Anda di halaman 1dari 16

Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

2.6. Metoda Kapasitas Spektra CSM (Capacity Sectrum


Method)
Metoda Kapasitas Spektra adalah suatu teknik grafik untuk menentukan respons struktur
dengan mencari titik temu/perpotongan (intersection) diagram (kurva kapasitas) dari
analisis pushover statik non-linear dan kurva spektra respons percepatan-displasemen
(A-D). Dalam metoda CSM, kurva kapasitas struktur (gaya vs displasemen) dan kurva
spektra respons, masing-masing harus dikonversi menjadi spektra akselerasi (SA) dan
spektra displasemen (SD). Untuk kurva kapasitas (pushover), konversi dihitung berdasar
koefisien massa modal efektif (effective modal mass, ) dan faktor partisipasi modal
(modal participation factor, ). Karena metoda CSM sebenarnya merupakan suatu
kombinasi beberapa teknik atau prosedur analisis tahan gempa (macro procedures)
maka akan terlalu luas untuk membahas secara rinci keseluruhannya, dan dengan
demikian uraian di bawah ini hanya diberikan dalam garis besar metoda dengan
sejumlah persamaan yang diperlukan.

CAPACITY SPECTRUM METHOD PROCEDURES


Diagram Alir Metoda Kapasitas Spektra
(CSM, S.A. Freeman, ATC-40 1996)

Mendimensi elemen-elemen struktural


dan perhitungan luas tulangan
longitudinal dan transversal balok dan
kolom (As, As’, Av dan MKAP),
menggunakan konsep Strong-Column
Weak-Beam

Menentukan karakteristik dinamik


struktur (PFm, m, am, Fm, Vm)
faktor-faktor reduksi spektra {SRA,
SRV,  dan faktor redaman
efektif (eff)}

Menentukan Kapasitas Displasemen


Struktur terhadap pembebanan
lateral (Non-Linear Static Pushover
Analysis)

Konversi Kurva Kapasitas Pushover


dan Spektra Respons AT

Menentukan Titik Kinerja Struktural


(performance point, PP)

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


50
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

2.6.1. Mendimensi Elemen-elemen Struktur dan Perhitungan Luas


Tulangan
Dimensi elemen-elemen struktur telah ditentukan dalam pasal (3.4.2.) dan (3.4.3.)
dan diberikan kembali pada Tabel (2.7). Ukuran elemen-elemen struktural ini
distandardisasi untuk 3 metoda dan 2 kasus analisis {kecuali PM (J.P. Browning),
dimana kolom-kolom bentang tengah/midspan diperbesar}

Tabel 2.7. Dimensi rencana balok dan kolom


Dimensi Kolom, Dimensi Kolom, Dimensi Balok,
STOREY

hi b x d, mm b x d, mm b x d, mm
Midspan Frame Endspan Frame Midspan Endspan
(m) Eksterior Interior Eksterior Interior Eks/Int Eks/Int
1 4.0 700 700 700 700 500x900 500x900
2 7.6 700 700 700 700 500x900 500x900
3 11.2 600 600 600 600 500x800 500x800
4 14.8 600 600 600 600 500x800 500x800
5 18.4 600 600 600 600 500x800 500x800
6 22.0 500 500 500 500 500x700 500x700
7 25.6 500 500 500 500 500x700 500x700
8 29.2 500 500 500 500 500x700 500x700

S.A. Freeman tidak memberikan rekomendasi harga gaya geser dasar (Vbdesain)
untuk desain tulangan elemen-elemen balok dan kolom, jadi gaya geser dasar bisa
ditentukan berdasar estimasi kuat minimum yang diperlukan atau berdasarkan gaya
geser dasar (Vb) hasil analisis modal struktur (menggunakan modus getar 1, 2 dan
3). Pada prinsipnya desain harus mengikuti filosofi desain kapasitas (strong-column
weak-beam).

