Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI KAPASITAS RIG DAN BIAYA PEMBORAN SUMUR

EXPLORASI “GH-1” LAPANGAN “SBR”` KSO PT PERTAMINA EP –


BANYUBANG BLORA ENERGY

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :
SOBIRIN
113160164

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
EVALUASI KAPASITAS RIG DAN BIAYA PEMBORAN SUMUR
EXPLORASI “GH-1” LAPANGAN “SBR”` KSO PT PERTAMINA EP –
BANYUBANG BLORA ENERGY

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh


gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Disusun Oleh :
SOBIRIN
113160164

Disetujui untuk Jurusan Teknik Perminyakan


Fakultas teknologi Mineral
Universitas Pembangunan “Veteran” Yogyakarta
Oleh Dosen Pembimbing:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Drs. Herianto, MT Dewi Asmorowati, ST., M.Eng


EVALUASI KAPASITAS RIG DAN BIAYA PEMBORAN SUMUR
EXPLORASI “GH-1” LAPANGAN “SBR”` KSO PT PERTAMINA EP –
BANYUBANG BLORA ENERGY

I. LATAR BELAKANG MASALAH


Pentingnya pemilihan dan pemakaian rig dalam operasi pemboran dapat
mempengaruhi kesuksesan dalam operasi pemboran. Apabila kapasitas rig tidak
mampu menahan beban pada saat pemboran maka akan timbul berbagai problem.
Tentu saja kejadian tersebut dapat merugikan dari aspek efisiensi saat operasi
berlangsung yang mengakibatkan terhambatnya operasi pemboran dan
bertambahnya biaya operasi pemboran.
Perencanaan suatu kapasitas rig sangat penting dilakukan sebelum operasi
pemboran berlangsung, hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan dan membuat
proses pemboran lebih efisien. Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan dalam
operasi pemboran yaitu aspek teknis dan aspek biaya. Aspek teknis yang
dimaksud ada kapasitas rig yang digunakan untuk melakukan operasi pemboran,
sedangkan aspek biaya yaitu aspek perhitungan biaya yang seekonomis mungkin
untuk dilakukanya pemboran. Kedua aspek ini harus saling mendukung untuk
dilaksanakannya suatu operasi pemboran tersebut karena suatu perencanaan
pemboran aspek tekniknya mendukung, tetapi aspek biayanya tidak mendukung
maka pemboran tersebut tidak akan terlaksana.
Perhitungan kapasitas rig didasarkan pada empat system pemboran yaitu
system angkat, system putar, system sirkulasi dan system pencegahan sembur liar.
Perencanaan biaya pemboran bertujuan untuk memperhitungkan dan
memperkirakan besar kecilnya biaya yang akan dikeluarkan dalam suatu
pemboran. Evaluasi kapasitas rig dan biaya pemboran dilakuakan untuk
mengetahui kapasitas rig yang optimal dengan biaya operasi pemboran yang
ekonomis pada sumur explorasi “GH-1” lapangan “SBRN”. Lapangan “SBRN”
terletak di kabupaten Blora, Jawa Tengah.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud : mengevaluasi kapasitas rig dan biaya pemboran pada sumur explorasi
“GH-1” lapangan “SBRN”

Tujuan : Supaya didapatkan kapasitas rig yang lebih optimal dan biaya
pemboran yang tidak jauh beda dengan biaya kenyataan sehingga
berguna untuk melakukan pemboran berikutnya.

III. METODOLOGI
Metodologi dalam penulisan penelitian evaluasi kapasitas rig dan biaya
pemboran pada sumur explorasi “GH-1” di lapangan “SBRN” adalah sebagai
berikut :
1. Identifikasi dan pengolahan data-data yang diperlukan
2. Menghitung prime mover yang diperlukan dengan menghitung tenaga
pada fungsi angkat, fungsi putar dan fungsi sirkulasi.
3. Menentukan kapasitas rig
4. Melakukan perhitungan biaya pemboran.
5. Mengevaluasi perhitungan biaya dan kapasitas rig lama dengan
perhitungan yang baru.
Flowchart dapat dilahat dibawah ini
Mulai

