Anda di halaman 1dari 11

PEMBEBANAN

2.1 Pembebanan Struktur


Pada pembebanan struktur, dikerjakan beban sesuai dengan SNI
1727:2013 dan PPUG 1983. Beban yang digunakan dalam perancangan
struktur meliputi:
1. Beban mati (D) : berat sendiri struktur, beban mati tambahan
dan
beban dinding.
2. Beban hudup (L) : beban hidup pada lantai dan beban hidup
atap
3. Beban angin (W)

4. Beban gempa (E)

Pembebanan dilakukan dengan menggunakan metode faktor daya


tahan dan beban (LRFD). Load Resistance Factor Design, dimana dalam
metode ini memperhitungkan kekuatan nominal. Kekuatan nominal
berdasarkan SNI 1727:2013 Pasal 2.3.2, struktur, komponen dan fondasi
harus dirancang sedemikian rupa sehingga kekuatan dasarnya sama atau
melebihi efek dari beban terfaktor dalam kombinasi berikut:
1. U = 1.4 D
2. U = 1.2 D + 1.6 L + 0.5 (Lr atau R)
3. U = 1.2 D + 1.6 (Lr atau R) + (1.0 L atau 0.5 W)
4. U = 1.2 D + 1.0 W + 1.0 L + 0.5 (Lr atau R)
5. U = 1.2 D + 1.0 E + 1.0 L
6. U = 0.9 D + 1.0 W
7. U = 0.9 D + 1.0 E

Keterangan:
U = Dead Load (Beban mati)
L = Live Load (Beban hidup)
Lr = Live roof load (Beban hidup atap)
W = Wind load (Beban angin)
E = Earthquake load (Beban gempa)
2.2 Beban Vertikal
2.2.1 Pembebanan Pelat Lantai
1. Beban Mati (D)
a. Berat sendiri pelat lantai
= tebal ekivalen × berat jenis beton
= 0,12 × 2400 = 288 Kg/m2
b. Beban mati tambahan (SDL) (menurut PPIUG 1983 tabel 2.1)
- Penutup lantai dari ubin semen Portland beton tanpa adukan per
cm tebal: 0,01 × 2400 = 24 Kg/m2
- Beban spesi: 0,04 × 2100 = 84 Kg/m2
- Beban Plafond = 18 Kg/m2
- Beban MEP = 40 Kg/m2
+
Total SDL = 166 Kg/m2

2. Beban Hidup (L)


Berdasarkan SNI 1727:2013 tabel 4.3.1 beban hidup merata minimum
untuk kantor adalah:
- Ruang pribadi = 1.92 kN/m2
- Koridor = 4.79 kN/m2
- Ruang publik = 4.79 kN/m2
2.2.2 Pembebanan Tangga
1. Beban Mati (D)

Gambar Pembebanan Tangga

Tebal pelat = tp = 100 mm


P = √ 3002 +2002 = 360.56 mm
1
A = × 300 ×200 = 30000 mm2
2
A 30000
Tebal ekivalen anak tangga = ta = = = 83.21 mm
P 360.56
Tebal ekivalen tangga = te = tp + ta = 100 + 83.21 =
183.21 mm
Tebal bordes = tb = 183.21 mm
a. Berat sendiri pelat tangga
= tebal ekivalen × berat jenis beton
= 0,183 × 2400 = 439,69 Kg/m2
b. Beban mati tambahan (SDL)
- Penutup lantai dari ubin semen Portland beton tanpa adukan
per cm tebal: 0,01 × 2400 = 24 Kg/m2
- Beban spesi: 0,04 × 2100 = 63 Kg/m2
+
2
Total SDL = 87 Kg/m

2. Beban Hidup (L)


Berdasarkan SNI 1727:2013 tabel 4.1 hal 26 beban hidup merata
minimum untuk tangga dan jalan keluar adalah 479 Kg/m2

2.2.3 Pembeban Balok


1. Beban Dinding
- Berat dinding pasangan 1/2 bata = 250 Kg/m2
- Tinggi dinding: lantai 1 dan 2 =4m
lantai 3 =6m
- Beban dinding: lantai 1 dan 2 = 4 × 250 = 1000 Kg/m
lantai 3 = 6 × 250 = 1500 Kg/m

2.2.4 Pembebanan Atap


1. Beban Mati (D)
- Berat penutup atap genteng dengan reng dan usuk
= 40 Kg/m2
- Beban Plafond = 18 Kg/m2
- Beban MEP = 40 Kg/m2
+
Total SDL = 98 Kg/m2

2. Beban Hidup Atap (Lr)


Beban hidup atap yang tidaka dapat dicapai orang dapat diambil 100
Kg/m2 (beban pekerja) atau diambil 20 Kg/m 2 (beban air hujan), dalam
tugas perancangan baja ini yang digunakan adalah beban air hujan.

Beban mati dan beban hidup dimodel sebagai beban merata diatas atap.

