Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS DAN METODOLOGI

Gravity Settling Chamber

Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2016 di ruang RK V2.02


Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor. Analisis
mengenai gravity settling chamber dilakukan dengan menentukan dimensi
unit pengendali partikulat. Sebuah gravity settling chamber dirancang untuk
menyisihkan partikulat dari aliran udara dengan beberapa parameter yang
ditunjukkan oleh Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Parameter desain gravity settling chamber


Parameter Nilai Satuan
dp 30 µm
q 135 ft3/s
u 10 ft/s
ρ 0,0775 lb/ft3
ρp 475,7 lb/ft3
µ 0.0000123 lb/ft.s
g 32,2 ft/s2
H 3 ft

Bedasarkan data diatas maka dilakukan perancangan gravity settling


chamber yang meliputi panjang (L) dan lebar (B) dengan asumsi tinggi (H)
sebesar 3 ft. Untuk mendapatkan panjang (L) dan lebar (B) dari gravity settling
chamber maka, terlebih dahulu dilakukan penentuan konstanta tidak berdimensi
(K) untuk penentuan jenis aliran. Penentuan konstanta ini dilakukan dengan
menggunakan Persamaan (1).
1
𝑔(𝜌 −𝜌)𝜌 3
𝐾= 𝑑𝑝 [ 𝑣𝜇2 ] ....................................................................................... ..(1)

Keterangan :
K : konstanta tidak berdimensi
dp : diameter partikel (ft)
g : percepatan gravitasi (ft/s2)
𝜌𝑣 : densitas partikel (lb/ft3)
ρ : densitas aliran udara (lb/ft3)
μ : viskositas aliran gas (lb/ft.s)

Penentuan konstanta tak berdimensi dilakukan untuk memilih rentang


dalam penentuan dimensi dari gravity settling chamber. Berdasarkan batas-batas
konstanta K untuk setiap bilangan Reynold maka didapatkan ketentuan sebagai
berikut:
K < 3.3 ; untuk rentang Hukum Stoke
43.6 > K > 3.3 ; untuk rentang menengah (intermediate)

45
2360 > K > 43.6 ; untuk rentang Hukun Newton

Karena konstanta tidak berdimensi termasuk dalam rentang Hukum Stoke,


maka lebar (B) gravity settling chamber diperoleh dengan menggunakan
Persamaan (2).
𝑞
𝑢 = 𝐵 𝑥 𝐻 .................................................................................................... ..(2)

Keterangan
u : kecepatan aliran (ft/s)
q : laju aliran partikel (ft3/s)
B : lebar unit(ft)
H : tinggi unit (ft)

Setelah lebar unit ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah penentuan


kecepatan akhir partikel tersebut. Kecepatan akhir partikel tersebut dihitung
dengan menggunakan Persamaan (3).

𝑔 𝑥 𝑑𝑝2 𝑥 𝜌𝑣
𝑉𝑡 = ............................................................................................. ..(3)
18 𝑥 𝜇

Keterangan :
Vt : kecepatan akhir partikel (ft/s)
g : percepatan gravitasi (ft/s2)
dp : diameter partikel (ft)
𝜌𝑣 : densitas partikel (lb/ft3)
μ : viskositas aliran gas (lb/ft.s)

Penentuan kecepatan akhir ini didapat untuk menentukan panjang dari unit
gravity settling chamber ini. panjang dari unit gravity settling chamber ini
dilakukan dengan menggunkan Persamaan (4).
𝑞
𝑉𝑡 = .................................................................................................... ….(4)
𝐿 𝑥𝐵

Keterangan :
Vt : kecepatan akhir partikel (ft/s)
q : laju aliran partikel (ft3/s)
B : lebar unit(ft)
L : panjang unit (ft)

Seteslah semua dimensi diketahui, maka dilakuakn penentuan efisiensi.


Pennetuan efisiensi ini sangat penting berkaitan dengan mekanisme operasi unit
gravity settling chamber nantinya. Penentuan efisiensi ini dilakukan dengan
menggunakan Persamaan (5)
𝑉𝑡 𝑥𝐿 𝑥 𝐵
𝐸= ............................................................................................... ….(5)
𝑞

46
Keterangan :
E : efisiensi unit
Vt : kecepatan akhir partikel (ft/s)
q : laju aliran partikel (ft3/s)
B : lebar unit(ft)
L : panjang unit (ft)

Cyclone

Tahap pertama perancangan cyclone adalah menghitung dimensi unit, untuk


melihat dimensi standar guna merancang cyclone dapat dilihat seperti pada Tabel
2. Metode perhitungan yang digunakan adalah model Barth, model Leith-Licht
dan model Iozia Leith. Tujuan menggunakan 3 metode tersebut untuk mengetahui
efisiensi total terbaik dari ketiga metode perhitungan dan menentukan dimensi
yang sesuai dengan besar laju aliran udara yang masuk. Dimensi cyclone
direncanakan dapat menghisap udara masuk dengan debit awal (Q) sebesar 8850
m3/jam. Selanjutnya, pada pembuatan cyclone, dengan debit awal tersebut dapat
dihitung dimensi dan efisiensi dari cyclone.

