Ekstrusi adalah salah satu operasi konversi polimer yang paling banyak digunakan untuk
produksi yang meledak film, pipa, lembaran, dan laminasi, untuk membuat daftar aplikasi
industri yang paling signifikan. Gambar 4.1 menunjukkan mesin skala besar modern untuk
membuat film tiup. Extruder, yang merupakan unit pusat dari mesin-mesin ini, ditunjukkan
pada Gambar 4.2. Polimer dimasukkan ke dalam hopper di berupa butiran atau bubuk. Itu
disimpan pada suhu dan kelembaban yang diinginkan dengan udara yang dikendalikan
sirkulasi. Padatan diangkut dengan sekrup yang berputar dan perlahan-lahan meleleh,
sebagian, dengan laras pemanasan tetapi terutama oleh panas gesekan yang dihasilkan oleh
geser antara polimer dan barel (Gbr. 4.3). Lelehan pada suhu dan tekanan yang diinginkan
mengalir melalui die, in dimana pembentukan lelehan menjadi bentuk yang diinginkan terjadi.
4.1 Sekrup Tiga Zona
Pada dasarnya ekstrusi terdiri dari pengangkutan polimer padat dalam ekstruder dengan
menggunakan sekrup berputar, melebur padatan, menghomogenisasi lelehan, dan memaksa
lelehan melalui cetakan (Gbr. 4.3).
Sekrup pengekstrusi dari pengekstrusi pemlastis konvensional memiliki tiga perbedaan
geometris zona (Gambar 4.4), yang fungsinya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Zona umpan: Pengangkutan dan pemanasan awal material padat
Zona transisi: Kompresi dan plastisasi polimer
Zona pengukuran: Pengangkutan leleh, pencampuran leleh dan pemompaan lelehan ke cetakan
Namun, fungsi suatu zona tidak terbatas pada zona tersebut saja. Prosesnya disebutkan dapat
terus terjadi di zona yang berdampingan juga.
Meskipun persamaan berikut berlaku untuk sekrup 3 zona, mereka dapat digunakan secara
segmen untuk merancang sekrup dari geometri lain juga.
4.1.1 Keluaran Extruder
Bergantung pada jenis ekstruder, output ditentukan baik oleh geometri padatan zona makan
saja, seperti dalam kasus ekstruder beralur [7], atau oleh padatan dan zona leleh ke ditemukan
di ekstruder laras halus. Hasil keluaran yang terlalu tinggi atau terlalu rendah saat dimensinya
sekrup dan die tidak cocok satu sama lain.
4.1.2 Zona Umpan
Perkiraan yang baik dari laju aliran padatan dapat diperoleh dari Persamaan. (4.1) sebagai
fungsi dari efisiensi pengangkutan dan kedalaman umpan. Output yang diinginkan dapat
ditemukan dengan mensimulasikan efeknya faktor-faktor ini pada laju aliran melalui
Persamaan. (4.1).
Contoh yang Dihitung
Transpor padatan sebagian besar dipengaruhi oleh gaya gesekan antara polimer padat dan
permukaan laras dan sekrup. Analisis rinci tentang mekanisme pengangkutan padatan itu
dilakukan oleh Darnell dan Mol [8]. Contoh berikut menyajikan persamaan empiris itu
memberikan hasil yang baik dalam praktek [1].
Geometri zona umpan sekrup (Gbr. 4.5) diberikan oleh data berikut:
Diameter barel Db = 30 mm
Sekrup timah s = 30 mm
Jumlah penerbangan = 1
Lebar penerbangan wFLT = 3 mm
Lebar saluran W = 28,6 mm
Kedalaman zona umpan H = 5 mm
Efisiensi penyampaian F = 0,436
Kecepatan sekrup N = 250 rpm
Densitas curah polimer ro = 800 kg / m3
Laju pengangkutan padatan di zona umpan ekstruder dapat dihitung menurut [4]….
W
G = 60 ∙ ρ0 . N ∙ ηF ∙ π2 ∙ H ∙ Db ( Db – H ) ∙ sin ∅
W +W FLT
∅=tan −1 ¿ ¿
Efisiensi penyampaian F dalam Persamaan. (4.1) seperti yang didefinisikan di sini adalah
rasio antara ekstrusi yang sebenarnya laju dan laju ekstrusi maksimum teoritis dapat dicapai
dengan asumsi tidak ada gesekan antara polimer padat dan sekrup. Itu tergantung pada jenis
polimer, kerapatan curah, suhu barel, dan gesekan antara polimer, barel dan sekrup.