2.6.2. Menentukan Karakteristik Dinamik Struktur dan Faktor-faktor


Reduksi Spektra
Implementasi prosedur CSM memerlukan transformasi kurva kapasitas, dari hubungan
gaya geser – displasemen menjadi spektra kapasitas {Gbr. (2.19)}, yang merupakan
representasi kurva kapasitas dalam format ADRS (accelleration displacement response
spectrum). Beberapa persamaan transformasi yang diperlukan dan persamaan gaya
geser modal diberikan di bawah ini.

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


51
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

1. Faktor Partisipasi Modal ()


Faktor partisipasi modal (MPF) yang dihitung untuk setiap modus getar menggunakan
pers. (2.145):

 N w i im 
 g 
P F m   i N 1  (2.145)
 w i im2 
 g 
 i 1 
dimana:
PFm = faktor partisipasi modal untuk modus ke-m
wiim/g = massa lantai ke-i
im = amplitudo modus ke-m pada lantai ke-i
N = lantai N, lantai teratas struktur

Sedangkan faktor partisipasi modal untuk suatu lantai tertentu (modal story participation
factor):

PFim  PFm im (2.146)

2. Koefisien Massa Efektif (m)


Koefisien massa efektif yang dihitung untuk setiap modus getar menggunakan pers.
(2.147):
2
 N w i im 
 g 
m  N i  1 
(2.147)
 wi  N
w i im2
 g   g
 i 1  i 1

3. Percepatan Lantai Modal (aim)


Percepatan lantai modal yang dihitung untuk setiap modus getar menggunakan pers.
(2.148):

a i m  P F m  im S A m (2.148)
dimana:
aim = percepatan lantai pada level ke-i untuk modus ke-m
im = amplitudo pada level ke-i untuk modus ke-m
SAm = percepatan spektra untuk modus ke-m

4. Gaya Lateral Lantai Modal (Fim)

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


52
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

Gaya lateral (massa x percepatan) yang dihitung untuk setiap modus getar
menggunakan pers. (2.149):

F i m  P F m  im S A m m i (2.149)

dimana:
Fim = gaya lateral lantai pada level ke-i untuk modus ke-m
mi = massa lantai pada level ke-i
SAm = percepatan spektra untuk modus ke-m

5. Gaya Geser Modal (Vm)


Gaya geser lateral total untuk setiap modus getar dihitung menggunakan pers. (2.150).
Jumlah gaya lantai lateral Fim akan setara dengan Vm:

Vm   m S Am M (2.150)

dimana:
Vm = gaya lateral total untuk untuk modus ke-m
m = koefisien massa efektif untuk modus ke-m
M = massa total struktur

Aplikasi teknik kapasitas spektra membutuhkan spektra respons dan kurva kapasitas
diplot dalam format ADRS (Akselerasi – Displasemen). Garis besar transformasi untuk
kurva kapasitas (pushover) telah diberikan dalam pasal (2.62), selanjutnya di bawah ini
diuraikan beberapa parameter untuk menentukan faktor-faktor reduksi spektra kapasitas

Ti 2
S di  S ai g (2.151)
4 2

1. Faktor Modifikasi Redaman ()


Faktor modifikasi redaman () adalah suatu ukuran tentang perilaku hysteresis bangunan
dan harga parameter ini ditentukan oleh penilaian kualitas sistem struktur dibawah
pembebanan gempa dalam suatu interval waktu tertentu {Tabel (2.8) - (2.10)}. Dalam
thesis ini, struktur-struktur yang dianalisis menggunakan sistem penahan lateral dari
susunan balok kolom (portal) tahan momen (moment resistant frame), sehingga faktor
modifikasi redaman:
= 0.67, eff ≤ 25% (2.152)
0.4461(a y d pi  d y a pi )
= 0.845 - eff > 25% (2.153)
a pi d pi