Program
Pemboran

Evaluasi Penggunaan

Sistem Angkat Sistem Putar Sistem Sirkulasi

HP Drawwork HP Prime Mover

HP Yang Dibutuhkan

Spesiikasi Rig Hasil


Desain

Spesiikasi dan Harga Harga Rig Hasil


Rig Lama Desain

Perbandingan HP da harga
Rig Hasil Desain Dengan Rig
Lama

Sesuai

Selesai

Gambar 3.1. Flowchart evaluasi kapasitas rig dan biaya pemboran sumur
explorasi “GH-1” lapangan “SBR” KSO Pertamina EP-Banyubang Blora
Energi
IV. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah mengetahui seberapa besar
keoptimalan tipe rig yang telah digunakan dan biaya yang telah dikeluarkan.

V. TINJAUAN PUSTAKA
5.1. Kapasitas Rig
Dalam perhitungan kapasitas rig ada dua parameter yang digunakan yaitu
hookload dan drawwork. Hookload adalah beban yang harus dapat ditopang oleh
rig. Sedangkan drawwork merupakan peralatan yang dipasang pada lantai rig.
5.2. Metode Perhitungan Kapasitas Rig
Perhitungan kapasitas rig didasarkan atas perhitungan tenaga pada prime
mover. Sementara perhitungan tenaga pada prime mover, didasarkan pada tenaga
yang diperlukan untuk fungsi angkat, putar, dan sirkulasi.
5.2.1. Beban pada Menara
Beban pada rig yang berpengaruh pada perhitungan kapasitas menara
dapat dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain:
 Beban Vertikal
 Beban dari Block
 Tegangan Kabel Pemboran
 Beban Horizontal
Beban Total pada menara dihitung dengan persamaan:
Bt = Q + Tf + Td + Bhb………………………………………………(5-1)
Dimana:
Bt = beban total pada menara, lbs
Q = Beban Vertikal, lbs
Tf = Tegangan pada fast line, lbs
Td = Tegangan pada dead line, lbs
Bhb = Beratan Hook Block, lbs
5.2.1.1. Beban Vertikal
Beban vertikal meliputi: berat drillstring, berat rangkaian casing, dan
beratan block group.
5.2.1.2. Berat Drillstring
Berat drillstring dapat dihitung dengan persamaan:
Q = QDP + QDC…………………………………………………………(5-2)
Dimana:
QDP = berat seluruh DP yang digunakan, lbs
QDC = berat seluruh DC yang digunakan, lbs
Sedangkan berat drillstring didalam lumpur dapat dihitung dengan persamaan:
Qm = QA x (1-0,0015 ρm)…………………………………………(5-3)
Dimana:
Qm = berat drillstring didalam lumpur, lbs
QA = berat drillstring di udara, lbs
ρm = berat jenis lumpur, ppg
(1-0,0015 ρm) = buoyancy factor, dimensionless
5.2.1.3. Berat Casing
Berat casing yang dipasang pada lubang bor untuk diperhitungkan pada
beban rig. Diambil dari berat casing yang terberat dan dihitung dengan
persamaan:
Qc = NWc x Lc………………………………………………………..(5-4)
Dimana:
Qc = berat casing terpasang, lbs
NWc = berat nominal casing terberat, lb/ft
Lc = panjang casing yang dipasang, ft
5.2.2. Berat Block Group
Block group adalah penghubung utama antara drawwork dengan pipa atau
casing. Peralatan ini memberikan keuntungan mekanis dalam membantu
menaikkan susunan pipa dan memperkecil gaya yang bekerja.
5.2.3. Tegangan Kabel Pemboran
Tegangan pada kabel pemboran terbagi dalam dua sisi, yaitu tegangan
pada fast line (Tf) dan dead line (Td). Dalam keadaan statis tegangan dan pada
fast line (Tf) dan tegangan pada dead line (Td) adalah sama, yang dihitung dengan
persamaan:
Bhook
Tf = …………………………………………………………………...(5-5)
η ( EB )n
Dimana:
Tf = Tegangan pada fast line, lbs
Td = Tegangan pada dead line, lbs
Bhook = Beban pada hook, lbs
EB = effisiensi pada block, biasanya diambil 0,98
η = banyaknya line
5.2.4. Beban Horizontal
Beban yang bekerja pada menara ini adalah akibat dari berat stand yang
bersandar pada menara dan beban akibat pengaruh angin.
5.2.4.1. Berat stand yang bersandar pada menara
Gh = G x (L/2 h) sinα…………………………………………………..(5-
6)
Dimana:
Gh = Beban horizontal yang timbul akibat bersandarnya stand, ton
G = Jumlah berat seluruh stand, ton
L = Panjang rata-rata stand, meter
h = Tinggi racking platform, meter
α = Sudut antara stand dengan garis vertikal, derajat
5.2.4.2. Beban akibat pengaruh angin
Beban akibat pengaruh angin dapat dihitung menggunakan persamaan
dibawah ini
W = 0,004 x V2…………………………………………………………(5-
7)
Dimana:
W = Wind load, lb/ft2
V = Actual wind velocity, mph
Sehingga beban horizontal maksimum dapat dihitung dengan persamaan:
Bh max = Gh + Wh…………………………………………………….(5-
8)
Dimana: Bh max = Beban horizontal maksimum

