Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks

IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 359-364, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti.
SATRIO RACADIA AFRIANTORO .

INTERPRETASI HASIL UJI PILE INTEGRITY TEST PADA


FONDASI TIANG BOR

INTERPRETATION OF PILE INTEGRITY TEST RESULTS IN THE


BORED PILE FOUNDATION

Satrio Racadia Afriantoro¹, Aksan Kawanda²


Program Studi Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jakarta
Email : satrioracadia@gmail.com

ABSTRAK

Fondasi merupakan suatu bagian dari struktur yang memiliki peranan sangat penting.
Pentingnya fungsi dari fondasi ini seringkali tidak diimbangi oleh metode pelaksanaan
pekerjaan fondasi yang benar, akibatnya banyak terjadi kerusakan pada fondasi atau fondasi
yang terpasang tidak sesuai dengan yang direncanakan. Fondasi seperti itu perlu dilakukan
sebuah pengujian untuk mengetahui kondisi aktual dari fondasi yang terpasang. Salah satu
metode yang dapat digunakan adalah metode Pile Integrity Test (PIT). Pada penelitian ini
akan dibahas mengenai perbandingan antara metode PIT versi lama yang dikemukakan oleh
Rausche,F. dan Goble,G.G pada tahun 1979 dan metode PIT terbaru yang dikemukakan oleh
Webster, K., Rausche, F. dan Webster, S pada tahun 2011. Selain itu melalui penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai parameter apa saja yang dapat
mempengaruhi hasil dari interpretasi PIT. Hasil akhir dari penelitian ini akan didapatkan
grafik mengenai kondisi tiang yang baik dan tiang yang buruk.

Kata Kunci : Fondasi tiang bor, Pile Integrity Test, Klasifikasi PIT

ABSTRACT

The foundation is a part of a structure that has a very important role. The importance
foundation is often not balanced by the method of foundation construction, as result lot
unplanned could occur a damage to the foundation. Foundation needs a test to determine its
actual condition, one of it is the Pile Integrity Test (PIT) method. In this study we will discuss
the comparison between the old version of the PIT interpretation method proposed by
Rausche, F. and Goble, G.G in 1979 and the latest PIT method proposed by Webster, K.,
Rausche, F. and Webster, S in 2011. In addition, through this research, it is expected to
provide information about any parameters that might influence the results of the
interpretation of PIT. The final results of this study will be obtained graphs about the
condition of a good and bad pile.

Keywords : Bored pile foundation, Pile Integrity Test, PIT Classification

359
Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks
IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 359-364, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti.
SATRIO RACADIA AFRIANTORO .

