Diterima : 30 Juni 2023 | Selesai Direvisi : 05 Juli 2023 | Disetujui : 07 Juli 2023 | Dipublikasikan : Juni 2023
DOI : http://dx.doi.org/10.24853/jk.14.2.175-188
Copyright © 2023 Jurnal Konstruksia
This is an open access article under the CC BY-NC licence (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
1ProdiTeknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440
2Prodi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jl. Cempaka Putih Tengah 27, Jakarta, 10510
Email korespondensi: hkhoeri@hesa.co.id
ABSTRAK
Asesmen kapasitas struktur bangunan eksisting dapat dilakukan dengan cara analitis,
dimana mutu dan dimensi elemen struktur dapat diperoleh dari pengujian dan pengukuran.
Uji beban statik disarankan untuk dilakukan dalam beberapa pedoman pemeriksaan
bangunan eksisting, namun jarang dilakukan karena membutuhkan waktu persiapan dan
pelaksanaan pengujian beberapa hari. Hal ini tentunya mengganggu operasional bangunan,
selain masalah biaya dan resiko terhadap struktur itu sendiri. Alternatif yang cukup efektif
adalah dengan uji getar, dari data percepatan menggunakan Fast Fourier Transformation,
frekuensi struktur dapat diketahui. Lendutan dapat diestimasi dengan integrasi ganda data
percepatan. Namun dalam banyak kasus mengubah data percepatan menjadi lendutan tidak
selalu akurat karena ketidaktahuan kondisi awal dan noise yang tidak dapat dihindari
dalam proses perekaman. Filtering data percepatan yang diterapkan pada satu kasus belum
tentu cocok untuk kasus lainnya, karena proses koreksi memungkinkan menghilangkan/
merubah data. Pada penelitian ini mengusulkan penggunaan Highpass Equripple FIR pada
data percepatan pada tiap tahap integrasi numerik dengan optimasi pada Panjang Filter.
Interpolasi dilakukan dengan hermite kubik dan integrasi menggunakan metode Simpson
3/8. Dengan algoritma tersebut dihasilkan estimasi lendutan statik dari data percepatan
100.67% dari lendutan hasil uji statik dengan deviasi 1.86%.%. Kapasitas beban dapat
diketahui dengan memasukkan lendutan ijin pada persamaan lendutan.
Kata kunci: percepatan, filter, FIR, lendutan, uji getar
ABSTRACT
Assessment of the capacity of existing building structures can be done in an analytical way,
where the quality and dimensions of structural elements can be obtained from testing and
measurement. Static load tests are recommended to be carried out in several existing
building inspection guidelines, but are rarely carried out because they require several days
of preparation time and test execution. This certainly interferes with building operations, in
addition to cost issues and risks to the structure itself. A fairly effective alternative is to
vibrate test, from the acceleration data using Fast Fourier Transformation, the frequency of
the structure can be known. Deflection can be estimated by double integration of
acceleration data. However, in many cases, converting acceleration data into deflection is
not always accurate due to ignorance of the initial conditions and unavoidable noise in the
recording process. Accelerated data filtering applied to one case is not necessarily suitable
for other cases, because the correction process allows removing/changing data. This study
proposes the use of Highpass Equripple FIR in acceleration data at each stage of numerical
integration with optimization in Filter Length. Interpolation is performed with cubic hermite
and integration using the Simpson 3/8 method. With this algorithm, static deflection
estimation is produced from acceleration data of 100.67% of the deflection of static test
results with a deviation of 1.86%.%. The load capacity can be determined by inserting a
permit deflection in the deflection equation.