Eksperimental nilai F untuk beberapa polimer diberikan pada Tabel 4.1.
Table 4.1 menyampaikan efisiensi untuk bebrapa polimer
Polymer Smooth barrei Grooved barrei
LDEP 0.44 0.8
HDEP 0.35 0.75
PP 0.25 0.6
PVC-P 0.45 0.8
PA 0.2 0.5
PET 0.17 0.52
PC 0.18 0.51
PS 0.22 0.65
0,0256
G = 60 ∙ 800 ∙ 250 ∙ 0,44 ∙ π2 ∙ 0,005 ∙ 0,03 ∙ 0,025 ∙ ∙ 0,3034 ∙ 0,953
0,0286
Dimana G = 50 Kg/h
v∙e
Q̇ P = (
−π Db H 3 1−
s )∙ sin2 φ ∙ △ p∙ 10−4
12η a ∙ L
Q̇ d = π 2 D2b ∙ N ∙ H ∙¿ ¿
Laju aliran massa d m •:
m• d = 3600 1⋅ 000
d
(
Q⋅ ⋅ r • m
4
.
6
)
Aliran kebocoran L Q•:
Untuk menghindari gesekan logam ke logam, sekrup ekstrusi memiliki jarak kecil antara bagian atas penerbangan
dan permukaan laras. Jarak bebas ini mengurangi laju pemompaan lelehan karena memungkinkan polimer
bocor melintasi penerbangan. Laju aliran bersih Q • oleh karena itu
Q• •= Qd+Q•
•
p - (4.7)
Q
L
Laju pengangkutan leleh dari zona pengukuran dapat dihitung dari [1]
• = ⋅ 2 ⋅ ⋅-
5 π 2 D3 10
m
1-
v⋅e•⋅ r⋅ •⋅ ( 1 Sebuah J ) (4.8)
⋅⋅ ••⋅
b NH •
s m sin cos • ⋅ - d -
dimana d a = - mp •/ m •d dan J • ••
=
FLT / H
Tingkat geser rata-rata di saluran pengukuran dihitung sebagai
• Sebu
/ (4.9)
= π
ah 60
⋅DbN⋅ H
⋅
Db
Diameter barel [mm]
H Kedalaman
e saluran [mm]
Lebar
penerbangan
s
[mm] Sekrup
• FLT timah [mm]
L Jarak penerbangan [mm]
pm ,
ekstruder [kg / jam]
Jumlah
m
penerbangan
•
Viskositas leleh
D
[Pa · s] Tingkat
p
geser rata-rata [s –1]
•
h Sebuah Densitas lelehan [g / cm3 3]
• Rasio aliran tekanan untuk menyeret
Sebuah
N
Contoh terhitung
Persamaan. (4.4)
Persamaan. (4.6)
Persamaan. (4.8)
Aliran kebocoran
Dengan bantuan Persamaan. (4.8) pengaruh parameter yang berbeda pada keluaran ekstruder disajikan pada Gambar. 4,7 menjadi 4,14 dengan
mengubah satu variabel pada satu waktu dan menjaga semua variabel lainnya konstan. Dimensi sekrup yang digunakan dalam perhitungan ini
diambil dari contoh di atas.
Dalam kasus pemecahan masalah tertentu, lonjakan dihindari dengan menambah panjang zona pengukuran. Cara menstabilkan
aliran lelehan bervariasi dari kasus ke kasus, dan dapat ditentukan dari simulasi, seperti yang ditunjukkan di atas. Simulasi ini dapat
dilakukan dengan mudah dengan bantuan program komputer VISOUT, yang tercantum di Lampiran.
Faktor Koreksi
Untuk mengoreksi model pelat paralel tak terbatas untuk efek tepi terbang, faktor-faktor berikut dapat digunakan bersama dengan persamaan di
atas:
Dengan akurasi yang cukup pada faktor bentuk F d untuk aliran drag dapat diperoleh dari [10]
H
Fd=1-0,571
(4.10)
W
dan faktornya F p untuk aliran tekanan
H
Fp=1-0,625
W (4.11)
Ekspresi untuk aliran drag yang dikoreksi dan aliran tekanan akan
menjadi
Qab• = FQ
d ⋅ d• (4.12)
dan
• = FQ •
Qpk p⋅ p
(4.13)
4.1 Sekrup Tiga Zona 77
Faktor Koreksi
Untuk mengoreksi model pelat paralel tak terbatas untuk efek tepi terbang, faktor-faktor
berikut dapat digunakan bersama dengan persamaan di atas:
Dengan keakuratan yang cukup faktor bentuknya F d untuk aliran drag dapat
diperoleh dari [10]
H
Fd=1-0,571
W (4.10
)
Qab• = FQ
d ⋅ d•
(4.12)
4.1 Sekrup Tiga Zona 78
dan
• = FQ •
Qpk p⋅ p
(4.13)
Faktor koreksi untuk kekuatan sekrup, yang akan dibahas pada bagian selanjutnya,
dapat ditentukan dari [5]
F x=
e x - x3+2.2 x 2 - 1.05 x (4.14)
dengan x = H / W.