A. PENDAHULUAN ultrasonik pada suatu media. Gelombang


Fondasi adalah suatu bagian dari yang dihasilkan dari pemukulan palu tangan
bangunan yang bertugas meletakkan pada kepala tiang merambat pada penampang
bangunan dan meneruskan beban dari struktur tiang dari permukaan atas tiang hingga ke
atas ke dalam tanah yang cukup kuat dasar tiang lalu dipantulkan kembali keatas.
mendukungnya “Hardiyatmo, 2002”. Dalam Dari data yang diperoleh berupa pantulan
perencanaan suatu bangunan teknik sipil, gelombang, gaya, dan kecepatan dapat ditarik
perencanaan fondasi merupakan salah satu kesimpulan mengenai kondisi aktual dari
pekerjaan yang sangat penting. Fondasi harus fondasi tiang yang dimiliki.
bisa menyalurkan beban yang diterima dari
struktur diatasnya ke lapisan tanah.
Dalam pelasanaan konstruksi, terdapat
banyak kasus kegagalan bangunan yang
diakibatkan oleh kegagalan fondasi yang
tidak dapat diperbaiki sehingga seluruh Gelombang turun
bangunan tidak dapat berfungsi lagi, atau Gelombang naik
memerlukan biaya yang tinggi untuk
memperbaikinya. Untuk mencegah hal ini Gambar 1 Ilustrasi rambatan gelombang
terjadi dilakukan berbagai upaya mulai dari
Berdasarkan kasus diatas, dengan
penyelidikan tanah, perhitungan daya dukung
memantau pantulan gelombang pada kepala
tanah dan fondasi serta penurunannya, hingga
tiang dapat diperkirakan apakah terjadi
tahap pelaksanaan fondasi. Selain itu, pada
kerusakan atau terjadi perubahan penampang
saat pekerjaan fondasi selesai dilakukan harus
pada tiang. Setiap pantulan gelombang
juga dilakukan sebuah pengujian untuk
disebabkan oleh perubahan impedansi tiang.
mengetahui kondisi aktual dari fondasi
Semakin besar perubahan impedansi pada
tersebut. Terdapat berbagai macam jenis
tiang, maka semakin besar pula pantulan
pengujian yang dapat dilakukan, salah
gelombang yang terpantau pada kepala tiang.
satunya adalah pengujian Pile Integrity Test
Parameter impedansi ini merupakan kumpulan
(PIT).
dari karakteristik tiang dan tanah. Pada
prinsipnya impedansi merupakan fungsi dari
B. STUDI PUSTAKA
penampang tiang, kecepatan rambat
Pile Integrity Test (PIT) adalah sebuah
gelombang yang merupakan fungsi dari
metode yang bersifat Non Destructive Test
kualitas material tiang dan kondisi tanah pada
(NDT) atau metode tidak merusak yang
kedalaman tertentu. Persamaan yang
berfungsi untuk memprediksi kondisi tiang.
digunakan dapat dilihat sebagai berikut:
PIT disebut juga dengan low strain dynamic
1. Kecepatan rambat gelombang
test karena pada metode ini, palu tangan
𝐸
(hammer) yang dipukulkan pada kepala tiang 𝑐 = √𝜌 (2.1)
menghasilkan low strain. Metode ini cukup
sering digunakan di beberapa proyek di mana:
konstruksi karena cukup efektif dari segi c = Kecepatan rambat gelombang (m/s)
waktu dan biaya. E = Modulus Elastisitas (N/m²)
Prinsip kerja PIT adalah menggunakan Ρ = Massa jenis material (kg/m³)
analisa kecepatan perambatan gelombang 2. Impedansi tiang (Z)

360
Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks
IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 359-364, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti.
SATRIO RACADIA AFRIANTORO .

𝑍 = 𝐴√𝐸. 𝜌 (2.2) mengalami banyak kerusakan ataupun reduksi


di mana: penampang, dalam persentase dapat
Z = Impedansi (kg/s) digolongkan < 60%.
A = Luas penampang tiang (m²) Seiring penggunaan metode PIT banyak
Dengan mensubtitusikan persamaan (2.2) ditemukan keterbatasan pengujian berdasarkan
ke (2.1) diperoleh: metode terdahulu, maka dari itu pada tahun
𝑍 = 𝑐. 𝜌. 𝐴 (2.3) 2011 diperkenalkan metode interpretasi PIT
Dari persamaan 2.3 dapat diketahui yang baru untuk mengatasi batasan-batasan
bahwa nilai c dan 𝜌 memiliki nilai yang yang ada pada metode terdahulu. Pada metode
konstan karena pada saat pengujian nilai ini terdapat penambahan klasifikasi hasil
kecepatan rambat gelombang ditetapkan pengujian PIT menjadi 6 kategori dari yang
dengan nilai 3800 m/s, sehingga perubahan semula hanya 4 kategori. Klasifikasi itu antara
impedansi hanya berpengaruh terhadap lain, tiang memiliki kondisi yang baik (AA).
perubahan penampang tiang fondasi. Kategori kedua yaitu tiang memiliki kondisi
C. METODE PENELITIAN sedikit baik (AB). Kategori ketiga yaitu tiang
Data hasil pengujian PIT merupakan data memiliki kondisi sedikit baik sampai
yang bersifat sekunder karena diperoleh dari kedalaman x (m) (ABx). Dalam kategori ini
pihak lain. Selanjutnya data ini akan diolah dapat digolongkan bahwa tiang yang diuji
menurut metode analisis time domain (bentuk hanya memiliki kondisi yang baik sampai
yang digunakan untuk menggambarkan sinyal kedalaman tertentu. Kategori keempat yaitu
berdasarkan variasi waktunya), serta dengan tiang memiliki kondisi yang sedikit rusak pada
bantuan aplikasi PIT-W. kedalaman x (m) (PFx). Kategori kelima yaitu
D. HASIL STUDI tiang memiliki kondisi yang rusak (PDx).
1. Sejarah Metode PIT Kerusakan yang ada pada kategori ini lebih
Pada awal mula ditemukan metode PIT kompleks dibandingkan dengan kerusakan
tahun 1979, Rausche.F dan Goble G.G yang ada pada kategori sebelumnya. Kategori
mengemukakan terdapat 4 jenis kategori hasil yang terakhir yaitu hasil pengujian pada tiang
pengujian terhadap tiang. Kategori tersebut tidak dapat dilakukan interpretasi karena
antara lain tiang memiliki kondisi yang baik terdapat kesalahan (IVx dan IR). Untuk lebih
(undamage) dalam arti tiang tidak memiliki jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Metode Lama (1979) Metode Baru (2011)
Bentuk Grafik
kerusakan, dalam persentase dapat dikatakan ( Rausche F, dan Goble G.G) (Webster K, Rausche F, Webster S)

