513,486 737,5 0,025 0,0035 2,622 0,00693 0,00693 2045,2 2385,87 4,86 → 6 6 D 25 2945,243 115,5 800,812 OK 136,04 0,013 1363,25 2,777 → 3 3 D 25 1472,622

2 Lantai 3 400 × 800 536,929 737,5 0,025 0,0035 2,742 0,00727 0,00727 2144,6 2502,61 5,10 → 6 6 D 25 2945,243 115,5 800,812 OK 136,04 0,013 1430,30 2,914 → 3 3 D 25 1472,622

3 Lantai 4 400 × 800 520,194 737,5 0,025 0,0035 2,657 0,00703 0,00703 2073,6 2424,06 4,94 → 6 6 D 25 2945,243 115,5 800,812 OK 136,04 0,013 1387,25 2,826 → 3 3 D 25 1472,622

4 Lantai 5 400 × 800 532,468 737,5 0,025 0,0035 2,719 0,00721 0,00721 2125,7 2454,43 5,00 → 6 6 D 25 2945,243 115,5 800,812 OK 136,04 0,013 1391,60 2,835 → 3 3 D 25 1472,622

5 Lantai Atap 400 × 800 480,780 737,5 0,025 0,0035 2,455 0,00647 0,00647 1907,6 2227,69 4,54 → 6 6 D 25 2945,243 115,5 800,812 OK 136,04 0,013 1273,90 2,595 → 3 3 D 25 1472,622

Tulangan Lapangan
Dimensi Tulangan Bawah Mn pasang > Tulangan Atas
No Tipe Balok Mn Perlu d p max p min Rn P perlu P pakai As a Mn pasang c εs
mm As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai Mn perlu As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai

1 Lantai 2 400 × 800 478,4042 737,5 0,025 0,0035 2,443 0,00643 0,00643 1897,6 2238,26 4,56 → 5 5 D 25 2454,369 96,25 676,792 OK 113,37 0,017 1289,44 2,627 → 3 3 D 25 1472,622

2 Lantai 3 400 × 800 506,3269 737,5 0,025 0,0035 2,586 0,00683 0,00683 2015 2373,02 4,834 → 5 5 D 25 2454,369 96,25 676,792 OK 113,37 0,017 1365,51 2,782 → 3 3 D 25 1472,622

3 Lantai 4 400 × 800 482,4289 737,5 0,025 0,0035 2,464 0,00649 0,00649 1914,5 2264,95 4,614 → 5 5 D 25 2454,369 96,25 676,792 OK 113,37 0,017 1307,70 2,664 → 3 3 D 25 1472,622

4 Lantai 5 400 × 800 377,8649 737,5 0,025 0,0035 1,930 0,00502 0,00502 1481,6 1810,35 3,688 → 4 4 D 25 1963,495 77 548,993 OK 90,69 0,021 1069,56 2,179 → 3 3 D 25 1472,622

5 Lantai Atap 400 × 800 239,4628 737,5 0,025 0,0035 1,223 0,00313 0,00350 1032,5 1352,6 2,755 → 3 3 D 25 1472,622 57,75 417,415 OK 68,02 0,030 836,35 1,704 → 2 2 D 25 981,748

Sumber : Data Analisis MS. Excel 2016, 2021


277

Tabel 4.64 Rekapitulasi Tulangan Sengkang Balok Tipe B1 – 40 ˟ 80 cm


Tulangan Sengkang
Dimensi Mpr_1 = Mpr_3 Mpr_2 = Mpr_4 Tumpuan
No Tipe Balok Vu Vg apr_1 apr_2 Vgempa kiri Ve kiri Ve kanan 0,5 Vu Ve > 0,5 Vu
mm N·mm kN·m N·mm kN·m Vc Av Jarak yg digunakan Vs pasang ɸVs + Vc ɸVs > Ve kiri Tul. Digunakan

1 Lantai 2 400 × 800 309,448 189,603 144,375 979753777,8 979,754 72,187 516453043,9 516,453 202,190 391,793 12,587 154,724 OK 274,683 235,619 100 695,077 727,320 OK 3 D 10 - 100

2 Lantai 3 400 × 800 324,559 165,160 144,375 979753777,8 979,754 72,187 516453043,9 516,453 202,190 367,350 37,030 162,28 OK 274,683 235,619 100 695,077 727,320 OK 3 D 10 - 100

3 Lantai 4 400 × 800 322,317 146,981 144,375 979753777,8 979,754 72,187 516453043,9 516,453 202,190 349,171 55,209 161,159 OK 274,683 235,619 100 695,077 727,320 OK 3 D 10 - 100

4 Lantai 5 400 × 800 317,306 146,468 144,375 979753777,8 979,754 72,187 516453043,9 516,453 202,190 348,658 55,722 158,653 OK 274,683 235,619 100 695,077 727,320 OK 3 D 10 - 100

5 Lantai Atap 400 × 800 213,099 135,346 144,375 979753777,8 979,754 72,187 516453043,9 516,453 202,190 337,536 66,844 106,55 OK 274,683 235,619 100 695,077 727,320 OK 3 D 10 - 100

Lapangan
Vc Av Jarak yg digunakan Vs pasang ɸVs + Vc ɸVs > Ve kiri Tul. Digunakan

274,683 157,08 150 308,923 437,705 OK 2 D 10 - 150

274,683 157,08 150 308,923 437,705 OK 2 D 10 - 150

274,683 157,08 150 308,923 437,705 OK 2 D 10 - 150

274,683 157,08 150 308,923 437,705 OK 2 D 10 - 150

274,683 157,08 150 308,923 437,705 OK 2 D 10 - 150

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021


278

B. B2 350 × 700 mm
Data Perencanaan Balok :
Dimensi Balok = 350 × 700 mm
Bentang Balok = 8000 mm
Mutu Beton = 30 MPa
Selimut Beton = 40 mm (SNI 2847:2013 Pasal 10.2.7.3)
Diameter tulangan utama = D19 mm
Mutu baja (fy) = 400 Mpa
Diameter tulangan sengkang = D 10 mm
Faktor reduksi lentur = 0,9 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.1)
Faktor reduksi geser = 0,75 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)
Faktor reduksi punter = 0,75 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)
Tinggi efektif = h – decking – Ø sengkang – ½ Ø tulangan
= 700 – 40 – 10 – ½19 = 640,5 mm
OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m Text
ENVELOPE Combination Max 0 62,581 5,148E-15 13,6922 6,752E-15 129,1534 171-1
ENVELOPE Combination Max 0 66,272 5,148E-15 13,6922 7,096E-15 101,7843 171-1
ENVELOPE Combination Max 0 69,963 5,148E-15 13,6922 8,157E-15 76,8499 171-1
ENVELOPE Combination Max 0 73,654 5,148E-15 13,6922 9,666E-15 50,9285 171-1
ENVELOPE Combination Max 0 77,345 5,148E-15 13,6922 1,146E-14 23,6519 171-1
ENVELOPE Combination Max 0 81,036 5,148E-15 13,6922 1,342E-14 10,5092 171-1
ENVELOPE Combination Max 0 84,727 5,148E-15 13,6922 1,552E-14 -0,09 171-1
ENVELOPE Combination Max 0 88,418 5,148E-15 13,6922 1,77E-14 -11,5736 171-1
ENVELOPE Combination Max 0 92,109 5,148E-15 13,6922 1,993E-14 -23,9609 171-1
ENVELOPE Combination Min 0 11,444 -5,203E-15 -12,8781 -7,229E-15 42,072 171-1
ENVELOPE Combination Min 0 13,464 -5,203E-15 -12,8781 -7,548E-15 31,3392 171-1
ENVELOPE Combination Min 0 15,484 -5,203E-15 -12,8781 -8,583E-15 18,0747 171-1
ENVELOPE Combination Min 0 17,505 -5,203E-15 -12,8781 -1,007E-14 3,1559 171-1
ENVELOPE Combination Min 0 19,525 -5,203E-15 -12,8781 -1,183E-14 -13,0491 171-1
ENVELOPE Combination Min 0 21,545 -5,203E-15 -12,8781 -1,377E-14 -46,0292 171-1
ENVELOPE Combination Min 0 23,565 -5,203E-15 -12,8781 -1,584E-14 -84,1942 171-1
ENVELOPE Combination Min 0 25,585 -5,203E-15 -12,8781 -1,799E-14 -124,1161 171-1
ENVELOPE Combination Min 0 27,605 -5,203E-15 -12,8781 -2,02E-14 -165,7756 171-1

Gambar 4.48 Hasil Output SAP B2


Sumber : Data Analisis, 2021

Gambar 4.49 Detail Balok B2


Sumber : Data Analisis, 2021
279

Tabel 4.65 Rekapitulasi Tulangan Torsi Balok Tipe B2 – 35 ˟ 70 cm


Tulangan Torsi
Dimensi fy Tn Acp Pcp T.Cek Xo Yo Aoh Ao Ph At/s Al Al min Al/4
No Tipe Balok Tn > T.Cek n Tul. Dipakai
mm Mpa kN·m mm² mm kN·m mm mm mm² mm² mm² mm²/m mm² mm² mm²

Perlu Tul.
1 Lantai 2 350 × 700 400 13,692 245000 2100 9,393 260 610 158600 134810 1740 0,169 294,543 1114,473 73,6358 1,875 4 D 10
Torsi
Perlu Tul.
2 Lantai 3 350 × 700 400 19,832 245000 2100 9,393 260 610 158600 134810 1740 0,245 426,623 982,39296 106,656 2,716 4 D 10
Torsi
Perlu Tul.
3 Lantai 4 350 × 700 400 20,389 245000 2100 9,393 260 610 158600 134810 1740 0,252 438,592 970,42382 109,648 2,792 4 D 10
Torsi
Perlu Tul.
4 Lantai 5 350 × 700 400 13,298 245000 2100 9,393 260 610 158600 134810 1740 0,164 286,053 1122,964 71,5131 1,821 2 D 10
Torsi
Tidak Perlu
5 Lantai Atap 350 × 700 400 6,115 245000 2100 9,393 260 610 158600 134810 1740 0,076 131,54 1277,4762 32,885 0,837 1 D 10
Tul. Torsi

Sumber : Data Analisis MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.66 Rekapitulasi Tulangan Tumpuan dan Lapangan Balok Tipe B2 – 35 ˟ 70 cm


Tulangan Tumpuan
Dimensi Tulangan Atas Mn pasang > Tulangan Bawah
No Tipe Balok Mn Perlu d p max p min Rn P perlu P pakai As a Mn pasang c εs
mm As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai Mn perlu As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai

1 Lantai 2 350 × 700 165,776 640,5 0,025 0,0035 1,283 0,00376 0,00376 843,44 917,073 3,234 → 5 5 D 19 1417,644 63,536 345,186 OK 74,84 0,023 421,719 1,487 → 3 3 D 19 850,586

2 Lantai 3 350 × 700 183,177 640,5 0,025 0,0035 1,417 0,00417 0,00417 934,65 1041,31 3,673 → 5 5 D 19 1417,644 63,536 345,186 OK 74,84 0,023 573,981 2,024 → 3 3 D 19 850,586

3 Lantai 4 350 × 700 196,975 640,5 0,025 0,0035 1,524 0,00449 0,00449 1007,4 1117,01 3,94 → 5 5 D 19 1417,644 63,536 345,186 OK 74,84 0,023 613,329 2,163 → 3 3 D 19 850,586

4 Lantai 5 350 × 700 178,666 640,5 0,025 0,0035 1,383 0,00406 0,00406 910,95 982,465 3,465 → 5 5 D 19 1417,644 63,536 345,186 OK 74,84 0,023 455,476 1,606 → 2 2 D 19 567,057

5 Lantai Atap 350 × 700 90,3126 640,5 0,025 0,0035 0,699 0,00202 0,00202 453,94 453,938 1,601 → 3 3 D 19 850,586 38,122 211,435 OK 44,90 0,040 226,969 0,801 → 2 2 D 19 567,057

Tulangan Lapangan
Dimensi Tulangan Bawah Mn pasang > Tulangan Atas
No Tipe Balok Mn Perlu d p max p min Rn P perlu P pakai As a Mn pasang c εs
mm As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai Mn perlu As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai

1 Lantai 2 350 × 700 138,5982 640,5 0,025 0,0035 1,073 0,00313 0,00350 784,61 858,248 3,027 → 5 5 D 19 1417,644 63,536 345,186 OK 74,84 0,023 392,306 1,384 → 2 2 D 19 567,057

2 Lantai 3 350 × 700 137,3495 640,5 0,025 0,0035 1,063 0,00310 0,00350 784,61 891,268 3,143 → 5 5 D 19 1417,644 63,536 345,186 OK 74,84 0,023 498,962 1,760 → 2 2 D 19 567,057

3 Lantai 4 350 × 700 142,3323 640,5 0,025 0,0035 1,101 0,00322 0,00350 784,61 894,261 3,154 → 5 5 D 19 1417,644 63,536 345,186 OK 74,84 0,023 501,954 1,770 → 2 2 D 19 567,057

4 Lantai 5 350 × 700 145,0841 640,5 0,025 0,0035 1,123 0,00328 0,00350 784,61 856,126 3,02 → 5 5 D 19 1417,644 63,536 345,186 OK 74,84 0,023 392,306 1,384 → 2 2 D 19 567,057

5 Lantai Atap 350 × 700 144,0485 640,5 0,025 0,0035 1,115 0,00326 0,00350 784,61 784,613 2,767 → 4 4 D 19 1134,115 50,829 279,031 OK 59,87 0,029 392,306 1,384 → 2 2 D 19 567,057

Sumber : Data Analisis MS. Excel 2016, 2021


280

Tabel 4.67 Rekapitulasi Tulangan Sengkang Balok Tipe B2 – 35 ˟ 70 cm


Tulangan Sengkang
Dimensi Mpr_1 = Mpr_3 Mpr_2 = Mpr_4 Tumpuan
No Tipe Balok Vu Vg apr_1 apr_2 Vgempa kiri Ve kiri Ve kanan 0,5 Vu Ve > 0,5 Vu
mm N·mm kN·m N·mm kN·m Vc Av Jarak yg digunakan Vs pasang ɸVs + Vc ɸVs > Ve kiri Tul. Digunakan