Persamaan (4.14) valid pada rentang 0 < H / W < 2. Untuk rentang yang biasa
terjadi H / W-
rasio di sekrup pengekstrusi, efek tepi penerbangan hanya menyumbang kurang dari 5% dan karenanya bisa diabaikan [10]. Pengaruh
kelengkungan ulir juga kecil sehingga F x dapat diambil sebagai 1. Meskipun faktor yang disebutkan di atas hanya berlaku untuk fluida
Newtonian, penggunaannya untuk polimer
Berdasarkan hukum kesamaan Pearson [16] mengembangkan satu set hubungan untuk
meningkatkan skala ekstruder sekrup tunggal. Hubungan ini berguna bagi insinyur yang
berlatih untuk memperkirakan ukuran ekstruder yang lebih besar dari data eksperimen yang
dikumpulkan pada mesin yang lebih kecil. Skala naik mengasumsikan rasio panjang terhadap
diameter yang sama antara dua ekstruder. Hubungan penting tersebut dapat diringkas
sebagai berikut:
(1)-s( - / 2 3 s )
H2 = •• • D2• (4.15)
H1 D1••
N • D --
( 2 2 /s)- ( 2 3 s )
2 = •• 2• (4.16)
N1 D1••
( 3- 5 /s)- ( 2 3 s )
m2•= •••D •2 (4.17)
m1 • D1••
HF2 = •• • D
2 •
(1)-s( - / 2 3 s )
HF D1••
(4.18)
1
dimana
H F = kedalaman pakan
H = kedalaman pengukuran
D = diameter sekrup
N = kecepatan sekrup
Indeks 1, 2 = sekrup geometri dan sekrup yang diketahui yang masing-masing
geometrinya akan ditentukan.
Eksponen s diberikan oleh
s = 0,5 1( n- R )
(4.19
)
dimana n R adalah kebalikan dari eksponen hukum pangkat n. Tingkat geser yang dibutuhkan untuk menentukan
n diperoleh dari
π ⋅ D⋅ 1N
1• =
(4.20)
Sebuah
60 ⋅ H 1
Contoh terhitung
HF= 14,41 mm
2
H 2 = 4,8 mm
m• 2= 192,5 kg / jam
N 1 = 55,5 rpm
Metode lain untuk peningkatan skala telah ditangani oleh Schenkel [18], Fischer
[19], dan Potente [20]. Contoh untuk menghitung dimensi sekrup ekstrusi
diberikan di bawah ini.
Contoh terhitung
Tentukan keluaran spesifik untuk resin LLDPE dengan eksponen hukum pangkat n = 2.
Larutan:
Mengganti n = 2 menjadi Persamaan. (4.19) kita dapatkan s = 0.25. Menggunakan Persamaan. (4.16) dan (4.17), kami akhirnya mendapatkan
• 2.6
m•
s
= m = 0,0000155 D (4.21)
N
dimana
•
m = keluaran kg / jam
N = kecepatan sekrup rpm D = diameter sekrup mm m• s= keluaran spesifik
Output spesifik s m • diplot sebagai fungsi diameter sekrup D untuk LLDPE dan LDPE di
Gambar 4.15 melalui Persamaan. (4.21) dan rumus yang diturunkan untuk LDPE dengan
eksponen n = 2.5 dari Persamaan. (4.16), (4.17) dan (4.19).
Nilai target lain dari kepentingan praktis diplot pada Gambar 4.16 hingga Gambar
4.19 sebagai fungsi diameter sekrup. Produsen mesin mengonfirmasi penerapan
hubungan yang mudah digunakan ini, meskipun hanya satu nilai eksponen hukum
daya yang digunakan untuk mencirikan aliran resin.
