Anda di halaman 1dari 50

RESUME PERHITUNGAN STRUKTUR

Resume Perhitungan Struktur Selasar Penghubung


Gedung Kantor Pusat Pemerintahan
Kabupaten Mimika
Provinsi Papua Tengah

A. Perhitungan struktur menggunakan beton mutu :


f'c = 25 Mpa ( Untuk element Balok Konsol dan Pelat Lantai Selasar )

B. Perhitungan struktur menggunakan baja tulangan mutu :


fy = 420 Mpa untuk tulangan ulir
fy = 280 Mpa untuk tulangan polos

C. Balok Konsol Penumpu balok baja selasar ke Kolom Baru menggunakan dimensi 30x60 -
30x30 dengan detail pembesian sebagai berikut :

D. Balok selasar penghubung menggunakan dimensi profil baja sebagai berikut :


 BB1 menggunakan WF 350x175x7x11
 BB2 menggunakan WF 300x150x6,5x9
E. Angkur Balok Baja ke Kolom Eksisting menggunakan Angkur Type Sendi ( Fixed Moved )
12-M19 dengan Base Plate tbl. 12 mm

F. Sambungan Balok Baja B2 ke B1 menggunakan Baut ASTM A-325 6M16 dengan base
plate tbl. 10 mm
BAB I
PRELIMINARY DESIGN

1.1 Data Perencanaan


Type bangunan = Gedung Perkantoran
Letak bangunan = Dekat pantai
Mutu beton fc  25 Mpa ( Beton mutu K 300 )
Mutu baja Ulir BJTD 42 fy  420 Mpa
Polos BJTP 28 fy  280 Mpa

1.2 Pedoman yang Dipakai


1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-2019)
2. Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 1729-2020)
3. Peraturan Pembebanan Minimum untuk Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727-2020)
4. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 1726-2019)

1.3 Pembebanan Struktur


1.3.1 Beban Gravitasi
a. Beban Mati ( mengacu SNI 1727 - 2020 Tabel C 3.1 )
Berat sendiri beton bertulang wb  24 kN/m3
Floor Fill Cinder Concrete per mm wf  0.017 kN/m2
Floor Fill Sand per mm wps  0.015 kN/m2
Plaster on tile or concrete wp  0.24 kN/m2
Tegel / Subflooring 19 mm wt  0.14 kN/m2
Dinding bata ringan tbl. 100 mm wd2  1.87 kN/m2
Plafond Gypsum Board 9 mm wp  9  0.008  0.072 kN/m2
Penggantung ( Suspended Stell wg  0.1 kN/m2
Channel System )
Electrical Duct Allowance ws  0.19 kN/m2
Mechanical Duct Allowance wpl  0.19 kN/m2

b. Beban Hidup ( SNI 1727-2020 tabel 4.1 )


Beban Hidup Lantai 2.4 kN/m2 ( untuk kantor )
Beban Hidup Lantai 3.83 kN/m2 ( untuk koridor di atas lantai 1 )
Beban Hidup Lantai 4.79 kN/m2 ( untuk lobby dan koridor lantai pertama )
Beban Hidup Lantai 4.79 kN/m2 ( untuk tangga jalan keluar )
Beban Hidup Lantai 0.96 kN/m2 ( untuk atap )

1
2
1.3.2. Beban Angin
 Aplikasi Beban Angin ( SNI 1727 - 2020 Ps. 26.10.2 )
a. Tekanan Velositas

3
 Faktor Arah Angin diambil berdasarkan tabel 26.10-1
untuk atap dan dinding kd  0.85

 Koefisien Exposure Velositas diambil berdasarkan tabel 26. 10-1 dengan ketinggian atap
50 ft atau 15 m
kz  1.27

 Faktor topografi tertentu diambil berdasarkan Ps. 26.8-2

4
15
untuk h/L =  0.345 diambil 0.35 maka koefisien pengali topografi adalah
43.5
14
untuk x/L =  0.322 diambil 0.5 maka koefisien pengali topografi adalah
43.5
k1  0.51
k2  0.88
k3  0.37
2
kzt  ( 1  k1  k2  k3)  1.36

Perhitungan tekanan velositas untuk daerah Mimika dengan kecepatan angin maksimum 60
km/jam.
m
Va  0.278  60  16.68
s

qz 
 0.613  kd  kz  kzt  Va 
2
 25.033 kg/m2
10

b. Tekanan Angin Desain untuk SPBAU ( Sistem Penahan Beban Angin Utama )

15
Ketinggian Gedung : Ha   49.213 ft
0.3048

5
Dari tabel di atas di dapatkan untuk beban angin tekan eksternal
 Beban angin pada dinding
Angin datang
Cp1  0.8 ( untuk angin datang )
Cp2  0.3 ( untuk arah angin pergi ) ( L/B = 43.5/14 = 3.107 )
G  0.85 sesuai pasal 26.9.1 untuk gedung kaku efek tiup angin boleh diambil 0.85
qz  25.033 kg/m2

6
Tabel 27.6.2 untuk ketinggian 50 ft Eksposure D

Exp  1.161

 
ρd1  qz  Exp  G  Cp1  19.763 kg /m2

ρd2   qz  Exp  G  Cp2  7.411 kg /m2

 Beban angin pada atap


Untuk h/L > 0.35 dan sudut kemiringan atap 0 derajat maka koefisien tekanan angin diambil
sebagai berikut :
Angin datang
 Untuk arah angin datang
Cp1  1.3
Cp2  0.18

 Untuk arah angin pergi


Cp3  0.3
G  0.85

 
ρa1  qz  Exp  G  Cp1  32.115 kg /m2 ( Angin Hisap )

ρa2   qz  Exp  G  Cp2  4.447 kg /m2 ( Angin Hisap )