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


53
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

Tabel 2.8. Faktor Modifikasi Redaman (dari ATC-40, pasal 8.2.2.1.1., p. 8-17)
Tipe Perilaku Struktural 1 o (%) Faktor Modifikasi Redaman, 
Tipe A ≤ 16.25 1.0
0.51(a y d pi  d y a pi )
> 16.25 1.13 
a pi d pi
Tipe B ≤ 25 0.67
0.4461(a y d pi  d y a pi )
> 25 0.845 -
a pi d pi
Tipe C Any value 0.33
1
Lihat Tabel (2.10) untuk tipe perilaku struktural

2. Redaman Efektif (eff)


Redaman efektif (eff) adalah redaman hysteresis yang dimodifikasi dengan faktor
modifikasi redaman (). Sedangkan redaman hysteresis adalah redaman suatu struktur
dalam jangkauan inelastik. Metoda yang umum digunakan untuk mendefinisikan
redaman viskos ekivalen adalah menyetarakan disipasi energi dalam suatu siklus
getaran dari suatu sistem inelastik dengan sistem linear ekivalen {Gbr. (2.17)}.

(a)
(b)

Gambar 2.17. Sistem Inelastik: (a) Hubungan bilinear gaya – deformasi, (b) Redaman viskos
ekivalen sehubungan disipasi energi hysteresis

Berdasarkan konsep ini, redaman hysteresis ideal dihitung sebagai:

1 ED
0  2.154
4 E S 0
dimana:
ED = disipasi energi oleh redaman
ESo = energi regangan maksimum

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


54
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

Dari perhitungan kesetaraan luas ED dan ESo, redaman viskos ekivalen (redaman
hysteresis) diberikan sebagai:
63.7 (a y d pi  d y a pi )
0  (2.155)
a pi d pi
Dengan memperhitungkan redaman viskos yang terkandung (inherent) pada struktur
beton bertulang sebesar 5% maka redaman viskos ekivalen total:

63.7 (a y d pi  d y a pi )
 eq   0  5  5 (2.156)
a pi d pi
Dan, berdasar kualitas sistem penahan lateral yang ada pada struktur (Tipe A, Tipe B
dan Tipe C), faktor modifikasi redaman perlu diberikan untuk memperhitungkan perilaku
hysteresis yang kurang sempurna (imperfect hysteresis loops) sehingga {pers. (2.156)}
dinyatakan sebagai redaman efektif struktur (eff) :
63.7 (a y d pi  d y a pi )
 eff   0  5  5 (2.157)
a pi d pi

3. Faktor Reduksi Percepatan (SRA) dan Faktor Reduksi Kecepatan (SRV)


Dalam metoda kapasitas spektra, faktor-faktor reduksi untuk sistem elastik ekuivalen
diberikan sebagai :

3 .2 1  0 .6 8 ln   eff 
SR A  (2.158)
2 .1 2

2.31  0.41 ln   eff 


SRV  (2.159)
1.65

Untuk tiga tipe struktur, nilai minimum SRA dan SRV diberikan pada tabel (2.9).

Tabel 2.9. Nilai minimum SRA dan SRV (dari ATC-40, 8.2.2.1.1., p. 8-17)
Tipe Perilaku SRA SRV
Struktural 1
Tipe A 2 0.33 0.50
Tipe B 3 0.44 0.56
Tipe C 4 0.56 0.67
1 Lihat Tipe Perilaku Struktural pada Tabel (2.8)
2 Bangunan yang elemen-elemen primernya dibuat dari sistem penahan lateral baru dan hanya
sedikit kekuatan atau kekakuan yang diperoleh elemen-elemen yang berbeda (non-struktural)
3 Bangunan yang elemen-elemen primernya merupakan kombinasi dari elemen yang telah se-
belumnya dan elemen-elemen baru, atau lebih baik daripada rata-rata elemen yang telah ada.
4 Bangunan yang elemen-elemen primernya tersusun dari sistem penahan lateral yang tidak sesuai
dengan perilaku hysteresis yang kurang atau tidak dapat diandalkan.