1 Lantai 2 350 × 700 92,109 75,693 79,420 425853140,6 425,853 47,652 262267224,2 262,267 92,989 168,682 17,296 46,0545 OK 208,736 235,619 100 603,657 609,295 OK 3 D 10 - 100

2 Lantai 3 350 × 700 95,917 77,817 79,420 425853140,6 425,853 47,652 262267224,2 262,267 92,989 170,806 15,172 47,9585 OK 208,736 235,619 100 603,657 609,295 OK 3 D 10 - 100

3 Lantai 4 350 × 700 103,036 79,206 79,420 425853140,6 425,853 47,652 262267224,2 262,267 92,989 172,195 13,783 51,518 OK 208,736 235,619 100 603,657 609,295 OK 3 D 10 - 100

4 Lantai 5 350 × 700 98,161 79,486 79,420 425853140,6 425,853 31,768 177096596,1 177,097 81,480 160,966 1,994 49,0805 OK 208,736 235,619 100 603,657 609,295 OK 3 D 10 - 100

5 Lantai Atap 350 × 700 73,366 59,577 47,652 262267224,2 262,267 31,768 177096596,1 177,097 59,373 118,950 -0,204 36,683 OK 208,736 235,619 100 603,657 609,295 OK 3 D 10 - 100

Lapangan
Vc Av Jarak yg digunakan Vs pasang ɸVs + Vc ɸVs > Ve kiri Tul. Digunakan

208,736 157,08 150 268,292 357,771 OK 2 D 10 - 150

208,736 157,08 150 268,292 357,771 OK 2 D 10 - 150

208,736 157,08 150 268,292 357,771 OK 2 D 10 - 150

208,736 157,08 150 268,292 357,771 OK 2 D 10 - 150

208,736 157,08 150 268,292 357,771 OK 2 D 10 - 150

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021


281

C. B3 250 × 500 mm
Data Perencanaan Balok :
Dimensi Balok = 250 × 500 mm
Bentang Balok = 8000 mm
Mutu Beton = 30 MPa
Selimut Beton = 40 mm (SNI 2847:2013 Pasal 10.2.7.3)
Diameter tulangan utama = D19 mm
Mutu baja (fy) = 400 Mpa
Diameter tulangan sengkang = D 10 mm
Faktor reduksi lentur = 0,9 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.1)
Faktor reduksi geser = 0,75 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)
Faktor reduksi punter = 0,75 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)
Tinggi efektif = h – decking – Ø sengkang – ½ Ø tulangan
= 500 – 40 – 10 – ½19 = 440,5 mm
OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m Text
ENVELOPE Combination Max 0 -7,201 9,835E-16 5,8695 4,376E-16 -7,1732 225-1
ENVELOPE Combination Max 0 -6,087 9,835E-16 5,8695 5,359E-16 -3,8484 225-1
ENVELOPE Combination Max 0 -4,973 9,835E-16 5,8695 9,575E-16 -1,0788 225-1
ENVELOPE Combination Max 0 -3,859 9,835E-16 5,8695 1,426E-15 1,1393 225-1
ENVELOPE Combination Max 0 -2,745 9,835E-16 5,8695 1,908E-15 3,7783 225-1
ENVELOPE Combination Max 0 -1,63 9,835E-16 5,8695 2,394E-15 10,2219 225-1
ENVELOPE Combination Max 0 -0,516 9,835E-16 5,8695 2,883E-15 18,346 225-1
ENVELOPE Combination Max 0 0,598 9,835E-16 5,8695 3,372E-15 25,5032 225-1
ENVELOPE Combination Max 0 1,712 9,835E-16 5,8695 3,862E-15 31,6493 225-1
ENVELOPE Combination Min 0 -27,571 -9,835E-16 0,5787 -3,779E-16 -46,083 225-1
ENVELOPE Combination Min 0 -25,535 -9,835E-16 0,5787 -4,762E-16 -32,8092 225-1
ENVELOPE Combination Min 0 -23,499 -9,835E-16 0,5787 -8,978E-16 -20,5552 225-1
ENVELOPE Combination Min 0 -21,463 -9,835E-16 0,5787 -1,366E-15 -9,3246 225-1
ENVELOPE Combination Min 0 -19,428 -9,835E-16 0,5787 -1,848E-15 -0,0899 225-1
ENVELOPE Combination Min 0 -17,392 -9,835E-16 0,5787 -2,335E-15 3,7651 225-1
ENVELOPE Combination Min 0 -15,356 -9,835E-16 0,5787 -2,823E-15 4,3647 225-1
ENVELOPE Combination Min 0 -13,32 -9,835E-16 0,5787 -3,313E-15 4,3561 225-1
ENVELOPE Combination Min 0 -11,284 -9,835E-16 0,5787 -3,803E-15 3,7837 225-1

Gambar 4.50 Hasil Output SAP B3


Sumber : Data Analisis, 2021

Gambar 4.51 Detail Balok B3


Sumber : Data Analisis, 2021
282

Tabel 4.68 Rekapitulasi Tulangan Torsi Balok Tipe B3 – 25 ˟ 50 cm


Tulangan Torsi
Dimensi fy Tn Acp Pcp T.Cek Xo Yo Aoh Ao Ph At/s Al Al min Al/4
No Tipe Balok Tn > T.Cek n Tul. Dipakai
mm Mpa kN·m mm² mm kN·m mm mm mm² mm² mm² mm²/m mm² mm² mm²

Perlu Tul.
1 Lantai 2 250 × 500 400 5,870 125000 1500 3,423 160 410 65600 55760 1140 0,175 200,001 518,88496 50,0002 1,273 2 D 10
Torsi
Perlu Tul.
2 Lantai 3 250 × 500 400 6,197 125000 1500 3,423 160 410 65600 55760 1140 0,185 211,171 507,7153 52,7926 1,344 2 D 10
Torsi
Perlu Tul.
3 Lantai 4 250 × 500 400 6,006 125000 1500 3,423 160 410 65600 55760 1140 0,180 204,659 514,22696 51,1647 1,303 2 D 10
Torsi
Perlu Tul.
4 Lantai 5 250 × 500 400 6,161 125000 1500 3,423 160 410 65600 55760 1140 0,184 209,947 508,939 52,4868 1,337 2 D 10
Torsi
Perlu Tul.
5 Lantai Atap 250 × 500 400 5,582 125000 1500 3,423 160 410 65600 55760 1140 0,167 190,191 528,695 47,5477 1,211 2 D 10
Torsi

Sumber : Data Analisis MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.69 Rekapitulasi Tulangan Tumpuan dan Lapangan Balok Tipe B3 – 25 ˟ 50 cm


Tulangan Tumpuan
Dimensi Tulangan Atas Mn pasang > Tulangan Bawah
No Tipe Balok Mn Perlu d p max p min Rn P perlu P pakai As a Mn pasang c εs
mm As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai Mn perlu As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai

1 Lantai 2 250 × 500 71,786 440,5 0,025 0,0035 1,644 0,0068 0,0068 749,28 799,283 2,819 → 4 4 D 19 1134,115 71,16 183,690 OK 83,82 0,013 424,642 1,498 → 3 3 D 19 850,586

2 Lantai 3 250 × 500 91,073 440,5 0,025 0,0035 2,086 0,00872 0,00872 959,89 1012,69 3,572 → 4 4 D 19 1134,115 71,16 183,690 OK 83,82 0,013 532,74 1,879 → 3 3 D 19 850,586

3 Lantai 4 250 × 500 104,990 440,5 0,025 0,0035 2,405 0,01012 0,01012 1114,6 1165,77 4,112 → 5 5 D 19 1417,644 88,95 224,569 OK 104,77 0,010 608,465 2,146 → 3 3 D 19 850,586

4 Lantai 5 250 × 500 108,430 440,5 0,025 0,0035 2,484 0,01047 0,01047 1153,2 1205,69 4,252 → 5 5 D 19 1417,644 88,95 224,569 OK 104,77 0,010 629,09 2,219 → 3 3 D 19 850,586

5 Lantai Atap 250 × 500 110,324 440,5 0,025 0,0035 2,527 0,01067 0,01067 1174,5 1222,07 4,31 → 5 5 D 19 1417,644 88,95 224,569 OK 104,77 0,010 634,81 2,239 → 3 3 D 19 850,586

Tulangan Lapangan
Dimensi Tulangan Bawah Mn pasang > Tulangan Atas
No Tipe Balok Mn Perlu d p max p min Rn P perlu P pakai As a Mn pasang c εs
mm As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai Mn perlu As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai

1 Lantai 2 250 × 500 43,824 440,5 0,025 0,0035 1,004 0,00410 0,00410 451,23 501,226 1,768 → 3 3 D 19 850,586 53,37 140,794 OK 62,86 0,018 275,613 0,972 → 2 2 D 19 567,057

2 Lantai 3 250 × 500 68,039 440,5 0,025 0,0035 1,558 0,00644 0,00644 708,85 761,642 2,686 → 3 3 D 19 850,586 53,37 140,794 OK 62,86 0,018 407,218 1,436 → 2 2 D 19 567,057

3 Lantai 4 250 × 500 83,205 440,5 0,025 0,0035 1,906 0,00793 0,00793 873,46 924,622 3,261 → 4 4 D 19 1134,115 71,16 183,690 OK 83,82 0,013 487,893 1,721 → 2 2 D 19 567,057

4 Lantai 5 250 × 500 52,060 440,5 0,025 0,0035 1,192 0,00489 0,00489 538,15 590,639 2,083 → 3 3 D 19 850,586 53,37 140,794 OK 62,86 0,018 321,563 1,134 → 2 2 D 19 567,057

5 Lantai Atap 250 × 500 55,438 440,5 0,025 0,0035 1,270 0,00521 0,00521 574,01 621,558 2,192 → 3 3 D 19 850,586 53,37 140,794 OK 62,86 0,018 334,553 1,180 → 2 2 D 19 567,057

Sumber : Data Analisis MS. Excel 2016, 2021


283

Tabel 4.70 Rekapitulasi Tulangan Sengkang Balok Tipe B3 – 25 ˟ 50 cm


Tulangan Sengkang
Dimensi Mpr_1 = Mpr_3 Mpr_2 = Mpr_4 Tumpuan
No Tipe Balok Vu Vg apr_1 apr_2 Vgempa kiri Ve kiri Ve kanan 0,5 Vu Ve > 0,5 Vu
mm N·mm kN·m N·mm kN·m Vc Av Jarak yg digunakan Vs pasang ɸVs + Vc ɸVs > Ve kiri Tul. Digunakan

1 Lantai 2 250 × 500 43,506 33,394 88,950 224568881,7 224,569 66,713 173155399,2 173,155 53,747 87,141 20,353 21,753 OK 102,541 235,619 100 415,161 388,276 OK 3 D 10 - 100

2 Lantai 3 250 × 500 54,053 34,431 88,950 224568881,7 224,569 66,713 173155399,2 173,155 53,747 88,178 19,316 27,0265 OK 102,541 235,619 100 415,161 388,276 OK 3 D 10 - 100

3 Lantai 4 250 × 500 60,899 35,355 111,188 272829872,2 272,830 66,713 173155399,2 173,155 60,268 95,623 24,913 30,4495 OK 102,541 235,619 100 415,161 388,276 OK 3 D 10 - 100

4 Lantai 5 250 × 500 62,440 28,644 111,188 272829872,2 272,830 66,713 173155399,2 173,155 60,268 88,912 31,624 31,22 OK 102,541 235,619 100 415,161 388,276 OK 3 D 10 - 100

5 Lantai Atap 250 × 500 78,253 45,732 111,188 272829872,2 272,830 66,713 173155399,2 173,155 60,268 106,000 14,536 39,1265 OK 102,541 235,619 100 415,161 388,276 OK 3 D 10 - 100

Lapangan
Vc Av Jarak yg digunakan Vs pasang ɸVs + Vc ɸVs > Ve kiri Tul. Digunakan

102,541 157,08 150 184,516 215,293 OK 2 D 10 - 150

102,541 157,08 150 184,516 215,293 OK 2 D 10 - 150

102,541 157,08 150 184,516 215,293 OK 2 D 10 - 150

102,541 157,08 150 184,516 215,293 OK 2 D 10 - 150

102,541 157,08 150 184,516 215,293 OK 2 D 10 - 150

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021


284

D. B4 150 × 300 mm
Data Perencanaan Balok :
Dimensi Balok = 150 × 300 mm
Bentang Balok = 4000 mm
Mutu Beton = 30 MPa
Selimut Beton = 40 mm (SNI 2847:2013 Pasal 10.2.7.3)
Diameter tulangan utama = D13 mm
Mutu baja (fy) = 400 Mpa
Diameter tulangan sengkang = D 10 mm
Faktor reduksi lentur = 0,9 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.1)
Faktor reduksi geser = 0,75 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)
Faktor reduksi punter = 0,75 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)
Tinggi efektif = h – decking – Ø sengkang – ½ Ø tulangan
= 300 – 40 – 10 – ½13 = 243,5 mm
OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m Text
ENVELOPE Combination Max 0 -2,561 3,323E-16 0,4645 7,372E-16 -1,7817 190-1
ENVELOPE Combination Max 0 -2,16 3,323E-16 0,4645 6,326E-16 -0,5957 190-1
ENVELOPE Combination Max 0 -1,759 3,323E-16 0,4645 5,817E-16 0,3926 190-1
ENVELOPE Combination Max 0 -1,358 3,323E-16 0,4645 5,552E-16 1,1864 190-1
ENVELOPE Combination Max 0 -0,957 3,323E-16 0,4645 5,571E-16 2,6175 190-1
ENVELOPE Combination Max 0 -0,555 3,323E-16 0,4645 6,132E-16 3,9023 190-1
ENVELOPE Combination Max 0 -0,154 3,323E-16 0,4645 7,159E-16 4,8394 190-1
ENVELOPE Combination Max 0 0,247 3,323E-16 0,4645 8,385E-16 5,425 190-1
ENVELOPE Combination Max 0 0,648 3,323E-16 0,4645 9,734E-16 5,7311 190-1
ENVELOPE Combination Min 0 -6,526 -3,325E-16 -0,3933 -7,377E-16 -9,3621 190-1
ENVELOPE Combination Min 0 -5,793 -3,325E-16 -0,3933 -6,33E-16 -6,2883 190-1
ENVELOPE Combination Min 0 -5,06 -3,325E-16 -0,3933 -5,819E-16 -3,5837 190-1
ENVELOPE Combination Min 0 -4,327 -3,325E-16 -0,3933 -5,553E-16 -1,2517 190-1
ENVELOPE Combination Min 0 -3,594 -3,325E-16 -0,3933 -5,571E-16 -0,124 190-1
ENVELOPE Combination Min 0 -2,861 -3,325E-16 -0,3933 -6,131E-16 0,583 190-1
ENVELOPE Combination Min 0 -2,128 -3,325E-16 -0,3933 -7,157E-16 1,0706 190-1
ENVELOPE Combination Min 0 -1,438 -3,325E-16 -0,3933 -8,382E-16 1,3429 190-1
ENVELOPE Combination Min 0 -0,79 -3,325E-16 -0,3933 -9,729E-16 1,3308 190-1

