PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
SOBIRIN
113160164
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
SOBIRIN
113160164
Pembimbing I Pembimbing II
Tujuan : Supaya didapatkan kapasitas rig yang lebih optimal dan biaya
pemboran yang tidak jauh beda dengan biaya kenyataan sehingga
berguna untuk melakukan pemboran berikutnya.
III. METODOLOGI
Metodologi dalam penulisan penelitian evaluasi kapasitas rig dan biaya
pemboran pada sumur explorasi “GH-1” di lapangan “SBRN” adalah sebagai
berikut :
1. Identifikasi dan pengolahan data-data yang diperlukan
2. Menghitung prime mover yang diperlukan dengan menghitung tenaga
pada fungsi angkat, fungsi putar dan fungsi sirkulasi.
3. Menentukan kapasitas rig
4. Melakukan perhitungan biaya pemboran.
5. Mengevaluasi perhitungan biaya dan kapasitas rig lama dengan
perhitungan yang baru.
Flowchart dapat dilahat dibawah ini
Mulai
Program
Pemboran
Evaluasi Penggunaan
HP Yang Dibutuhkan
Perbandingan HP da harga
Rig Hasil Desain Dengan Rig
Lama
Sesuai
Selesai
Gambar 3.1. Flowchart evaluasi kapasitas rig dan biaya pemboran sumur
explorasi “GH-1” lapangan “SBR” KSO Pertamina EP-Banyubang Blora
Energi
IV. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah mengetahui seberapa besar
keoptimalan tipe rig yang telah digunakan dan biaya yang telah dikeluarkan.
V. TINJAUAN PUSTAKA
5.1. Kapasitas Rig
Dalam perhitungan kapasitas rig ada dua parameter yang digunakan yaitu
hookload dan drawwork. Hookload adalah beban yang harus dapat ditopang oleh
rig. Sedangkan drawwork merupakan peralatan yang dipasang pada lantai rig.
5.2. Metode Perhitungan Kapasitas Rig
Perhitungan kapasitas rig didasarkan atas perhitungan tenaga pada prime
mover. Sementara perhitungan tenaga pada prime mover, didasarkan pada tenaga
yang diperlukan untuk fungsi angkat, putar, dan sirkulasi.
5.2.1. Beban pada Menara
Beban pada rig yang berpengaruh pada perhitungan kapasitas menara
dapat dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain:
Beban Vertikal
Beban dari Block
Tegangan Kabel Pemboran
Beban Horizontal
Beban Total pada menara dihitung dengan persamaan:
Bt = Q + Tf + Td + Bhb………………………………………………(5-1)
Dimana:
Bt = beban total pada menara, lbs
Q = Beban Vertikal, lbs
Tf = Tegangan pada fast line, lbs
Td = Tegangan pada dead line, lbs
Bhb = Beratan Hook Block, lbs
5.2.1.1. Beban Vertikal
Beban vertikal meliputi: berat drillstring, berat rangkaian casing, dan
beratan block group.
5.2.1.2. Berat Drillstring
Berat drillstring dapat dihitung dengan persamaan:
Q = QDP + QDC…………………………………………………………(5-2)
Dimana:
QDP = berat seluruh DP yang digunakan, lbs
QDC = berat seluruh DC yang digunakan, lbs
Sedangkan berat drillstring didalam lumpur dapat dihitung dengan persamaan:
Qm = QA x (1-0,0015 ρm)…………………………………………(5-3)
Dimana:
Qm = berat drillstring didalam lumpur, lbs
QA = berat drillstring di udara, lbs
ρm = berat jenis lumpur, ppg
(1-0,0015 ρm) = buoyancy factor, dimensionless
5.2.1.3. Berat Casing
Berat casing yang dipasang pada lubang bor untuk diperhitungkan pada
beban rig. Diambil dari berat casing yang terberat dan dihitung dengan
persamaan:
Qc = NWc x Lc………………………………………………………..(5-4)
Dimana:
Qc = berat casing terpasang, lbs
NWc = berat nominal casing terberat, lb/ft
Lc = panjang casing yang dipasang, ft
5.2.2. Berat Block Group
Block group adalah penghubung utama antara drawwork dengan pipa atau
casing. Peralatan ini memberikan keuntungan mekanis dalam membantu
menaikkan susunan pipa dan memperkecil gaya yang bekerja.
5.2.3. Tegangan Kabel Pemboran
Tegangan pada kabel pemboran terbagi dalam dua sisi, yaitu tegangan
pada fast line (Tf) dan dead line (Td). Dalam keadaan statis tegangan dan pada
fast line (Tf) dan tegangan pada dead line (Td) adalah sama, yang dihitung dengan
persamaan:
Bhook
Tf = …………………………………………………………………...(5-5)
η ( EB )n
Dimana:
Tf = Tegangan pada fast line, lbs
Td = Tegangan pada dead line, lbs
Bhook = Beban pada hook, lbs
EB = effisiensi pada block, biasanya diambil 0,98
η = banyaknya line
5.2.4. Beban Horizontal
Beban yang bekerja pada menara ini adalah akibat dari berat stand yang
bersandar pada menara dan beban akibat pengaruh angin.