Keywords: acceleration, filter, FIR, deflection, vibrating test
176 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 14 Nomer 2 | [Heri-Sofia-Jack-Najid_Juli] 2023
177 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 14 Nomer 2 | [Heri-Sofia-Jack-Najid_Juli] 2023
178 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 14 Nomer 2 | [Heri-Sofia-Jack-Najid_Juli] 2023
2𝐸𝐼𝑘 2 EI𝑘 3
(𝑃1 − 𝑃3 ) = 0 𝑉[𝜉, 𝜉𝑓 ] = (−𝐶1 Cos[𝑘𝜉]
𝐿2 𝐿3
2𝐸𝐼𝑘 3 + C2Sin[𝑘𝜉]
(𝑃2 − 𝑃4 ) = 0 + C3Cosh[𝑘𝜉]
𝐿3
Pers. (35) dapat diselesaikan, dimana: + C4Sinh[𝑘𝜉]
𝐿2
𝑃1 = 0; 𝑃2 = 2𝐸𝐼𝑘 2; 𝑃3 = 0; 𝐿3 (40)
+ Cosh[𝑘(𝜉
𝐿2 (36) 2EI𝑘 3
𝑃4 = − − 𝜉𝑓 )]𝐻[𝜉 − 𝜉𝑓 ]
2𝐸𝐼𝑘 2 𝐿3
Getaran paksa dalam bentuk tertutup: + Cos[𝑘(𝜉
𝐺(𝜉, 𝜉𝑓 ) = 𝐶1 sin(𝑘𝜉) 2EI𝑘 3
− 𝜉𝑓 )]𝐻[𝜉 − 𝜉𝑓 ])
+ 𝐶2 cos(𝑘𝜉)
Kondisi batas untuk balok ini adalah:
+ 𝐶3 sinh(𝑘𝜉)
𝑀(0, 𝜉𝑓 ) = 𝑘𝑅1 𝜃(0, 𝜉𝑓 )
+ 𝐶4 cosh(𝑘𝜉)
𝐿2 𝑀(𝜉, 𝜉𝑓 ) = 𝑘𝑅2 𝜃(𝜉, 𝜉𝑓 )
+ sinh[𝑘(𝜉 (41)
2𝐸𝐼𝑘 2 𝑉(0, 𝜉𝑓 ) = 𝑘𝑉1 𝑉(𝜉, 𝜉𝑓 )
− 𝜉𝑓 )] 𝐻[𝑘(𝜉 (37) 𝑉(𝜉, 𝜉𝑓 ) = 𝑘𝑉2 𝑉(𝜉, 𝜉𝑓 )
− 𝜉𝑓 )] Dengan subtitusi pers. (37), (38), (39), dan
𝐿2 (40) ke dalam kondisi batas pers. (41),
− sin[𝑘(𝜉 persamaan dapat dituliskan dalam bentuk
2𝐸𝐼𝑘 2
− 𝜉𝑓 )] 𝐻[𝑘(𝜉 matriks. Untuk mencari solusi nontrivial
𝐶1 sampai 𝐶4, determinan matiks harus
− 𝜉𝑓 )]
nol. Dengan mathematica wolfram
Pada balok dengan pegas rotasi dan pegas persamaan tersebut dapat diselesaikan.
verikal Gambar 1, lendutan G seperti pada
persamaan (37), Sementara Rotasi sudut ,
momen M, dan Geser V dapat dituliskan: 3. METODE ESTIMASI LENDUTAN
𝑘 DARI DATA PERCEPATAN
𝜃[𝜉, 𝜉𝑓 ] = (𝐶1 Cos[𝑘𝜉]
𝐿 Studi terdahulu
+ C2Sin[𝑘𝜉] Respon perpindahan dapat diperoleh
+ C3Cosh[𝑘𝜉] dengan integrasi ganda sinyal percepatan.
+ C4Sinh[𝑘𝜉] Namun dalam banyak kasus mengubah
𝐿3 (38) sinyal percepatan menjadi perpindahan
+ Cosh[𝑘(𝜉
2EI𝑘 3 melalui integrasi ganda tidak selalu
− 𝜉𝑓 )]𝐻[𝜉 − 𝜉𝑓 ] memberikan solusi yang andal karena
𝐿3 kondisi awal yang tidak diketahui dan
− Cos[𝑘(𝜉 − 𝜉𝑓 )]𝐻[𝜉 noise yang tidak dapat dihindari dalam
2EI𝑘 3
− 𝜉𝑓 ]) sinyal percepatan. Selain itu, proses
EI𝑘 2 koreksi yang diterapkan pada perkiraan
𝑀[𝜉, 𝜉𝑓 ] = 2 (−𝐶1 Sin[𝑘𝜉] perpindahan dari percepatan
𝐿
− C2Cos[𝑘𝜉] kemungkinan akan menghilangkan
+ C3Sinh[𝑘𝜉] beberapa informasi penting, yang
+ C4Cosh[𝑘𝜉] menyebabkan hilangnya beberapa data
𝐿3 (39) perpindahan, umumnya komponen
+ 3
Sinh[𝑘(𝜉 frekuensi rendah dari gerakan struktur
2EI𝑘
− 𝜉𝑓 )]𝐻[𝜉 − 𝜉𝑓 ] [5].