Peningkatan skala sekrup ekstrusi dapat dilakukan dengan cepat dengan menggunakan program VISSCALE
yang diberikan dalam Lampiran.
FIguRe 4.15 Keluaran spesifik • s m untuk LDPE dan LLDPE sebagai fungsi diameter sekrup untuk ekstruder L / D = 20
FIguRe 4.16 Output ekstruder vs. diameter sekrup untuk LDPE dan ekstruder L / D = 20, m • = 0,281 · D 1.364 kg / jam
FIguRe 4.17 Kecepatan sekrup vs. diameter sekrup untuk LDPE dan pengekstrusi L / D = 20, N = 24600 D –1,273 rpm
FIguRe 4.18 Daya motor vs. diameter sekrup untuk LDPE dan ekstruder L / D = 20, PWR = 0,0015 · D 2.2 kW
Menurut model Tadmor [4], ketebalan maksimum film lelehan (Gambar 4.20.) Diberikan
oleh
0.5
( T b −T m ) + ƞf ∙ V j2 ∙10−4 ] W
[2λ
δ max =
{ m
10 3 ∙ V bx ∙ ρm [ C ps ( T m−T s ) +i m ] }
Gambar 4.20 Profil suhu dalam film leleh setelah Tadmor [ 4]; a: lapisan padat, b:
permukaan laras, c: film leleh, d: antarmuka leleh padat [4]
68
Konduktivitas termal λ m = 0,174 W / (mK)
69
Gambar 4.21 Profil kecepatan dan suhu di lapisan leleh dan padat setelah Tadmor [4]; a:
antarmuka leleh padat, b: silinder, c: unggun padat 4
Contoh Perhitungan
Kondisi berikut diberikan: Resin adalah LDPE dengan konstanta viskositas yang sama
seperti pada contoh Bagian 4.1.1.2. Diameter laras D b adalah 60 mm dan kecepatan ulir 80
rpm.
π ∙ Db ∙ N π ∙ 60 ∙80
V b= = = 25.13 cm/s
10. 60 10. 60
10. G 100∙ 16 ∙ 67
V sz = = = 3.91 cm/s
W ∙ H 1 ∙ ρs 51.46.9 .0 .92
70
= 21.44 cm/s
Temperatur T̅a :
T b +T m 150+110
T́ = = =130 ᵒC
2 2
Vj
̇ a=
δf
Dimulai dari asumsi ketebalan film 0,1 mm dan menggunakan suhu yang dihasilkan saat
pembentukan panas diabaikan, viskositas dalam film diperkirakan pertama kali. Dengan
mengubah ketebalan lapisan tipis dan mengulangi perhitungan ini, viskositas akhir
diperoleh [1].
V j 2∙ 21.44 ∙ 10
̇f = = = 1434 s-1
δ̅ 0.299
ƞf = 351.84 Pa ∙ s
51.46
{ 2
δ max = [ 2̇∙ 0.174 ( 150−110 ) +351.84 ∙ 21. 44 . 10 ]
−4
3
10 ∙ 7.62∙ 0.7 [ 2.2 ( 110−20 ) +125.5 ] }
Lelehan Mempertimbangkan pembentukan panas kental, temperatur dalam film leleh dapat
diperoleh dari [4]
10−4 ∙ ƞf ∙ V j2
T̅f = T̅a +
12 ∙ λ m
71
T̅f = ( 150+110
2 ) + 7.75 = 137.5℃
Dilihat dari Persamaan di atas, jumlah yang diinginkan harus dihitung secara iteratif. Ini
dilakukan oleh program komputer TEMPMELT yang disebutkan dalam Lampiran.
Mencair Tingkat
Tingkat pencairan digambarkan oleh Tadmor [4] melalui parameter ∅ p,yang dinyatakan
sebagai
0.5
V bx ∙ ρm ∙ [ λm ( T b−T m ) +0.5 ƞf ∙V j2 ∙ 10− 4 ]
∅p =
{ 100.2 [ C ps ( T m−T s ) +i m ] }
Pembilang mewakili panas yang disuplai ke polimer melalui konduksi melalui laras dan
disipasi, sedangkan penyebutnya menunjukkan entalpi yang dibutuhkan untuk melelehkan
polimer padat. Laju leleh meningkat dengan meningkatnya ∅ p. Dengan memasukkan
parameter yang diketahui ke Persamaan. (4.24) kita memperoleh
0.5
7.62 ∙ 0.7∙ [ 0.174 ( 150−110 ) +0.5 ∙ 351.84 ∙ 21.442 ∙ 10−4 ] g
∅p =
{ 100.2 [ 2.2 ( 110−20 )+ 125.5 ] } – 0.035
cm1.5 S
∅ p ∙ H 1 ∙ W 0.5
=
101.5 ∙ G
∅ p = 0.035 g/ (cm1.5 ∙ s
H 1 = 9mm
W = 51.46 mm dan
G = 16.67 g/s
Maka
= 0.004
72
Parameter tak berdimensi adalah perbandingan antara jumlah polimer leleh per satuan ke
bawah saluran jarak ke keluaran ekstruder per kedalaman umpan saluran unit.
