Anda di halaman 1dari 6

Analisis Kinerja Struktur Gedung Sekolah 4 Lantai Dengan Metode

Push Over

M. Afif Shulhan 1,a, Eeng Julianto 1, Dimas Langga Chandra Galuh1, Arrizka Yanuar
Adipradana2
1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta
1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tidar, Magelang
a
E-mail :afifs@ustjogja.ac.id

Abstrak
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi gempa. Gempa bumi yang diakibatkan oleh
pergerakan lempeng bumi merupakan penyebab terbesar dari gempa yang akan menimbulkan
kerusakan pada struktur gedung. Gempa bumi yang terjadi di Indonesia sering kali memakan korban
jiwa. Namun, dapat dipastikan bahwa penyebab adanya korban jiwa bukan diakibatkan secara
langsung oleh gempa, tetapi akibat oleh rusaknya bangunan yang menyebabkan keruntuhan pada
bangunan. Pada tahun 2019 terjadi perubahan SNI gempa menjadi SNI 1726:2019, hal ini dapat
menyebabkan terjadinya perubahan besaran beban gempa terhadap bangunan eksisting yang
berpotensi mempengaruhi level kinerja suatu bangunan. Berdasarkan latar belakang tersebut,
penelitian ini berusaha menerapkan proses analisis ulang terhadap kinerja struktur gedung dengan
tinjauan gedung sekolah 4 lantai yang berlokasi di Magelang. Dalam rangka mengetahui unjuk kinerja
struktur, penelitian ini mempergunakan metode pushover analysis. Secara spesifik, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui displacement inelastic dan level kinerja struktur gedung 4
lantai akibat beban gempa SNI 1726:2019 berdasarkan analisis push over. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai displacement inelastic sebesar 0,00593 m (arah X) dan 0,00229 m (arah
Y). Nilai displacement inelastic tersebut tidak melampaui nilai batas displacement maksimal (ATC-
40), sehingga gedung termasuk dalam level kinerja Immediate Occupancy (IO), yaitu bila terjadi
gempa, hanya sedikit kerusakan struktural yang terjadi, sehingga bangunan aman dan dapat langsung
dipakai kembali.

Kata kunci : Pushover, SNI 1726:2019, ATC-40

Pendahuluan
Negara Indonesia dengan 6° LU - 11° LS dan 95° BT - 141° BT. Dengan pertemuan tiga lempeng
besar di dasarnya. Oleh karena itu Indonesia merupakan wilayah yang dilalui oleh cincin api (ring of
fire), sehingga sangat berpeluang sekali terjadi gempa. Gaya gempa sangat berpengaruh besar
terhadap perencanaan struktur gedung. Wilayah Indonesia yang menempati posisi ketiga dunia dari
153 negara yang memiliki potensi bahaya gempa. Hal ini disebabkan Indonesia merupakan
bertemunya tiga lempeng besar dunia yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan
Lempeng Pasifik. Interaksi antara ketiga lempeng inilah yang menyebabkan Inonesia memiliki
aktivitas kegunungapian dan kegempaan yang tinggi. Beberapa tahun ini gempa bumi besar yang
terjadi di Indonesia antara lain Sepanjang Pulau Sumatera sebesar 8,6 SR (11 April 2012), Kebumen
6,5 SR (8 Januari 2014), Lombok 6,4 M(29 Juli 2018), Palu 7,5 M (28 September 2018), Banten 6,9
M (2 Agustus 2019), Maluku 7,1 M(14 November 2019).
Beberapa saat yang lalu, Indonesia menerapkan perubahan peraturan dalam perencanaan
bangunan tahan gempa. Terdapat pembaruan dari standar kegempaan SNI 03-1720-2012 menuju SNI
1726:2019. Adanya pembaruan ini membawa implikasi adanya kemungkinan bangunan eksisting
tidak memenuhi beban gempa rencana pada standar yang terbaru. Untuk menjawab kemungkinan
tersebut, maka perlu dilaksanakan analisis ulang kinerja struktur gedung. Penelitian ini berusaha
menerapkan proses analisis ulang terhadap kinerja struktur gedung dengan tinjauan gedung sekolah

19
4 lantai yang berlokasi di Magelang. Dalam rangka mengetahui unjuk kinerja struktur, penelitian ini
mempergunakan metode pushover analysis. Secara spesifik, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui displacement inelastic dan level kinerja struktur gedung 4 lantai akibat beban gempa SNI
1726:2019 berdasarkan analisis push over.