5.2.4.1. Berat stand yang bersandar pada menara
Gh = G x (L/2 h) sinα…………………………………………………..(5-
6)
Dimana:
Gh = Beban horizontal yang timbul akibat bersandarnya stand, ton
G = Jumlah berat seluruh stand, ton
L = Panjang rata-rata stand, meter
h = Tinggi racking platform, meter
α = Sudut antara stand dengan garis vertikal, derajat
5.2.4.2. Beban akibat pengaruh angin
Beban akibat pengaruh angin dapat dihitung menggunakan persamaan
dibawah ini
W = 0,004 x V2…………………………………………………………(5-
7)
Dimana:
W = Wind load, lb/ft2
V = Actual wind velocity, mph
Sehingga beban horizontal maksimum dapat dihitung dengan persamaan:
Bh max = Gh + Wh…………………………………………………….(5-
8)
Dimana: Bh max = Beban horizontal maksimum
13)
π
I= [ O D 4−I D 4 ]…………………………………………………………..(5-14)
32
Dimana:
T = maksimum torsi pada kondisi tension, lb/ft
I = momen inertia polar, in4
OD = diameter luar pipa, in
ID = diameter dalam pipa, in
Y = minimum yield strength, psi
Te = beban tensile, lb
A = luas permukaan pipa, in2
Pada perhitungan HP sistem putar yang dibutuhkan drawwork, dapat
dihitung dengan persamaan :
HP D = (T x N) / 5250…………………………………………………(5-
15)
Sedangkan daya (horse power) input yang harus diberikan oleh prime
mover dihitung dengan persamaan:
HP P = (HPD) / η………………………..……………………………(5-16)
Dimana :
T = torsi putar, ft-lb
N = kecepata putar, RPM
η = faktor efisiensi, % (berkisar 80%-90%)
Dimana :
ΔP = kehilangan tekanan sistem sirkulasi, psi
Q = debit pompa, gpm
η = faktor efisiensi, % (berkisar 80%-90%)
Minggu
Kegiatan
VIII. 1 2 3 4
Tinjauan Lapangan
Pengumpulan Data
Evaluasi Rig
Laporan
Presentasi
RENCANA DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Metodologi
1.4. Hasil yang Diharapkan
1.5. Sistematika Penulisan
BAB II. TINJAUAN LAPANGAN
2.1. Letak Geografis Lapangan
2.2. Keadaan Geologi Lapangan
2.2.1. Statigrafi Lapangan
2.2.2. Struktur Geologi Lapangan
BAB III. TEORI DASAR PEMILIHAN RIG DAN BIAYA PEMBORAN
3.1. Sistem Angkat
3.1.1. Peralatan pada Sistem Angkat dan Mekanisme Kerja
3.1.1.1. Peralatan pada Sistem Angkat
3.1.1.1.1. Struktur Penyangga
3.1.1.1.2. Peralatan Pengangkat
3.1.1.2. Mekanisme Kerja Peralatan Sistem Angkat
3.1.2. Beban yang Bekerja pada Menara (Rig)
3.1.2.1. Beban Vertikal
3.1.2.1.1. Berat Rangkaian Drill String
3.1.2.1.2. Berat Rangkaian Casing String
3.1.2.1.3. Berat dari Block Group
3.1.2.2. Tegangan pada Kabel Pemboran
3.1.2.3. Beban Horisontal
3.1.2.3.1. Berat Stand yang Bersandar pada
Menara
3.1.2.3.2. Pengaruh Angin
3.1.3. Perhitungan Horse Power (HP) pada Sistem Angkat
3.2. Sistem Putar
3.2.1. Peralatan pada Sistem Putar dan Mekanisme Kerja
3.2.1.1. Peralatan pada Sistem Putar
3.2.1.1.1. Peralatan Putar
3.2.1.1.2. Rangkaian Pipa Bor
3.2.1.1.3. Peralatan Bawah Permukaan
3.2.1.2. Mekanisme Kerja Peralatan Sistem Putar
3.2.2. Rotary Per Minute (RPM) dan Torsi
3.2.2.1. Rotary Per Minute
3.2.2.2. Torsi
3.2.3. Perhitungan Horse Power (HP) pada Sistem Putar
3.3. Sistem Sirkulasi
3.3.1. Peralatan pada Sistem Sirkulasi dan Mekanisme Kerja
3.3.1.1. Peralatan pada Sistem Sirkulasi Lumpur
3.3.1.1.1. Tempat Persiapan
3.3.1.1.2. Peralatan Sirkulasi