leleh memberikan jumlah polimer yang tidak dilebur sebagai fungsi dari panjang sekrup
(Gbr. 4.22) dan merupakan dasar untuk menghitung suhu dan tekanan stok. Dengan
demikian, ini menunjukkan apakah polimer di ujung sekrup sepenuhnya meleleh.
Kapasitas plasticating dan pencampuran sekrup dapat ditingkatkan dengan perangkat
pencampur. Pengetahuan tentang profil lebur memungkinkan seseorang untuk menilai
posisi yang sesuai dari perangkat pencampur dan geser di sekrup [17].
Gambar 4.22 Lapisanpadat atau profil leleh X/W dan Gs /G [4, 17] dengan G: laju aliran
massa total, Gs : laju aliran massa padatan
2
X out X ¿ ∙ ∆z
W W
= (1−
2 ∙H1 )
dan untuk saluran meruncing [4]
2
X out X ¿ ❑ ❑
W W A
=
[ − −1
A ( )√
H¿
H out ]
Dimana
73
H 1−H 2
A=
Z
X out , X mm
¿
Lebar tempat tidur padat di outlet dan saluran masuk penambahan
sekrup, masing-masing
W mm Lebar saluran
Parameter lebur
74
75
Contoh yang Dihitung
Untuk H1 = 9 mm; Xin/W = 1; Δz = 99 mm, dan ψ = 0.004 dari bagian 4.2.1, Xout / W
dapat dihitung dari Eq. (4.26):
Untuk nilai-nilai
H1 = 9 mm
H2 = 3 mm
Z = 1584 mm
Xin/W = 0.96
Hin = 9 mm
Hout = 8.625 mm
H 1−H 2 9−3
A= = =0.00379
Z 1584
2
X out 0.0047 0.0047 9
W
=0.96[ − (
0.00379 0.00379
−1 )√ 8.625 ]
Dengan asumsi kecepatan konstan dari padatan, rasio aliran massa Gs / G hasil dari
76
Gs X H
=
G W H1
Dimana
Gs X
=
G W
X X X
W ( )
=0.5 ¿ + out =0.5 ∙ 1.96=0.98
W W
Gs
=0.98
G
b) Kedalaman bervariasi
X X X
W ( )
=0.5 ¿ + out =0.5 ∙ ( 0.96 ∙0.953 )=0.9565
W W
H H H out 9 8.625
H1 (
=0.5 ¿ +
H 1 H1 ) (
=0.5 ∙ +
9 9 )
=0.9792
GS X H
= =0.9366
G W H1
Profil suhu dan tekanan stok dapat dihitung dari profil leleh dengan menggunakan
lebar bagian saluran yang diisi lelehan dalam persamaan seperti yang ditunjukkan
pada bagian berikut.
77
4.2.3 Suhu leleh
Penghitungan yang tepat dari suhu leleh atau stok hanya dapat dilakukan secara
berulang seperti yang ditunjukkan dalam program komputer TEMPMELT yang
tercantum dalam Lampiran. Hubungan berikut dan contoh numerik berfungsi sebagai
perkiraan yang baik dari suhu stok. Kenaikan suhu ΔT:
3600( ZC + Z FLT + N H )
∆ T =( T out −T M )=
m∙ c pm
α SZ ∙ π ∙ D FLT ∙ ∆ L ( T b −T EIN )
N H=
106 ∙ cos ∅
Tin = 200 0C
ΔT dengan nilai-nilai ZC = 3.84 kW, ZFLT = 1.56 kW, dan ṁ = 41.8 kg/h dari contoh
sebelumnya dan dari Eq. (4.31)
300 ∙3.54
∆T= =152.4 ℃
41.8 ∙ 2
78
T out =T M +152.4 ℃
T ¿ + T out 200+262.4
T= = =231.2℃
2 2
79