Gambar 4.52 Hasil Output SAP B4


Sumber : Data Analisis, 2021

Gambar 4.53 Detail Balok B4


Sumber : Data Analisis, 2021
285
Tabel 4.71 Rekapitulasi Tulangan Torsi Balok Tipe B4 – 15 ˟ 30 cm
Tulangan Torsi
Dimensi fy Tn Acp Pcp T.Cek Xo Yo Aoh Ao Ph At/s Al Al min Al/4
No Tipe Balok Tn > T.Cek n Tul. Dipakai
mm Mpa kN·m mm² mm kN·m mm mm mm² mm² mm² mm²/m mm² mm² mm²

Tidak Perlu
1 Lantai 2 150 × 300 400 0,465 45000 900 0,739 60 210 12600 10710 540 0,072 39,0336 219,76529 9,7584 0,248 1 D 10
Tul. Torsi
Tidak Perlu
2 Lantai 3 150 × 300 400 0,490 45000 900 0,739 60 210 12600 10710 540 0,076 41,1513 217,64765 10,2878 0,262 1 D 10
Tul. Torsi
Tidak Perlu
3 Lantai 4 150 × 300 400 0,500 45000 900 0,739 60 210 12600 10710 540 0,078 41,9832 216,81572 10,4958 0,267 1 D 10
Tul. Torsi
Tidak Perlu
4 Lantai 5 150 × 300 400 0,473 45000 900 0,739 60 210 12600 10710 540 0,074 39,7479 219,051 9,93697 0,253 1 D 10
Tul. Torsi
Tidak Perlu
5 Lantai Atap 150 × 300 400 0,354 45000 900 0,739 60 210 12600 10710 540 0,055 29,7227 229,076 7,43067 0,189 1 D 10
Tul. Torsi

Sumber : Data Analisis MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.72 Rekapitulasi Tulangan Tumpuan dan Lapangan Balok Tipe B4 – 15 ˟ 30 cm


Tulangan Tumpuan
Dimensi Tulangan Atas Mn pasang > Tulangan Bawah
No Tipe Balok Mn Perlu d p max p min Rn P perlu P pakai As a Mn pasang c εs
mm As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai Mn perlu As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai

1 Lantai 2 150 × 300 13,782 243,5 0,025 0,0035 1,722 0,01189 0,01189 434,44 434,439 3,273 → 4 4 D 13 530,929 55,522 45,817 OK 65,40 0,008 217,22 1,637 → 2 2 D 13 265,465

2 Lantai 3 150 × 300 15,340 243,5 0,025 0,0035 1,916 0,0133 0,0133 485,64 485,637 3,659 → 4 4 D 13 530,929 55,522 45,817 OK 65,40 0,008 242,818 1,829 → 2 2 D 13 265,465

3 Lantai 4 150 × 300 16,107 243,5 0,025 0,0035 2,012 0,01399 0,01399 511,02 511,015 3,85 → 4 4 D 13 530,929 55,522 45,817 OK 65,40 0,008 255,508 1,925 → 2 2 D 13 265,465

4 Lantai 5 150 × 300 16,400 243,5 0,025 0,0035 2,049 0,01426 0,01426 520,74 520,739 3,923 → 4 4 D 13 530,929 55,522 45,817 OK 65,40 0,008 260,37 1,962 → 2 2 D 13 265,465

5 Lantai Atap 150 × 300 17,263 243,5 0,025 0,0035 2,157 0,01504 0,01504 549,46 549,458 4,14 → 5 5 D 13 663,661 69,403 55,429 OK 81,75 0,006 274,729 2,070 → 3 3 D 13 398,197

Tulangan Lapangan
Dimensi Tulangan Bawah Mn pasang > Tulangan Atas
No Tipe Balok Mn Perlu d p max p min Rn P perlu P pakai As a Mn pasang c εs
mm As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai Mn perlu As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai

1 Lantai 2 150 × 300 7,733 243,5 0,025 0,0035 0,966 0,00657 0,00657 239,87 239,866 1,807 → 2 2 D 13 265,465 27,761 24,382 OK 32,70 0,019 119,933 0,904 → 2 2 D 13 265,465

2 Lantai 3 150 × 300 8,030 243,5 0,025 0,0035 1,003 0,00683 0,00683 249,29 249,291 1,878 → 2 2 D 13 265,465 27,761 24,382 OK 32,70 0,019 124,645 0,939 → 2 2 D 13 265,465

3 Lantai 4 150 × 300 8,511 243,5 0,025 0,0035 1,063 0,00724 0,00724 264,56 264,558 1,993 → 2 2 D 13 265,465 27,761 24,382 OK 32,70 0,019 132,279 0,997 → 2 2 D 13 265,465

4 Lantai 5 150 × 300 8,783 243,5 0,025 0,0035 1,097 0,00748 0,00748 273,18 273,178 2,058 → 3 3 D 13 398,197 41,642 35,468 OK 49,05 0,012 136,589 1,029 → 2 2 D 13 265,465

5 Lantai Atap 150 × 300 9,778 243,5 0,025 0,0035 1,222 0,00835 0,00835 304,93 304,927 2,297 → 3 3 D 13 398,197 41,642 35,468 OK 49,05 0,012 152,464 1,149 → 2 2 D 13 265,465

Sumber : Data Analisis MS. Excel 2016, 2021


286
Tabel 4.73 Rekapitulasi Tulangan Sengkang Balok Tipe Tipe B4 – 15 ˟ 30 cm
Tulangan Sengkang
Dimensi Mpr_1 = Mpr_3 Mpr_2 = Mpr_4 Tumpuan
No Tipe Balok Vu Vg apr_1 apr_2 Vgempa kiri Ve kiri Ve kanan 0,5 Vu Ve > 0,5 Vu
mm N·mm kN·m N·mm kN·m Vc Av Jarak yg digunakan Vs pasang ɸVs + Vc ɸVs > Ve kiri Tul. Digunakan

1 Lantai 2 150 × 300 8,298 6,585 69,403 55428671,73 55,429 34,701 30017324,19 30,017 11,547 18,132 4,962 4,149 OK 34,009 235,619 100 229,493 197,627 OK 3 D 10 - 100

2 Lantai 3 150 × 300 8,757 6,539 69,403 55428671,73 55,429 34,701 30017324,19 30,017 11,547 18,086 5,008 4,3785 OK 34,009 235,619 100 229,493 197,627 OK 3 D 10 - 100

3 Lantai 4 150 × 300 9,047 6,552 69,403 55428671,73 55,429 34,701 30017324,19 30,017 11,547 18,099 4,995 4,5235 OK 34,009 235,619 100 229,493 197,627 OK 3 D 10 - 100

4 Lantai 5 150 × 300 9,159 6,583 69,403 55428671,73 55,429 34,701 30017324,19 30,017 11,547 18,130 4,964 4,5795 OK 34,009 235,619 100 229,493 197,627 OK 3 D 10 - 100

5 Lantai Atap 150 × 300 7,034 5,460 86,753 66407104,26 66,407 52,052 43298745,04 43,299 14,825 20,285 9,365 3,517 OK 34,009 235,619 100 229,493 197,627 OK 3 D 10 - 100

Lapangan
Vc Av Jarak yg digunakan Vs pasang ɸVs + Vc ɸVs > Ve kiri Tul. Digunakan

34,009 157,08 150 101,997 102,005 OK 2 D 10 - 150

34,009 157,08 150 101,997 102,005 OK 2 D 10 - 150

34,009 157,08 150 101,997 102,005 OK 2 D 10 - 150

34,009 157,08 150 101,997 102,005 OK 2 D 10 - 150

34,009 157,08 150 101,997 102,005 OK 2 D 10 - 150

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021


287

E. B5 200 × 350 mm
Data Perencanaan Balok :
Dimensi Balok = 200 × 350 mm
Bentang Balok = 3400 mm
Mutu Beton = 30 MPa
Selimut Beton = 40 mm (SNI 2847:2013 Pasal 10.2.7.3)
Diameter tulangan utama = D13 mm
Mutu baja (fy) = 400 Mpa
Diameter tulangan sengkang = D 10 mm
Faktor reduksi lentur = 0,9 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.1)
Faktor reduksi geser = 0,75 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)
Faktor reduksi punter = 0,75 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)
Tinggi efektif = h – decking – Ø sengkang – ½ Ø tulangan
= 350 – 40 – 10 – ½13 = 293,5 mm
OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m Text
ENVELOPE Combination Max 0 8,493 1,037E-15 1,0592 1,779E-15 15,807 72-1
ENVELOPE Combination Max 0 9,892 1,037E-15 1,0592 1,559E-15 11,6228 72-1
ENVELOPE Combination Max 0 11,29 1,037E-15 1,0592 1,493E-15 7,1375 72-1
ENVELOPE Combination Max 0 13,444 1,037E-15 1,0592 1,734E-15 1,4603 72-1
ENVELOPE Combination Max 0 15,998 1,037E-15 1,0592 2,019E-15 5,4325 72-1
ENVELOPE Combination Max 0 18,553 1,037E-15 1,0592 2,332E-15 9,7989 72-1
ENVELOPE Combination Max 0 21,108 1,037E-15 1,0592 2,688E-15 13,5128 72-1
ENVELOPE Combination Min 0 -18,362 -1,063E-15 -0,9663 -1,771E-15 -19,4491 72-1
ENVELOPE Combination Min 0 -15,808 -1,063E-15 -0,9663 -1,539E-15 -11,5817 72-1
ENVELOPE Combination Min 0 -13,253 -1,063E-15 -0,9663 -1,462E-15 -5,2579 72-1
ENVELOPE Combination Min 0 -11,454 -1,063E-15 -0,9663 -1,691E-15 0,4131 72-1
ENVELOPE Combination Min 0 -10,056 -1,063E-15 -0,9663 -1,964E-15 -5,41 72-1
ENVELOPE Combination Min 0 -8,657 -1,063E-15 -0,9663 -2,265E-15 -13,4719 72-1
ENVELOPE Combination Min 0 -7,259 -1,063E-15 -0,9663 -2,608E-15 -22,7261 72-1

Gambar 4.54 Hasil Output SAP B5


Sumber : Data Analisis, 2021

Gambar 4.55 Detail Balok B5


Sumber : Data Analisis, 2021
288

Tabel 4.74 Rekapitulasi Tulangan Torsi Balok Tipe B5 – 20 ˟ 35 cm


Tulangan Torsi
Dimensi fy Tn Acp Pcp T.Cek Xo Yo Aoh Ao Ph At/s Al Al min Al/4
No Tipe Balok Tn > T.Cek n Tul. Dipakai
mm Mpa kN·m mm² mm kN·m mm mm mm² mm² mm² mm²/m mm² mm² mm²

Tidak Perlu
1 Lantai 2 200 × 350 400 1,059 70000 1100 1,464 110 260 28600 24310 740 0,073 53,737 348,83907 13,4343 0,342 1 D 10
Tul. Torsi
Tidak Perlu
2 Lantai 3 200 × 350 400 1,412 70000 1100 1,464 110 260 28600 24310 740 0,097 71,6104 330,96563 17,9026 0,456 1 D 10
Tul. Torsi
Perlu Tul.
3 Lantai 4 200 × 350 400 1,508 70000 1100 1,464 110 260 28600 24310 740 0,103 76,4809 326,09521 19,1202 0,487 2 D 10
Torsi
Perlu Tul.
4 Lantai 5 200 × 350 400 1,666 70000 1100 1,464 110 260 28600 24310 740 0,114 84,5272 318,049 21,1318 0,538 2 D 10
Torsi
Perlu Tul.
5 Lantai Atap 200 × 350 400 2,831 70000 1100 1,464 110 260 28600 24310 740 0,194 143,606 258,970 35,9016 0,914 2 D 10
Torsi

Sumber : Data Analisis MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.75 Rekapitulasi Tulangan Tumpuan dan Lapangan Balok Tipe B5 – 20 ˟ 35 cm


Tulangan Tumpuan
Dimensi Tulangan Atas Mn pasang > Tulangan Bawah
No Tipe Balok Mn Perlu d p max p min Rn P perlu P pakai As a Mn pasang c εs
mm As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai Mn perlu As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai

1 Lantai 2 200 × 350 22,726 293,5 0,025 0,0035 1,466 0,00755 0,00755 443,3 443,303 3,34 → 5 5 D 13 663,661 52,052 71,005 OK 61,31 0,011 221,651 1,670 → 3 3 D 13 398,197

2 Lantai 3 200 × 350 27,514 293,5 0,025 0,0035 1,774 0,0092 0,0092 540,3 540,301 4,071 → 5 5 D 13 663,661 52,052 71,005 OK 61,31 0,011 270,151 2,035 → 3 3 D 13 398,197

3 Lantai 4 200 × 350 29,483 293,5 0,025 0,0035 1,901 0,00989 0,00989 580,59 599,715 4,518 → 5 5 D 13 663,661 52,052 71,005 OK 61,31 0,011 290,297 2,187 → 3 3 D 13 398,197

4 Lantai 5 200 × 350 27,990 293,5 0,025 0,0035 1,805 0,00937 0,00937 550,02 571,153 4,30 → 5 5 D 13 663,661 52,052 71,005 OK 61,31 0,011 275,011 2,072 → 3 3 D 13 398,197

