Anda di halaman 1dari 8

APLIKASI SOFTWARE PERMINYAKAN

LABORATORIUM KOMPUTER
DAN
SIMULASI RERVOIR

NAMA PRAKTIKAN
ANDRE DELGIA.W

NIM
071001700017

HARI / TANGGAL UJIAN


RABU/8 APRIL 2020

JUDUL
HASIL PENGERJAAN SIMULAS PIPESIM SLB

HARI / TANGGAL PENYERAHAN


SENIN/20 APRIL 2020

NILAI

LABORATORIUM KOMPUTER DAN SIMULASI RESERVOIR

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Energi berbahan fosil minyak bumi masih menjadi energi yang utama dalam
penggunaannya. Seiringberkembangnya energi alternatif seperti gas alam, mulai
menarik banyak perhatian kalangan industri. Karakteristik dan sifat bahan fosil lebih
ramah lingkungan dibandingkan dengan energi lain, seperti batubara dan nuklir serta
cadangan (reserve) dari gas alam. Gas alam yang tersedia saat ini tentu masih jauh
melimpah dibandingkan dengan minyak bumi yang sudah sangat dominan, tentunya
gas alam menjadi kandidat utama yang dapat menggantikan posisi minyak bumi.
Proses eksplorasi dan eksploitasi sudah dilakukan dalam pencarian gas bumi.
Pekerjaan kegiatan dimulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir produksi gas
bumi. Seiring dengan berproduksinya suatu reservoir gas, tentu mengalami penurunan
tekanan. Kehilangan tekanan pada sistem produksi dapat terjadi pada berbagai posisi,
dimulai dari reservoir hingga separator yang digunakan untuk mengolah gas tersebut
yang selanjutnya nanti akan siap untuk dipasarkan. Kehilangan tekanan menjadi hal
yang mutlak pada media berpori yang dapat terjadi karena kerusakan formasi
(formation damage) dan pengaruh petrofisik batuan. Pekerjaan setelah pengeboran
dilakukan komplesi untuk penyelesaian sebelum produksi dapat dilakukan. Pada
komplesi, terjadi kehilangan tekanan karena turbulensi dari aliran pada formasi, akibat
damage atau kerusakan pada formasi akibat over balance perforation. Kehilangan
tekanan juga dapat terjadi pada pipa produksi bawah permukaan (tubing) atau pipa di
surface (flowline). Kehilangan tekanan pada pipa ini diakibatkan oleh friksi dari
fluidanya. Selain itu faktor yang sangat menentukan adalah nilai dari faktor deviasi
gas nya(z).Dilakukan identifikasi perlu dilakukan optimasi produksi dengan
menggunakan analisa nodal. Analisa nodal sekarang ini sudah dapat diaplikasikan
dalam sebuah perangkat lunak. Dalam dunia migas dikenal dengan softwarePipesim.
Dengan menggunakan berbagai macam metode perhitungan seperti penentuan
nilai Pseudo – critical Pressure/Temperature dan Pseudo-reduced
pressure/Temperature, penentuan dari deviasi gas (z), dan penentuan konstanta
alirannya turbulen atau laminer. Hasil dari perhitungan tersebut setelah diketahui,
akan digunakan dalam well setting tergantung dari jenis well completionnya.
Kemudian sensitivity yang digunakan adalah dari laju alir serta ukuran
chokenya. Guna mendapatkan nilai yang lebih tepat, dilakukan beberapa kali
pengujian pada beberapa nilai outlet pressurenya yang dapat di setting pada choke
manifold. Setelah beberapa kali melakukan pengujian sensitivity ini, maka akan
didapatkan nilai dari IPR (Inflow Performance Relationship) dan OPR (Outflow
Performance Relationship) titik potong dari keduaanya akan didapatkan laju alir
optimum. Perhitungan optimasi produksi gas ini penting dilakukan untuk
mendapatkan nilai produksi sehingga dapat maksimal dalam memproduksikan gas
pada cadangan yang tersedia serta memperhitungkan nilai ekonomi yang akan
didapatkan karena sudah dapat diketahui nilai optimasi yang didapatkan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PEMBAHASAN

Pada pembahasan kali ini, akan dibahas mengenai software pipesim.


