Disusun Oleh :
Nama :
NIM :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan ini.Tidak lupa juga saya
ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu matakulih ini, yang telah membimbing saya
dalam praktikum dan menyusun laporan ini. Laporan ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu dasar aliran fluida dalam pipa dengan memperhatikan kerugian yang diperoleh,
data yang saya sajikan berdasarkan praktik yang telah dilakukan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang membaca
laporan ini, dan mudah-mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Dalam penyelesaian tugas ini saya banyak menerima bantuan dan dukungandari
banyak pihak, dan pada kesempatan ini saya berterimakasih kepada :
1. Kedua orang tua kami yang telah memberikan kasih sayang dandukungan baik Moril
maupun Materiil sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir ini.
2. Asisten praktikum fenomena dasar mesin
Pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan laporan ini saya sebagai penulis berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan saya menyadari bahwa laporan ini
belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan ini
2
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin Program Studi Teknik Mesin(S1) Fakultas
Teknik Universitas Pamulang tentang saluran serbaguna yang disusun oleh:
Nama :
NIM :
Telah disetujui dan disahkan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah PraktikumFenomena Dasar
Mesin, Program Studi Teknik Mesin (S1) Fakultas Teknik Universitas Pamulang
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Laboratorium Dosen Pengampu
…………………………….. ……………………………..
3
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan pada siklus udara disekitar kita relatif panas dan lembab, sehingga akan
melelahkan untuk suasana kerja. Menurut hasil pengamatan, manusia umumnya merasa nyaman
bila berada di lingkungan yang bertemperatur 25° dan kelembaban relatif 50%.
Perbedaan temperatur atau suhu dan kelembaban ini memerlukan pembuangan panas dan
pengurangan uap air dari udara. Proses ini tidak dapat berjalan begitu saja, tetapi harus mengikuti
atura-aturan tertentu. Dan aturan itu tentu berdasarkan pada hukum – hukum yang berlaku.
Dalam praktikum ini adalah setiap mahasiswa mengetahui penomena – penomena yang
terjadi
1. Melakukan pengukuran laju aliran massa udara
m = 𝐴. 𝑝. 𝑉 …………( 1 )
4
V : kecepatan udara Dengan satuan metrik massa jenis udara dapat dihitung
Dengan rumus :
ps 293
p = po . . ..........................................................................(2.2)
101325 T
ps 293
p = 1,22 . . kg/mm2 ..........................................................(2.3)
101325 T
√ ( p 1− p 2)2
√
❑
V2 = Sehingga Ve = Pd .2
ρ ρ ud
a. Dengan asumsi pada penelitian ini tidak ada perbedaan ketinggian (z1 = z2), dan
5
kecepatan awalnya nol (v1 = 0), sehingga perhitungan kecepatan udara dalam
saluran udara, sebagai berikut :
2
v2
P1 = P2 + + y .z2 ......................................................................(2.5)
2
√ √
2 ❑
( p 1− p 2)
V2 = Sehingga Vd = Pd .2 ........................................(2.6)
ρ ρ ud
Dikarenakan kecepatan pada suatu saluran tidak seragam maka kita perlu mengukur
diberbagai titik, kemudian kita rata – ratakan.
6
1.4 Cara Kerja
Pemanas air berfungsi sebagai pembangkit uap air untuk dialirkan kedalam saluran udara.
Jumlah uap air yang hendak dialirkan kedalam saluran udara dapat diubah dengan mengatur
energi panas pada unit atau bukaan katup.
Setelah fan penghisap sentrifugal diputar, udara yang terhisap akan melewati termometer
bola basah dan kering, mengalir ke dalam saluran udara. Untuk menigkatkan kelembaban udara,
uap air dapat pula dimasukkan ke dalam saluran udara bersama udara tersebut dengan
menyalakan pemanas air terlebih dahulu. Udara dan uap air akan bercampur merata di dalam
saluran udara karena telah melalui kipas fan.
Dari fan, udara mengalir melewati 2 buah Pemanas udara 1000 Watt yang masing- masing
dapat diaktifkan secara terpisah dengan switch pada Unit Kontrol. Kondisi udara hangat yang
mengalir akan ditunjukkan dengan termometer .Aliran udara kemudian masuk ke bagian
Pendingin. Pada unit ini terjadi penurunan temperatur dan dehumidification, dimana kandungan
air dalam udara akan berkurang karena proses kondensasi.
Dari unit pendingin, udara dingin dan kering keluar melewari termometer lalu mengalir
melalui 2 buah Pemanas udara 500 Watt yang dapat diaktifkan secara terpisah. Setelah melalui
pemanas tersebut, kondisi udara yang keluar menuju udara bebas ditunjukkan oleh termometer.