Tinjuan Pustaka
Analisis push over telah banyak digunakan sebagai metode dalam menilai level kinerja suatu
bangunan. Rachman (2014) melakukan pemeriksaan kinerja gedung berdasarkan mekanisme
terbentuknya sendi plastis pada balok kolom serta hubungan base shear dengan displacement pada
kurva pushover dan kurva seismic demand. Analisis dijalankan menggunakan metode analisis statik
nonlinier pushover pada program ETABS. Metode push over mayoritas mengacu pada protokol
ATC-40 (ATC-40, 1990). Adapun penerapan beban gempa terbaru pada suatu gedung eksisting
mempergunakan program ETABS telah dilaksanakan oleh Fajar (2016). Kombinasi penggunaan
protokol ATC-40 dan program ETABS telah dilaksanakan oleh Marianda (2016) serta Raldy dan
Nuraini (2019). Dari analisis yang dilakukan para peneliti tersebut menunjukan bahwa analisis push
over mempergunakan protokol ATC-40 mampu menilai kinerja struktur berupa gaya geser pushover,
displacement, maksimum total drift, dan maksimum in-elastic drift. Berdasarkan parameter tersebut,
dapat diversuskan dengan syarat kinerja sehingga dapat diketahui apakah struktur termasuk dalam
level kinerja Immediate Occupancy (IO), life safety (LS), damage control (DC) atau structural
stability (SS).

Metode
Pada penelitian ini menggunakan statik nonlinier yaitu analisa pushover dengan bantuan program
komputer ETABS. Langkah-langkah dalam penelitian ini berpedoman pada ATC-40 Seismic
Evalution and Retrofit of Concrate Building. Kajian kelayakan struktur terhadap beban gempa
dievaluasi berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu SNI 1726:2019. Objek penelitian ini dilakukan
pada studi kasus bangunan sekolah 4 lantai di komplek PPIT Ihsanul Fikri yang berada di Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah. Data material dan tipikal denah bangunan disajikan pada Tabel 1 dan
Gambar 1 secara berturut-turut.

Tabel 1. Nilai parameter material


Parameter Nilai
Mutu beton 25 MPa
Kuat leleh baja ulir (fy) 400 MPa
Kuat leleh baja ulir (fy) 240 MPa
Tinggi bangunan 16 meter
Panjang bangunan 22,5 meter
Lebar bangunan 20 meter

20
(a) (b)
Gambar 1. (a) Tipikal denah lantai 1 s.d 4 dan (b) Pemodelan strutur pada ETABS

Tabel 2. Detail dimensi balok dan kolom


Balok Kolom
Tipe Dimensi (mm) Tipe Dimensi (mm)
Balok B1 300/600 Kolom K1 800/800
Balok B2 300/600 Kolom K2 600/600
Balok B3 350/700 Kolom K3 600/600
Balok B6 250/400 Kolom K4 400/400
Balok BR 300/400 Kolom KT 250/250

Hasil dan Pembahasan


Pembebanan gempa pada analisis bangunan ini menggunakan analisis respon spektra
berdasarkan SNI 1726:2019. Adapun data dari peritungan respon spektrum yang diolah disajikan
dalam Tabel 3. Data dalam tabel 3 kemudian diolah sehingga diperoleh kurva respon spektrum berupa
hubungan periode dengan percepatan yang disajikan dalam Gambar 4.

Tabel 3. Parameter respon spektra


Parameter Nilai
Kategori resiko IV
Ie 1,5
Ss 0,781
S1 0.386
Klasifikasi situs SD
Fa 1.187
Fv 1.913
TL 20 detik Gambar 4. Grafik respon spektrum

Dari perhitungan statik ekivalen dan respon spektrum, diperoleh nilai gaya geser dasar (base
shear) statik ekivalen pada arah X maupun. Kedua nilai gaya geser dasar/ base shear tersebut
kemudian dibandingkan untuk mengecek keterpenuhan base shear respon spektrum > 100 % base
shear statik ekivalen. Berdasarkan perbandingan tersebut, diketahui bahwa syarat gaya geser dasar
belum terpenuhi. Rasio gaya geser dasar respon spektrum masih berada pada rentang 81-88% dari

21
gaya geser dasar statik ekivalen. Dengan demikian, faktor skala pada input load case ETABS harus
dikalikan faktor koreksi 3.04 dan 2.79. Setelah dilakukan koreksi faktor skala, gaya geser dasar dicek
kembali terhadap keterpenuhan syarat >100% gaya geser dasar statik ekivalen. Hasil pengecekan
kembali terhadap gaya geser dasar pada tabel 4 menunjukkan bahwa setelah proses koreksi, syarat
gaya geser dasar respon spektrum telah terpenuhi (>100% statik ekivalen).
Tabel 4. Perbandingan Gaya Geser Dasar Terkoreksi
Base shear (kN)
Analisis
Ex Ey
Respon spektrum 2083.66 1877.59
Statik Ekivalen 1850.34 1850.34
Rasio 1.13 1.01
Ratio > 1.00 OK OK

Pendefenisian Sendi Plastis


Pendefinisian sendi plastis elemen struktur diperoleh dari moment rotasi (momen-curvature)
yang mengambarkan kemampuan deformasi dari elemen struktur. Dalam penelitian ini momen
curvature yang digunakan adalah diperoleh secara automatis pada program ETABS. Penempatan
sendi plastis pada balok pada ETABS diletakkan pada setiap ujung elemen struktur.

