PENYELIDIKAN TANAH
Universitas Islam Riau
ISI
A.FUNGSI PONDASI
B.PENYELIDIKAN TANAH
1
A. FUNGSI PONDASI
FUNGSI PONDASI
Menyalurkan/ mentransfer beban bangunan secara aman ke tanah/
batuan pendukung
2
B. PENYELIDIKAN TANAH
Sifat-sifat fisik tanah dapat dipelajari dari hasil uji laboratorium
pada contoh-contoh tanah yang diambil dari pengeboran.
Hasil-hasil pengujian yang diperoleh dapat digunakan untuk
menghitung kapasitas dukung dan penurunan. Kecuali itu, data
laboratorium dapat pula memberikan informasi mengenai
besarnya debit air yang mengalir ke dalam lubang galian
fondasi, perilaku tanah dalam mengalami tekanan, dan
kemungkinan penanggulangan air pada penggalian tanah
fondasi.
Perlu diingat bahwa kondisi lapisan tanah di lapangan bervariasi.
Karena itu, jumlah contoh tanah yang terlalu sedikit akan
memberikan analisis data yang hasilnya meragukan.
3
PENGUJIAN DARI PENGAMATAN
LANGSUNG
Pengujian ini dilakukan untuk mencatat warna, bau, konsistensi dari
contoh tanah terganggu dan tak terganggu yang diperoleh dari
lapangan.
CPT dan DMT tidak dibantu dengan pengeboran JURUSAN TEKNIK SIPIL UIR 8
4
UJI PENETRASI STANDAR/ SPT
Sewaktu melakukan pengeboran
inti, jika kedalaman pengeboran
telah mencapai lapisan tanah yang
akan diuji, mata bor dilepas dan
diganti dengan alat yang disebut
tabung belah standar (standard split
barrel sampler).
(c)
Setelah tabung ini dipasang,
bersama-sama dengan pipa bor,
alat diturunkan sampai ujungnya
menumpu lapisan tanah dasar, dan
kemudian dipukul dari atas. Pukulan
diberikan oleh alat pemukul yang
beratnya 63,5 kg (140 pon), yang
ditarik naik turun dengan tinggi
jatuh 76,2 cm (30”).
DR. ANAS PURI, S.T., M.T. PROGRAM SARJANA TEKNIK SIPIL UIR 9
DR. ANAS PURI, S.T., M.T. PROGRAM SARJANA TEKNIK SIPIL UIR 10
10
5
Jenis Hammer
c (t/m2) = 0,6 x N
c = kohesi tanah.
DR. ANAS PURI, S.T., M.T. PROGRAM SARJANA TEKNIK SIPIL UIR 11
11
NSPT dapat ditentukan dengan menggunakan metode SNI 03-4144 atau ASTM D
1586, dengan penjelasan sebagai berikut.
(N1)60 = NM x CN x CE x CB X CR X CS
DR. ANAS PURI, S.T., M.T. PROGRAM SARJANA TEKNIK SIPIL UIR 12
12
6
KOREKSI-KOREKSI YANG DIGUNAKAN DALAM UJI SPT
DR. ANAS PURI, S.T., M.T. PROGRAM SARJANA TEKNIK SIPIL UIR 13
13
Kepadatan relatif pasir dapat ditaksir dari nilai NSPT (data dari Gibbs dan Holtz, 1957) dengan persamaan
Dr dalam %, dan s’vo = tekanan overburden vertikal efektif dalam (ksf, 1 ksf= 0,48824 kg/cm2).
Kepadatan relatif pasir juga dapat ditaksir dari nilai N60 (Jamiolkowski dkk, 1988, Skempton, 1986) dengan
persamaan
yang berlaku untuk Dr = 35%. Nilai (N1)60 harus dikalikan dengan 0,92 untuk pasir kasar, dan 1,08 untuk pasir halus.