ρa3   qz  Exp  G  Cp3  7.411 kg /m2 ( Angin Hisap )

7
3. Beban Gempa
Lokasi Proyek : Gedung Pusat Pemerintahan Mimika
Fungsi Bangunan : Gedung Perkantoran
Kategori Resiko : II untuk Gedung Perkantoran
( Tabel 3 SNI 1726 - 2019 )

Faktor Keutamaan : 1 ( Tabel 4 SNI 1726 - 2019 )

Kelas Situs : SE tanah lunak untuk Nspt N<15 ( Tabel 5 SNI 1726 - 2019 )
 Tabel 5. Dalam hal ini, kelas situs dengan kondisi yang lebih buruk harus diberlakukan.
Apabila tidak tersedia data tanah yang spesifik pada situs sampai kedalaman 30 m,
maka sifat-sifat tanah harus diestimasi oleh seorang ahli geoteknik yang memiliki
sertifikat/izin keahlian dengan menyiapkan laporan penyelidikan tanah berdasarkan
kondisi geotekniknya. Jika sifat tanah yang memadai tidak tersedia untuk penentuan
kelas situs, maka kelas situs SE harus digunakan sesuai dengan persyaratan 0,
kecuali otoritas yang berwenang atau data geoteknik menunjukkan situs termasuk
dalam kelas situs lainnya. Penetapan kelas situs SA dan kelas situs SB tidak
diperkenankan jika terdapat lebih dari 3 m lapisan tanah antara dasar telapak atau rakit
fondasi dan permukaan batuan dasar
 Dengan menggunakan hanya data tanah sondir dan tidak memadai maka kelas Situs
digunakan adalah kelas situs E

8
Jumlah Lantai : 4 Lantai
Kategori Desain : D ( Tabel 8 dan 9 SNI 1726-2019 )
Seismic SDS > 0.5 dan SD1 > 0.2

9
Sistem Struktur : Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus ( Tabel 12 SNI 1726-2019 )
yang diijinkan

Koefisien Modifikasi :R=8


Response
Faktor Kuat Lebih Sistem : 3
Faktor Pembesaran : Cd = 5.5
Defleksi
Beban gempa yang digunakan mengikuti Tata Cara Pembebanan Gempa untuk Bangunan
Gedung SNI 03-1726-2019. Parameter gempa yang digunakan dalam perencanaan struktur
bangunan diambil dari situs http: //puskim.pu.go.id/Aplikasi/Desain_Spektra_Indonesia_2019
Peta Zonasi Gempa ( PGA, MCeG )

10
Peta Zonasi Gempa ( CRs )

Peta Zonasi Gempa ( CR1 )

Peta Zonasi Gempa ( MCER,S1 )

11
Peta Zonasi Gempa ( MCER,Ss )

Parameter Ss ( percepatan batuan dasar pada periode pendek ) dan S1 ( percepatan batuan
dasar periode 1 detik ) harus itetapkan masing - masing dari respon spektral percepatan 0.2
detik dan 1 detik dalam peta gempa dengan kemungkinan 1 % terlampaui dalam 50 tahun dan
dinyatakan dalam bilangan desimal terhadap percepatan gravitasi.

Grafik Respons Spektrum Daerah Gedung Pemerintahan Pusat Kabupaten Mimika

12
1.4 Perencanaan Dimensi Pelat, Balok, dan Kolom Beton
1.4.1 Perencanaan Dimensi Pelat
Mengacu pada SNI 2847-2019 pelat solid non prategang yang tidak bertumpu atau
melekat pada partisi atau konstruksi lain yang mungkin rusak akibat lendutan yang besar,
ketebalan keseluruhan pelat h tidak boleh kurang dari batas minimum pada tabel 7.3.1.1,
kecuali jika hasil perhitungan batas lendutan 7.3.2 tidak terpenuhi.

 Pelat lantai direncanakan setebal 12 cm bekisting bondex


Lp1  325 cm
Lp1
tp1   11.607 cm digunakan tebal pelat 12 cm
28

1.4.2 Perencanaan Dimensi Balok Baja & Konsol


Untuk balok nonprategang yang tidak bertumpu atau melekat pada partisi atau konstruksi lain yang
mungkin rusak akibat lendutan yang besar, ketebalan keseluruhan pelat h tidak boleh kurang dari batas
minimum pada Tabel 9.3.1.1, kecuali jika hasil hitungan pada batas lendutan 9.3.2 terpenuhi.

Untuk balok primer dengan bentang 7.2 m :


720
h1   34.29 cm
21
Direncanakan dimensi balok WF 350x175x7x11

Untuk balok sekunder dengan bentang 6.3 m :


630
h2   30 cm
21
Direncanakan dimensi balok WF 300x150x6,5x9

13
Untuk balok Konsol dengan bentang 0.5 m :
50
h4   6.25 cm
8
Direncanakan dimensi balok 30/60 - 30x30
sehingga rekapitulasi dimensi balok selasar adalah sebagai berikut :

Balok Selasar LT. 2,3 dan 4


BB1 WF 350x175x7x11
BB2 WF 300x150x6,5x9
BK 30x60 - 30x30

14
BAB II
PERENCANAAN PELAT LANTAI

2.1 Pembebanan Pelat dan Analisis Momen Pelat


Mutu baja : fy  280 Mpa
Mutu beton : fc  25 Mpa
Tebal pelat yang direncanakan :
 Tebal pelat lantai Tp  120 mm

Beban - beban untuk kantor berdasarkan Beban Desain Minimum untuk Bangunan Gedung
dan Struktur Lain SNI 1727 - 2020 :
1. Beban Mati ( DL ) :
 Berat sendiri pelat Wplt  0.12 24 100  288 kg/m2
 Sand 50 mm Wf  ( 50 0.015 )  100  75 kg/m2
 Berat Mechanical & Electrical Duct Wdp  ( 0.19  0.19)  100  38 kg/m2
 Berat Subflooring 19 mm Wk  0.14 100  14 kg/m2
 Berat Gypsum Board Celling Wpl  ( 0.072  0.1)  100  17.2 kg/m2
& Suspended Steel Channel
qD  Wplt  Wdp  Wf  Wk  Wpl  432.2 kg/m2

