Anda di halaman 1dari 35

MEGA D111 09 073

MONALISA D111 12 114


RAJINA D111 12 113
SISKA HERDAYATI SUNDARI D111 12 105
GEOSINTETIK
Geosintetik secara umum didefinisikan sebagai bahan
polimer yang diaplikasikan di tanah.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, geosintetik
diklasifikasikan atas :
Geotekstil
Geogrid
Geonet
Geosintetik clay liner
Geokomposit
Geopipe
KLASIFIKASI GEOSINTETIK
Contoh Geotekstil Bersifat Lulus Air
Contoh Geotekstil Bersifat Kedap Air
Contoh geokomposit
GEOGRID
Geogrid adalah salah satu jenis material
Geosintetik yang berbentuk jaring, yang mempunyai
bukaan berukuran tertentu sehingga saling mengunci
( interlock ) dengan bahan pengisi di sekelilingnya,
dan kekakuan badan yang lebih baik dibanding
Geotextile.
MATERIAL DASAR GEOGRID BERUPA :

Polipropilena ( PP )
Polietilena ( PE )

Poliester ( PET )

Atau material polimer yang lain


Jenis Geogrid berdasarkan bentuk bukaannya (Aperture)

1.Geogrid 2. Geogrid 3. Geogrid Triax


Uniaxial Biaxial Adalah Geogrid
Adalah Geogrid Adalah Geogrid yang mempunyai
yang mempunyai yang mempunyai bukaan berbentuk
bentuk bukaan bukaan berbentuk segitiga
tunggal dalam satu persegi
segmen (ruas).
Fungsi Geogrid
1. Geogrid Uni Axial

Uni-axial geogrid adalah lembaran masif dengan


celah yang memanjang dengan bahan dasar
HDPE ( high Density Polyethelene ).
Material ini memiliki kuat tarik 40 kN/m-190
kN/m.
Berfungsi sebagai material perkuatan pada
sistem konstruksi dinding penahan tanah
(Retaining Wall) dan perkuatan lereng (Slope
reinforcement)
2. Geogrid Bi-axial

Bi-axial Geogrids terbuat dari bahan dasar polypropylene


(PP) . Kuat tarik bervariasi antara 20 kN/m 40 kN/m.

Berfungsi sebagai stabilisasi tanah dasar. Seperti pada


tanah dasar lunak (soft clay maupun tanah gambut)
dengan CBR < 1% . Metode kerjanya adalah interlocking,
artinya mengunci agregat yang ada di atas Geogrid
sehingga lapisan agregat tersebut lebih kaku, dan mudah
dilakukan pemadatan.
Keunggulan Geogrid Bi-axial, antara lain :
1.Tahan terhadap sinar ultra violet
2.Tahan terhadap reaksi kimia tanah vulkanik
3.Kuat tarik tinggi pada regangan yang kecil
4.Tahan hingga 120 tahun
3. Geogrid Triax
Fungsinya sama dengan Biaxial sebagai material
stabilisasi tanah dasar lunak, hanya saja performance
nya lebih baik. Hal ini disebabkan bentuk bukaan
segitiga lebih kaku sehingga penyebaran beban menjadi
lebih merata.
Mekanisme Kerja Geogrid
Mekanisme Kerja Geogrid
Mekanisme Kerja Geogrid
Pemadatan menyebabkan agregat
masuk ke dalam bukaan geogrid
Agregat terkekang (interlock)
Mencegah pergerakan lateral
agregat
Kekakuan dan sudut geser dalam
agregat meningkat
Gaya tarik geogrid
mengakomodasi beban kerja
Manfaat Penggunaan Geogrid pada
Kontruksi Jalan

Meningkatkan daya
dukung tanah dasar
Mengurangi tebal
material subbase
Meningkatkan umur
rencana jalan
Mencegah differential
settlement
Pelaksanaan konstruksi
cepat
Mengurangi tebal perkerasan
Kelebihan Pemakaian Geogrid
Kekuatan tarik yang tinggi,
Pelaksanaan yang cepat,
Memungkinkan penggunaan material setempat,
Pemasangan yang mudah dan dapat membangun lebih tinggi dan
tegak
Tambahan PVC sebagai pelindung terhadap ultraviolet
Pemasangan dan harga geogrid murah dibandingkan beton.
Merupakan struktur yang fleksibel sehingga tahan terhadap gaya
gempa
Tidak mempunyai resiko yang besar jika terjadi deformasi struktur
Tipe elemen penutup lapisan luar dinding penahan dapat dibuat dalam
bentuk yang bermacam-macam
Biasanya perbaikan tanah dengan perkuatan dilakukan secara
horisontal artinya digelar karena lebih mudah pelaksanaannya
ketimbang arah tegak vertikal
Kekurangan Pemakaian Geogrid

Geogrid tanpa PVC akan mengalami penurunan


tingkat kemampuan penahan gaya tarik. Karena bahan
Geogrid sangat peka terhadap naik turunnya
temperatur udara, dimana pemuaian akan sangat
mudah terjadi terhadap bahan geogrid pada saat
mendapatkan temperature tinggi. Pemuaian akan
membuat Geogrid getas, dan akhirnya akan
mengurangi kuat tarik.
Contoh perencanaan lereng tanah yang
diperkuat dengan geogrid

