Anda di halaman 1dari 10

TUGAS DINAMIKA STRUKTUR

SOAL :
1. Konsep SDOF & MDOF
2. Cara design struktur bangunan tahan gempa

JAWABAN :
1. SDOF & MDOF

Single Degree of Freedom System-

Sistem getaran sederhana yang dihubungkan massa tunggal dengan pegas. Massa
diperbolehkan untuk melakukan pergerakan hanya sepanjang arah perpanjangan
pegas. Sistem seperti ini disebut Single Degree-of-Freedom (SDOF) sistem dan
ditunjukkan pada gambar berikut,

-Persamaan Motion untuk Sistem SDOF-

SDOF getaran dapat dianalisis oleh hukum kedua Newton tentang gerak, F = m * a.
Analisis ini dapat dengan mudah divisualisasikan dengan bantuan diagram free
body,

 
Persamaan gerak yang dihasilkan adalah urutan kedua, non-homogen, persamaan
diferensial biasa:

dengan inisial kondisi ,


Solusi persamaan gerak SDOF umum ditampilkan dalam diskusi SDOF teredam.

Sistem SDOF Tak Teredam


Jika tidak ada kekuatan eksternal yang diterapkan pada sistem ini , maka f(t) = 0.
Sistem akan mengalami gerakan bebas. Gerak sistem akan dibentuk oleh gangguan
awal (kondisi awal). Selain itu jika tidak ada resistensi atau redaman dalam sistem
Cv = 0. Gerak osilasi akan berjalan terus dengan amplitudo yang konstan. Sistem
seperti itu disebut undamped (tidak teredam) dan ditunjukkan pada gambar
berikut :
 

Persamaan Differensial Pada Struktur SDOF


System derajat kebebasan tunggal (SDOF) hanya akan mempunyai satu koordinat
yang diperlukan untuk menyatakan posisi massa pada saat tertentu yang ditinjau.
Bangunan satu tingkat adalah salah satu contoh bangunan derajat kebebasan
tunggal.
Berdasarkan prinsip keseimbangan dinamik pada free body diagram tersebut, maka
dapat
diperoleh hubungan,
p(t) – fS – fD = mÿ atau mÿ + fD + fS = p(t)    (pers.1)                                  

dimana :
fD = c.ý
fS = k.y                                                     (pers.2)

Apabila persamaan 1 disubtitusikan ke persamaan 2 , maka akan diperoleh :


mÿ+ cý+ ky = p(t)        ( pers.3 )

Persamaan (3) adalah persamaan differensial gerakan massa suatu struktur SDOF
yang memperoleh pembebanan dinamik p(t). pada problema dinamik.
Yang penting untuk diketahui adalah simpangan horizontal tingkat atau dalam
persamaaan tersebut adalah y(t).

Multi Degree of Freedom


a) Matriks Massa, Matriks Kekakuan dan Matriks Redaman
Untuk menyatakan persamaan diferensial gerakan pada struktur dengan derajat kebebasan
banyak maka dipakai anggapan dan pendekatan seperti pada struktur dengan derajat
kebebasan tunggal SDOF. Anggapan seperti prinsip shear building masih berlaku pada
struktur dengan derajat kebebasan banyak (MDOF). Untuk memperoleh persamaan
diferensial tersebut, maka tetap dipakai prinsip keseimbangan dinamik (dynamic equilibrium)
pada suatu massa yang ditinjau. Untuk memperoleh persamaan tersebut maka diambil model
struktur MDOF.

Struktur bangunan gedung bertingkat 3, akan mempunyai 3 derajat kebebasan. Sering kali
jumlah derajat kebebasan dihubungkan secara langsung dengan jumlahnya tingkat.
Persamaan diferensial gerakan tersebut umumnya disusun berdasarkan atas goyangan struktur
menurut first mode atau mode pertama seperti yang tampak pada garis putus-putus. Masalah
mode ini akan dibicarakan lebih lanjut pada pembahasan mendatang. Berdasarkan pada
keseimbangan dinamik pada free body diagram. maka akan diperoleh :

Pada persamaan-persamaan tersebut diatas tampak bahwa keseimbangan dinamik suatu


massa yang ditinjau ternyata dipengaruhi oleh kekakuan, redaman dan simpangan massa
sebelum dan sesudahnya. Persamaan dengan sifat-sifat seperti itu umumnya disebut coupled
equation karena persamaan-persamaan tersebut akan tergantung satu sama lain. Penyelesaian
persamaan coupled harus dilakukan secara simultan artinya dengan melibatkan semua
persamaan yang ada. Pada struktur dengan derajat kebebasan banyak, persamaan diferensial
gerakannya merupakan persamaan yang dependent atau coupled antara satu dengan yang lain.