5.3. Perhitungan Horse Power Pada Engine (Prime Mover)


Perhitungan daya yang diperlukan pada operasi pemboran, harus dipenuhi
oleh prime mover (engine), yaitu meliputi daya untuk angkat, putar, dan sirkulasi
fluida pemboran.
5.3.1. Tenaga Untuk Fungsi Angkat
Perhitungan HP pada sistem angkat ditentukan dengan menghitung
besarnya HP yang diperlukan drawwork dan besarnya HP input yang harus
diberikan prime mover pada drawwork. HP yang diperlukan drawwork dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan:
W x Vh
HPD= ………………………………………….………………………(5-
33.000
9)
Sedangkan besarnya HP input yang dibutuhkan prime mover dapat dihitung
dengan persamaan:
HPD
HPP= ……………………………………………………………..…….(5-
η
10)
Dimana:
HPD = HP drawwork
W = Beban hook, lb
Vh = kecepatan naik turunnya travelling block, ft/menit
HPP = HP prime mover
η = faktor efisiensi, % (berkisar 80%-90%)

5.3.2. Tenaga untuk Fungsi Putar


Peralatan fungsi putar dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: peralatan putar
dan rangkaian pipa bor.
Peralatan putar, terdiri dari:
 Meja putar
 Master bushing
 Kelly bushing
 Rotary slip
Sedangkan rangkaian pipa bor, secara umum terdiri dari:
 Swivel
 Kelly
 Drill Pipe
 Drill Collar
 Pahat
Pada setiap tool joint dari pipa dapat bervibrasi seperti kawat biola yang bisa
dihitung dengan persamaan:
4.750.000 2 2 1/ 2
RPM = ( D +d ) …………….…………………………………(5-11)
L2
Tipe kedua adalah tipe kawat pendulum yang terjadi pada keseluruhan
string dan dihitung dengan persamaan:
258.000
RPM = ………………………..………………………………………(5-
L
12)
Dimana:
RPM = RPM kritis
L = panjang satu pipa/rangkaian, (in atau ft)
D = diameter luar pipa, in
d = diameter dalam pipa, in
Besarnya putaran pada meja putar tidak boleh melebihi RPM kritis karena
akan menyebabkan putusnya drillstring.
Torsi yang dapat memutar pahat pada pemboran dengan rotary drilling
dibatasi oleh torsi maksimum yang dapat dilakukan oleh meja putar, kekuatan
torsi pada sambungan dan kekuatan torsi pada bagian pipa yang tipis. Berdasarkan
API RP 7.6 torsi yang dapat ditanggung pipa pada kondisi tensile (tertarik)
adalah :
1
0,096167 xI 2 T e 2 2
T=
OD [
A ]
Y − 2 ……………………………………………………(5-

