Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Data Gedung
a. Fungsi Gedung : Gedung Perkantoran
b. Lokasi : Kota Bandung
c. Sistem Struktur : Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
d. Jenis Tanah : Tanah Lunak
e. Jumlah Lantai : 5 Lantai
f. Tinggi Antar Lantai : 3,6 meter
g. Jarak Bentang : 6 meter
h. Ukuran Denah : 24 x 24 m
2. Material Properties
• Material : Beton Bertulang
• Mutu Beton, f’c = 30 MPa
• Mutu tulangan longitudinal BJTD-40, (fy = 400 MPa, fu = 570 MPa)
• Mutu tulangan geser BJTP-24, (fy = 240 MPa, fu – 390 MPa)
3. Section Properties
• B1 (Balok Induk) = 40 x 60 cm
• BA (Balok Anak) = 20 x 40 cm
• K1 = 60 x 60 cm
• Pelat Lantai = Tebal Pelat 12 cm
• Pelat Atap = Tebal Pelat 10 cm
1
Pembahasan :
A. Permodelan
Setelah dilakukan permodelan gedung menggunakan aplikasi SAP2000 dengan
menggunakan data diatas, didapat hasil permodelan seperti berikut :
1. 3D View
2
2. Tampak
a. Terhadap posisi XZ
b. Terhadap posisi YZ
3
3. Denah
a. Lantai Dasar
b. Lantai 1
4
c. Lantai 2
d. Lantai 3
5
e. Lantai 4
f. Lantai 5 (Atap)
6
B. Pembebanan
Pembebanan pada gedung terdiri dari berat sendiri elemen struktur/ self weight (Dead
Load), beban mati tambahan (Superimposed Dead Load), beban hidup (Live Load), dan
beban gempa (Earthquake Load). Untuk itu dimasukkan jenis-jenis pembebanan
tersebut pada aplikasi SAP2000 dengan menggunakan Load Pattern dan hasilnya akan
terlihat seperti berikut.
7
• SDL pada pelat Lantai
Beban mati yang bekerja pada pelat lantai gedung meliputi:
Beban pasir setebal 1 cm = 0,01 x 16 = 0,16 kN/𝑚2
Beban spesi setebal 3 cm = 0,03 x 22 = 0,66 kN/𝑚2
Beban keramik setebal 1 cm = 0,01 x 22 = 0,22 kN/𝑚2
Beban plafon dan penggantung = 0,2 kN/𝑚2
Beban instalasi ME = 0,25 kN/𝑚2
Sehingga total beban mati pada pelat lantai adalah = 1,49 kN/𝒎𝟐
Setelah didapat nilai beban mati tambahan pada pelat lantai, input nilai
tersebut ke aplikasi SAP2000 pada Assign-Area Load-Distributed untuk area
pelat lantai
Setelah itu, akan terlihat hasil pembebanan SDL pelat lantai seperti berikut
8
• SDL pada pelat Atap
Beban mati yang bekerja pada pelat atap gedung meliputi:
Beban waterproofing dengan aspal tebal 2 cm = 0,02 x 14 = 0,28 kN/𝑚2
Beban plafon dan penggantung = 0,2 kN/𝑚2
Berat instalasi ME = 0,25 kN/𝑚2
Sehingga total beban mati pada pelat atap adalah = 0,73 kN/𝒎𝟐
Setelah didapat nilai beban mati tambahan pada pelat atap, input nilai tersebut
ke aplikasi SAP2000 pada Assign-Area Load-Distributed untuk area pelat atap
Setelah itu, akan terlihat hasil pembebanan SDL pelat atap seperti berikut
9
• SDL pada Balok
Beban yang terdapat pada balok diantaranya beban dinding. Adapun beban
dinding pasangan bata ½ batu yaitu tinggi dinding x 2,5. Sehingga didapat beban
tambahan pada balok gedung ini = 3,6 x 2,5 = 9 kN/m.
Setelah didapat nilai beban mati tambahan pada balok, input nilai tersebut ke
aplikasi SAP2000 pada Assign-Frame Load-Distributed untuk area balok yang
akan ditambahkan dinding.
Setelah itu, akan terlihat hasil pembebanan SDL pada balok seperti berikut
10
b. Beban Hidup (Live Load)
Beban hidup adalah beban yang bekerja pada lantai bangunan tergantung pada
fungsi ruangan atau bangunan yang digunakan. Besarnya beban hidup lantai
berdasarkan SNI 1727:2020 pada Tabel 4.3.I.