Selanjutnya dengan menyusun persamaan-persamaan di atas menurut parameter yang sama


(percepatan, kecepatan dan simpangan) selanjutnya akan diperoleh :

Persamaan-persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut :


(Pers. 2.4.14 dapat ditulis dalam matriks yang lebih kompleks,

[M]{Ÿ} + [C]{Ỳ} + [K]{Y} = {F(t)}

Yang mana [M], [C] dan [K] berturut-turut adalah mass matriks, damping matriks dan
matriks kekakuan yang dapat

ditulis menjadi,

Sedangkan {Ÿ}, {Ỳ} dan {Y} dan {F(t)} masing-masing adalah vektor percepatan, vektor
kecepatan, vektor simpangan

dan vektor beban, atau,

Secara visual Chopra (1995) menyajikan keseimbangan antara gaya dinamik, gaya pegas,
gaya redam dan gaya inersia seperti pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Keseimbangan Gaya Dinamik dengan fS, fD, dan f1 (Chopra, 1995)

b) Matriks Redaman
Pada persamaan diferensial di atas, maka tersusunlah berturut-turut matriks massa, matriks
redaman dan matriks kekakuan. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa kekakuan
kolom sudah dapat dihitung secara lebih pasti. Kekakuan kolom dapat dihitung berdasarkan
model kekakuan balok yang dipakai. Dengan demikian matriks kekakuan sudah dapat
disusun dengan jelas. Pada bagian lain yang sudah dibahas adalah massa struktur. Apabila
model distribusi massa struktur sudah dapat dikenali dengan baik, maka massa setiap derajat
kebebasan juga dapat dihitung dengan mudah. Akhirnya matriks massa juga dapat disusun
secara jelas. Maka sesuatu yang perlu dibahas lebih lanjut
adalah matriks redaman. Sebelum menginjak matriks redaman maka akan dibahas terlebih
dahulu jenis dan sistem redaman.

c) Non Klasikal / Non Proporsional Damping

Apabila matriks massa dan matriks kekakuan telah dapat disusun, maka selanjutnya
tinggallah matriks redaman. Pada struktur SDOF, koefisien redaman c dapat dihitung yaitu
merupakan produk antara rasio antara redaman-redaman kritik. Pada Bab III telah dibahas
tentang sistem redaman yaitu redaman klasik ( clasiccal damping ) dan redaman non-klasik (
non clasiccal damping ). Damping non-klasik dapat tergantung pada frekuensi ( frequency
dependent ). Clough dan Penzien (1993) memberikan contoh damping non-klasik.

Pada gambar 2.4.a tampak kombinasi antara struktur beton di bagian bawah misalnya dan
struktur baja pada bagian atas. Jenis bahan akan mempengaruhi rasio redaman. Antara
struktur beton dan struktur baja akan mempunyai perbedaan rasio redaman yang cukup
signifikan. Oleh karena itu sistem struktur mempunyai rasio redaman yang berbeda. Prinsip
non-klasikal damping akan berlaku pada struktur tersebut. Pada gambar 2.4.b adalah sistem
struktur yang memperhitungkan efek / pengaruh tanah dalam analisis struktur. Analisis
struktur seperti itu biasanya disebut analisis interaksi antara tanah dengan bangunan (soil-
structure interaction analysis). Struktur tanah umumnya mempunyai kapasitas meredam
energi atau mempunyai rasio redaman yang jauh lebih besar daripada bangunan atas.
Disamping itu interaksi antara tanah dan fondasi sebenarnya adalah interaksi frequency
dependent, artinya kualitas
interaksi akan dipengaruhi oleh frekuensi beban yang bekerja.
Gambar 2.4 Struktur Dengan Damping Non-Klasik (Clough & Pensien, 1993)

Apabila interaksi antara tanah dengan struktur dipengaruhi frekuensi, maka kekakuan dan
redaman interaksi juga frequency dependent. Pada kondisi tersebut sistem struktur tidak akan
mempunyai standar mode shapes (akan dibahas kemudian). Dengan memperhatikan
kenyataan-kenyataan seperti itu maka ada empat hal yang perlu

diperhatikan. Pertama rasio redaman struktur atas yang dipengaruhi oleh level respon, kedua
rasio redaman pada stuktur atas dan bawah sangat berbeda, ketiga rasio redaman struktur
bawah tergantung pada frekuensi beban dan keempat sistem struktur tidak akan mempunyai
standar mode shapes. Apabila analisis struktur akan memperhatikan hal itu semua, maka
problemnya  tidak hanya terletak pada redaman tetapi penyelesaian yang komprehensif
terhadap sistem struktur. Penyelesaian soil-structure interaction pada bangunan bertingkat
banyak sungguhlah tidak sederhana. Oleh karena itu memperhitungkan redaman non-klasik
ini memerlukan kemampuan yang sangat khusus.

d) Klasikal / Proposional Damping

Damping dengan sistem ini relatif sederhana bila dibanding dengan nonklasikal damping.
Namun demikian penggunaan sistem damping seperti ini juga terbatas, yaitu hanya dipakai
pada analisis struktur yang tidak memperhatikan interaksi antara tanah dengan bangunan.
Ada juga yang memakainya, namun hal itu disertai dengan anggapan-anggapan. Analisis
struktur yang menggunakan damping jenis ini adalah analisis struktur elastik maupun
inelastik yang mana struktur bangunan dianggap dijepit pada dasarnya.