2. Beban Hidup ( LL ) : ( SNI 1727-2020 )


( 4.79 1000)
qL   488.28 kg/m2
9.81
kombinasi pembebanan ( qu )
qu  1.2qD  1.6 qL  1299.88 kg/m2

3. Analisa Momen Pelat Satu Arah mengacu pada Tabel 6.5.2 SNI 2847-2019

 Bentang pelat
Ln  2.8 m

 Momen positif untuk ujung menerus dan terkekang


2
qu Ln
Mlap   636.943 kgm
16

 Momen negatif untuk lebih dari 2 bentang dan


terkekang 2
qu Ln
Mtump   1019.1088 kgm
10
digunakan momen tumpuan untuk desain tulangan
pelat tumpuan dan momen lapangan untuk desain
steel deck.

15
Harga β tergantung dari mutu beton, yaitu menurut SNI 2847-2019 Ps. 22.2.2.4.3
maka untuk 17 < f'c < 28 Mpa

untuk fc = 25 Mpa ----> β  0.85


Adapun data - data perencanaan untuk penulangan lantai :
 Tebal pelat : tp  120 mm
 Tebal decking s  20 mm
 Diameter tulangan rencana ϕ  10 mm
 Mutu tulangan baja fy  280 Mpa
 Mutu beton fc  25 Mpa
dx  tp  20  ( 0.5 10)  95 mm
dy  tp  20  10  ( 0.5 10)  85 mm
β  0.85
b1  1000 mm
qu  1299.8836 kg/m2

Berdasarkan SNI 2847-2019 pasal 10.4.3 :

0.85 β fc  
600

ρbalance 
 600  fy   0.044
fy

ρmax  0.75 ρbalance  0.033

Berdasarkan SNI 2847-2019 Ps. 7.6.1 untuk tulangan lentur minimum pelat non prategang
untuk fy < 420 Mpa :
ρmin  0.0020 ( keperluan minimum untuk tulangan susut pelat )

fy
m   13.18
0.85 fc

16
2.2 Perhitungan Penulangan Pelat
Mu  Mtump 10000  10191087.651 Nmm

Mu
Mn   12738859.564 Nmm
0.8

Mn N
Rn   1.4115
2 2
b1 dx mm

 m Rn 
1  1  12 
ρperlu 
 fy   0.0052
m

ρperlu  0.0052 > ρmin  0.002


2
Asperlu  ρperlu b1 dx  495.96 mm

pakai tulangan ϕ10 - 150


1000 2 2 2
As   0.785  10  523.33 mm  Asperlu  495.96 mm
150

2.3 Spesifikasi Steel Deck


 Mutu material fy  5500 kg/cm2 ( Galvanized steel G550 )
 Berat steel deck 0.75 mm wg  7 kg/m2
 Lebar bondek lg  100 cm

CROSS SECTION BONDEK

17
2.4 Kapasitas Momen Steel Deck W1000
422063 4
Ix   42.2063 cm
10000

h  5 cm
Ix 3
Sx   16.8825 cm
h
2

fy
Mx  Sx  928.54 kgm
100
Mn  Mx  928.539 kgm

ΦMn  0.8 Mn  742.8309 kgm  Mlap  636.943 kgm OK

 Kontrol Lendutan
280
Lendutan ijin : f   1.1667cm
240

 Lendutan akibat beban beton terbagi rata

fx1 

5  qD 100
4   0.0667cm
6
384  2  10  Ix 100

 Lendutan akibat beban pekerja

fx2 

5  qL  100
4   0.0753cm
6
384  2  10  Ix 100

 Lendutan total
ftot  fx1  fx2  0.3768 cm < f  1.1667 cm OK

Secara kapasitas momen dan lendutan Bondex W1000 dengan tbl. 0.75 mm memenuhi.

18
BAB III
PEMBEBANAN DAN PEMODELAN STRUKTUR

3.1 Data - data Pembebanan


A. Pembebanan Gravitasi :
 Berat sendiri elemen struktur akan dihitung oleh ETABS V.7 dengan spesifikasi
sebagai berikut :
1. Ketebalan pelat menggunakan dimensi sebagai berikut :
Tebal pelat lantai menggunakan tbl. 12 cm + Steel Deck
2. Balok lantai dan atap menggunakan dimensi sebagai berikut :
Balok Selasar Lantai 2, 3 dan 4
BB1 WF 350x175x7x11
BB2 WF 300x150x6,5x9
BK 30x60 - 30x30

 Beban mati tambahan


1. Beban mati tambahan pada pelat lantai 2, 3 & 4 :
 Floor Fill 25 mm Cinder Concrete Wd1  ( 25  0.017 )  0.43 kN /m2
 Berat Subflooring 19 mm Wd2  0.14  0.14 kN /m2
 Berat Gypsum Board Celling & Wd3  ( 0.072  0.1)  0.17 kN /m2
Suspended Steel Channel
 Berat Mechanical & Electrical Duct Wd4  ( 0.19  0.19)  0.38 kN /m2
Total beban mati Wdt  Wd1  Wd2  Wd3  Wd4  1.12 kN / m2
tambahan lantai
 Beban Hidup mengacu pada Tabel 4.3-1 ( SNI 1727 - 2020 )
Beban Hidup Lantai 4.79 kN/m2 ( untuk selasar )
 Berat sendiri balok dan kolom utama akan dihitung oleh ETABS V 9.07
Berat jenis beton 2400 kg/m3
Ec  4700 fc ( SNI 03-2847-2019 pasal 10.5.1 untuk beton normal )
Es  200000 Mpa ( SNI 03-2847-2019 pasal 10.5.2 )
 Beban dinding bata ringan 100 kg/m2