Kuat geser tidak terdrainase Cu (ksf, 1 ksf = 0,48824 kg/cm2) dapat ditaksir sebesar (Bowles, 1988)
Cu = 0,12 NSPT
DR. ANAS PURI, S.T., M.T. PROGRAM SARJANA TEKNIK SIPIL UIR 14
14
7
UJI PENETRASI KONUS/ SONDIR
Penetrometer yang di Indonesia dipakai secara luas hanyalah alat
sondir (Dutch Penetrometer, juga disebut Dutch deep sounding
aparatus),
Sondir adalah alat uji sederhana yang dipakai untuk lempung lunak
dan pasir halus sampai pasir setengah kasar.
Pengujian ini tidak diterapkan pada tanah berkerikil dan lempung
kaku/keras. Pengujian ini dilakukan dengan mendorong kerucut standar
ke dalam tanah dengan kecepatan 10 sampai 20 mm/detik. Kerucut
baku (menurut ASTM D 3441) mempunyai ujung 602o dan diameter
dasar = 35,7 mm dengan luas irisan lintang 10 cm .
Pengujian ini secara periodis dapat dihentikan untuk memasang batang
1 meteran guna menambah kedalaman (Bowles, 1988).
Ada dua macam ujung penetrometer yang biasa dipakai yaitu
”standard type” (mantel konus) dan ”fiction type” atau ”adhesion jacket
type (bikonus).
15
ALAT SETENGAH-BERAT (MEDIUM WEIGHT) & ALAT YANG BERAT (HEAVY WEIGHT
DEVICE).
qc <= 400
qc <=150
kg/cm2 kg/cm2
16
8
KONUS &
BIKONUS
Konus
18
9
KEGUNAAN UJI SONDIR
1. Untuk menentukan stratigrafi (susunan lapisan tanah)
2. dan evaluasi awal parameter geoteknik tanah (Robertson dan
Campanella, 1989)
19
20
10
PERALATAN & CARA KERJA SONDIR
21
22
11
JURUSAN TEKNIK SIPIL UIR 23
23
24
12
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SONDIR
KELEBIHAN: KEKURANGAN:
1. Cepat dan profil menerus 1. Investasi modal yang besar
2. Ekonomis dan produktif 2. Perlu operator terampil dalam
3. Hasil uji tidak bergantung operator operasional
4. Dasar teoritis yang kuat dalam 3. Electronic drift, bising, dan
interpreasi kalibrasi alat
5. Khususnya sesuai untuk tanah 4. Tidak diperoleh sampel tanah
lunak 5. Tidak cocok untuk kerikil atau
kandungan bongkahan*
25
26
13
Jumlah Perlawan-
Hambat- Jumlah Hambat- Rasio friksi, fr
Perlawan- Perlawan- an Gesek
Kedalam- an an Hambat-an an (%)
an Konus, (kg/cm2) Pelekat Pelekat Setempat,
an (m)
qc (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) qs (kg/cm) (7)/(2).100
(3) - (2) Perlawanan gesek, f s
Tahanan konus, qc (kg/cm 2)
1 2 3 4 5 6 7 8 (kg/cm 2 )
0 5 7 2 3,4 3,4 0,17 3,4 0 50 100 150 200 0 5 10 15 20 25
0,2 18 21 3 5,1 8,5 0,25 1,4 0
0,4 16 19 3 5,1 13,56 0,25 1,6
0,6 21 23 2 3,4 16,95 0,17 0,8 1