Pada analisis dinamik yang menggunakan superposisi atas persamaan independen (uncoupled
modal superposition method) maka masih dapat dipakai, prinsip ekivalen damping rasio,
yaitu yang dinyatakan dalam bentuk,

Cj = 2 ξj Mj ωj                                         (2.4.18)
yang mana Cj, Mj adalah suatu simbol yang berasosiasi dengan mode j, ξ dan ω j berturut-
turut adalah rasio redaman dan frekuensi sudut mode ke-j.

Untuk menyederhanakan persoalan umumnya dipakai rasio redaman yang konstan, artinya
nilai rasio redaman diambil sama untuk semua mode. Apabila hal ini telah disepakati maka
analisis dinamik struktur dengan modal analis tidak memerlukan matriks redaman. Cara ini
mempunyai kelemahan, karena pada mode yang lebih tinggi umumnya frekuensi sudut ω dan
rasio redaman ξ akan lebih besar.

Pada analisis dinamik yang melakukan integrasi secara langsung dan analisis dinamik
inelastik, maka konsep ekivalen damping ratio sebagaimana tercantum pada persamaan
2.4.18 tersebut tidak dapat dipakai. Pada kedua analisis ini diperlukan suatu matriks redaman,
dan oleh karenanya matriks redaman perlu disusun. Didalam analisis tersebut damping
matriks disusun berdasarkan satu dan dua nilai proporsional damping. Terdapat beberapa
sistem redaman proporsional yang dapat disusun yang secara skematis ditunjukkan oleh
gambar 2.5

2. Bangunan tahan gempa

Dalam merancang bangunan tahan gempa ada tiga hal penting yang harus dilakukan :

 Tersusun dengan baik


 Dirancang dengan baik
 Dibangun dengan baik

Ketiga unsur diatas amatlah penting. Jika susunan gedung tidak tepat maka beban terhadap
struktur akan meningkat. Hal ini akan menumbulkan kelemahan kualitas struktur bangunan.
Rancangan gedung dengan konsep struktur simetri

 Elemen-elemen penahan beban seismis sebaiknya disusun secara simetris.


 Pentingnya susunan yang simetris berbanding lurus dengan tingginya gedung. 
 Elemen yang penting untuk menahan beban seismis ( contoh: tembok,
kerangka struktur beton / baja ) sebaiknya disebar secara simetris dan teratur
menghadap ke dua arah dasar gedung.
 Tembok dan kerangka sebaiknya dipasang di batas pinggir bangunan. Jika
semua elemen tersebut dipusatkan pada satu lokasi, maka elemen-elemen
tersebut akan mengakibatkan puntiran pada bangunan; dan puntiran ini bisa
mengakibatkan runtuhnya gedung. 
 Konsep rancangan simetri sebaiknya diupayakan pada kedua arah orthogonal.
Ketika membangun gedung berbentuk “L”, “H” atau “U”, rancangan denah
gedung sebaiknya dibuat dengan rasio panjang-lebar kurang dari 1 banding 3.
Jika ini tak memungkinkan karena adanya tuntutan design arsitektur, maka
sebaiknya sayap gedung dijadikan bangunan terpisah secara struktural
( melakukan dilatasi = pemisahan  bangunan secara struktural )
 Asimetri vertical juga sangat penting untuk dihindari jika membangun gedung
lebih tinggi dari satu lantai. Elemen penahan beban lateral utama harus
tersusun secara konsisten dari bawah sampai atas gedung. Hindarilah
perubahan berat jenis diantara lantai ( perbedaannya sebaiknya dibawah
50% ), dan juga hindarilah perubahan kekakuan lateral.
 
 Pemisahan bangunan ini hanya terjadi pada bagian struktur bangunan,
sehingga saat terjadi gempa distribusi tekanan tidak akan mempengaruhi
bagian bangunan lainnya

Pertimbangan Lain dalam Merancang Bangunan


Daya tahan terhadap gempa bukanlah satu-satunya hal yang harus dipertimbangkan oleh
seorang  perancang bangunan. Hal-hal dibawah ini juga harus dipertimbangkan. 

1. Defleksi, termasuk defleksi yang diakibatkan pergantian suhu dan gerakan gerakan
lain. 
2. Daya tahan terhadap api; perlindungan terhadap petir. 
3. Daya Tahan terhadap cuaca; pengendalian tingakt air permukaan. 
4. Daya tahan (termasuk terhadap serangan serangga) / stabilitas bahan bangunan 
5. Proses pembangunan dan kecepatan pembangunan. 
6. Daya tahan bangunan terhadap waktu. 
7. Rancangan khusus untuk daerah tropis. 
8. Insulasi buat mengendalikan suhu; ventilasi, dan efisiensi energi. 
9. Cahaya alami 
10. system saluran pipa. 
11. Keamanan, keleluasaan pribadi penghuni, insulasi akustik seiring dengan budaya,
agama, dan tradisi local. 
12. Estetika 
13. Adanya bahan baku yang memadai. 
14. Adanya tenaga buruh.

Anda mungkin juga menyukai