𝐿3 Salah satu pendekatan adalah estimasi
+ Sin[𝑘(𝜉 pengukuran sebagai pusat orde kedua dari
2EI𝑘 3
− 𝜉𝑓 )]𝐻[𝜉 − 𝜉𝑓 ]) beda hingga (second-order central finite
difference). Lendutan direkonstruksi
dengan meminimalkan kesalahan kuadrat
terkecil antara percepatan yang
179 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 14 Nomer 2 | [Heri-Sofia-Jack-Najid_Juli] 2023
180 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 14 Nomer 2 | [Heri-Sofia-Jack-Najid_Juli] 2023
181 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 14 Nomer 2 | [Heri-Sofia-Jack-Najid_Juli] 2023
-0.2
Lendutan, mm
-0.4
-0.6
-0.8
Gambar 12. Data Percepatan arah z
-1
sensor-3
Hasil Uji 75 kg 150 kg 225 kg 300 kg
Teoritis 75 kg 150 kg 225 kg 300 kg
Rekaman Data Lendutan
Gambar 9. Lendutan hasil uji dan teoritik Perekaman dan pemotongan data
dilakukan sama dengan data percepatan.
Rekaman Data Percepatan Rekaman data lendutan seperti diberikan
Percepatan direkam selama 60 detik pada gambar-gambar berikut:
dengan sampling rate 100 Hz, selanjutnya
untuk mempercepat proses running data.
Data yang digunakan 5 detik (Gambar 10):
182 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 14 Nomer 2 | [Heri-Sofia-Jack-Najid_Juli] 2023
183 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 14 Nomer 2 | [Heri-Sofia-Jack-Najid_Juli] 2023
184 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 14 Nomer 2 | [Heri-Sofia-Jack-Najid_Juli] 2023
Lendutan 30 30.037
29.269
31.291
Rasio
25.245 24.211
23.904
21.883 22.645
20.625
20.386
dinamik (mm)
20 19.457 20.013 19.993
17.524
17.082 18.325
17.216 17.733
16.374 16.351 16.280
15.185 16.332
15.448
15.446 13.921
13.584
Max/ Estimasi
10 11.528 11.620
11.442
Lendutan, mm
5.184
Sensor Estimasi 0
-1.926 -1.878
2.79-2.820
-3.270
Min terhadap
2.54 2.59 2.64 2.69 2.74-3.782
-3.829
-6.046 -5.698 -6.414 -5.137
-5.748 -4.993
-8.402 -7.236 -7.939 -6.995 -7.019
-7.464 -7.392
-7.544
-10 -10.973 -10.692 -9.343 -9.662 -9.736 -9.473
-11.137
dari LVDT
-13.428 -13.228 -12.035
-13.660
-16.960 -17.468 -16.043
-16.268
-18.713
-18.761
LVDT
-20 -20.791
-21.569
-21.893
-23.326 -24.439
integrasi
-30 -28.371
-31.738
-32.780 -34.428
-40
(L/4) Min -38.78 -39.3 98.68% Gambar 28. Superimpossed data lendutan
S2 Max 41.71 42.7 97.68% hasil integrasi data sensor-1, 2 dan 3
(L/2) Min -60.72 -62.8 96.69%
Bentang, L Bentang, L
S3 Max 32.93 33 99.79% 0 0 L/4 L/4 L/2 L/2
3L/4 L 3L/4 L
0.2 0.2
1 1 1.000 1.000
Rasio lendutan estimasi dari integrasi Gambar 29. Mode Shape lendutan dari
ganda data percepatan menggunakan percepatan
algoritma yang diusulkan rata-rata
97.62% dari data LVDT dengan standar Dengan mengodealisasikan tumpuan
deviasi 1.43%, nilai yang lebih kecil balok sebagai sendi dengan pegas rotasi,
dibandingkan hasil LVDT disebabkan oleh yang nilainya akan dicari dari mode shape
filtering dengan FIR equiripple highpass yang sudah diketahui (Gambar 29). Model
dimana respons amplitudo filter ini akan FEM seperti pada Gambar 30.