(a) (b)
Gambar 5. Pendefinisian sendi plastis pada (a) balok dan (b) kolom.

Gaya lateral Pushover


Analisis static nonlinier atau pushover dilakukan dengan cara memberikan gaya lateral
horizontal static berupa beban titik yang dilakukan di setiap lantai pada kolom bangunan baik pada
arah x dan y. Gaya lateral yang yang diperhitungkan adalah sebesar gaya geser Vx = Vy = 1361,89
kN yang kemudian di distribusikan pada setiap kolom arah x dan x setiap lantai.

Kurva Kapasitas Pushover


Kurva kapasitas hasil analisis pushover disajikan pada Gambar 7 dan 8, Tabel 5 serta Tabel 6.
Nilai perpindahan dan gaya geser dasar dapat diketahui dari data kurva kapasitas. Interpretasi nilai
drift ratio ditentukan dengan nilai displacement terakhir yang mampu diberikan sampai bebannya
runtuh dengan tinggi total bangunan. Nilai drift ratio arah X diperoleh sebesar 0,0059 dan pada arah
Y sebesar 0,00228. Apabila diperbandingkan dengan nilai batas (maximum inelastic drift) sebesar
22
0,01 (arah X) dan 0,005 (arah Y). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa menurut level kinerja
ATC-40 (Tabel 5), maka bangunan 4 lantai berada pada level kinerja Immediate Occupancy (IO).
Pada level kinerja IO akan berlaku bila terjadi gempa maka hanya terjadi sedikit kerusakan struktural,
sehingga bangunan masih aman dan dapat langsung dipakai kembali tanpa perlu perbaikan berarti.
Tabel 6. Batasan Rasio drift atap menurut ATC-40 (1996)
Performance Level
Parameter Immediate Damage Limited Structural
occupancy Control Safety Stability
𝑉𝑖
Maksimum Total Drift 0.01 0.01 s.d 0.02 0.33𝑝𝑖

Maksimum Inelastik Drift 0.005 0.005 s.d 0.015 No limit No limit

Tabel 7. Output pushover curve arah X Tabel 8. Output pushover curve arah Y
Sd Sa Period Sd Sa Period
(mm) (g) (sec) (mm) (g) (sec)
0 0 0 0 0 0
18,358 0,334067 0,47 18,435 0,354902 0,457
43,135 0,698772 0,499 31,911 0,592823 0,466
69,298 0,802957 0,589 35,87 0,655847 0,469
94,901 0,896099 0,653 36,558 0,666099 0,47

Gambar 6. Kurva base share vs displacement arah-x

23
Gambar 7. Kurva base share vs displacement arah-y

Kesimpulan
Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap objek gedung 4 lantai, maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Nilai displacement inelastic adalah 0,0949 m (arah X) dan 0,0366 m (arah Y). Displacement
inelastic pada gedung tidak melampaui displacement maksimal yang ditentukan oleh ATC-60
(1996). Batasan yang ditentukan ATC-40 pada arah X sebesar 0,00593 dan arah Y sebesar
0,01.
2. Dengan output displacement inelastic dan batas ATC-40, maka gedung termasuk dalam level
kinerja Immediate Occupancy (IO). Artinya bahwa bila terjadi gempa, hanya sedikit kerusakan
struktural yang terjadi, sehingga bangunan aman dan dapat langsung dipakai kembali.

Daftar Pustaka
ATC-40, 1996, Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Buildings , Volume I, California. Seismic
Safety Commission State of California
Dhani Marianda, 2016, Evaluasi Kinerja Struktur Gedung“Asrama Mahasiswi UGM” Yogyakarta
menggunakan Analisa Pushover Sesuai Pedoman ATC-40,-
Fajar Nugroho, 2016, Kinerja Bangunan Gedung Berdasarkan SNI-1726-2002 dan FEMA 356 Di
Daerah Rawan Gempa,-
Muhammad Gigih Realdy dan Rika Nuraini, 2019, Evaluasi Struktur Bangunan Gedung Bertingkat
Menggunakan Pushover Analysis Dengan Metode FEMA 356 Dan FEMA 440,-
Nissa Zahra Rachman, 2014, Analisis Kinerja Struktur Pada Gedung Bertingkat Dengan Analisis
Pushover Menggunakan Software ETABS (Studi Kasus Bangunan Hotel Disemarang),-
Standar Nasional Indonesia, 2019, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung Dan Non Gedung SNI 1726-2019, Jakarta: Badan Standar Nasional
Indonesia

24

Anda mungkin juga menyukai