5 Lantai Atap 200 × 350 26,447 293,5 0,025 0,0035 1,706 0,00883 0,00883 518,57 554,467 4,177 → 5 5 D 13 663,661 52,052 71,005 OK 61,31 0,011 295,184 2,224 → 3 3 D 13 398,197

Tulangan Lapangan
Dimensi Tulangan Bawah Mn pasang > Tulangan Atas
No Tipe Balok Mn Perlu d p max p min Rn P perlu P pakai As a Mn pasang c εs
mm As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai Mn perlu As perlu N → Dibulatkan Jumlah Tul. As Dipakai

1 Lantai 2 200 × 350 15,807 293,5 0,025 0,0035 1,019 0,00520 0,00520 305,44 305,438 2,301 → 4 4 D 13 530,929 41,642 57,909 OK 49,05 0,015 152,719 1,151 → 2 2 D 13 265,465

2 Lantai 3 200 × 350 21,401 293,5 0,025 0,0035 1,4 0,00710 0,00710 416,7 416,698 3,139 → 4 4 D 13 530,929 41,642 57,909 OK 49,05 0,015 208,349 1,570 → 2 2 D 13 265,465

3 Lantai 4 200 × 350 23,230 293,5 0,025 0,0035 1,498 0,00772 0,00772 453,44 472,565 3,56 → 4 4 D 13 530,929 41,642 57,909 OK 49,05 0,015 226,722 1,708 → 2 2 D 13 265,465

4 Lantai 5 200 × 350 21,963 293,5 0,025 0,0035 1,416 0,00729 0,00729 427,97 449,102 3,384 → 4 4 D 13 530,929 41,642 57,909 OK 49,05 0,015 213,985 1,612 → 2 2 D 13 265,465

5 Lantai Atap 200 × 350 22,355 293,5 0,025 0,0035 1,442 0,00742 0,00742 435,84 471,744 3,554 → 4 4 D 13 530,929 41,642 57,909 OK 49,05 0,015 253,823 1,912 → 2 2 D 13 265,465

Sumber : Data Analisis MS. Excel 2016, 2021


289

Tabel 4.76 Rekapitulasi Tulangan Sengkang Balok Tipe Tipe B5 – 20 ˟ 35 cm


Tulangan Sengkang
Dimensi Mpr_1 = Mpr_3 Mpr_2 = Mpr_4 Tumpuan
No Tipe Balok Vu Vg apr_1 apr_2 Vgempa kiri Ve kiri Ve kanan 0,5 Vu Ve > 0,5 Vu
mm N·mm kN·m N·mm kN·m Vc Av Jarak yg digunakan Vs pasang ɸVs + Vc ɸVs > Ve kiri Tul. Digunakan

1 Lantai 2 200 × 350 21,108 8,019 65,065 86597059,72 86,597 39,039 54549097,7 54,549 19,074 27,093 11,055 10,554 OK 54,657 235,619 100 276,617 248,456 OK 3 D 10 - 100

2 Lantai 3 200 × 350 24,719 7,561 65,065 86597059,72 86,597 39,039 54549097,7 54,549 19,074 26,635 11,513 12,3595 OK 54,657 235,619 100 276,617 248,456 OK 3 D 10 - 100

3 Lantai 4 200 × 350 26,080 7,642 65,065 86597059,72 86,597 39,039 54549097,7 54,549 19,074 26,716 11,432 13,04 OK 54,657 235,619 100 276,617 248,456 OK 3 D 10 - 100

4 Lantai 5 200 × 350 25,9632 7,645 65,065 86597059,72 86,597 39,039 54549097,7 54,549 19,074 26,719 11,429 12,9816 OK 54,657 235,619 100 276,617 248,456 OK 3 D 10 - 100

5 Lantai Atap 200 × 350 35,787 27,976 65,065 86597059,72 86,597 39,039 54549097,7 54,549 19,074 47,050 -8,902 17,8935 OK 54,657 235,619 100 276,617 248,456 OK 3 D 10 - 100

Lapangan
Vc Av Jarak yg digunakan Vs pasang ɸVs + Vc ɸVs > Ve kiri Tul. Digunakan

54,657 157,08 150 122,941 133,199 OK 2 D 10 - 150

54,657 157,08 150 122,941 133,199 OK 2 D 10 - 150

54,657 157,08 150 122,941 133,199 OK 2 D 10 - 150

54,657 157,08 150 122,941 133,199 OK 2 D 10 - 150

54,657 157,08 150 122,941 133,199 OK 2 D 10 - 150

Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021


290

4.4.8.2 Desain Penulangan Kolom


Perhitungan tulangan kolom ditinjau berdasarkan aksial, geser, dan
momen terbesar. Ketentuan perhitungan penulangan kolom dengan metode
SRPMK, perhitungan serta hasil akhir gambar penulangan kolom adalah
sebagai berikut :
1. Data Prencanaan Kolom
Tipe Kolom = K1 60 ˟ 60
Tinggi Kolom = 4000 mm
Kuat tekan beton (f’c) = 30 MPa
Kuat leleh baja tulangan (fy) = 400 MPa
Diameter tulangan utama = D 22 mm
Diameter tulangan geser = D 13 mm
Tebal selimut beton = 40 mm (SNI 2847:2013 Pasal 7.7.1)
Faktor β1 = 0,849 (SNI 2847:2013 Pasal 10.2.7.3)
Faktor reduksi penampang tekan (φ) = 0,65 (SNI 2847:2013 : 9.3.2.1)
Faktor reduksi kekuatan geser (φ) = 0,75 (SNI 2847:2013 : 9.3.2.3)

Tabel 4.77 Gaya Dalam Kolom (1046)


Pu = 3514,987 kN
Vu = 102,783 kN
DL = 2071,79 kN
LL = 595,626 kN
Arah X Arah Y
M1s = 193,6237 kN M1s = 74,4138 kN
M2s = 103,4718 kN M2s = 42,3205 kN
M1ns = 16,446 kN M1ns = 105,4813 kN
M2ns = 9,544 kN M2ns = 37,7364 kN

Sumber : Data Analisis, 2021


291

Gambar 4.56 Kolom Yang Ditinjau


Sumber : Data Analisis, 2021

2. Cek Persyaratan Gaya dan Geometri


Berdasarkan SNI 2847:2013 Pasal 21.6 mengenai ketentuan
perhitungan kolom dengan menggunakan metode Sistem Rangka Pemikul
Momen Khusu (SRPMK) sebagai berikut :
a. Pu ≥ 0,1 ˟ Ag ˟ f’c
3435,131 kN ≥ 0,1 ˟ (600 ˟ 600) ˟ 30
3435,131 kN > 1944 kN (memenuhi)
b. C1 ≥ 300 mm
600 mm > 300 mm (memenuhi)
𝐶1
c. ≥ 0,4
𝐶2
600
600
≥ 0,4

1 > 0,4 (memenuhi)


292

3. Kontrol Kolom Terhadap Tekuk


➢ Kontrol Kelangsingan Kolom
1,2DL
βdns = 1,2DL+1,6LL ≤ 1,0 (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.6.2)
1,2 ˟ (2071,79)
βdns = 1,2 ˟ (2071,79)+1,6 ˟ (595,626) < 1,0

βdns = 0,723 < 1,0 (memenuhi)

➢ Kekakuan Kolom Bawah


• Kekakuan Kolom (600/600)
Ig = 0,7 ˟ 1/12 ˟ b ˟ h3
= 0,7 ˟ 1/12 ˟ 600 ˟ 6003
= 7560000000 mm4
Ec = 4700 ˟ √f'c
= 4700 ˟ √30
= 25742,96 N/mm2
0,4 ˟ Ec ˟ I𝑔
EIk = (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.6.1)
1+𝛽dns
0,4 ˟ 25742,96 ˟ 7560000000
= 1+0,723

= 45193674739159,1 N·mm2
• Kekakuan Balok (400/800)
Ig = 0,35 ˟ 1/12 ˟ b ˟ h3
= 0,35 ˟ 1/12 ˟ 400 ˟ 8003
= 5973333333,33 mm4
Ec = 4700 ˟ √f'c
= 4700 ˟ √30
= 25742,96 N/mm2
0,4 ˟ Ec ˟ I𝑔
EIb = (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.6.1)
1+𝛽dns
0,4 ˟ 25742,96 ˟ 5973333333,33
= 1 + 0,723

= 35700650305692,5 N·mm2
293

➢ Kekakuan Kolom Atas


• Kekakuan Kolom (600/600)
Ig = 0,7 ˟ 1/12 ˟ b ˟ h3
= 0,7 ˟ 1/12 ˟ 600 ˟ 6003
= 7560000000 mm4
Ec = 4700 ˟ √f'c
= 4700 ˟ √30
= 25742,96 N/mm2
0,4 ˟ Ec ˟ I𝑔
EIk = (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.6.1)
1+𝛽dns
0,4 ˟ 25742,96 ˟ 7560000000
= 1+0,723

= 45183635543142,1 N.mm2

• Kekakuan Balok (350/700)


Ig = 0,35 ˟ 1/12 ˟ b ˟ h3
= 0,35 ˟ 1/12 ˟ 350 ˟ 7003
= 3501458333,33 mm4
Ec = 4700 ˟ √f'c
= 4700 ˟ √30
= 25742,96 N/mm2
0,4 ˟ Ec ˟ I𝑔
EIb = (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.6.1)
1+𝛽dns
0,4 ˟ 25742,96 ˟ 3501458333,33
= 1+0,723

= 20927065767570,2 N.mm2

➢ Kekakuan Kolom Bawah


Eik
( )
𝐿 kolom yang ditinjau
𝛹A = Eib
( )
𝐿 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘

4,518 ˟ 1013
( )
4000
= 3,570 ˟ 1013 2,093 ˟ 1013
( ) ˟2+( )˟ 2
8000 8000

= 0,798
294

➢ Kekakuan Kolom Atas


EIk EIK
( ) ( )
𝐿 kolom yang ditinjau 𝐿 Kolomdiatasnya
𝛹B = EIb
( )
𝐿 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘

4,518 ˟ 1013 4,518 ˟ 1013


( )+( )
4000 4000
= 3,570 ˟ 1013 2,093 ˟ 1013
( )˟2+( )˟2
8000 8000

= 1,596

Gambar 4.57 Nomogram Faktor Panjang Efektif


Sumber : SNI 2847-2013
= Garis Nomogram Kolom 60 ˟ 60
= Garis Nomogram Kolom 50 ˟ 50

Dari nomogram diatas dapat diambbil nilai faktor panjang


efektif kolom untuk portal bergoyang adalah k = 1,37.

➢ Kontrol kelangsingan kolom


r = 0,3 ˟ h (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.1.2)
= 0,3 ˟ 600
= 180 mm
295

k lu
= ≤ 22 (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.1)
𝑟
1,37 ˟ 4000
= ≤ 22
180

= 30,44 > 22
(maka kolom termasuk kolom langsing), maka perlu dilakukan
pembesaran momen.

➢ Faktor pembesaran momen (δs)


𝜋 2 EIk
Pc = (K
Lu)2

𝜋 2 ˟ (4,518 ˟ 1013 )
= (1,37 ˟ 4000)2

= 14834,72 kN

1
δs = ∑Pu ≥1 (SNI 2847:2013 Pasal 10.10.7.4)
1-
0,75∑Pc

1
= 3514,987
1 -
0,75 ˟ 14834,72

= 1,462
Maka, didapat δs = 1,462 dalam perhitungan pembesaran momen.

➢ Pembesaran momen
Pemebesaran momen X :
M1s = 193,624 kN-m
M2s = 103,472 kN-m
M1ns = 16,446 kN-m
M2ns = 9,544 kN-m

M1 = M1ns + δs M1s
= 16,446 + (1,462 ˟ 193,624)
= 299,490 kN-m
M2 = M2ns + δs M2s
= 9,544 + (1,462 ˟ 103,472)
= 160,802 kN-m
Diambil momen terbesar yaitu M1 = 299,490 kN-m
296

Pembesaran momen Y :
M1s = 74,414 kN-m
M2s = 42,321 kN-m
M1ns = 105,481 kN-m
M2ns = 37,736 kN-m
M1 = M1ns + δs M1s
= 105,481 + (1,462 ˟ 74,414)
= 214,261 kN-m
M2 = M2ns + δs M2s
= 37,736 + (1,462 ˟ 37,736)
= 99,602 kN-m
Diambil momen terbesar yaitu
M1 = 214,261 kN-m

Maka, momen yang digunakan untuk perhitungan adalah :


299,490 kN-m.

4. Penentuan Jumlah Tulangan


Dalam menentukan jumlah kebutuhan tulangan lentur kolom,
digunakan Diagram Interaksi pada buku Tabel Grafik dan Diagram
Interaksi untuk Perhitungan Struktur Beton berdasarkan SNI 1992.
Keterangan yang dibutuhkan dalam penggunaan Diagram Interaksi adalah
𝜇ℎ = hkolom – 2. tdecking – 2. ∅geser - ∅lentur
= 600 – (2 ˟ 40) – (2 ˟ 13) – 22
= 472 mm
𝜇ℎ 472
𝜇 = = = 0,787 ≈ 0,8
ℎkolom 600

Sumbu vertical :
𝜑 Pn Pu 3514987
= = b ˟ h = 600 ˟ 600 = 9,76
Ag

Sumbu horizontal :
𝜑 Mn Mu 299,490 ˟ 106
= =
Ag ˟ h Ag ˟ h (600 ˟ 600) ˟ 600
= 1,387
297

Kolom didesain dengan penulangan 4 sisi, sehingga digunakan diagram


interaksi 4 sisi, berikut diagram intraksi yang digunakan :

Gambar 4.58 Diagram Interaksi Penulangan 4 sisi


Sumber : SNI 2834-1992

Maka didapatkan perlu = 1%

Luas tulangan lentur perlu :


As perlu = 𝜌perlu ˟ b ˟ h
= 0,01 ˟ 600 ˟ 600
= 3600 mm2
Luas tulangan lentur :
As = 0,25 ˟ π ˟ D2
= 0,25 ˟ π ˟ 222
= 379,94 mm2
Jumlah tulangan lentur terpasang :
Asperlu
n = As
3600
= 379,94

= 9,48 ≈ 24 buah
Luas tulangan lentur terpasang :
As pasang = n ˟ (0,25 ˟ π ˟ D2)
= 24 ˟ (0,25 ˟ π ˟ 222)
= 10857,344 mm2
298

Prosentase tulangan terpasang :


Aspasang
1% < × 100% < 6%
b˟h
10857,344
1% < × 100%< 6%
600 ˟ 600

1% < 3,02% < 6% (memenuhi)


Maka, digunakan tulangan 24D22.