Suatu timbunan akan dibangun untuk meninggikan jalan


eksisting di ujung kaki lereng dengan kemiringan 1.6H:1V.
Tinggi maksimum timbunan baru adalah 19 m dan
kemiringan lereng timbunan yang diinginkan adalah
0,84H:1V. Suatu geogrid dengan kuat tarik ultimit 100
kN/m (ASTM D-4595 metode pita lebar) akan digunakan
untuk memperkuat timbunan baru tersebut. Beban
merata sebesar 12.5 kN/m2 digunakan sebagai beban lalu
lintas. Tanah pondasi mempunyai sudut geser efektif 340
dan kohesi efektif 12.5 kPa. Tanah timbunan yang
diperkuat mempunyai sudut geser minimum 340.
Langkah 1: Geometri dan Persyaratan Pembebanan
A. Persyaratan perencanaan geometri dan pembebanan:
1. Tinggi lereng, H = 19 m
2. Sudut lereng yang diperkuat, = tan-1 (1,0/0,84) = 50
3. Sudut lereng eksisting, = tan-1(1,6/1,0) = 31,4
4. Beban luar, q = 12,5 kN/m2
B. Persyaratan kinerja:
1. Stabilitas eksternal dan penurunan
geser horizontal: FS 1,5
keruntuhan eksternal, keruntuhan daya dukung dalam: FK
1,5
pembebanan dinamik: tidak disyaratkan
besaran dan kecepatan penurunan pasca konstruksi: perlu
perhitungan.
2. Stabilitas internal: FK 1,5
Langkah 2: Sifat-sifat teknis tanah di lapangan
tanah pondasi dan tanah timbunan eksisting mempunyai
parameter, sebagai berikut:
= 34, c = 12,5 kPa.
Kedalaman muka air tanah, dw = 1,5 m di bawah dasar
timbunan.
Langkah 3: Sifat-sifat teknis tanah timbunan
Timbunan yang digunakan untuk daerah yang diperkuat
mempunyai parameter sebagai berikut:
= 18,8 kN/m3, = 34, c = 0.
Langkah 4: Sifat-sifat teknis tanah timbunan
Kuat tarik ijin rencana geosintetik (Ta) dihitung dengan
persamaan:

Untuk geogrid yang akan digunakan dalam proyek ini, faktor


faktor reduksi yang digunakan adalah:
FK = 1 (catatan, FK =1,5 pada perkuatan diperhitungkan dalam
analisis stabilitas)
RFCR = faktor reduksi rangkak = 3,0
RFID = faktor reduksi kerusakan saat instalasi = 1,2
RFD = faktor reduksi durabilitas = 1,25
Oleh karena itu:
Langkah 5: Cek stabilitas lereng tanpa perkuatan
A.Kuat tarik perkuatan total TS yang diperlukan untuk
mendapat FKR = 1,5 kemudian dievaluasi untuk tiap
bidang keruntuhan. Bidang keruntuhan kritis adalah
bidang keruntuhan yang membutuhkan kuat tarik
maksimum TS-MAX. Berdasarkan evaluasi terhadap semua
bidang-bidang keruntuhan, TS-MAX = 1000 kN/m yang
diperoleh dengan perhitungan berikut:
B. Cek dengan menggunakan kurva Schmertmann
(Gambar D2):
34
= 50 = 1 = 1 = 24,2 = 0,2
1,5
12,5
= + = 19 + = 19,7
18,8

= 0,5. . ( )2 = 0,5 0,21 18,8 19,72 = 766 /

Nilai yang diperoleh dengan cata kedua tersebut relatif sama sebesar 25%.
Karena kurva tersebut tidak mempertimbangkan pengaruh air, maka
gunakan TSMAX = 1000 kN/m.
C. Tentukan distribusi perkuatan:
Bagi tinggi total timbunan menjadi tiga zona perkuatan
dengan tinggi yang sama dengan persamaan:
Tbawah = 1/2 TS-MAX = 1/2. 1000 kN/m = 500 kN/m
Ttengah = TS-MAX = . 1000 kN/m = 330 kN/m
Tatas = 1/6 TS-MAX = 1/6. 1000 kN/m = 170 kN/m
D. Tentukan spasi vertikal perkuatan (SV):
T 1000
Jumlah lapis minimum N T 22 45,5
S- max

Distribusi pada 1/3 lereng bawah : N 500 22,7 gunakan 23


b
22
lapis
Distribusi pada 1/3 lereng tengah : N 330 15 lapis
b
22
170
Distribusi pada 1/3 lereng atas : N 22 7,7 8 lapis
b

Total jumlah lapisan 46 > 45,5 OK !


Spasi vertikal
Tinggi lereng total = 19 m
Tinggi tiap zona = 19/3 = 6,3 m
Spasi yang dibutuhkan
Spasi pada 1/3 lereng bawah : S 6,3 y
23
0,27m gunakan spasi

0,25
Spasi pada 1/3 lereng tengah : S 6,3 15
y 0,42 0,4m

spasi pada 1/3 lereng atas : S 6,3 0,79 0,8m


y
8
E. Perkuatan yang diperlukan pada lereng tengah dan
lereng atas kemudian dihitung ulang dengan
menggunakan program stabilitas lereng untuk mengecek
bahwa perkuatan yang disediakan dapat memenuhi
syarat.

2/3 lereng bagian atas: TS-MAX=460 kN/m<N.Ta=(18 + 5)


lapis x 22 kN/m=506 kN/m
lereng bagian atas: TS-MAX=150 kN/m < N.Ta = 8 lapis x
22 kN/m = 176 kN/m

Anda mungkin juga menyukai