Tabel 2.2 Dimensi Standar Rancangan Cyclone


Penggunaan

Hubungan Umum Efisiensi tinggi Laju aliran tinggi

Lapple Swift Stairmand Swift Stairmand Swift


Q/Dc2 6860 6680 5500 4940 16500 12500
a/Dc 0.5 0.5 0.5 0.44 0.75 0.8
b/Dc 0.25 0.25 0.2 0.21 0.375 0.35
H/Dc 4 3.75 4 3.9 4 3.7
h/Dc 2 1.75 1.5 1.4 1.5 1.7
De/Dc 0.5 0.5 0.5 0.4 0.75 0.75
B/Dc 0.25 0.4 0.375 0.4 0.375 0.4
S/Dc 0.625 0.6 0.5 0.5 0.875 0.85
∆H 8 7.6 6.4 9.2 7.2 7

Model Barth
Pada model Barth, total efisiensi diprediksikan sebagai fungsi dari
hubungan antara kecepatan akhir partikel dengan diameter tertentu. Partikel
memiliki probabilitas yangs ama untuk dikumpulkan atau tidak dikumpulkan
dengan efisiensi 50 %. Untuk partikel dengan diameter Db, maka nilai efisiensi
yang dihasilkan adalah :
1
ηi = 𝑉𝑡𝑠 −3.2 (6)
[ 1+( 𝑚 )]
𝑉𝑡𝑠

Keterangan :
ηi = efisiensi partikel dari diameter Di
vts = kecepatan akhir partikel (m/dtk)

47
vtsm = kecepatan akhir partikel dengan efisiensi 50% pada model Barth (m/dtk)

Perhitungan vts/vtsm dapat berhubungan dengan kecepatan radial rata-rata


gas di sumbu pusat cyclone pada saat kecepatan tangensial maksimum, vt Max.
Dengan mengabaikan asumsi Hukum Stokes dan densitas gas, perbandingan
tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

𝑉𝑡𝑠 𝜋 𝑥 ℎ𝑚 𝑥 𝜌𝑝 𝑥 𝑉𝑚𝑎𝑥 2 𝑥 𝐷𝑖2


𝑚 = (7)
𝑉𝑡𝑠 9𝑥𝜇𝑥𝑄

Keterangan :
hm = ketinggian sumbu pusat (Central axis) pada model Barth (m)
Pp = ketinggian densitas partikel (kg/m3)
Vtmax = kecepatan maksimum tangensial gas (m/dtk)
Di = diameter partikel (m)
μ = viskositas gas (kg/m dtk)
Q = laju alir volumetrik gas (m3/dtk atau l/menit)

Berdasarkan Persamaan (7), nilai hm dibatasi oleh Dc dan B, sehingga dapat


diperkirakan melalui Persamaan (8) dan (9). Persamaan menurut Barth, kecepatan
tangensial maksimum diperoleh dengan korelasi seperti pada Persamaan (10).

hm = H – S; untuk Dc≤ B (8)

(𝐻−ℎ)(𝐷𝑐 −𝐷𝑒 )
hm = (9)
(𝐷𝑒 −𝐵)

𝐷
( 𝑒 )(𝐷𝑐 −𝑏)𝜋
2
vmax = 𝑉0 [2𝑎𝑏 𝛼+ ] (10)
ℎ𝑚 (𝐷 𝑐 −𝑏)𝜋𝜆

Keterangan :
V0 = kecepatan gas pada outletcyclone (m/dtk)
λ = koefisien friksi = 0.02

Kecepatan gas pada outlet v0 dapat dicari berdasarkan Persamaan (11).


Parameter α berhubungan dengan dimensi b dan Dc melalui Persamaan (12).
4𝑄
V0 = 𝜋 𝐷 (11)
𝑐2

α = 1-1.2 (b/Dc) (12)

Model Leith-Licht
Model Leith-Licht didasarkan pada asumsi partikel yang tidak terkumpul
depat sepenuhnya tercampur dengana arah radial pada titik sumbu (axial point),
hal ini dikarenakan pengaruh dari turbulensi. Prosedur perhitungan efisiensi
Model Leith-Licht adalah sebagai berikut.
Nilai 𝑍𝑐 , n, dan dc didapatkan dari persamaan (13), (14), dan (15).

