Anda di halaman 1dari 5

Tugas Sturktur Beton 2

Nama: Muhammad Yudha Rizky


NPM : 212310032
Prodi : Teknik Sipil

Universitas Harapan Medan


Tugas 1 :
1. Buatlah dalam gambar / sketsa
perbedaan SDOF & MDOF !.
2. Buatlah pemodelan struktur dengan
model SDOF dan model matematis !.
3. Buat lah contoh pegas dengan
menggunakan prinsip D’Alambert !.
Jawaban:
1. >

Perbedaan antara sistem dinamis satu derajat kebebasan (SDOF) dan sistem dinamis banyak
derajat kebebasan (MDOF) terletak pada jumlah derajat kebebasan yang dimiliki oleh
masing-masing sistem.

1. SDOF (Sistem Dinamis Satu Derajat Kebebasan):


 Hanya memiliki satu derajat kebebasan yang dapat bergerak dalam satu arah
tertentu.
 Contoh SDOF termasuk pegas satu sisi yang bergerak ke atas dan ke bawah
atau ayunan sederhana.
 Dinamika SDOF dapat dijelaskan dengan persamaan diferensial linier tunggal.
2. MDOF (Sistem Dinamis Banyak Derajat Kebebasan):
 Memiliki lebih dari satu derajat kebebasan, artinya sistem dapat bergerak
dalam lebih dari satu arah.
 Contoh MDOF termasuk jembatan gantung, bangunan bertingkat, atau struktur
kompleks lainnya.
 Dinamika MDOF memerlukan pemodelan masing-masing derajat kebebasan
dan dapat dijelaskan oleh serangkaian persamaan diferensial linier yang lebih
kompleks.

Model SDOF Model MDOF


2. >
SDOF
Untuk memodelkan struktur satu derajat kebebasan (SDOF) dalam analisis dinamika struktur,
kita biasanya menggunakan model pegas-massa-damper yang sederhana. Dalam model ini,
struktur dianggap sebagai massa tunggal yang terhubung ke pegas linier dan damper. Berikut
adalah langkah-langkah umum dalam memodelkan struktur SDOF:

1. Identifikasi Sistem: Tentukan struktur atau elemen struktur yang ingin dimodelkan
sebagai sistem SDOF. Misalnya, sebuah bangunan dengan satu lantai dapat
dimodelkan sebagai SDOF dengan massa konsentris pada lantai tersebut.
2. Definisikan Variabel: Tentukan variabel yang akan digunakan dalam model.
Biasanya, kita menggunakan:
 m: Massa sistem (kg)
 k: Konstanta pegas (N/m)
 c: Koefisien redaman (N.s/m)
3. Gambarkan Diagram Sistem: Gambarkan diagram struktur SDOF dengan
menunjukkan massa, pegas, dan damper.
4. Terapkan Hukum Newton: Terapkan hukum Newton untuk sistem tersebut. Gaya
total yang bekerja pada massa adalah jumlah gaya restorasi dari pegas dan gaya
redaman dari damper.
total=⋅¨Ftotal=m⋅x¨
Di mana ¨x¨ adalah percepatan massa.
5. Tulis Persamaan Gerak: Gunakan hukum Newton untuk menulis persamaan gerak
sistem dalam bentuk persamaan diferensial. Persamaan ini biasanya memiliki bentuk
umum:
mx¨+cx˙+kx=F(t)
Di mana x adalah perpindahan massa, x˙ adalah kecepatan massa, dan F(t) adalah
gaya luar (jika ada) yang bekerja pada sistem.
6. Solusi Persamaan Diferensial: Solusi umum untuk persamaan diferensial ini
bergantung pada kondisi awal dan fungsi waktu F(t). Solusi dapat ditemukan
menggunakan metode transformasi Laplace atau metode numerik lainnya.
7. Interpretasi Hasil: Analisis solusi untuk memahami respons dinamis sistem terhadap
gaya-gaya luar tertentu. Ini dapat mencakup respons amplitudo, frekuensi alami, dan
redaman.

Dengan memodelkan struktur sebagai SDOF, kita dapat memahami perilaku dinamis struktur
tersebut dan merancang sistem pengendali yang efektif untuk mengurangi getaran atau
memperbaiki performa struktur.
Matematis

Untuk memodelkan struktur matematis dalam analisis dinamika struktur, terutama


dalam konteks model SDOF, kita dapat menggunakan persamaan dasar gerak yang
telah disebutkan sebelumnya:
mx¨+cx˙+kx=F(t)

di mana:
 m adalah massa efektif struktur,
 c adalah koefisien redaman yang mencakup semua redaman dalam sistem (redaman
struktural, redaman viskos, dll.),
 k adalah konstanta pegas efektif yang mencerminkan kekakuan struktur, dan
 F(t) adalah gaya luar yang bekerja pada struktur pada waktu t.
Persamaan ini mungkin disesuaikan dengan kasus-kasus khusus tergantung pada
situasi tertentu. Misalnya, jika tidak ada gaya luar F(t), persamaan tersebut menjadi:
¨+cx˙+kx=0

Ini adalah bentuk persamaan untuk getaran bebas struktur, di mana respons
struktur terhadap getaran adalah respons alami dari sistem tanpa adanya gaya
eksternal.
Untuk menyelesaikan persamaan diferensial ini, kita dapat menggunakan berbagai
metode, seperti metode analitis (menggunakan transformasi Laplace atau metode
solusi eksplisit), atau metode numerik (seperti metode Euler atau metode Runge-
Kutta) jika solusi analitis tidak dapat ditemukan.

Hasil analisis dapat memberikan informasi penting tentang respons dinamis


struktur terhadap getaran, gaya-gaya eksternal, atau pembebanan lainnya. Analisis
semacam itu dapat digunakan untuk merancang struktur yang lebih efisien,
mengoptimalkan sistem pengendali, atau mengidentifikasi potensi masalah kestabilan
dan kekuatan pada struktur yang ada.
3. >
D Alembert
Pegas dengan prinsip D'Alembert adalah model pegas yang mengikuti prinsip virtual
work (kerja virtual) yang diusulkan oleh fisikawan Prancis, Jean le Rond d'Alembert. Prinsip
D'Alembert menyatakan bahwa untuk sistem mekanik yang seimbang, total kerja virtual dari
semua gaya inersia dan gaya-gaya yang bekerja pada sistem harus nol.

Dalam konteks pegas dengan prinsip D'Alembert, pegas tersebut dianggap memiliki
kekakuan linier (tetap) dan berperilaku seperti pegas linier pada umumnya. Namun, prinsip
D'Alembert digunakan untuk menganalisis sistem secara keseluruhan, termasuk pegas
tersebut bersama dengan elemen-elemen lain dalam sistem.

Dengan menggunakan prinsip D'Alembert, kita dapat mengembangkan persamaan


gerak untuk sistem yang melibatkan pegas tersebut, bersama dengan elemen-elemen lainnya
seperti massa dan redaman. Persamaan gerak tersebut kemudian dapat digunakan untuk
memahami respons dinamis dari sistem tersebut terhadap gaya-gaya luar atau kondisi-kondisi
lainnya.
Pemodelan matematis dengan prinsip D'Alembert sering digunakan dalam analisis
dinamika struktur dan mekanika klasik untuk sistem-sistem yang kompleks. Prinsip ini
memberikan kerangka kerja yang kuat untuk memahami dan menganalisis sistem mekanik
yang berinteraksi dengan gaya-gaya yang kompleks.

Anda mungkin juga menyukai