100% baik. Kategori yang kedua yaitu tiang


Undamaged AA

memiliki kondisi sedikit baik (slight


damage), dalam artian tiang dalam keadaan
baik namun terdapat sedikit kerusakan, dalam
persentase dapat digolongkan dalam rentan - AB

80-99%. Kategori yang ketiga yaitu tiang


memiliki kondisi sedikit rusak (damage),
dalam artian tiang mengalami kerusakan
namun kerusakan yang ada tidak terlalu - ABx

signifikan, dalam persentase dapat


digolongkan dalam rentan 60-79%. Kategori Slight damaged - Damaged PFx

yang terakhir yakni tiang memiliki kondisi


yang rusak (broken), dalam artian tiang Gambar 2 Klasifikasi Metode PIT
Broken PDx

361

- IVx
- ABx
Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks
IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 359-364, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti.
SATRIO RACADIA AFRIANTORO .

Slight damaged - Damaged PFx

pengurangan energi ini. Jadi dapat


disimpulkan MA adalah sebuah parameter
yang berguna untuk memperbesar energi yang
Broken PDx
diterima di kepala tiang akibat pengurangan
energi yang terjadi selama gelombang
bergerak turun menuju dasar tiang dan
dipantulkan kembali ke kepala tiang. Nilai MA
mempunyai rentang nilai 1-75 yang dapat
- IVx
diatur sesuai dengan keadaan grafik yang ada.
Biasanya penentuan nilai MA dilakukan
berdasarkan besarnya pantulan gelombang
awal dan pantulan gelombang dasar tiang.
Kedua pantulan gelombang ini diupayakan
mempunyai besar yang sama atau setidaknya
- IR dapat terlihat pantulan dasar tiang.

2.2 MD ( Magnification Delay)


MD atau magnification delay adalah
Gambar 3 Klasifikasi Metode PIT (lanjutan) parameter dengan satuan panjang (m) yang
menjelaskan dimana dimulai terjadinya
2. Parameter Dalam Interpretasi Hasil perubahan pada pantulan gelombang. Nilai MD
Uji PIT adalah 20% dari panjang tiang. Delay terhadap
Dalam melakukan interpretasi hasil uji magnitudo ini harus diperhatikan karena
PIT, kita harus mengetahui parameter- berhubungan dengan kedalaman dibawah
parameter apa saja yang menentukan hasil dari kepala tiang dimana tanah yang memiliki
pengujian ini. Parameter tersebut aantara lain kontribusi terhadap tiang berada. Parameter ini
WS (wave speed), PI (pivot), MA tidak dapat mempunyai nilai lebih dari panjang
(magnification), MD (magnification delay), tiang.
LO (low pass), HI (high pass), WL (wavelet), 2.3 WS ( Wave Speed)
dan T1 (onset index). Dari sekian banyak WS atau wave speed adalah parameter
parameter yang ada, terdapat lima parameter yang menunjukkan besarnya kecepatan
utama yang dapat mempengaruhi proses gelombang yang bergerak baik menuju dasar
interpretasi. kelima parameter itu antara lain tiang maupun menuju kepala tiang. Seperti
MA, MD, WS, PI, WL. Jika salah satu dari yang telah dijelaskan, besarnya WS
lima parameter ini terdapat kesalahan dalam menggunakan nilai asumsi yaitu 3800 m/s.
menentukan nilainya akan berakibat fatal. Pada pengujian di lapangan digunakan nilai
2.1 MA (Exponential Magnification) WS sesuai dengan asumsi yaitu 3800 m/s,
Energi yang diberikan oleh hammer pada namun untuk melakukan interpretasi kita dapat
kepala tiang akan berkurang nilainya seiring mengubah nilai WS menggunakan aplikasi
dengan bertambahnya kedalaman tanah. PIT-W. Jika kita mengubah nilai WS menjadi
Semakin panjang tiang yang diuji maka energi lebih kecil dari asumsi atau ≤ 3800 m/s maka
juga akan semakin kecil nilainya ketika akan mengakibatkan grafik menjadi lebih
mendekati dasar tiang. Maka dari itulah memanjang. Jika nilai WS diubah menjadi
diperlukan nilai MA untuk mengatasi lebih besar dari nilai asumsi atau ≥ 3800 m/s