0,8 20 24 4 6,8 23,73 0,34 1,7
2
1 45 49 4 6,8 30,51 0,34 0,8
1,2 48 51 3 5,1 35,60 0,25 0,5 3
Kedalaman (m)
1,4 52 58 6 10,2 45,77 0,51 1,0
1,6 48 56 8 13,6 59,33 0,68 1,4 4
1,8 49 58 9 15,26 74,59 0,76 1,6
2 62 64 2 3,4 77,98 0,17 0,3 5
2,2 81 90 9 15,3 93,24 0,76 0,9
2,4 88 98 10 17,0 110,19 0,85 1,0 6
2,6 93 101 8 13,6 123,75 0,68 0,7
7
2,8 82 97 15 25,4 149,18 1,27 1,6
3 89 105 16 27,1 176,30 1,36 1,5
8
3,2 110 120 10 17,0 193,26 0,85 0,8
3,4 130 136 6 10,2 203,43 0,51 0,4 9
3,6 122 131 9 15,3 218,69 0,76 0,6
3,8 125 132 7 11,9 230,55 0,59 0,5 10
4 135 140 5 8,5 239,03 0,42 0,3
4,2 140 144 4 6,8 245,81 0,34 0,2
4,4 143 152 9 15,3 261,07 0,76 0,5
4,6 150 156 6 10,2 271,24 0,51 0,3
4,8 150 156 6 10,2 281,41 0,51 0,3 CONTOH LAINNYA: QC DAN JHP
5 150 154 4 6,8 288,19 0,34 0,2
27
28
14
HUBUNGAN qC DAN KONSISTENSI
29
Pasir biasanya mempunyai rasio gesekan fR < 1%, lempung fR > 1% dan
gambut dapat mempunyai fR > 5% atau 6%.
30
15
KLASIFIKASI DOUGLAS (1984)
Penyederhanaan Klasifikasi Douglas dan Olsen 1981 (Miran dan Briaud,
1990). Menggunakan nilai tahanan konus yang dinormalisasi qc1 untuk
tegangan overburden, dan s’ov adalah tegangan overburden efektif (satuan
t/ft2).
qc1 = qc (1-1,25 log10s’ov)
Penggunaan nilai qc1 beserta qc akan membantu untuk mengklasifikasikan tanah secara lebih
akurat.
Tahanan konus
yang
dinormalisasi,
q c1
31
32
16
Klasifikasi Robertson
dkk, 1986
33
34
17
LOKASI: JALAN KLASIFIKASI
Perlawanan Jumlah Perlawanan Hambatan Jumlah Hambatan Rasio friksi (%)
Kedalaman Konus Rata-rata Perlawanan Gesek Pelekat Hamb. pelekat setempat (7)/(2).100 Rata-rata
(M) ( Kg/ Cm2 ) qc ( Kg/ Cm2 ) ( Kg/ Cm2 ) ( Kg/ Cm2 ) ( Kg/ Cm ) ( Kg/ Cm ) fr
qc qs fr
1 2 3 4 5 6 7 8
0 1 2 1 1,7 1,7 0,08 8,5
0,2 1 2 2 1 1,7 3,4 0,08 8,5 6,4
0,4 2 3 1 1,7 5,09 0,08 4,2
0,6 2 3 1 1,7 6,78 0,08 4,2
0,8 31 34 3 5,1 11,87 0,25 0,8
1 35 37 2 3,4 15,26 0,17 0,5
1,2 33 34 1 1,7 16,95 0,08 0,3
1,4 29 15 31 2 3,4 20,34 0,17 0,6 0,6
1,6 27 30 3 5,1 25,43 0,25 0,9
1,8 18 19 1 1,70 27,12 0,08 0,5
2 13 16 3 5,1 32,21 0,25 2,0
2,2 12 17 5 8,5 40,69 0,42 3,5
2,4 13 19 6 10,2 50,86 0,51 3,9
2,6 13 21 8 13,6 64,42 0,68 5,2
2,8 11 16 5 8,5 72,90 0,42 3,9
3 11 17 6 10,2 83,07 0,51 4,6
3,2 14 22 8 13,6 96,63 0,68 4,8
3,4 9 11 13 4 6,8 103,41 0,34 3,8 4
3,6 8 12 4 6,8 110,19 0,34 4,2
3,8 9 15 6 10,2 120,36 0,51 5,7
4 12 18 6 10,2 130,53 0,51 4,2
4,2 11 17 6 10,2 140,70 0,51 4,6
4,4 8 12 4 6,8 147,49 0,34 4,2