Cek kondisi balance :


Tinggi efektif balok
d = h – decking - ∅sengkang – ½ ∅ tulangan lentur
= 600 – 40 – 13 – ½ 22
= 536 mm
d’ = p + ∅sengkang – ½ ∅ tulangan lentur
= 40 + 13 + ½ 22
= 64 mm

Gambar 4.59 Periksa Kondisi Balance


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto Cad 2017, 2021

𝐴𝑠𝑡
As = As’ = 2
10857,344
= 2

= 5428,672 mm2
299

600
Xb = (600 + fy) ˟ d
600
= (600 + 400) ˟ 536

= 321,6 mm
ab = Xb ˟ β1
= 321,6 ˟ 0,849
= 272,901 mm
𝑋𝑏−𝑑`
fs’ =[ ] × 600
𝑋𝑏
321,6 − 64
=[ ] × 600
321,6

= 480,6 MPa > fy = 400 MPa


Jadi fs’ = 400 MPa
𝑑−𝑋𝑏
fs =[ ] × 600
𝑋𝑏
536 − 321,6
=[ ] × 600
321,6

= 400 Mpa = fy = 400 Mpa


Jadi fs = 400 Mpa
Cs’ = As ˟ (fs’ - 0,85 ˟ f’c)
= 5428,672 ˟ (400 - 0,85 ˟ 30)
= 2033,038 kN
Ts = As ˟ fs
= 5428,672 ˟ 400
= 2171,469 kN
Cc’ = 0,85 ˟ f’c ˟ a ˟ b
= 0,85 ˟ 30 ˟ 272,901 ˟ 600
= 4175,379 kN
Pb = Cc’ + Cs’ – Ts
= 4175,379 + 2033,038 – 2171,469
= 4036,948 kN
ℎ 𝑎 ℎ ℎ
Mb = 𝐶𝑐′ × (2 − 2) + 𝐶𝑠′ × ( 2 − 𝑑`) + 𝑇𝑠 (𝑑 − 2)

= 4175,379 ˟ (600
2
-
272,901
2
600
) + 2033,038 ˟ ( - 64) + 2171,469 ˟ (536 -
2
600
2
)

= 1675,146 kN-m
300

Mb
eb = Pb
1675,146
= 4036,948

= 414,95 mm
𝑀
Mu = 𝜑

299,490 ˟ 106
= 0,65

= 460754281 N-mm
𝑝
Pu =
𝜑

3514,987 ˟ 103
= 0,65

= 5407672,308 N
Mu
eperlu = Pu
460754281
= 5407672,308

= 85,204 mm
emin = 15,24 + 0,03h
= 15,24 + (0,03 ˟ 600)
= 33,24 mm

Kontrol kondisi perencanaan penampang kolom


e min < e perlu < e balance
33,24 < 85,204 < 414,95 (Kondisi tekan menentukan)
301

Kontrol kondisi tekan menentukan

Gambar 4.60 Kontrol Kondisi Tekan Kolom


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021

Mencari nilai X
X = 1,5 ˟ Xb
= 1,5 ˟ 321,6
= 482,4 mm
a = 0,85 ˟ Xb
= 0,85 ˟ 321,6
= 273,36 mm
𝑋 - d' 482,400 - 64
fs’ =( ) ˟ 600 = ( ) ˟ 600 = 520,40 MPa > fy = 400 MPa
𝑋 482,4

Jadi fs’ = 400 MPa


d-X 536 - 482,4
fs =( ) ˟ 600 = ( ) ˟ 600 = 66,67 MPa < fy = 400 MPa
𝑋 482,4

Jadi fs = 66,67 MPa


Ts = As ˟ fs’
= 5428,672 ˟ 66,67
= 361,911 kN
Cc’ = 0,85 ˟ f’c ˟ a ˟ b
= 0,85 ˟ 30 ˟ 273,36 ˟ 600
= 4182,408 kN
302

Cs’ = As ˟ (fs’ – 0,85 ˟ f’c)

= 5428,672 ˟ (400 – 0,85 ˟ 30)

= 2033,038 kN

φPn = Cc’ + Cs’ – Ts


= 4182,408 + 2033,038 - 361,911
= 5853,534 kN
φPn > Pu
5853,534 kN > 5407,672 kN (memenuhi)

ℎ 𝑎 ℎ ℎ
φMn = 𝐶𝑐′ × (2 − 2) + 𝐶𝑠′ × ( 2 − 𝑑`) + 𝑇𝑠 (𝑑 − 2)
600 273,36 600
= 4182,408 ˟ ( − ) + 2033,038 ˟ ( − 64) +
2 2 2
600
361,911 ˟ (536 - )
2

= 1248,278 kN
φMn > Mu
1248,278 kN > 460,754 kN (memenuhi)

Jadi dapat digunakan tulangan utama kolom sebesar 24D22.

Kontrol Jarak spasi tulangan pakai


Syarat :
Smaks ≥ Ssejajar = 40 mm ➔ susun 1 lapis
Smaks ≤ Ssejajar = 40 mm ➔ perbesar penampang kolom

Jarak bersih antar tulangan


𝑏−2.decking - 2.Ø sengkang - n.Ø tul utama
Smaks = ≥ 40 mm
𝑛−1
600 − (2 ˟ 40) - (2 ˟ 13) - (7 ˟ 22)
= 7−1

= 56,67 mm > 40 mm (memenuhi)


303

Syarat SRPMK untuk kekatan lentur pada kolom


Ast > 0,01 Ag < 0,06 Ag
8362,920 mm2 > 3600 mm2 < 21600 mm2

Gambar 4.61 Hasil Penulangan Kolom K1 (60×60)


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto Cad 2017, 2021

5. Perhitungan Tulangan Geser


Gaya geser desain yang digunakan untuk menentukan kebutuhan
tulangan transversal harus ditentukan dari peninjauan terhadap gaya-gaya
maksimum yang dapat dihasilkan di muka-muka pertemuan (joint) di
setiap ujung komponen struktur. Gaya-gaya joints ini harus ditentukan
menggunakan kekuatan momen maksimum yang mungkin (Mpr) di setiap
ujung komponen struktur yang berhubungan dengan rentang dari beban
aksial terfaktor (Pu) yang bekerja pada komponen struktur. Geser
komponen struktur tidak perlu melebihi yang ditentukan dari kekuatan
joint berdasarkan pada Mpr komponen struktur transversal yang merangka
ke dalam joint.
304

a. Menghitung gaya geser pada kolom

Gambar 4.62 Perencanaan Geser untuk Kolom SRMPK


Sumber : SNI 2847-2013

Mpr_1 Balok = 979,754 kN·m


Mpr_2 Balok = 516,453 kN·m
(𝑀pr1 +𝑀pr2 )
Vsway = ln
(979,754 + 516,453)
= 4

= 374,052 kN
Vsway = 374,052 kN > Vu = 102,783 kN, maka digunakan Vsway

Tulangan geser yang dipasang khusus di sepanjang daerah lo


untuk menahan gaya geser Ve, harus dilakukan dengan menganggap
(Vc) = 0, bila :
1. Ve ≥ 0,5 Vu
391,793 kN ≥ (0,5 ˟ 102,783 kN)
391,793 kN > 51,392 kN (memenuhi)
2. Pu ≤ Ag ˟ f’c / 20
3514,987 kN ≤ (600 ˟ 600 ˟ 30 ˟ 0.001) / 20
3514,987 kN > 540 kN (tidak memenuhi)

Maka, Vc pada sendi plastis diperhitungkan.


305

b. Menurut SNI 2847:2013 Pasal 21.6.4.1 daerah tulangan hoop


diperlukan sepanjang lo dari ujung – ujung kolom dengan lo merupakan
nilai terbesar dari :
1. Tinggi komponen struktur di joint, h = 600 mm
2. 1/6 bentang bersih komponen struktur
1/6 Ln = 1/6 ˟ (4000 – 800) = 533,33 ≈ 600 mm
3. 450 mm
Maka, dipaka panjang lo = 600 mm

c. Menurut SNI 2847:2013 Pasal 21.6.4.3. untuk spasi maksimum hoop,


Smax pada daerah sepanjang l0 dari ujung – ujung kolom, merupakan
nilai terbesar dari :
1. Seperempat dimensi komponen struktur minimum
𝑏 600
= = 150 mm
4 4

2. 6 kali diameter tulangan longitudinal terkecil


6db = 6 ˟ 22 = 132 mm
3. So, dengan So tidak melebihi 150 mm dan tidak kurang dari 100 mm.
350−0,5ℎ𝑥
So = 100 + 3
350−0,5(600−2(40)−(13/2)
=100 + = 131,08 mm
3

Maka digunakan spasi hoop sepanjang lo, di ujung–ujung kolom 100


mm.

d. Menurut SNI 2847 Pasal 21.6.4.5. untuk daerah sepanjang sisi tinggi
kolom bersih (tinggi kolom total dikurangi l0 di masaing – masing ujung
kolom) diberi hoops dengan spasi minimum :
1. 6 kali diameter tulangan longitudinal terkecil
6db = 6 ˟ 22 = 132 mm
2. 150 mm
Maka digunakan spasi hoop diluar daerah lo = 150 mm.
306

e. Menurut SNI 2847:2013 Pasal 21.6.4.4. Untuk daerah sepanjang l0 dari


ujung – ujung kolom total luas penampang hoop tidak boleh kurang dari
salah satu yang terbesar Antara :
s ˟ b𝑐 ˟ f'c 𝐴𝑔 s ˟ b𝑐 ˟ f'c
Ash1 = 0,3 ˟ ( ) ˟ (𝐴 − 1) dan Ash2 = 0,09 ˟
fyt sc fyt

bc = lebar penampang inti beon (yang terkekang)

= b – 2 ˟ (selimut + ½ db) = 600 – 2 ˟ (40 + ½ ˟ 13) = 507 mm

Ach = (b – 2 cover) ˟ (h – 2 cover)

= (600 – 2 ˟ (40)) ˟ (600 – 2 ˟ (40)) = 270400 mm2

100 ˟ 507 ˟ 30 600 ˟ 600


Ash1 = 0,3 ˟ ( ) ˟ ( − 1) = 378 mm2
400 270400

100 ˟ 507 ˟ 30
Ash2 = 0,09 ˟ = 342,23 mm2
400

Digunakan 4D13

As pasang = 4 ˟ 0,25 ˟ π ˟ (13)2

= 530,929 mm2

As pasang = 530,929 mm2 > Ash = 378 mm2 (memenuhi)

Tulangan geser beton dan baja tulangan


Nu = 1771520 kN
𝑁
Vc = 0,17 ˟ (1 + 14 ˟𝑢A ) ˟ λ ˟ √f'c ˟ b𝑤 ˟ d
𝑔

1771520
= 0,17 ˟ (1 + 14 ˟ 6002 ) ˟ 1 ˟ √30 ˟ 600 ˟ (600 - 40 - 13 - 22/2)

= 404,705 kN
As ˟ fy ˟ d 530,929 ˟ 400 ˟ 536
Vs = = = 1138,312 kN
𝑠 100

Jadi, ϕ(Vc + Vs) = 0,75 ˟ (404,705 + 1138,312) = 1157,263 kN

Kontrol
ϕ(Vc + Vs) ≥ Ve
1157,263 kN > 391,793 kN (memenuhi)
Maka, digunakan tulangan geser didalam lo = 4D13 – 100
307

f. Pada daerah luar sendi plastis (lo)


Luas penampang sengkang Av = 4 ˟ (0,25 ˟ π ˟ D2)
= 3 ˟ (0,25 ˟ π ˟ 132)
= 530,929 mm2

Tulangan geser beton dan baja tulangan


𝑁
Vc = 0,17 ˟ (1 + 14 ˟𝑢A ) ˟ λ ˟ √f'c ˟ b𝑤 ˟ d
𝑔

1771520
= 0,17 ˟ (1 + ) ˟ 1 ˟ √30 ˟ 600 ˟ (600 – 40 – 13 – 22/2)
14 ˟ 6002

= 404,705 kN

Digunakan jarak sengkang 150 mm


As ˟ fy ˟ d 530,929 ˟ 400 ˟ 536
Vs = = = 758,875 kN
𝑠 150

Jadi, ϕ(Vc + Vs) = 0,75 ˟ (404,705 + 758,875) = 872,685 kN

Kontrol
ϕ(Vc + Vs) ≥ Ve
872,685 kN > 391,793 kN (memenuhi)
Maka, digunakan tulangan geser diluar lo = 4D13 – 150

6. Perhitungan Sambungan Lewatan


Sambungan tulangan kolom yang ditetuan ditengah tinggi kolom
harus memenuhi ketentuan panjang lewatan yang ditentukan berdasarkan
SNI 2847:2013 Pasal 12.2.3 dan tidak boleh kurang 300 mm.

fy 𝜓𝑡 ˟ ψ𝑒 ˟ ψ𝑠
Ld = (1,1 ˟ λ ˟ × 𝑐 +𝑘 ) × d𝑏
√f'c ( 𝑏 tr )
𝑑𝑏

Dimana :

Ψt = 1,3 (SNI 03-2847-2013 pasal 12.2.4(a), bila tulangan horizontal


dipasang sehingga lebih dari 300 beton segar dicor dibawah
panjang penyaluran atau sambungan)
308

Ψe = 1,0 (SNI 03-2847-2013 pasal 12.2.4(b), tidak dilapisi epoksi)

Ψs = 1,0 (SNI 03-2847-2013 pasal 12.2.4(c), beton berat normal)

λ = 1,0 (SNI 03-2847-2013 pasal 12.2.4(d), beton berat normal)

db = 22 mm

cb = 40 + 13 + 22/2 = 64 mm

ktr = 0,0 (SNI 2847:2013 Pasal 12.23)

𝑐𝑏+𝑘𝑡𝑟 64+0,0
= = 2,91 > 2,5
𝑑𝑏 22

Maka nilai yang digunakan adalah 2,5

400 1,3 ˟ 1 ˟ 1
Ld = (1,1 ˟ 1 ˟ ˟ ) ˟ 22 = 759,5 mm > 300 mm
√30 2,5

Menurut SNI 2847:2013 Pasal 12.15.2 sambungan lewatan tulangan


ulir dalam kondisi tarik merupakan sambungan kelas B, sehingga dipakai
panjang penyaluran tulangan tarik, 1,3ld = 1,3 ˟ 759,5 mm = 987,4 mm ≈
1000 mm.