2.3 Beban Lateral


2.3.1 Beban Angin
Besarnya beban angin dihitung dengan mengikuti aturan SNI
1721:2013. Adapun asumsi yang digunakan adalah bahwa beban angin
hanya bekerja pada sisi angin datang dan sisi angin pergi pada atap saja.
1. Data Dimensi Struktur
Gambar Data Dimensi Struktur
Tipe Atap: Pelana
B = 4,9 × 9 = 44,1 m
L = 10+8 = 18 m
Z=4+4+6 = 14 m
h = tinggi efektif = 16,8 m

2. Parameter Beban Angin


a. Kecepatan angin dasar, V (Pasal 26.5.1)
V = 36 km/jam = 10 m/sec

b. Koefisien faktor arah angina, kd (Tabel 26.6-1)


Tipe struktur: sistem penahan beban angin utama (SPBAU), kd =
0,85

c. Kategori Eksposur (Pasal 26.7)


Kondisi: daerah perkotaan
Kategori: eksposur B

d. Faktor topografi, Kzt (Tabel 26.8-1)


Asumsi: Kzt = 1

e. Faktor efek tiupan angin, G (Pasal 29.6)


Kondisi: bangunan kaku
G = 0,85

f. Koefisien tekanan internal, GCpi (Tabel 26.11-1)


Kondisi: bangunan gedung tertutup
GCpi = +0,18 dan -0,18

g. Koefisien eksposur tekanan velositas, kh (Tabel 27.3-1)


Metode interpolasi linear:
h = 16,80 m
16 ,80−15 , 2
Kh =( ) x (0,85 – 0,81) + 0,81
18 , 2−12,2
= 0,832

h. Tekanan velositas, qh (Pasal 27.3.2)


Qh = 0,613 × kh × Kzt × kd × V2
= 0,613 x 0,832x 1 x 0,85x102
= 43,39 N/m2

i. Koefisien tekanan eksternal, cp (Gambar 27.4-1)


Parameter: 0 = 43o
L/B = 0,41
h/L = 0,93
Sisi angin pergi atap = Cp = -0,6
Sisi angin datang atap = Cp = 0,2

3. Tekanan Angin Desain Atap, P (Pasal 27.4)


Diketahui q = qi = qh = 43,39 N/m2
a. Sisi angin dating
Diketahui: GCpi = 0,18
Cp = 0,26
Gf = G = 0,85
p = q × Gf × Cp – qi (GJpi)
= 43,39 × 0,85 × 0,2 – 43,39 × 0,18
= - 0,4339 N/m2

b. Sisi angin pergi


Diketahui: GCpi = - 0,18
Cp = - 0,26
Gf =G = 0,85
p = q × Gf × Cp – qi (GJpi)
= 43,39 × 0,85 × (- 0,6) – 43,39 × (- 0,18)
= - 14,3202 N/m2

Gambar Distribusi Beban Angin Pada Atap

2.3.2 Beban Gempa


Asumsi bahwa bangunan berada di wilayah Denpasar, Bali.
Berdasarkan SNI 1726-2019, Denpasar dikategorikan sebagai wilayah
gempa 5, kondisi tanah sedang (SD).
Hotel Pelaga Petang

Pelaga, Kec. Petang

Kabupaten Badung, Bali

Gambar. Peta Wilayah Gempa

Sumber: http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/

Gambar 2. 2 Grafik Gempa Spektrum

Sumber: http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/

1. Menghitung Koefisien situs Fa dan Fv


a. Lokasi di Pelaga, Petang
Ss = 0,973g
S1 = 0,342 g
b. Tanah Sedang
Berdasarkan tabel 6 dan tabel 7 SNI 1726:2019 dengan mengetahui
nilai Ss dan S1 pada tanah sedang maka dapat diperoleh nilai Fa dan
Fv melalui interpolasi.

aaa

Tabel 2. 1 Koefisien Situs, Fa

Sumber: SNI 1726:2019

- Interpolasi Linier

Fa = 1,2 + ( 0,91−0,75
73−0,75
)(1,1 – 1,2) = 1,2 – 0,094 = 1,108
Tabel 2. 2 Koefisien Situs, Fv

Sumber: SNI 1726:2019

- Interpolasi Linier

Fv = 2 + ( 0 ,0,4−0,3
3 42−0,3
)(1,9 – 2) = 1,958
Berdasarkan tabel di atas diperoleh:
Fa = 1.108
Fv = 1.958

2. Spektrum Respon Percepatan


2
SDS = × ( Ss × Fa )
3
2
= × ( 0 ,9 73 ×1.10 8 )
3
= 0.720 g
2
SD1 = ׿ )
3
2
= ׿ )
3
= 0.446 g

3. Menentukan Kategori Desain Seismik


Berdasarkan Tabel 1 7 SNI 1726:2019 diperoleh : Gedung dengan fungsi
sebagai kantor dikategorikan sebagai Kategori Risiko II

SDS = 0,720 g Kategori Resiko II (Tabel 1)


Kategori Desain Seismik D (Tabel 2.3)
SD1 = 0,446 g Kategori Resiko II (Tabel 1)
Kategori Desain Seismik D (Tabel 2.4)

Tabel 2. 3 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons


Percepatan Pada Periode Pendek
Sumber: SNI 1726:2019

Tabel 2. 4 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons


Percepatan Pada Periode1 Detik

Sumber: SNI 1726:2019

4. Menentukan R, Cd, dan Ω0


Berdasarkan tabel 12 SNI 1726:2019 diperoleh nilai R, Cd, dan Ω0 dengan
mengetahui bahwa struktur rangka beton bertulang pemikul momen
khusus yaitu: R = 8
Cd = 5,5
Ω0 = 3

Sumber: SNI 1726:2019

Anda mungkin juga menyukai