7
penguapan yang lebih rendah )
4. Aktifkan (ON ) Switch heater Pemanas udara awal dan pemanas udara ulang
sesuai yang diperlukan
8
1
2
Medium 50% 3
4
5
1
2
Medium 100% 3
4
5
9
LAPORAN
HASIL PRAKTIKUM PENOMENA DASAR MESIN
LAB. PENOMENA DASAR MESIN
BUCKLING
Disusun Oleh :
Nama :
NIM :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
10
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan ini.Tidak lupa juga saya
ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu matakulih ini, yang telah membimbing saya
dalam praktikum dan menyusun laporan ini. Laporan ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu dasar aliran fluida dalam pipa dengan memperhatikankerugian yang diperoleh,
data yang saya sajikan berdasarkan praktik yang telah dilakukan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang membaca
laporan ini, dan mudah-mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Dalam penyelesaian tugas ini saya banyak menerima bantuan dan dukungandari
banyak pihak, dan pada kesempatan ini saya berterimakasih kepada :
1. Kedua orang tua kami yang telah memberikan kasih sayang dandukungan baik Moril
maupun Materiil sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir ini.
2. Asisten praktikum fenomena dasar mesin
Pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan laporan ini saya sebagai penulis berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan saya menyadari bahwa laporan ini
belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan ini
11
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin Program Studi Teknik Mesin(S1) Fakultas Teknik
Universitas Pamulang tentang Buckling yang disusun oleh:
Nama :
NIM :
Telah disetujui dan disahkan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah PraktikumFenomena Dasar
Mesin, Program Studi Teknik Mesin (S1) Fakultas Teknik Universitas Pamulang
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Laboratorium Dosen Pengampu
…………………………….. ……………………………..
12
BAB II
BUCKLING
1.2. Teori
Tekuk dapat terjadi pada batang yang mendapatkan beban tekan. Pada yang langsing, yaitu
batang yang mempunyai perbandingan panjang batang terhadap jari-jari girasi penampang yang
besar, dapat mengalami tekuk sebalum tegangan normal beban yang diijinkan tercapai. Peristiwa
tekuk dapat dianalisa secara matematis dan menghasilkan rumus Euler yang dapat dilihat dari
tabel berikut:
13
Gambar 4.1 Macam-macam tumpuan
14
Dengan memutar ulir pembebanan, batang akan dikenai gaya tekan. Konstruksi unit
penyangga dan konfigurasi alat mengakibatkan gaya tekan ini akan bekerja searah garis
sumbunya. Akibat gaya tekan tersebut, batang akan melendut dengan besar lendutan tertentu
tergantung jenis penjepit di kedua ujungnya, inilah yang disebut peristiwa tekuk. Besar lendutan
ini dapat diukur dengan menggunakan dial gauge yang dipasang pada posisi lendutan terbesar
batang, dan besar gaya tekan yang bekerja dapat dilihat pada timbangan gantung.
10) pada selongsong, kemudian lakukan pengukuran dan pencatatan gaya tekan dan
lendutan yang terjadi.
11) Lakukan pengukuran untuk berbagai nilai gaya tekan.
12) Bila pembebanan sudah mendekati kondisi keritis batang uji, lepas dial gauge dari
15
tempatnya karena laju pertambahan lendutan akan sangat besar disbanding laju
pertambahan gaya tekannya.
Percobaan dapat dilakukan pada beberapa batang yang panjangnya 400 mm, 500 mm, 600
mm dan 700 mm dan tiga macam tumpuan. Percobaan dilakukan dengan mengamati besar
lendutan di pusat batang uji pada berbagai beban. Kemudian dibandingkan besar Pkritis hasil
percobaan Pkritis Euler. Dismping itu dapat pula digambarkan hubungan antara σkritis dan faktor
kelangsingan I/k (I = panjang batang, k = jari-jari girasi luas penampang). E batang uji = 110
Gpa = 110 KN/mm2 = 1,1 . 106 kg/cm2.
1.4. Tugas
1. Tabel Hasil Pengamatan
No Metode Bahan Diameter Panjang Pkr. Percobaan (Kg)
1 2 3 Rata-
rata
1 Jepit - Kuninga
jepit n
2 Engsel
jepit
3 Engsel
- engsel
16
17
LAPORAN
HASIL PRAKTIKUM PENOMENA DASAR MESIN
LAB. PENOMENA DASAR MESIN
LENDUTAN BATANG
Disusun Oleh :
Nama :
NIM :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
18
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan ini.Tidak lupa juga saya
ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu matakulih ini, yang telah membimbing saya
dalam praktikum dan menyusun laporan ini. Laporan ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu dasar aliran fluida dalam pipa dengan memperhatikankerugian yang diperoleh,
data yang saya sajikan berdasarkan praktik yang telah dilakukan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang membaca
laporan ini, dan mudah-mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Dalam penyelesaian tugas ini saya banyak menerima bantuan dan dukungandari
banyak pihak, dan pada kesempatan ini saya berterimakasih kepada :
1. Kedua orang tua kami yang telah memberikan kasih sayang dandukungan baik Moril
maupun Materiil sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir ini.