membuat serangkaian puncak dan lembah
gelombang yang sama pada rentang
frekuensi tersebut, sehingga mencapai
keseragaman yang diinginkan dalam
mereduksi frekuensi rendah. Namun
dengan perbedaan kurang dari 5% dengan
standar deviasi cukup kecil 1.43%, dapat
dianggap akurat untuk memprediksi
Gambar 30. Diskritisasi Elemen balok
parameter estimasi lendutan statik dengan
perbaikan pada kondisi batas tumpuan.
Le = L/4, dan konstanta spring 𝑘𝑟1 pada
tumpuan kiri dan 𝑘𝑟2 kanan, dengan
hubngan:
([𝐾] − 𝜔2 [𝑀]){∅}𝑖 = 0 (44)
185 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 14 Nomer 2 | [Heri-Sofia-Jack-Najid_Juli] 2023
40
20
Lendutan, mm
0
2.3 2.5 2.7 2.9 3.1 3.3 3.5 3.7
-10
-20
-30
-50
40
30
20
10
(L/2) Min -62.680 -62.80 99.8%
S3 Max 33.131 33.00 100.4%
Lendutan, mm
0
2.3 2.5 2.7 2.9 3.1 3.3 3.5 3.7
-10
-20
-30
(3L/4) Min -45.342 -45.00 100.8%
-40
102.99
-50
Rata-rata
-60
Waktu, t
%
deviasi 5.54%
Teoritis asumsi tumpuan sendi Teoritis asumsi tumpuan sendi dan pegas rotasi Estimasi dari data percepatan LVDT
40
20
dengan standar deviasi 5.54%.
Lendutan, mm
0
2.3 2.5 2.7 2.9 3.1 3.3 3.5 3.7
-20
-40
Lendutan Estimasi dibanding Hasil Uji
Dengan memasukkan konstanta pegas
-60
-80
Waktu, t
Teoritis asumsi tumpuan sendi Teoritis asumsi tumpuan sendi dan pegas rotasi Estimasi dari data percepatan LVDT
rotasi pada tumpuan sesuai estimasi dari
Gambar 33. Lendutan dinamik di ½ uji dinamik pers. (7), diperoleh lendutan
bentang statik pada beban 100% sebagai berikut:
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
-0.2
Lendutan, m
-0.4
-0.6
-0.8
-1
Bentang, L
Asumsi awal tumpuan sendi Teoritis asumsi tumpuan sendi dan pegas rotasi Hasil uji
186 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 14 Nomer 2 | [Heri-Sofia-Jack-Najid_Juli] 2023
Dari frekuensi alami dan mode shape- "Integrated velocity and displacement
1 diperoleh, k_r1=5,03 x 10^4 of strong earthquake ground motion”.
kg.m/rad dan k_r2=9.2x10^4 Bulletin of the Seismological Society of
kg.m/rad.. America 51.2. pp. 175-189.
[ ] Trifunac, M.D. (1971). “Zero baseline
8
3. Dengan mensubtitusi konstanta pegas
correction of strong-motion
ke persamaan lendutan dinamik
accelerograms”. Bulletin of the
diperoleh lendutan teoritis 102.99% +
Seismological Society of America.
5.54% terhadap data LVDT.
61(5): pp. 1201-1211.
187 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 14 Nomer 2 | [Heri-Sofia-Jack-Najid_Juli] 2023
188 | K o n s t r u k s i a