Anda di halaman 1dari 8

3.2.

Penjelasan Diagram Alir


Untuk menyelesaikan permasalahan dalam rumusan masalah tugas akhir ini
harus melalui beberapa tahapan yang ditunjukkan dalam flowchart atau diagram alir
sebelumnya. Dalam flowchart tersebut dapat diketahui beberapa tahapan proses
pengerjaan tugas akhir dari awal sampai akhir. Terdapat beberapa data dan proses
kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Selanjutnya akan
dijelaskan beberapa tahapan tersebut, sebagai berikut :
Perumusan masalah
Hal yang pertama dilakukan untuk memulai pengerjaan tugas akhir ini adalah
menentukan permasalahan terkait. Dalam hal ini objek yang digunakan adalah pipa
bawah laut milik PT PSE (Petro Storindo Energi) yang merupakan anak perusahaan
dari KPC (Kaltim Prima Coal) yang berada di Sangatta, Kalimantan Timur. Dalam
tahapan instalasi dan operasi tentunya akan mendapati suatu permasalahan, salah satu
permasalahan yang akan dibahas adalah permasalahan local buckling pada pipeline
akibat keberadaan free span pada jalur pipa. Permasalahan tersebut dapat
diselesaikan atau dihindari dengan menentukan panjang panjang free span maksimal
yang diizinkan melalui tahapan analisis free span untuk kondisi instalasi dan operasi.
Studi literatur dan pengumpulan data
Setelah menentukan rumusan masalah, selanjutnya melakukan studi literatur
atau mencari referensi terkait untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Selain itu
juga diperlukan beberapa data, seperti data pipeline, data lingkungan (metocean) dan
data tanah. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini juga berpedoman pada beberapa
code dan standart seperti DNV-RP-F105 tentang Free Spanning Pipeline, DNV-OSF101 tentang Submarine Pipeline System. Mungkin dalam pengerjaan tugas akhir ini
akan diperlukan beberapa referensi tambahan untuk menyelesaikan permasalahan
dalam tugas akhir ini.
Menghitung kecepatan partikel air di lokasi pipa
Pipa yang berada di perairan dasar laut tentunya akan selalu terkena aliran dari
arus air. Arus tersebut bisa terjadi dari arus steady, arus karena gelombang, atau
kombinasi arus steady dan gelombang. Untuk gelombang sendiri perlu dilakukan
analisis spektra, karena gelombang di laut adalah gelombang acak. Gelombang acak
tersebut akan diolah dengan metode stokastik yang nantinya mendapatkan kecepatan

arus

yang

diakibatkannya.

Arus

permukaan

akibat

gelombang

harus

ditransformasikan ke kecepatan arus dasar laut tempat pipa meletak.


Menghitung massa efektif pipa
Menghitung massa efektif pipa diperlukan nantinya untuk menghitung
fundamental natural frequency dan beberapa parameter lainnya seperti menghitung
panjang span efektif. Massa efektif pipa merupakan penjumlahan dari massa struktur,
massa fluida di dalamnya (kondisi operasi), dan massa tambah.
Menghitung CSF dan
CSF (Concrete Stiffness Factor) dan (relative soil stiffness parameter)
merupakan nilai yang harus dihitung sebelum menghitung panjang span efektif. CSF
ini merupakan efek kekakuan yang dihasilkan dari pengaruh concrete coating pada
pipeline. merupakan kekakuan dari pengaruh interaksi dengan tanah.
Menghitung panjang free span efektif sesuai DNV-RP-F105
Untuk menghitung panjang span efektif menggunakan persamaan yang ada di
dalam DNV RP F105 tentang Free Spanning Pipeline. Dalam menghitung panjang
span efektif perlu dipetimbangkan nilai yaitu relative soil stiffness parameter yang
nantinya digunakan untuk menentukan persamaan yang digunakan untuk menghitung
panjang span efektif. Panjang free span efektif yang dihasilkan tidak langsung
dijadikan hasil akhir dalam analisis. Masih ada beberapa tahapan dan pengecekan
untuk mendapatkan panjang free span maksimal yang diizinkan.
Menghitung static deflection
Salah satu nilai yang diperlukan dalam mendapatkan frekuensi natural adalah
static deflection. Static deflection dapat diestimasikan dengan menggunakan
persamaan dalam DNV RP F105.
Menghitung frekuensi natural pipa sesuai DNV RP F105
Untuk menghitung frekuensi natural pipa diperlukan analisa dinamis dengan
menghitung terlebih dahulu nilai effektive axial force, critical buckling load, dan
static deflection. Hasil tersebut dimasukkan dalam persamaan menghitung frekuensi
natural pipa.
Screening criteria (in-line dan cross-flow natural frequency)
Untuk mengecek apakah panjang free span pipa perlu untuk dilakukan
evaluasi atau tidak dari pengaruh terjadinya VIV in-line atau cross flow diperlukan
pengecekan akan frekuensi yang terjadi antara pipeline dan pengaruh VIV.