Berdasarkan data yang ada, diberikan 3data sumur yang berbeda-beda. Adapun
data-data dari 3 data sumur tersebut adalah pada sumur :Dimana total MD 4817
ft,GOR 450 SCF/STB,water cut 25% ,sudut 90 derjat ,choke (2 inch)
junction,seperator 3 fasa (170psi),sink(40 psi),flowline(4 inch dan 15 inch),tubing
2450 ft,ESP 1750 ft,sumur kedua:ESP 526 ft,surface 2850 ft,conductor 2170
ft,MD -33 ft,Production 4817 ft,sumur ke tiga:production 4817 ft, conductor 1750
ft,Cpl 3597 ft,

Setelah itu, dimasukan seluruh data tersebut kedalam PipeSim 2020.


berdasarkan gambar ini :

Berdasarkan gambar diatas, sumur yang dibuat menggunakan (Artificial


Lift). dipasang pada kedalaman 4817ft. Dan Nodal point pada kedalaman 1700 ft.
Conductor dipasang pada kedalaman 1750 ft, dan Tubing berada pada kedalaman
2450ft. Jika berdasarkan dari grafik dibawah , dapat dianalisakan bahwa yang
garis lurus tersebut adalah garis satu fasa, dimana tidak ada pengaruh nilai Pb
dalam grafik tersebut. Dengan digunakannya artificial lift ini maka untuk sumur
pertama sumurnya mengalir atau tidak mati dikarenakan adanya titik perpotongan
antara stock tank liquid at nodal point dengan pressure at nodal analysis
point.didapat adanya perpotongan antara sumbu X dan Y tersebut.

Berdasarkan gambar dibawah, dapat disimpulkan bahwa sumur 1 mengalir.


Dan pada titik perpotongan tersebut didapat nilai ST Liq at NA adalah
8848,133dan P at NA adalah 412,0616 psia.Untuk temperatur reservoirnya pada
sumur artificial lift yaitu 125,891 degf, lalu untuk pressure (out) nya sendiri
sekitar 200,1786 psia, Yang berikutnya adalah sumur ke 2. sumur kedua ini beda
dengan sumur yang lain dikarenkan sumur tersebut mengalir secara Horizontal
atau mengalir juga menggunakan ESP .
Berdasarkan gambar diatas, sumur 2 tidak menggunakan gas lift namun
menggunakan ESP,Sehingga digunakanlah ESP agar dapat mengalirkan fluida
tersebut Dan sumur ini mengalir secaara Horizontal jelas terlihat pada grafik
berikut :

Berdasarkan gambar diatas, nilai dari cross over dari grafik tersebut nilai ST
Liq at Na adalah 224,6971 STB/d, P at NA 861,4078 psia. Dan juga ada titik
potong antara nodal analysis point dengan stock-tank liquid .Untuk temperturnya
sendiri yaitu139,5760 degf sedangkan nilai dari pressure (out) adalah 200,8134
psia,lalu untuk ST liquid rate mendapatkan hasil 3202,173 STB/day.

Selanjutnya adalah sumur ke 3. Sumur ketiga ini menggunakan natural flow, dan
untuk sumur ini tanpa menggunakan ESP (Electrial Submersible Pump).Dimana
tempertur reservoirnya pada sumur ke tiga ini 125,891 defg Dan didapat ST liquid
ratenya adalah 1175,233STB/day.Sedangkan untuk pressure (out) adalah 200,1786
psia. Berikut gambar dari sumur ke 3 :

Berdasarkan gambar diatas tidak digunakan ESP sumur ketiga ini beda dengan sumur
yang lain dikarenkan sumur tersebut mengalir secara natural flow atau mengalir tanpa
harus menggunakan ESP ataupun Gas Lif .Lalu untuk ST Gas rate itu sekitar
0,5876167 mmscf/d dan untu ST GOR adalah 500 SCF/STB.

Setelah itu, dibuat jaringan pada simulasi pipesim. Terdapat 3 model, model 1,2 dan
model 3. berdasarkan dari percoban, didapat jaringan dari model.Dimana modelnya
itu arti natural flow, horizontal,artificial lift (gas ,minyak dan air) sbb :
BAB III

KESIMPULAN

Adapun hasil dari ke 3 sumur ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada sumur ke 3, sumur tersebut mengalir tanpa bantuan gas lift dan juga
ESP(Electrial Submersible Pump).

2. Sumur 1 dan 2 mengunakan ESP

3. ESP digunakan apabila tidak ada masalah kepasiran, GOR rendah, dann pada
kedalaman yang cukup relatif dangkal.

4. Tempat penempatan nodle adalah di tubing karena tempat mengalirnya fluida, atau
tergantung sesuai dengan kebutuhannya karena diperuntukan untuk mengukur
perubahan tekanannya.

5. Rangkaian model network dapat mempengaruhi laju alir Networking tersebut.

6. Semakin kecil diamter ID tubing, semakin besar laju alir produksi.

Anda mungkin juga menyukai