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


55
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

Tabel 2.10. Tipe Perilaku Struktural (dari ATC-40, pasal 8.2.2.1.1., p. 8-19)
Lamanya Getaran Bangunan Bangunan Bangunan
(sehubungan jaraknya dari sumber gempa) baru 1 mutu sedang mutu rendah
yang sudah yang sudah

ada 2 ada 3
Short-Duration Ground Shaking
{Lokasi dekat sumber-sumber gempa (episenter).
Dalam kasus ini, getaran sangat kuat berdurasi
pendek bisa diharapkan terjadi karena dekatnya jarak
ke runtuhan fault gempa bumi. Tanah dasar bisa
bergetar selama beberapa waktu (tergantung magni-
tude gempa), akan tetapi kemungkinan hanya akan
Tipe A Tipe B Tipe C
terjadi denyut sangat kuat untuk beberapa siklus
pada level respons yang diberikan oleh spektra lokasi
(spektra diperlukan besar berdasar durasi yang relatif
pendek). Lokasi dengan faktor kedekatan jarak
sumber N ≥ 1.2, boleh diasumsikan memiliki durasi
getaran tanah pendek}
Long-Duration Ground Shaking
{Lokasi jauh dari sumber-sumber gempa (episenter).
Dalam kasus ini, getaran berdurasi jauh lebih lama
bisa pada level respons yang diberikan oleh spektra
lokasi (spektra yang diperlukan bernilai kecil/sedang
besar berdasar durasi yang relatif panjang). Meskipun
getaran tanah tidak sekuat skenario pertama (Short-
Duration), suatu durasi getaran yang lebih panjang
meningkatkan potensi terjadinya degradasi sistem Tipe B Tipe C Tipe C
struktur. Lokasi dalam zona 3 bisa diasumsikan
memiliki getaran tanah berdurasi panjang kecuali
rekomendasi geoteknik menyatakan sebaliknya.
Lokasi dengan faktor kedekatan sumber gempa N <
1.2 dalam zona 4, akan bergantung pada magnitude
gempa dan profil tanah lokasi. Untuk maksud praktis
bisa diasumsikan sebagai memiliki durasi getaran
panjang}.

4. Percepatan Puncak Spektra Kapasitas (SA) dan Perioda Sudut (TS)


Percepatan puncak spektra kapasitas yang berhubungan dengan trial perfomance point
ap1, dp1, diberikan sebagai:

S A  2.5 S R A C A (2.160)

Perioda sudut spektra kapasitas diberikan sebagai:

S RV C V
TS  (2.161)
2.5 S R A C A

2.6.3. Menentukan Kapasitas Displasemen Struktur terhadap


pembebanan lateral (Non-Linear Static Pushover Analysis)
Setelah konfigurasi beban statik lateral (yang bekerja pada join-join) diaplikasikan pada
struktur dengan intensitas beban ditingkatkan berangsur-angsur (push-over) maka

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


56
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

dihasilkan kurva kapasitas struktur sebagaimana diberikan secara skematik pada (Gbr.
4.18). Pada kurva pushover perlu ditentukan sebanyak 4 titik (Point A – Point D) yang
merepresentasikan hubungan displasemen lantai atap (roof) dan gaya geser lateral (V).