19
B. Pembebanan Gempa
Lokasi Proyek : Gedung Pusat Pemerintahan Mimika
Fungsi Bangunan : Gedung Perkantoran
Kategori Resiko : II untuk Gedung Perkantoran
( Tabel 3 SNI 1726 - 2019 )
Faktor Keutamaan : 1 ( Tabel 4 SNI 1726 - 2019 )
Kelas Situs : SE tanah lunak untuk Nspt N<15 ( Tabel 5 SNI 1726 - 2019 )
Jumlah Lantai : 4 Lantai
Kategori Desain : D ( Tabel 8 dan 9 SNI 1726-2019 )
Seismic SDS > 0.5 dan SD1 > 0.2
Sistem Struktur : Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus ( Tabel 12 SNI 1726-2019 )
yang diijinkan
Koefisien Modifikasi :R=8
Response
Faktor Kuat Lebih Sistem : 3
Faktor Pembesaran : Cd = 5.5
Defleksi
Faktor Beban Gempa :
I  1
R  8
m
g  9.81
2
s
I g
Fx   1.226
R
Fy  0.3  Fx  0.368
Grafik Respons Spektrum Daerah Gedung Pemerintahan Pusat Kabupaten Mimika

20
3.2 Kriteria Analisa Struktur
 Analisa struktur menggunakan analisa 3D SRPMK sesuai dengan tabel 9 SNI 1726-2019
dengan lantai tingkat sebagai diafragma
 Penggabungan pengaruh pembebanan gempa menurut UBC section 1633.1 :
1. 100 % beban desain gempa pada satu arah ditambah 30 % beban desain gempa dari arah
tegak lurus atau
2. menggunakan metode hasil akar dua dari jumlah kuadrat masing2 beban (SRSS)
 Reduksi kekakuan elemen struktur mengacu pada SNI 2847-2019 Ps. 6.6.3.1

3.3 Kombinasi Beban Struktur Mengacu SNI 2847-2019 Ps. 5.3

Dimana :
D adalah Beban Mati
L adalah Beban Hidup
Lr adalah Beban Hidup Atap
R adalah Beban Hujan
W adalah Beban Angin
E adalah Beban Gempa

21
3.4 Pemodelan Struktur
1. Define Material Beton dan Baja ETABS

2. Define Section & Reduce Inersia mengacu SNI 2847 : 2019 Ps. 6.6.3.1
 Define Section BB1 Wf 350x175x7x11

22
 Define Section BB2 Wf 300x150x6,5x9

 Define Section Pelat Lantai tbl. 12 cm

2. Peemodelan Struktur 3D

23
3. Denah Balok

4. Pembebanan Pelat Selasar


Beban mati tambahan sebesar 1.12 kN/m2
Beban hidup Selasar sebesar 4.79 kN/m2

24
5. Pembebanan Dinding
 Untuk beban dinding bata ringan sebesar 4 x 100 = 400 kg/m

6. Pembebanan Gempa
 Response Spektrum Function Daerah Kantor Pusat Pemerintahan Mimika, Papua
Tengah - Tanah Lunak - Kategori Resiko II

 Faktor Skala Gempa Dinamis


I  1
m
g  9.81
2
s
R 8

I g m
 1.226
R 2
s

25
26
BAB IV
KONSOL BETON PENUMPU BALOK SELASAR

4.1 Penulangan Konsol


A. Properties dan Gaya Maksimum
Data - data : b  300 mm Tulangan utama D19 mm
h  600 mm
dc  40 mm
db  19 mm
ds  10 mm
d  h  ( dc  db  0.5  ds)  536 mm
daksen  h  d  64 mm
fc  25 Mpa fy  420 Mpa

Harga β tergantung dari mutu beton, yaitu menurut SNI 2847-2019 Ps. 22.2.2.4.3
maka untuk 17 < f'c < 28 Mpa

untuk fc = 25 Mpa ----> β1  0.85

fc  600   0.03

ρb  0.85  β1  
fy  600  fy 

ρmax  0.75ρb  0.019

fc
ρmin  0.25   0.003 (SNI 2847-2019 Ps. 9.6.1.2 rumus a)
fy

1.4
ρmin.   0.0033 (SNI 2847-2019 Ps. 9.6.1.2 rumus b)
fy

fy
m   19.76
0.85  fc

Dari output ETABS didapat :


Vu  172.62 kNm
ek  0.5 m
Mu  Vu  ek  1.4  120.83 kNm

27
B. Perhitungan Tulangan Lentur (Longitudinal) Tumpuan
ambil δ  0.5 Rasio tulangan tekan di ambil 50 % untuk mengakomodasi Momen balik
akibat Gempa )
6
Mu10
Mn   151042500 Nmm
0.8

1  δMn  0.88 N /mm2


Rn 
2
bd

 2m  Rn 
1  1 
 fy   0.0021
( ρ  ρaksen) 
m

δ  Mn
ρaksen   0.0024
fy  ( d  daksen)  b  d

28
ρ  0.0021  0.0024  0.0045 > ρmin.  0.0033
2
Asperlu  ρ  b  d  723.6 mm

2 2 2
As  0.785  db  5  1416.92 mm  Asperlu  723.6 mm

( b  2  dc  2  ds  3  db )
s1   71.5 mm  25 mm OK !!
2
2
Asaksenperlu  ρaksen  b  d  380.96 mm

2 2
Ast  0.785  db  3  850.15 mm

pasang tul tarik 5D19 dan tulangan tekan 3D19

D. Perhitungan Tulangan Geser (Transversal) Balok


Vu  172.62  1.4  1000  241668 N ( Gaya geser berfaktor maksimum hasil Analisa )
λ  1 ( untuk beton normal )

