Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk
itu manusia memakai sumber energi, dimana minyak dan gas bumi merupakan sumber energi
yang menjadi prioritas utama di dunia (Sianturi, 2008).
Begitu juga dengan suatu perusahaan yang membutuhkan energi minyak dan gas
dalam bentuk bahan bakar dalam jumlah besar untuk pengoperasian permesinannya dalam
produksi. Bahan bakar tersebut ditampung di sebuah kapal tanker yang berada di laut. Hal
yang dibutuhkan dalam hal ini adalah suatu moda transportasi yang efektif dalam
pendistribusian produk migas dari tanker ke terminal bahan bakar yang berada di darat.
Pada perkembangan dewasa ini penggunaan jaringan pipa untuk mengalirkan minyak
dan gas banyak digunakan, karena dianggap lebih praktis dan efektif (Abidin, 2008). Pipeline
menjadi sebuah alternatif yang paling mudah, aman, dan efisien dalam pendistribusian produk
migas, sehingga pada kasus di atas dapat digunakan pipeline untuk pendistribusian bahan
bakar dari tanker ke darat.
Seiiring peranan tersebut pembangunan pipeline di lepas pantai dari waktu ke waktu
semakin meningkat. Pipeline digunakan untuk pengembangan sumber daya hidrokarbon baik
di darat maupun di laut, termasuk pipa untuk ekspor dan mengangkut produksi dari suatu
platform melalui pipa (Soegiono, 2007).
Pipa bawah laut memerlukan perencanaan awal yang baik dan keseluruhan proses
instalasi yang teliti agar keseluruhan proses pembangunan pipa berhasil dan cost effective.
Pemilihan rute pipa merupakan salah satu tahap dalam mendesain pemasangan pipa.
Pemilihan rute yang tidak baik pada umumnya akan menimbulkan banyak permasalahan
diantaranya permasalahan karena bentangan bebas atau free span, sehingga perlu
dipertimbangkan dan diperhitungkan dengan baik.
Free span dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kondisi dasar
laut yang tidak rata, scouring dasar laut, dan crossing dengan pipa lain. Dalam hal ini yang
lebih dibahas adalah free span karena scouring di sekitar pipa bawah laut. Ketika pipa
ditempatkan di dasar laut, daerah di sekitar pipa tersebut akan mudah mengalami erosi dan
pola aliran di sekitar pipa akan berubah. Variasi pola aliran tersebut akhirnya menyebabkan
gerusan di sekitar pipa. Gerusan lokal adalah fenomena yang kompleks karena merupakan
hasil dari interaksi antara fluida, struktur, dan dasar laut (Zhao dan Fernando, 2007).
Scouring di bawah pipa dapat disebabkan oleh perilaku arus yang stabil dan atau
gelombang di dasar laut (Sumer dan Fredsoe, 2002). Oleh karena itu, penting untuk dilakukan

