BAB 5
PEMODELAN DERMAGA DENGAN
SAP 2000
Dalam mendesain struktur dermaga, analisis kekuatan struktur dan dilanjutkan dengan
menentukan jumlah maupun jenis tulangan yang akan digunakan. Dalam melakukan analisis
kekuatan struktur akan menggunakan software pemodelan struktur SAP2000 v.15. Adapun
proses pemodelan dermaga dapat dilihat pada Gambar 5-1.
Start
Geometri
Struktur
Pembebanan
Run
Analysis
Reaksi
Defleksi Gaya Dalam
Perletakan
End
Define material
Define material atau pendefinisian material merupakan tahap untuk mendefinisikan material
yang digunakan pada pemodelan struktur. Selain material yang telah terdapat pada
SAP2000. user juga dapat menambahkan jenis material yang akan digunakan. Secara
umum ada 6 jenis material yang dapat dipilih untuk digunakan. yaitu steel, concrete,
coldformed, aluminum, rebar dan tendon. Langkah define material di dalam SAP2000
adalah klik define materials define material box (klik material yang akan digunakan)
modify/ show material yang dapat dilihat pada Gambar 5-2 dan Gambar 5-3.
Define frame
Struktur dermaga pada umumnya terdiri atas tiang pancang (pile), kepala tiang (pile cap),
rangka balok, serta pelat lantai. Dalam pemodelan yang akan dilakukan di dalam SAP2000,
komponen dari struktur dermaga yang akan dimodelkan hanya berupa berupa tiang
pancang, rangka balok, serta pelat lantai sedangkan untuk kepala tiang (pile cap) akan
dimodelkan berupa beban mati pada arah vertikal.
Pada pemodelan SAP2000, komponen berupa frame yaitu tiang pancang dan rangka balok
sedangkan untuk pelat lantai akan didefinisikan sebagai area (area section). Langkah define
frame di dalam SAP2000 adalah klik dari menu bar Define Section Properties Frame
Section Frame Properties. Dialogue box frame properties akan terlihat seperti Gambar 5-
5. Kemudian dari menu Frame Properties dilakukan penambahan definisi frame baru
dengan memilih pilihan Add New Property.
Untuk mendefinisikan frame yang berupa elemen struktur beton bertulang atau balok, maka
Frame Section Property Type dipilih untuk tipe material yang digunakan yaitu beton
(Concrete). Setelah menentukan Frame Section Property Type yang digunakan. kemudian
pilih bentuk frame yaitu Rectangular. Setelah itu akan keluar dialogue box Rectangular
Section seperti Gambar 5-5. Pada Rectangular Section diisikan nama frame balok, jenis
material balok yang telah didefinisikan, dimensi balok dan warna untuk frame balok.
Untuk mendefinisikan frame tiang pancang maka Frame Section Property Type dipilih untuk
tipe material tiang pancang yang digunakan. umumnya merupakan beton (Concrete) atau
baja (Steel). Setelah menentukan Frame Section Property Type yang digunakan kemudian
pilih bentuk frame yaitu Pipe. Setelah itu akan keluar dialogue box Pipe Section seperti
Gambar 5-7 Pada Pipe Section diisikan nama frame tiang, jenis material tiang pancang yang
sebelumnya telah didefinisikan, dimensi tiang pancang, dan warna untuk frame tiang
pancang.
Area section merupakan elemen struktur yang dimodelkan dengan suatu area. Pada khasus
ini, yang merupakan area section berupa pelat pada dermaga. Langkah dalam
mendefinisikan area section yaitu klik Define Section Properties Area Sections.
Dialogue box area section akan terlihat seperti Gambar 5-8
Kemudia pilih Add New Section untuk mendefinisikan area section pelat. Setelah itu akan
muncul dialogue box Shell Selection Data seperti Gambar 5-8 yang berfungsi untuk
memasukkan karakteristik data pelat yang berupa ketebalan pelat (Thickness), tipe pelat
(Type) dan material pelat (Material).
Geometri struktur
Setelah mendefinisikan frame dan area section, maka langkah selanjutnya yaitu
menggambarkan pemodelan struktur pada software SAP2000. Komponen dermaga yang
akan dimodelkan pada software SAP2000 berupa pile, balok, dan plat. Untuk
menggambarkan komponen tersebut dibagi menjai 4 (empat) tahap. Berikut tahap-tahap
penggambaran model struktur.
1) Penggambaran joint
Joint yang pertama digambarkan merupakan joint acuan. Langkah penggabaran joint
acuan adalah Draw Draw Special Joint, lalu tempatkan joint pada layer. Setelah
menggambarkan joint acuan, kita dapat menggambarkan joint baru lainnya dengan
cara menduplikasi joint acuan untuk mempermudah pekerjaan. Langkah
menduplikasi joint acuan adalah klik joint acuan Edit Replicate. Setelah itu
masukka nilai jarak joint acuan dari masing-masing sumbu.