13)
π
I= [ O D 4−I D 4 ]…………………………………………………………..(5-14)
32
Dimana:
T = maksimum torsi pada kondisi tension, lb/ft
I = momen inertia polar, in4
OD = diameter luar pipa, in
ID = diameter dalam pipa, in
Y = minimum yield strength, psi
Te = beban tensile, lb
A = luas permukaan pipa, in2
Pada perhitungan HP sistem putar yang dibutuhkan drawwork, dapat
dihitung dengan persamaan :
HP D = (T x N) / 5250…………………………………………………(5-
15)
Sedangkan daya (horse power) input yang harus diberikan oleh prime
mover dihitung dengan persamaan:
HP P = (HPD) / η………………………..……………………………(5-16)
Dimana :
T = torsi putar, ft-lb
N = kecepata putar, RPM
η = faktor efisiensi, % (berkisar 80%-90%)

5.3.3. Tenaga untuk Fungsi Sirkulasi


Pada operasi pemboran dibutuhkan sirkulasi fluida pemboran, guna
mengimbangi tekanan formasi, mengangkat cutting, pendingin rangkaian,
menahan cutting saat sirkulasi dihentikan, dan lain-lainnya. Peralatan sistem
sirkulasi terdiri dari:
 Mud Pump
 Mud Pit
 Peralatan sirkulasi permukaan (flowline, stand pipe, swivel)
 Rangkaian pipa bor dan bit
 Conditioning Area (Shale shaker, Degasser, Desander, Desilter, Mud gas
separator, setling tank, dan reserve pit)
Untuk menghitung daya (horse power) pompa lumpur digunakan persamaan:
HPP = (ΔP x Q)/1714…………………………………………….(5-17)
Sedangkan untuk menghitung besarnya HP input dari prime mover digunakan
persamaan:
HPPM = (HPP)/η…………………………………………………….(5-18)

Dimana :
ΔP = kehilangan tekanan sistem sirkulasi, psi
Q = debit pompa, gpm
η = faktor efisiensi, % (berkisar 80%-90%)

5.4. Evaluasi Tekanan Kerja Sistem PSL


Tekanan kerja BOP diperhitungkan dengan menggunakan parameter
tekanan didalam sumur dengan dikalikan faktor keamanan sebesar 1,25.
Tekanan BOP = (0,052 x γ x kedalaman total) x 1,25

5.5. Parameter yang berpengaruh pada biaya Pemboran


5.5.1. Posisi Sumur Yang Akan Dibuat
Dengan mempertimbangkan posisi sumur yang akan dibuat bisa
diperkirakan biaya:
1. Pembuatan jalan /Fasilitas transportasi yang harus disediakan.
2. Pembuatan lokasi dan tempat pemboran.
5.5.2. Biaya Peralatan , Bahan dan Rig Cost Operation

1. Cost Rig($) = Total Time (days) x Biaya Rig ($/days)..........................(5-


19)
Total Time (days) = OR + SB + MD.....................................................(5-
20)
dimana ;
OR = Perkiraan waktu Operasi Rig, days.
SB = Perkiraan waktu Rig Stand By, days.
MD = Perkiraan waktu Mobilisasi dan Demobilisasi Rig , days.
2. Peralatan yang diperlukan:
a. Pahat pemboran.
b. Casing dan Accecories.
c. Well head dan Completion String.
3. Biaya bahan-bahan yang diperlukan:
a. Mud.
b. Cement.
c. Chemical.