estimasi kedalaman scouring di bawah pipa dalam merancang sebuah pipa bawah laut (Dey
dan Singh, 2007). Chiew (1991) memberikan sebuah hasil survei dari penelitian pada
scouring di bawah pipa. Sejumlah besar persamaan atau metodologi sudah diusulkan oleh
beberapa peneliti, namun sedikit yang cocok dan mudah untuk diterapkan. Sebuah kelompok
peneliti Belanda yaitu Bijker dan Leeuuwesten (1984) menyatakan bahwa kedalaman
scouring di bawah pipa tergantung pada diameter pipa, ukuran sedimen, pendekatan
kecepatan aliran dan kedalaman perairan.
Scouring pada struktur lepas pantai yang berdiri tegak dapat mengakibatkan struktur
tersebut mengalami subsedence sehingga gap antara dek dengan gelombang tertinggi yang
didesain menjadi berkurang sedangkan jika terjadi pada struktur yang terdapat pada
permukaan dasar laut seperti jaringan pipa bawah laut dapat mengakibatkan free span. Free
span dapat terjadi ketika kontak antara pipa dengan seabed hilang dan memiliki jarak dengan
permukaan seabed (Guo dkk, 2014).
Free span dapat menyebabkan beberapa kerusakan atau kegagalan pipa, salah satunya
adalah local buckling. Local buckling merupakan kegagalan serius yang disebabkan oleh free
span (Dong dkk, 2015). Selain itu free span dapat menyebabkan vibrasi atau dikenal dengan
vortex induced vibration (VIV). Free span yang terjadi akan menimbulkan gerakan osilasi
pipa sehingga menyebabkan kegagalan pada saat tertentu jika frekuensinya melebihi frekuensi
natural pipa (Guo dkk, 2014).
Vortex induced vibration (VIV) merupakan permasalahan hidrodinamika yang perlu
diperhatikan dalam sistem perpipaan bangunan lepas pantai. VIV tersebut memberikan
dampak yang cukup besar dan dapat menyebabkan kekuatan struktur menjadi lemah secara
signifikan dalam waktu yang relatif singkat (Mathelin dkk, 2005).
Pipa bawah laut yang digunakan dalam penelitian ini adalah pipa milik KPC (Kaltim
Prima Coal) yang menyalurkan bahan bakar solar dari tanker di laut ke terminal bahan bakar
di darat. Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisis tentang scouring dan free span pada
pipa untuk mengetahui kedalaman gerusan yang mungkin terjadi pada seabed tempat
meletaknya pipa, dan mengetahui panjang free span yang diizinkan pada pipa tersebut selama
operasi untuk mengurangi atau menghilangkan kerusakan karena local buckling.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah:
1. Berapa kedalaman scouring maksimal yang dapat terjadi?
2. Berapa nilai bending moment pada pipa bawah laut saat kondisi free span?
3. Berapa panjang free span efektif pada pipa bawah laut agar memenuhi kriteria
local buckling?
1.3. Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah:
1. Mengetahui kedalaman scouring maksimal yang dapat terjadi
2. Mengetahui nilai bending moment pada pipa bawah laut saat kondisi free span
3. Mengetahui panjang free span efektif pada pipa bawah laut agar memenuhi
kriteria local buckling
1.4. Manfaat
Dari hasil tugas akhir ini diharapkan dapat mengetahui kedalaman scouring, bending
moment dan panjang free span efektif dari pipa bawah laut. Sehingga hal ini dapat
dimanfaatkan oleh suatu perusahaan atau praktisi yang akan melakukan penggelaran pipa
dengan mempertimbangkan scouring dan free span yang dapat terjadi di sekitar pipa. Selain
saat penggelaran pipa, analisa ini juga dapat dimanfaatkan untuk menganalisa pipa selama
beroperasi. Sehingga, kerusakan atau kegagalan pipa akibat scouring dan free span dapat
dikurangi.
1.5. Batasan Masalah
Untuk mengurangi permasalahan selama pengerjaan, diberikan beberapa batasan
masalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Pipe meletak di atas seabed


Aliran yang mengenai pipa adalah tegak lurus
Propagasi scouring tidak diperhitungkan
Jenis span yang ditinjau adalah span tunggal
Tidak dilakukan analisa kelelahan