2. Asisten praktikum fenomena dasar mesin
Pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan laporan ini saya sebagai penulis berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan saya menyadari bahwa laporan ini
belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan ini
19
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin Program Studi Teknik Mesin(S1) Fakultas
Teknik Universitas Pamulang tentang lendutan batang yang disusun oleh:
Nama :
NIM :
Telah disetujui dan disahkan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktikum Fenomena Dasar
Mesin, Program Studi Teknik Mesin (S1) Fakultas Teknik Universitas Pamulang
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Laboratorium Dosen Pengampu
…………………………….. ……………………………..
20
BAB III
LENDUTAN BATANG
1.2. Teori
Batang kontinu yang ditumpu kokoh akan melendut jika padanya diberikan beban lentur
lendutan batang di setiap titik dapat dihitung dengan metode luas diagram momen atau cara
integrasi ganda. Untuk mengukur gaya, dipakai load cell seperti yang terlihat pada gambar 2.1.
Cara kerja load cell tersebut adalah sebagai berikut :
Jika suatu beban mg bekerja pada plunger, maka plunger tersebut akan melendut ke bawah.
Ulir mikrometer E diputar sehingga plunger kembali ke tempatnya semula. Posisi plunger dapat
dilihat dengan bantuan jam ukur. Pembacaan pada skala mikrometer menunjukkan lendutan
pegas, yang juga menunjukkan beban pada load cell.
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya pembebanan
vertical yang diberikan pada balok atau batang. Deformasi pada balok secara sangat mudah
dapat dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari posisinya sebelum mengalami pembebanan.
Defleksi diukur dari permukaan netral awal ke posisi netral setelah terjadi deformasi.
Konfigurasi yang diasumsikan dengan deformasi permukaan netral dikenal sebagai kurva
elastis dari balok. Gambar 1 (a) memperlihatkan balok pada posisi awal sebelum terjadi
deformasi dan Gambar 1 (b) adalah balok dalam konfigurasi terdeformasi yang diasumsikan
akibat aksi pembebanan.
Defleksi juga merupakan perubahan bentuk pada balok dalam arah sumbu y akibat adanya
pembebanan dalam arah vertikal. Pada semua konstruksi teknik, bagian-bagian pelengkap suatu
bangunan haruslah diberi ukuran-ukuran fisik tertentu yang yang harus diukur dengan tepat agar
22
dapat menahan gaya-gaya yang akan dibebankan kepadanya.
Kemampuan untuk menentukan beban maksimum yang dapat diterima oleh suatu
konstruksi adalah penting. Dalam aplikasi keteknikan, kebutuhan tersebut haruslah disesuaikan
dengan pertimbangan ekonomis dan pertimbangan teknis, seperti kekuatan (strength), kekakuan
(stiffines), dan kestabilan (stability). Pemilihan atau desain suatu batang sangat bergantung pada
segi teknik di atas yaitu kekuatan, kekakuan dan kestabilan.
23
Gambar 5.4 Tumpuan Rol
3. Tumpuan Jepit
Jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertikal, gaya reaksi
horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang. Tumpuan jepit ini mampu melawan
gaya dalam setiap arah dan juga mampu melawan suaut kopel atau momen. Secara
fisik,tumpuan ini diperoleh dengan membangun sebuah balok ke dalam suatu dinding batu
bata. Mengecornya ke dalam beton atau mengelas ke dalam bangunan utama.
1. Dengan bantuan waterpass pastikan unit penyangga berada dalam posisi datar
dengan memutar baut pada kaki unit penyangga.
2. Pasanglah tumpuan tetap pada salah satu posisi unit penyangga.
3. Pasang pula load cell yang hendak dikalibrasi pada jarak tertentu yang diketahui dari
tumpuan tetap.
4. Letakkan sebuah batang di atas tumpuan tetap dan load cell.
5. Set dial gage (jam ukur) diatas tepat load cell.
6. Pasanglah pemberat m di tengah-tengah batang batang seperti terlihat pada gambar
3. Dengan demikian beban pada load cell adalah 0.5 m.
24
L L
Dial Gauge
3
B 2
Tumpuan Pemberat Load cell
7. Putar ulir micrometer load cell sehingga pembacaan pada jam ukur kembali pada harga
semula. Pembacaan pada jam ukur dicatat dan ini merupakan lendutan pegas untuk
beban 0.5 m.
8. Lakukan hal tersebut di atas untuk beberapa harga m dan dengan demikian akan
diperoleh hubungan antara beban dan lendutan pegas, sehingga didapat nilai konstanta
pegas load cell.
1.4. Tugas
1. Tabel Data Pengamatan
Beberapa data yang diperoleh dari hasil pengamatan dimasukan ke dalam tabel.
BEBAN TEGANGAN LONGITUDINAL TEGANGAN Tangensial ( mV )
TEKAN (mV) KETERANG
(Kg/Cm²) 1 2 3 Rata - 1 2 3 Rata - AN
Rata rata
↑ ↓ ↑ ↓ ↑ ↓ ↑ ↓ ↑ ↓ ↑ ↓ ↑ ↓ ↑ ↓
TEKANAN
↑ NAIK
↓ TURUN
25
2. Lendutan
26