1. Pendahuluan Pada perencanaan suatu struktur bangunan, direncanakan berbagai beban kerja. Suatu struktur dikatakan aman dan kuat jika mampu menahan segala beban-beban di atasnya baik bersifat permanen maupun sementara. Ada kalanya sebuah struktur harus direncanakan dengan dimensi tertentu. Misalnya balok direncanakan dengan dimensi yang kecil agar ruang antara struktur semakin besar tetapi masih aman dan kuat serta memenuhi terhadap persyaratan yang telah ditentukan. Untuk mencapai nilai keamanan dan kekuatan tersebut, maka bangunan didimensi sedemikian rupa hingga memiliki kekuatan melebihi beban yang akan dipikulnya. Salah satu alternatif teknis untuk mencapai nilai keamanan dan kekuatan suatu bangunan adalah dengan menambah kekakuan pada konstruksi. Dalam hal ini, untuk menambah kekakuan pada konstruksi digunakan struktur grid, yaitu balok-balok yang saling menyilang dan menyatu pada bidang horizontal dimana gaya-gaya dominan yang bekerja adalah tegak lurus bidang tersebut. Dengan memakai struktur grid (balok silang, dapat diketahui pengaruh grid terhadap kekakuan struktur bangunan sehingga diperoleh besar defleksi/lendutan yang terjadiakibat adanya gaya-gaya yang bekerja pada bangunan. Penambahan jumlah grid(balok silang) akan membuat struktur semakin kaku sehingga besarnya defleksi/lendutan yang terjadi dapat dikurangi dan memenuhi peraturan dan keamanan konstruksi. Pada analisis struktur grid (balok silang) dengan jumlah batang yang berbeda akibat adanya penambahan jumlah grid diperoleh lendutan yang memenuhi terhadap persyaratan yang telah ditentukan. Hal ini terjadi karena penambahan jumlah batang berpengaruh terhadap lendutan yang terjadi. Analisis struktur grid diselesaikan dengan Metode Elemen Hingga (Finite Element Method ) dan selanjutnya dianalisa dengan program komputer yaitu program Matlab dan SAP 2000 untuk mempercepat perhitungan. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa semakin banyak jumlah grid (balok silang), maka berat sendiri juga akan semakin besar yang berpengaruh terhadap besarnya lendutan yang terjadi.
Koordinat Titik Umum Gambar (a) Komponen dari perpindahan nodal untuk sebuah anggota grid Analisa dinamis dengan metode kekakuan untuk struktur grid, yaitu untuk kerangka sebidang yang dibebani oleh beban normal, memerlukan penentuan koefisien kekakuan torsi dan koefisien massa untuk suatu bentuk umum dari anggota suatu grid. Penurunan koefisien ini pada dasarnya identik dengan penurunan koefisien kekakuan serta massa untuk pengaruh aksial pada sebuah elemen balok. Adanya kesamaan antara kedua penurunan ini disebabkan oleh bentuk matematis yang sama dari persamaan diferensial kedua masalah ini. Untuk masalah aksial, persamaan diferensial untuk fungsi perpindahan diberikan oleh persamaan di bawah ini :
=
Untuk perpindahan Torsi Keterangan : T G J = Perpindahan angular (perputaran Sudut) = Momen Torsi = Modulus elastisitas geser = Konstanta torsi dari penampang melintang (momen inersia polar untuk penampang lingkaran)
Gambar (b) Koordinat Torsi nodal untuk sebuah elemen balok Fungsi perpindahan untuk pengaruh torsi adalah sama dengan fungsi yang sesuai, yang memberikan perpindahan akibat pengaruh aksial, jadi dengan cara yang sama dengan persamaan (a) dan persamaan (b) serta berdasar pada koordinat nodal pada gambar (b), kita dapatkan persamaan di bawah ini : u1 (x) = 1 (a) -
. u2 (x) =
( b)
= (1 . (c) Koefisien pengaruh kekakuan untuk pengaruh torsi, dapat dihitung dari persamaan : .. (e)
1(x) dan 2(x) adalah penurunan fungsi perpindahan 1(x) dan 2(x) terhadap x. koefisien matrik massa sepadan untuk pengaruh torsi, diberikan oleh : .. (f)
Dimana I
3. Solusi Persamaan Matriks kekakuan torsi, dikombinasikan dengan matriks kekakuan lentur untuk mendapatkan matriks kekakuan dari sebuah bentuk umum anggota satu struktur grid. Persamaan kekakuan untuk satu anggota seragam dari satu grid dalam system koordinat local seperti yang dijelaskan gambar (a) adalah : Matriks Kekakuan Lokal :
, dimana
adalah matriks
massa untuk satu anggota seragam yang umum dari sebuah struktur Matriks kekakuan dan matriks massa pada persamaan di atas adalah matriks dalam system koordinat local. Matriks-matriks tersebut perlu ditransformasikan dalam bentuk system koordinat umum sebelum disusun menjadi matriks-matriks struktur yang sesuai.
Gambar (c) Komponen Momen, Nodal dalam Koordinat Lokal Dan Koordinat Umum Nodal 1 : P1 = P2 = P3 = Nodal 2 : P4 = P5 = P6 = Sehingga dapat ditulis dalam notasi matriks sebagai : dimana dan ,
adalah vector dari gaya-gaya nodal dari satu anggota adalah matriks komponen
grid dalam koordinat local serta umum, dan transformasi yang digunakan untuk
mentransformasi
perpindahan nodal dalam system koordinat umum ke dalam system koordinat local. Hubungan ini diberikan dalam notasi : , sehingga matriks , atau
kekakuan elemen dari system koordinat umum yaitu : karena adalah matriks orthogonal, maka didapatkan .
4. Contoh Soal Dik : Dalam gambar di bawah ini terlihat sebuah struktur grid pada bidang horizontal yang terdiri dari dua elemen balok prismatic dengan tiga derajat kebebasan. L I J E G F3 = = = = = = = 60 in 100 in4 200 in4 10 lb det2/in2 30 x 106 psi 12 x 106 psi 5000 lb
Dit
Tentukanlah frekuensi natural dan pola perubahan bentuknya. Gunakan formula massa sepadan.
Jawab
:Matriks kekakuan untuk elemen 1 ataupun elemen 2 dari grid dalam koordinat local oleh persamaan adalah :
Jadi, :
Dengan cara yang sama, kita dapatkan dari persamaan untuk matriks massa yaitu :
Frekuensi natural dan pola perubahan bentuk didapatkan dari solusi eigen problem : eigenvalues (frekuensi natural kuadrat) : ,Yang memberikan
Kemudian :
Eigenvector
dinormalkan
dengan
membagi
kolom-kolom
Eigenvector yang telah dinormalkan disusun pada kolom-kolom matriks modal, jadi :