48
1
𝐷𝑐 2 3
𝑍𝑐 = 2.3𝐷𝑒 ( 𝑎𝑏 ) ……………………….…………………………… (13)

Menghitung n
𝑇 0.3
𝑛 = 1 − [1 − 0.67(𝐷𝑐 0.14 )] (283) ......…………………………….. (14)

T = temperatur gas (ºK)

Menghitung 𝑑𝑐

𝑆+𝑍𝑐 −ℎ
𝑑𝑐 = 𝐷𝑐 − (𝐷𝑐 − 𝐵) ( )………………………………………..…....(15)
𝐻−ℎ

Pertimbangan nilai volume annular tergantung dari ketinggian sumbu pusat


cyclone (Zc). Selanjutnya menentukan nilai 𝑉𝑛𝑙 atau 𝑉𝐻 , dari persamaan berikut.

𝜋𝐷𝑐 2 𝜋𝐷𝑐 2 𝑍𝑐 +𝑆−ℎ 𝑑 𝑑 2 𝜋𝐷𝑒 2 𝑍𝑐


𝑉𝑛𝑙 = 4
(ℎ − 𝑆) + (
4
)( 3
) (1 + 𝐷𝑐 + 𝐷𝑐 2 ) − 4
…….……..(16)
𝑐 𝑐

Jika (H-S) > Zc

𝜋𝐷𝑐 2 𝜋𝐷𝑐 2 𝐻−ℎ 𝐵 𝐵2 𝜋𝐷𝑒 2 (𝐻−𝑆)


𝑉𝐻 = (ℎ − 𝑆) + ( )( ) (1 + 𝐷 + 𝐷 2 ) − .........…… .(17)
4 4 3 𝑐 𝑐 4

Jika (H-S) < Zc

Keterangan:
Zc = ketinggian sumbu pusat cyclone (m)
dc = diameter sumbu pusat cyclone (m)
Vnl = volume annular antara S dan titik akhir dari panjang vortex, tidak
termasuk sumbu atau poros tengah (m3)
VH = volume di bawah saluran outlet, tidak termasuk poros tengah (m3)

Menghitung 𝐺 dilakukan untuk menentukan parameter geomatik dengan


persamaan (18).
𝐷
𝐺 = 𝑎2 𝑏𝑐 2 {2[𝜋(𝑆 − 𝑎⁄2)(𝐷𝑐 2 − 𝐷𝑒 2 )] + 4𝑉𝑛𝑙.𝐻 }……………………..…. (18)

Menghitung 𝜏𝑖

𝜌𝑝 (𝐷𝑖 2 )
𝜏𝑖 = ……... ………………………………………………………... (19)
18𝜇

Menghitung efisiensi
1
Gτi Q
i = 1 − exp {−2 [
2n+2
(n + 1)] }……………………...……………. (20)
Dc

49
i = waktu relaksasi (dtk)
n = vortex exponent
G = parameter geometrik pada Model Leith-Licht

Model Iozia-Leith
Model Iozia-Leith merupakan modifikasi dari Model Barth untuk memprediksi
diameter dan panjang sumbu pusat (central axis) cyclone, kecepatan tengensial
maksimum, dan variabel-variabel pada dimensi alat. Prosedur perhitungan efisiensi
Model Iozia-Leith adalah sebagai berikut.
Menghitung 𝛽

𝑎𝑏 𝑎𝑏 2
ln 𝛽 = 0.62 − 0.87 ln(𝐷50 ) + 5.21ln (𝐷 2 ) + 1.05 [𝑙𝑛 (𝐷 2 )] …..………(21)
𝑐 𝑐

Menghitung 𝑉𝑡𝑚𝑎𝑥

𝑎𝑏 0.61 𝐷𝑒 −0.74 𝐻 −0.33


𝑉𝑡𝑚𝑎𝑥 = 6.1𝑣𝑖 (𝐷 2 ) (𝐷 ) (𝐷 ) …………………………...… (22)
𝑐 𝑐 𝑐

Menghitung 𝑑𝑐

𝑎𝑏 −0.25 𝐷𝑒 1.4
𝑑𝑐 = 0.47 (𝐷 2 ) (𝐷 ) 𝐷𝑐 …………………………….……… ...(23)
𝑐 𝑐

Menghitung 𝑍𝑐

(𝐻−ℎ) 𝑑𝑐
Untuk dc> B; 𝑍𝑐 = (𝐻 − 𝑆) − [(𝐷 ] [ − 1]…………….……........(24)
𝑐 ⁄𝐵 )−1 𝐵

Untuk dc< B; 𝑍𝑐 = (𝐻 − 𝑆)………………………………………………(25)

Menghitung 𝐷50

0.5
9𝜇𝑄
𝐷50 = (𝜋𝜌 2) …………………………………….……………… (26)
𝑝 𝑍𝑐 𝑉𝑡𝑚𝑎𝑥

Menghitung efisiensi
1
𝑖 = [1+(𝐷 𝛽
………………………………….……………………… (27)
50 /𝐷𝑖 ) ]

50

Anda mungkin juga menyukai