4,6 8 12 4 6,8 154,27 0,34 4,2
4,8 11 16 5 8,5 162,74 0,42 3,9
5 12 17 5 8,5 171,22 0,42 3,5
5,2 15 19 4 6,8 178,00 0,34 2,3
5,4 16 20 4 6,8 184,78 0,34 2,1
5,6 15 19 4 6,8 191,56 0,34 2,3
5,8 25 32 7 11,9 203,43 0,59 2,4
6 18 23 5 8,5 211,90 0,42 2,4
6,2 25 25 31 6 10,2 222,08 0,51 2,0 2,3
6,4 28 34 6 10,2 232,25 0,51 1,8
6,6 24 29 5 8,5 240,72 0,42 1,8SIPIL UIR
JURUSAN TEKNIK 35
6,8 36 48 12 20,3 261,07 1,02 2,8
35
TITIK SONDIR S1
Jenis tanah
(Robertson dkk, 1985)
0 50 100 150 200 0 5 10 15 20 25 0 2 4 6 8 10
0
4
Kedalaman (m)
10 Tahanan konus, q c (kg/cm2) Perlaw anan gesek, f s (kg/cm2) Rasio friksi (%)
0 2 4 6 8 10 12 14JURUSAN
16 TEKNIK SIPIL UIR 36
0 50 100 150 200
0 2 4 6 8 10
0
2
4
6
36 8
10
12
18
UJI GESER KIPAS DI LAPANGAN
Salah satu macam alatnya terdiri dari kipas baja setinggi 10 cm dan
diameter 5 cm yang berpotongan saling tegak lurus
37
37
§ ASTM D2573
§ Tanah lempung lunak
jenuh air
§ Dikerjakan dalam
lubang bor
38
38
19
FIELD VANE SHEAR TEST
39
39
40
40
20
Untuk kipas berbentuk segi empat, kuat geser
tanah lempung jenuh
cu = su = kohesi tak
T
cu = s u = terdrainasi (undrained)
éd h d ù
2 3
T = gaya puntir saat terjadi
pê + ú keruntuhan tanah
êë 2 6 úû
d = diameter kipas
h = tinggi kipas
s u ( nyata ) = as u (lapangan )
41
41
42
42
21
REFERENSI
Coduto, D. P. (1994), Foundation Design: Priciples and Practices, International Ed.,
Prentice Hall, New Jersey.
Das, B.M. (1995). Mekanika Tanah ( Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1,
Penerjemah N.E. Mochtar & I.B. Mochtar, 4th edition, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hardiyatmo, H. C. (1996), Teknik Fondasi 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hardiyatmo, H. C. (2002), Teknik Fondasi 1, edisi ke-2, Gama Press, Yogyakarta
Holtz, R.D. and Kovacs, W.D. (1981). An Introduction to Geotechnical Engineering,
Prentice Hall.
http://www.engs-comp.com/meyerhof/index.shtml, tanggal akses: 17 Juli 2008.
http://osp.mans.edu.eg/sfoundation/bearing.htm, tanggal akses: 17 Juli 2008.
Puri, A., dan Roni, A., 2006, Pemetaan Stratigrafi Tanah Pekanbaru Berdasarkan
Data Sondir, Laporan Penelitian, LP UIR, Pekanbaru.
Santamarina, J.C., Klein, K.A., and Fam, M.A. (2001). Soils and Waves, John Wiley &
Sons, LTD.
Suryolelono, K. B. (1997), Teknik Fondasi Bagian 1: Fondasi Telapak dan Dinding
Penahan Tanah, Cet-3, Penerbit Nafiri, Jogjakarta.
PRODI S1 TS UIR 2022 43
43
43
22