0.17  λ fc  b  d
Vc   22780 N ( SNI 2847-2019 Ps. 22.5.5.1 untuk komponen non
6 prategang tanpa aksial )
Vc  22780 N
Vu
Vs   Vc  299444 N Perlu tulangan geser !! ( SNI 2847-2019 Ps, 22.5.10.1 )
0.75
2 2
Bila dipasang tulangan ϕ10 sebagai sengkang, Av  2  0.785  10  157 mm
fy  280 Mpa

Av  fy  d
s .   78.69 mm (SNI 2847-2019 Ps. 22.5.10.5.3 )
Vs
sehingga dipakai tulangan geser tumpuan ϕ10 - 75

29
BAB V
PERENCANAAN BALOK B1

5.1 Perencanaan Dimensi


Direncanakan balok melintang dengan profil WF 350 x 175 x 7 x 11
2
Ag  63.14 cm ix  14.7 cm
W  49.6 kg/m iy  3.95 cm
4
d  350 mm Ix  13600 cm
4
tw  7 mm Iy  984 cm
3
bf  175 mm Sx  775 cm
3
tf  11 mm Sy  112 cm
3
r  14 mm Zx  841 cm
3
h  d  2  ( tf  r)  300 mm Zy  172 cm

Mutu Baja BJ 37
fu  370 Mpa Es  200000 Mpa
fy  240 Mpa

5.2 Pembebanan Balok Melintang


Gaya dalam maksimum akibat beban mati,beban hidup dan gempa ultimate adalah sebagai berikut :
Mu  231.114 kNm
Vu  107.72 kNm

5.3 Kontrol Geser


Kontrol geser ditinjau dari syarat :
h Es
 42.86  3.76  108.54 ( Tabel B4. 1b SNi 1729 - 2020 Penampang I simetris
tw fy yang mengalami lentur ) )
penampang plastis !!
Syarat pelat badan yang tidak diperkaku :
h Es
 42.86  5.7  164.54 ( Tabel B4. 1b SNi 1729 - 2020 Penampang I simetris
tw fy yang mengalami lentur ) )
( d  tw)
Vn  0.6 fy  352.8 kN ( SNI 1729-2020 G2.1 )
3
10
Syarat :
Vmax < ΦVn
untuk geser ϕ  0.9
Vu  107.72 kN  ϕ Vn  317.52 kN .... OK

30
5.4 Kontrol Lendutan
Syarat Lendutan δ' < δ
dimana δ' adalah lendutan yang terjadi ( akibat beban hidup saja ) sedangkan δ adalah
lendutan ijin.
720
δ   3 cm
240

 Akibat beban DEAD + LIVE

Lendutan maksimum yang terjadi 2.848 cm


< 3 cm
( masih memenuhi )

5.5 Kontrol Penampang


Sayap
bf Es
 7.95 < 0.38  10.97 ... OK ( Tabel B4. 1b SNi 1729 - 2020
2tf fy Penampang I simetris yang mengalami
lentur ) )
Badan
h Es
 42.86 < 1.49  43.01 .... OK
tw fy

Sehingga penampang kompak ( Mn = Mp )


( Zx  fy)
Mp   201.84 kNm
3
10

 Lateral Buckling
Lb  300 cm ( balok anak di tengah bentang )

Dari Tabel perhitungan panjang Lp dan Lr untuk profil balok didapatkan :

BJ 37 didapatkan nilai Lp  200.687 cm


Lr  592.505 cm

31
Lp < Lb < Lr sehingga balok termasuk bentang menengah sehingga momen nominal balok
mengacu SNI 1729 - 2020 Pasal. F.2.2 adalah

Mmax  205.552 kNm

Ma  134.349 kNm

Mb  205.552 kNm

Mc  134.349 kNm

12.5 Mmax
Cb   1.2  1.5 ( SNI 1729 - 2020 Rumus F1-1 )
2.5 Mmax  3  Ma  4  Mb  3  Mc

Mp  201.84 kNm dan Mp  1 5My


( 2400  700 )
Mr  Sx  131.75 kNm
10000
( Sx 2400)
My   186 kgcm
10000

Lr  Lb 
Mn  Cb Mr  ( Mp  Mr)    220.78 kNm
  Lr  Lp 

Karena Mn  Mp maka Mp lebih menentukan

Mn  Mp  201.84 kgcm

ϕMn  0.9 Mp  181.656 kNm  Mu  231.11 kNm ... NOTOK

Dalam kondisi tidak komposit kapasitas momen balok tidak memenuhi sehingga akan di kontrol
menggunakan penampang komposit.

5.6 Tegangan Yang Terjadi ( Komposit )


Profil Balok Melintang WF 350 x 175 x 7 x 11
2
Ag  63.14 cm ix  14.7 cm
W  49.6 kg/m iy  3.95 cm
4
d  350 mm Ix  13600 cm
4
tw  7 mm Iy  984 cm
3
bf  175 mm Sx  775 cm
3
tf  11 mm Sy  112 cm
3
r  14 mm Zx  841 cm
3
h  d  2  ( tf  r)  300 mm Zy  172 cm

Beton fc  25 Mpa
tp  120 mm ( tebal pelat beton )
Ec  4700 fc  23500 Mpa

32
5.6.1 Kontrol Penampang

h Es ( Tabel I1.1b SNI 1729 - 2020 Komponen


 42.86 < 3  86.6
tw fy Struktur Komposit yang memikul lentur ) )

Penampang kompak, sehingga kapasitas momen penampang dianalisa dengan distribusi


tegangan plastis.