Gambar 4.63 Detail Kolom K1


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi AutoCAD 2017, 2021

*Note : Dengan perhitungan yang sama, berikut rekapitulasi penulangan


kolom berdasarkan tipe kolom.
309

Tabel 4.78 Rekapitulasi Penulangan Lentur Kolom Tipe K1 – 60 ˟ 60 cm


TULANGAN LENTUR
Pu e perlu e min Xb ab Pb Mb eb ɸPn ɸMn Rasio
No Kolom Mu Kondisi Tulangan
kN mm mm mm mm kN kN mm kN-m kN-m %
1 Lantai 1 3514,99 299,490 85,204 33,24 321,6 272,901 4036,95 1675,15 414,95 Tekan 5853,53 OK 1248,28 OK 24 D 22 0,0276
2 Lantai 2 2752,69 213,682 77,627 33,24 321,6 272,901 4036,95 1675,15 414,95 Tekan 5853,53 OK 1248,28 OK 24 D 22 0,0276
3 Lantai 3 2012,57 185,079 91,9615 33,24 321,6 272,901 4036,95 1675,15 414,95 Tekan 5853,53 OK 1248,28 OK 24 D 22 0,0276
4 Lantai 4 1290,37 151,121 117,115 33,24 321,6 272,901 4036,95 1675,15 414,95 Tekan 5853,53 OK 1248,28 OK 24 D 22 0,0276

Sumber :Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.79 Rekapitulasi Penulangan Sengkang Kolom Tipe K1 – 60 ˟ 60 cm


TULANGAN SENGKANG
Pada tumpuan (dalam lo) Pada tumpuan luar lo)
Pu Vu Vsway Vc
No Kolom Vs ɸVn Vs ɸVn
Tul. Sengkang Tul. Sengkang
kN kN kN kN kN kN kN kN
1 Lantai 1 3514,99 102,783 374,052 404,705 1138,31 1157,26 OK 4 D 13 - 100 758,875 872,685 OK 4 D 13 - 150
2 Lantai 2 2752,69 129,334 374,052 404,705 1138,31 1157,26 OK 4 D 13 - 100 758,875 872,685 OK 4 D 13 - 150
3 Lantai 3 2012,57 122,214 374,052 404,705 1138,31 1157,26 OK 4 D 13 - 100 758,875 872,685 OK 4 D 13 - 150
4 Lantai 4 1290,37 106,891 374,052 404,705 1138,31 1157,26 OK 4 D 13 - 100 758,875 872,685 OK 4 D 13 - 150
Sumber :Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021
310

Tabel 4.80 Rekapitulasi Penulangan Lentur Kolom Tipe K2 – 50 ˟ 50 cm


TULANGAN LENTUR
Pu e perlu e min Xb ab Pb Mb eb ɸPn ɸMn Rasio
No Kolom Mu Kondisi Tulangan
kN mm mm mm mm kN kN mm kN-m kN-m %
1 Lantai 5 561,434 111,900 199,311 30,24 242,222 205,543 2579,65 617,553 239,39 Tekan 3066,62 OK 3600,00 OK 16 D 22 0,0123

Sumber :Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.81 Rekapitulasi Penulangan Sengkang Kolom Tipe K2 – 50 ˟ 50 cm


TULANGAN SENGKANG
Pada tumpuan (dalam lo) Pada tumpuan luar lo)
Pu Vu Vsway Vc
No Kolom Vs ɸVn Vs ɸVn
Tul. Sengkang Tul. Sengkang
kN kN kN kN kN kN kN kN
1 Lantai 5 561,434 7,744 374,052 305,727 925,94 923,751 OK 4 D 13 - 100 617,294 692,266 OK 4 D 13 - 150
Sumber :Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021
311

4.4.8.3 Desain Penulangan Tie Beam


Perencanaan tie beam (balok pengikat) meliputi penulangan utama dan
geser/sengkang. Balok pengikat yang didesain dan ditempatkan pada dasar
kolom-kolom struktur berfungsi untuk menyeragamkan penurunan yang terjadi
pada struktur tersebut dan untuk mengantisipasi tarikan atau tekanan yang terjadi
pada kolom yang bergoyang.
1. Gaya Aksial yang Bekerja pada Tie Beam
Menurut SNI 1726-2012 Pasal 7.13.6.1 Pur (Pile-cap) tiang individu,
pier bor, atau kaison harus dihubungkan satu sama lain dengan pengikat.
Sebagai tambahan, fondasi individu yang menyebar yang terletak pada tanah
yang didefinisikan dalam pasal 5 sebagai kelas situs SE dan SF harus
dihubungkan satu sama lain dengan pengikat. Semua pengikat harus
mempunyai kuat tarik atau tekan desain paling sedikit sama dengan gaya yang
sama dengan 10 persen SDS kali beban mati terfaktor ditambah beban hidup
terfaktor pur atau kolom yang lebih besar.
Besar gaya aksial terfaktor pada kolom = 5407,672 kN (Pu Kolom)
Pu = 10% ˟ SDS ˟ (1,2DL + 1,6LL)
= 10% ˟ 0,786 ˟ 5407,672
= 425,043 kN
Tegangan ijin tarik ijin beton menurut SNI 2847-2013 Pasal 9.5.2.3 :
fr ijin = 0,70 ˟ √f'c
= 0,70 ˟ √30
= 3,834 MPa
Tegangan tarik yang terjadi menurut SNI 2847-2013 Pasal 9.5.2.3 :
Pu
fr = 𝜑˟b˟h
425043
= 0,8 ˟ 300 ˟ 500

= 3,542 MPa
Kontrol keamanan :
Tegangan tarik (fr) < Tegangan ijin (frijin)
3,542 MPa < 3,834 MPa ➔ OK.
312

2. Penulangan Tie Beam Menggunakan (Aplikasi) sP-Column


Output terbesar yang didapatkan dari SAP2000 dimasukkan dalam
analisis sPColumn, sehingga diperoleh grafik momen sebagai berikut :

• Penampang Beton :
- Lebar = 300 mm
- Tinggi = 500 mm
• Penulangan Beton :
- D = 16 mm
- nst = 10 buah
- Ds = 12 mm
- F’c = 30 MPa
- Fy = 400 MPa
- Pu = 425,043 kN
- Mu = 224,774 kN-m

Gambar 4.64 Pengecekan Tulangan Tie Beam 30 ˟ 50


Sumber : Data Analisis Aplikasi sP-Column, 2021
313

Hasil analisa program sP-Column dengan tulangan 10D16 didapatkan rasio


penulangan:

Gambar 4.65 Hasil Analisa sP-Column


Sumber : Data Analisis Aplikasi spColumn, 2021
ρ = 1,34%
Syarat :
1% < ρ < 6 %
1% < 1,34% < 6% ➔ OK.
Berdasarkan aplikasi sP-Column, dengan dimensi tie beam 30 ˟ 50 cm,
menggunakan tulangan total 10D19 (tulangan atas 5D19 dan tulangan bawah
5D19) mampu menahan besarnya Pu sebesar 425,043 kN, dan Mu 224,774
kN-m.

3. Perhitungan Tulangan Tranversal (Sengkang)


Besarnya gaya geser yang bekerja pada tie beam sebesar 127,109 kN
(Output SAP2000 frame 106)
Gaya geser nominal
Vu 127,109
Vn = = = 169,478 kN
𝜑 0,75

d = h – p – ds – 0,5D
= 500 – 50 – 10 – (0,5 ˟ 16)
= 432 mm
314

Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur yang
dibebani tarik aksial menurut SNI 2847-2013 Pasal 11.2.1.2 :
𝑃 √f'c
Vc = (1 + 14 ˟𝑢A ) ˟ ( ) ˟ b𝑤 ˟ d
𝑔 6

425,043 √30
Vc = (1 + 14 ˟ 300 ˟ 500) ˟ ( )˟ 300 ˟ 432
6

= 118,332 kN
Jika Vn > Vc , maka membutuhkan tulangan geser
Maka untuk tie beam yang didesain tidak membutuhkan tulangan geser.
Namun, tetap menggunakan tulangan geser yang dihitung sebagai berikut :
a. Cek persyartan tulangan tranversal pada daerah tumpuan (SNI 2847:2013
Pasal 21.5.3.2).
• Sengkang tertutup pertama harus ditetapkan tidak lebih dari 50 mm
dari muka komponen struktur penumpu.
• Spasi sengkang tertutup tidak boleh melebihi nilai terkecil dari :
𝑑 432
1) = = 108 mm
4 4

2) Enam kali diameter tulangan longitudinal terkecil


6 ˟ 16 = 96 mm
3) 150 mm
b. Cek persyaratan tulangan tranversal diluar daerah lapangan (SNI
2847:2013 Pasal 21.5.3.4).
𝑑 432
• = = 216 mm
2 2
315

c. Hitungan tulangan geser di daerah sendi plastis (daerah sepanjang 2h dari


muka kolom) dan daerah di luar sendi plastis.
• Daerah tumpuan
𝑃 √f'c
Vc = (1 + 14 ˟𝑢A ) ˟ ( 6
)˟ b𝑤 ˟ d
𝑔

425,043
= (1 + 14 ˟ 300 ˟ 500) ˟ (√30
6
) ˟ 300 ˟ 432

= 118,332 kN
Digunakan sengkang D12

As = (0,25 ˟  ˟ 122) = 113,097 mm2

Jarak yang digunakan 100 mm

As ˟ fy ˟ d
Vs pasang = 𝑠

113,097 ˟ 400 ˟ 432


= 100

= 195,432 kN

ϕ(Vs + Vc) = 0,75 ˟ (195,432 + 118,332)

= 235,323 kN > Vn = 169,478 kN

Maka, digunakan sengkang D12 – 100 mm.

• Daerah lapangan
𝑃 √f'c
Vc = (1 + 14 ˟𝑢A ) ˟ ( ) ˟ b𝑤 ˟ d
𝑔 6

425,043 √30
= (1 + 14 ˟ 300 ˟ 500) ˟ ( )˟ 300 ˟ 432
6

= 118,332 kN
Digunakan sengkang D12

As = (0,25 ˟  ˟ 122) = 113,097 mm2

Jarak yang digunakan 150 mm


316

As ˟ fy ˟ d
Vs pasang = 𝑠

113,097 ˟ 400 ˟ 432


= 150

= 130,288 kN

ϕ(Vs + Vc) = 0,75 ˟ (130,288 + 118,332)

= 186,456 kN > Vn = 169,478 kN

Maka, digunakan sengkang D12 – 150 mm.

Gambar 4.66 Detail Rencana Penulangan Tie Beam 30 × 50


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021
317

4.5 Perencanaan Pondasi (Tiang Pancang)


Perencanaan Pondasi Tiang Pancang meliputi daya dukung tanah, daya dukung
pondasi, penentuan jumlah tiang pondasi, pile cap, dan penulangannya. Pembebanan pada
pondasi yang direncanakan berasal dari beban kolom yang dimasukkan sebagai input data
untuk program SAP 2000 v.14 yang menghasilkan output berupa gaya- gaya dalam yang
bekerja pada pondasi (reaksi perletakan pada joint tumpuan).

4.5.1 Pekerjaan Penyelidikan Tanah


Pekerjaan penyelidikan tanah yang dilakukan yaitu dengan Uji bor : berupa
grafik bore log beserta tabel data hasil pengujian berupa jenis lapisan tanah,
ketebalan masing-masing lapisan tanah, nilai SPT, dan kedalaman muka air tanah.

Gambar 4.67 Bore log Kedalaman 24 meter


Sumber : Data Analisis, 2021
318

4.5.2 Spesifikasi Pondasi Tiang Pancang


Perencanaan pondasi tiang pancang menggunakan spesefikasi produk dari PT.
Adhimix Precast Indonesia sebagai berikut.