VI. DATA YANG DIPERLUKAN


Data Sumber
1. Profil sumur Offset wells
2. Pompa Offset wells
3. Lumpur & Cutting Offset wells
4. Drillstring Offset wells
5. Spesifikasi rig Offset wells
6. Drilling program Offset wells
7. Casing Offset wells
8. Drilling time Offset wells
9. Biaya pemboran Offset wells

VII. TIME SHEET


Program tugas akhir di perusahaan ini direncanakan berlangsung kurang
lebih selama 1 bulan (9 Maret 2020 – 9 April 2020). Apabila dalam waktu
tersebut proyek masih berlanjut maka mahasiswa tugas akhir siap memperpanjang
waktu tugas akhir sesuai dengan kebijakan perusahaan. Adapun rencana
kegiatannya adalah sebagai berikut, seperti yang tercantum di bawah ini:

Minggu
Kegiatan
VIII. 1 2 3 4
Tinjauan Lapangan        
Pengumpulan Data        
Evaluasi Rig        
Laporan        
Presentasi        
RENCANA DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Metodologi
1.4. Hasil yang Diharapkan
1.5. Sistematika Penulisan
BAB II. TINJAUAN LAPANGAN
2.1. Letak Geografis Lapangan
2.2. Keadaan Geologi Lapangan
2.2.1. Statigrafi Lapangan
2.2.2. Struktur Geologi Lapangan
BAB III. TEORI DASAR PEMILIHAN RIG DAN BIAYA PEMBORAN
3.1. Sistem Angkat
3.1.1. Peralatan pada Sistem Angkat dan Mekanisme Kerja
3.1.1.1. Peralatan pada Sistem Angkat
3.1.1.1.1. Struktur Penyangga
3.1.1.1.2. Peralatan Pengangkat
3.1.1.2. Mekanisme Kerja Peralatan Sistem Angkat
3.1.2. Beban yang Bekerja pada Menara (Rig)
3.1.2.1. Beban Vertikal
3.1.2.1.1. Berat Rangkaian Drill String
3.1.2.1.2. Berat Rangkaian Casing String
3.1.2.1.3. Berat dari Block Group
3.1.2.2. Tegangan pada Kabel Pemboran
3.1.2.3. Beban Horisontal
3.1.2.3.1. Berat Stand yang Bersandar pada
Menara
3.1.2.3.2. Pengaruh Angin
3.1.3. Perhitungan Horse Power (HP) pada Sistem Angkat
3.2. Sistem Putar
3.2.1. Peralatan pada Sistem Putar dan Mekanisme Kerja
3.2.1.1. Peralatan pada Sistem Putar
3.2.1.1.1. Peralatan Putar
3.2.1.1.2. Rangkaian Pipa Bor
3.2.1.1.3. Peralatan Bawah Permukaan
3.2.1.2. Mekanisme Kerja Peralatan Sistem Putar
3.2.2. Rotary Per Minute (RPM) dan Torsi
3.2.2.1. Rotary Per Minute
3.2.2.2. Torsi
3.2.3. Perhitungan Horse Power (HP) pada Sistem Putar
3.3. Sistem Sirkulasi
3.3.1. Peralatan pada Sistem Sirkulasi dan Mekanisme Kerja
3.3.1.1. Peralatan pada Sistem Sirkulasi Lumpur
3.3.1.1.1. Tempat Persiapan
3.3.1.1.2. Peralatan Sirkulasi
3.3.1.1.3. Conditioning Area
3.3.1.2. Mekanisme Kerja Peralatan Sistem Sirkulasi
3.3.2. Pressure Loss Sepanjang Sistem Sirkulasi
3.3.2.1. Debit Pompa Lumpur
3.3.2.2. Kecepatan Cutting Slip
3.3.2.3. Mencari Rate Sirkulasi
3.3.2.4. Menghitung Kecepatan Kritik
3.3.2.5. Menentukan Kecepatan Sebenarnya & Tipe
Aliran
3.3.2.6. Menghitung Frictional Pressure Loss
3.3.2.7. Menghitung Besarnya Pressure Loss
3.3.3. Perhitungan Horse Power (HP) pada Sistem Sirkulasi
3.4. Sistem Pencegahan Sembur Liar (BOP System)
3.4.1. Peralatan pada Sistem Pencegahan Sembur Liar