Gambar 2.18. Kurva Kapasitas dengan 4 Titik Kinerja

2.6.4. Konversi Kurva Kapasitas Pushover dan Spektra Respons


AT

(a). Kurva analisis kapasitas Struktur (pushover curve) yang


menyatakan hubungan gaya geser - displasemen

(b) Transformasi kurva kapasitas


menjadi diagram kapasitas

Gambar 2.19. Metoda Kapasitas Spektra: Transformasi Kurva Kapasitas. Untuk pembuatan
diagram (kurva) kapasitas dari kurva pushover, maka harus dilakukan konversi
titik-titik kapasitas struktur menjadi koordinat-koordinat spektra. Setiap titik kapa-
sitas struktur Vi, roof diubah menjadi Sai, Sdi {pers. (2.146) – (2.147)}

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


57
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

Gambar 2.20. Metoda Kapasitas Spektra: Konversi Spektra Respons. Setiap titik pada kurva
spektra respons merepresentasikan nilai-nilai unik spektra percepatan, Sai,
kecepatan, Svi, dan displasemen, Sdi. Untuk pengubahan spektra dari bentuk
tradisional (standar) SA vs T menjadi bentuk ADRS maka setiap poin pada
kurva SA vs T perlu diubah menjadi SD menggunakan persamaan (2.151)

2.6.5. Menentukan Titik Kinerja Struktural (performance point, PP)


Titik kinerja ditentukan dengan memplot diagram kapasitas dan sejumlah spektra
kapasitas (dalam format ADRS). Perpotongan (intersection) diagram kapasitas dan
spektra kapasitas dari suatu harga redaman tertentu merepresentasikan kuat perlu
struktural dalam respons pembebanan lateral akibat gempa.

Gambar 2.21. Titik kinerja dari metoda kapasitas spektra (CSM) dengan spektra kapasitas
inelastik C (pada nilai redaman tertentu) memotong diagram kapasitas pada
P (titik kinerja).

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


58
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

 N w i im 
 g 
P Fm   i N 1 
 w i im2  (2.145)
 g 
 i 1 
dimana:
PFm = faktor partisipasi modal untuk modus ke-m
wiim/g = massa lantai ke-i
im = amplitudo modus ke-m pada lantai ke-i
N = lantai N, lantai teratas struktur

SR AD  SR A (2.147)

SR VD    SR V (2.148)
SR DD    SR D (2.149)

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


59
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

Gambar 2.18. Diagram Desain Inelastik atau Elastik Ekuivalen

dinyatakan sebagai model bi-linear Gaya – Displasemen (gaya geser dasar vs per-
pindahan lantai atap) dan ditransformasi menjadi diagram Akselerasi – Displasemen
(A-D). Sebagaimana diberikan pada Gbr. (2.19), rasio kekakuan pasca-luluh (r), titik
luluh (Aye) dan rasio duktilitas perpindahan pada kinerja maksimum P adalah (p).

Langkah pertama formulasi dapat dikerjakan melalui salah satu dari dua prosedur
sebagaimana ditunjukkan pada (Gbr. 2.17). Dalam prosedur pertama, spektra
desain elastik (Akselerasi - Perioda, A-T) diubah menjadi spektra desain inelastik
atau spektra elastik ekuivalen melalui perkalian faktor-faktor reduksi spektra (SRA =
faktor reduksi percepatan konstan, SRV = faktor reduksi kecepatan konstan dan SRD
= faktor reduksi displasemen konstan) dan kemudian mengubahnya menjadi
Diagram Akselerasi – Displasemen (A-D). Dalam prosedur kedua, langkah pertama
adalah mengubah spektra desain elastik (Akselerasi – Perioda, A-T) menjadi
diagram desain elastik (Akselerasi – Displasemen, A-D) dan kemudian dikalikan
dengan faktor-faktor reduksi diagram yang relevan (SRAD = faktor reduksi percepatan

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


60
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

konstan, SRVD = faktor reduksi percepatan konstan dan SRDD = faktor reduksi
displasemen konstan ).