362
Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks
IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 359-364, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti.
SATRIO RACADIA AFRIANTORO .

maka akan mengakibatkan grafik mempunyai tidak mampu untuk memantulkan


bentuk yang lebih memendek dan merapat. gelombang ke kepala tiang untuk terbaca
2.4 PI ( Pivot) oleh alat akselerometer.
PI atau pivot adalah sebuah parameter yang 4. PIT tidak dapat mendeteksi kerusakan
bisa digunakan untuk meluruskan hasil grafik yang letaknya secara vertikal, karena
yang miring akibat dari kesalahan pada saat gelombang bergerak secara vertikal dan
pemukulan hammer atau karena posisi membutuhkan sebuah rintangan yang
akselerometer yang tidak tegak lurus terhadap posisinya horizontal untuk dapat
kepala tiang. Hal seperti ini dapat memantul kembali ke permukaan untuk
menghasilkan grafik yang miring pula. Untuk dapat terdeteksi oleh akselerometer.
mengatasi kasus seperti ini dapat 5. PIT tidak dapat mendeteksi kapasitas
menggunakan parameter PI. Nilai PI adalah tiang. PIT hanya bisa mengetahui
±10. Jika sudah dilakukan perubahan nilai PI keutuhan tiang yang diuji.
sesuai dengan rentang yang ada tetapi belum 6. Parameter yang menentukan hasil
bisa mendapatkan grafik yang bisa dilakukan interpretasi metode PIT antara lain, MA,
interpretasinya maka diperlukan pengujian MD, WS,WL, dan PI.
ulang di lapangan untuk mendapatkan data
yang valid. F. Referensi
2.5 Wavelet (WL) ASTM D5882-07. (2010). Standard Test
Wavelet atau WL adalah sebuah parameter Method for Low Strain Impact Integrity
yang dapat digunakan untuk membuat grafik Testing of Deep Foundations. Annual
menjadi lebih halus. WL mempunyai rentang Book of ASTM Standards, D.
nilai 0-4. Semakin besar nilai WL maka akan Handayani, T. (2013). Aplikasi Pemeriksaan
menghasilkan grafik yang semakin halus. Kedalaman Tiang Pancang Dengan Pile
Perlu diperhatikan penggunaan parameter WL, Integrity Test Pada Struktur Bangunan
karena dengan mengubah nilai WL menjadi Turap.
nilai yang lebih besar maka akan Liang, L., Dynamics, P., & Rausche, F. (n.d.).
mengakibatkan tidak terlihatnya kerusakan Quality Assessment Procedure and
yang terjadi pada penampang tiang. Classifications of Cast-in-. Pile and Shaft
Integrity Test Results, Classification,
E. KESIMPULAN 553–562.
1. Metode PIT tidak bisa mendeteksi Liong, G. T. (2011). Teknik Uji Non
penyebab kerusakan. PIT hanya bisa Destruktif. Sonic Logging Vs Pit Untuk
mendeteksi bahwa terdapat kerusakan Mendeteksi Integritas Pondasi Tiang.
pada kedalaman x (m). Liong, G. T. (2017). Sonic Logging Vs PIT
2. PIT hanya bisa mendeteksi satu jenis untuk Mendeteksi Integritas Pondasi
kerusakan pada satu tiang. Jika terjadi Tiang. ComTech: Computer,
kerusakan lain pada tiang yang sama Mathematics and Engineering
tetapi berbeda kedalaman maka PIT tidak Applications, 2(2), 1031.
dapat mendeteksi kerusakan tersebut. Procedure, T. (n.d.). Test Method for Low
3. PIT tidak dapat mendeteksi minor Strain Integrity Testing of Piles. Testing
damaged atau retak rambut. Minor Procedure of Measurements and
damaged tidak dapat terdeteksi karena Analyses, 30, 1–4.
kerusakan yang ada terlalu kecil sehingga Recommendations on Piling (EA-Pfahle).

363
Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks
IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 359-364, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti.
SATRIO RACADIA AFRIANTORO .

(2012). Recommendations on Piling (EA-


Pfahle). Ernst & Sohn.

364

Anda mungkin juga menyukai