Screening ini sesuai dengan yang diberikan pada DNV RP F105. Jika memenuhinya
maka tahapan selanjutnya dapat dikerjakan. Namun jika tidak, perlu untuk
melakukan evaluasi dengan mengurangi panjang free span dan kembali di
perhitungan panjang span efektif sebelumnya. Dalam analisis dengan menggunakan
frekuensi natural ini dapat menghasilkan panjang free span maksimal agar terhindar
dari kelelahan karena pengaruh VIV yaitu dengan menyeimbangkan kedua bagian
persamaan tersebut.
Menghitung bending moment
Bending moment pada pipeline karena free span merupakan salah satu
persoalan yang perlu diperhitungkan. Persamaan umumnya menggunakan persamaan
yang ada di dalam DNV RP F101. Sebelum menghitung bending moment perlu untuk
menghitung functional load dan environmental stress. Functional load dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan di DNV OSF 101. Untuk perhitungan
environmental stress dihitung dengan menggunakan software dengan program CFD.
Environmental stress tersebut nantinya akan digunakan untuk menghitung
environmental load. Setelah didapatkan semua yang diperlukan, selanjutnya
menghitung bending moment.
ULS check (local buckling) sesuai DNV-OS-F101
Kriteria kegagalan dari local buckling pipeline karena pengaruh dari beban
kombinasi dari tekanan eksternal, tekanan internal, bending moment dan effektive
axial force dapat menggunakan ULS check pada DNV OSF 101 sesuai yang
disarankan pada DNV RP 105. Nilai local buckling harus kurang dari atau sama
dengan 1 (DNV OS F101), jika lebih dari 1 akan dilakukan evaluasi semacam
mitigasi terhadap panjang span untuk mengurangi panjang free span dengan
menambahkan suatu penumpu pada bawah pipeline. Panjang free span maksimal
yang diizinkan dari hasil screening criteria untuk frekuensi natural harus di cek lagi
menggunakan local buckling chek ini. Jika hasilnya memenuhi maka panjang span
maksimal tersebut dapat diterima dan dijadikan hasil dari permasalahan tugas akhir
ini untuk kondisi instalasi dan operasi. Jika tidak memenuhi akan dilakukan evaluasi
panjang free span untuk mendapatkan panjang free span maksimal yang diizinkan
dengan memnuhi screening criteria frekuensi natural (in line dan cross flow) dan
kriteria local buckling.

3.3. Kumpulan Data


3.3.1 Data pipeline design parameter
a. Tekanan dan suhu
Tabel 3.1. Data pipeline process
Parameters
Design Pressure
Operating Pressure
Hydrotest Pressure
Design Temperature
Operating Temperature

Value
285
145
356.25
50
47

Units
psig
psig
psig
C
C

Value
19.6
9.8
24.5

Units
barg
barg
barg

Units
mm

Value

Units

Mpa
MPa
MPa

52.2
66.7
30022.9

ksi
ksi
ksi

(Sumber : PT. Petro Storindo Energi, 2014)


b. Pipeline properties
Tabel 3.2. Pipeline properties
Parameters
Outside Diameter
Material
Seam Type
SMYS
SMTS
Young Modulus
Poison Ratio
Density
Coefficient of Thermal Expansion
Service

Value
508
API 5L Grade X52 PSL2 CS
SAWL
360
460
2.07 x 10
0.3
7850
1.1 x 10
Diesel Oil

kg/m
/C

(Sumber : PT. Petro Storindo Energi, 2014)


c. External coating pipeline
Tabel 3.3. Pipeline coating properties
Parameters
3LPE Thickness
3LPE Density
Cut Back - 3LPE

Value
2.5
958.23
150 (+/- 20)

(Sumber : PT. Petro Storindo Energi, 2014)

Units
mm
kg/m
mm

d. Concrete coating
Tabel 3.4. Concrete coating properties
Parameters
Density
Cut Back
Absorption

Value
3040
300 (+/- 20)
5

Units
kg/m
mm
%

(Sumber : PT. Petro Storindo Energi, 2014)


e. Data fluida
Tabel 3.5. Data fluida dalam pipeline
Parameters

Value

Units

850

kg/m

Fluid or Content Density


Density

(Sumber : PT. Petro Storindo Energi, 2014)


f. Corrosion Allowance
Tabel 3.6. Internal corrosion allowance
Location
All Section Pipeline

Internal Corrosion Allowance


3

Units
mm

(Sumber : PT. Petro Storindo Energi, 2014)


3.3.2. Data offshore environmental parameter
a. Kedalaman laut
Tabel 3.7. Kedalaman perairan pipeline
Item
Max Water Depth

Value
20

Units
m

(Sumber : PT. Petro Storindo Energi, 2014)


b. Gelombang dan arus
Tabel 3.8. Data wave parameters
Return Period
1-year
100-year

Max. Significant Wave Height


2.11
3.19

Units
m
m

Wave Peak Period


7.2
8.8

(Sumber : PT. Petro Storindo Energi, 2014)

Units
s
s

Tabel 3.9. Data arus


Return Period
1-year
100-year

Current Velocity
0.2
0.25

Units
m/s
m/s

(Sumber : PT. Petro Storindo Energi, 2014)


c. Tide data
Tabel 3.10. Tidal data

Tide Level
Highest Astronomical Tide (HAT)
Low Astronomical Tide (LAT)
Chart Datum (CD)

Value
MSL +1.430
MSL -1.210
MSL -1.500

(Sumber : PT. Petro Storindo Energi, 2014)


c. Data tanah
Jenis tanah di lokasi yang akan dianalisis adalah fine sand

Units
m
m
m

3.4. Time Schedule


Rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-masing tahapan dalam
tugas akhir ini disajikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.12. Time schedule tugas akhir

c. Data tanah

Anda mungkin juga menyukai