3.4.2. Mekanisme Kerja Peralatan Pencegahan Sembur Liar
3.4.3. Perhitungan Tekanan Kerja BOP dan kapasitas
Accumulator
3.5. Perhitungan Biaya Pemboran
3.5.1. Perhitungan Biaya Perencanaan Pemboran
3.5.2. Perhitungan Biaya Kenyataan Pemboran
3.5.3. Perhitungan Biaya per Foot dan Biaya per Hari pada
suatu Pemboran
3.5.4. Metode Perbandingan Biaya Pemboran
BAB IV. EVALUASI KAPASITAS RIG DAN BIAYA PEMBORAN PADA
SUMUR EKSPLORASI “GH-1” LAPANGAN “SBR”
4.1. Data Sumur
4.1.1. Data Trajectory
4.2. Data Spesifikasi Rig
4.3. Data Drilling Program
4.4. Evaluasi Kapasitas Rig
4.4.1. Evaluasi pada Sistem Angkat
4.4.1.1. Perhitungan Beban Vertikal
4.4.1.2. Perhitungan Beban Horisontal
4.4.1.3. Tegangan pada Kabel Pemboran
4.4.1.4. Perhitungan Ton Mile
4.4.1.5. Perhitungan Beban Total pada Menara
4.4.1.6. Perhitungan Horse Power pada Sistem
Angkat
4.4.2. Evaluasi pada Sistem Putar
4.4.2.1. Penentuan RPM Kritis
4.4.2.2. Perhitungan Horse Power pada Sistem Putar
4.4.3. Evaluasi pada Sistem Sirkulasi
4.4.3.1. Perhitungan Kecepatan Pengangkatan
Cutting
4.4.3.2. Perhitungan Kecepatan Kritik
4.4.3.3. Menentukan Kecepatan Sebenarnya & Tipe
Aliran
4.4.3.4. Perhitungan Frictional Pressure Loss untuk
Aliran Turbulen
4.4.3.5. Perhitungan Besarnya Pressure Loss pada
Sistem Sirkulasi
4.4.3.6. Perhitunga Horse Power pada Sistem
Sirkulasi
4.4.3.7. Perhitungan Horse Power Total
4.4.3.8. Perbandingan Hasil Perhitungan dengan
Kapasitas Rig
4.4.4. Evaluasi pada Sistem Pencegahan Sembur Liar
4.5. Evaluasi Biaya Pemboran
4.5.1. Perhitungan Biaya Perencanaan Pemboran
4.5.2. Perhitungan Biaya Kenyataan Pemboran
4.5.3. Perhitungan Biaya per Foot dan Biaya per Hari pada
suatu Pemboran
4.5.4. Metode Perbandingan Biaya Pemboran
4.5.5. Kajian Biaya Sewa Rig
BAB V. PEMBAHASAN
BAB VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
Rabia, H. “Well Engineering and Construction”. Entrac Consulting. Chapter 1 :
Pore Pressure, Chapter 14 : Rig Component Chapter 15 : Well Costing
Adams, N. J. "Driling Engineering A Complete Well Planning Approach".
Oklahoma: PennWell Publishing Company. 1985. Chapter 16 : Rig Sizing
and Selection, Chapter 12 : Well Cost Estimation : AFE Preparation

Herianto, “Perhitungan Biaya Investasi Pemboran pada Pengembangan


Lapangan Migas”. Prosiding Seminar Nasional Kebumian. 2008.

Herianto, “Perhitungan Kapasitas Rig yang Diperlukan pada Suatu Rencana


Operasi Pembora Migas”. Prosiding Seminar Nasional Kebumian. 2008.

Rivaldi, M., “ Evaluasi Kapasitas Rig Onshore untuk Pemboran Berarah Tipe “S”
pada Sumur X Lapangan Y”. Jural Petro 2018. Volume VII No.1
Simpson,. “Field Trials of the First RA-D (Rig Automation-Drilling) Automated
Drilling Rig”. IADC/SPE. 1992.
Raharja, R., dkk., “ Evaluasi Penggunaan Rig 550 HP untuk Program Hidrolika
pada Sumur X Lapangan Y”. Seminar Nasional Cendekiawan.2015

Anda mungkin juga menyukai