Gambar 4.68 Spesifikasi Tiang Pancang


Sumber : Adhimix.co.id

Data klasifikasi pondasi tiang pancang yang digunakan sebagai berikut :


1) Pondasi Type : A1
2) Diameter tiang pancang luar (DL) : 500 mm
3) Panjang tiang (H) : 12 m per tiang
4) Luas penampang beton (Ab) : 0,25 × π × 0,52 = 0,196 m2
5) F’c tiang pancang : K-600 kg/cm2

Daya dukung berdasarkan spesifikasi pondasi tiang pancang Adhimix Peicast,


didapatkan daya dukung tiang Pu max = 188,93 Ton dengan nilai Mu max = 10,5
Ton.m.
319

4.5.3 Menentukan Kapasitas Dukung Tiang


Kapasitas dukung tiang dianalisis berdasarkan cara statis, dimana ditentukan
dari data N-SPT diatas, dengan menggunkan rumus menurut Mayerhof (1967 dalam
Cernica (1995) untuk tanah Non-kohesif :

ftotal = ∑(fi × Li)


fi = 2×N
q = 40 × N × (L/D) < 400 × N

Dimana :
ftotal = total gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah dengan selimut
tiang untuk setiap lapisan yang dijumpai (kN/m2)
Li = tebal lapisan tanah ke-I (m)
fi = gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah dengan selimut tiang
untuk lapisan tanah ke-I (kN/m2)
D = diameter tiang (m)
L = total panjang tiang (m)
q = kapasitas dukung tanah pada ujung tiang (kN/m2)

Qultimit = Aujung . q + O . fitotal


Qijin = Qultimit / SF

Dimana :
Qultimit = kapasitas ultimit pondasi tiang tunggal (kN)
Qijin = kapasitas ijin pondasi
SF = factor aman yang nilainya dapat diambil 2,5 s/d 3
Aujung = luas permukaan ujung tiang (m2)
O = keliling tiang (m)
320

Tabel 4.82 Nilai N-SPT untuk Perhitungan Qfriksi


Depth Tebal
No. Lapisan Tanah Ni fi fi x Li
(m) Li (m)
Lanau kepasiran campur
1 0–8 8 12,2 24,4 195,2
kerikil, lunak, warna coklat.
Pasir kelanauan (padas)
2 sedikit kerikil, keras, warna 8 – 16 8 49,2 98,4 787,2
coklat abu-abu.
Pasir campur batu,
3 padat/keras, warna coklat 16 – 24 8 60 120 960
abu-abu.
ftotal 1942,4
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Fi = 2 × Ni (kN/m2)
Nilai N-SPT pada kedalaman 24 meter adalah 8, maka :
q = 40 × N × (L/D) < 400 × N
= 40 × 8 × (24/0,5) < 400 × 8
= 15360 kN/m2 < 3200 kN/m2
Diambil q = 3200 kN/m2
Qultimit = Aujung . q + O . fitotal
= (0,25 × π × 0,52) × 3200) + (π × 0,5) × 1942,4
= 3677,568 kN
Qijin = Qultimit / SF
= 3677,568 / 3
= 1225,856 kN = 122,586 ton

Kontrol :
(Qijin bahan) = 188,93 ton > (Qijin) = 122,586 ton ➔ OK.
Sehingga kapasitas tiang tunggal (Qijin) diambil 122,586 ton = 1225,856 kN.
321

4.5.4 Perencanaan Jumlah Tiang dan Konfigrasi titik Tiang


Berdasarkan perhitungan, direncanakan jumlah tiang pancang dengan
perhitungan awal Gaya aksial pada joint yang mewakili untuk perhitungan, didapat
data sebagai berikut :
Tabel 4.83 Jumlah Tiang Pancang Perlu
Digunakan
Joint FZ Qijin
Kombinasi Jumlah Tiang
Label
kN kN Buah → Dibulatkan Tipe
55 1DL + 1LL 1168,83 1225,86 0,95348 → 1 P-1
56 1DL + 1LL 1590,05 1225,86 1,2971 → 2 P-2
57 1DL + 1LL 1717,59 1225,86 1,40113 → 2 P-2
58 1DL + 1LL 1113,74 1225,86 0,90854 → 1 P-1
59 1DL + 1LL 1890,92 1225,86 1,54253 → 2 P-2
60 1DL + 1LL 1192,86 1225,86 0,97308 → 1 P-1
61 1DL + 1LL 329,13 1225,86 0,26849 → 1 P-1
63 1DL + 1LL 1896,55 1225,86 1,54712 → 2 P-2
64 1DL + 1LL 1774,64 1225,86 1,44767 → 2 P-2
65 1DL + 1LL 1749,51 1225,86 1,42717 → 2 P-2
68 1DL + 1LL 1760,53 1225,86 1,43617 → 2 P-2
69 1DL + 1LL 1197,59 1225,86 0,97694 → 1 P-1
70 1DL + 1LL 1656,83 1225,86 1,35157 → 2 P-2
71 1DL + 1LL 1758,58 1225,86 1,43458 → 2 P-2
72 1DL + 1LL 1132,63 1225,86 0,92395 → 1 P-1
73 1DL + 1LL 755,579 1225,86 0,61637 → 2 P-2
75 1DL + 1LL 2498,36 1225,86 2,03805 → 4 P-4
76 1DL + 1LL 2289,71 1225,86 1,86785 → 4 P-4
77 1DL + 1LL 2418,41 1225,86 1,97283 → 4 P-4
78 1DL + 1LL 2752,52 1225,86 2,24539 → 4 P-4
79 1DL + 1LL 90,772 1225,86 0,07405 → 1 P-1
80 1DL + 1LL 90,675 1225,86 0,07397 → 1 P-1
62 1920,67
74 1398,19
1DL + 1LL 1225,86 4,58671 → 15 P-15
567 981,589
568 1322,19
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021
322

Jarak antar tiang berdasarkan daya dukung tanah, menurut syarat Dirjen Bina
Marga Departemen P.U.T.L.
S ≥ 2,5 D S ≥ 3 D
Smin = 60 cm
Smax = 200 cm
Keterangan :
S = jarak as-as tiang
D = diameter tiang pancang

Perhitungan jarak antar tiang pancang pondasi:


S = 3D
= 3 × 50
= 150 cm

Perhitungan jarak antar tepi Pile Cap dengan tiang pancang :


S = 1D
= 1 × 50 = 50 cm

Gambar 4.69 Susunan Tiang Tipe P-1


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021
323

Gambar 4.70 Susunan Tiang Tipe P-2


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021

Gambar 4.71 Susunan Tiang Tipe P-4


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021
324

Gambar 4.72 Susunan Tiang Tipe P-15


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021

4.5.5 Menghitung Daya Dukung Pile Group


Menghitung efisiensi kelompok tiang pancang adalah dengan rumus :
𝜙 (𝑛 − 1) × 𝑚 + (𝑚 − 1) × 𝑛
Eff = 1 − 𝑥( )
90 𝑚×𝑛

Dimana :
n = jumlah baris tiang
m = jumlah tiang dalam 1 baris
𝐷
ϕ = tan-1 𝑠

s = jarak antar tiang (m)


325

Tabel 4.84 Efisiensi Pile Group


Tipe Pile D S arc tan
No m n Eff
Cap (m) (m) D/S
1 P-1 0.5 1.5 18.44 1 1 1
2 P-2 0.5 1.5 18.44 1 2 0.90
3 P-4 0.5 1.5 18.44 2 2 0.80
4 P-15 0.5 1.5 18.44 3 5 0.70
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.85 Pemerikasaan Daya Dukung Pile Group


Daya
Qijin N Dukung Pu
No Tipe Eff Check
Tiang Group
(kN) (kN) (kN)
1 P-1 1 1225,856 1 1225,856 > 1197,593 OK
2 P-2 0.90 1225,856 2 2206,541 > 1896,552 OK
3 P-4 0.80 1225,856 4 3922,739 > 2752,52 OK
4 P-15 0.70 1225,856 18 12871,488 > 5622,644 OK
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021
326

4.5.6 Distribusi Beban Gempa pada Kelompok Tiang


4.5.6.1 Pengecekan Pondasi Tipe P-1 :
Tabel 4.86 Data Joint Reaksi Gempa Nominal Tipe P-1
Joint Label FZ MX MY
(Kombinasi 8) (kN) (kN-m) (kN-m)
69 1776,829 184,5359 168,7769
Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021

𝑃 𝑀𝑦 x X𝑖 𝑀𝑥 x Y𝑖
Qi = ± ±
𝑛 ∑(𝑋 2 ) ∑(𝑌 2 )
Dimana :
N = jumlah tiang dalam satu pile cap
∑ (X2) = jumlah kuadrat jarak X terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
∑ (Y2) = jumlah kuadrat jarak Y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
Xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu X.
Yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu Y.

Gambar 4.73 Pondasi Tipe P-1


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021
Dimensi kolom = 60 cm x 60 cm
Dimensi pondasi = Ø 50 cm
Kapasitas 1 pile, Pijin = 1225,86 kN
Jumlah tiang (n) =1
327

Tabel 4.87 Koordinat Pile Tipe P-1


X Y X2 Y2
Pile No.
(m) (m) (m) (m)
P1 0 0 0 0
∑ (jumlah) 0 0
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.88 Distribusi Beban Gempa Nominal Kekelompok Tiang Tipe P-1
P/n Mx×Y / ∑Y2 My×X / ∑X2 P tiang
Pile No.
(kN) (kN) (kN) (kN)
P1 1776,829 0 0 1776,829
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Dari tabel diatas diambil P tiang terbesar yaitu terjadi pada P-1 = 1776,829 kN
Pijin = Pijin × 1,5
= 1225,86 × 1,5
= 1838,79 kN
Maka, Ptinag = 1776,829 kN < Pijin = 1838,79 kN (memenuhi)
328

4.5.6.2 Pengecekan Pondasi Tipe P-2


Tabel 4.89 Data Joint Reaksi Gempa Nominal Tipe P-2
Joint Label FZ MX MY
(Kombinasi 8) (kN) (kN-m) (kN-m)
63 2799,714 114,857 76,505
Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021

𝑃 𝑀𝑦 x X𝑖 𝑀𝑥 x Y𝑖
Qi = ± ±
𝑛 ∑(𝑋 2 ) ∑(𝑌 2 )
Dimana :
N = jumlah tiang dalam satu pile cap
∑ (X2) = jumlah kuadrat jarak X terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
∑ (Y2) = jumlah kuadrat jarak Y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
Xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu X
Yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu Y.

Gambar 4.74 Pondasi Tipe P-2


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021

Dimensi kolom = 60 cm x 60 cm
Dimensi pondasi = Ø 50 cm
Kapasitas 1 pile, Pijin = 1225,86 kN
Jumlah tiang (n) =2
329

Tabel 4.90 Koordinat Pile Tipe P-2


X Y X2 Y2
Pile No.
(m) (m) (m) (m)
P1 -0,75 0 0,56 0
P2 0,75 0 0,56 0
∑ (jumlah) 1,13 0
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.91 Distribusi Beban Gempa Nominal Kekelompok Tiang Tipe P-2
P/n Mx×Y / ∑Y2 My×X / ∑X2 P tiang
Pile No.
(kN) (kN) (kN) (kN)
P1 1399,857 0 -30,25 1348,854
P2 1399,857 0 30,25 1450,860
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Dari tabel diatas diambil P tiang terbesar yaitu terjadi pada P-2 = 1450,860 kN
Pijin = Pijin × 1,5
= 1225,86 × 1,5
= 1838,79 kN
Maka,
Ptinag = 1450,860 kN < Pijin = 1838,79 kN (memenuhi)
330

4.5.6.3 Pengecekan Pondasi Tipe P-4


Tabel 4.92 Data Joint Reaksi Gempa Nominal Tipe P-4
Joint Label FZ MX MY
(Kombinasi 8) (kN) (kN-m) (kN-m)
78 3587,880 140,169 210,878
Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021

𝑃 𝑀𝑦 x X𝑖 𝑀𝑥 x Y𝑖
Qi = ± ±
𝑛 ∑(𝑋 2 ) ∑(𝑌 2 )
Dimana :
N = jumlah tiang dalam satu pile cap
∑ (X2) = jumlah kuadrat jarak X terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
∑ (Y2) = jumlah kuadrat jarak Y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
Xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu X
Yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu Y.

Gambar 4.75 Pondasi Tipe P-4


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021
Dimensi kolom = 60 cm × 60 cm
Dimensi pondasi = Ø 50 cm
Kapasitas 1 pile, Pijin = 1225,86 kN
Jumlah tiang (n) =4
331

Tabel 4.93 Koordinat Pile Tipe P-4


X Y X2 Y2
Pile No.
(m) (m) (m) (m)
P1 -0,75 0,75 0,56 0,56
P2 0,75 0,75 0,56 0,56
P3 -0,75 -0,75 0,56 0,56
P4 0,75 -0,75 0,56 0,56
∑ (jumlah) 2,25 2,25
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Tabel 4.94 Distribusi Beban Gempa Nominal Kekelompok Tiang Tipe P-4
P/n Mx×Y / ∑Y2 My×X / ∑X2 P tiang
Pile No.
(kN) (kN) (kN) (kN)
P1 896,970 46,72 -70,293 873,400
P2 896,970 46,72 70,293 1013,986
P3 896,970 -46,72 -70,293 779,954
P4 896,970 -46,72 70,293 920,540
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Dari tabel diatas diambil P tiang terbesar yaitu terjadi pada P2 = 1013,986 kN
Pijin = Pijin × 1,5
= 1225,86 × 1,5
= 1838,79 kN
Maka,
Ptinag = 1013,986 kN < Pijin = 1838,79 kN (memenuhi)
332

4.5.6.4 Pengecekan Pondasi Tipe P-15


Tabel 4.95 Data Joint Reaksi Gempa Nominal Tipe P-15
Joint Label FZ MX MY
(Kombinasi 8) (kN) (kN-m) (kN-m)
62 11931,91 658,161 393,81
Sumber : Data Analisis Aplikasi SAP 2000 v.14, 2021

𝑃 𝑀𝑦 x X𝑖 𝑀𝑥 x Y𝑖
Qi = ± ±
𝑛 ∑(𝑋 2 ) ∑(𝑌 2 )
Dimana :
N = jumlah tiang dalam satu pile cap
∑ (X2) = jumlah kuadrat jarak X terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
∑ (Y2) = jumlah kuadrat jarak Y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
Xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu X
Yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu Y.