2) Penggambaran frame
3) Penggambaran area
Area yang digambarkan berbentuk persegi yang memiliki 4 titik sudut, namun untuk
menggambarkan area berbentuk persegi hanya membutuhkan 2 titik joint. Langkah-
langkah penggambaran area adalah Draw Draw Rectangular Area, setelah itu klik
joint pertama dan tarik kearah diagonal atau ke joint ke dua lalu klik joint ke dua.
4) Pemasangan tumpuan
Untuk memasang tumpuan joint, perlu dipilih terlebih dahulu joint yang akan
dipasang tumpuan. Langkah-langkah pemasangan tumpuan adalah Assign Joint
Restraints lalu pilih restraints yang diinginkan. Dan untuk joint ujung atas pipa baja
pilih Assign Joint Constraint lalu pilih constraint yang diinginkan.
Berikut hasil penggambaran geometri struktur dermaga pada SAP2000 yang ditampilkan
pada Gambar 5-10.
Pembebanan yang terjadi pada dermaga terbagi atas beban horizontal dan beban vertikal.
Untuk beban horizontal terdiri dai beban berthing, beban mooring, beban arus, dan beban
gempa. Sedangkan untuk beban vertikal terdiri dari beban mati (dead load) yang terdiri dari
berat sendiri komponen struktur seperti pelat lantai, balok, pile cap, serta pile. Beban mati
juga terdiri dari berat struktur pendukung yang letaknya tetap pada suatu titik tertentu pada
dermaga seperti bollard dan fender. Beban hidup (live load) seperti beban crane, dan beban
truk dan beban manusia juga termasuk kedalam beban vertikal.
Pada saat proses penggambaran beban pada struktur terdapat 2 (dua) tipe. Tipe pertama,
penginputan data ataupun penggambarannya harus dilakukan secara manual oleh
pengguna (user) serta beban yang didefinisikan langsung oleh SAP2000.
Langkah yang dilakukan untuk mendefinisikan beban adalah klik Define Load Patterns
isi Load Pattern Name dengan nama jenis beban yang akan dimodelkan. tipe beban pada
Type. Self Weight Multiplier dengan 0 atau 1. dan Auto Lateral Load Pattern apabila jenis
beban tersebut akan dihitung dengan ketentuan yang berlaku yang sudah terintegrasi dalam
SAP2000 Add New Load Pattern. Untuk beban mati (dead load) pada kolom Self Weight
Multiplier masukkan angka 1 dan untuk selain beban mati masukkan angka 0. dimana angka
1 menandakan bahwa beban tersebut merupakan input yang didefinisikan oleh SAP2000
sedangkan angka 0 menandakan bahwa beban tersebut merupakan hasil perhitungan oleh
user dan input secara manual. Berikut dialogue box Define Load Patter yang dapat dilihat
pada Gambar 5-11.
Secara umum penggambaran pemodelan beban pada struktur dermaga pada SAP2000
Human kN/m2 5
Dalam proses input data pembebanan terdapat 3 pilihan pada Options yakni Add
to Existing Loads (menjumlahkan beban yang telah digambarkan sebelumnya
dengan tambahan beban baru). Replace Existing Loads (mengganti beban yang
telah digambarkan sebelumnya dengan beban yang baru), serta Delete Existing
Loads (menghapus beban yang ada).
Beban hidup vertikal pada dermaga disebabkan oleh crane, truk T-45 dan manusia.
Untuk beban crane, beban crane 1 adalah saat crane berada di ujung dermaga dan
beban crane 2 adalah saat crane berada di tengah dermaga. Gambar 5-20, Gambar
5-21, Gambar 5-22, Gambar 5-23 menunjukan ilustrasi pembebanan hidup vertikal
yang diinput ke SAP2000.
5) Beban Arus
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, beban arus dimodelkan sebagai frame
load sebesar 0.345 kN, dengan asumsi tidak ada arus arah transversal. Gambar
5-24 dan Gambar 5-25 berikut menggambarkan beban arus pada dermaga
6) Beban Gempa
7) Beban Mooring
Untuk beban mooring, terdapat 3 kondisi beban mooring yang utama, yakni:
2. Mooring arah longitudinal ke kanan tertahan spring line dan stern line
3. Mooring arah longitudinal ke kiri tertahan spring line dan stern line
Kondisi 1
Kapal sedang bertambat dan gaya bekerja pada arah longitudinal arah x
positif. (Gambar 5-28)
Kondisi 2
Kapal sedang bertambat dan gaya bekerja pada arah longitudinal arah x
negatif. (Gambar 5-29)
Kondisi 3
Kapal sedang bertambat dan gaya bekerja pada arah transfersal. (Gambar
5-30)
8) Beban Berthing
Beban berting dimodelkan sebagi beban horizontal pada joint. Berdasarkan
perhitungan sebelumnya, beban berting yang akan diaplikasikan yaitu sebesar 769
kN. Gambar 5-31, Gambar 5-32, Gambar 5-33menunjukan beban berthing pada
berbagai kondisi.
