Anda di halaman 1dari 20

RANCANGAN PERFORMANCE SUMUR PRODUKSI MINYAK

MENGGUNAKAN PIPESIM

Disusun oleh :
NAMA : SANDIKA PRATAMA
NIM :113160003
KELAS :G

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pipesim merupakan software yang digunakan untuk membantu dalam
menganalisa sebuah jaringan perpipaan beserta equipment – equipment yang ada
didalamnya serta dapan mendesain jaringan perpipaan sesuai dengan kondisi
sumur yang ada.
1.2. TUJUAN
a. Dapat memodelkan sumur TPR – 31 untuk analisis nodal dengan model
Single Branch untuk mendapatkan laju produksi yang diinginkan
b. Dapat memodelkan Network pada Network Worksheet dari sumur hingga
ke separator
c. Run sub program FPT untuk mendapatkan performance produksi selama
satu tahun
BAB II
PENGOLAHAN DATA

2.1. DATA SUMUR


Sumur TPR – 31 merupakan sumur vertical dengan kedalaman TVD
1217,55 m dan zona perforasi pada kedalaman 1172,5 – 1175 m. Diketahui
ambient temperature sebesar 90 oF, Inside diameter flow line sebesar 1200 m,
wall thickness 0,216 inch, dan tekanan separator sebesar 100 psig.
2.2. PERHITUNGAN
2.2.1. Perhitungan Bo
Dalam perhitungan Bo digunakan persamaan korelasi Standing :
Bo = 0.9759 + 0.00012 F^1.2
Dengan : F = Rs (sg/so)^0.5+1.25T
Rs (Lasater) = 325 scf/STB , maka :
 F = 325 (0,9125/0,9014)^0,5+1,25×192
F = 566,994
 Bo = 0,9759+0,00012×566,994^1,2
Bo = 1,217 BBL/STB
2.2.2. Perhitungan GOR (Gas Oil Ratio)
GOR = Qgas/Qoil
 Qgas = 0,28 mmscfd
 Qoil = 237 Bopd
Qoil = 237/1,217 STB/day
Qoil = 194,741 STB/day
 GOR = (0,28×10^6)/194,741
GOR = 1437,807 scf/stb
2.2.3. Perhitungan Qfluida
 Perhitungan Bt
Bt = Bo + (Rsb-Rs) × Bg
Bt = 1,217 + (500-325) × 0,000787
Bt = 1.354 bbl/STB
 Perhtungan Bg
Faktor Z = 0,9962
 Bg = 0.004421168 cuft/scf
= 0.000787385 bbl/scf
 Bg = (0.00502 x Zres x Tres)/Pres
= (0.00502 x 0.9962 x 192)/1220
= 0,00079
 Rsb = 500 scf/STB
 Qfluid = 475/1,354
= 350,81 STB/day
BAB III
WELL SINGLE BRANCH MODEL

Sumur TPR-31 Sandika


Terdapat beberapa tahap dalam Single Branch Model, yaitu pembuatan
well completion (dari sumur ke permukaan), input data compositional PVT, input
data sumur dan well matching. Tahap pembuatan well completion dilakukan
dengan masukkan vertical completion (VertWell_1), nodal analysis point, tubing
(Tubing_1), choke (Choke_1), node (N1) dan boundary node (S1) (Gambar 3).

Gambar 1
Well Completion Sumur TPR-31
Input Data Vertical Well
Data yang sudah diolah dan didapatkan sebelumnya kemudian dimasukan
pada kolom data setiap bagian komponen yang ada dalam Branch Model.
Langkah yang harus dilakukan yaitu dengan doble “klik” pada komponen yang
akan diisikan data, kemudian akan muncul cendela seperti gambar 4.

Gambar 2
Pengisian Data Verticall Well
Input Data Tubing
Sama seperti pengisian data vertical well akan teteapi pada pengisian data
tubing digunakan data dari Diagram dan History sumur yang telah diberikan.

Gambar 3
Pengisian Data Tubing
Input Data Choke
Gambar 4
Pengisian Data Tubing
Nodal Analysis
Pada tab Nodal Analysis, diisi data outlet pressure dan dicoba inflow
sensitivity dan outflow sensitivity-nya untuk mendapatkan perpotongan kurva
yang sesuai seperti kurva di slide sebelumnya sesuai dengan gas own yang
dimiliki sumur tersebut.
Nodal Analysis dilakukan untuk mencari perpotongan antara inflow dan
outflow. Perpotongan yang diinginkan disini adalah sebesar 475 BFPD atau
238,333 STB/day. Untuk melakukannya klik operation dan pilih nodal analysis.
Pada tab nodal analysis data yang diisi adalah outlet pressure dan bean size, data
tersebut diasumsikan hingga didapatkannya perpotongan grafik yang diinginkan
Pada Nodal Analysis, Matching dilakukan dengan mengatur parameter
berikut :
1. Pada Inflow Sensitivity
• Mechanical Skin
• Permeability
• Rate depth Skin
2. Pada Outflow Sensitivity
• Outflow Pressure
Gambar 5
Nodal Analysis