Gambar 4.76 Pondasi Tipe P-15


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021
333

Dimensi kolom = 60 cm × 60 cm
Dimensi pondasi = Ø 50 cm
Kapasita 1 pile, Pijin = 1225,86 kN
Jumlah tiang (n) = 15

Tabel 4.96 Koordinat Pile Tipe P-15


X Y X² Y²
Pile No
(m) (m) (m) (m)
P1 -3,00 1,50 9,00 2,25
P2 -1,50 1,50 2,25 2,25
P3 0,00 1,50 0,00 2,25
P4 1,50 1,50 2,25 2,25
P5 3,00 1,50 9,00 2,25
P6 -3,00 0,00 9,00 0,00
P7 -1,50 0,00 2,25 0,00
P8 0,00 0,00 0,00 0,00
P9 1,50 0,00 2,25 0,00
P10 3,00 0,00 9,00 0,00
P11 -3,00 -1,50 9,00 2,25
P12 -1,50 -1,50 2,25 2,25
P13 0,00 -1,50 0,00 2,25
P14 1,50 -1,50 2,25 2,25
P15 3,00 -1,50 9,00 2,25
∑ (jumlah) 67,50 22,50
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021
334

Tabel 4.97 Distribusi Beban Gempa Nominal Kekelompok Tiang Tipe P-15
P/n Mx×Y / ∑Y² My×X / ∑X² P tiang
Pile No
(kN) (kN) (kN) (kN)
P1 795,461 43,88 -17,503 821,836
P2 795,461 43,88 -8,751 830,587
P3 795,461 43,88 0 839,338
P4 795,461 43,88 8,751 848,090
P5 795,461 43,88 17,503 856,841
P6 795,461 0 -17,503 777,958
P7 795,461 0 -8,751 786,710
P8 795,461 0 0 795,461
P9 795,461 0 8,751 804,212
P10 795,461 0 17,503 812,964
P11 795,461 -43,88 -17,503 734,081
P12 795,461 -43,88 -8,751 742,832
P13 795,461 -43,88 0 751,583
P14 795,461 -43,88 8,751 760,335
P15 795,461 -43,88 17,503 769,086
Sumber : Data Analisis Aplikasi MS. Excel 2016, 2021

Dari tabel diatas diambil P tiang terbesar yaitu terjadi pada P5 = 856,841 kN
Pijin = Pijin × 1,5
= 1225,86 × 1,5
= 1838,79 kN
Maka,
Ptinag = 856,841 kN < Pijin = 1838,79 kN (memenuhi)
335

4.5.7 Cek Terhadap Geser Pons dan Geser Lentur


4.5.7.1 Pile Cap Tipe P-1
1. Cek Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 60 cm
Vu pons = Pu
= 1776,829 kN
Keliling bidang kritis geser pons (bo) :
bo = 2 × (b + d) + 2 × (h + d)
= 2 × (600 + 600) + 2 × (600 + 600)
= 4800 mm
ϕVc pons = 0,75 × 0,33 × √f'c × bo × d
= 0,75 × 0,33 × √30 × 4800 × 600
= 3,904 × 106 N
= 3904,17 kN
Kontrol :
Vu pons < Vc pons
1776,829 kN < 3904,17 kN (memenuhi)

2. Cek Terhadap Geser Lentur


Pengecekan geser lentur tidak dilakukan karena untuk d = 60 cm tiang
pancang berada didalam bidang geser yang terbentuk.
Sehingga,
Tebal pile cap (th) = d + 15 cm + selimut beton + ½ dia. Tul. pile cap
= 60 + 15 + 5 + ½ × 1,9 = 80,95 cm ≈ 85 cm
336

4.5.7.2 Pile Cap Tipe P-2


1. Cek Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 60 cm
Vu pons = Pu
= 2799,714 kN
Keliling bidang kritis geser pons (bo) :
bo = 2 × (b + d) + 2 × (h + d)
= 2 × (600 + 600) + 2 × (600 + 600)
= 4800 mm
ϕVc pons = 0,75 × 0,33 × √f'c × bo × d
= 0,75 × 0,33 × √30 × 4800 × 600
= 3,904 × 106 N
= 3904,17 kN
Kontrol :
Vu pons < Vc pons
2799,714 kN < 3904,17 kN (memenuhi)

2. Cek Terhadap Geser Lentur


Pengecekan geser lentur tidak dilakukan karena untuk d = 60 cm tiang
pancang berada didalam bidang geser yang terbentuk.
Sehingga,
Tebal pile cap (th) = d + 15 cm + selimut beton + ½ dia. Tul. pile cap
= 60 + 15 + 5 + ½ × 1,9 = 80,95 cm ≈ 85 cm
337

4.5.7.3 Pile Cap Tipe P-4


1. Cek Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 60 cm
Vu pons = Pu
= 3587,88 kN
Keliling bidang kritis geser pons (bo) :
bo = 2 × (b + d) + 2 × (h + d)
= 2 × (600 + 600) + 2 × (600 + 600)
= 4800 mm
ϕVc pons = 0,75 × 0,33 × √f'c × bo × d
= 0,75 × 0,33 × √30 × 4800 × 600
= 3,904 × 106 N
= 3904,17 kN
Kontrol :
Vu pons < Vc pons
3587,88 kN < 3904,17 kN (memenuhi)

2. Cek Terhadap Geser Lentur


Pengecekan geser lentur tidak dilakukan karena untuk d = 60 cm tiang
pancang berada didalam bidang geser yang terbentuk.
Sehingga,
Tebal pile cap (th) = d + 15 cm + selimut beton + ½ dia. Tul. pile cap
= 60 + 15 + 5 + ½ × 2,2 = 81,1 cm ≈ 85 cm
338

4.5.7.4 Pile Cap Tipe P-15


1. Cek Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 105 cm
Vu pons = Pu
= 11931,91 kN
Keliling bidang kritis geser pons (bo) :
bo = 2 × (b + d) + 2 × (h + d)
= 2 × (1050 + 1050) + 2 × (1050 + 1050)
= 8400 mm
ϕVc pons = 0,75 × 0,33 × √f'c × bo × d
= 0,75 × 0,33 × √30 × 8400 × 1050
= 11,95651 × 106 N
= 11956,51 kN
Kontrol :
Vu pons < Vc pons
11931,91 kN < 11956,51 kN (memenuhi)

2. Cek Terhadap Geser Lentur


Pengecekan geser lentur dilakukan karena untuk d = 105 cm tiang
pancang berada didalam bidang geser yang terbentuk.
Sehingga,
Tebal pile cap (th) = d + 15 cm + selimut beton + ½ dia. Tul. pile cap
= 105 + 15 + 5 + ½ × 2,5 = 126,25 cm ≈ 130 cm
339

4.5.8 Perhitungan Penulangan Pile Cap


4.5.8.1 Pile Cap Tipe P-1
Momen terhadap titik berat kolom :
Mu = P1 × 0,3
= 1776,829 × 0,3
= 533,049 kN·m = 533,049 × 106 N·mm
B = 1000 mm
d = 600 mm
f’c = 30 MPa
fy = 400 MPa

Mencari nilai β1
Jika f’c ≤ 28 MPa, maka β1 = 0,85
f’c > 56 MPa, maka β1 = 0,65
f'c - 28
Jika f’c > 28 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
Untuk f’c = 30 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005 ( )= 0,8486
7
Mu
Mn = 0,8
533,049× 106
= 0,8

= 6,663 × 108 N·mm


Mn
K = B × d2 × 0,85 × f'c
6,663 × 108
= 1000 × 6002 × 0,85 × 30

= 0,0726
F = 1 − √1 − 2 × k
= 1 − √1 − 2 × 0,0726
= 0,0754
340

𝛽1 × 450
Fmax = 600+fy
0,8486 × 450
= 600+400

= 0,382
F ≤ Fmax ➔ Tulangan tunggal
F > Fmax ➔ Tulangan rangkap
Karena kondisi F < Fmax maka digunakan perhitungan untuk tulangan tunggal
F × B × d × 0,85 × f'c
As =
fy
0,0754 × 1000 × 600 × 0,85 × 30
= 400

= 2885,103 mm2

ρmin = 0,0025 ( nilai ρmin untuk plat)


Asmin = ρmin × B × d
= 0,0025 × 1000 × 600
= 1500 mm2

Karena As > As min maka digunakan As = 2885,103 mm2


Digunakan tulangan D22 ➔As tul = 0,25 × π × 222 = 380,13 mm2
2885,103
Jumah tulangan (As) = = 7,69 ≈ 8 buah
380,13

Jarak tulangan = 1000/8 = 125 mm


Digunakan tulangan D22-125

Untuk tulangan atas (As’) = 0,15% × B × d


= 0,15% × 1000 × 600 = 900 mm2

Digunakan tulangan D16 ➔As tul = 0,25 × π × 16 = 200,96 mm2


900
Jumah tulangan (As) = 200,96 = 4,479 ≈ 5 buah

Jarak tulangan = 1000/5 = 200 mm


Digunakan tulangan D16-200
341

4.5.8.2 Pile Cap Tipe P-2


Momen terhadap titik berat kolom :
Mu = P2 × 0,3
= 2799,714 × 0,3
= 839,914 kN·m = 839,914 × 106 N·mm
B = 2500 mm
d = 600 mm
f’c = 30 MPa
fy = 400 MPa

Mencari nilai β1
Jika f’c ≤ 28 MPa, maka β1 = 0,85
f’c > 56 MPa, maka β1 = 0,65
f'c - 28
Jika f’c > 28 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
Untuk f’c = 30 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005 ( )= 0,8486
7
Mu
Mn = 0,8
839,914 × 106
= 0,8

= 10,499 × 108 N·mm


Mn
K = B × d2 × 0,85 × f'c
10,499× 108
= 2500 × 6002 × 0,85 × 30

= 0,0457
F = 1 − √1 − 2 × K
= 1 − √1 − 2 × 0,0457
= 0,0468
342

𝛽1 × 450
Fma× = 600+fy
0,8486 × 450
= 600+400

= 0,382
F ≤ Fmax ➔ Tulangan tunggal
F > Fmax ➔ Tulangan rangkap
Karena kondisi F < Fmax maka digunakan perhitungan untuk tulangan tunggal
F × B × d × 0,85 × f'c
As =
fy
0,0468 × 2500 × 600 × 0,85 × 30
= 400

= 4479,472 mm2

ρmin = 0,0025 ( nilai ρmin untuk plat)


Asmin = ρmin × B × d
= 0,0025 × 2500 × 600
= 3750 mm2

Karena As > As min maka digunakan As = 4479,472 mm2


Digunakan tulangan D19 ➔As tul = 0,25 × π × 192 = 283,53 mm2
4479,472
Jumah tulangan (As) = = 15,799 ≈ 16 buah
283,53

Jarak tulangan = 2500/16 = 156,25 mm ≈ 150 mm


Digunakan tulangan D19-150

Untuk tulangan atas (As’) = 0,15% × B × d


= 0,15% × 2500 × 600 = 2250 mm2

Digunakan tulangan D16 ➔As tul = 0,25 × π × 162 = 201,06 mm2


2250
Jumah tulangan (As) = 201,06 = 11,191 ≈ 12 buah

Jarak tulangan = 2500/12 = 208,33 mm ≈ 200 mm


Digunakan tulangan D16-200
343

4.5.8.3 Pile Cap Tipe P-4


Momen terhadap titik berat kolom :
Mu = P4 × 0,3
= 3587,88 × 0,3
= 1076,364 kN·m = 1076,364 × 106 N·mm
B = 2500 mm
d = 600 mm
f’c = 30 MPa
fy = 400 MPa

Mencari nilai β1
Jika f’c ≤ 28 MPa, maka β1 = 0,85
f’c > 56 MPa, maka β1 = 0,65
f'c - 28
Jika f’c > 28 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
Untuk f’c = 30 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005 ( )= 0,8486
7
Mu
Mn = 0,8
1076,364 × 106
= 0,8

= 13,455 × 108 N·mm


Mn
K = B × d2 × 0,85 × f'c
13,455 × 108
= 2500 × 6002 × 0,85 × 30

= 0,0586
F = 1 − √1 − 2 × K
= 1 − √1 − 2 × 0,0586
= 0,0605
344

𝛽1 × 450
Fmax = 600+fy
0,8486 × 450
= 600+400

= 0,382
F ≤ Fmax ➔ Tulangan tunggal
F > Fmax ➔ Tulangan rangkap
Karena kondisi F < Fmax maka digunakan perhitungan untuk tulangan tunggal
F × B × d × 0,85 × f'c
As =
fy
0,0605 × 2500 × 600 × 0,85 × 30
= 400

= 5780,795 mm2

ρmin = 0,0025 ( nilai ρmin untuk plat)


Asmin = ρmin × B × d
= 0,0025 × 2500 × 600
= 3750 mm2

Karena As > As min maka digunakan As = 5780,795 mm2


Digunakan tulangan D22 ➔As tul = 0,25 × π × 222 = 380,13 mm2
5780,795
Jumah tulangan (As) = = 15,207 ≈ 16 buah
380,13

Jarak tulangan = 2500/16 = 156,25 mm ≈ 150 mm


Digunakan tulangan D22-150

Untuk tulangan atas (As’) = 0,15% × B × d


= 0,15% × 2500 × 600 = 2250 mm2
Digunakan tulangan D16 ➔As tul = 0,25 × π × 162 = 201,06 mm2
2250
Jumah tulangan (As) = 201,06 = 11,191 ≈ 12 buah

Jarak tulangan = 2500/12 = 208,33 mm ≈ 200 mm


Digunakan tulangan D16-200
345

4.5.8.4 Pile Cap Tipe P-15


Momen terhadap titik berat kolom :
Mu = P18 × 0,3
= 11931,913 × 0,3
= 3579,574 kN·m = 3579,574 × 106 N·mm
B = 7000 mm
d = 600 mm
f’c = 30 MPa
fy = 400 MPa

Mencari nilai β1
Jika f’c ≤ 28 MPa, maka β1 = 0,85
f’c > 56 MPa, maka β1 = 0,65
f'c - 28
Jika f’c > 28 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005 ( )
7
30 - 28
Untuk f’c = 30 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005 ( ) = 0,8486
7
Mu
Mn = 0,8
3579,574 × 106
= 0,8

= 44,745 × 109 N·mm


Mn
K = B × d2 × 0,85 × f'c
44,745 × 109
= 7000 × 6002 × 0,85 × 30

= 0,0696
F = 1 − √1 − 2 × k
= 1 − √1 − 2 × 0,0696
= 0,0722
346

𝛽1 × 450
Fmax = 600+fy
0,8486 × 450
= 600+400

= 0,382
F ≤ Fmax ➔ Tulangan tunggal
F > Fmax ➔ Tulangan rangkap
Karena kondisi F < Fmax maka digunakan perhitungan untuk tulangan tunggal
F × B × d × 0,85 × f'c
As =
fy
0,0722 × 7000 × 600 × 0,85 × 30
= 400

= 19342,256 mm2

ρmin = 0,0025 ( nilai ρmin untuk plat)


Asmin = ρmin × B × d
= 0,0025 × 7000 × 600
= 10500 mm2

Karena As > As min maka digunakan As = 19342,256 mm2


Digunakan tulangan D25 ➔As tul = 0,25 × π × 252 = 490,87 mm2
19342,256
Jumah tulangan (As) = = 39,404 ≈ 40 buah
490,87

Jarak tulangan = 7000/40 = 175 mm


Digunakan tulangan D25-175

Untuk tulangan atas (As’) = 0,15% × B × d


= 0,15% × 7000 × 600 = 6300 mm2

Digunakan tulangan D16 ➔As tul = 0,25 × π × 162 = 201,06 mm2


6300
Jumah tulangan (As) = 201,06 = 31,33 ≈ 32 buah

Jarak tulangan = 7000/32 = 218,75 mm ≈ 200 mm


Digunakan tulangan D16-200
347

Gambar 4.77 Denah Pondasi


Sumber : Dokumen Pribadi Aplikasi Auto CAD 2017, 2021

Anda mungkin juga menyukai