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam menyusun laporan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi beberapa poin yaitu mengenai latar belakang atau alasan melakukan
penelitian atau tugas akhir ini yang mencakup permasalahannya. Poin selanjutnya adalah
tentang rumusan masalah yang akan diselesaikan dalam tugas akhir ini, rumusan masalah
tersebut mengacu pada latar belakang tugas akhir. Poin selanjutnya adalah tujuan yang berisi
tujuan tugas akhir sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan sebelumnya dalam
rumusan masalah. Setelah tujuan, terdapat poin manfaat yang menjelaskan tentang kegunaan
analisis dalam tugas akhir ini untuk beberapa pihak. Untuk mengurangi permasalahan dalam
analisis diberikan batasan yang disajikan dalam poin batasan masalah. Setelah batasan
masalah, terdapat poin sistematika penulisan yang berisi susunan penulisan tugas akhir dari
awal sampai akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Pada bab ini berisi 2 bagian utama yaitu tinjauan pustaka dan dasar teori. Tinjauan
pustaka berisi referensi dari penelitian atau tugas akhir sebelumnya yang sudah
dipublikasikan. Penelitian atau tugas akhir yang sebelumnya tersebut harus menyangkut dari
permasalahan dalam tugas akhir yang sedang dilakukan ini. Untuk bagian dasar teori berisi
suatu penjelasan dan rumus-rumus yang nantinya digunakan dalam menyelesaikan tugas
akhir. Beberapa teori yang nantinya digunakan dalam tugas akhir ini harus dicantumkan
dalam bagian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab metodologi penelitian ini berisi tentang langkah atau tahapan-tahapan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini dari awal sampai selesai (menjawab rumusan masalah). Selain
langkah-langkah penyelesaian tugas akhir, dalam bab ini juga berisikan data yang diperlukan
untuk analisa dalam tugas akhir.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pengolahan data dalam tugas akhir akan disajikan dalam bab ini beserta hasil yang
diperoleh. Keseluruhan tahapan penyelesaian tugas akhir seperti perhitungan harus
dimasukkan dalam bab ini. Dalam analisa yang dilakukan, teori yang diambil berasal dari
dasar teori yang sudah dituliskan sebelumnya. Analisa tersebut harus dapat menjawab
rumusan masalah yang sudah dituliskan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil yang didapatkan dalam tugas akhir ini akan dituliskan dalam bab kesimpulan
dan saran. Hasil tersebut harus menjawab rumusan masalah yang dituliskan sebelumnya.
Bagian saran berisi usulan untuk penelitian atau tugas akhir selanjutnya yang mengambil
permasalahan yang hampir sama. Saran tersebut diberikan untuk melanjutkan atau
memperbaiki tugas akhir yang sekarang, sehingga dapat dilakukan analisa berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
(Sianturi, 2008).
Sianturi, Fantri C. 2008. Desain dan Analisa Instalasi Struktur Pipa Bawah Laut. Tugas
Akhir. Program Studi Teknik Kelautan, FTSL ITB.

(Abidin, 2008).
Abidin, Zenal. 2008. Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut di
Daerah Shore Approach. Tugas Akhir.Program Studi Teknik Kelautan, FTSL ITB

(Soegiono, 2007)
Soegiono. 2007. Pipa Laut. Surabaya : Airlangga University Press

(Zhao dan Fernando, 2007).

(Sumer dan Fredsoe, 2002).


Sumer, B. M. dan Fredsoe, J. 2002. The Mechanics of Scour in the Marine Environment.
World Scientific, Singapore.
(Dey dan Singh, 2007).
Dey, Subhasish dan Singh, Navneet P. 2007. Clear-Water Scour Depth Below
Underwater Pipelines. Journal of Hydro-Environment Research 1 157-162
Sciendirect Elsevier

Chiew (1991)

Chiew, Yee-Meng. Prediction of Maximum Scour Depth at Submarine Pipeline. Imperial


College London. Journal of Hydaulic Engineering Vol 117 No 4 1991 452-466
Bijker, E. W., dan Leeuuwesten, W. (1984). Interaction Between Pipelines and The Seabed
Under the Influence of Waves and Current. Seabed Mechanics, Proc. Symp. IUTAM/IUGG,
Newcastle Upon Tyne, England, Dec.,235-242

Guo dkk. 2014. Offshore Pipelines. Oxford: Gulf Professional Publishing Elsevier
(Mathelin dkk, 2005).
(Dong dkk, 2015).

Anda mungkin juga menyukai