5.6.2 Menentukan Lebar Efektif Beton ( be )


( Bab I3 1a SNI 1729 - 2020 Komponen Struktur Komposit yang memikul lentur ) )
Lebar efektif slab beton harus diambil dari jumlah lebar efektif untuk setiap sisi sumbu
balok, masing-masing tidak melebihi:
(a) seperdelapan bentang balok, as ke as tumpuan;
(b) setengah jarak ke sumbu balok yang berdekatan; atau
(c) jarak ke tepislab.
L  7200 mm

s  2800 mm

L
beff1   900 mm
8
s
beff2   1400 mm
2

jadi ambil beff  beff1  900 mm

5.6.3 Menentukan C
Mengacu pada SNI 1729 - 2020 I3. 2d Transfer beban antara Balok Baja dan Slab Beton :
2
Ac  beff  tp  108000 mm

C1  ( Ag 10)  fy  151536 N

C2  0.85 fc Ac  2295000 N


n
C3 = Σ x Qn ( Untuk komposit penuh C3 tidak menentukan )
n =1

jadi diambil C1  151536 N ( sumbu netral berada pada pelat beton )

33
5.6.4 Menentukan Jarak Centroid Gaya - gaya yang Bekerja

C1
a   7.92 mm
0.85 fc beff
0.9 m
C
a
0.12 m
d2  0
d3
T
0.35 m

Gambar 5.1 Diagram Tegangan Balok


a
d1  tp   116.04 mm
2
d2  0

350
d3   175 mm
2

5.6.5 Perhitungan Momen Statis


2 2
As  Ag 10  6314 mm

[ C1 ( d1  d2)  As fy ( d3  d2) ]


Mn   282.77 kNm
6
10
Mu  231.11 kN  0.9 Mn  254.49 kN ..... OK

5.6.6 Perhitungan Shear Connector


Diambil :
d .  13 mm
fc  25 Mpa
fu  420 Mpa
2 2
Asc  0.25 π d .  132.73 mm
Ec  23500 Mpa
0.5
Qn  0.5 Asc ( fc Ec)  50868.69 N

Check : Qn  50868.69 N  Asc fu  55747.56 N ....... OK

Vh  C2  2295000 N

34
 Banyaknya stud
Vh
N   45.12 @ 46 buah,
Qn

Jumlah shear connector ( stud ) yang dibutuhkan sepanjang bentang balok adalah 46 buah
apabila pada balok dipasang stud 2D13 per baris maka jarak pemasangan adalah sbb :

L
 319.18 mm @ 200 mm
N
Pelat beton
2

125 mm

Balok melintang

Gambar 5.2 Jarak Pemasangan Stud

35
BAB VI
PERENCANAAN BALOK B2

6.1 Perencanaan Dimensi


Direncanakan balok melintang dengan profil WF 300 x 150 x 6.5 x 9
2
Ag  46.78 cm ix  12.4 cm
W  36.7 kg/m iy  3.29 cm
4
d  300 mm Ix  7210 cm
4
tw  6.5 mm Iy  508 cm
3
bf  150 mm Sx  481 cm
3
tf  9 mm Sy  47.7 cm
3
r  13 mm Zx  522 cm
3
h  d  2  ( tf  r)  256 mm Zy  104 cm

Mutu Baja BJ 37
fu  370 Mpa Es  200000 Mpa
fy  240 Mpa

6.2 Pembebanan Balok Melintang


Gaya dalam maksimum akibat beban mati,beban hidup dan gempa ultimate adalah sebagai berikut :
Mu  132.426 kNm
Vu  94.87 kNm

6.3 Kontrol Geser


Kontrol geser ditinjau dari syarat :
h Es
 39.38  3.76  108.54 ( Tabel B4. 1b SNi 1729 - 2020 Penampang I simetris
tw fy yang mengalami lentur ) )
penampang plastis !!
Syarat pelat badan yang tidak diperkaku :
h Es
 39.38  5.7  164.54 ( Tabel B4. 1b SNi 1729 - 2020 Penampang I simetris
tw fy yang mengalami lentur ) )
( d  tw)
Vn  0.6 fy  280.8 kN ( SNI 1729-2020 G2.1 )
3
10
Syarat :
Vmax < ΦVn
untuk geser ϕ  0.9
Vu  94.87 kN  ϕ Vn  252.72 kN .... OK

36
6.4 Kontrol Lendutan
Syarat Lendutan δ' < δ
dimana δ' adalah lendutan yang terjadi ( akibat beban hidup saja ) sedangkan δ adalah
lendutan ijin.
610
δ   2.54 cm
240

 Akibat beban DEAD + LIVE

Lendutan maksimum yang terjadi 2.117 cm


< 2.54 cm
( masih memenuhi )

6.5 Kontrol Penampang


Sayap
bf Es
 8.33 < 0.38  10.97 ... OK ( Tabel B4. 1b SNi 1729 - 2020
2tf fy Penampang I simetris yang mengalami
lentur ) )
Badan
h Es
 39.38 < 1.49  43.01 .... OK
tw fy

Sehingga penampang kompak ( Mn = Mp )


( Zx  fy)
Mp   125.28 kNm
3
10

 Lateral Buckling
Lb  300 cm ( balok anak di tengah bentang )

Dari Tabel perhitungan panjang Lp dan Lr untuk profil balok didapatkan :

BJ 37 didapatkan nilai Lp  167.154 cm


Lr  496.400 cm

37
Lp < Lb < Lr sehingga balok termasuk bentang menengah sehingga momen nominal balok
mengacu SNI 1729 - 2020 Pasal. F.2.2 adalah

Mmax  94.124 kNm

Ma  46.675 kNm

Mb  94.124 kNm

Mc  46.675 kNm

12.5 Mmax
Cb   1.32  1.5 ( SNI 1729 - 2020 Rumus F1-1 )
2.5 Mmax  3  Ma  4  Mb  3  Mc

Mp  125.28 kNm dan Mp  1 5My


( 2400  700 )
Mr  Sx  81.77 kNm
10000
( Sx 2400)
My   115.44 kgcm
10000

Lr  Lb 
Mn  Cb Mr  ( Mp  Mr)    142.11 kNm
  Lr  Lp 

Karena Mn  Mp maka Mp lebih menentukan

Mn  Mp  125.28 kgcm

ϕMn  0.9 Mp  112.752 kNm  Mu  132.43 kNm ... NOTOK

Dalam kondisi tidak komposit kapasitas momen balok tidak memenuhi sehingga akan di kontrol
menggunakan penampang komposit.