Setelah selesai menginput pembebanan, dilakukan skenario pembebanan yang akan terjadi
pada struktur dermaga. Kombinasi pembebanan mengacu pada Standar Nasional Indonesia
(SNI) 03-2847-2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.
Dimana kombinasi beban terdiri dari DL (beban mati), LL (beban hidup), CR1 (beban crane
ketika berada di pinggir dermaga), CR2 (beban crane ketika berada di tengah dermaga), CB
(beban conveyor), E (beban gempa), A (beban Arus), W (beban Angin), B (beban berthing),
dan M (beban mooring). Berikut kombinasi pembebanan yang dilakukan pada struktur
dermaga yang dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan Tabel 5.5.
Run analysis
Setelah semua pemodelan baik struktur dan pemodelan sudah selesai dimodelkan, langkah
berikutnya yaitu melakukan run analysis. Langkah yang dilakukan adalah klik Analyze
Run Analysis (F5) Set Load Cases to Run dialogue box. Pada dialogue box Set Load
Cases to Run dapat dipilih jenis beban yang akan disertakan atau tidak disertakan pada
Laporan Tugas Akhir
Desain Dermaga Terminal Peti Kemas di Sungai Muan, Kalimantan Timur 5-29
BAB 5 PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000
proses run analysis. Jika sudah menentukan jenis beban yang disertakan pada proses run
analysis, maka klik Run Now. Setelah proses run analysis selesai, maka secara otomatis
SAP2000 akan menampilkan SAP Analysis Monitor.
Output pemodelan adalah hasil keluaran dari pengolahan data-data input pemodelan
setelah dilakukan proses running oleh SAP2000. Output pemodelan dijadikan bahan untuk
menganalisa kekuatan dan kelayakan struktur dermaga yang direncanakan sebelumnya
terhadap beban-beban yang bekerja pada struktur.
Untuk melihat hasil UCR pada SAP2000. model harus dalam keadaan Run Analysis.
Langkahnya adalah klik toolbar Start Steel Design/Check of Structure akan muncul hasil
UCR untuk tiap-tiap tiang pancang yang ditunjukkan dengan diagram warna. Sedangkan
untuk melakukan pengecekan UCR terhadap elemen struktur dengan beton bertulang
langkahnya adalah Start Concrete Design/Check of Structure akan muncul hasil UCR
untuk tiap-tiap balok yang ditunjukkan dengan diagram warna. Berikut hasil UCR pada
strucktur dermaga yang dapat dilihat pada Gambar 5-34 dengan hasil UCR sebesar 0.610
pada kombinasi beban 1,2DL + 1,6LL + 1,6CR1 + 1,2Ax(-) + 0,3Ay + 1,2 Wx(-) + 0,3 Wy
+1,2 B1
Defleksi
Merupakan perubahan posisi yang terjadi pada struktur akibat beban-beban yang bekerja
pada struktur dermaga. Defleksi struktur dapat terjadi dalam arah sumbu-x. sumbu-y.
maupun arah sumbu-z. Langkah-langkah untuk melihat hasil defleksi struktur ialah dengan
klik Display Show Deformed Shape Deformed Shape dialogue box pilih defleksi
struktur yang terjadi akibat pembebanan tertentu atau kombinasi pembebanan tertentu.
Berikut Tabel 5. 4 menunjukkan besaran defleksi yang dialami oleh titik tinjau dari struktur
dermaga yang dianalisis dengan defleksi ijin yang ditentukan sesuai Standar Nasional
Indonesia (SNI) 03-1729-2002 yang dapat dilihat pada tabel, Tata Cara Perencanaan
Struktur Baja untuk Bangunan Gedung halaman 15 yang ditampilkan pada persamaan
berikut ini.
𝐻 5.1
𝐷=
200
Keterangan :
Gaya Dalam
Hasil keluaran program SAP2000 yang berupa penjabaran dari gaya-gaya dalam
yang terjadi pada struktur dermaga yang dimodelkan. Gaya dalam struktur
digunakan untuk analisa optimasi penampang struktur yang digunakan. Selain itu
gaya dalam struktur juga digunakan sebagai bahan pada kegiatan desain
perencanaan penulangan struktur.
Langkah yang dilakukan untuk melihat gaya-gaya dalam yang dihasilkan adalah klik
Display Show Tables (Ctrl+T) Choose Tables for Display checklist Analysis
Results checklist Element Output checklist Frame Output checklist Table:
Element Forces – Frames (untuk mengecek gaya dalam pada frame) Ok.
Gaya dalam maksimum yang terjadi pada dermaga dapat dilihat pada Tabel 5.7
berikut.
Gaya
Besar(Maksimum) Satuan
Dalam
P -2185.972 kN
V2 888.731 kN
V3 61.501 kN
T -38.2103 kN m
M2 630.8963 kN m
M3 -762.137 kN m