Beban hidup untuk ruang kantor didapat sebesar 2,4 kN/𝒎𝟐
Beban hidup untuk atap didapat sebesar 0,96 kN/𝒎𝟐
• LL Lantai
Setelah didapat nilai beban hidup berdasarkan SNI 1727:2020 pada Tabel
4.3.I, input nilai tersebut ke aplikasi SAP2000 pada Assign-Area Load-
Distributed untuk area pelat lantai
Setelah itu, akan terlihat hasil pembebanan LL pelat lantai seperti berikut
11
• LL Atap
Setelah didapat nilai beban hidup atap berdasarkan SNI 1727:2020 pada
Tabel 4.3.I, input nilai tersebut ke aplikasi SAP2000 pada Assign-Area Load-
Distributed untuk area pelat atap
Setelah itu, akan terlihat hasil pembebanan LL pelat atap seperti berikut
12
c. Beban Gempa (Respons Spektra)
Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung diatur
dalam SNI 1726:2019 dan untuk mendapatkan parameter sesuai dengan lokasi dan
jenis tanah bangunan yang direncanakan bisa diakses menggunakan website cipta
karya. Berdasarkan soal, didapat parameter seperti berikut:
13
• Beban gempa arah x (RSx)
Masukkan beban gempa arah x dengan Define-Load Cases lalu isi nila scale
𝑔𝑥𝐼
factor dari perhitungan 𝑅
14
d. Penentuan Massa Struktur
Massa bangunan sangat menentukan besarnya gaya inersia akibat gempa, maka
perlu dilakukan reduksi terhadap beban hidup seperti berikut
e. Penentuan Diaphragma
Pelat lantai dapat berfungsi sebagai diafragma yang dapat menyumbangkan
kekakuan gedung ketika beban lateral bekerja
15
f. Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan mengacu berdasarkan SNI 1726-2019. Pada analisis
struktur kasus ini beban hidup atap tereduksi (Lr), beban angin (W), dan beban hujan
(R) tidak diperhitungkan. Kombinasi pembebanan yang dipakai adalah sebagai
berikut:
Masukkan data pembebanan diatas ke aplikasi SAP 2000 dengan cara Define-Load
Combination
16
C. Analisis Struktur
Setelah dilakukan permodelan dan pembebanan, lakukan analisis struktur dengan
melakukan analisis untuk seluruh case yang ada
a. Jumlah Ragam
Berdasarkan SNI 1726-2019 pasal 7.9.I.I, analisis harus menyertakan jumlah ragam
yang cukup untuk mendapatkan massa ragam terkombinasi sebesar 100% dari
massa struktur tetapi secara alternatif diizikankan jumlah ragam minimum untuk
mencapai massa ragam terkombinasi paling sedikit 90%
17
• Gaya Geser Dasar Sumbu x
Pada sumbu x didapat gaya seperti berikut
Base Shear RSx = 2160,557 kN
Base Shear EQx = 2538,07 kN
2538,07
Sehingga didapat faktor skala = 2160,557 = 1,17472
18
• Gaya Geser Dasar Sumbu y
Pada sumbu y didapat gaya seperti berikut
Base Shear RSy = 2159,972 kN
Base Shear EQy = 2538,07 kN
2538,07
Sehingga didapat faktor skala = 2159,972 = 1,17504
19
c. Simpangan antar lantai
Penentuan simpangan antar lantai harus dihitung sebagai perbedaan simpangan
pada pusat massa di atas dan di bawah tingkat yang ditinjau. Pada analisis soal ini
didapat data analisis dari SAP2000 seperti berikut
20
d. Hasil Analisis Struktur
• Deformed Shape (Modal)
Modal 1
Modal 2
21
Modal 3
Modal 4
22
• Gaya Aksial
Kombinasi 1
Kombinasi 2
23
Kombinasi 6.1
• Gaya Geser
Kombinasi 1
24
Kombinasi 2
Kombinasi 6.1
25
• Gaya Momen
Kombinasi 1
Kombinasi 2
26
Kombinasi 6.1
27
Masukkan kombinasi pembebanan dan lakukan design beton bertulang, didapat
hasil design tulangan utama seperti berikut
28
29
b. Desain Tulangan Balok
30
c. Desain Tulangan Kolom
Luas Tulangan Kolom Tulangan Geser
• Tulangan Utama
Luas tulangan kolom yg diperlukan 2500 mm2
Gunakan tulangan D25
1 1
As = 𝜋𝑑2 = 4 𝜋252 = 490,625 mm2
4
2500
Jumlah tulangan utama kolom = = 5,09 → 6
490,625
• Tulangan Sengkang
Asumsi digunakan 2D16 – 150
1 1000
Luas tulangan per 1 m = 2 x 4 x 𝜋𝑑 2 x 150
1 1000
= 2 x 4 x 𝜋162 x = 2679.46 𝑚𝑚2 = 2680 𝑚𝑚2
150
31
32