6.6 Tegangan Yang Terjadi ( Komposit )


Profil Balok Melintang WF 300 x 150 x 6.5 x 9
2
Ag  46.78 cm ix  12.4 cm
W  36.7 kg/m iy  3.29 cm
4
d  300 mm Ix  7210 cm
4
tw  6.5 mm Iy  508 cm
3
bf  150 mm Sx  481 cm
3
tf  9 mm Sy  47.7 cm
3
r  13 mm Zx  522 cm
3
h  d  2  ( tf  r)  256 mm Zy  104 cm

Beton fc  25 Mpa
tp  120 mm ( tebal pelat beton )
Ec  4700 fc  23500 Mpa

38
6.6.1 Kontrol Penampang

h Es ( Tabel I1.1b SNI 1729 - 2020 Komponen


 39.38 < 3  86.6
tw fy Struktur Komposit yang memikul lentur ) )

Penampang kompak, sehingga kapasitas momen penampang dianalisa dengan distribusi


tegangan plastis.

6.6.2 Menentukan Lebar Efektif Beton ( be )


( Bab I3 1a SNI 1729 - 2020 Komponen Struktur Komposit yang memikul lentur ) )
Lebar efektif slab beton harus diambil dari jumlah lebar efektif untuk setiap sisi sumbu
balok, masing-masing tidak melebihi:
(a) seperdelapan bentang balok, as ke as tumpuan;
(b) setengah jarak ke sumbu balok yang berdekatan; atau
(c) jarak ke tepislab.
L  6000 mm

s  3000 mm

L
beff1   750 mm
8
s
beff2   1500 mm
2

jadi ambil beff  beff1  750 mm

6.6.3 Menentukan C
Mengacu pada SNi 1729 - 2020 I3. 2d Transfer beban antara Balok Baja dan Slab Beton :
2
Ac  beff  tp  90000 mm

C1  ( Ag 10)  fy  112272 N

C2  0.85 fc Ac  1912500 N


n
C3 = Σ x Qn ( Untuk komposit penuh C3 tidak menentukan )
n =1

jadi diambil C1  112272 N ( sumbu netral berada pada pelat beton )

39
6.6.4 Menentukan Jarak Centroid Gaya - gaya yang Bekerja

C1
a   7.04 mm
0.85 fc beff
0.75 m
C
a
0.12 m
d2  0
d3
T
0.3 m

Gambar 6.1 Diagram Tegangan Balok


a
d1  tp   116.48 mm
2
d2  0

300
d3   150 mm
2

6.6.5 Perhitungan Momen Statis


2 2
As  Ag 10  4678 mm

[ C1 ( d1  d2)  As fy ( d3  d2) ]


Mn   181.49 kNm
6
10
Mu  132.43 kN  0.9 Mn  163.34 kN ..... OK

6.6.6 Perhitungan Shear Connector


Diambil :
d .  13 mm
fc  25 Mpa
fu  420 Mpa
2 2
Asc  0.25 π d .  132.73 mm
Ec  23500 Mpa
0.5
Qn  0.5 Asc ( fc Ec)  50868.69 N

Check : Qn  50868.69 N  Asc fu  55747.56 N ....... OK

Vh  C2  1912500 N

40
 Banyaknya stud
Vh
N   37.6 @ 38 buah,
Qn

Jumlah shear connector ( stud ) yang dibutuhkan sepanjang bentang balok adalah 38 buah
apabila pada balok dipasang stud 2D13 per baris maka jarak pemasangan adalah sbb :

L
 319.18 mm @ 200 mm
N
Pelat beton
2

125 mm

Balok melintang

Gambar 6.2 Jarak Pemasangan Stud

41
BAB VII
ANGKUR BALOK BAJA KE KONSOL BETON

1. DATA TUMPUAN
Reaksi kolom
Pu  107.72 1000  107720 N
Mu  0 Nmm
Vu  0.5 107.72 1000  53860 N

Plat tumpuan (Base Plate)


fy  240 Mpa B  175 mm
fu  370 Mpa L  350 mm
t  11 mm

Kolom Beton
fc  25 Mpa
b  175 mm
l  350 mm

Kolom Baja
Profil balok baja menggunakan WF 350x175x7x11
ht  350 mm tw  7 mm
bt  175 mm tf  11 mm

Angkur Baut
Jenis angkur yang digunakan BJ 41
fub  410 Mpa n  4 buah
fyb  250 Mpa f  150 mm
d  19 mm Lb  400 mm

41
2. EKSENTRISITAS BEBAN

Eksentrisitas beban
Mu L
e  0 mm   58.333 mm
Pu 6

h  ht  tf  339 mm
h
et  f   319.5 mm
2

h
ec  f   19.5 mm
2
digunakan jumlah angkur baut : n  4 buah

3. GAYA TARIK PADA ANGKUR BAUT

Gaya tarik pada angkur baut


ec
Pt  Pu  6574.46 N
et

Gaya yang diterima 1 buah angkur


Pt
Tu1   1643.615 N
n
2 2
Ab  0.785  d  283.385 mm

ϕt  0.9

Tn  0.75 Ab fub  87140.887 N

Tahanan Tarik Angkur Baut

Tn  ϕt Tn  78426.799N  Tu1  1643.615 N Ok..!