Pada nodal dilakukan run model, setelah itu terdapat Grafik Tekanan vs massflow
rate, lalu pada series x diganti dengan gas flow rate sehingga grafik berubah
menjadi tekanan vs Gas flowrate. Perpotongan inflow dengan Outflow pada
sumbu x adalah Q (gas flowrate) mmscfd.
Gambar 6
Tekanan vs Gas Flowrate

Kemudian langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan matching


sehingga rate sumur yang ada sesuai dengan yang diinginkan pada data. Setelah
Sumur TPR-31 Sandika matching data. Setelah selesai, lalu data dari kedua
sumur ini kemudian di export ke network.
BAB IV
NETWORKING

Sumur dan PVT Compositional yang telah dibuat dari single branch
diimport ke network, dengan cara:

Gambar 7
Importing Data ke Network
Setelah PVT file dan Single Branch Model di import ke network, lalu buat
rancangan model dari sumur sampai ke sales point atau sink. Komponennya
terdiri dari :
1. Well
2. Header
3. Node
4. Separator
5. Scrubber
6. Flowline
7. Sink
Gambar 8
Networking
Input Data Flowline
Gambar 9
Pengisian Data Flowline

Input Data Separator Pressure


Gambar 10
Pengisian Data Separator Pressure
Input Data Flowline menuju Sink 1 dan Sink 2
Gambar 12
Pengisian Data Flowline menuju Sink
Input Data Sink 1 dan Sink 2
Gambar 13
Pengisian Data Sink 1

Gambar 14
Pengisian Data Sink 2
Run Networking
Setelah semua data parameter yang dibutuhkan telah selesai diinput, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan run pada networking yang telah dibuat.
Network dikatakan berhasil apabila run diakhiri tanpa masalah/error.
Gambar 15
Run Network

Rancangan Performance Produksi


1. Total flowline adalah 4 dan pada setiap flowline ini, diinput data horizontal
distance, inner diameter, wall thickness, roughness, dan ambient
temperature.
2. Pada flowline dengan inside diameter 3,068 inch, wall thickness 0,216 inch
lalu jarak ke separator berjarak sekitar 1200 m yang mempunyai tekanan
sebesar 100 psig.
3. Pada Sink 1, tekanannya sebesar 20 psia atau 5.304051 psig, Sink 2 sebesar
90 psia atau 75.304051psig
4. Pada flowline yang akan mengalirkan fluida lanjutan dari medium separator
dan separator 2 kembali menuju high pressure sink, ditambahkan compressor
untuk menjaga agar tekanannya cukup untuk mencapai high sink 1.
5. Efisiensi dari setiap alat sebesar 90% (asumsi) karena tidak ada alat yang
dapat terus bekerja dengan efisiensi sempurna.
6. Setelah semua telah dirancang, “klik” run.
BAB V
KESIMPULAN

1. Model single branch merupakan model system persumuran yang merupakan


anggota tiap kelompok sumur suatau jaringan yang dianalisis potensi supply
fluidanya untuk di gunakan dalam network model dan FPT model.
2. Dalam analisis nodal dengan model single Branch Q target yang saya lakukan
sebesar 350 STB/day dengan itu rate bisa tercapai dengan menggunakan
ukuran choke sebesar 8,7 mm dengan outlet pressure sebesar 150 psia
3. Kedalaman TVD 1217,55 m dan zona perforasi pada kedalaman 1172,5 –
1175 m. Total flowline adalah 4 dan pada setiap flowline ini, diinput data
horizontal distance, inner diameter, wall thickness, roughness, dan ambient
temperature.
4. Model network terdiri dari beberapa model single branch yang dihubungkan
satu dengan yang lainnya menggunakan branch dan junction dalam setiap
manifold untuk selanjutnya dihubungkan ke separator melalui sink yang di
inginkan
5. Dalam networking di dapatkan data Pada flowline dengan inside diameter
3,068 inch, wall thickness 0,216 inch lalu jarak ke separator berjarak sekitar
1200 m yang mempunyai tekanan sebesar 100 psig
6. Pressure pada flowline 1/B1 awalnya sebesar 182,3 psia dan tekanan di high
separator di setting sebesar 100 psia, setelah melewati separator maka paada
flowline pressure di flowline 2/B2 menjdi 28.2 psia dengan sink 1 di setting
sebesar 20 psia. Pada separator menuju flowline 3/B3 mempunyai pressure
148.1 psia, J2 124 psia, dan flowline 4 pressure disini mengalami penurunan
sehingga menjadi 124.4 psia
7. Pada Sink 1, tekanannya sebesar 20 psia atau 5.304051psig, Sink 2 sebesar
90 psia atau 75.304051psig
8. Pada flowline yang akan mengalirkan fluida lanjutan dari separator dan
menuju high pressure sink 1 dan pada flowline 3,4 akan mengalirkan fluida
lanjutan dari separator ke high pressure 2.

Anda mungkin juga menyukai