3.3.1.1.3. Conditioning Area
3.3.1.2. Mekanisme Kerja Peralatan Sistem Sirkulasi
3.3.2. Pressure Loss Sepanjang Sistem Sirkulasi
3.3.2.1. Debit Pompa Lumpur
3.3.2.2. Kecepatan Cutting Slip
3.3.2.3. Mencari Rate Sirkulasi
3.3.2.4. Menghitung Kecepatan Kritik
3.3.2.5. Menentukan Kecepatan Sebenarnya & Tipe
Aliran
3.3.2.6. Menghitung Frictional Pressure Loss
3.3.2.7. Menghitung Besarnya Pressure Loss
3.3.3. Perhitungan Horse Power (HP) pada Sistem Sirkulasi
3.4. Sistem Pencegahan Sembur Liar (BOP System)
3.4.1. Peralatan pada Sistem Pencegahan Sembur Liar
3.4.2. Mekanisme Kerja Peralatan Pencegahan Sembur Liar
3.4.3. Perhitungan Tekanan Kerja BOP dan kapasitas
Accumulator
3.5. Perhitungan Biaya Pemboran
3.5.1. Perhitungan Biaya Perencanaan Pemboran
3.5.2. Perhitungan Biaya Kenyataan Pemboran
3.5.3. Perhitungan Biaya per Foot dan Biaya per Hari pada
suatu Pemboran
3.5.4. Metode Perbandingan Biaya Pemboran
BAB IV. EVALUASI KAPASITAS RIG DAN BIAYA PEMBORAN PADA
SUMUR EKSPLORASI “GH-1” LAPANGAN “SBR”
4.1. Data Sumur
4.1.1. Data Trajectory
4.2. Data Spesifikasi Rig
4.3. Data Drilling Program
4.4. Evaluasi Kapasitas Rig
4.4.1. Evaluasi pada Sistem Angkat
4.4.1.1. Perhitungan Beban Vertikal
4.4.1.2. Perhitungan Beban Horisontal
4.4.1.3. Tegangan pada Kabel Pemboran
4.4.1.4. Perhitungan Ton Mile
4.4.1.5. Perhitungan Beban Total pada Menara
4.4.1.6. Perhitungan Horse Power pada Sistem
Angkat
4.4.2. Evaluasi pada Sistem Putar
4.4.2.1. Penentuan RPM Kritis
4.4.2.2. Perhitungan Horse Power pada Sistem Putar
4.4.3. Evaluasi pada Sistem Sirkulasi
4.4.3.1. Perhitungan Kecepatan Pengangkatan
Cutting
4.4.3.2. Perhitungan Kecepatan Kritik
4.4.3.3. Menentukan Kecepatan Sebenarnya & Tipe
Aliran
4.4.3.4. Perhitungan Frictional Pressure Loss untuk
Aliran Turbulen
4.4.3.5. Perhitungan Besarnya Pressure Loss pada
Sistem Sirkulasi
4.4.3.6. Perhitunga Horse Power pada Sistem
Sirkulasi
4.4.3.7. Perhitungan Horse Power Total
4.4.3.8. Perbandingan Hasil Perhitungan dengan
Kapasitas Rig
4.4.4. Evaluasi pada Sistem Pencegahan Sembur Liar
4.5. Evaluasi Biaya Pemboran
4.5.1. Perhitungan Biaya Perencanaan Pemboran
4.5.2. Perhitungan Biaya Kenyataan Pemboran
4.5.3. Perhitungan Biaya per Foot dan Biaya per Hari pada
suatu Pemboran
4.5.4. Metode Perbandingan Biaya Pemboran
4.5.5. Kajian Biaya Sewa Rig
BAB V. PEMBAHASAN
BAB VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Rabia, H. “Well Engineering and Construction”. Entrac Consulting. Chapter 1 :
Pore Pressure, Chapter 14 : Rig Component Chapter 15 : Well Costing
Adams, N. J. "Driling Engineering A Complete Well Planning Approach".
Oklahoma: PennWell Publishing Company. 1985. Chapter 16 : Rig Sizing
and Selection, Chapter 12 : Well Cost Estimation : AFE Preparation
Rivaldi, M., “ Evaluasi Kapasitas Rig Onshore untuk Pemboran Berarah Tipe “S”
pada Sumur X Lapangan Y”. Jural Petro 2018. Volume VII No.1
Simpson,. “Field Trials of the First RA-D (Rig Automation-Drilling) Automated
Drilling Rig”. IADC/SPE. 1992.
Raharja, R., dkk., “ Evaluasi Penggunaan Rig 550 HP untuk Program Hidrolika
pada Sumur X Lapangan Y”. Seminar Nasional Cendekiawan.2015