42
4. GAYA GESER PADA ANGKUR BAUT

Gaya geser pada angkur baut


Vu
Vu1   13465 N
n

m  1 ( Jumlah Bidang Geser )

r1  0.4 ( Faktor ulir pada bidang geser )

ϕf  0.75

Vn  r1 m Ab fub  46475.14 N

Tahanan Geser Angkur Baut

Vn  ϕf  Vn  34856.355 N  Vu1  13465 N Ok..!

5. GAYA TUMPU PADA ANGKUR BAUT

Gaya tumpu pada angkur baut

Ru1  Vu1  13465 N


d  19 mm
t  11 mm
fu  370 Mpa

Tahanan tumpu nominal


Rn  2.4 d  t fu  185592
Tahanan Tumpu
Rn  ϕf  Rn  139194 N  Ru1  13465 N Ok..!

6. KOMBINASI GESER DAN TARIK

Konstanta Tegangan untuk baut BJ 41


f1  410 Mpa
f2  240 Mpa
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser r2  1.9

Tegangan Geser

Tegangan geser akibat beban terfaktor


Vu
fuv   47.515 Mpa
n  Ab

Kuat geser angkur baut


Vb  ϕf  r1 m fub  123 Mpa  fuv  47.515 Mpa Ok..!

43
Gaya Tarik

Gaya tarik akibat beban terfaktor


Tu1  1643.615 N

Tahanan tarik angkur baut


Tb  ϕf  f1 Ab  87140.887N  Tu1  1643.615 N Ok..!

Angkur Baut

Kuat Tarik Angkur Baut


ft  0.75 fub  307.5 Mpa
Batas tegangan kombinasi
Teg1  f1  r2 fuv  319.722 Mpa

Syarat yang harus dipenuhi :


ft  307.5 Mpa  Teg1  319.722 Mpa Ok..!

7. KONTROL PANJANG ANGKUR BAUT

Lb  400 mm ( Panjang Angkur Tertanam )


fc  25 Mpa ( Mutu Beton )
fyb  250 Mpa ( Tegangan Leleh Baja )
d  19 mm ( Diameter Angkur Baut )

Panjang Angkur Minimum yang Tertanam

fyb
Lmin   fc  312.5 mm  Lb  400 mm Ok..!
 4 fc

44
BAB VIII
ANGKUR BALOK BAJA KE KOLOM EKSISTING

8.1 SAMBUNGAN SENDI BALOK BAJA B1 Ke Kolom Eksisting


Sambungan balok baja B1 WF 350x175x7x11 direncanakan dengan menggunakan angkur
tipe sendi ( Fix Moved )
Direncanakan dengan menggunakan baut Φb  19 mm
BJ 41 fu  4100 kg/cm2
fy  2500 kg/cm2
2
π 1.9 2
Ab   2.835 cm
4
Profil penyambung digunakan pelat sambung tbl. 12 mm
 tp profil Sayap Wf tp1  11 mm
 tp pelat sambung tp2  12 mm ( menentukan )

8.2 Sambungan Balok Anak dengan Endplate


Vu  172.62 kN ( Output ETABS akibat comb ENVELOPE )

Kekuatan Baut
( 0.75 0.5 4100 1  Ab)
Kuat geser ΦRn1   43.593 kN ( menentukan )
100

( 0.75 2.4 1.6 0.9 3700)


Kuat tumpu ΦRn2   95.904 kN
100

Vu
maka jumlah baut n   3.96 buah ----> digunakan 6 buah baut
ΦRn1

8.3 Kontrol Tebal Endplate


Luas bidang geser
L  35 cm
db  1.9 cm
tp  1.2 cm

 
Anv  L  3  db  tp  35.16 cm
2

Kuat Rencana
( 0.6 3700 Anv )
ΦPn  0.75  585.414 kN
100
ΦPn  585.414 kN  Vu  172.62 kN .... OK

45
BAB IX
SAMBUNGAN BALOK B2 KE B1

9.1 SAMBUNGAN BALOK B2 WF 300x150 Ke BALOK B1 WF 350x175


Sambungan balok baja B2 WF 300x150x6,5x9 ke Balok B1 WF 350x175x7x11 direncanakan
dengan menggunakan baut ASTM A325
Direncanakan dengan menggunakan baut Φb  16 mm
BJ 41 fu  4100 kg/cm2
fy  2500 kg/cm2

Direncanakan baut ASTM A325 M16 ( Mengacu pada Tabel J3. 1M SNI 1729 : 2020 )

Tu  91 kN
2
π 1.6 2
Ab   2.011 cm
4
Tu  100
fub   4525.969 kg/cm2
Ab
Profil penyambung digunakan pelat sambung tbl. 10 mm
 tp profil Sayap Wf tp1  11 mm
 tp pelat sambung tp2  10 mm ( menentukan )

9.2 Sambungan Balok Anak dengan Endplate


Vu  94.87 kN ( Output ETABS akibat comb ENVELOPE )

Kekuatan Baut
( 0.75 0.5 4100 1  Ab)
Kuat geser ΦRn1   30.913 kN ( menentukan )
100

( 0.75 2.4 1.6 1  3700)


Kuat tumpu ΦRn2   106.56 kN
100

Vu
maka jumlah baut n   3.069 buah ----> digunakan 6 buah baut
ΦRn1

46
9.3 Kontrol Tebal Endplate
Luas bidang geser
L  30 cm
db  1.6 cm
tp  1 cm

 
Anv  L  3  db  tp  25.2 cm
2

Kuat Rencana
( 0.6 3700 Anv )
ΦPn  0.75  419.58 kN
100
ΦPn  419.58 kN  Vu  94.87 kN .... OK

47

Anda mungkin juga menyukai