Gambar 2.17. Spektra dan Faktor-faktor Reduksi Diagram

Dalam transformasi spektra desain elastik menjadi diagram desain inelastik (A-D),
faktor-faktor reduksi diagram diberikan sebagai20 :

SR AD  SR A (2.147)
SR VD    SR V (2.148)
SR DD    SR D (2.149)

20
Qiang Xue. “A Direct Displacement Based Seismic Design Procedure of Inelastic Structures.”

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


61
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

Gambar 2.18. Diagram Desain Inelastik atau Elastik Ekuivalen

2.6.3. Formulasi Faktor-faktor Reduksi Spektra (SRA, SRV, SRD)


Dalam metoda kapasitas spektra, kurva kapasitas dari suatu sistem (struktur)
inelastik umumnya diperoleh dari suatu analisis pushover statik non-linear dan

dinyatakan sebagai model bi-linear Gaya – Displasemen (gaya geser dasar vs per-
pindahan lantai atap) dan ditransformasi menjadi diagram Akselerasi – Displasemen
(A-D). Sebagaimana diberikan pada Gbr. (2.19), rasio kekakuan pasca-luluh (r), titik
luluh (Aye) dan rasio duktilitas perpindahan pada kinerja maksimum P adalah (p).

2.6.4. Menentukan Displasemen Lateral Maksimum dan Rasio Duktilitas


Struktur

Perpindahan pada titik kinerja maksimum diberikan sebagai:

D P   P  D ye (2.150)

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


62
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

Akselerasi spektra pada titik kinerja maksimum diberikan sebagai:

A P  A ye r  P  r  1 (2.151)

Pada kasus pertama (Gbr. 2.19), diagram sistem inelastik dikonstruksi secara
langsung dari diagram desain elastik dengan faktor-faktor reduksi diagram SRAD,
SRVD dan SRDD, sehingga:

 2

A P  SR VD     PSV (2.152)
 TP

 2 
2
 TP 
DP     SRVD     PSV
 2   P 
T
T 
  P   SRVD  PSV (2.153)
 2 
Substitusi pers. (2.153) pada pers. (2.150), diperoleh rasio duktilitas pada titik kinerja:

T  PSV
 P   P   SR VD  (2.154)
 2  D ye

Substitusi pers. (2.151) dan (2.152) memperoleh perioda pada titik kinerja:

SR VD  2   PSV
TP 
A ye  r  P  r  1 
(2.155)

Substitusi pers. (2.154) pada pers. (2.153) diperoleh:

SR VD2
 PSV 2
P 
 A ye  r  P  r  1 
(2.156)
D ye

Dengan demikian untuk sistem elastoplastik sempurna (r = 0), rasio duktilitas pada
titik kinerja  P [pers. (2.156)] dan Displasemen DP [pers. (2.150)] proporsional
2
terhadap SRVD .

Untuk kasus yang ditunjukkan dalam Gbr. (2.20) akselerasi spektra pada titik kinerja
diberikan sebagai:

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


63
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

A P  PSA  SR AD (2.157)

Gambar 2.20. Titik kinerja dari metoda kapasitas spektra non-iteratif dengan diagram
inelastik C memotong P (titik kinerja) pada kurva pertama

Pada kasus yang kedua,  P dan DP adalah proporsional terhadap SR AD .

2
Dua kasus yang ditinjau diatas menunjukkan bahwa SR AD dan SRVD berhubungan

dengan rasio duktilitas dan faktor-faktor reduksi spektrum SR A dan SRV .

Untuk spektra inelastik, persamaan (2.158) dan (2.159) dikalikan dengan faktor-
faktor reduksi spektra, sbb:

1
SR  (2.160)
2  1
A

1
SR V  SR D  (2.161)

Faktor-faktor reduksi yang diberikan dalam keempat persamaan diatas berhubungan
dengan model redaman dan rasio duktilitas. Dengan demikian, perhitungan estimasi

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


64
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.
Kajian Parameter dalam Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan

kesalahan model redaman dan faktor duktilitas yang dipilih harus diperhitungkan
dalam implementasi metoda kapasitas spektra non-iteratif.

Master Thesis © Yoppy Soleman, 2006


65
Civil Structure Engineering Postgraduate Prog. Hasanuddin Univ.

Anda mungkin juga menyukai